Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan


profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).
Puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi
sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan
pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk
masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek
pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008)
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan
kabupaten atau kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Salah satu program yang dijalankan di puskesmas yaitu program

UKS. Dimana program UKS ini menjadi keunggulan di dalam puskesmas.

Menurut Departemen Pendidikan & Kebudayaan, UKS adalah upaya

membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara

terpadu melalui program pendidikan dan yankes di sekolah, perguruan agama

serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan

kesehatan program lingkungan sekolah.

1
I.2 Tujuan

I.2.1 Tujuan Umum

Setelah pembuatan makalah ini mahasiswa mampu mengetahui dan

memahami tentang keperawatan komunitas khususnya program UKS.

I.2.2 Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dapat memahami tentang pengertian keperawatan


komunitas dan puskesmas.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan data pada program UKS
Puskesmas.
c. Mahasiswa mampu melakukan analisa SWOT pada program UKS
Puskesmas.
d. Mahasiswa mampu memaparkan hasil dari Analisa SWOT pada
Program Puskesmas.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Konsep Dasar Puskesmas

II.1.1 Pengertian Puskesmas

Menurut Depkes 1991, Suatu kesatuan organisasi fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina

peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam

bentuk kegiatan pokok.


Puskesmas adalah unit pelayanan teknis dinas kesehatan

kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan disuatu wilayah kerja (Depkes RI, 2004).


 Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

(UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas

teknis operasional Dinas KesehatanKabupaten/Kota dan merupakan

unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan

kesehatan di Indonesia.
 Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan

oleh bangsa Indonesiauntuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orangagar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang optimal.


 Penanggung jawab Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya

pembangunan kesehatan diwilayah kabupaten/kota adalah dinas

3
kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab

hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan

olehdinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.


 Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu

kecamatan, tetapi apabiladi satu kecamatan terdapat lebih dari satu

puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar

puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep

wilayah(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut

secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota.

II.1.2 Visi dan Misi Puskesmas

A. Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju

terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalahgambaran

masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui

pembangunankesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam

lingkungan dan berperilaku sehat,memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adildan

merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4

indikator utama yakni: Lingkungansehat, Perilaku sehat, Cakupan

4
pelayanan kesehatan yang bermutu, dan Derajat

kesehatan penduduk kecamatan.


Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu

pada visi pembangunankesehatan puskesmas di atas yakni

terwujudnya Kecamatan Sehat, yang harus sesuaidengan situasi

dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.

B. Misi Puskesmas

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan

kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:


1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di

wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunanlintas sektor termasuk oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.


2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan

masyarakat di wilayah kerjanya.


Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin

berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan

dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.


3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.


Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan

masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanankesehatan

5
serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat

dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.


4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga

dan masyarakat berserta lingkungannya.

Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegahdan menyembuhkan

penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga

dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di

wilayah kerjanya, tanpadiskriminasi dan dengan menerapkan

kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yangsesuai. Upaya

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dilakukan

puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang

bersangkutan.

II.1.3 Tugas Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

puskesmas adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan

kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal diwilayah

kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD)

kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan disuatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat

6
pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan

pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan

berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorang

(private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods).

Puskesmas melakukan kegiata - kegiatan termasuk upaya kesehatan

masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.Puskesmas

adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung

memberikan pelayanan secara mrnyeluruh kepada masyarakat dalam

satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan

pokok.Jenis pelayan kesehatan disesuaikan dengan kemampuan

puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus

dilaksanakan oleh puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan

pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta

kemampuan puskesmas

II.1.4 Fungsi Puskesmas

A. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.


Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayahkerjanya, sehingga

berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di

samping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak

kesehatan dari penyelenggaraansetiap program pembangunan di

wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunankesehatan, upaya

7
yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.


B. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat, keluarga danmasyarakat termasuk dunia usaha

memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri

sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif

dalammemperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk

pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan

memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan

perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan

memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya

masyarakat setempat.
C. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan

kesehatan tingkat pertamasecara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertamayang

menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:


1. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang

bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama

menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan

perorangan,tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah

8
rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah

denganrawat inap.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang

bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah

penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat

tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan

penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan

kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta

berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

II.1.5 Tujuan Monitoring Evaluasi Kinerja Puskesmas

D. Tujuan Umum

Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara

optimaldalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan

kesehatan.

E. Tujuan Khusus

1. Mendapatkangambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan

mutu kegiatan serta manajemen puskesmas selang Semester I

2. Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada selang Semester I

berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas

9
3. Mendapatkan Informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan

masukan dalam penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan

Dinas Kesehatan pada perencanaan ditahun berikutnya.

Manfaat Monitoring Evaluasi Kinerja Puskesmas adalah sebagai

berikut :

1. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi)

kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapainya.

2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah,

mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah

kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan kesenjangan

pencapaian kinerja Puskesmas (out put dan out come).

3. Puskesmas dan dinas kesehatan dapatmenetapkan tingkat

urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera

berdasarkan prioritasnya.

4. Dinas Kesehatan dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan

sumber daya Puskesmas dan urgensi pembinaan puskesmas.

II.1.6 Management Puskesmas

A. Perencanaan

Puskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit

pelaksana teknis dinas, aspek fungsional bidang pelayanan

kesehatan masyarakat yang merupakan unit pelaksana pelayanan

kesehatan masyarakat tingkat 1 yang dibina oleh DKK,

10
bertanggungjawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi

masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas

pelayanan kesehatan meliputi cakupan, mutu pelayanan,

identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider, serta

mentapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah.


Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin

puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai

sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan

sebagia acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas .

