Anda di halaman 1dari 22

MATEMATIKA DASAR 1A

Submodul 2: Fungsi, Grafik Fungsi, dan Operasi


pada Fungsi

Tim Matematika

TAHAP PERSIAPAN BERSAMA


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA - LAMPUNG SELATAN
29 AGUSTUS 2019
1
PENDAHULUAN

Modul ini merupakan review materi yang telah dipelajari di tingkat SMA.
Tujuannya adalah untuk memperdalam teori-teori yang menjadi dasar
sebelum mempelajari Matematika Dasar (ilmu kalkulus). Pada modul ini akan
dijelaskan mengenai Fungsi, Grafik Fungsi, dan Operasi pada Fungsi. Fungsi
merupakan objek utama yang dipelajari dalam Matematika Dasar. Fungsi
yang dibahas dalam modul ini adalah fungsi bernilai riil. Fungsi inilah yang
nantinya akan diobservasi, mulai dari bagaimana nilai limitnya disuatu titik,
turunannya, serta integralnya.

Fungsi merupakan bentuk abstraksi matematika yang dapat


direpresentasikan dalam suatu kurva pada bidang (fungsi satu variabel),
atau sebagai permukaan pada ruang (fungsi dua variabel). Alat yang
digunakan untuk merepresentasikan fungsi tersebut merupakan sistem
koordinat, dalam hal ini sistem koordinat kartesius (persegi panjang).
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Mahasiswa dapat:
1. Menentukan nilai suatu fungsi.
2. Menentukan Domain dan Range suatu fungsi.
3. Menggambarkan grafik suatu fungsi.
4. Menentukan hasil operasi fungsi (penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian, serta komposisi fungsi) besarta Domain dan Rangenya.
2
MATERI PERKULIAHAN

2.1. Fungsi
Suatu fungsi 𝑓 dari himpunan 𝐴 ke himpunan 𝐵 adalah aturan padanan yang
menghubungkan setiap 𝑥 pada himpunan 𝐴, yang disebut daerah asal
(Domain), tepat satu dengan 𝑦 pada himpunan 𝐵, yang disebut daerah
lawan (Kodomain). Kumpulan anggota-anggota pada himpunan 𝐵 yang
mendapat pasangan dengan anggota pada himpunan 𝐴 disebut daerah
hasil (Range).

Fungsi yang kita bahas dalam perkuliahan ini adalah fungsi 𝑓 dari himpunan
bilangan Riil ke himpunan bilangan Riil (𝑓: 𝑅 → 𝑅). Sehingga pada kuliah ini,
pengertian fungsi dapat juga diartikan untuk menyatakan ketergantungan
suatu besaran terhadap besaran lainnya. Misal, volume suatu kubus
bergantung pada panjang rusuknya 𝑟, dengan persamaan 𝑉 = 𝑟 3 , sehingga
dikatakan 𝑉 fungsi dari 𝑟. Kecepatan 𝑣 dari benda yang jatuh bebas pada
medan gravitasi bumi bertambah seiring bertambahnya waktu 𝑡 sampai
benda menyentuh bumi, dikatakan 𝑣 fungsi dari 𝑡.

