Anda di halaman 1dari 8

Bahan Ajar Fisika

SMKN 1 Baras

BAB 1
BESARAN DAN PENGUKURAN
Peta Konsep

Hamzah. P, S.Pd., Gr.


Bahan Ajar Fisika
SMKN 1 Baras

A. BESARAN DAN SATUAN


 Besaran merupakan sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan satuan.
 Besaran terdiri dari besaran pokok dan besaran turunan

1. Besaran Pokok dan Besaran Turunan


 Besaran terdiri dari 2 jenis, yaitu BESARAN POKOK dan BESARAN TURUNAN

2. Standar Satuan
a. Standar satuan panjang
 Satu meter standar didefinisikan sebagai jarak antara ujung-
ujung suatu batang yang terbuat dari campuran platina-iridium
 Salah satu dari batang tersebut, disimpan sebagai standar
internasional di International Bureau of Weight and Measures di
Kota Sevres dekat kota Paris, Perancis, sedangkan lainnya
dikirim ke laboratorium-laboratorium yang berada di seluruh
dunia.
 Pada tahun 1960, meter standar didefinisikan sebagai
1.650.763,73 panjang gelombang cahaya oranye yang dipancarkan oleh gas krypton 86
(86Kr).
 Pada bulan November 1983 meter standar didefinisikan ulang, yaitu dengan
memanfaatkan laju cahaya dalam ruang hampa yang besarnya 299.792.458 m/s, sehingga
meter didefinisikan sebaga berikut.

Hamzah. P, S.Pd., Gr.


Bahan Ajar Fisika
SMKN 1 Baras

“Satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama selang waktu
(1/299.792.458) sekon.”

b. Standar Satuan Massa


 Satu kilogram didefinisikan sebagai massa silinder
platinum-iridium.
 Silinder ini disimpan di Lembaga Internasional untuk
Berat dan Ukuran di Sevres, dekat Paris.
“Satu kilogram didefinisikan sebagai massa
silinder platinum-iridium yang disimpan di
Lembaga Berat dan Ukuran Internasional.”

c. Standar Satuan Waktu


 Dari tahun 1889-1967, satu sekon didefinisikan
sebagai (1/86.400) hari rata-rata matahari.
 Pada saat ini, satu sekon didefinisikan menggunakan
frekuensi radiasi yang dipancarkan oleh atom cesium
(133Cs) ketika melewati dua tingkat energi yang paling
rendah
“Satu sekon didefinisikan sebagai waktu yang
diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan
getaran sebanyak 9.192.631.770 kali.”

3. Konversi Satuan
 Jika kita melakukan pengukuran suatu besaran dalam sauan tertentu dan kita ingin
menyatakannya dalam satuan lain, maka kita harus melakukan pengubahan satuan yang
disebut konversi satuan.
 Contoh:

Hamzah. P, S.Pd., Gr.


Bahan Ajar Fisika
SMKN 1 Baras

Seorang anak mengukur panjang balok kayu jati yaitu 2,2 meter. Anak tersebut boleh
menuliskan dalam satuan cm, yaitu 220 cm.
2,2 m = 220 cm
 Selain mengkonversi satuan dalam Sistem Internasional, kita juga dapat mengkonversi
satuan dari sistem British ke Sistem Internasional atau sebaliknya.

Contoh soal:
Sebuah truk yang sedang mengangkut hasil panen bergerak dari desa menuju pasar kota
dengan laju rata-rata 36 km/jam. Berapakah laju truk itu jika dinyatakan dalam satuan m/s?
Penyelesaian
Diketahui :
1 km = 1000 m
1 jam = 3600 s
Ditanyakan:
36 km/jam = ... m/s
Jawab:

B. PENGUKURAN
 Pengukuran besaran fisika dilakukan dengan membandingkan besaran yang akan diukur
dengan suatu besaran standar yang dinyatakan dengan bilangan dan satuan.
 Secara umum, hasil pengukuran dapat dinyatakan dalam bentuk:

1. Pengukuran Besaran Panjang, Massa, dan Waktu


1) Alat Ukur Panjang
a. Mistar atau Penggaris
 Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat ukur ini
memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm (lihat Gambar 1.5).

Hamzah. P, S.Pd., Gr.


Bahan Ajar Fisika
SMKN 1 Baras

b. Jangka Sorong
 Jangka sorong (vernier caliper) juga merupakan
alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk
mengukur diameter luar dan dalam suatu benda
serta dapat juga untuk mengukur kedalaman suatu
lubang.
 Penemu jangka sorong adalah seorang ahli teknik
berkebangsaan Prancis, Pierre Vernier.

c. Mikrometer Sekrup
 Pengertian mikrometer sekrup sendiri
menunjukkan bahwa alat tersebut mampu
mengukur suatu benda hingga ukuran ketelitian
mikrometer. Mikrometer sekrup dan bagian-
bagiannya ditunjukkan pada Gambar 1.8

2) Alat Ukur Massa


 Alat ukur massa adalah neraca. Alat tersebut ada
beberapa macam,salah satunya adalah neraca tiga
lengan Ohaus (Gambar 1.10).
 Ohaus diambil dari nama seorang ilmuwan asal New
Jersey, Amerika Serikat, yaitu Gustav Ohaus.