Selain itu, kebijakan sistem puskesmas perlu ditinjau setiap akan

melakukan perencanaan program, kebijakan tersebut meliputi

kebijakan mandiri dari Puskesmas serta adanay fungsi dan upaya

puskesmas yang berlandaskan pada UUD 1945 pasal 28, UU

No.22 tahun 1999 dan UU No.25 tahun 1999, PP No.25 tahun 2000

serta PP No.48 tahun 2000dimana tujuan dari kebijakan tersebut

adalah untuk mewujudkan puskesmas yang kuat dari segi

kemitraan, unit kesehatan amndiri, akontabilitas dan teknologi

tepat guna.
Budgeting dalam perencanaan menejemn keuangan dikelola sendiri

oleh puskesmas sesuai tatacara pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya didapatkan

dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga

sosial masyarakat dan pemerintah adapun pembiayaan tersebut

ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan kesehatan yang

11
mempunyai ciri – ciri barang atau jasa public seperti penyuluhan

kesehatan, perbaikan gizi, P2M dan pelayanan kesehatan yang

mempunyai ciri – ciri barang atau jasa swasta seperti pengobatan

individu.

B. Organizing

Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan

menetapkan struktur organisasi puskesmas dengan pertimbangan

sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I, adapun

pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit

fungsional agar tidak terajdi tumpang tindih dalam pelaksanaan

kegiatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas

program yang ditangani.

Struktur organisasi dan tata kerja :


Struktur organisasi puskesmas
1. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas
2. Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha
3. Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.
Tugas pokok :
1. Kepala Puskesmas
Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan

kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan

structural, dan jabatan fungsional.


2. Kepala urusan tata usaha
Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan

dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.


3. Unit I
Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan

anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.


4. Unit II

12
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan

penyakit menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan

dan laboratorium sederhana.


5. Unit III
Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut,

kesehatan tenaga kerja dan manula.


6. Unit IV
Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat,

kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan

mata dan kesehatan khusus lainnya.


7. Unit V
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan

upaya masyarakat dan penyuluhankesehatan masyarakat,

kesehatan remaja dan dana sehat.


8. Unit VI
Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat

inap
9. Unit VII

Melaksanakan kegiatan kefarmasian.

C. Actuating

1. Sistem ketenagaan

Juster (1984) menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor

yang penting dalam seorang pekerja. Melalui pendidikan akan

menghasilkan perubahan keseluruhan cara hidup seseorang.

Pearlin dan Kohn (1966) menyatakan bahwa seseorang yang

memiliki tingkat pendidikan yang tinggi mempunyai keinginan

untuk mengembangkan dirinya sedangkan mereka yang berasal

13
dari tingkat pendidikan rendah cenderung untuk

mempertahankan kondisi yang telah ada.


Sistem ketenagaan yang ada di puskesmas dilaksanakan sesuai

program yang dikembangkan serta kemampuan dana dengan

diketahui oleh DKK, kuantitas tenaga didasarkan pada

kebutuhan priorotas layanan kesehatan dan pendayagunaan

tenaga kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan layanan

kesehatan dan profesionalisme pekerjaan.

Sesuai PP RI No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan yang

seharusnya ada adalah tenaga medis, kesehatan masyarakat

(penyuluh kesehatan, sanitarian), tenaga gizi, tenaga

keperawatan, farmasi, dan teknisi medis (analis dan perawat

gigi).

2. Pengembangan staff

Tujuan : kegiatan pengembangan staff ditujukan untuk

meningkatkan produktifitas organisasi.

Jenis – jenis pengembangan staff :

a. Pelatihan induksi
Merupakan indoktrinasi standart dan singkat bagi

filosofi unit kerja, tujuan, program, kebijaksanaan dan

peraturan yang diberikan kepada masing – masing pekerja

selam atiga hari pertama kerja untuk memastikan

identifikasi dengan filosofi unit kerja,tujuan dan norma –

norma.

14
b. Orientasi
Merupakan pelatihan perseorangan yang dipakai

untuk mengakrabkan pegawai baru dengan tanggungjawab

pekerjaan, tempat kerja, pelangan dan rekan kerja.


c. Kelanjutan pendidikan

Hal ini termasuk kegiatan pembelajaran yang

direncanakandibalik program pendidikan dasar keperawatan

dan dirancang untuk memberikan pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap bagi peningkatan praktek

keperawatan.

Konsep – konsep pengembangan staff

a. Daya saing
Ketidaksesuaian yang dapt diukur antara daya saing

dan pekerjaaan seseorang sebenarnya dengan tingkat daya

saing yang diinginkan.


b. Minat
Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk

menerima atau menolak objek, orang, untuk mendukung

pertumbuhan dan perkembangan.


c. Kebutuhan pendidikan
Merupakan keadaan memiliki kualitas atau

kemampuan yang dianggap perlu bagi peran tertentu.


d. Pembelajaran teknis

Perubahan dalam perilaku yang disadari dan

disengaja terutama kognitif dan psikomotor yang terjadi

sebagai respon terhadap stimulus yang diberikan oleh

pengajar.

15
Tahapan pengembangan staff

a. Awal usia 20 – 25 tahun : membuat arah pekerjaan


b. Usia 20 – 30 tahun : menjawab pekerjaan dan tekanan

pribadi dengan mempertanyakan komitmen pada pekerjaan

dan hubungan keluarga.


c. Akhir usia 30 tahun : mengaitkan dirinya dengan

pembimbing yang memungkinkan mengunggulinya.


d. Usia 40 tahun : memisahkan diri dari pembimbing
e. Usia 50 tahun : pengembangann dan perbaikan pengetahuan

dan keterampilan.

Mengorganisir sumber daya pengembangan staf

Keberhasilan usaha pengembangan staf tergantung pada

penataan sumber daya yang sesuai. Sumber – sumber

pendidikan lanjutan untuk pegawai keperwatan dapat brupa

pengajar, sumber daya dari konsorsia kesehatan, afiliasi dengan

perguruan tinggi, organisasi keperawatan professional dan

tugas belajar.

