Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS DARI TAMAN NASIONAL BERBAK

Taman Nasional Berbak yang luasnya 142.750 hektare merupakan kawasan pelestarian alam untuk
konservasi hutan rawa terluas di Asia Tenggara yang belum terjamah oleh eksploitasi manusia.
Keunikannya berupa gabungan yang menarik antara hutan rawa air tawar dan hutan rawa gambut
yang terbentang luas di pesisir Timur Pulau Sumatra serta Taman Nasional Berbak adalah bagian dari
Bentang Alam Hutan Gambut Berbak yang luas 238.000 hektare. Bentang alam ini juga merupakan
salah satu Bentang Alam Konservasi Harimau (Tiger Conservation Landscape) di Sumatra yang
direkognisi berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan.Taman nasional.

Berbak sudah dilindungi secara internasional sebagai lahan basah internasional dalam konvensi
RAMSAR pada tahun 1992.Gabungan antara hutan rawa gambut dan basah rawa air tawar yang
terbentang luas di pesisr timur sumatra.Jenis tanah organososl yang tergenang sepanjang
tahun,bersifat masam sehingga merupakan kendala besar bagi penggunaan lahan untuk kegiatan
pertanian.Lokasi atau ekosistem yang ada di taman nasional berbak sendiri beragam seperti adanya
sungai air hitam dalam,sungai air hitam laut,dan pantai sei cemara.Disini juga meilki curah hujan rata
rata 2.300 mm/tahun atau rata rata lebih dari 200 mm/bulan dalam 5-6 bulan dan kurang dari 2 bulan
rata rata curah hujannya 100 mm/bulan.Temeperatur di taman nasional berbak sendiri kisaran antara
25 derajat sampai dengan 28 derajat celsius.

Pada taman nasional ini memilki keanekaragaman hayati pada tumbuhan seperti meranti dan berbagai
jenis palem.Dan disini terdapat keanekaragaman hayati tingkat gen,seperti tumbuhan lepidonia kinggi
yang memilki jenis warana yang beragam seperti bewarna ungu dan merah.Hal itu dipengaruhi oleh
gen yang menyusun masing masing bunga.Namun bukan hanya gen yang dapat memengaruhi
keanekaragaman bentuk dan warna bunga tapi juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan
adaptasinya terhadap lingkungan

Contoh flora yang ada di taman nasional berbaka adalah pada jenis palem terdapat daun
payung,lepidonia kingii(memilki ciri berbunga besar dengan berwarna merah dan ungu),terdapat
pohon besar seperti ramin,jelutung,pulai,meranti,anggrek,cymbidium,celogyne,27 jenis palem dari
keluarga aaceaceae,dan 10 jenis pandan.Di taman nasional berbak ini juga terdapat keanekaragaman
spesises atau jenis seperti keanekaragaman jenis palem yang masih dalam satu famili atau
keluarga.Keanekaragaman tingkat spesies ini terdiri dari berbagai jenis atau spesies yang masih dalam
satu keluarga yang tinggal di suatu ekosistem tertentu.Di taman nasional berbak ini memilki 261
spesies dari 73 famili vegetasi.

Hutan rawa gambut yang ada di taman nasional berbak juga memilki vegetasi lainnya yang indah
seperti palem merah,ara hantu,palas,akar elang,putat,dan rasau.Sementara itu pada tepisungai hutan
rawa gambut sering terlihat adnaya dominasi tertentu yaitu rasau pandanus helicopus dan pandanus
otrocarpus.Diperairan sungai itu sendiri juga dapat dijumpai jenis jenis tumbuhan seperti tumbuhan
bakung hanguana malayang dan utricularia spp. Tumbuhan yang tergolong langka dalam taman
nasioanl berbak antaralain lapidoina kingii,palem berjenis daun payung.Tumbuhan endemik yang
menghuni kawasan taman nasioanl berbak adalah pohon meranti,palem
merah,nipah,pulai,jelutung,ramin,dll.

