114-Article Text-333-1-10-20190115 PDF
114-Article Text-333-1-10-20190115 PDF
ABSTRAK
Kata Kunci: Timbang terima, Perawat di ruang rawat inap, Sasaran keselamatan
pasien (SKP)
LATAR BELAKANG untuk menjamin kepuasan dan
Rumah sakit merupakan sarana keamanan pasien, dalam hal ini dapat
penyedia layanan kesehatan untuk meningkatkan kepercayaan antar
masyarakat sekaligus sebagai instansi profesi (Rokhmah, dkk, 2017).
penyedia jasa pelayanan kesehatan Penerapan komunikasi efektif petugas
perorangan secara paripurna dan kesehatan salah satunya adalah pada
memiliki peran yang sangat strategis saat melaksanakan timbang terima/
untuk mewujudkan derajat kesehatan operan/ handover (Kesrianti, dkk,
yang setinggi-tingginya (Undang- 2014).
Undang Republik Indonesia No. 44 Timbang terima merupakan
Tahun 2009; Depkes RI 2009). teknik yang digunakan untuk
Berdasarkan standar yang menyampaikan dan menerima laporan
ditetapkan, salah satu usaha yang sehubungan dengan keadaan klien
dilakukan untuk mempertahankan dan dilakukan antar perawat dengan
meningkatkan kualitas pelayanan perawat maupun antara perawat
yang termasuk asuhan keperawatan dengan klien secara akurat serta lebih
adalah rumah sakit wajib nyata, dilakukan harus bersifat jelas,
mengupayakan pemenuhan sasaran singkat dan lengkap (Nursalam,
keselamatan pasien. Sasaran 2015). Timbang Terima dilakukan
Keselamatan Pasien (SKP) meliputi mulai dari persiapan, pelaksanaan di
tercapainya ketepatan identifikasi nurse station dan dilanjutkan di
pasien, peningkatan komunikasi yang samping tempat tidur pasien atau
efektif, peningkatan keamanan obat bedside handover, serta post- timbang
yang perlu diwaspadai, kepastian terima (Putra, 2014). Maka dari itu
tepat lokasi, tepat prosedur, tepat jika komunikasi dalam handover
pasien operasi, pengurangan risiko tidak efektif dapat menyebabkan
infeksi terkait pelayanan kesehatan, kesalahan dalam kesinambungan
dan pengurangan risiko pasien jatuh, pelayanan dan pengobatan yang tidak
sebagai syarat untuk diterapkan di tepat serta mengakibatkan potensi
semua rumah sakit yang diakreditasi kerugian bagi pasien, hal ini diperkuat
dan dikeluarkan oleh Komite oleh laporan dari Institute Of
Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 Medicine (IOM) melaporkan
(KARS, 2014), penyusunan sasaran kegagalan awal dalam keselamatan
ini mengacu kepada Nine Life-Saving pasien sering terjadi akibat serah
Patient Safety Solutions dari WHO terima pasien yang tidak memadai
Patient Safety tahun 2007 (Permenkes (Kesrianti, dkk, 2014).
RI No. 1691, 2010 & Ulfa, 2017). Berdasarkan hasil studi
Kesalahan yang terjadi dalam pendahuluan, kegiatan wawancara
pelayanan kesehatan (error) 70-80 % dilakukan kepada Headnurse dan
disebabkan oleh buruknya Kepala Bidang Keperawatan Rumah
komunikasi dan pemahaman dalam Sakit Suaka Insan Banjarmasin
tim, masalah patient safety dapat tepatnya di Bangsal A pada tanggal
berkurang dengan kerjasama tim yang 07 November 2017. Melalui kegiatan
baik (WHO, 2009). Hal ini termasuk wawancara mereka mengungkapkan
dalam sasaran kedua keselamatan bahwa dalam penerapan Sasaran
pasien yaitu peningkatan komunikasi Keselamatan Pasien yang kedua yaitu
efektif yang merupakan program peningkatan komunikasi efektif,
perawatan kesehatan profesional diwujudkan dalam pelaksanaan
timbang terima yang dilakukan di deskriptif analitik dan pendekatan
nurse station kemudian dilanjutkan ke cross sectional (Sugiyono, 2016 dan
samping tempat tidur pasien (bedside Arikunto, 2010).
