Anda di halaman 1dari 2

Pertama: sesukamu.

Dan penghalangmu untuk


Kalimat tersebut bermakna perintah dan melakukan kejelekan adalah rasa malu.
perintah ini bermakna mubah. Maknanya Jadi bagi siapa yang tidak memiliki rasa
adalah jika perbuatan tersebut tidak malu, maka dia akan terjerumus dalam
membuatmu malu, maka lakukanlah kejelekan dan kemungkaran. Dan yang Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat
sesukamu. Maka makna pertama ini kembali menghalangi hal semacam ini adalah rasa
pada perbuatan. malu. Kalimat semacam ini juga terdapat Oleh: Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc.
Pimpinan Pesantren Darush Sholihin dan Pengasuh Rumaysho.Com
dalam hadits Nabi yang mutawatir,
ْ َ ْ َّ َ َ َ ْ َ ً ِّ َ َ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ َ
Kedua:
Kalimat tersebut bukanlah bermakna perintah. َّ َ ُ َ َ
‫من كذب عل متعمدا فليتبوأ مقعده ِمن الن ِار‬ Hadits Al-Arbain An-Nawawiyah #20
Para ulama memiliki dua tinjauan dalam
perkataan kedua ini:
“Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan
a) Kalimat perintah tersebut bermakna
ancaman. Jadi maknanya adalah: Jika kamu
sengaja, maka silakan ambil tempat duduknya di
neraka.” (HR. Bukhari, no. 110 dan Muslim,
Keutamaan Memiliki
tidak memiliki rasa malu, maka lakukanlah
sesukamu (ini maksudnya ancaman). Hal
ini sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang
no. 3).
Kalimat ini adalah perintah, namun bermakna
khabar (berita). Jadi jika tidak memiliki sifat
Sifat Malu
artinya),
َ ُ ْ‫ش‬ ُ َ
َ ُ َ َُْ ‫� ْون‬ ِ َ ‫احل ِد ْيث‬
malu, pasti engkau akan terjerumus dalam
َّ ْ ‫الع‬
�ٌ ‫اعلوا َما ِشئ ُت ْ� ِإن ُه ِب َ�ا ت ْع َملون َب ِص ي‬
kemungkaran. Itu maksud perintah di sini
ْ ُ َ ‫َ ض‬ ْ َ ‫ال ْن َصاري‬ ‫أ‬ َ ْ ْ
bermakna berita. (Lihat Tawdhih Al-Ahkam,
- ‫هللا عَن ُه‬ � ِ‫ َ ر ي‬- ‫البد ِري‬ ِ ‫عَن أ ِب يَ� َم ْس ُع ْو ٍد عُق َبة ب ِْن ع َْم ٍرو‬
ْ ُ َّ َ َ ْ َّ َّ َ َّ َ ْ َ ُ َّ ُ َ َ
‫ “إِن مِما أدرك الن‬:‫ قَال ر ُ َُس ْول هللاِ صَل هللا عَلي ِه وَسل‬:‫قَال‬
4: 794, Darul Atsar; Syarh Arba’in Syaikh
”Lakukanlah sesukamu. Sesungguhnya Allah Shalih Alu Syaikh, hlm. 113; Syarh Arba’in ‫اس مِن‬
Maha Melihat apa yang kamu lakukan.” Al-Utsaimin, hlm. 207; Jami’ul Ulum wal
.‫الب َخ ِاري‬ ْ ‫ إ َذا َ ْل ت َْس َت ْح ف‬:‫ال ْو َل‬
ُ ‫َاص َن ْع مَا ِش ْئ َت” ر ََو ُاه‬ ‫َ ُّ ُ َّ أ‬
‫كَلِم النبو ِة‬
(QS. Fushilat: 40). Hikam, hlm. 255) ‫ِي‬ ِ
Maksud ayat ini bukanlah maksudnya Semoga Allah beri taufik agar kita dihiasi
agar kita melakukan sesuka kita termasuk dengan rasa malu. Hadits Ke-20
perkara maksiat. Namun, maksud ayat ini Referensi:
Dari Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr Al-Anshari Al-Badri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
adalah ancaman: Jika kamu tidak memiliki 1. Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam. Cetakan kesepuluh, Tahun 1432 H.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya di antara perkataan
rasa malu, lakukanlah sesukamu. Pasti Ibnu Rajab Al-Hambali. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.
kenabian terdahulu yang diketahui manusia ialah jika engkau tidak malu, maka
engkau akan mendapatkan akibatnya. 2. Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah. Cetakan ketiga, Tahun 1425 H.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Penerbit Dar Ats- berbuatlah sesukamu!’” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 3484, 6120]
Tsuraya.
b) Kalimat perintah tersebut bermakna
berita. Jadi maknanya adalah: Jika kamu
3. Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah. Cetakan kedua, Tahun 1433 H.
Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad bin Ibrahim Alu
Penilaian Hadits
Syaikh. Penerbit Darul ‘Ashimah.
tidak memiliki rasa malu, maka lakukanlah Hadits ini dikeluarkan oleh Al-Bukhari dari riwayat Manshur bin Al-Mu’tamar dari
Rib’iy bin Hirasy dari Abu Mas’ud dari Hudzaifah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
* Peringatan: Harap buletin ini disimpan di tempat yang layak karena berisi ayat sallam. Maka ada perbedaan dalam sanad hadits ini. Namun, sebagian besar ahli hadits
Al-Quran dan Hadits Nabi g mengatakan bahwa ini adalah perkataan Abu Mas’ud. Yang mengatakan demikian
adalah Al-Bukhari, Abu Zur’ah, Ar-Raziy, Ad-Daruquthniy, dan lain-lain. Yang
menunjukkan kebenaran hal ini adalah bahwa telah diriwayatkan dengan jalan lain,
CV. Rumaysho
Pesantren Darush Sholihin, Dusun Warak, RT. 08, RW. 02, Desa Girisekar, Kecamatan
dari Abu Mas’ud pada riwayat Masruq. Dikeluarkan pula oleh Ath-Thabraniy dari
Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55872. hadits Abu Ath-Thufail dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga. (Lihat Jami’ Al-
Informasi: Website:
085200171222 Rumaysho.Com | RemajaIslam.Com | Ruwaifi.Com ‘Ulum wa Al-Hikam, 1:496)
Kedua: Ada pelajaran penting yang patut ”Sesungguhnya Allah itu Mahamalu dan Sebagian manusia telah diberi kelebihan

