SMKN 1 Baras
BAB 1
BESARAN DAN PENGUKURAN
Peta Konsep
2. Standar Satuan
a. Standar satuan panjang
Satu meter standar didefinisikan sebagai jarak antara ujung-
ujung suatu batang yang terbuat dari campuran platina-iridium
Salah satu dari batang tersebut, disimpan sebagai standar
internasional di International Bureau of Weight and Measures di
Kota Sevres dekat kota Paris, Perancis, sedangkan lainnya
dikirim ke laboratorium-laboratorium yang berada di seluruh
dunia.
Pada tahun 1960, meter standar didefinisikan sebagai
1.650.763,73 panjang gelombang cahaya oranye yang dipancarkan oleh gas krypton 86
(86Kr).
Pada bulan November 1983 meter standar didefinisikan ulang, yaitu dengan
memanfaatkan laju cahaya dalam ruang hampa yang besarnya 299.792.458 m/s, sehingga
meter didefinisikan sebaga berikut.
“Satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama selang waktu
(1/299.792.458) sekon.”
3. Konversi Satuan
Jika kita melakukan pengukuran suatu besaran dalam sauan tertentu dan kita ingin
menyatakannya dalam satuan lain, maka kita harus melakukan pengubahan satuan yang
disebut konversi satuan.
Contoh:
Seorang anak mengukur panjang balok kayu jati yaitu 2,2 meter. Anak tersebut boleh
menuliskan dalam satuan cm, yaitu 220 cm.
2,2 m = 220 cm
Selain mengkonversi satuan dalam Sistem Internasional, kita juga dapat mengkonversi
satuan dari sistem British ke Sistem Internasional atau sebaliknya.
Contoh soal:
Sebuah truk yang sedang mengangkut hasil panen bergerak dari desa menuju pasar kota
dengan laju rata-rata 36 km/jam. Berapakah laju truk itu jika dinyatakan dalam satuan m/s?
Penyelesaian
Diketahui :
1 km = 1000 m
1 jam = 3600 s
Ditanyakan:
36 km/jam = ... m/s
Jawab:
B. PENGUKURAN
Pengukuran besaran fisika dilakukan dengan membandingkan besaran yang akan diukur
dengan suatu besaran standar yang dinyatakan dengan bilangan dan satuan.
Secara umum, hasil pengukuran dapat dinyatakan dalam bentuk:
b. Jangka Sorong
Jangka sorong (vernier caliper) juga merupakan
alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk
mengukur diameter luar dan dalam suatu benda
serta dapat juga untuk mengukur kedalaman suatu
lubang.
Penemu jangka sorong adalah seorang ahli teknik
berkebangsaan Prancis, Pierre Vernier.
c. Mikrometer Sekrup
Pengertian mikrometer sekrup sendiri
menunjukkan bahwa alat tersebut mampu
mengukur suatu benda hingga ukuran ketelitian
mikrometer. Mikrometer sekrup dan bagian-
bagiannya ditunjukkan pada Gambar 1.8
1) Ketidakpastian sistematis:
a. Ketidakpastian alat ukur
b. Kesalahan nol
c. Waktu respon yang tidak tepat
d. Kondisi yang tidak sesuai
2) Ketidakpastian random (acak):
a. Fluktualisasi pada besaran listrik
b. Getaran landasan
c. Radiasi latar belakang
d. Gerak acak molekul udara
3) Ketidakpastian pengamatan
4. Angka Penting
Angka-angka hasil pengukuran yang terdiri darisatu atau lebih angka pasti dan satu angka
taksiran disebut angka penting
Aturan Pembulatan
Aturan 1
Jika angka pertama setelah angka yang akan kita pertahankan adalah angka 4 atau lebih
kecil, angka itu dan seluruh angka di sebelah kanannya ditiadakan. Angka terakhir yang
dipertahankan tidak berubah.
Contoh : 2,567 g = 2,57 g
0,346 m = 0,3 m
Aturan 2
Jika angka pertama setelah angka yang akan kita pertahankan adalah 5 atau lebih besar,
angka itu dan seluruh angka di sebelah kanannya ditiadakan. Angka terakhir yang
dipertahankan ditambah dengan satu.
Contoh : 2,55 kg = 2,6 kg
0,3465 m = 0,346 m
Operasi Angka Penting
Hasil operasi matematis yang diperoleh dari pengukuran tidak bisa lebih teliti
daripada hasil pengukuran dengan ketelitian yang paling kecil. Jadi perhitungan tidak
dapat menjadikan pengukuran menjadi lebih teliti.
Contoh:
123,217 g + 2,42 g = …
123,217 g (7 adalah angka taksiran, angka ketiga di belakang koma)
2,42 g (2 adalah angka taksiran, angka kedua di belakang koma)
123,217 g + 2,42 g = 125,637 g dibulatkan menjadi 125,63 g (3 adalah angka taksiran,
angka kedua di belakang koma)
Contoh:
3,22 x 21 m = …
3,22 (mempunyai 3 angka penting)
2,1 m ( mempunyai 2 angka penting)
3,22 m x 2,1 m = 6,762 m2 = 6,8 m2 (hasil harus sama dengan komponen yang
mempunyai angka penting paling sedikit)