NIM : 125120407111045
Judul : Analisis Kebijakan Luar Negeri Inggris pada masa kepemimpinan PM David
Cameron : Studi Kasus diadakannya referendum Brexit (British Exit) kedua menentukan
Negara Inggris mempunyai nama resmi United Kingdom of Great Britain and Northern
Ireland. United Kingdom adalah sebuah negara kesatuan yang terdiri dari empat negara yang
masing-masing berdiri sendiri yaitu England, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara.Negara ini
berbatasan dengan Scotlandia di sebelah utara dan Wales di sebelah barat, Laut Irlandia di barat
laut, Laut Keltik di sebelah barat daya, Laut Utara di sebelah timur dan Selat Inggris di sebelah
selatan. Secara geografis Selat Inggris inilah yang memisahkan wilayah Inggris dan daratan
Benua Eropa. Sistem Pemerintahan Inggris adalah gabungan dari parliamentary democracy
dengan constitutional monarch. Sehingga Inggris dipimpin oleh Ratu sebagai Kepala Negara
Awalnya pada tahun 1950-an Uni Eropa masih sebatas komunitas kerjasama yang
berfokus pada kerjasama ekonomi kawasan. Proses integrasi Eropa bermula dari dibentuknya
European Coal and Steel Community dengan traktat yang ditandatangani oleh Belanda, Belgia,
Italia, Jerman, Luxemburg, dan Prancis pada tanggal 18 April 1951. Kerjasama ekonomi ini
awalnya hanya beranggotakan 6 negara.Kemudian para menteri luar negeri keenam negara
memutuskan untuk memperluas kerjasama tidak hanya pada biji besi dan baja tetapi keseluruh
bagian ekonomi dengan membentuk kerjasama lain yaitu European Atomic Energy Community
( Euratom ) dan European Economic Community yang mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari
1958. Pada tanggal 8 April 1965, European Coal and Steel Community , European Atomic
Energy Community, European Economic Community digabung menjadi satu yaitu European
dalam intergrasi dan kebijakan sehingga pada tanggal 1 November 1993 dengan Perjanjian
Maastricht (Treaty on European Union) European Community dirubah menjadi European
Union.1
Dengan didirikannya ECSC, Industri Inggris sangat dirugikan karena tidak dapat
bersaing dengan Jerman,Perancis, dan Italia yang dapat dengan bebas bergerak diantara negara
anggota ECSC. Tahun 1961 Inggris menyampaikan permintaan untuk bergabung ke European
Community. Namun keinginan itu mendapat penolakan dari sejumlah negara Eropa, khususnya
Prancis. Permintaan Inggris ditolak dua kali oleh Charles de Gaulle yang menjabat sebagai
presiden pada saat itu. Setelah de Gaulle lengser dan digantikan Felix Gouin, tepatnya pada
1967, Inggris kembali melamar menjadi anggota European Community. Langkah Inggris
memuahkan hasil pada 1 Januari 1973 permohonan itu diterima dan Inggris resmi bergabung
Dalam proses awal pembentukan Uni Eropa, sebenarnya Inggris memiliki beberapa
peluang untuk berpartisipasi, akan tetapi Inggris memutuskan untuk tidak mengambil bagian
dalam berdirinya Uni Eropa ( pada saat itu masih berbentuk European Community ). Pada
tanggal 18 April 1951 melalui The Treaty of Paris, The Schuman Plan diterima oleh Prancis,
Jerman, Italia, Belgia, Belanda, dan Luxemburg. European Coal and Steal Community resmi
berdiri pada tanggal 10 Agustus 1952 dengan deklarasi yang ditandatangani oleh 6 negara
tersebut. Tujuan Utama ECSC adalah penghapusan berbagai hambatan perdagangan dan
Pada awalnya Inggris menolak tawaran untuk membentuk European Coal and Steel
Community. Inggris lebih memprioritaskan hubungan bilateral dengan mantan koloninya yaitu
Amerika Serikat dan Uni Soviet4. Pada saat itu, Inggris menganggap ECSC tidak begitu
1
Edison Muclis,Integrasi menuju Uni Eropa,CSIS.Jakarta.1997.hal 550-555
2
Hansard. “European Community Parliamentary Debates”. House of Commons. 1975 hal. 1465-1480.
