Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“MANFAAT TEMULAWAK”
DI UPTD GRIYA WERDHA DINAS SOSIAL
SURABAYA

Oleh:

Kelompok B1

PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Manfaat Temulawak


Hari / Tanggal : 28 Agustus 2019
Waktu : 30 menit (09.00 – 09.30 WIB)
Tempat : Ruang Makan UPTD Griya Werdha
Sasaran : Lansia Penghuni UPTD Griya Werdha
Penyuluh : Mahasiswa Program Profesi B20 FKP Unair

1. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, lansia mampu
memahami manfaat temulawak untuk penderita hipertensi
1.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan
peserta penyuluhan mampu:
a. Manfaat dari temulawak
b. Kandungan dari temulawak
c. Dosis yang diberikan untuk membuat olahan dari temulawak
2. Pokok Bahasan
a. Manfaat dari temulawak
b. Kandungan dari temulawak
c. Dosis yang diberikan untuk membuat olahan dari temulawak
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
4. Media
a. PPT
5. Pengorganisasian
a. Pembimbing Akademik : Rista Fauziningtyas, S.Kep.,Ns.,M.Kep

b. Pembimbing Klinik : Sumariyanah Amd.Kep


c. Moderator : Dheni Ardianto, S.Kep
Penyaji : Ida Berliana, S.Kep
d. Fasilitator : Nova Anika, S.Kep
Choirina Nur Aziza, S.Kep
Nurul Yuniarsih, S.Kep
e. Observer dan Notulen : Zahrotul F. S, S.Kep

6. Setting Tempat

Keterangan : P = Peserta

7. Plan of Action (POA)


Tahapan dan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Waktu
Pra kegiatan: Petugas menyiapkan daftar Peserta penyuluhan mengisi daftar
5 menit hadir, ruangan dan tempat hadir dan duduk di tempat yang
untuk peserta penyuluhan telah disediakan
Pendahuluan: Pembukaan: 1) Menjawab salam
5 menit 1) Mengucapkan salam dan 2) Mendengarkan tujuan dan
memperkenalkan diri maksud dari penyuluhan
2) Menyampaikan tujuan 3) Mendengarkan dan menyetujui
dan maksud penyuluhan kontrak waktu penyuluhan
3) Menjelaskan kontrak 4) Mendengarkan materi
waktu dan mekanisme penyuluhan yang disampaikan
4) Menyebutkan materi
penyuluhan
Pelaksanaan Pelaksanaan: 1) Menjawab pertanyaan
kegiatan 1) Menggali pengetahuan 2) Mendengarkan penjelasan
penyuluhan: dan pengalaman tentang 3) Mengajukan pertanyaan
15 menit manfaat temulawak 4) Mendengarkan jawaban
2) Menjelaskan materi
penyuluhan berupa:
a. Manfaat temulawak
b. Kandungan yang ada
ditemulawak
c. Dosis/takaran dari
pembuatan olahan
temulawak
d. Cara membuat olahan
(sirup temulawak)
3) Memberikan kesempatan
kepada sasaran
penyuluhan untuk
mengajukan pertanyaan
mengenai materi yang
disampaikan
4) Menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh
peserta penyuluhan
Penutup: Evaluasi: 1. Peserta penyuluhan menjawab
5 menit 1. Menanyakan kembali pertanyaan yang diajukan oleh
materi yang telah penyaji
disampaikan
2. Penyaji menyimpulkan 2. Peserta penyuluhan
materi yang telah mendengarkan keseimpulan
disampaikan materi yang disampaikan

8. JOB DESCRIPTION
No Pengorganisasian Uraian
1. Moderator 1) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri
dan tim kepada peserta.
2) Menyebutkan kontrak waktu penyuluhan.
3) Memotivasi peserta untuk bertanya
4) Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi
5) Menutup acara penyuluhan.
2. Pemateri 1) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan
bahasa yang mudah dipahami oleh peserta
2) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan
memperhatikan proses penyuluhan
3) Menjawab pertanyaan peserta.
3. Fasilitator 1) Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang bertanya
kepadanya.
2) Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum
jelas
4. Observer 1) Mencatat nama dan jumlah peserta, serta
menempatkan diri sehingga memungkinkan dapat
mengamankan jalannya proses penyuluhan. Mencatat
pertanyaan yang diajukan peserta
2) Mengamati perilaku verbal dan nonverbal peserta
selama proses penyuluhan.
3) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana
penyuluhan

