Anda di halaman 1dari 12

Fidya Faridah Kultsum dan Erlina Wiyanarti

DINAMIKA INGGRIS DAN UNI EROPA: INTEGRASI HINGGA BREXIT

DINAMIKA INGGRIS DAN UNI EROPA:


INTEGRASI HINGGA BREXIT

Oleh:
Fidya Faridah Kultsum dan Erlina Wiyanarti1

ABSTRACT

Britain is a country that has a great history and influence in the history of other
countries, both in economics, military, politics and it can be said that it was ‘a
compulsion’ integration with the European Union. UK and EU relations did not always
go smoothly. A lot of dynamics have occurred since the British joined in 1973 until
the 2016 referendum decision was issued. The researchers’ interest in elaborating the
phenomenon was outlined in a historical study of the dynamics between Britain and the
European Union since integration until the Brexit decision. Especially to understand the
process of British integration, the characteristics of the United Kingdom as a member
and the support of the majority of Britains to decide Brexit.

Keywords: Brexit, Economic Integration, European Union

PENDAHULUAN Inggris perihal Brexit ini. Tanggal 24 Juni


2016 hasil referendum keluar, dimana
Pada pertengahan tahun 2016 seluruh
mayoritas masyarakat Inggris memilih
media dunia tertuju pada referendum
untuk keluar dari Uni Eropa (Immanuel
yang diadakan untuk masyarakat Inggris
& Wahyudi, 2016, hlm. 177-179). Perihal
mengenai status keanggotaannya di Uni
Brexit ini bukan perkara yang mudah
Eropa. Masyarakat Inggris terpecah
bagi kedua belah pihak. Keduanya harus
menjadi dua golongan dimana terdapat
menyelesaikan urusan-urusan perpisahan
golongan yang merasa Inggris perlu
dengan waktu yang tidak cepat.
menghentikan kerjasamanya dengan
Pada awal integrasinya perjalanan
Uni Eropa. Dalam partai politik Inggris
Inggris menuju Uni Eropa tidak mudah,
golongan ini diwakili oleh partai
hal ini menjadi menarik dibahas dalam
konservatif yang tokoh pentingnya yakni
penelitian sejarah untuk mengetahui
Boris Johnson. Beliau adalah salah satu
bagaimana hubungan Inggris dan Uni
politikus yang sering berkampanye untuk
Eropa di masa lalu. Brexit menjadi sebuah
Inggris keluar dari Uni Eropa. Sedangkan
akibat dari sebab-sebab yang terjadi di
di golongan yang berlainan adalah dari
masa lalu tentunya. Inggris dan Uni Eropa
partai buruh, tokoh pentingnya yakni
sering memiliki pandangan yang berbeda
Jeremy Corbyn. Hingga pada 23 Juni 2016
melihat bahwa Inggris merupakan negara
diadakannya referendrum untuk rakyat

1
Fidya Faridah adalah mahasiswa pada Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, Erlina
Wiyanarti adalah dosen pembimbing I. Penulis dapat dihubungi di alamat email : email fisoed77@
gmail.com

163
FACTUM
Volume 7, N0.2, Oktober 2018

memiliki sejarah yang besar, perekonomian kerja dengan teknologi modern, yang
yang baik, militer yang kuat, koloni yang kemudian mengarahkan Inggris kepada
banyak dan pada masa sebelumnya sangat pilihannya tergabung ke dalam pasaran
enggan untuk menggabungkan diri dengan bersama Eropa sebagai langkah yang
Eropa daratan. Sehingga seolah Inggris penting ke arah integrasi European
terkesan setengah hati memutuskan Free Trade Area (EFTA) dan European
bergabung dengan Uni Eropa. Terlihat Economic Community (EEC) (Luhulima,
pada akhirnya, setelah Inggris menjadi 1992, hlm.46). Kerajaan Inggris Raya
anggota Uni Eropa Inggris selalu memiliki adalah pionir, baik dalam kolonialisasi,
pandangan berbeda. Terlebih lagi Inggris industri, pemimpin dalam perekonomian
dua kali mengadakan referendum hingga dunia dan memiliki tanggung jawab
pada tahun 2016 referendrum Inggris untuk ‘mengajari’ dunia sesuai dengan
menghasilkan Inggris keluar dari Uni pengalaman nasionalnya. Kemudian
Eropa yang populer dikenal dengan Brexit secara intitusional Inggris juga tidak
(Britain Exit). pernah mengalami keruntuhan institusi
Revolusi Industri yang terjadi di seperti negara lain dalam kedua Perang
Inggris sekitar tahun 1870 menunjukan Dunia. Hal ini kemudian mempengaruhi
bahwa Inggris merupakan pencetus Inggris memandang dirinya dalam
perekonomian modern. Selain itu revolusi hubungan Internasional.
Industri juga mendorong Inggris untuk Dinamika terus terjadi selama
menjelajah dunia luar dan melakukan keanggotaan Inggris dengan Uni
penjajahan (Djaja, 2012, hlm. 139-140). Eropa, terkait dengan kebijakan dan
Imperialisasi dan kolonialisasi yang lain sebagainya. Hingga pada akhirnya
dilakukan bangsa Inggris begitu luas sikap skeptis Inggris menyebar luar ke
hingga hampir ke seluruh benua di dunia masyarakat Inggris, yang kemudian
yakni Amerika, Asia, Afrika, dan Australia. menjadi dukungan mayoritas masyarakat
Sehingga Inggris memiliki julukan negeri Inggris terhadap Brexit. Pada awalnya
dimana matahari tidak pernah tenggelam. referendum hanyalah sebuah ancaman
Bahasa Inggris pun hingga hari ini menjadi bagi Uni Eropa agar dapat tetap menerima
bahasa pergaulan dunia. Memiliki koloni Inggris yang tetap berada di luar Eropa.
yang banyak mencirikan inggris dapat Namun ketika masyarakat Inggris
dikatakan unggul dalam bidang militer memilih ‘Brexit’ pemerintah Inggris tidak
dan perekonomiannya. bisa berkutik, dan melanjutkan proses
Seperti negara-negara lainnya baik pemisahan. Representatif masyarakat
yang menang atau kalah perang Inggris Inggris menunjukan fenomena populisme,
memiliki dampak atas perang tersebut, yakni melihat bahwa politik merupakan
salah satunya di bidang ekonomi. Pasca ekspresi dari rakyat kebanyakan (Perdana,
Perang Dunia II menyadarkan bahwa 2017, hlm. 2). Adapun pertentangan kultur
Inggris membutuhkan Eropa untuk yang terjadi antara imigran dan penduduk
memulihkan kembali perekonomiannya. asli Inggris yang menguatkan fenomena
Masalah yang dihadapi Inggris terkait populisme ini. Sehingga dukungan
modernisasi dalam bidang industri dan terhadap partai yang anti Uni Eropa
infrastruktur, penyesuaian cara-cara semakin menguat. Seperti yang dituliskan