3
Ibid
4
Boyle C,.Loc.Cit
2
menguntungkan bagi Inggris yang sudah mempunyai ekonomi yang stabil dibanding negara
anggota ECSC. Terlebih karena tujuan didirikannya untuk membuat kerjasama antar negara
terkait konflik akibat perang dunia kedua guna mencegah konflik berkelanjutan antara Prancis
Akan tetapi pandangan politik luar negeri Inggris mulai berubah ketika Inggris berada pada
masa jabatan Perdana Menteri Harold Macmillan ( 1957 – 1963 ) setelah melihat adanya
keberhasilan ECSC. Pada tahun 1973 Inggris sedang terkena dampak krisis minyak yang
keberhasilan ECSC terdengar sampai ke parlemen Inggris. Beberapa keberhasilan ECSC yang
menonjol adalah ECSC mampu menangani krisis minyak yang terjadi pada saat itu dengan
produksi baja meningkat empat kali lipat di negara anggota ECSC. Jika dibandingkan dengan
Seiring berjalannya waktu, Inggris mulai melihat Perancis dan Jerman berhasil
membangun pemulihan ekonomi negaranya pasca perang dan membentuk aliansi yang kuat
dengan negara anggota yang lain. Ditambah dengan berkembangnya European Coal and Steel
Community menjadi European Community, Inggris merasa semakin perlu berada dalam meja
ketertarikan Inggris untuk bergabung adalah untuk memperoleh keuntungan ekonomi dari
kerjasama ekonomi Eropa tersebut. Akan lebih menguntungkan bagi Inggris untuk masuk dan
menjalin hubungan ekonomi yang lebih leluasa apabila berada dalam satu hubungan kerjasama
ekonomi dengan beberapa negara anggota ECSC. Daripada Inggris membangun hubungan
5
“Treaty establishing the European Coal and Steel Community, ECSC Treaty”. (London: EUR-Lex. 2010).
Diakses pada 1 Maret 2017
3
Inggris kemudian menyadari PNB perkapita negara-negara yang tergabung dalam
European Community dengan PNB Inggris mempunyai perbedaan yang cukup jauh. Kondisi
khususnya Prancis. Kemudian tahun 1963 Inggris kembali melamar dan ditolak kembali oleh
Charles de Gaule yang menjabat sebagai presiden Prancis pada saat itu. Alasan Charles de
Gaule menolak Inggris dua kali adalah ketakutan Prancis apabila Inggris akan menjadi musuh
dalam selimut bagi Eropa karna kedekatan Inggris dengan Amerika Serikat. Setelah Charles de
Gaule lengser, Inggris mengajukan permohonan kembali pada tahun 1967 pada masa
membuahkan hasil pada saat itu, permohonan Inggris diterima dan Inggris resmi bergabung
dengan European Community pada 1 Januari 1973 bersama dengan Denmark dan Irlandia.
Pasca bergabung kedalam Uni Eropa, ekonomi Inggris cenderung meningkat lebih
signifikan dibandingkan peningkatan sebelumnya (yang dilihat berdasarkan tingkat GDP dan
volume perdagangan bersama Uni Eropa.) Namun, dalam dua tahun pasca bergabung dengan
berdasarkan janji PM Harold Wilson yang menyatakan bahwa jika keanggotaan Inggris di EEC
tidak memberikan perubahan dalam masa enam bulan, maka sebuah referendum akan digelar.
Partai konservatif yang berkuasa di parlemen saat itu, mendapatkan banyak dukungan atas
keanggotaan Inggris dalam common market, namun banyak pula pejabat tinggi yang
4
menginginkan untuk keluar. Berdasarkan hasil suara yang diperoleh dalam referendum
tersebut, jumlah suara sebesar 67% memilih agar Inggris tetap menjadi bagian dari Uni Eropa6.