Secara umum, jika besaran 𝑦 bergantung pada besaran 𝑥 sehingga setiap


nilai 𝑥 menentukan tepat satu nilai 𝑦, maka dikatakan 𝑦 adalah fungsi dari 𝑥.
Sebagai contoh, persamaan 𝑦 = 2𝑥 + 1 mendefinisikan 𝑦 sebagai fungsi dari
𝑥, sebab setiap nilai yang diberikan pada 𝑥 menentukan tepat satu nilai 𝑦.
Contoh lain, persamaan 𝑦 2 − 2𝑦 − 𝑥 = 3 tidak dapat mendefinisikan 𝑦 sebagai
fungsi dari 𝑥, sebab tidak setiap nilai yang diberikan pada 𝑥 menentukan
tepat satu nilai 𝑦. Misal 𝑥 = 0 kita dapat menentukan nilai 𝑦 yang berpadanan
dengan mensubtitusikan 𝑥 = 0 ke dalam persamaan 𝑦 2 − 2𝑦 − 𝑥 = 3, sehingga
didapatkan
𝑦 2 − 2𝑦 − (0) = 3
𝑦 2 − 2𝑦 − 3 = 0
(𝑦 − 3)(𝑦 + 1) = 0
3
Dua bilangan (𝑦 − 3) dan (𝑦 + 1) dikalikan sama dengan nol, maka salah satu
haruslah sama dengan nol. Jadi
𝑦 − 3 = 0 atau 𝑦 + 1 = 0
𝑦 = 3 atau 𝑥 = −1

Kita dapatkan dua nilai 𝑦, artinya satu nilai 𝑥 yaitu 𝑥 = 0, mempunyai dua
pasangan nilai 𝑦, yaitu 𝑦 = 3 dan 𝑦 = −1, perhatikan Gambar 2.1.

𝑦 𝑦 2 − 2𝑦 − 𝑥 = 3

Gambar 2.1

Gambar 2.1 merupakan kurva dari persamaan 𝑦 2 − 2𝑦 − 𝑥 = 3. Dapat dilihat


bahwa satu nilai 𝑥 tidak selalu mempunyai pasangan tepat satu nilai 𝑦 yang
berpadanan. Misal 𝑥 = 0 mempunyai dua pasangan nilai 𝑦 yang berpadan
yaitu 𝑦 = −1 dan 𝑦 = 3, dan seterusnya. Sehingga persamaan tersebut tidak
mendefinisikan 𝑦 sebagai fungsi dari 𝑥.

Untuk mengetahui dengan mudah suatu persamaan dengan dua variabel 𝑥


dan 𝑦 bukan merupakan fungsi dari 𝑥 berdasarkan grafiknya yaitu dengan
melakukan uji garis tegak. Buatlah suatu garis-garis tegak pada kurva, jika
ada garis tegak yang memotong kurva lebih dari satu titik (mengartikan
bahwa satu nilai 𝑥 mempunyai pasangan tidak tepat satu nilai 𝑦), maka
dapat kita simpulkan persamaan tersebut bukan fungsi dari 𝑥.
4
Contoh 2.1:

𝑦
𝑦 3 − 5𝑦 + 2
=𝑥

Gambar 2.2

Pada Gambar 2.2 terlihat bahwa, dari empat garis tegak yang dibentuk, ada
garis yang memotong kurva di tiga titik (lebih dari satu titik), artinya
persamaan dari grafik tersebut bukan merupakan fungsi dari 𝑥.
Untuk menuliskan suatu fungsi dari 𝑥 kita dapat menggunakan notasi 𝑓(𝑥),
kita gunakan huruf tunggal seperti 𝑓, 𝑔, 𝐹, dan seterusnya untuk memberikan
nama fungsinya. Misal 𝑦 = 𝑓(𝑥) dibaca 𝑦 adalah fungsi dari 𝑥, dengan 𝑥
sebagai variabel bebas, dan 𝑦 sebagai variabel tak bebas, serta 𝑓 adalah
nama fungsinya. Atau misal 𝑉 = 𝑔(𝑟) dibaca 𝑉 adalah fungsi dari 𝑟, dengan 𝑟
sebagai variabel bebas, dan 𝑉 sebagai variabel tak bebas, serta 𝑔 adalah
nama fungsinya. Notasi 𝑓(𝑎) dapat diartikan sebagai nilai fungsi 𝑓 di 𝑥 = 𝑎.