handover). Metode pelaksaan Penelitian ini dilaksanakan
timbang terima ini sudah diterapkan dilakukan sejak 24 Maret 2018
sejak tahun 2017 tepatnya kurang sampai dengan 18 April 2018 di
lebih 6 bulan yang lalu melalui Rumah Sakit Suaka Insan
beberapa kebijakan tepatnya pada Banjarmasin dibangsal rawat inap
tanggal 28 Februari 2017 melalui untuk pengambilan data primer
pengeluaran dan penerbitan Standar dengan kuesioner. Sedangkan untuk
Prosedur Operasional (SPO). Hal ini pengambilan data sekunder dengan
diwujudkan untuk meningkatkan wawancara dilakukan pada tanggal 17
mutu pelayanan sesuai dengan standar Mei 2018 di kampus STIKES Suaka
dan sesuai dengan ketentuan Insan Banjarmasin.
akreditasi rumah sakit yang terbaru. Populasi dari penelitian ini
Berdasarkan hasil penilaian adalah semua perawat pelaksana yang
observasi timbang terima pada tahap bekerja di ruang rawat inap Rumah
persiapan, pelaksanaan, dan post- Sakit Suaka Insan Banjarmasin dan
timbang terima yang terlaksana melakukan kegiatan timbang terima
kurang lebih 37 % dan yang tidak secara menyeluruh setiap hari
terlaksana kurang lebih 63 % dari sebanyak 136 orang perawat. Sampel
100% penilaian secara keseluruhan. 58 perawat pelaksana di ruang rawat
Dari data tersebut peneliti dapat inap dengan teknik sampling
mengetahui bahwa kegiatan timbang purposive sampling. Sedangkan
terima belum terlaksana secara populasi saat FGD (Focus Group
menyeluruh dan optimal, karena Discussion) adalah perwakilan
masih banyak perawat yang belum perawat pelaksana timbang terima di
menerapkan sesuai dengan standar Rumah Sakit Suaka Insan
SPO. Dampak dari timbang terima Banjarmasin berjumlah 10 orang
yang tidak optimal dapat sesuai dengan ketentuan dan kriteria
menimbulkan kesalahan informasi yang telah ditetapkan peneliti.
antar perawat dan perawat dengan Penelitian ini menggunakan
pasien, kesalahpahaman tentang kuesioner timbang terima berdasarkan
intervensi atau rencana keperawatan, SPO Rumah Sakit dan Teori timbang
kehilangan informasi, kesalahan pada terima Nursalam (2015) dengan 28
tes penunjang, kesalahan dalam item pernyataan (9 item tahap
pemeberian obat dan potensial resiko persiapan, 13 item tahap pelaksanaan
dapat mengakibatkan cidera terhadap dan 6 item tahap post-timbang terima)
pasien dan akhirnya berdampak pada yang telah dimodifikasi peneliti untuk
kesinambungan pelayanan pengambilan data kuantitatif. Peneliti
keperawatan serta sasaran menggunakan pedoman wawancara
keselamatan pasien. dengan Focus Group Discussion
(FGD) yang telah disusun peneliti
untuk pengambilan data kualitatif
METODOLOGI PENELITIAN melalui wawancara tidak terstruktur.
Jenis penelitian ini adalah
penelitian dengan metode kombinasi
atau mixed method, dengan rancangan
HASIL PENELITIAN yang bekerja kurang dari 5 tahun
sebanyak 30 orang (52%) dan
Tabel 1.1. Karakteristik Responden di berdasarkan tingkat pendidikan
Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin. menunjukkan bahwa mayoritas yang
a. Berdasarkan jenis kelamin bekerja di Rumah Sakit Suaka Insan
Jenis adalah diploma III sebayak 44 orang
No. F %
Kelamin
1. Laki-laki 18 31% (76%).
2. Perempuan 40 69%
Jumlah 58 100% Tabel 1.2. Distribusi Frekuensi, mean
dan standar deviasi kegiatan timbang
terima pasien di ruang rawat inap Rumah
b. Berdasarkan Usia Sakit Suaka Insan Banjarmasin.