5 Juni 1975 Inggris mengadakan referendum apakah mereka akan tetap bergabung atau keluar
dari keanggotaan European Community. Hubungan Inggris dan Uni Eropa mengalami
ketegangan selama 10 tahun belakangan ini. Sehingga membangkitkan desakan dari dalam
masyarakat Inggris untuk keluar dari Uni Eropa. Munculnya partai United Kingdom
Independence Party dan Vote Leave sebagai pendorong tuntutan untuk mengadakan
referendum agar Inggris keluar berhasil menggiring referendum dengan hasil keputusan
mayoritas warga Inggris yang memilih untuk keluar dari Uni Eropa. Pada tahun 1975 Inggris
keanggotaannya. Disusul dengan referendum kedua yang dilaksanakan pada tanggal 23 Juni
2016 yang berujung dengan 51,9% suara rakyat Inggris untuk keluar dari keanggotaan Uni
Eropa7.
Referendum brexit sendiri bermula ketika PM David Cameron dalam pidatonya tahun
2013 menjanjikan bahwa ia akan menggelar referendum jika dirinya terpilih kembali dalam
pemilu berikutnya. Selanjutnya terjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat umum
maupun elit politik terhadap opini penarikan diri Inggris dari Uni Eropa. Dalam pro dan kontra
maupun kubu anti brexit. Dalam hal ini pemerintah Inggris mengeluarkan dana sebesar 9 juta
pounsterling untuk mencetak brosur kampanye agar masyarakat Inggris memilih remain.
Selain itu, Perdana Menteri David Cameron yang berada pada kubu remain menekankan
6
Prasetyo, Z. “Selasar Politik”. (28juli 2016).www.selasarpolitik.com/politik/brexit-mengingatkembali-
referendum-1975 .
7
Beddoes,Z.M,”The Brexit Brief: our guide to Britain’s EU Referendum,”The Economist(Juni,2016),hal.5
5
kepada masyarakat bahwa brexit akan membawa kegelapan pada masa depan Inggris. Hal ini
diperkuat dengan analisis menteri keuangan Inggris George Osbone yang menunjukkan bahwa
setelah dua tahun pasca brexit, Inggris akan mengalami tekanan ekonomi berupa penurunan
GDP sebesar 3,6%, inflasi akan meningkat sebesar 2,3%, tingkat pengangguran akan
meningkat sebesar 1,6 % dengan jumlah 520.000 jiwa. Upah rata-rata akan menurun sebesar
2,8%, bisnis properti akan menurun sebesar 10%, nilai poundstering menurun sebesar 12%.
Berdasarkan datadata tersebut, Osbone ingin mennjukkan bahwa ekonomi Inggris akan
mengalami keterpurukan jika masyarakat memilih leave dari Uni Eropa. Sementara, kubu pro
brexit yang direpresentasikan oleh mantan walikota Inggris Boris Johnson, menyatakan bahwa
dengan brexit Inggris dapat mengendalikan mata uang nasional, memperoleh kekuatan sebagai
negara mandiri, dan memiliki masa depan ekonomi. Pada dasarnya kubu pro brexit selalu
menekankan pada keuntungan yang diperoleh Inggris, sementara kubu anti brexit memiliki
pendapat sebaliknya.
Belakangan ini “Brexit” menjadi suatu istilah yang sangat populer belakangan ini,
Referendum ini sangat fenomenal dalam beberapa bulan ini. Anggota UE lain sangat
mencemaskan hal tersebut karena ditakutkan implikasi yang dihasilkan bisa sangat luas dan
dalam jangka yang panjang8. Sebagian besar negara Anggota UE mengharapkan agar Inggris
tetap berada didalam UE, sebagian lagi menyiapkan strategi darurat, dan sebagian lagi
menyiapkan tindakan balasan, jika Inggris keluar. “Brexit” sendiri merupakan akronim dari
Britain Exit, yang bermakna keluarnya Inggris dari integritasi UE yang terdiri dari 28 negara9.
