Anda di halaman 1dari 5

MATERI UNIVERSAL HEALTH COVERAGE

1. Pengertian UHC
WHO telah menyepakati tercapainya universal health coverage (UHC) tahun 2014.
Universal health coverage merupakan sistem kesehatan yang memastikan setiap warga
dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif bermutu dengan biaya terjangkau. Cakupan
universal mengandung dua elemen inti yakni akses pelayanan kesehatan yang adil dan
bermutu bagi setiap warga, dan perlindungan risiko finansial ketika warga
menggunakan pelayanan kesehatan.

2. Latar belakang UHC


Dalam rangka menuju penjaminan kesehatan yang lebih baik dan menyeluruh,
pemerintah Indonesia menetapkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN
(Sistem Jaminan Sosial Nasional) dimana jaminan kesehatan merupakan prioritas yang
akan dikembangkan untuk mencapai Universal Health Coverage. Pemerintah
bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui Sistem
Jaminan Sosial Nasional bagi upaya kesehatan perorangan berdasarkan bunyi Pasal 20
(1) Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Berdasarkan Peraturan
Presiden RI No. 12 Tahun 2013, pemerintah juga bertanggung jawab atas pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Masyarakat melalui BPJS Kesehatan yang merupakan badan
hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional) bagi seluruh rakyat.

Dalam rangka menuju penjaminan kesehatan yang lebih baik dan menyeluruh,
pemerintah Indonesia menetapkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN
(Sistem Jaminan Sosial Nasional) dimana jaminan kesehatan merupakan prioritas yang
akan dikembangkan untuk mencapai Universal Health Coverage. Pemerintah
bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui Sistem
Jaminan Sosial Nasional bagi upaya kesehatan perorangan berdasarkan bunyi Pasal 20
(1) Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Berdasarkan Peraturan
Presiden RI No. 12 Tahun 2013, pemerintah juga bertanggung jawab atas pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Masyarakat melalui BPJS Kesehatan yang merupakan badan
hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional) bagi seluruh rakyat.

3.Tujuan dan Manfaat UHC


UHC dalam padangan Prof. Amartya Sen, penerima Hadiah Nobel Bidang Ekonomi
tahun 1998, adalah “mimpi yang terjangkau”. Selain itu, ‘The Commission on Health
Employment and Economic Growth’ bulan September 2016, menjelaskan bahwa
investasi pada sektor kesehatan tidak hanya berdampak meningkatkan populasi yang
sehat, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaaan dan mendorong pertumbuhan
ekonomi. Dengan demikian, UHC tidak hanya menjamin dan menjaga kesehatan, tetapi
juga kesejahteraan individu dan masyarakat. UHC meningkatkan lowongan pekerjaan
dan peluang ekonomi, khususnya bagi perempuan dan pemuda, sebagai bagian dari
program mengakhiri kemiskinan. WHO memperkirakan bahwa biaya untuk pelayanan
kesehatan global, telah mendorong 100 juta orang ke dalam kemiskinan setiap tahun.
Secara global, 20-40% sumber daya yang dihabiskan untuk sektor kesehatan, ternyata
terbuang percuma. Penyebab yang umum adalah inefisiensi, duplikasi pelayanan, dan
penggunaan obat dan teknologi kedokteran yang berlebihan. Dengan menerapkan UHC
tentu saja akan membantu semua pihak, untuk menghilangkan kemiskinan ini.

4.Hasil yang diharapkan


Pemerintah menargetkan Indonesia akan mencapai Universal Health Coverage (UHC)
atau cakupan kesehatan menyeluruh bagi seluruh penduduk Indonesia pada 1 Januari
2019 mendatang. Setiap tahun BPJS Kesehatan menargetkan jumlah penduduk yang
menjadi peserta terus bertambah dari 156,7 juta jiwa (2015) ke 188,7 juta (2016), 223
juta (2017), 235,1 juta (2018), dan mencapai 257,5 juta atau seluruh penduduk pada
2019. Contoh hasil yang telah dicapai yakni telah dibuktikan oleh banyak negara dalam
beberapa tahun terakhir, yang telah menambah cakupan layanan kesehatan utama dan
jaminan pembiayaan untuk warganya. Jepang, Moldova, Peru, Sri Lanka, Thailand dan
Turki telah menunjukkan bahwa negara dapat membuat kemajuan dramatis terhadap
UHC, melalui reformasi sistem kesehatan yang dapat memberikan manfaat dalam
bidang kesehatan, ekonomi, dan politik yang cukup besar. Selain itu, Perancis pada
tahun 2008 telah menghemat hampir US$ 2 miliar dengan sistem jaminan kesehatan
yang sedapat mungkin menggunakan obat generik. Dengan cara yang serupa,
peningkatan akses anak ke layanan kesehatan dengan obat generik yang terjangkau,
diprediksi mampu mencegah atau memperbaiki penyakit, yang menyebabkan lebih dari
8,1 juta kematian anak balita setiap tahun secara global. Thailand telah menerapkan
sistem pembayaran satu paket layanan kesehatan dari dana prabayar, yaitu campuran
pajak dan kontribusi asuransi. Kyrgyzstan telah menyatukan pendapatan umum dengan
pajak penghasilan dan asuransi. Ghana telah mendanai program kesehatan nasional
dengan meningkatkan pajak pertambahan nilai sebesar 2,5%. Semua kebijakan politik
di berbagai negara tersebut, bertujuan untuk meningkatkan anggaran jaminan
kesehatan.