164
Fidya Faridah Kultsum dan Erlina Wiyanarti
DINAMIKA INGGRIS DAN UNI EROPA: INTEGRASI HINGGA BREXIT

dalam jurnal Contemporary Far Right adapun e-book yang banyak penulis
Racist Populism in Europe bahwa temukan mengenai hubungan Inggris dan
penyatuan kebijakan bagi kebanyakan Uni Eropa, selain itu juga terdapat kutipan
orang (seperti yang dilakukan Uni Eropa) dari berbagai media, baik dalam negeri
bukan menjadi solusi dan menimbulkan maupun luar negeri.
masalah (Vieten & Poynting, 2016, hlm. Kedua, kritik sumber, setelah penulis
5), dalam hal ini untuk negara yang mendapatkan berbagai sumber yang
berkebangsaan besar seperti Inggris. dianggap relevan dengan permasalahan
Oleh karena itu dalam penelitian ini yang dikaji, tahap selanjutnya adalah
penulis merumuskannya dalam empat penulis melakukan penilaian dengan
rumusan masalah. Pertama, mengenai mengkritik sumber-sumber yang telah
latar belakang integrasi Inggris ke Uni ditemukan tersebut baik dari buku,
Eropa. Kedua, mengenai proses integrasi browsing internet, sumber tertulis dan
Inggris ke Uni Eropa. Ketiga, mengenai hasil dari penelitian serta sumber lainnya.
sikap politik Inggris ketika menjadi anggota Dalam melakukan penelitian ini penulis
Uni Eropa. Dan keempat, mengenai alasan tidak melakukan kritik eksternal karena
mayoritas warga Inggris memilih Brexit. sumber yang penulis gunakan berupa
sumber sekunder. Kritik internal yang
METODE PENELITIAN dilakukan penulis yakni ketika penulis
Penelitian ini menggunakan metode mendapatkan sumber. Penulis membaca
penelitian historis dengan langkah- isi sumber kemudian dibandingkan
langkah sebagai berikut. Pertama, dengan sumber lain yang juga dibaca
heuristik adalah mencari, menemukan penulis. Hasil perbandingan sumber
dan mengumpulkan data dan fakta dari tersebut, akan diperoleh kepastian bahwa
berbagai sumber baik berupa buku-buku sumber tersebut bisa digunakan karena
maupun artikel mengenai dinamika sesuai dengan topik dan kajian.
integrasi Inggris dan Uni Eropa sampai Ketiga, interpretasi atau yang biasa
Brexit tahun 1973-2016. Dalam tahap disebut dengan analisis sejarah merupakan
heuristik peneliti mencari sumber, berupa tahap dimana peneliti melakukan sintesis
sumber literatur. Teknik studi literatur ini atas sejumlah fakta yang diperoleh dari
digunakan untuk mengumpulkan sumber- sumber-sumber sejarah dan bersama-
sumber atau tulisan yang dianggap relevan sama dengan teori-teori disusunlah faktu
dan menjawab permasalahan yang akan itu ke dalam suatu interpretasi yang
dibahas yaitu mengenai “Dinamika menyeluruh. Dalam kaitannya dengan
Inggris dan Uni Eropa: Integrasi hingga penelitian skripsi yang berjudul “Dinamika
Brexit(1973-2016)”. Sumber-sumber Inggris dan Uni Eropa: Integrasi hingga
tertulis yang digunakan penulis sebagai Brexit (1973-2016)”. Interpretasi yang
referensi diperoleh dari beberapa tempat, penulis lakukan adalah terhadap data-
diantaranya, Perpustakaan Universitas data dan fakta-fakta yang ditemukan.
Pendidikan Indonesia (UPI), Perpustakaan Sehingga penafsiran tersebut dapat
Institut Teknolgi Bandung (ITB), dan dipertanggungjawabkan oleh penulis.
Perpustakaan Universitas Indonesia, Penulis menafsirkan bahwa kebutuhan