“Brexit” digunakan untuk mengkritik dan menyudutkan Brussels, Belgia, markas UE yang
dinilai selama ini menggerogoti Inggris dengan beban-beban regulasinya10. Puncak dari
8
“Brexit” dan Gejolak Pasar Global, KOMPAS, 15 Juni 2016
9
http://internasional.kompas.com/read/2017/06/23/18300061/hari.ini.dalam.sejarah.rakyat.inggris.pilih.kelua
r.dari.uni.eropa diakses pada tanggal 01 November 2017 pukul 23.13
10
“Inggris Tentukan Masa Depan,” Koran Sindo, 23 Juni 2016: 1.
6
negosiasi keanggotaan Inggris di UE muncul pada tanggal 22 Januari 2013 sebagai janji
Referendum ini dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2016 di 4 kawasan yang terdiri dari
Inggris, Wales, Skotlandia dan Irlandia Utara yang pelaksanaanya dipimpin oleh mantan
Perdana Menteri Inggris, David Cameron12, kebijakan ini merupakan janji yang dikatakan
David Cameron pada saat kampanye pada tahun 2015 karena David Cameron mempercayai
bahwa referendum ini merupakan kebijakan yang sesuai dengan prisnsip demokrasi dimana
rakyat Inggris menjadi pemegang penuh hak politik di negara tersebut.13 Setelah keputusan
brexit diumumkan, Perdana menteri David Cameron disaat yang sama juga mengumumkan
pengunduran dirinya yang berlangsung pada bulan Oktober 2016. Sejak opini brexit muncul
ditengah publik, Cameron dikenal sebagai pihak yang memimpin kampanye agar Inggris tetap
“I will do everything I can as prime minister to steady the ship over the coming weeks and
months, but I do not think it would be right for me to try to be the captain the streers our country
Sebagian warga negara Inggris menginginkan keluar dari Uni Eropa, namun
setengahnya menyatakan ingin terus tergabung bersama Uni Eropa dimana hasil saat ini
sebelum referendum masih berimbang. Pada tahun 2015 Inggris merupakan negara kontributor
anggaran terbesar ketiga setelah Jerman dan Perancis dengan jumlah pembayaran sebesar 17,8
11
Gross, Jenny and Jason Douglas, ”Immigration Unease in UK Animates ‘Brexit’ Vote,” The Wall Street Journal,
June 17-19, 2016.
12
BBC News, „EU Referendum: BBC Forecasts UK votes to leave‟, www.bbc.com/news/uk-politics-36615028,
diakses pada tanggal 22 September 2017,pukul 21.00
13
Ian Bond, Sophia Besch, “Europe After Brexit: Unleashed or Undone?”, 2016,
https://www.cer.org.uk/sites/default/files/pb_euafterBrexit_15april16.pdf, diakses pada tanggal 23
September 2017,pukul 13.00.
14
http://internasional.kompas.com/read/2017/06/23/18300061/hari.ini.dalam.sejarah.rakyat.inggris.pilih.kelu
ar.dari.uni.eropa diakses pada tanggal 23 September 2017,pukul 13.00
7
miliyar sehingga setiap orang di Inggris harus menyumbang sebesar 200 Euro dalam
anggaran Uni Eropa. Dalam konteks ini, iuran Inggris kepada Uni Eropa jauh lebih
miliyar Euro per tahun. Disamping itu, besarnya jumlah iuran yang dibayarkan
Inggris tidak sebanding dengan penerimaan yang diperoleh kembali, hal ini terlihat
dalam data parlemen Inggris yang menunjukkan bahwa iuran bersih (setelah dipotong rebate)
yang diberikan Inggris sejak di tahun 2010 rata-rata sebesar 12-14 miliyar Euro, sedangkan
penerimaan menunjukkan bahwa Inggris hanya menerima rata-rata sebesar 3-4,6 milyar Euro.