Contoh karakter morfologi pada beberapa flora yang menghuni taman nasional berbak adalah

Pohon meranti

Pohon meranti memiliki bentuk batang bulat silindris, dengan tinggi total mencapai 40-50 m. Kulit
kayu rata atau beralur dalam atau dangkal, berwarna keabu-abuan sampai coklat. Pada umumnya
berbanir tinggi sampai 6-7 m. Nama kayu perdagangan meranti ditentukan dari warna kayu gubalnya,
seperti meranti Putih, meranti Kuning dan meranti merah. Meranti pada umumnya berbunga dan
berbuah 4-7 tahun sekali yang disebut dengan musim berbuah masal Pohon Meranti menghasilkan
kayu keras dengan kualitas tinggi. Kayu meranti dijadikan sebagai bahan dasar untuk membuat kursi-
meja ekslusive, peti perhiasan, aneka cenderamata. Di kawasan Taman Nasional Berbak pohon
meranti merupakan salah satu pohom yang dilestarikan. Oleh karena itu pohon ini sangat banyak
ditemukan di kawasan hutan Taman Nasional Berbak.

Nipah

Nipah atau Nypa fruticans adalah salah satu pohon anggota famili Arecaceae (palem) yang umumnya
tumbuh di di daerah rawa yang berair payau atau daerah pasang surut di dekat pantai. Pohon nipah
tumbuh di lingkungan hutan bakau. Batang nipah menjalar di tanah membentuk rimpang yang
terendam oleh lumpur. Hanya daunnya yang muncul di atas tanah, sehingga nipah nampak seolah-olah
tak berbatang. Akarnya serabut yang panjangnya bisa mencapai belasan meter. Dari rimpangnya
tumbuh daun majemuk (seperti pada jenis palem lainnya) hingga setinggi 9 meter dengan tangkai
daun sekitar 1-1,5 m. Daun nipah yang sudah muda berwarna kuning sedangkan yang tua berwarna
hijau. Bunga nipah majemuk muncul dari ketiak daun dengan bunga betina terkumpul di ujung
membentuk bola dan bunga jantan tersusun dalam malai serupa untai, merah, jingga atau kuning pada
cabang di bawahnya. Tandan bunga inilah yang dapat disadap untuk diambil niranya. Buah nipah
bulat telur dan gepeng dengan 2-3 rusuk, berwarna coklat kemerahan. Panjangnya sekitar 13 cm
dengan lebar 11 cm. Buah berkelompok membentuk bola berdiameter sekitar 30 cm. Dalam satu
tandan, dapat terdiri antara 30-50 butir buah.

Kantong semar

Kantong semar adalah tanaman karnivora yang memakan serangga, ulat dan anak katak. Tanaman ini
hidup sebagai carnivora (carnivorous plant) karena hidup di daerah yang minim unsur nitrat dan
fosfat. Sebagai carnivora tumbuhan ini menpunyai alat perangkap serangga berupa kantung atau
periuk, yang merupakan perubahan bentuk dari ujung daun. Untuk mencerna mangsanya tumbuhan
ini mempunyai enzim pemecah protein atau zat kimia di dalam kantongnya. Sisa-sisa serangga yang
dicernanya, dibiarkannya semut-semut memakannya, sehingga antara semut dan kantong semar
terjadi simbiosis mutualisme. Tumbuhan ini juga masih melakukan fotosintesis untuk keperluan zat
tepung dan gula yaitu daun pada bagian pangkal batang yang berbentuk pipih dan berwarna hijau.
Kantong semar mempunyai jenis species yang banyak. Tumbuhan ini hidup di daerah hutan hujan
tropis, mulai dari dataran rendah, menengah dan tinggi. Di kawasan Taman nasional Berbak tumbuhan
kantong semar sangat mudah di temui bahkan tumbuhan ini dibudidayakan.
Pada contoh fauna,disini terdapat berbagai jenis,mulai dari harimau sumatra,tapir,beruang
madu,beruk,kera ekor panjang,siamang,surili,buaya muara,buaya sinyulong,tuntong,kura kuar
gading,labi labi,phyton,arwana putih,belida betok,tapah juaro.Serta terdapat 224 jenis dari 49 famil
jenis burung,9 jenis rangkong,30 ekor bebek huatan,28 spesies burung imigran.Burung imgran
tersebut berasal dari siberia yang terjadi pada bulan oktober.Pada keanekaragaman hayati tingkatan
spesies terdapat berbagai jenis fauna yang menghuni daerah taman nasional berbak.Fauna yang ada di
taman nasioanl berbak yang dilindungi karena hampir punah adalah harimau sumatra,mentok
rimba,beruang madu,tapir, beruk, kera ekor panjang, siamang, surili, buaya muara, buaya sinyulong,
tuntong, kura-kura gading, dan labi labi.Fuana endemik yang menhuni taman nasioanl berbak adalah
harimau sumatra,tapir,rangkong,beruang madu,dll.

