PENDAHULUAN
volume udara dalam paru. Alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur volume
statik dan volume dinamik paru. Yang merupakan salah satu volume statik adalah
volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan maximum voluntary ventilation
(MVV). Volume statistik tidak hanya mengenai volume ekspirasi paksa detik
pertama (VEP1) dan maximum voluntary ventilation (MVV), tetapi juga terdiri
dari volume tidal (VT), volume cadangan inspirasi (VCI), volume cadangan
ekspirasi (VCE), volume residu (VR), kapasitas vital (KV), kapasitas vital paksa
(KVP) , kapasitas residu fungsional (KRF) dan kapasitas paru total (KPT).
rutin digunakan di rumah sakit dengan pasien penyakit paru dan atau jantung.
penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) dan asma. Selain itu juga digunakan untuk
pemeriksaan spirometri lebih besar dari pada pemeriksaan lain karena tidak
1
dan kerjasama yang baik antara teknisi dan subjek agar didapatkan hasil yang
pengendalian mtu berkelanjutan, nilai acuan yang tepat dan algoritma interpretasi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagian terbesar volume dan kapasitas paru-paru. Volume paru terdiri dari empat
bagian yaitu volume tidal (TV) adalah volume udara yang secara normal dihirup
(inspirasi) atau dihembuskan (ekspirasi) pada setiap tarikan napas. Volume ini
akan meningkat bila ada aktivitas fisik. Nilai rata-ratanya adalah 500 ml pada saat
volume udara di atas inspirasi tidal volume yang dapat secara maksimum dihirup
pada setiap tarikan napas. Nilai rata-ratanya adalah sekitar 300 ml. Volume
adalah sekitar 1000 ml. Volume Residu (Residual Volume/RV) adalah udara yang
tetap berada di dalam paru setelah ekspirasi maksimum. Nilai normalnya adalah
sekitar 1200 ml. Sedangkan kapasitas paru terdiri dari beberapa niali yaitu
Kapasitas Paru Total (Total Lung Capacity/TLC) adalah jumlah total udara yang
berada dalam paru pada akhir inspirasi maksimum. Besarnya sama dengan jumlah
kapasitas vital dengan volume residu, nilai rerata = 5700 ml. Kapasitas Vital
pada seseorang yang berpindah pada satu tarikan napas. Kapasitas ini mencakup
3
dalam parunya ke alat pengukur, nilsi rerata = 4500 ml. Kapasitas Inspirasi
akhir ekspirasi normal. Besarnya sama dengan jumlah VT dengan IRV. Kapasitas
yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi normal. Besar FRC sama
Spirometri merekam secara grafis atau digital volume ekspirasi paksa dan
kapasitas vital paksa. Volume Ekspirasi Paksa (VEP) atau Forced Expiratory
Volume (FEV) adalah volume dari udara yang dihembuskan dari paru-paru
setelah inspirasi maksimum dengan usaha paksa minimum, diukur pada jangka
waktu tertentu. Biasanya diukur dalam 1 detik (VEP1). Kapasitas Vital paksa
atau Forced Vital Capacity (FVC) adalah volume total dari udara yg
pengkajian fungsi ventilasi paru secara lebih mendalam. Jenis gangguan fungsi
paru dapat digolongkan menjadi dua yaitu gangguan fungsi paru obstruktif
kurang dari 70% dan menderita gangguan fungsi paru restriktif bila nilai
kapasitas vital kurang dari 80% dibanding dengan nilai standar (Alsagaff, dkk,
2005).
Prosedur yang paling umum digunakan adalah subyek menarik nafas secara
4
maksimal dan menghembuskannya secepat dan selengkap mungkin dan Nilai
KVP dibandingkan terhadap nilai normal dan nilai prediksi berdasarkan usia,
tinggi badan dan jenis kelamin. Spirometer menggunakan prinsip salah satu
hukum dalam fisika yaitu hukum Archimedes. Hal ini tercermin pada saat
spirometer ditiup, ketika itu tabung yang berisi udara akan naik turun karena
adanya gaya dorong ke atas akibat adanya tekanan dari udara yang masuk ke
sebuah katrol. Bandul ini kemudian dihubungkan lagi dengan alat pencatat
Gambar 1. Spirometri
5
Nilai normal dari volume dan kapasitas paru sebagai berikut :
Mudah digunakan
termasuk reproduktifitas
sebelum membeli
6
Indikasi Spirometri
1. Diagnostik
berat
program
2. Monitoring
fungsi paru-paru
diketahui
7
Volume Statik Dan Volume Dinamik
Dibawah ini adalah jenis-jenis volume statik dan volume dinamik yang
A. Volume Statik
Volume Tidal ( VT )
Volume Residu ( VR )
Kapasiti Vital ( KV )
B. Volume Dinamik
80% dari jumlah total paru. Akibat dari elastisitas paru dan
8
volume (RV). (Guyton, 2006)
interval 0.5, 1.0, 2.0, dan 3.0 detik. Jumlah dari semua nilai itu
2006).
sebelum pemeriksaan.