No. Usia F % No. Kategori F %
1. 17-25 tahun 13 22% 1. Baik 28 48%
2. 26-35 tahun 37 64% 2. Cukup 30 52%
3. 36-45 tahun 5 9% 3. Kurang 0 0%
4. 46-55 tahun 3 5% Jumlah 58 100%
Jumlah 58 100% Rata-rata (Mean) 77 (Baik)
Standar Deviasi 3, 323
c. Berdasarkan Lama Bekerja (SD) (Homogen)
No. Lama F %
Bekerja Berdasarkan hasil penelitian
1. ≤ 5 tahun 30 52%
kegiatan timbang terima pasien secara
2. 6-10 tahun 20 35%
3. 11-15 tahun 2 3% menyeluruh oleh perawat di ruang
4. 16-20 tahun 3 5% rawat inap Rumah Sakit Suaka Insan
5. ≥ 21 tahun 3 5% Banjarmasin sebagian besar termasuk
Jumlah 58 dalam kategori cukup sebanyak 30
100% responden (52%), sedangkan 28
responden masuk kategori baik (48%)
d. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan F %
dan tidak ada responden yang masuk
1. DIII Keperawatan dapat dalam kategori kurang (0%).
PK I 20 Nilai rata-rata hitung (mean)
PK II 21 dari total skor masing-masing
PK III 3 responden yaitu 77 yang mana artinya
44 76%
rata-rata kegiatan timbang terima
2. SI Keperawatan
PK I 9 pasien secara menyeluruh oleh
PK II 5 perawat di ruang rawat inap masuk
14 24% dalam kategori baik. Namun, terkait
Jumlah 58 100% rata-rata yang termasuk dalam
kategori baik memiliki makna yang
Tabel 1.1. menjelaskan tentang belum secara keseluruhan dikatakan
karakteristik responden dilihat dari baik, sehingga masih banyak hal yang
jenis kelamin, menunjukkan bahwa perlu diperhatikan dan ditingkatkan,
mayoritas adalah perempuan karena dengan nilai rat-rata 77 masih
sebanyak 40 orang (69%) dari 58 dikatakan mendekati kategori cukup.
sampel. berdasarkan usia yaitu usia Dengan nilai standar deviasi 3, 323
dengan rentang 26-35 tahun sebanyak yang berarti dalam kegiatan timbang
37 orang (64%). Berdasarkan lama terima secara menyeluruh antara
bekerja mayoritas adalah perawat perawat yang satu dengan yang lain
dan perawat di satu bangsal dengan
bangsal yang lain memiliki keseluruhan dalam kegiatan timbang
keragaman yang tidak berbeda jauh terima pasien, perawat menyatakan
atau rata-rata sama dan hal ini bersifat kegiatan ini penting dan harus
homogen. dilakukan setiap pergantian dinas dan
meruapakan kegiatan yang penting
Tabel 1.3. Hasil FGD timbang terima untuk pengkajian, diagnosa
secara menyeluruh dari tahap persiapan, keperawatan, intervensi, keadaan dan
pelaksaan dan post-timbang terima keluhan pasien serta dilaksanakan
Partisipan setiap pergantian jam dinas. Selain
No. Keterangan Komponen
(P)
1. Timbang terima secara itu, perawat juga mengungkapkan
menyeluruh, Kegiatan P1, P2, P3, kekurangan dalam timbang terima
yang penting untuk P4, P5, P6, tentang penjelasan perawat kepada
Pengkajian, diagnosa P7, P8, P9, pasien dan keluarga yang memakan
keperawatan, intervensi, P10 waktu lama, kegiatan lembur kerja
keadaan dan keluhan
pasien serta dilaksanakan
perawat tidak dihitung, headnurse
setiap pergantian jam atau kepala ruangan tidak pernah dan
dinas. jarang ikut serta dalam timbang
2. Kekurangan dalam a. P8, P9, terima secara menyeluruh, perawat
timbang terima : P7, P5, P4, juga mengungkapkan tidak
a.Penjelasan perawat P10 mengetahui jika ada SPO timbang
kepada pasien dan
keluarga yang memakan b. P1, P2, terima pasien, jika adapun SPO
waktu lama P3, P5, P6, tersebut belum disosialisasikan
b. Kurangnya reward P8 kepada perawat di bangsal-bangsal,
secara materi dan non tidak adanya format khusus terkait
materi c. P4, P6, timbang terima pasien dan tidak
c.Headnurse atau kepala P3
ruangan tidak pernah dan
pernah diadakan kegiatan pelatihan
jarang ikut serta dalam oleh pihak rumah sakit kepada
timbang terima secara perawat untuk timbang terima pasien.
menyeluruh.
3. Tidak ada SOP dan P2,P1,P8,P
sosialisasi atau pelatihan 4, P3, P6,
yang diadakan oleh P7
pihak rumah sakit
kepada perawat untuk
timbang terima pasien
serta format khusus
untuk laporan timbang
terima pasien