Contoh 2.2:
Diberikan 𝑓(𝑥) = 2𝑥 3 + 3𝑥 − 1, tentukan nilai dari 𝑓(−1), 𝑓(2), 𝑓(𝑥 + 1).
Jawab:
𝑓(−1) = 2(−1)3 + 3(−1) − 1 = −2 − 3 − 1 = −6
𝑓(2) = 2(2)3 + 3(2) − 1 = 16 + 6 − 1 = 21
𝑓(𝑥 + 1) = 2(𝑥 + 1)3 + 3(𝑥 + 1) − 1

Bahan Renungan: Apa perbedaan antara persamaan dengan fungsi?

2.1.1. Daerah Asal (Domain)


Suatu fungsi belum secara lengkap ditentukan sampai daerah asalnya
(Domain) diberikan. Jika terdapat fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥), maka Domain 𝑓 dinotasikan
5
sebagai 𝐷𝑓 , yaitu himpunan nilai-nilai yang diperkenankan untuk variabel
bebas 𝑥, perhatikan Gambar 2.3.
𝑦 = 𝑓(𝑥)

𝑅𝑓
𝑓(𝑥)

𝑥
𝐷𝑓
Gambar 2.3

Dalam aplikasi, Domain suatu fungsi sering ditentukan oleh pertimbangkan


fisis dan geometrik. Selain itu Domain fungsi dapat juga berupa Domain alami
(natural), dan Domain yang ditentukan dengan pembatasan langsung.

Contoh 2.3: (Domain karena adanya pertimbangan fisis dan geometrik)


Perhatikan Gambar 2.4, bangun yang diperoleh dari bangun persegi dengan
sisi 8 𝑐𝑚 dipotong pada masing-masing sudut berbentuk persegi dengan sisi
𝑥 𝑐𝑚, dan misalkan 𝑦 adalah luas lembaran karton yang tersisa (dalam 𝑐𝑚2 ),
nyatakan luas lembaran karton yang tersisa sebagai fungsi dari 𝑥.
𝑥

8 𝑐𝑚

Gambar 2.4

Jawab:
Luas lembaran karton yang tersisa merupakan luas karton sebelum dipotong
dikurangi dengan luas keempat persegi dengan sisi 𝑥 𝑐𝑚, yaitu
6
𝑦 = 𝑓(𝑥) = 64 − 4𝑥 2
Ini merupakan fungsi dari 𝑥 yang didapatkan. Pada fungsi ini, karena 𝑥
menyatakan panjang, maka 𝑥 tidak boleh negatif (pertimbangan fisis). Selain
itu 𝑥 tidak boleh melibihi 4 (persaingan dengan potongan yang lainnya).
Jadi, 𝑥 haruslah diantara 0 dan 4, atau dapat kita tuliskan sebagai 0 ≤ 𝑥 ≤ 4.
Walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit, arti fisis dari 𝑥 menunjukkan
bahwa, Domain fungsi 𝑦 = 64 − 4𝑥 2 adalah {𝑥|0 ≤ 𝑥 ≤ 4}.
Biasanya fungsi dan Domainnya dapat dituliskan secara berdampingan
sebagai berikut
𝑓(𝑥) = 64 − 4𝑥 2 , 0 ≤ 𝑥 ≤ 4 atau 𝑓(𝑥) = 64 − 4𝑥 2 , {𝑥|0 ≤ 𝑥 ≤ 4, 𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑖𝑖𝑙}
Selain Domain karena alasan fisis, terdapat Domain yang muncul secara
murni karena persamaannya bukan karena persoalan fisis dan geometrik,
biasa disebut sebagai Domain natural (Domain alami).

Contoh 2.4: (Domain Alami/Natural)