165
FACTUM
Volume 7, N0.2, Oktober 2018

ekonomi akan selalu berhubungan dengan yang memilih untuk tetap tinggal dan
hubungan internasional atau regional untuk keluar. Keputusan tersebut tentu
suatu negara dengan negara lainnya. bukan terjadi begitu saja, jauh sebelum
Terlebih lagi hubungan ekonomi tersebut tahun 2016, sejak integrasinya dengan Uni
kemudian akan diikuti oleh hubungan Eropa hubungannya tidak berjalan mulus.
politik yang akan mengikat hubungan Tahun 1973 merupakan diputuskannya
tersebut. Hal ini ditunjukan oleh Inggris, Inggris menjadi anggota Uni Eropa dalam
yang pada awalnya merupakan sebuah “Accession of Britain in the European
negara yang berjaya di luar pulau Eropa Community” ditandatangani pada 22
dengan koloni hampir di seluruh benua Januari 1972.
di dunia, yang tidak akan pernah memilih Latar belakang bergabungnya Inggris
Eropa daratan. Namun saat ekonomi yang ke Uni Eropa tidak terlepas dari alasan
mendesaknya, Inggris bergabung dengan ekonomi dan politik. Runtuhnya imperium
Uni Eropa yang terkesan memaksakan dan hilangnya kekuasaan Inggris di
diri. Dan kemudian setelah bergabung dunia Internasional sejak 1939-1945
selama empat puluh tahun, ketika Inggris menyadarkan Inggris bahwa Inggris harus
tidak dapat menyelesaikan masalahnya lebih memperhatikan masalah-masalah
dengan Uni Eropa, ia memutuskan untuk dalam negerinya dan menyelesaikannya.
keluar. Dalam penelitian ini merujuk pada Wilayah pertahanan Inggris di Asia
sumber-sumber yang penulis temukan. Tenggara terkait dengan kerjasamanya
Penulis akan memberikan interpretasi dengan Amerika untuk membendung
dalam pembahsannya. kekuatan komunis menjadi beban
Keempat, historiografi merupakan ekonomi Inggris, yang tidak sesuai dengan
proses penyusunan hasil interpretasi kemampuan ekonomi Inggris. Pangkalan
dalam bentuk tulisan yang utuh di dalam militer Inggris di Aden yang berkekuatan
sebuah skripsi yang berjudul “Dinamika 14.000 orang memerlukan $168 juta
Inggris dan Uni Eropa Integrasi hingga setahunnya; pangkalan Singapura dan
Brexit 1973-2016”. Penggunaan metode Malaysia yang berkekuatan 51.000 orang
historis dalam penelitian didukung memerlukan $ 630 juta, sedangkan di
juga dengan penggunaan pendekatan Hongkong dengan kekuatan 7.000 orang
interdisipliner, hal ini sebagai alat bantu menelan $42 juta setahun (Luhulima, 1992,
dalam menganalisis suatu permasalahan. hlm. 48-49). Biaya yang Inggris keluarkan
untuk pengamanan di wilayah Asia
PEMBAHASAN Tenggara membuat Inggris mengalami
Brexit merupakan keputusan kerugian. Sedangkan sebenarnya Inggris
masyarakat Inggris untuk meninggalkan sendiri perlu memperhatikan urusan
Uni Eropa yang dicanangkan oleh David ekonomi dalam negerinya yang terkena
Cameron sejak masa kampanyenya tahun dampak setelah perang dunia. Setelah
2016. Referendum dilaksanakan pada negara jajahannya merdeka, pasokan bahan
tahun 2016 yang hasilnya mayoritas warga mentah Inggris juga berkurang. Walaupun
Inggris memilih Brexit yakni sebanyak begitu dalam hal ini Inggris masih dapat
52%. Sangat tipis sekali perbedaannya mengandalkan Amerika Serikat, dan

166
Fidya Faridah Kultsum dan Erlina Wiyanarti
DINAMIKA INGGRIS DAN UNI EROPA: INTEGRASI HINGGA BREXIT

negara-negara Persemakmuran yang 1947. Hingga munculnya permasalahan


masih dapat bekerjasama dengan mudah. yakni AS berhenti memberikan pinjaman
Sehingga ada yang disebut dengan “three dan negosiasi juga sulit. Penghentian
centre circles” atau tiga lingkaran utama proyek nuklir Manhattan antara AS
dalam perekonomian Inggris. dan Inggris membuat Inggris terpaksa
Perubahan orientasi ekonomi mengembangkan penghalang nuklir
luar negeri Inggris bukan saja karena dengan biaya sendiri, yang membutuhkan
masalah tarif, adapun masalah lainnya biaya cukup besar. Inggris mendapati
mengenai kekuatan ekspor. Faktor ekspor yang menurun pada tahun 1950-
ini kemudian menjadi salah satu yang an, yakni dari 25,5%. Pada tahun 1960
mempertimbangkan Inggris untuk porsi ekspor ke negara persemakmuran
menentukan keanggotaannya di Uni tenggelam sedangkan ke Eropa Barat
Eropa. Pada awalnya pusat utama dalam meningkat 19,6%.
lingkaran ekonomi Inggris adalah negara- Keputusan Inggris menjadi anggota
negara Persemakmuran, dimana ekspor Masyarakat Ekonomi Eropa (sebelum Uni
Inggris kepada negara-negara tersebut Eropa) adalah karena kemajuan organisasi
mencapai 50% hingga pada tahun 1950. tersebut dengan diberlakukan bebas pajak
Perdagangan di wilayah Sterling ini antar negara anggota. Hal ini membuat
diyakini dapat memulihkan perekonomian industri Inggris merasa kalah saing jika ia
Inggris pasca perang. Terutama kepada tidak bergabung dengan MEE. Hal tersebut
negara Australia dan Selandia Baru, Inggris bersamaan dengan makin berkurangnya
merupakan pasar ekspor paling penting. pengaruh Inggris terhadap negara-
Hal ini karena negara Persemakmuran negara Persemakmuran tempat barang-
memasukan hasil pertaniannya tanpa barang Inggris dijual. Oleh karena itu
tarif dan tanpa batasan kuantitatif, pada tahun 1961 pengajuan permohonan
sedangkan dengan negara Eropa masih bergabungnya Inggris ke Masyarakat
ada pembatasan kuantitatif. Selain pada Ekonomi Eropa diumumkan oleh Harold
negara Persemakmuran pasca Perang Macmillan yang pada saat itu merupakan
Dunia II orientasi politik dan ekonomi Perdana Menteri dan pemimpin
Inggris berpihak kepada Amerika Serikat. pemerintahan Partai Konservatif.
Amerika Serikat muncul sebagai negara Proses pengajuan diri Inggris
kreditur terbesar di dunia. Hal ini dilakukan bergabung dengan masyarakat Eropa
Amerika karena ketakutan pihak komunis tidak berlangsung dengan mudah. Inggris
akan mempengaruhi negara-negara mendapatkan dua kali veto Prancis yakni
yang ketakutan. Dalam hubungannya pada tahun 1962, hal ini berkaitan dengan
dengan Amerika Serikat, Inggris harus hubungan antara keduanya di masa lalu.
mendukung proyek Amerika Serikat Pada tahun 1944 Perdana Menteri Inggris
dalam sistem perdagangan multilateral Chruchill mengatakan kepada Presiden
dengan konversi mata uang. Ini berarti Prancis De Gaulle “Whenever we have
Inggris harus menerima Bretton Woods to choose between Europe and the open
Agreement dan setuju untuk pengenalan sea, we shall always choose the open sea.
konvertibilitas Sterling di pertengahan Whenever I have to choose between you and