1. Definisi BPJS kesehatan


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah badan
hukum publik yang bertanggungjawab kepada Presiden dan berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia
termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia.

Adapun Menurut Wikipedia BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


Kesehatan) adalah Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh
pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh
rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan
TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha
lainnya ataupun rakyat biasa.

2. Latar belakang BPJS


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di indonesia menurut
Undang-Undang No 40 Tahun 2004 dan Undang-Undang No 24 Tahun 2011
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Berdasarkan Undang-Undang No
24 Tahun 2011, BPJS akan menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial yang
ada di indonesia yaitu lembaga asuransi jaminan kesehatan PT Askes menjadi
BPJS Kesehatan dan lembaga jaminan sosial ketenagakerjaan PT Jamsostek
menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Transpormasi PT Askes dan PT Jamsostek
menjadi BPJS dilakukan secara bertahap. Pada awal 2014, PT Askes akan
menjadi BPJS Kesehatan, selanjutnya pada 2015 giliran PT Jamsostek menjadi
BPJS Ketenagakerjaan.
Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan
keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa
di dunia, termasuk Indonesia. Pengakuan itu tercantum dalam Deklarasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia. Pasal 25 Ayat
(1) Deklarasi menyatakan, setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai
untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya termasuk hak atas
pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang
diperlukan dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat,
menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang
mengakibatkan kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya.

3. Tujuan dan Manfaat BPJS


Ada 2 (dua) manfaat Jaminan Kesehatan, yakni berupa pelayanan kesehatan dan
Manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan
untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang
ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
Paket manfaat yang diterima dalam program JKN ini adalah komprehensive sesuai
kebutuhan medis. Dengan demikian pelayanan yang diberikan bersifat paripurna
(preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif) tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya
premi bagi peserta. Promotif dan preventif yang diberikan dalam konteks upaya
kesehatan perorangan (personal care). Manfaat pelayanan promotif dan preventif
meliputi pemberian pelayanan:
a. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan
mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis
Tetanus dan HepatitisB (DPTHB), Polio, dan Campak.
c. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan
tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana.
Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah.
d. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi
risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.

4. Cara mendaftar kepesertaan BPJS

Pendaftaran BPJS dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu daftar melalui situs online atau
datang langsung ke Kantor BPJS Kesehatan dengan membawa persyaratan yang
diperlukan. Syarat daftar bpjs yaitu : Fotocopy KK, Fotocopy KTP, Fotokopi Buku
Tabungan, Pasfoto berwarna 3×4 3 Lembar, Jika sudah menikah lampirkan buku nikah

1. Mengisi Formulir Pendaftaran

Setelah anda datang ke kantor BPJS dan membawa semua persyaratan untuk mendaftar
BPJS maka anda selanjutnya mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan. Isi
formulir dengan benar, seperti nama lengkap, tanggal lahir, alamat, sampai memilih
Faskes 1.

2. Bayar Iuran Pertama

Setelah anda mengajukan pendaftaran baik Online maupun Offline di kantor BPJS
maka anda akan mendapatkan nomor virtual account atau kode bank untuk pembayaran
iuran pertama, pembayaran iuran pertama dapat dilakukan setelah 14 hari sejak hari
pendaftaran.

Pembayaran iuran BPJS bisa dilakukan melalui ATM atau bank terdekat yang saat ini
sudah bekerjasama yaitu bank BRI, BNI dan Mandiri. Iuran yang harus dibayar sesuai
dengan kelas yang dipilih dikali dengan jumlah anggota keluarga yang didaftarkan (jika
anda mendaftarkan keluarga).

Adapun biaya iuran peserta berdasarkan kelas yaitu untuk kelas 1 sebesar Rp80.000 per
orang perbulan, untuk kelas 2 sebesar Rp51.000 perorang perbulan dan untuk kelas 3
sebesar Rp25.500 perorang perbulan.

Jika anda mendaftar sebagai peserta dari perusahaan (PPU) maka besar iurannya adalah
sebesar 5 persen dari gaji pokoknya, 2 persen dibayarkan oleh yang bersangkutan dan
3 persen dibayarkan oleh perusahaan tempat pekerja bekerja.

3. Mendapat kartu BPJS Kesehatan yang berlaku di seluruh Indonesia

Setelah anda membayar iuran pertama atau premi bpjs berdasarkan kelas yang dipilih,
maka nantinya anda akan mendapat kartu BPJS Kesehatan yang menjadi bukti bahwa
Anda merupakan peserta JKN yang dibawa saat akan berobat.
Anda berhak mendapatkan jaminan kesehatan dari BPJS Kesehatan dengan
menunjukan syarat berupa kartu BPJS yang anda miliki. Saat ini fasilitas kesehatan
yang dimiliki pemerintah otomatis melayani JKN. Sementara fasilitas kesehatan milik
swasta yang dapat melayani JKN jumlahnya terus bertambah.

Anda mungkin juga menyukai