Dengan adanya ketimpangan dalam hal kontribusi dan penerimaan anggaran ini, Inggris
merasa terbebani dengan iuran yang harus dibayarkan pada Uni Eropa Banyaknya tuntutan dari
Kebijakan yang menjadi pertimbangan lain yang membuat Inggris keluar dari Uni
Eropa salah satunya adalah “Open Door Immigration Policy” yang mengharuskan Inggris
membuka keamanan perbatasannya kepada para imigran dan pengungsi agar dapat dengan
bebas masuk dan menetap di negaranya16. Uni Eropa meyakini kebijakan tersebut didasarkan
atas asas kemanusiaan dan untuk kepentingan bersama negara-negar Eropa, kebijakan tersebut
membuat Inggris kehilangan kontrol terhadap perbatasannya sehingga terjadi peningkatan arus
15
Vasbo, Sophie N. 2015. Economic Consequences of Brexit for The United Kingdom, Copenhagen University.
16
//www.cnnindonesia.com/internasional/20160624152859-134-140703/dampak-brexit-bagi-uni-eropa-dari-
ekonomi-hingga-imigrasi/ diakses pada tanggal 23 September 2017,pukul 13.00
17
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/06/160627_dunia_inggris_imigran diakses pada tanggal 23
September 2017,pukul 13.00
8
Gambar 1. Jumlah Imigran yang masuk ke inggris
Kebijakan Uni Eropa mengenai kebebasan perpindahan manusia di satu sisi memang
memberikan manfaat bagi Inggris dalam memudahkan arus mobilitas.Namun disisi lain
kebijakan tersebut membuka akses yang besar bagi masuknya pekerja imigran. Berdasarkan
data statistik nasional, sekitar 2.938.000 warga Uni Eropa tinggal di Inggris, jumlah ini
tiga kali lipat dari 0,9 juta menjadi 3,3 juta jiwa. Hampir 70% imgran UE menyatakan bahwa
kedatangan mereka ke Inggris berhubungan dengan masalah pekerjaan. Besarnya arus imigran
di Inggris menyebabkan munculnya permasalahan sosial berupa persaingan dalam pasar tenaga
kerja. Berdasarkan data persentase tenaga imigran UE jauh lebih besar dibandingkan
tenaga kerja lokal dengan rentang sebesar 20% serta persentase distribusi pekerjaan diberikan
lebih besar kepada warga imigran baik imigran yang berasal dari UE maupun diluar UE,
18
Ibid
19
Ibid
9
Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran dalam hal konsekuensi ekonomis sehingga
harus segera diatasi. Melalui pertimbangan hal tersebut rakyat Inggris Raya yang percaya
bahwa mereka telah kehilangan hak suara sejak tahun 1975 dalam parlemen Uni Eropa,
memilih untuk lepas dari ikatan kewajibannya sebagai negara anggota Uni Eropa dan berusaha
memperoleh kembali kedaulatannya.20 Hal lain yang menjadi alasan Cameron mengeluarkan
janji politiknya adalah cara mantan Perdana Menteri Inggris tersebut untuk membendung
tekanan pergerakan “euroskeptis” yang semakin massif serta untuk mencegah bangkitnya
dukungan masyarakat terhadap partai UKIP (United Kingdom Independence Party) yang
selama ini memperjuangkan penarikan diri Inggris dari Uni Eropa21. Euroskeptisme merupakan
sebuah paham yang menginginkan pemutusan hubungan dengan Uni Eropa atau dapat diartikan
masalah-masalah seputar populasi dan imigran. Dalam hal ini, partai UKIP merupakan partai
berpandangan euroskeptis yang memiliki pendukung cukup besar di Inggris. Para pendukung
partai ini selalu mengkritisi keberadaan imigran yang dianggap tidak berguna bagi kemajuan
Inggris.Paham euroskeptisme terus berkembang di Inggris sebagai salah satu pilihan alternatif
bagi masyarakat yang kecewa terhadap kebijakan UE. Pada mulanya paham ini hanya memiliki
sedikit dukungan, namun seiring perkembangannya jumlah dukungan terus meningkat setiap
tahunnya. Berdasarkan data yang dihimpun oleh British social attitudes menunjukkan bahwa
pada tahun 1990-an hingga tahun 2000 suara anti Eropa masih cenderung stabil, namun
memasuki tahun 2006 hingga 2012 suara mereka meningkat tajam dari 15% menjadi 30%22.