167
FACTUM
Volume 7, N0.2, Oktober 2018

Roosevelt, I shall always choose Roosevelt” mempertanyakan kekhawatirannya


(Lee, 2007, hlm. .200). Veto de Gaulle juga kepada Kennedy, perihal keanggotaan
diakibatkan karena ketakutan Prancis Inggris dalam Masyarakat Eropa apakah
bahwa Inggris merupakan jembatan antara tidak akan membahayakan “hubungan
Eropa dan Amerika Serikat. Dan jika khusus” Anglo Amerika, namun Kennedy
memang itu benar De Gaulle berasumsi tidak mengerti akan hal itu.
bahwa Amerika Serikat akan mengambil Seiring berjalannya waktu Inggris dapat
alih Eropa, sehingga pengaruh Prancis di melewati kesulitan-kesulitannya. Dalam
Eropa akan diambil juga. Permasalahan laporan internal di kantor luar negeri
tersebut berakhir ketika Presiden Prancis “Accession of Britain in the European
diganti oleh Georges Popidou pada tahun Community” menunjukan komponen
1969. utama keberhasilan dalam negosiasi
Selanjutnya permasalahan masuknya bukan rincian teknis tetapi lingkungan
Inggris ke Uni Eropa adalah mengenai eksternal yang menguntungkan (yakni
kebijakan pertanian. Dimana Inggris pensiun dan meninggalnya de Gaulle). Dan
bukan negara yang mengutamakan yang paling penting adalah kemenengan
pertanian seperti Prancis dan Jerman. partai Konservatif pada pemilu. Dengan
Inggris mengimpor hasil pertanian dari bergabung dengan Masyarakat Eropa,
negara-negara persemakmuran. Kebijakan Inggris harus meninggalkan peran
tersebut dirasa kurang relevan dengan independennya di dunia dan asumsi hak-
Inggris. Masalah pertanian ini masih hak serta kewajiban konsekuensi sebagai
sulit diatasi, walaupun memiliki posisi anggota EC sebagai fakta yang jelas sejak
yang penting. Terlihat bagaimana MEE 1970 (Sorokina, 2014, hlm. 19).
masih belum berhasil menentukan harga- Kemudian setelah menjadi anggota,
harga pertanian bersama (Common karakter Inggris dipengaruhi oleh
Farm Pricse/CAP). Secara umum MEE Perdana Menteri yang menjabat, dan
ingin pendapatan sektor pertanian dapat kebijakan atau keputusan yang diambil
sebanding dengan pendapatan di sektor- dalam menjalin hubungan dengan
sektor ekonomi lainnya. Uni Eropa. Awal keanggotannya (pada
Mengenai hubungan Inggris dengan masa E. Heath 1970-1974), Inggris
Amerika Serikat yang disebut Anglo Amerika cenderung menyetujui kebijakan Uni
juga menjadi masalah. Hubungan Inggris Eropa. Walaupun sebenarnya masih ada
dan AS adalah sebagaimana hubungannya permasalahan-permasalahan yang terjadi
dengan negara-negara Persemakmuran akibat belum selesainya penyesuaian
yang berdaulat, terlebih yang dengan sebelum keanggotaan. Hubungan baik
negara-negara yang penduduknya berasal tersebut dilimpahkan kepada pemerintah
dari Eropa. Hubungan itu bersumber selanjutnya yang justru bertolak belakang.
dari kesamaan ras, kesamaan warisan Pada pemerintahan Thatcher Inggris
spiritual dan bahasa, serta sejak 1918 dibawa ke sikap skeptis. Hal ini karena
sampai 1945 sebagai aliansi militer. Dalam adanya ketidaksesuain kebijakan Uni
suatu tindakan politik hingga klimaksnya Eropa terhadap Inggris, terutama masalah
pada bencana Terusan Suez tahun 1956, kesatuan moneter dan finansial, dimana