Contoh morfologi fauna yang ada di taman nasional berbabak adalah

Harimau sumatra

Harimau Sumatera adalah hewan asli yang hanya ditemukan di pulau Sumatera, Indonesia. Harimau
Sumatera dapat ditemukan di berbagai habitat dari daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, dari
hutan di pegunungan sampai hutan rawa gambut. Penampilan harimau sumatera sangat berbeda
dengan spesies harimau lain seperti garis-garis harimau sumatera yang lebih sempit dibandingkan
dengan spesies harimau lain dan mereka juga memiliki surai yang lebih besar. Harimau sumatera juga
memiliki kaki berselaput kecil yang memungkinkan mereka untuk berenang lebih efisien dalam
mengejar mangsanya. Di kawasan Taman Nasional Berbak Harimau Sumatra pernah ditemukan di
hutan tepi sungai, hutan rawa air tawar dan hutan bakau. Jenis ini tidak diketahui terdapat di hutan
rawa gambut.

Kera ekor panjang

Kera ekor panjang tergolong monyet kecil yang berwarna coklat dengan bagian perut lebih muda dan
disertai rambut keputih-putihan yang jelas pada bagian muka. Dalam perkembangannya rambut yang
tumbuh pada muka tersebut berbeda-beda antara individu satu dengan individu lainnya. Kera ekor
panjang aktif secara teratur dari fajar sampai petang (Diurnal). Aktivitas monyet lebih banyak
dilakukan di atas permukaan tanah (semi terrestrial) dibandingkan di atas pohon. Di kawasan Taman
Nasional Berbak kera ekor panjang sering terlihat di sepanjang tepi sungai dan kadang-kadang juga
terdapat di pohon pandan. Kera ekor panjang tidur di atas pohon secara berpindah-pindah untuk
menghindar dari pemangsa.

Beruang madu

Beruang Madu Beruang Madu memiliki ciri fisik dengan panjang tubuhnya mencapai 1, 40 m, tinggi
punggungnya mencapai 70 cm dengan berat berkisar antara 50 – 65 kg. Bulu beruang madu condong
pendek, bercahaya serta biasanya hitam, matanya berwarna cokelat atau biru, diluar itu hidungnya
relatif lebar namun tak terlampau moncong. Type bulu beruang madu yaitu yang paling pendek serta
halus dibanding beruang yang lain, berwarna hitam kelam atau hitam kecoklatan, dibawah bulu
lehernya ada sinyal yang unik berwarna oranye yang diakui melukiskan matahari terbit. Beruang
madu yaitu binatang omnivora yang mengonsumsi apapun di hutan. Mereka mengonsumsi bermacam
buah-buahan serta tanaman hutan hujan tropis, terhitung juga tunas tanaman type palem. Beruang
madu aktif pada malam hari atau dimaksud juga dengan makhluk nokturnal, mereka menggunakan
saat di tanah serta memanjat pohon-pohon untuk mencari makanan.