* Peringatan: Harap buletin ini disimpan di tempat yang layak karena berisi ayat Al-Quran dan Hadits Nabi g
Faedah Hadits
dipahami. Syariat sebelum Islam atau Maha Menutupi, Allah cinta kepada sifat oleh Allah Ta’ala rasa malu. Ketika dia
Pertama: Sifat malu adalah warisan para syariat yang dibawa oleh nabi sebelum malu dan tertutup, maka jika salah seorang masih kecil saja sudah memiliki sifat
nabi terdahulu. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa di antara kalian itu mandi maka hendaklah demikian. Dia malu berbicara kecuali
sallam terbagi menjadi tiga : menutupi diri.” (HR. Abu Daud, no. 4014, jika ada urusan mendesak atau tidak mau
Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah
dikatakan shohih oleh Syaikh Al-Albani). melakukan sesuatu kecuali jika terpaksa,
mengatakan mengenai perkataan dalam 1. Ajaran yang dibenarkan oleh syariat
karena dia adalah pemalu.
hadits tersebut “Sesungguhnya perkataan Islam, maka ajaran ini shahih dan Keempat: Malu ada dua macam yang
yang diwarisi oleh orang-orang dari diterima. berkaitan dengan hak Allah dan berkaitan Sedangkan malu jenis kedua adalah malu
perkataan nabi-nabi terdahulu.” 2. Ajaran yang dibatalkan oleh syariat dengan hak sesame. karena hasil dilatih. Orang seperti ini
Islam, maka ajaran ini bathil dan biasa cekatan dalam berbicara, berbuat.
“Hadits ini menunjukkan bahwa sifat Pertama, malu yang berkaitan dengan
tertolak. Kemudian ia berteman dengan orang-
malu adalah sisa (atsar) dari ajaran hak Allah. Seseorang harus memiliki rasa
3. Ajaran yang tidak diketahui dibenarkan orang yang memiliki sifat malu dan dia
Nabi terdahulu. Kemudian manusia malu ini, dia harus mengetahui bahwa
atau disalahkan oleh syariat Islam, tertular sifat ini dari mereka. Rasa malu
menyebarkan dan mewariskan dari para Allah mengetahui dan melihat setiap
maka sikap kita adalah tawaqquf yang pertama di atas lebih utama dari yang
Nabi tersebut pada setiap zaman. Maka perbuatan yang dia lakukan, baik larangan
(berdiam diri, tidak berkomentar kedua ini. (Lihat Syarh Al-Arba’in An-
hal ini menunjukkan bahwa kenabian yang diterjangnya maupun perintah yang
apa-apa). Namun, apabila perkataan Nawawiyyah karya Syaikh Muhammad
terdahulu biasa menyampaikan perkataan dilakukannya.
semacam ini ingin disampaikan bin Shalih Al-‘Utsaimin, hlm. 234)
ini sehingga tersebarlah di antara orang- Kedua, malu yang berkaitan dengan hak
kepada manusia dalam rangka sebagai
orang hingga perkataan ini juga akhirnya Keenam: Perlu diketahui bahwa malu
nasehat dan semacamnya maka hal manusia. Seseorang juga harus memiliki
sampai pada umat Islam.” (Jami’ Al-‘ulum adalah suatu akhlak yang terpuji kecuali
ini tidaklah mengapa, dengan syarat rasa malu ini, agar ketika berinteraksi