20
www.cnnindonesia.com/internasional/20160621133252-134-139780/apa-yang-perlu-diketahui-soal-brexit/
diakses pada tanggal 23 September 2017,pukul 13.00
21
Jose Ignacio Torreblanca dan Mark Leonard, „The continent-wide rise of Euroscepticism‟, ECFR Policy
Memo, http://www.ecfr.eu/page/- /ECFR79_EUROSCEPTICISM_BRIEF_AW.pdf diakses pada tanggal 23
September 2017,pukul 13.24
22
Brexit All You Need to Know About UK leaving UE, http://bbc.com/news/uk-politics-3281088, diunduh
tanggal 23 September 2017.
10
Walaupun referendum brexit sedianya telah digelar, namun langkah Inggris untuk
keluar dari mekanisme Uni Eropa masih sangat panjang. Berdasarkan traktat Lisbon
pasal 50, negara anggota yang melakukan penarikan diri harus memastikan
terbentuknya sejumlah perjanjian yang menandai hubungan baru antara negara yang
dimaksud dengan Uni Eropa. Dalam hal ini Inggris sebagai negara yang menarik diri
diri dari Uni Eropa; (2) Perjanjian hubungan baru bersama Uni Eropa; (3) Perjanjian
bersama negara ketiga akan dihentikan bagi Inggris). Masa pembentukan perjanjian
ini akan dibatasi selama dua tahun/ lebih sesuai dengan kesepakatan dewan
Eropa.
Berdasarkan skema penarikan diri Inggris dari UE, tahap pertama adalah
pengumuman kepada Uni Eropa sesuai ketentuan pasal 50 dari traktat UE dan
Negosiasi antara Inggris dan Uni Eropa, pengajuan draft kesepakatan kepada dewan
Eropa, dimana draft tersebut harus diterima oleh lebih dari 20 negara anggota dengan
jumlah 65% dari total populasi, ratifikasi yang dilakukan oleh parlemen Eropa. Tahap
ketiga, ketika tidak ada perjanjian untuk memperpanjang negosiasi maka traktat UE
perjanjian yang baru. Dalam proses ini, jika Inggris ingin kembali masuk Uni Eropa
11
Secara umum dapat dikatakan penyebab masyarakat memilih untuk keluar dapat dikerucutkan
European Monetary Union adalah kebijakan ekonomi bersama dan aturan bagi negara
anggota untuk menggunakan mata uang tunggal (Euro) yang dipakai oleh seluruh negara
anggota. European Monetary Union merupakan bagian dari European Economic and
Monetary Union yang diuncurkan pada tahun 1992. Kebijakan ini pada awalnya merupakan
kebijakan ekonomi dan fiskal, kebijakan moneter secara umum yang mengikat semua
anggota Uni Eropa. Diawali dengan keputusan untuk membentuk Economic and Monetary
Penggunaan Euro sebagai mata uang tunggal di Eropa dianggap sebagai hasil
kesusksesan European Economic and Monetary Union. Beberapa negara telah menempuh
integrasi lebih lanjut dengan mengadopsi Euro sebagai mata uang negara tersebut kecuali
Inggris dan Denmark. Inggris telah memilih keluar dari pengadopsian Euro sejak awal
dengan memilih “option out”. Ketika euro pertama kali dinobatkan sebagai mata uang
tunggal untuk Uni Eropa,Perdana Menteri Inggris saat itu,Tony Blair mengatakan bahwa
harus ada “5 tahapan tes” yang harus dilalui negaranya hingga negaranya mau mengadopsi
euro24.
Pemerintah Inggris tidak ingin melepaskan kontrol kebijakan suku bunga negaranya ke
Uni Eropa yang akan terjadi ketika suatu negara mengadopsi sistem Euro. Banyak yang
berpendapat apabila Inggris bergabung dengan Euro, Inggris akan mendapatkan pengaruh
23
Ian Bond, Sophia Besch, “Europe After Brexit: Unleashed or Undone?”, 2016,
https://www.cer.org.uk/sites/default/files/pb_euafterBrexit_15april16.pdf diakses pada tanggal 23 September
2017,pukul 14.00
24
Gerty Firlmnal,”Why doesn’t England use euro?,” http://www.investopedia.com/ask/answers/100314/why-
doesntengland-use-euro.asp (akses pada 2017).