Tapir

Tapir (Tapirus indicus) adalah jenis yang terbesar dari keempat jenis tapir dan satusatunya yang
berasal dari Asia. Di Sumatra tapir umumnya disebut tenuk atau seladang. Tapir mudah dikenali.
Mereka memiliki ciri khas "pelana". Bulu-bulu di bagian tubuh lainnya berwarna hitam kecuali ujung
telinga yang berwarna putih seperti jenis tapir lain. Tapir merupakan hewan penyendiri, menandai
jalur-jalur besar di darat sebagai teritori atau daerah kekuasaannya, meski daerah ini biasanya
bertumpang tindih dengan daerah kekuasaan individu lain. Tapir menandai teritorinya dengan
mengencingi tetumbuhan dan mereka sering mengikuti jalur lain dari yang telah mereka buat yang
telah ditumbuhi tumbuhan. Binatang ini mencari makan berupa umbi empuk dan daun-daunan,
bergerak lambat di hutan dan berhenti untuk makan dan memperhatikan bau yang ditinggalkan tapir
lain di daerah itu. Akan tetapi, bila merasa terancam, tapir dapat lari dengan cepat meskipun bertubuh
besar, dan mereka juga dapat membela diri dengan rahang kuat serta gigi tajamnya. Tapir aktif
terutama malam hari, walaupun mereka tidak benar-benar nokturnal. Mereka Kingdom : Animalia
Pylum : Chordata Class : Mammalia Order : Perissodactyla Family : Tapiridae Genus : Tapirus
Species : Tapirus indicus Taksonomi Karakter Morfologi Sumber: TNB, 2015 Gambar a.4 Tapir
Dicetak pada tanggal 2019-08-11 Id Doc: 589c896781944d321049423c Keanekaragaman jenis Flora
dan Fauna Taman Nasional Berbak dan Taman Nasional Bukit Dua Belas Provinsi Jambi 9 cenderung
makan begitu matahari terbenam dan sebelum matahari terbit, mereka juga sering tidur siang sebentar.
5. Rangkong Papan Rangkong papan adalah salah satu jenis burung endemik Indonesia dengan nama
latin atau nama ilmiah Buceros bicornis yaitu spesies terbesar dibandingkan dengan spesiesnya yang
lain. Ukuran dewasa burung khas Pulau Sumatra ini tergolong sangat besar, yaitu dengan panjang
sampai dengan 160cm. Rangkong Papan ini memiliki tanduk berwarna kuning sampai hitam di atas
parunya yang besar dengan warna kuning tersebut. dengan warna dasar hitamnya, burung ini memiliki
kulit muka berwarna hitam dan bulu pada leher dengan warna kuning agak kecoklatan. sedangkan
pada bulu ekor berwarna putih di padukan dengan warna hitam tebal pada bagian tepi. Walaupun
terlihat kokoh sebenarnya tanduk pada burung rangkong ini memiliki rongga di dalamnya. Pada
umumnya bentuk fisik dari Rangkong Papan Jantan berukuran lebih besar daripada Rangkong Papan
Betina. Di kawasan Taman Nasional Berbak jenis burung rangkong papan sering ditemukan di pagi
sampai sore hari, suaranya yang besar memudahkan untuk menemukan tempat hingggap burung ini.
Biasanya rangkong papan ditemukan ketika sedang istirahat atau memakan buah-buahan di atas
pepohonan. Kingdom : Animalia Pylum : Chordata Class : Aves Order : Coraciiformes Family :
Bucerotidae Genus : Buceros Species : B. Bicornis Taksonomi

Jadi sudah jelaslah bahwa taman nasional berbak ini memilki keanekaragaman tingkat spesies yang
ada,seperti pada hewan hewan,dengan contoh tingkat keanekaragaman pada pada harimau sumatra
dan pada beruang madu yang ada pada satu ekosistem yaitu ekosistem hutan.Sehingga
keanekaragaman hayati pada tingkat spesies ini dapat terjadi karena beragamnya jenis jens satwa yang
ada padasatu ekosistem.

Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem pada taman nasional pun beragam dengan adanya
ekosistem sungai dan rawa adalah ciri ciri dari keanekargaman hayati tingkat ekosistem yang terjadi
karena adanya perbedaan ekosistem pada bioma tertentu.Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem
sendiri berarti

sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup
lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Setiap makhluk hidup hanya akan
tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang sesuai. Pada lingkungan yang sesuai inilah setiap
makhluk hidup akan dibentuk oleh lingkungan. Sebaliknya, makhluk hidup yang terbentuk oleh
lingkungan akan membentuk lingkungan tersebut. Jadi, antara makhluk hidup dengan lingkungannya
akan terjadi interaksi yang dinamis. Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu
daerah menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut
berbeda-beda. Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi akan
menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Ada ekosistem hutan hujan tropis, hutan gugur, padang
rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain- lain. Antar
komponen ekosistem hidup berdampingan tanpa saling mengganggu, dan apabila terjadi kepunahan
atau gangguan terhadap salah satu anggotanya maka akan mengganggu kelangsungan hidup
organisme lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada komponen-komponen ekosistem ini akan
berpengaruh terhadap keseimbangan(homeostatis) ekosistem tersebut. Sebagai suatu sistem, di dalam
setiap ekosistem akan terjadi proses yang saling terkait. Misalnya, pengambilan makanan,
perpindahan energi atau energetika, daur zat atau materi, dan produktivitas atau hasil keseluruhan
ekosistem. Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah pohon kelapa banyak tumbuh di
daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang tumbuh
dengan baik di daerah dataran rendah.Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem pada taman nasional
berbak adalah banyaknya pohon palem yang ada di ekosistem rawa dengan adanya pohon meranti
yang ada di ekosistem hutan.
Permasalahan yang terjadi pada taman nasional berbak sejak tahun 2001.Taman Nasional Berbak
yang merupakan kawasan lahan basah dan/atau rawa gambut, hanya sebuah perubahan status fungsi
pengelolaan yang lebih terbuka dan nilai (3P) perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan diutamakan,
bahwa kawasan tersebut telah ditetapkan sebagai kawasan Suaka Margasatwa sejak zaman Hindia-
Belanda berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda No. 18 tertanggal 29
Oktober 1935. (Suaka Marga Satwa Berbak) dan ditetapkan sebagai Taman Nasional sesuai SK
Menhut No, 285/Kpts-II/1992 (Kawasan TN Berbak), dan dikelola melalui Unit Pelaksana Tehnis
(UPT) Kemeterian Kehutanan setingakt eselon III/a dengan Nama Balai Taman Nasional Berbak
sesuai SK Menhut No, 185/Kpts-II/1997, dengan tatabatas telah ketemu baik fisik maupun
administrasi sudah selesai dan ketemu gelang dan telah dilengkapi dengan sistim zonasi.