3. Motivasi staff

Menurut Stoner dan Freeman (1995), Ngalim Purwanto (2000),

Shortel & Kaluzni (1994) motivasi adalah karakteristik

psikologi manusia yang membrikan kontribusi pada tingkat

komitmen seseorang. Hal in termasuk faktor – faktor yang

menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku

manusia dalam arah tekad tertentu.

16
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

organisasi, motivasi yang tepat dapat memajukan dan

mengembangkan oraganisasi. Unsur manusia dalam organisasi

terdiri dari 2 kelompok orang yaitu orang yang memimpin

(manajer) dan orang yang dipimpin (pegawai / pekerja).

Manajer bertanggungjawab untuk memotivasi orang yang

dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi.

Motivasi dalam organisasi kerja ditinjau dari segi perannya

terdapat 2 macam yaitu motivasi positif dan motivasi negatif.

Motivasi positif adalah motivasi yang menimbulkan harapan

yang sifatnay menguntungkan atau menggembirakan bagi

pegawai misalnya gaji, fasilitas, karier, jaminan hari tua,

jaminan kesehatan, jaminan keselamatan dan lain – lain.

Sedangkan motivasi negatif adalah motivasi yang

menimbulkan rasa takutmisalnya ancaman, tekanan, intimidasi

dan semacamnya. Dengan motivasi negatif orang lain dapat

digerakkan oleh pihak yang memotivasi untuk tujuan tertentu,

namun hal ini tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang

lama.

Stanford (1970), mengatakan bahwa ada 3 unsur penting dalam

motivasi yaitu antara kebutuhan, dorongan dan tujuan.

Kebutuhan muncul karena ada sesuatu yang kurang dirasakan

oleh seseorang, baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan

17
merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan sedangkan

tujuan adalah akhir dari suatu siklus motivasi.

4. Komunikasi dalam management

a. Proses komunikasi
Tappen (1995) mendefinisikan komuniksi adalah

suatu pertukaran pikiran, perasaan dan pendapat dan

memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau

lebih bekerjasama. Komunikassi juga merupakan suatuseni

untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan

dengan cara yang muadah sehinga orang lain dapat

mengerti dan menerima.


b. Komunikasi dalam keperawatan
Unsur yang ada dalam setiap komunikasi adalah

pengirim pesan (sender), pesan (message), penerima pesan

(receiver). Pesan dapat berupa verbal, tertulis maupun non

verbal. Lingkungan internal maupun eksternal juga

dilibatkan, yang termasuk lingkungan internal adalah nilai –

nilai, kepercayaan, temperamen dan tingkat stress

sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan cuaca, suhu,

waktu.
Prinsip komunikasi manajer keperawatan
1) Tahapan komunikasi :
2) Manajer harus mengerti struktur organisasiagar dapat

memahami sasaran dai pengambilan keputusan


3) Komunikasi merupakanbagian proses yang tak

terpisahkan dalam kebijakan organisasi. Manajer harus

18
mempertimbangkan isi komunikasi termasuk

dampaknya terhadap orang yg dipimpinnya.


4) Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.
5) Manajer harus meminta umpan balik agar dapat

mengetahui keefektifan dan keakuratan komunikasi.


6) Komponen penting lainnya bagi seorang manajer

adalah menjadi pendengar yang baik

D. Controlling

Controlling dalam manajemen puskesmas merupakan indikator

keberhasilan puskesmas yang meliputi 2 faktor yaitu menjadi

indikator pencapaian sehat meliputi lingkungan, perilaku

masyarakat, layanan kesehatan dan status kesehatan mrliputi KEP

balita, insiden penyakit yang berbasis lingkungan dan kesehatna

ibu dan anak. Selain itu juga merupakan indicator penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat

dan keluarga, pelayanan kesehatan tingkat I meliputi :


1. Evaluasi
Salah satu ukuran pengawasan yang digunakan oleh

manajer guna mencapai ahsil organisasi adalah system penilaian

kerja karyawan. Melalui evaluasi regular dari setiap pelaksanaan

kerja pegawai manajer dapat mencapai beberapa tujuan.


2. Prinsip – prinsip evaluasi :
a. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar

pelaksanaan kerja, orientasi tingkah laku untuk posisi yang

ditempati.
b. Sample tingkah laku perawat yang cukup representative

19
c. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar

pelaksanaan kerjadan bentuk evaluasi untuk peninjauan

ulang.
d. Terdapat strategi pelaksanaan kerja yang memuaskan dan

strategi perbaikan yang diperlukan.


e. Manajer menjelaskan area mana yang dijadiakn prioritas
f. Pertemuan evaluasi antara perawat dan menajer sebaiknya

dilakukan dalam waktu yang tepat.


g. Laporan evaluasi maupun pertemuan tersusun secara rapih

sehingga membantu dalam pelaksanaan kerja.


3. Alat evalausi :
a. laporan tanggapan bebas
b. Pengurutan yang sederhana
c. Checklist pelaksanaan kerja
d. Penilian grafik (Henderson, 1984)
4. Kontrol kualitas
Merupakan suatu upaya organisasi dalam menyediakan

pelayanan yang memenuhi standar professional dan dapat

diterima oleh klien. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah

pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakaian

jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata –

rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan

standar atau kode etik profesi yang telah ditetapkan (Azwar,

1996)
5. Kriteria mutu pelayanan kesehatan
Kriteria rumah sakit, unit keperawatan (LOD, visi dan

misi, konsep asuhan keperawatan)


6. Proses
Fungsi, proses interpersonal, metode pengorganisasian,

perspektif keperawatan proesional, praktek keperawatan

professional.

20
7. Tujuan
Tingkat kesehatan atau kesejahteraan, kemampuan

fungsional, kepuasan pasien, sumberpenggunaan/ pengeluaran

efektif dan efisien, kejadian dan proses yang tidak

menyenangkan.

