Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 dan telah


diubah menjadi Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah,
maka terjadi perubahan dalam pembangunan daerah dari awalnya bersifat
sentralistis, menjadi desentralisasi, yaitu dengan memberi keleluasaan kepada
daerah untuk membangun wilayahnya termasuk pembangunan dalam bidang
ekonominya.

Permasalahan pokok dalam pembangunan ekonomi daerah terletak pada


penekanannya terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada
ciri khas dari daerah yang bersangkutan, dengan menggunakan potensi sumber
daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya alam. Orientasi ini mengarahkan
kita kepada inisiatiif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses
pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang
peningkatan kegiatan perekonomian.

Kota Parepare, merupakan sebuah kota di provinsi Sulawesi Selatan


dengan luas wilayah hanya 99,33km2 dan jumlah penduduk ± 140.000 jiwa. Kota
Parepare juga dikenal sebagai kota BJ.Habibie, karena merupakan kota kelahiran
Presiden Indonesia ke-3, Bapak BJ. Habibie. Kota Parepare memiliki wilayah
yang tergolong sempit, berada di tepi laut, tetapi sebagian besar wilayahnya
berbukit-bukit. Dilihat dari kondisi geografisnya, kota Parepare tidak memiliki
banyak sumber daya alam yang dihasilkan.

Namun begitu, roda perekonomian di kota Parepare di bawah


kepemimpinan Bapak DR. H.M. Taufan Pawe, SH,MH., justru mengalami
peningkatan signifikan. Dari awal kepemimpinannya, beliau sudah bertekad untuk
menjadikan kota Parepare sebagai kota yang peradabannya maju dan memiliki

1
daya saing. Oleh karena itu, beliau menerapkan sebuah teori sederhana, yaitu
“Teori Telapak Kaki” dalam pembangunan perekonomian daerah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Apa Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah?
1.2.2 Apa Maksud “Teori Telapak Kaki” dalam Pembangunan Ekonomi Kota
Parepare?
1.2.3 Bagaimana Dampak yang Dihasilkan dari “Teori Telapak Kaki” ini?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk Memahami Pengertian Ekonomi Daerah.
1.3.2 Untuk Mengetahui Maksud “Teroi Telapak Kaki” dalam Pembangunan
Ekonomi Kota Parepare.
1.3.3 Untuk Mengetahui Dampak yang Dihasilkan dari “Teori Telapak Kaki”
ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH

Menurut Arsyad (2010: 374) pembangunan ekonomi daerah adalah suatu


proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola setiap sumber
daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah
dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam
wilayah tersebut.

Pembangunan Ekonomi Daerah adalah suatu proses yang mencakup


pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif,
perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa
yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar, alih ilmu pengetahuan, dan
pembangunan perusahaan-perusahaan baru.

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama


meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam
upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya
harus bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu,
pemerintah daerah harus mampu menaksir potensi setiap sumber daya yang
diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.

2.2 MAKSUD “TEORI TELAPAK KAKI”

Upaya pembangunan ekonomi daerah di kota Parepare, yang kurang


memiliki sumberk daya alam, dititikberatkan pada perdagangan dan jasa.
Keberadaan pelabuhan di kota ini membuat beberapa daerah tetangga
membutuhkan jasanya, terutama untuk transportasi laut, baik untuk pelabuhan
barang maupun penumpang.

3
Teori Telapak Kaki ini merupakan gagasan/teori yang diprakarsai oleh
Walikota Parepare saat ini, Taufan Pawe, dengan tujuan pengembangan dan
peningkatan sektor ekonomi di kota yang juga dijuluki kota BJ Habibie ini. Dalam
teori ini, dikatakan bahwa semakin banyak telapak kaki yang datang ke kota
Parepare, maka akan semakin banyak sumber-sumber ekonomi baru. Teori ini
muncul, karena melihat kota Parepare yang terbilang minim sumber daya alam,
dan jumlah penduduk yang hanya sekitar 137 ribu jiwa.

Pemerintah kota Parepare telah melakukan pembenahan-pembenahan


terutama di bidang infrastruktur kota. Pembangunan beberapa ikon kota menjadi
daya taik bagi masyarakat, baik dari kota Parepare, maupun dari daerah sekitar.
Langkah terobosan yang diambil oleh Walikota Parepare ini berhasil
meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota Parepare dan juga pendapatan
perkapita warga Parepare. Teori ini sejalan dengan visi dan misi Walikota
Parepare, yaitu Terwujudnya Kota Parepare sebagai kota Industri Tanpa Cerobong
Asap, melalui tiga pilar utama: Pendidikan, Kesehatan, dan Kepariwisataan.