Saat ini mengalami tekanan yang cukup tinggi dari berbagai aspek, baik perambahan, ilegal loging,
pencurian ikan, perburuan liar, ancaman kebakaran hutan, apalagi pasca Operasi Refresief kawaasan
Taman Nasional Berbak akhir tahun 2014, yang memunculkan bentuk-bentuk demo dan mengugat
keberadaan Taman Nasional Tersebut, bahkan beberap oknum mencoba mempengaruhi masyarakat
untuk menolak batas dan mengajak masyarakat untuk mengubah posisi batas.

Kegiatan illegal tersebut justru akan mengancam kelestarian taman nasional bersama-sama dengan
kawasan Berbak Landscape, yang menyebar di Kabupaten Tanjabtim dan Muara Jambi dalam bentuk
Hutan Lindung Gambut, Tahura, Cagar Alam Pantai Timur dll, yang sangat penting bahwa ekosistem
gambut merupakan penyangga hidrologi dan cadangan karbon yang sangat penting bagi lingkungan
hidup, memiliki manfaat yaitu :

(a). Manfaat Ekologis, (1) Membantu menyerap unsur-unsur hara yang penting serta bahan makanan
yang berguna bagi Mahluk hidup sekitarnya; (2) Menyediakan air sepanjang tahun khususnya ke
akuifer (pengisian kembali air tanah) dan lahan basah lain; (3) Mengendalikan terjadinya luapan air
pada musim penghujan; (4) Menjernihkan air buangan serta dapat menyerap bahan-bahan polutan
dengan kapasitas tertentu; (5) Mencegah intrusi air asin; (6)Membantu melindungi daerah pantai dari
aktivitas gelombang dan badai (7)Mengendalikan erosi serta mampu menahan lumpur; (8) Penting
untuk konservasi khususnya siklus spesies tanaman, ekosistem, bentang alam, proses alam,
komunitas; (9)Kontribusi pada kelangsungan proses dan sistem alami yang ada; proses dan sistem
ekologi, penyerapan karbon, mengontrol kadar garam tanah dan pengembangan tanah asam sulfat
(Noesreini,1993).

(b). Manfaat Ekonomis (1) Sumber produk alami dalam dan di luar lahan; (2) Sebagai habitat yang
banyak memberikan spesies flora dan fauna yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan tradisionil
penduduk dan penguatan ekonomi; (3) Sebagai sumber makanan; (4) Produksi energi;
(c). Manfaat Pariwisata(1) Kesempatan untuk memberikan rekreasi; (2) Obyek turisme; (3) Dapat
dijadikan suaka alam dan kawasan perlindungan; (d). Manfaat Ilmiah;(1) Penelitian ekosistem lahan
basah;(2) Observasi spesies flora dan fauna.

Bahwa berdasarkan penelitian sekitar 99% kebakaran hutan dan lahan gambut adalah akibat ulah
manusia, baik yang disengaja maupun akibat kelalaian. Hal ini didukung oleh kondisi-kondisi tertentu
yang membuat rawan terjadinya kebakaran. Salah satunya adalah berubahnya kondisi fisik lahan
gambut, antara lain perubahan bentang alam dan pembuatan kanalisasi di sekitar kawasan Berbak.