Syarat pelayanan berkualitas


a. Efficacy (kamanjuran)
b. Appropriatennes (kepantasan)
c. Accebility (mudah dicapai)
d. Accepbility (diterima)
e. Effectiveness (keberhasilan)
f. Efficiency (ketepatan)
g. Continuity (terus - menerus)
-
Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu
a. Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan
b. Menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan

yang diselenggarakan
c. Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan


d. Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan

kesehatanan.
e. Menyusun sasaran tudak lanjut untuk lebih memantapkan serta

meningkatkan mutu pelayanan.

II.1.7 Upaya dan Azaz Penyelenggaraan

F. Upaya Penyelanggaraan

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang

mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatkan derajat

21
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus

diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah

Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :

1. Upaya promosi kesehatan

2. Upaya kesehatan lingkungan

3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

4. Upaya perbaikan gizi masyarakat

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

6. Upaya pengobatan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang

ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang

ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan

puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar

upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni :

a. Upaya kesehatan sekolah

b. Upaya kesehatan olahraga

c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat

d. Upaya kesehatan kerja

e. Upaya kesehatan gigi dan mulut

f. Upaya kesehatan jiwa

g. Upaya kesehatan mata

h. Upaya kesehatan usia lanjut

i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

22
G. Azaz penyelenggaraan

1. Azaz pertanggungjawaban wilayah

Azas pertanggungjawaban wilayah mengandung arti puskesmas

bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

yang bertempat tinggal diwilayah kerjanya. Untuk ini

puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain

sebagai berikut :

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat

kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap

kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang

diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di

wilayah kerjanya.

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer)

secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azaz pemberdayaan masyarakat

Azas pemberdayaan masyarakat mengandung arti puskesmas

wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat,

agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya

puskesmas. Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh

puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain:

23
a. Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, Bina

Keluarga Balita (BKB).

b. Upaya pengobatan: posyandu, Pos Obat Desa (POD).

c. Upaya perbaikan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi,

Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi).

d. Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan

orang tua/wali murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos

Kesehatan Pesantren (Poskestren).

e. Upaya kesehatan lingkungan: Kelompok Pemakai Air

(Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan

(DPKL)

f. Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu usila, panti wreda.

g. Upaya kesehatan kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos

UKK)

h. Upaya kesehatan jiwa: posyandu, tim pelaksana kesehatan

jiwa masyarakat (TPKJM)

i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional: Taman Obat

Keluarga (TOGA), pembinaan pengobat traditional (Battra).

3. Azaz keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya

hasil yang opimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas

harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari

24
tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang perlu

diperhatikan yakni :

a. Keterpaduan lintas program

Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan

penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi

tanggung jawab puskesmas, antara lain:

1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan

KIA dengan P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan.

2) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS): keterpaduan

kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,

pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi

remaja dan kesehatan jiwa.

3) Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan

KIA/KB, gizi, promosi kesehatan, kesehatan gigi.

4) Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M,

kesehatan jiwa, promosi kesehatan,

b. Keterpaduan lintas sektor

Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan

penyelenggaraan upaya puskesmas (wajib, pengembangan

dan inovasi) dengan berbagai program dari sektor terkait

tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan

dunia usaha, antara lain :

25
1) Upaya Kesehatan Sekolah: keterpaduan sektor

kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan,

agama.

2) Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor

kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan,

agama, pertanian.

3) Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor

kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi

profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK, PLKB.

4) Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan

dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama,

pertanian, koperasi, dunia usaha, PKK, PLKB.

5) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan:

keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi, dunia usaha,

organisasi kemasyarakatan

4. Azaz rujukan

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas

kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan

secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu

strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan

kesehatan lainnya, maupun horizontal dalam arti antar strata

sarana pelayanan kesehatan yang sama. Sesuai dengan jenis

26
upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas, ada dua

macam rujukan yang dikenal, yakni :

a. Rujukan upaya kesehatan perorangan

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah

kasus penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu

menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka

puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan

kesehatan yang lebih mampu. Rujukan upaya kesehatan

perorangan dibedakan atas tiga macam :

1) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan,

tindakan medik (misal operasi) dan lain-lain.

2) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk

pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.

3) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan

tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan

bimbingan tenaga puskesmas dan atau

menyelenggarakan pelayanan medik spesialis di

puskesmas.

b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah

masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar

biasa, pencemaran lingkungan dan bencana. Rujukan juga

dilakukan apabila satu puskesmas tidak mampu

27
menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan

pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat

tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Rujukan

upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :

1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman

peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium

kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat,

vaksis, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.

2) Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk

penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian

masalah hokum kesehatan, penanggulangan gangguan

kesehatan karena bencana alam.

3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya

kewenangan dan tanggungjawab penyelesaian masalah

kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan upaya

kesehatan masyarakat (antara lain usaha kesehatan

sekolah, usaha kesehatan kerja, usaha kesehatan jiwa,

pemeriksaan contoh air bersih) kepada dinas kesehatan

kabupaten/kota (Depkes RI, 2004).

28
II.2 Konsep Dasar Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

II.2.1 Definisi UKS

Usaha kesehatan sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha

kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha

kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik

beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama. Usaha kesehatan di

sekolah juga berfungsi sebagai lembaga penerangan agar anak tahu

bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar,

mengobati luka, merawat kuku dan juga memperoleh pendidikan seks yang

sehat (Prasasti,2008). Usaha kesehatan sekolah juga merupakan wadah untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik

sedini mungkin. Usaha kesehatan di sekolah merupakan perpaduan antara dua

upaya dasar, yaitu upaya pendidikan dan upaya kesehatan, yang pada

gilirannya nanti diharapkan UKS dapat dijadikan sebagai usaha untuk

meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang

pendidikan (P. Ananto, 2006).

II.2.2 Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah

Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan

peserta didik, dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini

mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan

lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan istilah tiga program pokok

(trias) UKS (Depkes RI, 2003). Penjelasan mengenai trias UKS adalah

sebagai berikut:
29
H. Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras,

seimbang dan sehat fisik, mental, sosial, maupun lingkungan

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan yang

diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang

mendatang.

Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), pendidikan

kesehatan ditekankan pada sikap dan perilaku hidup sehat. Hal ini

sesuai dengan definisinya, bahwa KBK merupakan pernyataan

tentang apa yang harus dicapai oleh siswa yang mencakup aspek

kognitif, psikomotor dan efektif yang direfleksikan dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak. Untuk itu, kompetensi yang

dituntut pada pendidikan kesehatan diharapkan dapat

terefleksikan dalam cara berpikir dan bertindak di kehidupan

sehari-hari.

Tujuan pendidikan kesehatan

 Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu

kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur

 Peserta didik dapat memiliki nilai dan sikap yang positif

terhadap prinsip hidup sehat

30
 Peserta didik dapat memiliki keterampilan dalam

melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan,

pertolongan dan perawatan kesehatan.

 Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-

hari yang sesuai dengan syarat kesehatan

 Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menalarkan

perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari

 Peserta didik dapat memiliki pertumbuhan termasuk

bertambahnya ttinggi badan dan berat badan yang seimbang

 Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip

pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan

kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari

 Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadap pengaruh

buruk dari luar

 Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani daan

derajat kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan

tubuh yang baik terhadap penyakit

Agar pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat

tercapai secara optimal, dalam pelaksanaannya hendaknya

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

 Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan individual

peserta didik.

31
 Diupayakan sebanyak-banyaknya dengan melibatkan peran

aktif peserta didik.

 Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat

 Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan termasuk

upaya alih teknologi.

 Memperhatikan kebutuhan pembangunan nasional.

 Mengikuti atau memperhatikan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan malalui kegiatan

kurikuler dan ekstrakurikuler. Pelaksanaan pendidikan melalui

kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan kesehatan pada jam pelajaran

sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran

sains dan ilmu pengetahuan sosial. Pelaksanaanya dilakukan melalui

peningkatan pengetahuan, penanaman nilai dan sikap positif terhadap

prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam

melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan

dan perawatan kesehatan. Materi pendidikan kesehatan di sekolah

dasar yang masuk dalam sains pada KBK adalah kebersihan dan

kesehatan pribadi, makanan bergizi, pendidikan kesehatan reproduksi

dan pengukuran tingkat kesegaran jasmani.

Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi adalah salah

satu upaya pendidikan kesehatan yang diberikan kepada peserta didik

32
di sekolah, madrasah dan rumah. Melalui peningkatan kebersihan dan

kesehatan pribadi diharapkan peserta didik dapat meningkatkan

derajat kesehatannya menjadi lebih baik. Dalam usaha peningkatan

kesehata, masalah kebiasaan hidup bersih serta menyenangi

kebersihan dan keserasian harus ditanamkan sejak dini, yaitu sejak

dari kelas satu sekolah dasar, bahkan sejak di taman kanak-kanak (pra-

sekolah). Upaya pertama dan yang paling utama agar seseorang dapat

tetap dalam keadaan sehat adalah dengan menjaga kebersihan dan

kesehatan diri sendiri, bahkan agama sangat memperhatikan kesehatan

pribadi antara lain dengan adanya aturan bersuci, makan, minum serta

adanya pengaturan dispensasi pelaksanaan ibadah bagi orang sakit.

Upaya menjaga kebersihan dan kesehatan diri sebenarnya bukanlah

hal yang mudah namun bukan pula hal yang terlalu sulit untuk

dilaksanakan.

Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka

melaksanakan pendidikan kesehatan antara lain penekatan individual

dan kelompok. Pendekatan kelompok terbagi lagi menjadi pendekatan

kelompok kelas, bebas dan lingkungan keluarga. Sedangkan, metode

yang dapat digunakan oleh guru atau pembina dalam pelaksanaan

pendidikan kesehatan adalah belajar kelompok, kerja kelompok

(penugasan), diskusi, belajar perorangan, pemberian tugas,

pemeriksaan langsung, karya wisata, bermain peran, ceramah,

33
demonstrasi, tanya jawab, simulasi, dramatisasi dan bimbingan

(konseling).

I. Pelayanan Kesehatan

Penekanan utama pada pelayanan kesehatan di sekolah atau

madrasah adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan

(preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif)

yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik

pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya di bawah

koordinasi guru pembina UKS dengan bimbingan teknis dan

pengawasan puskesmas setempat.

Pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah pada

dasarnya dilaksanakan dengan kegiatan yang komprehensif, yaitu

kegiatan peningkatan kesehatan (promotif) berupa penyuluhan

kesehatan dan latihan keterampilan memberikan pelayanan

kesehatan, kemudian kegiatan pencegahan (preventif) berupa

kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata

rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses

penyakit sedini mungkin, serta selanjutnya adalah kegiatan

penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) berupa

kegiatan mencegah cedera atau kecacatan akibat proses penyakit

penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang

cedera atau cacat agar dapat berfungsi optimal. Namun demikian,

upaya pelayanan kesehatan di sekolah harsu lebih diutamakan

34
pada upaya meningkatkan kesehatan dan upaya pencegahan

penyakit terutama dilaksanakan melalui kegiatan penjaringan

kesehatan siswa kelas satau atau baru masuk sekolah,

pemeriksaan berkala seluruh siswa, penyuluhan kesehatan dan

imunisasi (Bulan Imunisasi Anak Sekolah-BIAS, pada setiap

bulan November).

Tujuan pelayanan kesehatan

 Tujuan umum : meningkatnya derajat kesehatan peserta didik

dan seluruh warga masyarakat sekolah secara optimal

 Tujuan khusus :

 meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan

tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku

hidup sehat

 meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap

penyakit dan mencegah terjadinya penyakit, kelainan dan

cacat

 menghentikan proses penyakit dan pencegahan

komplikasi akibat penyakit atau kelainan, pengembalian

fungsi, dan peningkatan kemampuan peserta didik yang

cedera atau cacat agar dapat berfungsi optimal

 meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental,

sosial maupun lingkungan.