9. KRITERIA EVALUASI
a. Kriteria Struktur
1) Kontrak waktu dan tempat diberikan satu hari sebelum acara dilakukan
2) Pengumpulan SAP dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan
penyuluhan
3) Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan
4) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerjasama
dengan petugas UPTD Griya Werdha
5) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan dilaksanakan
b. Kriteria Proses
1) Acara dimulai tepat waktu
2) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
3) Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
4) Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
5) Pelaksanaan kegiatan sesuai POA
6) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
c. Kriteria Hasil
1) Peserta yang datang sejumlah 7 orang atau lebih
2) Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan pemateri
3) Peserta mampu menjawab dengan benar 75% dari pertanyaan penyuluh
4) Peserta memahami materi yang telah disampaikan
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi
Sebagai pengobatan adalah temulawak ( alah satu komoditas rimpang
yang banyak digunakan Curcuma xanthorriza Roxb). Tanaman ini di Jawa dan
Madura dikenal dengan temulawak, sementara di Sunda disebut koneng gede
(Mahendra 2005). Temulawak tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai
ketinggian 1.500 m di atas permukaan laut (Rukmana 2004). Temulawak
termasuk famili Zingiberaceae dan satu dari sembilan jenis tanaman obat
unggulan yang juga bermanfaat sebagai kosmetik (Nurjannah et al. 1994; Hernani
2001).
Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia, tinggi tanaman bias
mencapai 2 m. Rimpang terdiri atas rimpang induk (empu) yang berbentuk jorong
(gelendong) bewarna kuning tua atau cokelat kemerahan (bagian dalam bewarna
jingga cokelat) dan rimpang cabang yang keluar dari rimpang induk, ukurannya
lebih kecil dan tumbuh menyamping (warnanya lebih muda) (Dalimartha 2000).

B. Kandungan Temulawak
Rimpang temulawak mengandung zat kuning kurkumin, minyak atsiri,
pati, protein, lemak (fixed oil), selulosa, dan mineral (Ketaren, 1998 dalam Sari,
2007).
Rimpang temulawak mengandung berbagai komponen kimia seperti
kurkumin, pati 4854%, dan minyak atsiri 312%. Minyak atsiri merupakan
cairan yang berwarna kuning atau kuning jingga, berbau tajam. Komposisi
minyak atsiri bergantung pada umur rimpang, teknik isolasi, tempat tumbuh,
teknik analisis, varietas, dll (Dalimartha 2000). Minyak atsiri dari rimpang
temulawak mengandung senyawa telandren, kamfer, borneol, sineal,
xanthorrhizol, isofuranogermakren, trisiklin, allo-aromadendren, dan germakren.
Kandungan senyawa dan kurkumin ini menyebabkan temulawak berkhasiat untuk
pengobatan (Taryono et al. 1987; Kurnia 2006 dalam Oktaviana 2010 dan
Khaerana et al. 2008).
Temulawak juga mengandung senyawa fitokimia yang memiliki efek yang
baik bagi kesehatan, antara lain alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin, dan
triterpennoid (Subagja 2014).
Pati temulawak terdiri atas kurkuminoid, protein, karbohidrat, abu, serat
kasar, lemak, kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, kadmium, dan mangan
(Sidik et al. 1985 dalam Dalimartha 2000). Pati temulawak berwarna putih
kekuningan karena kaya akan kurkuminoid. Kadar protein pati temulawak
mencapai 1,5%, sedangkan protein pati jagung hanya 0,8%, protein pati gandum
0,6%, dan pati kentang 0,4% (Said 2007). Komposisi gizi temulawak dapat dilihat
pada Tabel 1.