Dengan teori telapak kaki ini, disertai visi dan misi Walikota Parepare,
pembangunan ekonomi kota Parepare difokuskan pada penguatan sektor jasa dan
niaga dalam 3 bidang yang telah disebutkan di atas. Dari bidang Pendidikan,
pemerintah kota Parepare telah berinovasi dan merencanakan pembangunan
Institut Teknologi Habibie (ITH), yang dapat menjadi salah satu pusat
pembelajaran berstandar internasional di kota Parepare. Dengan kehadiran Institut
Teknologi Habibie ini nantinya diharapkan masyarakat kota Parepare dan daerah
sekitar datang ke kota Parepare untuk menempuh pendidikan.

Dalam bidang Kesehatan, pemerintah kota Parepare telah mengembangkan


layanan Hemodialisa (cuci darah) di RSUD Andi Makkasau kota Parepare, yang
bekerja sama dengan perusahaan Jepang. Selain itu, pembangunan Rumah Sakit
Dr. Hasrie Ainun Habibie dengan konsep medical tourism juga sementara
dilakukan. Rumah sakit yang direncanakan menjadi pusat rujukan regional ini,
merupakan salah satu inovasi pemerintah kota Parepare untuk memajukan sektor

4
kesehatan di kota Parepare dan sekitarnya. Beberapa terobosan lain di bidang
kesehatan yang dilakukan pemerintah kota Parepare, antara lain dengan hadirnya
layanan Call Centre 112 dan program Jumat Peduli, yaitu layanan kesehatan gratis
bagi masyarakat kota Parepare.

Dari bidang Pariwisata, pemerintah daerah telah membangun beberapa


infrastruktur yang dapat menjadi ikon kota Parepare, di antaranya Tonrangeng
River Side, Taman Syariah, dan Monumen Cinta Habibie Ainun. Tidak sampai
disitu, pemerintah kota Parepare telah merencanakan pembangunan Museum BJ
Habibie sebagai ikon baru kota Parepare nantinya. Ikon-ikon kota ini akan
menjadi daya tarik bagi wisatawan dan masyrakat sekitar untuk berkunjung ke
kota Parepare dan menggelar acara/kegiatan di kota ini.

Berbagai inovasi inilah yang menjadi implementasi dari “Teori Telapak


Kaki” ini, dan membawa kota Parepare menjadi kota yang maju, terutama dalam
bidang ekonomi.

2.3 DAMPAK DARI “TEORI TELAPAK KAKI”

Teori Telapak Kaki ini telah membawa perubahan besar bagi peradaban
kota Parepare. Kota Parepare menjadi salah satu kota dengan tingkat
perekonomian yang mengalami peningkatan signifikan. Dari data BPS, PDRB
tahun 2014 sebesar 32 juta berhasil mengalami peningkatan pada tahun 2015
menjadi 36,48 juta. Selain itu, data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa
peredaran uang di kota Parepare saat ini mencapai 130 milyar setiap tahunnya.
Hal ini membuktikan adanya peningkatan yang signifikan dalam kehidupan
perekonomian di kota Parepare.

Arah pembangunan yang diterapkan pemerintah kota Parepare saat ini,


yaitu mewujudkan kota Parepare sebagai kota industri tanpa cerobong asap.
Melalui pembangunan tiga pilar utama, yakni Pendidikan, Kesehatan dan
Pariwisata, diharapkan dapat menjadi motor penggerak terciptanya sumber-
sumber ekonomi baru, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah


daerah dan masyarakatnya mengelola setiap sumber daya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta
untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan
kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.

Walikota Parepare, dengan “Teori Telapak Kaki”nya, telah menghasilkan


peruabahan yang signifikan dalam sistem perekonomian daerah kota BJ Habibie
ini. Pembangunan berbagai infrastruktur yang terfokus pada 3 bidang, yaitu
Pendidikan, Kesehatan dan Kepariwisataan, dapat menjadi daya tarik bagi
wisatawan dan masyarakat di daerah sekitar. Hal ini akan mendorong semakin
banyaknya telapak kaki yang berkunjung ke kota Parepare, sehingga dapat
menciptakan sumber-sumber ekonomi baru bagi kesejahteraan rakyat.

3.2 SARAN

Pembangunan sektor perekonomian daerah kota Parepare melalui teori


Telapak Kaki, dapat semakin berkembang bila diikuti partisipasi aktif dari
masyarakat kota Parepare. Peran masyarakat dan pemerintah dalam
pengembangan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta
peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia dapat menjadi salah satu
sumber perekonomian bagi kota Parepare.

Anda mungkin juga menyukai