168
Fidya Faridah Kultsum dan Erlina Wiyanarti
DINAMIKA INGGRIS DAN UNI EROPA: INTEGRASI HINGGA BREXIT

Uni Eropa akan membentuk suatu dalam EMU. Sehingga Inggris dalam
kesatuan moneter dengan bank sentral dan proses tanda tangan dalam perjanjian
mata uang tunggal. Selain itu juga terkait Maastritcht, bersikeras mengadopsi
masalah anggaran Inggris untuk ME yang protokol tersebut, yang memungkinkan
dirasa cukup besar dan harus dikurangi. Britania tidak berpartisipasi dalam tahap
Inggris pada akhir 1970-an Inggris adalah ketiga pembentukan EMU (Sorokina,
kontributor kedua terbesar dan akan 2012, hlm. 38-39). Hal ini kemudian
menjadi yang terbesar. Yakni membayar membuat Inggris memiliki hak untuk tetap
lebih dari 1 milyar Euro pertahun (Wall, keluar dari penciptaan kesatuan ekonomi
2008, hlm. 20). dan moneter, hingga dalam kondisi
Pandangan Inggris terhadap ME yang memungkinkan untuk melakukan
condong kepada pasar bebas, yang pengenalan mata uang tunggal.
menguntungkan perekonomian Inggris, Inggris tidak menandatangani bab
Inggris seperti tidak peduli bahwa, pada mengenai “Social Chapter of Treaty”
dasarnya ME ini dibuat adalah untuk dalam Perjanjian Maastritcht, dimana Bab
sebuah integrasi yang lebih jauh lagi Sosial yakni menyatakan aturan umum
dari hanya pada sektor ekonomi yakni hubungan industrial dan kesejahteraan
politik. Adapun kemudian politisasi sosial di negara-negara dari Komunitas
ekonomi yang tidak disetujui Inggris. Eropa. Hal ini karena didukung oleh situasi
Thatcher tidak mengingankan adanya ekonomi Inggris, yang tingkat inflasinya
penyatuan moneter dan finansial. rendah selama 30 tahun, pengurangan
Inggris menginginkan pasar tunggal pengangguran, pertumbuhan kegiatan
Eropa dengan penghapusan hambatan usaha, tingkat bunga bank rendah, serta
pergerakan barang, pembentukan pasar stabiltasi nilai tukar poundsterling.
bebas, asuransi dan modal, yang akan Sedangkan jika ketentuan-ketentuan dari
menguntungkan perusahaan-perusahaan Piagam berlaku di Inggris menurutnya
Inggris. Prancis dan Jerman sebagai bisa membahayakan. Dalam hal ini negara
negara inti dari Uni Eropa tidak ingin akan dipaksa mengambil biaya sosial
Inggris dapat mempengaruhi anggota lain yang tinggi yang berpengaruh terhadap
terhadap kebijakan yang akan ditetapkan pekerjaan (sehingga banyak pekerjaan
oleh Uni Eropa. Bagi Thatcher kesatuan yang ditutup karena tidak sesuai dengan
moneter dan pembentukan Bank Sentral standar Eropa), yang akan berakibat pada
nantinya akan membuat suatu pemerintah peningkatan harga, dan kerusakan daya
Eropa. Dan bahwa kesatuan moneter saing perusahaan Inggris di pasar dunia.
dapat terlaksana tanpa mata uang tunggal. Perdebatan dalam integrasi Inggris
Perdana Menteri selanjutnya John Mayor pada Uni Eropa khususnya pada masa
dan Tony Blair juga tetap berada diluar kepemimpinan M. Thatcher dan John
European Moneter Union (EMU). Major, mengenai European Moneter
Pada periode selanjutnya yakni Union (EMU), Bank Sentral Eropa,
pemerintahan John Mayor (1990-1997) mata uang tunggal, dan pertentangan
yakni dalam Perjanjian Maastritcht Bab Sosial dalam perjanjian Maastricht
permasalahan Inggris masih berkutat membuat Inggris menjadi terisolasi dalam