C. Manfaat Temulawak
Rimpang temulawak banyak digunakan untuk meningkatkan nafsu makan,
memperbaiki fungsi pencernaan, memelihara kesehatan fungsi hati, pereda nyeri
sendi dan tulang, menurunkan lemak darah (kolesterol), sebagai antioksidan dan
membantu menghambat penggumpalan darah (Badan POM, 2005). Temulawak
juga memiliki efek farmakologi zat aktif salah satunya yaitu germakron yang
memiliki efek anti-inflamasi (antiperadangan) dan penghambat edema atau
pembengkakan (Efi Afifah & Tim Lentera, 2004). Selain itu temulawak juga
memiliki khasiat sebagai diuretik (Rahardjo, 2010).
Rimpang temulawak berkhasiat sebagai laktagoga, kolagoga,
antiinflamasi, tonikum, dan diuretik. Minyak atsiri temulawak berfungsi sebagai
fungistatik pada beberapa jenis jamur dan bakteriostatik pada mikroba
Staphyllococcus sp. dan Salmonella sp. Aktivitas kolagoga temulawak ditandai
oleh peningkatan produksi dan sekresi empedu yang bekerja secara kolekinetik
dan koleretik. Pengeluaran cairan empedu yang meningkat menyebabkan partikel
padat dalam kandung empedu berkurang. Peristiwa ini akan mengurangi kolik
empedu, perut kembung karena gangguan metabolism lemak, dan menurunkan
kadar kolesterol darah (Dalimartha 2000).
Menurut Rahardjo (2007) rebusan temulawak pada dosis ekuivalen 1x dan
10x dosis lazim orang, pada tikus putih mempunyai efek diuretik kurang lebih
setengah dari potensi HCT (Hidroklorokazid) 1,6 mg/kg. Menurut Afifah (2004)
temulawak dapat menghambat edema atau pembengkakan, menurut Sidik at al
(1992) dalam Nur (2006) ekstrak temulawak dapat menurunkan kadar kolesterol
dan trigliserida darah, dan menurut Badan POM (2005) dapat menghambat
penggumpalan darah sehingga dapat mengatasi penyumbatan pembuluh darah dan
akhirnya menurunkan tekanan darah.Dalam penelitian ini efek temulawak yang
tampak antara lain efek diuretik kerena beberapa responden mengeluh sering
kencing. Namun, efek diuretik ini tidak membuat responden sampai mengalami
dehidrasi. Hal inilah yang kemungkinan menyebabkan menurunnya tekanan
darah.
Temulawak juga mampu menghambat pembelahan sel-sel tumor dan
pembentukan jaringan kista di paruparu dan jaringan perut, serta memiliki
aktivitas antiproliferasi terhadap sel kanker payudara MCF-7. Selain xantorrhizol,
terdapat senyawa lain dari temulawak yaitu á-kurkumen, ar-turmeron, dan -
atlanton. Kurkumin dapat menghambat pertumbuhan sel kanker (Choi et al.
2004). Selain itu menurut Yasni et al. (1994), -kurkumene merupakan salah satu
komponen aktif yang dapat menurunkan trigliserida. Kurkumin berwarna kuning,
dengan bau yang karakteristik, rasa yang tajam, bersifat antiseptik, dan dapat
digunakan sebagai pewarna alami pada bahan pangan (Liang et al. 1985 dalam
Yunilas dan Sinaga 2005).
Menurut Ruslay et al. (2007), komponen aktif temulawak sebagai fraksi
antioksidan yaitu bisdemethoxycurcumin, demethoxycurcumin, dan curcumin.
Kurkumin memiliki aktivitas biologi yang tinggi dan berpotensi sebagai
antioksidan (Jayaprakasha et al. 2005) karena adanya atom H dari senyawa
fenolik (Priyadarsini et al. 2003). Kurkumin juga bermanfaat sebagai zat
antiinflamasi (antiradang) (Setiawan 2011) dan memiliki aktivitas
hipokolesterolemik (Fujiwara et al. 2008).
Selain kurkumin, senyawa fenol berfungsi sebagai antioksidan karena
kemampuannya meniadakan radikal bebas dan radikal peroksida sehingga dapat
mencegah penyakit kanker (Kelloff et al. 2000). Temulawak juga mengandung
senyawa fitokimia yang memiliki efek yang baik bagi kesehatan, antara lain
alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin, dan triterpennoid (Subagja 2014).
Selain sebagai jamu dan obat, temulawak juga dimanfaatkan sebagai
sumber karbohidrat dengan cara diambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur
makanan untuk bayi dan orang yang mengalami gangguan pencernaan
(Sastrapradja et al. 1981). Menurut Dalimartha (2000), pati temulawak dapat
dikembangkan sebagai sumber karbohidrat dalam berbagai macam makanan
seperti bubur bayi dan kue.