2. Pasien harus dalam keadaan sehat, tidak ada flu atau infeksi saluran
napas bagian atas dan hati-hati pada penderita asma karena dapat memicu
serangan asma.
9
3. Pasien harus menghindari memakai pakaian yang ketat dan
yaitu pernafasan melalui mulut, tanpa ada udara lewat hidung dan celah
7. Pasien dalam posisi duduk atau berdiri, lakukan pernapasan biaa tiga
10
Gambar 2. Cara Melakukan Pemeriksaan Spirometri (British Thoracic Society)
Cek Kalibrasi
Dari sudut pandang praktis maka perlu melakukan pemeriksaan kalibrasi pada
pemeriksaan akan berbeda dengan setting klinis dan jenis instrumen yang
apakah itu adalah di luar batas kontrol. Spirometer yang dikenali sebagai Flow
penting adalah masalah. stabilitas kalibrasi dari waktu ke waktu dan ini hanya
atau disinfeksi, atau jika hasil yang tidak biasa atau tidak diharapkan
11
menunjukkan Biasanya, spirometer harus akurat (volume ke dalam ± 0,05 L atau
± 3%, mana yang lebih besar; mengalir ke dalam ± 0,2 L/detik atau ± 5%, mana
yang lebih besar) dan dikalibrasi secara berkala dengan jarum suntik
lingkungan yang lebih dingin atau lebih panas, penting untuk memberikan waktu
Demikian pula, kalibrasi jarum suntik harus pada suhu yang sama seperti
spirometer dan untuk alasan ini biasanya disimpan di dekat spirometer. Untuk
satu atau lebih subyek dengan fungsi pernafasan yang stabil harus diukur dan
dicatat secara teratur sebagai bagian dari kualitas yang sedang berlangsung
sejarah pelayanan harus disimpan dengan peralatan. Dalam operasi, menguji diri
sendiri (jika Anda memiliki fungsi stabil) pada spirometer Anda setiap minggu
atau dua adalah cara yang praktis memastikan kontrol kualitas. Sebuah variasi
dari> 5% pada VEP1 atau KVP harus mengingatkan Anda untuk masalah dan
kebutuhan untuk memiliki instrumen Anda dengan benar diperiksa dan diservis
harus diperiksa secara teratur untuk linearitas selama rentang fisiologis arus (0-
14L per detik). Sebuah tes yang baik dari linearitas adalah untuk memberikan
12
harus merekam volume ke dalam ± 3,5%; yaitu, spirometer adalah akurat jika
volume tercatat adalah antara 2,895 L dan 3.105 L. Peak flow meter umumnya
meskipun ada ini sedikit dipublikasikan data untuk mendukung ini, sedangkan
spirometer volume perpindahan akan biasanya tahun terakhir jika benar service
Manuver spirometri
Hasil spirometri berupa spirogram yaitu kurva volume paru terhadap waktu
monitor untuk meyakinkan bahwa usaha yang dilakukan subjek benar dan
maksimal.
ekspirasi maksimal yang dapat dicapai saat ekspirasi paksa. Tarik napas
13
semaksimal mungkin, hembuskan dengan kekuatan maksimal segera
1. Submaksimal usaha
paksa)
6. Penutupan Glotis
Sekali lagi, demonstrasi prosedur akan mencegah banyak masalah yang berkaitan
pengukuran tergantung akan variabel pada pasien yang tidak kooperatif atau
14
dicurigai jika aliran berhenti tiba-tiba selama tes bukan menjadi halus terus
menerus kurva. Rekaman dengan batuk, terutama jika ini terjadi dalam hitungan
detik pertama, atau ragu-ragu di awal harus ditolak. Fokalisasi selama pengujian
akan mengurangi arus dan tidak bisa melakukan manuver dengan leher
Ini sangat tergantung pada jenis spirometer yang digunakan. Pada volume-
sensing spirometer mencari robekan dan air mata dalam tabung konektor
hari berguna bahwa instrumen berfungsi dengan benar. (Johns DP, Pierce R,
2007).
Prediksi Normal
dari yang jelas populasi subyek normal cocok untuk jenis kelamin, umur,
tinggi dan asal etnis dan menggunakan tes serupa protokol, dan instrumen
memiliki VEP1, KVP, FEF25%-75% dan PEF yang lebih besar tetapi
15
memiliki VEP1/KVP yang relatif lebih kecil.
penurunan VEP1/ KVP dengan usia sampai sekitar 20 tahun pada wanita
dan 25 tahun pada pria. Setelah ini, semua indeks bertahap turun,
antara usia dan tinggi badan. Penurunan VEP1/ KVP dengan usia pada
orang dewasa karena penurunan yang lebih besar pada VEP1 dari KVP.