Tempat melaksanakan pelayanan kesehatan

35
 disekolah atau madrasah dilakukan melalui kegiatan

ekstrakurikuler

 di puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan (misalnya

dokter praktik) yang ada di sekitar sekolah atau madrasah

sesuai kebutuhan

Pelaksanaan pelayanan kesehatan

Dilakukan melalui serangkaian kegiatan peningkatan status

kesehatan (promotif), tindakan pencegahan (preventif), serta

penyembuhan dan pemulihan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif).

Pelaksanaan pelayanan kesehatan dilakukan secara terpadu, baik

melalui kegiatan pokok dari puskesmas maupun bersama dengan

peran serta para tenaga pendidik, peserta didik dan orang tua

mereka.

Kegiatan utama pelayanan kesehatan di sekolah dasar

Pelayanan kesehatan di sekolah dasar diutamakan pada upaya

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit

(preventif), serta penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan

rehabilitatif) yang dilaksanakan melalui kegiatan berikut.

 Peningkatan kesehtan (promotif) dilaksanakan melalui

kegiatan intrakurikuler dan penyuluhan kesehatan serta

latihan keterampilan oleh tenaga kesehatan di sekolah.

Misalnya kegiatan penyuluhan gizi, kesehatan pribadi,

penyakit menular, cara menggosok gigi yang benar, cara

36
mengukur tinggi dan berat badan, serta cara memeriksa

ketajaman penglihatan.

 Tindakan pencegahan (preventif) dilaksanakan mulai

kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, pemutusan mata

rantai penularan penyakit, dan penghentian proses

penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit.

Misalnya, imunisasi yang dilakukan oleh petugas

puskesmas, pemberantasan sarang nyamuk, pengobatan

sederhana oleh dokter kecil, kegiatan penjaringan

(skrining) kesehatan bagi siswa SD kelas satu dan

pemeriksaan berkala setiap enam bulan bagi selurun

siswa.

 Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif)

dilakukan melalui kegiatan pencegahan komplikasi dan

kececatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar

dapat berfungsi dengan normal lagi.

Kegiatan dapat berupa pengobatan ringan dan pertolongan

pertama di sekolah serta rujukan medis ke puskesmas untuk

mengurangi derita sakit, kasus kecelakaan, keracunan atau

kondisi lain yang membahayakan nyawa dan kasus penyakit

khusus.

37
J. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup

pembinaan lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat

sekitar dan unsur-unsur penunjang.

Program pembinaan lingkungan sekolah

 Lingkungan fisik sekolah

 penyediaan dan pemeliharaan tempat penampungan air

bersih

 pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan

sampah

 pengadaan dan pemeliharaan air limbah

 pemeliharaan kamar mandi, WC, kakus, urinoar.

 Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruangan kelas,

ruang perpustakaan, ruang laboratorium dan tempat

ibadah

 Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan

kebun sekolah (termasuk penghijauan sekolah).

 Pengadaan dan pemeliharaan warung atau kantin

sekolah

 Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah.

 Lingkungan mental dan sikap

Program pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat

dilakukan melalui usaha pemantapan sekolah sebagai

38
lingkungan pendidikan (wiyata mandala) dengan

meningkatkan pelaksanaan konsep ketahanan sekolah,

sehingga tercipta suasana dan hubungan kekeluargaan yang

akrab dan erat antara sesama warga sekolah.

Pembinaan lingkungan keluarga

 Pembinaan lingkungan keluarga bertujuan untuk:

 Meningkatkan pengetahuan orang tua peserta didik

tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan;

 Meningkatkan kemampuan dan partisipasi orangtua

peserta didik dalam pelaksanaan hidup sehat

 Pembinaan lingkungan keluarga dapat dilakukan antara lain

dengan :

 Kunjungan rumah yang dilakukan oleh pelaksana UKS

 Ceramah kesehatan yang dapat diselenggarakan di sekolah

bekerja sama dengan dewan sekolah atau dipadukan dengan

kegiatan di masyarakat dengan koordinasi LKMD.

Pembinaan masyarakat sekitar

 Pembinaan dilakukan dengan cara pendekatan

kemasyarakatan, dapat dilakukan oleh kepala sekolah atau

madrasah dan pondok pesantren, guru ataupun pembina UKS.

Misalnya dengan membina hubungan baik atau kerjasama

39
dengan masyarakat, LKMD atau dewan kelurahan, ketua

RT/RW, dan organisasi-organisasi kemasyarakatan lainnya.

 Penyelenggaraan penyuluhan tentang kesehatan dan

pentingnya arti pembinaan lingkungan sekolah sebagai

lingkungan belajar yang sehat. Untuk itu, masyarakat bisa

diundang ke sekolah. Pembicara dapat dimintakan dari

puskesmas, pemerintah daerah setempat dan narasumber

lainnya seperti lembaga swadaya masyarakat.

 Penyluhan massa baik secara tatap muka maupun melalui

media cetak dan audio visual.

 Menyelenggarakan proyek panduan di sekolah atau madrasah

dan pondok pesantren.

Program pembinaan unsur penunjang

Program pembinaan unsur penunjang meliputi pembinaan

ketenagaan dan pembinaan sarana serta prasarana yang

mendukung usaha kesehatan sekolah.

II.2.3 Sasaran Usaha Kesehatan di Sekolah

Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari berbagai tingkat

pendidikan sekolah, mulai dari taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan

menengah, pendidikan agama, pendidikan kejuruan dan pendidikan khusus

(sekolah luar biasa). Untuk sekolah dasar, UKS diprioritaskan pada kelas satu, tiga

dan enam karena alasan-alasan berikut ini.

40
Kelas satu

Merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan

mulai lepas dari pengawasan orang tua. Kemungkinan kontak dengan berbagai

penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian

tentang kesehatan. Disamping itu, kelas satu adalah saat yang baik untuk

diberikan imunisasi ulangan. Pada kelas satu ini dilakukan penjaringan untuk

mendeteksi kemungkinan adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga

mempermudah pengawasan untuk jenjang berikutnya.