D. Macam Olahan dari Temulawak


Dalam industri pangan temulawak dapat diolah menjadi tepung, pati,
minuman instan, sirup, dan manisan. Temulawak instan dan filtrat selanjutnya
dapat diolah menjadi kue kering, mi, kerupuk, stick, cake, dodol, dan permen jei.
Bentuk olahan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dan konsumsi
temulawak.

E. Cara Membuat Rebusan Temulawak


a. Langkah-langkah

1. Membuat rebusan temulawak


Tujuan:

1. Untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi


Persiapan alat:

1. Temulawak kering 1,5 g


2. Gula merah 1 kg
3. 24 gelas air mineral
4. Pengaduk Kayu
Cara Pembuatan

Cuci temulawak 1,5 g dengan air tawar sampai bersih, potong kecil kecil
±1-2 cm, rebus air dan masukan temulawak kedalam 4,8 L air, rebus selama
±2-5 menit, tunggu sampai air menyusut hingga 2,4 L. setelah itu
tambahkan gula merah 0.3 kg aduk, angkat dan tuangkan kedalam wadah
dengan disaring. Minumkan air rebusan temulawak secara rutin setiap hari
selama 7 hari untuk mendapatkan manfaat yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Efi, dr, & Tim Lentera, 2004, Khasiat & Manfaat Temulawak, Cet 2, Agro
Media Pustaka, Jakarta
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2005, Info POM, vol 6,
Jakarta
Dalimartha, S, 2000, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 2, Cet 1, Trubus
Agriwidya, Jakarta
Dalimartha, S, et al 2008, Care Your Self: Hipertensi, Cet 1, Penebar Plus, Jakarta
Hernani. 2001. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), Tumbuhan Obat
Indonesia; Penggunaan dan Khasiatnya. Pustaka Populer Obor. Jakarta.
Hidayati et al, 2011, Persepsi Pengunjung Apotek Mengenai Penggunaan Obat
Bahan Alam sebagai Alternatif Pengobatan di Kelurahan Muju Maju
Kecamatan Umnulharjo Kota Yogyakarta, Fakultas Farmasi Universitas
Ahmad Dahlan, Yogyakarta
Nur, S, W, 2006, Perbandingan System Ekstraksi dan Validasi Penentuan
Xanthorizol dari Temulawak Secara Kromotografi Cair Kinerja Tinggi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Instusi Pertanian Bogor
(Skripsi)
Permadi, A, 2000, Herbal Penumpas Hipertensi, Jakarta Rahardjo, M, 2010,
Penerapan SOP Budidaya untuk Mendukung temulawak sebagai Bahan
Baku Obat Potensial, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor
Jayaprakasha, G.K., L.J.M. Rao, and K.K. Sakariah. 2005. Chemistry
and biological activities of C. longa. Trends Food Sci. Technol.
Kelloff, G.J., J.A. Crowell, V.E. Steele, R.A. Lubert, W.A. Malone, C.W. Boone,
L. Kopelovich, E.T. Hawk, R. Lieberman, J.A. Lawrence, I. Ali, J.L. Viner,
and C.C. Sigman. 2000. Progress in cancer chemoprevention:
Development of diet-derived chemopreventive agents. Symposium on
Diet, Natural Products and Cancer Prevention: Progress and Promise. J
Nutr. American Society for Nutritional Science
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
Khaerana, M. Ghulamahdi, dan E.D. Purwakusumah. 2008. Pengaruh cekaman
kekeringan dan umur panen terhadap pertumbuhan dan kandungan
xanthorrhizol temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Buletin
Agronomi
Mahendra, B. 2005.13 Jenis Tanaman Obat Ampuh. hlm. 95. Penerbit Penebar