Kanalisasi, berdasarkan kajian merupakan indikasi utama, mudah terbakarnya lahan gambut disekitar
kawasan, dan didukung faktor lain adalah perambahan, illegal logging dlam kawasan. Bisa anda
bayangkan suatu luasan lahan gambut yang mirip spons yang mudah terbakar, tetapi karena jenuh
dengan air sehingga sangat sulit terbakar, namun manusia dengan teknologi yang dimilikinya
membuat kanal-kanal sehingga air yang tergenang mengalir ke sistem-sistem aliran utama.

Pada musim kemarau dimana suplai air minim, deposit air yang ada di gambut akan mengalir ke
kanal-kanal karena posisinya yang lebih rendah. Sekarang lahan gambut telah kering, yang kita
butuhkan hanyalah sumber api untuk menjadikan lahan gambut sebagai sumber emisi. Bahkan
kelanjutan dari degradasi hutan adalah pertanda lain munculnya masalah di masa mendatang. Di
lokasi-lokasi hutan gambut yang sudah ditebang, terfragmentasi atau dikeringkan kini berubah dari
sumber daya yang tidak mudah terbakar menjadi sumber titik api.

Perubahan iklim sendiri kini terjadi salah satunya akibat dampak dari hilangnya hutan gambut.
Perubahan iklim menyebabkan musim kering lebih panjang di Indonesia, menyebabkan titik api yang
lebih banyak dan berbagai bencana alam lainnya. Sepanjang kemunculan El Nino tahun 2006 silam di
Indonesia, tak kurang dari 40.000 titik api muncul di lahan gambut Indonesia.

Kebakaran kawasan dan lahan gambut perlu dicermati dan dikaji secera benar dan teliti melalui
kajian aspek-aspek penyebab pemanasan awal dan faktor pendukung,pemberian sanksi yang tegas
terhadap orang orang yang melakukan pembalakan liara dan ilegal logging,penjagaan yang tepat atau
pembangunan pos untuk menjaga kawasan rawan pembalakan liar. Dengan pemahaman aspek
tersebut maka solusi pencegahan dapat diperoleh.

Diketahui bahwa lahan gambut dalam landscape Berbak berada di ketebalan >3 m, sehingga jika kita
cermati berdasarkan Keppres No.32/1990 tentang Kawasan Lindung dan Undang-undang No. 26
tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUTR), serta petunjuk penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional RTRWN bahwa lahan gambut dengan ketebalan lebih dari 3 meter termasuk
kawasan dilindungi, yang berarti kawasan landscape berbak tidak layak untuk kegiatan pertanian dan
perkebunan dan wilayah itu harus di konservasikan, dan jika digunakanan untuk kepentingan non
konservasi akan membawa akibat terhadap lingkungan lokal, regional bahkan global yang memiliki
dimensi ekonomi cukup besar, sehingga Gambut yang paling potensial untuk pertanian adalah gambut
dangkal (0,5-1 m) sampai dengan (1-2m)

Kondisi yang terjadi disekitar dan dalam kawasan Taman Nasional Berbak, serta beberapa keinginan
yang menagatas namakan masyarakat memberi kesan bahwa Taman Nasional Berbak dianggap
sebagai penghambat pembangunan, justru sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan tujuan dan
fungsi lahan gambut dan fungsi Taman Nasional sebagai penyangga kehidupan yang berdimensi
ekonomi yang cukup besar dan memiliki potensi 25.988.500 ton C (ZSL/ FOREST CARBON) dan
menyerap 70 juta ton CO2e (ZSL dan ERM, 2010).

Keberadaan hutan gambut tropis memegang peranan penting terkait fungsinya bagi pelestarian
sumberdaya air, peredam banjir, mitigasi perubahan iklim, dan sebagai penyangga keanekaragaman
hayati, namun keunikan dan kekayaan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati, serta rentan dan
rafuhnya kawasan gambut dalam Taman Nasonal bahkan landscape Berbak yang ditimbulakn oleh
beberapa ancaman akibat berbagai macam konflik kepentingan antar pihak yang berbeda dan saat ini
dirasakan semakin berlarut dan berkepanjangan.