169
FACTUM
Volume 7, N0.2, Oktober 2018

Uni Eropa. Oleh karena itu Partai Buruh bersama-seama mencari jalan keluar untuk
(dengan Tony Blair sebagai Perdana mengatasi krisis. Hal yang ditakutkan
Menteri) mencanangkan untuk “Back Inggris muncul, yakni dominasi Prancis-
to Europe”. Yakni untuk meningkatkan Jerman dalam penyelesaian krisis.
kembali citra Inggris di Uni Eropa. Partai Pertemuan di Brussels pada 23-
Buruh dan Partai Konservatif pada 26 Oktober 2011 membuat keputusan
dasarnya memiliki sikap yang berbeda, untuk tidak melibatkan negara-negara
namun tetap kepada kepentingan bersama yang berada di luar zona Euro dalam
yakni kepentingan Inggris. Namun dalam penyelesaian krisis. Debat terbuka yang
beberapa hal mereka juga berada di satu dilakukan oleh David Cameron dan Nicolas
jalan. Pemerintahan Inggris oleh Partai Sarkozy pada tanggal 24 Oktober menolak
Buruh, dipimpin oleh Tony Blair (1997- klaim Inggris dalam mengambil bagian
2007) bersikeras untuk ikut kembali dalam pertemuan wakil-wakil dari negara-
berpartisipasi pada integrasi Eropa hal ini negara zona Euro. Perdana Menteri Inggris
karena keterasingan Inggris di Uni Eropa gagal untuk membuat koalisi dari negara-
menyebabkan lemahnya pengaruh Inggris negara di luar zona Euro (Denmark,
pada kebijakan Uni Eropa. Jika hal tersebut Hungaria, Bulgaria, Latvia, Lithuania,
merupakan alasan Inggris kembali ke Uni Polandia, republik Ceko, Rumania, Swedia)
Eropa dapat dikatakan, upaya-upaya Blair walaupun tujuh diantaranya bergabung
tersebut kembali kepada pragmatisme (Rainey & Jones, www.telegraph.co.uk,
Inggris dalam Uni Eropa bukan saja dalam 25 Oktober 2011). Bersikerasnya Inggris
bidang ekonomi namun juga politik. adalah karena krisis yang terjadi di zona
Pada pemerintahan Partai Konservatif Euro akan berdampak kepada negara-
David Cameron harus menghadapi krisis negara di luar zona Euro. Oleh karena itu,
yang terjadi di eurozone atau zona euro Inggris menuntut dilindunginya kegiatan
ini. Kebangkrutan yang terjadi akibat perusahaan Inggris dan bank terhadap
krisis, bukan hanya pada bank saja, tetapi kontrol keuangan dari lembaga Eropa.
seluruh negara, terutama Yunani, Spanyol Hubungan antara Inggris dan Uni
dan Italia. Perbedaan sikap Inggris dalam Eropa selama empat puluh tiga tahun
mengatasi krisis (dengan negara Uni sejak bergabungnya tahun 1973 mencapai
Eropa lain) membuat ketegangan diantara puncaknya pada tahun 2016. Dinamika
kedua pihak. Pada persiapan KTT darurat, yang terjadi diantaranya, membuat hal
negara-negara eurozone mengungkapkan ini tidak mengejutkan. Seperti yang
perbedaan-perbedaan dalam memerangi telah diungkapkan sebelumnya, bahwa
krisis (Sorokina, 2014, hlm. 70-71). Konselir naik turunya, dekat jauhnya, Inggris
keuangan G. Osborne pada pertemuan dan Uni Eropa tidak mengherankan jika
parlemen 11 Agustus, mengusulkan untuk pada akhirnya keduanya memutuskan
memangkas pengeluaran publik, untuk untuk berpisah. Hal ini apakah karena
memungkinkan kestabilan keuangan Inggris yang memang sejak awal terkesan
negara. Usulannya tersebut tentu dengan “setengah hati” dalam integrasi. Terlihat
mempertimbangkan kepentingan Inggris. bagaimana Uni Eropa lebih “pengertian”
Inggris dan para negara Uni Eropa lainnya mengenai kebijakan Uni Eropa yang tidak

170
Fidya Faridah Kultsum dan Erlina Wiyanarti
DINAMIKA INGGRIS DAN UNI EROPA: INTEGRASI HINGGA BREXIT

diambil Inggris, yang disebut pemberian juga memberikan gesekan kultural, yang
status khusus bagi Inggris. membuat masyarakat (kebanyakan di
23 Juni 2016 merupakan hari pedesaan) terganggu dengan imigran
besar bagi masyarakat Inggris, dimana yang berasal dari negara lain yang tidak
ia melakukan keputusan besar, dan sedikit memiliki bahasa dan unsur budaya
menjadikannya sebagai momentum lain yang berbeda. Hal ini diawali oleh
mengenai hubungannya dengan Uni kemunculan golongan euroskeptis di
Eropa. Setelah beberapa tahun mengenai masyarakat, dan menyebarkan paham
isu referendum Brexit dicanangkan, pada skeptis yang membuat masyrakat
hari itu hasilnya sudah keluar. Dengan menjunjung sikap primordialis.
hasil 52% memilih keluar dan 48% tetap Munculnya golongan Euroskeptis
bertahan (CNN, www.cnn.com/euro/eu- sangat berpengaruh dalam hubungan
referendum, 25 Juni 2016). Namun untuk antara Inggris dan Uni Eropa. Kelompok
merujuk kepada keluarnya Inggris dari Uni ini muncul akibat ketidaksetujuannnya
Eropa harus melalui proses yang panjang, Inggris bergabung dengan Uni Eropa.
setidaknya dua tahun. Mereka telah ada pada saat Inggris baru
Pada saat keputusan rakyat adalah saja bergabung dengan Uni Eropa (yakni
Brexit, yang terjadi kemudian adalah diadakannya referendum di parlemen
pengunduran diri David Cameron sebagai tentang keanggotaan Inggris). Sebagai
Perdana Menteri Inggris. Keputusan contoh Partai Buruh mempertahankan
ini karena David Cameron ingin Inggris keanggotaan UE, seperti Tony Blair
tetap berada di Uni Eropa. Kemudian yang terus berusaha mendekatkan diri
penyelesaian selanjutnya mengenai Brexit kepada UE untuk kepentingan Inggris.
akan diteruskan oleh Theresa May yang Sedangkan Partai Konservatif tidak setuju
merupakan Perdana Menteri Inggris yang akan keanggotaan semenjak Margareth
baru. Keputusan masyarakat Inggris untuk Thatcher dan John Major. Namun
keluar dari Uni Eropa memunculkan dikemudian hari kelompok Euroskeptis
fenomena yang disebut populisme. muncul dalam tubuh partai lain.
Populisme adalah suatu pandangan Imigrasi merupakan konsekuensi bagi
politik yang menempatkan rakyat Inggris ketika dirinya bergabung dengan
kebanyakan dan elit yang korup dalam Uni Eropa. Uni Eropa membebaskan
posisi antagonis dan melihat politik warga negranya untuk berpindah ke negara
sebagai ekspresi dari keinginan umum anggota lainnya termasuk dalam mencari
rakyat kebanyakan (Cas Mudde dalam pekerjaan. Ketakutan ini kemudian yang
Perdana, 2017, hlm. 2). Menurut Inglehart dirasakan oleh warga Inggris. Untuk
dan Norris yang utama terjadi di Inggris mengatasi lonjakan sebenarnya pemerintah
bukan soal ekonomi tetapi alasan yang Inggris akan membuat pembatasan,
kuat adalah masalah kultur (Inglehart & namun gagasan tersebut ditentang oleh
Norris, 2016, hlm. 6-7). Kejayaan masa lalu anggota-anggota Uni Eropa. Hal ini yang
Inggris masih membayangi masyarakat menjadikan isu imigrasi diangkat oleh
generasi tua, yang kemudian paling banyak kelompok euroskeptis dalam kampanye
mendukung Brexit. Masalah imigirasi Brexit. Karena dampak jangka pendek