Swadaya, Jakarta.
Nurjanah, N., S. Yuliani, dan A.B. Sembiring. 1994. Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb). Review Hasil-hasil Penelitian Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat
Oktaviana, P.R. 2010. Kajian Kadar Kurkuminoid, Total Fenol dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) pada
Berbagai Teknik Pengeringan dan Proporsi Pelarutan. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Priyadarsini, K.I., D.K. Maity, G.H. Naik, M.S. Kumar, M.K. Unnikrishnan, J.G.
Satav, and H. Mohan. 2003. Role of phenolic OH and methylene hydrogen
on the free radical reactions and antioxidant activity of curcumin. Free
Radical Biology and Medicine
Rahardjo, M. 2010. Penerapan SOP budidaya untuk mendukung temulawak
sebagai
bahan baku obat potensial.
Rukmana, R. 2004. Temu-Temuan. Penerbit Kanisius. Jakarta.
Ruslay, S., F. Abas, K. Shaari, Z. Zainal, Maulidiani, H. Sirat, D.A. Israf, and
N.H. Lajis. 2007. Characterization of the components present in the active
fractions of health gingers (Curcuma xanthorrhiza and Zingiber zerumbet)
by HPLC-DAD-ESIMS. Food Chem
Said, A. 2007. Khasiat dan Manfaat Temulawak. Penerbit Sinar Wadja Lestari.
Jakarta.
Setiawan. 2011. Berbagai Sumber dan Atlas Tumbuhan Obat Indonesia.
Gramedia,
Jakarta.
Subagja, H.P. 2014. Temulawak Itu Ajaib! Rimpang Ajaib Pembasmi Beragam
Penyakit. Cetakan Pertama. Penerbit FlashBooks. Yogyakarta
Yunilas, E.M dan O. Sinaga. 2005. Pengaruh pemberiaan tepung temulawak
(Curcuma Xanthorrizha Roxb) dalam ransum terhadap kualitas karkas
ayam broiler umur 6 minggu. Jurnal Agribisnis Peternakan
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

Tanggal : 28Agustus 2019


Waktu : 09.00 – 09.30 WIB
Tempat : Ruang Makan UPTD Griya Werdha Surabaya

No Nama TTD
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.

DAFTAR HADIR MAHASISWA SAAT PENYULUHAN


Tanggal : 28Agustus 2019
Waktu : 09.00 – 09.30 WIB
Tempat : Ruang Makan UPTD Griya Werdha Surabaya

No Nama TTD
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.

DAFTAR HADIR PEMBIMBING SAAT PENYULUHAN

Tanggal : 28Agustus 2019


Waktu : 09.00 – 09.30 WIB
Tempat : Ruang Makan UPTD Griya Werdha Surabaya

No Nama TTD
1. 1.
2. 2.
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN
“MANFAAT TEMULAWAK”
DI UPTD GRIYA WERDHA SURABAYA

No Struktur Penilaian Keterlaksanaan (Sesuai dengan


Hasil yang Ingin Dicapai)
Ya Tidak
Kriteria Struktur
1 Kesiapan Materi
2 Kesiapan SAP
3 Kesiapan media: PPT
4 Kehadiran peserta penyuluhan (min. 10)
5 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
oleh mahasiswa
6 Pengorganisasian penyelenggaran
penyuluhan dilakukan pada hari
sebelumnya
Kriteria Proses
Pembukaan:
1 Membuka acara dengan salam
2 Memperkenalkan diri
3 Kontrak waktu
4 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
5 Menyebutkan materi penyuluhan
6 Menggali pengetahuan peserta
Pelaksanaan:
7 Penyampaian materi penyuluhan
8 Memberikan kesempatan kepada sasaran
penyuluhan untuk mengajukan
pertanyaan mengenai materi yang
disampaikan
9 Menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh peserta penyuluhan
10 Peserta antusias dalam mengikuti
penyuluhan