Konflik tersebut dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi, politik, sosial budaya, bahkan konflik ini
semakin meningkat akhir-akhir ini antara lain sbb (1) Perambahan kawasan untuk perkebunan karet
dan kelapa sawit dan kepentingan dan kepemilikan tuan tanah yang berada dalam kawasan yang
dilakukan operasi penertiban oleh BTNB. Kepemilikan tersebut telah diperingati dan disampaikan
kepada masyarakat, bahawa kepemilikan tersebut tidak sah, yang menimbulkan gejolak di tingkat
masyarakat, bahkan mengarah pada penolakan batas dan tidak diakuinya batas kawasan; (2) Sistim
Kanalisasi yang terjadi dalam pemanfaatan lahan gambut diluar/dalam kawasan Taman Nasional
menjadi persoalan yang sangat krusial, inilah penyebab utama mudah terbakarnya lahan gambut. Bisa
anda bayangkan suatu luasan lahan gambut yang mirip spons yang mudah terbakar tetapi karena jenuh
dengan air sehingga sangat sulit terbakar. Kemudian manusia dengan teknologi yang dimilikinya
membuat kanal-kanal sehingga air yang tergenang mengalir ke sistem-sistem aliran utama.

Hasilnya Pada musim kemarau dimana suplai air minim, deposit air yang ada di gambut akan
mengalir ke kanal-kanal karena posisinya yang lebih rendah. Sekarang lahan gambut telah kering,
yang kita butuhkan hanyalah sumber api untuk menjadikan lahan gambut sebagai sumber emisi; (3)
Illegal activity, dalam bentuk illegal loging, perambahan, pencurian ikan, menjadi faktor
keterancaman lahan gambut di kawasan Bebrbak Landcscape; (4) Tingkat Pertumbuhan ekonomi
masyarakat sekitar kawasan/desa penyangga yang relatif rendah, akan menimbulkan interaksi negatif
dan ancaman bagi kelestarian Taman Nasional tersebut; (5) Keterbatasan lahan budidaya bagi
masyarakat sekitar kawasan TNB; (6) Perlunya penguatan kesadaran dan pemahamn masyarakat dan
Perusahaan tentang konservasi jangka panjang, untuk merubah pemahaman yang dianut yaitu lebih
memprioritaskan kebutuhan hidupnya dan keberlangsungan benefit ekonomi perusahaanya di atas
konservasi sumberdaya alam jangka panjang; (7) Masyarakat dan Perusahaan perkebunan,
menghentikan menggunakan cara tebang dan bakar untuk mengkonversi lahan menjadi perkebunan
dan HTI; (8) Dengan otonomi daerah, pemerintah daerah diharapkan lebih arief dalam memberikan
kebijakan pemanfaatan lahan gambut untuk dieksploitasi sumberdaya hutan secara cepat, tanpa
mempedulikan kehidupan masyarakat setempat dan lingkungan.

Sentuhan Pembangunan berbasis ekonomi pada masyarakat yang berada disekitar kawasan Berbak
Landscape, terlihat menjadi “kata kunci” dari semua probelema atau konflik di sekitar kawasan
tersebut, dan terlihat sentuhan pembangunan di daerah tersebut sangat minim.

Konflik tersebut diatas, menjadi ancaman bagi upaya kelestarian kawasan Konservasi TN Berbak dan
Berbak Landscape, yang merupakan kawasan memiliki nilai penting sebagai kawasan pelestarian
alam untuk konservasi hutan rawa terluas di Asia Tenggara.

Permasalahan permasalahan tersebut telah diberi terobosan untuk menguranginya,diantaranya


menyusun RPJM di TNBS, dan sudah membentuk beberapa desa peduli api yang juga bekerjasama
dengan pihak-pihak lain baik itu lembaga pendamping dan juga swasta,TFCA-Sumatera adalah salah
satu program pengelolaan dana hibah melalui Skema Debt Swap for Nature Conservation, sebuah
skema panglihan utang luar negeri Pemerintah Indonesia ke Pemerintah Amerika Serikat, yang
kemudian digunakan untuk mendukung upaya konservasi dan penyelamatan species kunci yang
terancam punah di Sumatera. TFCA-Sumatera sejak tahun 2010 lalu telah menetapkan 13 Landscape
Prioritas diantaranya adalah TNKS, TNBT & TNBS.

Besumber dari http://kajanglako.com/id-6704-post-tnks-tnbt-dan-tnbs-masih-marak-jadi-


objek-perambahan.html

Anda mungkin juga menyukai