4. Etnis asal: Polinesia termasuk yang paling rendah memiliki VEP1 dan
KVP dari berbagai kelompok etnis seperti kaukasia dan afrika (Miller
16
Gambar 4. Spirogram normal dan obstruksi
Pengukuran fungsi ventilasi sangat berguna dalam arti diagnostik dan juga
berguna dalam mengikuti riwayat alami penyakit selama periode waktu, menilai
risiko pra operasi dan dalam mengukur dampak pengobatan. Kelainan ventilasi
dapat disimpulkan jika ada VEP1, KVP, PEF atau VEP1/KVP adalah luar kisaran
normal.
nilai prediksi
17
Gangguan Restriksi: Kapasitas Vital (KV)< 80% nilai prediksi,
KVP<80%
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di
PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.
Bronkitis kronik
Kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3
Emfisema
Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal
18
Asma Bronkhial
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak
jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak
napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari.
Bronkiektasis
a. Riwayat merokok
- Perokok aktif
- Perokok pasif
- Bekas perokok
19
b. Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian
dalam tahun :
- Ringan : 0-200
- Sedang : 200-600
- Berat : >600
Hipereaktiviti bronkus
sel goblet, inflamasi, hipertrofi otot polos pernapasan serta distorsi akibat fibrosis.
emfisema:
merokok lama
distal, duktus dan sakus alveoler. Proses terlokalisir di septa atau dekat
pleura.
20
Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi karena
perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu : inflamasi, fibrosis, metaplasi
sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi jalan napas.
Gejala dan tanda PPOK sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala, gejala ringan
hingga berat. Pada pemeriksaan fisis tidak ditemukan kelainan jelas dan tanda
inflasi paru.
A. Gambaran klinis
a. Anamnesis
- Keluhan
- Riwayat penyakit
- Faktor predisposisi
b. Pemeriksaan fisis
B. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan rutin
b. Pemeriksaan khusus
A. Gambaran Klinis
a. Anamnesis
- Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
21
- Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir
rendah (BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan
polusi udara
b. Pemeriksaan fisis
• Inspeksi
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis i leher
• Palpasi
• Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah,
• Auskultasi
- terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi
22
Paksa.
- ekspirasi memanjang
Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan
Gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat edema
tungkai dan ronki basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer.
Pursed - lips breathing adalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut
mencucu dan ekspirasi yang memanjang. Sikap ini terjadi sebagai mekanisme
tubuh untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi sebagai mekanisme tubuh
untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi pada gagal napas kronik.
B. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan rutin
1. Faal paru
23
Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan, APE
memantau variabiliti harian pagi dan sore, tidak lebih dari 20%
• Uji bronkodilator
meter.
VEP1 atau APE < 20% nilai awal dan < 200 ml.
2. Darah rutin
3. Radiologi
Foto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain
- Hiperinflasi
- Hiperlusen
- Diafragma mendatar
appearance)
24
• Normal
1. Faal paru
- Sgaw meningkat
- Jentera (treadmill)
250 ml. Pada PPOK umumnya tidak terdapat kenaikan faal paru setelah
pemberian kortikosteroid
25
Terutama untuk menilai :
6. Radiologi
- Mendeteksi emfisema dini dan menilai jenis serta derajat emfisema atau
7. Elektrokardiografi
8. Ekokardiografi
9. Bakteriologi
Kadar antitripsin alfa-1 rendah pada emfisema herediter (emfisema pada usia
26
2. Penyakit restriktif paru
Fibrosis paru
Fibrosis paru bukanlah nama suatu penyakit melainkan istilah patologi yang
Sarkoidosis
Sarkoidosis adalah suatu penyakit peradangan yang ditandai dengan
Granuloma ini pada akhirnya akan menghilang total atau berkembang menjadi
jaringan parut.
Silikosis
pada paru-paru.
1681: Borelli mencoba untuk mengukur volume inspirasi dalam satu kali
27
bernafas. Dia melakukannya dengan menghisap cairan dari tabung
1799: Pepys W.H. jun. menemukan volum tidal biasa menjadi 270
gastometer biasa.
28
1800: Davy H. mengukur kapasitas vital paru-parunya sendiri sebesar
29
dia telah melakukan penentuan parameter volume dengan seksama.
penambahan alat pengukur grafik dan waktu dan reduksi masa bel).
lurus dengan tinggi dan dia pun menunjukan bahwa kapasitas vital
(Tissier)
30
Dia menyimpulkan ada 3 parameter yang menentukan kapasitas vital
bawah, pendahulu dari spirometer fleisch yang masih digunakan saat ini.
31