Evaluasi:
11 Menanyakan kepada peserta penyuluhan
tentang materi yang diberikan
12 Moderator penyimpulkan hasil
penyuluhan
13 Ucapan terimakasih kepada peserta
14 Menutup acara dengan salam
Kriteria Hasil
15 Peserta yang hadir  10 orang
16 Acara dimulai tepat waktu
17 Peserta mengikuti acara sesuai dengan
aturan yang disepakati
18 Peserta memahami materi yang telah
disampaikan dan menjawab pertanyaan
dengan benar

Surabaya,

(..................................................)
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN
“MANFAAT TEMULAWAK”
DI UPTD GRIYA WERDHA SURABAYA

No Keterlaksanaan (Sesuai dengan


Struktur Penilaian Hasil yang Ingin Dicapai)
Ya Tidak
Moderator
1 Membuka acara penyuluhan
2 memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
3 Menyebutkan kontrak waktu
penyuluhan.
4 Memotivasi peserta untuk bertanya
5 Memimpin jalannya diskusi dan
evaluasi
6 Menutup acara penyuluhan.
Penyaji
7 Menjelaskan materi penyuluhan
dengan jelas dan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta
8 Memotivasi peserta untuk tetap aktif
dan memperhatikan proses
penyuluhan
9 Menjawab pertanyaan peserta.
Fasilitator
10 Ikut bergabung dan duduk bersama di
antara peserta
11 Menjawab pertanyaan jika ada
peserta yang bertanya kepadanya
12 Memotivasi peserta untuk bertanya
materi yang belum jelas
13 Menjelaskan tentang istilah atau hal-
hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta
Observer
14 Mencatat nama, dan jumlah peserta,
serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan
jalannya proses penyuluhan.
15 Mencatat pertanyaan yang diajukan
peserta
16 Mengamati perilaku verbal dan non
verbal peserta selama proses
penyuluhan.
17 Mengevaluasi hasil penyuluhan
dengan rencana penyuluhan
18 Menyampaikan evaluasi langsung
kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.

Surabaya,

(.............................................)
FORMAT PENILAIAN PENYULUHAN KESEHATAN
I. Penyajian
No. Aspek Yang Dinilai Bobot
1 2 3 4
1. Sesuai waktu yang dialokasikan
2. Menggunakan bahasa yang bisa dimengerti
3. Kelancaran dan kejelasan penyajian
4. Kemampuan mengemukakan intisari
penyuluhan
5. Penampilan penyaji dalam penyuluhan
TOTAL : ……………..

II. Isi Penyuluhan ( Bobot : 4 )


No. Aspek Yang Dinilai Bobot
1 2 3 4
1. Kesesuaian TIK denga TIU
2. Kesesuaian materi dengan TIK
3. Kesesuaian kegiatan penyuluhan
4. Kesesuian Media/ alat dan sumber
5. Kesesuian alat evaluasi
TOTAL : ……………..

III. Tanya Jawab ( Bobot : 3)


No. Aspek yang Dinilai Bobot
1 2 3 4
1. Ketepatan Menjawab
2. Kemampuan mengemukan argumen
3. Sikap penyuluh menanggapi pertanyaan
TOTAL : ……………..

Score Akhir = ( Penyajian + Isi + Tanya Jawab ) X 100 = ……..


52

Keterangan : Surabaya, _____- ________________-2019

1 : Kurang

2 : Cukup

3 : Baik (_________________________________)
NIP.
4 : Sangat Baik

Anda mungkin juga menyukai