wa Al-Hikam, 1:497) jika rasa malu tersebut itu muncul karena
tidak dianggap bahwa perkataan dengan sesama, ia tidak berperilaku yang
enggan melakukan kebaikan atau dapat
Yang dimaksudkan dengan (‫)النُّب َُّوةِ األ ُ ْولَى‬ itu multak benar. (Lihat Syarh Al- tidak pantas (menyelisihi al-muru’ah) dan
terjatuh dalam keharaman. Maka jika
adalah kenabian terdahulu yaitu (mulai Arba’in An-Nawawiyyah karya Syaikh hal hal
berakhlak jelek.
2 3 seseorang enggan untuk melakukan
dari) awal Rasul dan Nabi: Nuh, Ibrahim Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah kebaikan seperti enggan untuk nahi
dan lain-lain. Lihat Syarh Al-Arba’in An- hlm. 231-232) memberi contoh, dalam majelis ilmu, jika mungkar (melarang kemungkaran)
Nawawiyyah karya Syaikh Shalih Alu seseorang berada di shaf pertama, lalu dia padahal ketika itu wajib, maka ini adalah
Ketiga: Rasa malu merupakan bentuk
Syaikh, hlm. 112. menjulurkan kakinya, maka dia dinilai sifat malu yang tercela.
keimanan. Rasulullah shallallahu ’alaihi
Perkataan umat terdahulu bisa saja dinukil wa sallam bersabda, tidak memiliki rasa malu karena dia tidak
Jadi ingat! Sifat malu itu terpuji jika
ٌ ُ َْ
‫احل َي ُاء ش ْع َبة ِم َن ِإال ي َ� ِان‬
melalui jalan wahyu yaitu Al-Qur’an, As- menjaga al-muru’ah (kewibawaan). Jika
seseorang yang memiliki sifat tersebut
Sunnah (hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa dia duduk di antara teman-temannya,
tidak menjadikannya meninggalkan
sallam) atau dinukil dari perkataan orang- kemudian dia menjulurkan kaki, maka ini
kewajiban atau melakukan yang haram.
orang terdahulu. Lihat Syarh Al-Arba’in ”Malu merupakan bagian dari keimanan.” tidaklah meniadakan al-muru’ah. Namun,
Lihat Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah
An-Nawawiyyah karya Syaikh Shalih Alu (HR. Muslim, no. 161) lebih baik lagi jika dia meminta izin pada
karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
Syaikh, hlm. 207. temannya, “Bolehkah saya menjulurkan
Rasa malu ini juga dipuji oleh Allah. ‘Utsaimin, hlm. 234.
kaki?”. (Lihat Syarh Al-Arba’in An-
Karena hal ini adalah perkataan Nabi
Nawawiyyah karya Syaikh Muhammad Ketujuh: Jika tidak malu, lakukanlah
terdahulu maka hal ini menunjukkan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
bin Shalih Al-‘Utsaimin, hlm. 233-234). sesukamu.
bahwa perkataan ini memiliki faedah yag bersabda,
besar sehingga sangat penting sekali untuk َ َ َ ْ ُّ �ِ ُ ‫الل َع َّز َو َج َّل َح ٌّ� ِس ِّت ي ٌ� ي‬
َ َّ ‫إ َّن‬ Kelima: Malu juga ada yang merupakan Para ulama mengatakan bahwa perkataan
‫اء‬‫ي‬ ‫احل‬ ‫ب‬ َ ‫َ َ ْ ِي‬ ِ
َْ ُ َ َ
�ْ ِ‫الس تْ َ� ف ِإذا اغت َسل أ َح ُد ْك فل َي ْس َت ت‬
diperhatikan. bawaan, dan ada malu yang mesti ini ada dua makna :
َّ ‫َو‬ diusahakan.

Anda mungkin juga menyukai