3) Alat Ukur Waktu


 Salah satu alat ukur waktu adalah stopwatch (lihat
Gambar 1.12). Stopwatch merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur waktu yang diperlukan
dalam kegiatan.

2. Pengukuran dan Ketidakpastian


 Secara umum hasil pengukuran dituliskan

di mana x́ adalah ketidakpastian

3. Sumber-Sumber Ketidakpastian dalam Pengukuran

Hamzah. P, S.Pd., Gr.


Bahan Ajar Fisika
SMKN 1 Baras

1) Ketidakpastian sistematis:
a. Ketidakpastian alat ukur
b. Kesalahan nol
c. Waktu respon yang tidak tepat
d. Kondisi yang tidak sesuai
2) Ketidakpastian random (acak):
a. Fluktualisasi pada besaran listrik
b. Getaran landasan
c. Radiasi latar belakang
d. Gerak acak molekul udara
3) Ketidakpastian pengamatan

4. Angka Penting
 Angka-angka hasil pengukuran yang terdiri darisatu atau lebih angka pasti dan satu angka
taksiran disebut angka penting

 Aturan Angka Penting


1) Semua angka yang bukan nol merupakan angka penting.
Contoh: 2456,7 kg = 5 angka penting
2) Angka nol diantara angka yang bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 50,03 m = 4 angka penting
3) Angka-angka nol awalan bukan angka penting.
Contoh: 0,006 g = 1 angka penting
4) Pada angka yang memiliki nilai (pecahan) desimal, angka nol akhiran adalah angka
penting.
Contoh: 50,00 s = 4 angka penting
5) Pada angka yang tidak memiliki nilai (pecahan) desimal (puluhan, ratusan, ribuan),
angka nol akhiran bisa merupakan angka penting atau tidak, tergantung informasi
tambahan terkait ketelitian alat ukur yang digunakan.
Contoh: 50,375 kg = 3 angka penting

 Aturan Pembulatan
Aturan 1
Jika angka pertama setelah angka yang akan kita pertahankan adalah angka 4 atau lebih
kecil, angka itu dan seluruh angka di sebelah kanannya ditiadakan. Angka terakhir yang
dipertahankan tidak berubah.
Contoh : 2,567 g = 2,57 g
0,346 m = 0,3 m

Hamzah. P, S.Pd., Gr.


Bahan Ajar Fisika
SMKN 1 Baras

Aturan 2
Jika angka pertama setelah angka yang akan kita pertahankan adalah 5 atau lebih besar,
angka itu dan seluruh angka di sebelah kanannya ditiadakan. Angka terakhir yang
dipertahankan ditambah dengan satu.
Contoh : 2,55 kg = 2,6 kg
0,3465 m = 0,346 m
 Operasi Angka Penting
 Hasil operasi matematis yang diperoleh dari pengukuran tidak bisa lebih teliti
daripada hasil pengukuran dengan ketelitian yang paling kecil. Jadi perhitungan tidak
dapat menjadikan pengukuran menjadi lebih teliti.

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN ANGKA PENTING


 Jika kedua hasil pengukuran dijumlahkan/dikurangi, maka hasil penjumlahan ini
hanya boleh ditulis sampai satu angka di belakang koma, yaitu sama dengan hasil
pengukuran yang ketelitiannya paling rendah (paling kurang teliti).

Contoh:
123,217 g + 2,42 g = …
123,217 g (7 adalah angka taksiran, angka ketiga di belakang koma)
2,42 g (2 adalah angka taksiran, angka kedua di belakang koma)
123,217 g + 2,42 g = 125,637 g dibulatkan menjadi 125,63 g (3 adalah angka taksiran,
angka kedua di belakang koma)

PERKALIAN DAN PEMBAGIAN ANGKA PENTING


 Jika kedua hasil pengukuran dikalikan/dibagi, maka hasil penjumlahan ini hanya boleh
ditulis sejumlah angka penting tersedikit dari angka penting yang dioperasikan

Contoh:
3,22 x 21 m = …
3,22 (mempunyai 3 angka penting)
2,1 m ( mempunyai 2 angka penting)
3,22 m x 2,1 m = 6,762 m2 = 6,8 m2 (hasil harus sama dengan komponen yang
mempunyai angka penting paling sedikit)

Hamzah. P, S.Pd., Gr.


Bahan Ajar Fisika
SMKN 1 Baras

Hamzah. P, S.Pd., Gr.

Anda mungkin juga menyukai