171
FACTUM
Volume 7, N0.2, Oktober 2018

dari imigrasi tersebut dirasakan langsung Inggris sebagai negara. Kemudian juga
oleh masyarakat. Partai UKIP (United dibentuknya konstitusi Eropa dan integrasi
Kingdom Independent Party) gencar militer yang membuat ketegangan antara
menyuarakan isu imigrasi. Partai tersebut Inggris dan Uni Eropa semakin terlihat.
mengkampanyekan mengenai imigrasi Uni Eropa dengan kebijakan-kebijkannya
di Inggris yang merugikan masyarakat banyak mengatur negara-negara bagiannya
Inggris (Qolbi, 2016, hlm. 58-59). yang menyinggung masalah kedaulatan
Dalam setiap kampanyenya kubu negara tersebut.
Brexit (UKIP atau Boris Johnson) Merujuk kepada media Inggris yakni
meyakinkan bahwa Brexit memungkinkan The Economist bahwa ada pernyataan
untuk lebih mengkontrol banyaknya mengenai Brexit yakni slogan “Take
imigran yang datang ke Inggris dari Uni control” maksudnya adalah bahwa Uni
Eropa. Selama sepuluh tahun (1995- Eropa telah mengambil kontrol atas
2015) jumlah imigran dari negara Uni Inggris, dimana seharusnya Inggris dapat
Eropa lainnya yang tinggal di Inggris mengkontrol negaranya sendiri. Menurut
bertambah tiga kali lipat dari 0,9 juta Michael Gove bahwa hal ini merupakan
jiwa menjadi 3,3 juta. Dari angka tersebut inti kasus Brexit, beliau menyatakan
2,5 juta imigran ini berusia 16-64 tahun pendapatnya bahwa keanggotaan Uni
dan dua juta adalah orang yang bekerja. Eropa telah menghentikan Inggris untuk
Selain mengenai pekerjaan alasan lain memilih siapa yang dapat membuat
mengenai pengangkatan isu ini dikalangan keputusan penting yang berpengaruh
masyarakat yang berpendidikan rendah terhadap kehidupan Inggris (The
atau para orang tua adalah mengenai Economist, www.economist.com., 19
budaya dalam masyarakat. Seperti takut Maret 2016). Selanjutnya bahwa argumen
orang lain yang memainkan peran penting mengenai kedaulatan Inggris, yakni
dan menentukan identitas nasional keanggotaan Uni Eropa berarti hukum
mereka (Clarke & Whiteley, 2016, hlm. Eropa mengalahkan hukum nasional
6). Walaupun riset lain menunjukan Inggris. Faktor-faktor tersebut merupakan
bahwa sebenarnya populasi imigrasi lebih faktor yang mendukung masyarakat
meningkatkan keseluruhan pendapatan Inggris memilih untuk Brexit. Munculnya
nasional, namun tetap hal tersebut kelompok euroskeptis, menyebarkan
mengancam orang-orang Inggris sendiri. paham-paham skeptis di masyarakat
Isu yang paling utama dikalangan Inggris yang mengangkat isu-isu yang
pemerintah Inggris yang kemudian merugikan Inggris dalam keanggotaannya
nantinya tersampaikan kepada masyarakat di Uni Eropa. Paham ini menggiring opini
lewat kampanye-kampanye para tokoh publik dan memunculkan fenomena
yakni mengenai kedaulatan Inggris. populisme.
Penyatuan moneter dengan adanya
SIMPULAN
bank sentral dan penyatuan mata uang.
Inggris bersiteguh untuk tetap di luar Inggris dalam keanggotaannya dengan
kebijakan tersebut, karena menurutnya Uni Eropa tidaklah mudah, belum lagi
itu sudah mencampuri ranah kedaulatan Inggris harus menyampingkan sikapnya