Kelas tiga

Dilaksanakan di kelas tiga untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di

kelas satu terdahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam

program pembinaan UKS.

Kelas enam

Dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang

pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan

kesehatan yang cukup

II.2.4 Peran perawat kesehatan sekolah

 Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah, perawat

mempunyai peran :

 Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik

dengan melakukan pengumpulan data, analisis data serta

perumusan dan prioritas masalah

41
 Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama Tim

Pembina Usaha Kesehatan di Sekolah (TPUKS)

 Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana

kegiatan yang disusun

 Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS

 Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang

ditetapkan

 Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang bertugas

di puskesmas menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS atau

dapat juga ditunjuk sebagai seorang koordinator UKS di tingkat

puskesmas. Bila perawat kesehatan ditunjuk sebagai koordinator

maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya

atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS.

 Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan dalam memberikan

penyuluhan kesehatan dapat dilakukan secara langsung (melalui

penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan klasikal) atau tidak

langsung sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik

secara perseorangan.

II.2.5 Fungsi perawat sekolah

 Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan

memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang

ada di sekolah

42
 Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki

lingkungan fisik dan sosial sekolah

 Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program

kesehatan masyarakat yang lain.

II.3 Konsep Dasar Analisa SWOT

II.3.1 Definisi Analisa SWOT

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal

suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk

merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian

terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara,

analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan

(ThreathS).

II.3.2 Macam-macam Pendekatan Dalam Analisa SWOT

K. Pendekatan Kualitatif Matriks Analisa SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan

oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas

adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan

dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan

Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu

strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-

faktor internal dan eksternal.

43
Keterangan:
Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan

dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu

organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.


Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancamandan

kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber

daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk

Comparative Advantage Divestment/ Investment Damage

Control Mobilization memperlunak ancaman dari luar

tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi

sebuah peluang.
Sel C: Divestment/ Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan

organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini

memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang

yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat

dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk

menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah

44
(melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi

lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).


Sel D: Damage Control

Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari

semua sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan

organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya

keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar

bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage

Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi

lebih parah dari yang diperkirakan.

L. Pendekatan Kuantitatif Analisa SWOT

Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif

melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh

Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi

organisasi yang sesungguhnya.

Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor

serta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada

setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing

point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap

sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau

mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan

rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian

namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan

45
asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti

skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing

point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan.

Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan

membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor

lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang

telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point

faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).

2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan

W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x)

selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara

perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik

pada sumbu Y;

3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y)

pada kuadran

46
Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan

berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif,

artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat

dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar

pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.


Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun

menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang

diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam

kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat

sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan

untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya.

47
Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak

ragam strategi taktisnya.


Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah

namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan

adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk

mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama

dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada

sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.


Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasiyang lemah dan

menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang

diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal

organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya

organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan,

mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok.

Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi

diri.

48
BAB III

TINJAUAN LAPANGAN

III.1 Profil Puskesmas

III.1.1 Visi

Visi UPT Puskesmas Gondang Kabupaten Mojokerto adalah :

“MENJADI SOLUSI KESEHATAN KEPERCAYAAN

MASYARAKAT, MENUJU KECAMATAN GONDANG SEHAT DAN

MANDIRI”

III.1.2 Misi

Didalam upaya untuk meraih apa yang tertuang pada visi UPT

Puskesmas Gondang Kabupaten Mojokerto, maka dibuat suatu kerangka kerja

yang disebut misi.

Misi UPT Puskesmas Gondang Kabupaten Mojokerto adalah :

1. Mendorong terciptanya kemandirian masyarakat dalam

menghadapi problematika kesehatan

2. Memberi pelayanan Prima

3. Mengembangkan sarana dan prasarana yang mengutamakan

peningkatan dan keterjangkauan pelayanan terhadap masyarakat

III.1.3 Moto

SANTUN DALAM PELAYANAN, TEPAT DAN BIJAK DALAM

TINDAKAN

49
III.1.4 Tujuan

Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional,

yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja UPT Puskesmas

Gondang.

III.1.5 Sasaran

Sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan

menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang

akan dilakukan secara operasional. Oleh karenanya rumusan sasaran yang

ditetapkan diharapkan dapat memberikan fokus pada penyusunan program

operasional dan kegiatan pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci,

dapat diukur dan dapat dicapai.

Sasaran Puskesmas Gondang adalah : sebagai pusat pengembangan

kesehatan mengupayakan program-program pembangunan yang berwawasan

kesehatan (Pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan

program).

III.1.6 Gambaran Umum

Geografis

1. Letak

a. Sebelah Utara : Kecamatan Dlanggu

b. Sebelah Timur : Desa Pandan Kecamatan Pacet

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Pacet

50
d. Sebelah Barat : Kecamatan Jatirejo

2. Iklim

Ada dua musim di wilayah UPT Puskesmas Gondang yaitu

musim Penghujan dan musim Kemarau

M.Keadaan Penduduk

Data kependudukan sangat penting dan mempunyai arti

yang sangat strategis dalam pembangunan pada umumnya dan

bidang kesehatan pada khususnya. Hampir semua kegiatan

pembangunan kesehatan obyek sasarannya adalah masyarakat atau

penduduk.