12
ekonomi yang lebih mendalam diantara negara yang mengadopsi Euro. Akan tetapi Inggris
akan menyerahkan terlalu banyak kedaulatan negaranya untuk mengatur mata uang
untuk
mengatur sendiri mata uangnya tidak sepadan dengan keuntungan ekonomi yang
didapatkan Inggris apabila mengadopsi Euro. Jika Inggris bergabung untuk mengadopsi
Euro, maka Inggris akan kehilangan pengaruhnya mengurus urusan dalam negeri
negaranya yang merupakan hal terpenting sebagai tolok ukur kedaulatan suatu negara25.
Common Foreign and Security Policy adalah kesepakatan kebijakan luar negeri
anggota Uni Eropa yang mencakup isu keamanan dan aksi pertahanan berbentuk diplomasi
atau tindakan. Berdasarkan pada Perjanjian Maastricht bab V pasal J.1 kesepakatan dalam
kebijakan ini mengacu pada bagian tertentu dari hubungan luar negeri Uni
Eropa26.Kebijakan ini implementasi dari kebijakan luar negeri dan keamanan umum Uni
Eropa yang mencakup semua bidang kebijakan hubungan luar negeri dan keamanan.
Termasuk pada bidang perdagangan antar negara, kebijakan komersial, pendanaan untuk
negara ketiga, dll. CFSP memiliki tujuan untuk mengkoordinasikan kebijakan luar negeri
negara negara anggota. Badan yang berwenang dalam memimpin proses kebijakan ini
adalah High Representative for the Union for Foreign Affairs and Security Policy yang
dibentuk saat perjanjian Lisbon dibuat pada bulan desember 2009. High Representative
mewakili Dewan Eropa menjadi badan yang berkuasa dalam mengartikulasikan kebijakan
luar negeri yang telah disepakati. Proses pengambilan keputusan Common Foreign and
25
John Coles,”Euroseptical Reader : British influence and the Euro,”Palgrave Macmillan Journal ,no 2
(Juni,2001),hal 8-9.
26
Boyle, C. (2016). Just what is the UK problem with Europe? CNBC.
13
Security Policy membutuhkan suara bulat 28 negara anggota Uni Eropa. Setelah disetujui,
aspek-aspek tertentu dapat ditentukan lebih lanjut oleh suara mayoritas yang memenuhi
syarat.
Seiring berjalannya waktu, implementasi kebijakan ini tidak se-sederhana itu. High
melaksanakan kebijakan luar negeri dan keamanan umum yang mencakup kepentingan
nasional semua anggota. Inggris menganggap kebijakan ini semakin mencampuri urusan
luar negeri suatu negara, yang tidak memerlukan campur tangan negara anggota lain dalam
kebijakan luar negri mereka. Begitu pula Inggris, yang tidak ingin kehilangan kekuatan
(kedaulatan) mereka atas kebijakan luar negeri mereka seutuhnya. Inggris tidak ingin
kebijakannya terhambat oleh prosedur yang komplek dan dirasa tidak diperlukan27.
Selain kebijakan mata uang tunggal, Inggris juga tidak sejalan dengan kebijakan open
border policy yang dibuat oleh Uni Eropa. Di Uni Eropa, kebijakan ini dikenal dengan
Schengen Agreement yang dibuat pada tahun 1985. Ditandatangani pada tanggal 14 Juni
tahun 1985, dekat kota Schengen, Luksemburg, dengan lima dari sepuluh negara anggota
Uni Eropa (Belgia, Prancis, Jerman, Luksemburg, dan Belanda). Kesepakatan ini
Schengen Area mewakili wilayah teritorial yang menjamin pergerakan bebas orang-orang
yang termasuk dalam wilayah negara anggota perjanjian tersebut. Negara yang
27
Steven Swinford,”Costs of EU membership outweigh benefits”,The Telegraph,diakses dari
http://www.telegraph.co.uk/news/newstopics/eureferendum/12072128/Costs-of-EU-membership-
outweighbenefits.html pada tanggal 26 Januari 2018
14
pengganti dari kebebasan eksternal tunggal. Kebebasan tersebut berkaitan dengan visa,
permintaan suaka, kontrol perbatasan dan juga kontrol keamanan wilayah Schengen Area28.