172
Fidya Faridah Kultsum dan Erlina Wiyanarti
DINAMIKA INGGRIS DAN UNI EROPA: INTEGRASI HINGGA BREXIT

sebagai negara independen yang kemudian referendum keluar dari bagian United
‘harus’ berintegrasi dengan Uni Eropa Kingdom.
karena kebutuhan ekonomi dan politik. Tidak diherankan jika pandangan
Dinamika yang terjadi antara Inggris dan politik Inggris sering terlihat naik turun.
Uni Eropa bukan saja saat mendekati Terkadang pro dan tetapi ada pula bersikap
referendum 2016 namun jauh sebelum kontra. Hal demikian terjadi karena
itu yakni sejak masa bergabungnya. sebelumnya Inggris juga merasa enggan
Persiapan-persiapan Inggris menuju masuk ke Eropa karena Inggris dengan
Uni Eropa yang belum matang menjadi sejarahnya yang besar adalah negara
pemicu permasalahan. Pandangan politik yang independen, dalam segala bidang,
Inggris terhadap Uni Eropa berubah-ubah, bahkan negara pencetus revolusi industri
seiring dengan pandangan politik Perdana yang memiliki pengaruh kepada sistem
Menterinya. Inggris bersikap skeptis ekonomi dunia. Kekuatan Inggris pun
terhadap Uni Eropa diawali oleh Harold melebihi kekuasaan Jerman dan Prancis
Wilson (Partai Buruh), kemudian M. (saingannya sekarang). Kejayaan di masa
Thatcher (konservatif). Selanjutnya Tony lalu menjadi bayang-bayang masyarakat
Blair (Partai Buruh) bersikap mendukung Inggris bahwa ia akan kembali berdiri
Uni Eropa ketika lawannya bersikap sendiri bahkan menguasai dunia dengan
skeptis. Hal ini tersebut kemudian Brexit sebagai langkah awalnya.
membuat Uni Eropa sebagai bahan untuk
kampanye tiap partai. Pilihannya tetap di DAFTAR PUSTAKA
Uni Eropa atau tidak. Juga referendum
Abdurahman, D. (2007). Pengantar
Brexit menjadi ‘senjata’ bagi Inggris agar
Metode Penelitian. Yogyakarta: Kurnia
Uni Eropa mau mentoleransi Inggris dalam
Alam Semesta.
kebijakannya. Tahun 2016 referendum
Clarke, D.H, dkk.(tt). Why Britain voted
menyatakan Brexit, yang tidak disangka
for Brexit:an individual –level
oleh David Cameroon.
analysis of the 2016 referendum vote.
Perluasan kelompok Euroskeptis [Pdf]. Tersedia di http://blogs.kent.
di masyarakat membuat isu-isu untuk ac.uk/files diakses pada 12 September
memilih Brexit. Tentang imigrasi yang 2017.
dianggap sangat merugikan rakyat Inggris. CNN. (2016). Referendum Brexit. [Daring]
Tentang kedaulatan, dimana Inggris Tersedia di www.cnn.com/euro/eu-
kini tidak berhak atas kedaulatannya referendum diakses pada 12 September
sendiri karena segala aturan dikendalikan 2017.
Brussels. Banyak warga Inggris yang Davies, N. (2000) The Isles: A history.
menyetujui Brexit juga karena para London: Macmillan.
pejabat yang berkampanye tidak kemudian Djaja, W. (2012). Sejarah Eropa: Dari
menjelaskan positifnya menjadi anggota Eropa Kuno Hingga Eropa Modern.
Uni Eropa. Hal ini dirasakan orang- Yogyakarta: Ombak.
orang Skotlandia dan Irlandia Utara yang Erlanger, S.(2016). ‘Brexit’ vote feeds
lebih memilih Bremain. Bahkan Brexit Scotland’s Alienation.[Daring].
akan memicu mereka untuk menyatakan Tersedia di https://mobile.nytimes.
com diakses pada 11 September 2017.

173
FACTUM
Volume 7, N0.2, Oktober 2018

Hyden,S. (2016). Brexit vote in Northern Qolbi, A. (2016). Alasan Partai United
Ireland Brings Uncertainty.[Daring]. Kingdom Independence Party (UKIP)
Tersedia di http://time.com/world/ Menginginkan Inggris Keluar dari
NorthernIreland diakses pada 11 Uni Eropa dalam Referendum
September 2017. Inggris 2016. (Skripsi). Universitas
Immanuel, P., & Wahyudi. (2016). Sejarah Muhammadiyah Yogyakarta,
Uni Eropa: Membedah Masa Lalu dan Yogyakarta.
Isu Terkini. Solo: Azka Pressindo. Rainey, S., & Jones, L. (2011). EU
Inglehart, R.F., & Norris, P. (2016). Trump, referendum debate: as it happened
Brexit and the Rise of Populism: 24 October. Tersedia di http://www.
Economic Have-Nots and Cultural telegraph.co.uk/news diakses pada 11
Baclash.[Pdf]. Tersedia di http:// Juni 2017.
research.hks.harvard.edu/getFile Sorokina, M. (2014). Great Britain and
diakses pada 30 Maret 2018. the European Integration. (Thesis).
Ismaun (2005). Pengantar Belajar Masaryk University, Brno.
Sejarah sebagai Ilmu dari Wahana The Economist. (2016). Dreaming on
Pendidikan. Bandung: Historia Utama sovereignity. [Daring]. Tersedia di
Press. www.economist.com/britain diakses
Lee, S. J. (2007). Aspescts of European pada 12 September 2017.
History 1789-1980. Taylor & Francis Vieten, U. M., & Poynting, S. (2016)
Group. Diakses 7 Juli 2017, dari Taylor Contemporery Far-Right Racist
& Francis e-Library. Populism in Europe. Journal of
Luhulima, C. P. F. (1992). Eropa sebagai Intercultural Studies, Vol.37(6), hlm.
Kekuatan Dunia: Lintasan Sejarah 533-540. tersedia di www.tandfonline.
dan Tantangan Masa Depan. Jakarta: com.doi.full diakses pada 30 Maret
Gramedia. 2018.
Perdana, A.A. (2017). Menguatnya Wall, S. (2008). A Stranger in Europe:
Populisme: Trump, Brexit hingga Britain and the EU from Thatcher to
FPI. Tersedia di https://indogopress. Blair. Oxford: Oxford University Press.
com/2017/01 diakses pada 30 Maret
2018

174

Anda mungkin juga menyukai