Kondisi data kependudukan di Kecamatan Kabupaten

Mojokerto sebagai berikut :

1. Pertumbuhan penduduk

2. Distribusi penduduk menurut jenis kelamin

Distribusi penduduk menurut jenis kelamin adalah sebagai

berikut:

 Laki-laki : 21502

 Perempuan : 21240

 Sex Ratio : 1:1012

 Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) : -

51
III.1.7 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Gondang

STRUKTUR ORGANISASI UPT PUSKESMAS GONDANG

N. Sumber Daya Manusia Puskesmas Gondang

O. Data Sarana dan Prasarana

P. Data Bangunan

Q. Upaya Kesehatan

1. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat

penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada

masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar

secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah

kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan

kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan

kesehatan adalah sebgai berikut :


a. Kunjungan Ibu Hamil (K4)
b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dan Pelayanan

Kesehatan pada Ibu Nifas


c. Bumil Mendapat Fe
d. Imunisasi TT pada Bumil dan WUS (Wanita Usia Subur)
e. Komplikasi Kebidanan dan Neonatal Risiko

Tinggi/Komplikasi Ditangani
f. Kunjungan Neonatus
g. Pelayanan Keluarga Berencana
h. Bayi dengan Berat Badan lahir Rendah
i. Asi Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi mulai 0-6

bulan dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

52
j. Pelayanan Kesehatan Bayi , Anak Balita
k. Pelayanan Imunisasi
l. Pemberian Vitamin A pada Bayi , Anak Balita, dan Ibu Nifas
m. Status Gizi Balita
n. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
o. Pelayanan Kesehatan Gizi dan Mulut
p. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (Usila)

2. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

a. Pembiayaan Kesehatan oleh Masyarakat


b. Pelayan Kesehatan Rujukan dan Khusus

3. Perilaku Hidup Masyarakat

a. Rumah Tangga Ber- PHBS

4. Keadaan Lingkungan

Keadaan lingkungan yang sehat tercipta dengan terwujudnya

kesadaran individu dan masyarakat untuk berperilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS), untuk mencapai tujuan tersebut

dijabarkan dalam sasaran meningkatkan kesadaran dan

kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan indikator

rumah tangga sehat, institusi kesehatan yang berperilaku sehat,

institusi pendidikan yang sehat, tempat kerja yang sehat ,

tempat-tempat umum yang sehat, posyandu purnama dan

mandiri. Serta meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai

peserta jaminan pemeliharaan kesehatan.

a. Rumah Sehat
b. Akses Air Minum yang Layak
c. Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat)
d. Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
e. Tempat Umum Memenuhi Syarat

53
5. Sumber Daya Kesehatan

a. Sarana Kesehatan

1) Sarana Pelayanan Kesehatan di UPT Puskesmas Gondang

Sarana pelayanan kesehatan yang terdapat di wilayah UPT

Puslesmas Gondang terdiri dari Puskesmas, Puskesmas

Pembantu, dll. Selain Puskesmas , 4 Puskesman Pembantu

1 praktik dokter perorangan dan beberapa apotek.

Posyandu
Posyandu merupakan kependekan dari Pos

Pelayanan Terpadu atau Posyandu. Kegiatan di Posyandu

merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi

masyarakat dalam upaya kesehatan dari masyarakat , oleh

masyarakat dan untuk masyarakat yang dilaksanakan

kader-kader kesehatan yang telah mendapat pendidikan

dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan

kesehatan dasar.
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan

dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada

di masyarakat. Posyandu merupakan salah satu bentuk

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKMB),

untuk mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat

melalui wadah keterpaduan lintyas sektor dan masyarakat.

Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas.

54
Posyandu di kelompokkan menjadi 4 strata yaitu

Pratama,Madya dan Mandiri. Jumlah posyandu 2015

sebanyak 17, dimana jumlah posyanduaktif 17 (100 %).


Posyandu purnama yaitu posyandu dengan cakupan

5 program atau lebih dengan melaksanakan kegiatan 8 kali

atau lebih pertahun. Jumlah Posyandu Pratama 8 buah ,

Posyandu Madya 8 buah, dan Posyandu Purnama 1 buah

dan Posyandu Mandiri 0 buah.


Strata Posyandu mengalami peningkatan dari tahun

2014, hal ini menunjukkan bahwa sudah dilakukan

pembinaan dengan baik untuk meningkatkan kualitas

posyandu. Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (UKMB).

2) Desa siaga

b. Tenaga Kesehatan

Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya

kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tapi juga

diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran

situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja

disektor pemerintahan maupun swasta perlu diketahui.

55
BAB IV

PEMBAHASAN ANALISA SWOT

ANALISIS S W O T

MAN  Memiliki 37 orang Adanya  Kurangnya


yang terlibat dalam pelatihan- pengetahuan
program yang pelatihan siswa tentang
idealnya 5 orang seperti pentingnya
yang terlibat pelatihan programUKS
 Yang terlibat dalam gizi,PKPR  Siswa kurang
program UKS kooperatif
sudah mengikuti terhadap
pelatihan PKPR program UKS
 Sekolah Siswa
kurang
kooperatif
terhadap
program UKS
MONEY Dana yang diberikan Masih belum ada Dana dari
oleh BOK sudah anggaran dana BOK dapat
mencukupi program untuk pembelian disalurkan
UKS alat screening untuk
program UKS
MATHERIAL  UKS belum Adanya
mempunyai alat mahasiswa
screening, praktik klinik
sementara keperawatan
memakai alat yang komunitas
ada di yang
PonKesDes/PusTu memeberikan
 Puskesmas belum Tensi,Termom
mempunyai tempat eter,pengukur
PKPR disebabkan TB,Stetoskop
karena terbatasnya untuk
lahan menunjang
upaya
kesehatan di
Sekolah

56
MACHINE  Adanya alat Terbatasnya alat Adanya
transportasi khusus transportasi kesempatan
untuk petugas untuk
upaya kesehatan memiliki
sekolah kendaraan
 Puskesmas dinas khusus
memiliki untuk
Ambulance program
upaya
kesehatan
disekolah
METODE Pelaksanaan
program sesuai
dengan struktur
organisasi
Setiap 3 bulan sekali
dilakukan evaluasi
pelaksanaan
program
Pemegang program
sudah mendapat
sosialisai dari
dinkes,dispended,c
amat,KUA,PLKB
MARKET  Program ini sudah
diikuti oleh
SD/MI,SMP/MTS,
SMA/MA/SMK
yang ada di
kecamatan
Gondang

57

Anda mungkin juga menyukai