Berbeda dengan beberapa negara di Uni Eropa yang pada akhirnya bergabung dengan
Schuman Area, hanya Inggris dan Irlandia yang masih menyatakan ketidak setujuan
mereka. Inggris dan Irlandia lebih memilih untuk mengadakan perjanjian area Common
Travel Area diantara keduanya. Hal ini dikarenakan Irlandia dan Irlandia Utara berbagi satu
daratan wilayah29.Menurut data dari Fullfact.org tahun 2015 sekitar 3,2 milliar orang yang
tinggal di Inggris adalah imigran Eropa. Sekitar 5% dari populasi Inggris. Dari angka 3,2
milliar orang tersebut, sekitar 2,3 milliar imigran yang bekerja atau untuk tujuan bekerja.
Inggris menjadi penerima imigran terbesar kedua setelah Jerman yang mempunyai 9,3%
imigran dari total seluruh imigran Eropa. Sebanyak 5,23 juta imigran diprediksi membanjiri
Secara jelasnya Kebijakan Open Border Policy Uni Eropa tersebut yang mengharuskan
para anggotanya berbagi beban mengatasi pengungsi yang mengalir ke daratan Eropa
sebagai akibat dari krisis Suriah31. Secara otomatis memaksa Inggris untuk membuka pintu
untuk menampung pengungsi tersebut. Hal utama yang diterapkan dari Perjanjian
mempercepat pergerakan orang dan jasa. Inggris dapat memilih untuk tidak bergabung
dengan sistem Schengen dan memilih status “opt-out” dengan merujuk pada aturan
28
EU Law and Publication,(Agustus,2015),diakses dari
http://eurlex.europa.eu/legalcontent/EN/TXT/?uri=uriserv%3Al33020 pada tanggal 11 November 2017
29
Steve Peers,”The UK and The Schengen System,”KING’s College London Analysis,3 Desember,2015,hal 2.
30
EU Immigration to the UK”,Fullfact.org,diakses dari https://fullfact.org/immigration/eu-migration-and-uk/
pada tanggal 11November 2017
31
Ibid
32
Steve Peers,Loc.Cit.
15
Schengen Area, Inggris masih bisa menentukan orang orang yang berhak masuk Inggris
atau tidak dengan memeriksa orang - orang yang datang dari seluruh Uni Eropa. Inggris
tetap mengakui dan melindungi warga anggota Uni Eropa lain dan anggota keluarga mereka
sesuai dengan aturan Uni Eropa terkait dengan kebebasan pergerakan orang. Namun,
masuk keluarnya warga lain ke atau keluar dari Inggris dikendalikan oleh hukum Inggris33.
Yang berarti, Inggris masih memiliki kekuatan ekstra untuk menguasai dan mengontrol
Peristiwa Brexit ini merupakan yang pertama kalinya terjadi sepanjang sejarah terbentuknya
Uni Eropa sehingga tidak ada pihak yang dapat memastikan seperti apakah hubungan antara
Inggris dengan Uni Eropa kedepannya. Namun apabila Inggris terbukti berhasil tanpa Uni
Eropa, maka dapat dipastikan bahwa negara Uni Eropa lain akan semakin menyoroti
Dari uraian latar belakang yang sudah dijelaskan diatas adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah, Mengapa Inggris membuat kebijakan Brexit terkait keluarnya Inggris dari
Uni Eropa?
Tujuan dari penelitian mengenai kebijakan pemerintah Inggris yang memutuskan keluar dari
1. Mengetahui alasan dibuatnya perumusan kebijakan luar negeri Inggris terkait keluarnya
33
Ibid
16
1.4 Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berguana dalam segi akademis
Segi Akademis
Hubungan Internasional.
Segi Praktis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sumbangan pemikiran atau
masukan bagi pembaca agar lebih mengetahui mengenai penelitian yang hendak
diteliti.
17