1
Diberikan suatu fungsi 𝑓(𝑥) = (𝑥+2)(𝑥−1), tentukan Domain naturalnya

Jawab:
Fungsi 𝑓 tidak terdefinisi atau tidak memberikan nilai riil jika 𝑥 = −2 atau 𝑥 = 1,
karena nilai 𝑥 = −2 atau 𝑥 = 1 menyebabkan penyebut menjadi nol,
sehingga 𝑓(𝑥) tak terdefinisi. Dengan demikian, untuk semua nilai 𝑥 yang
lainnya, fungsi 𝑓 terdefinisi dan mempunyai nilai riil. Jadi Domain 𝐷𝑓 (Domain
𝑓) terdiri dari semua bilangan riil 𝑥 kecuali 𝑥 = −2 atau 𝑥 = 1.
Walaupun secara eksplisit dapat dinyatakan rumus fungsi 𝑓 beserta
Domainnya
1
𝑓(𝑥) = (𝑥+2)(𝑥−1), {𝑥|𝑥 ≠ −2 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ≠ 1, 𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑖𝑖𝑙}

dapat juga menuliskan rumus fungsi 𝑓 saja.


1
𝑓(𝑥) =
(𝑥 + 2)(𝑥 − 1)
dengan asumsi bahwa pembatasan 𝑥 ≠ −2 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ≠ 1 sudah jelas dari rumus
fungsi tersebut.
Secara umum dibuat kesepakatan, jika suatu fungsi yang daerah asalnya
tidak dirinci (disebutkan) secara eksplisit, kita selalu menganggap bahwa
7
daerah asalnya adalah himpunan bilangan riil terbesar sehinga aturan fungsi
ada maknanya atau memberikan nilai bilangan riil. Ini disebut daerah asal
alami (Domain natural).

Contoh 2.5:
Tentukan Domain natural dari 𝑓(𝑥) = √𝑥 − 2
Jawab:
Fungsi 𝑓 tidak terdefinisi atau tidak memberikan nilai riil jika 𝑥 − 2 < 0 atau 𝑥 <
2. Nilai 𝑥 < 2 menyebabkan nilai dalam akar negatif, sehingga 𝑓(𝑥) bernilai
kompleks. Dengan demikian, untuk semua nilai 𝑥 ≥ 2, fungsi 𝑓 terdefinisi dan
mempunyai nilai riil. Jadi Domain 𝐷𝑓 (Domain 𝑓) terdiri dari semua bilangan riil
𝑥 yang lebih besar atau sama dengan 0, dapat ditulis sebagai 𝐷𝑓 =
{𝑥|𝑥 ≥ 2, 𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑖𝑖𝑙}

2.1.2. Daerah Hasil (Range)


Jika 𝑥 adalah suatu bilangan pada Domain fungsi 𝑓, maka bilangan 𝑓(𝑥)
disebut sebagai nilai 𝑓 di 𝑥. Himpunan semua nilai 𝑓(𝑥) disebut sebagai
Range dari 𝑓, dapat dinotasikan sebagai 𝑅𝑓 . Jika 𝑦 = 𝑓(𝑥), maka Range 𝑓
dapat dipandang sebagai himpunan semua nilai yang mungkin dari variabel
tak bebas 𝑦, perhatikan Gambar 2.3.

Contoh 2.6:
Tentukan Range dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 dengan 0 ≤ 𝑥 ≤ 3
Jawab:
Untuk mendapatkan Range 𝑓, diperkenalkan variabel bebas 𝑦 = 𝑓(𝑥),
sehingga
𝑦 = 𝑥2
Untuk nilai 𝑥 yang berubah-ubah pada Domain 𝑓, nilai 𝑦 yang bersesuaian
dengan 𝑥 berubah-ubah pada interval [0, 9]. Interval ini merupakan Range
dari 𝑓.
8
Contoh berikut mengilustrasikan suatu cara yang dapat digunakan sebagai
bantuan dalam mendapatkan Range dari suatu fungsi.

Contoh 2.7:
Tentukan Range dari fungsi berikut
𝑥−1
𝑓(𝑥) =
𝑥+2
Jawab:
Seperti pada contoh sebelumnya, diperkenalkan variabel 𝑦 = 𝑓(𝑥), sehingga
𝑥−1
𝑦=
𝑥+2

Himpunan yang mungkin dapat diperoleh dengan menyatakan 𝑥 kedalam 𝑦,


yaitu sebagai berikut
𝑥−1
𝑦 =
𝑥+2
𝑦(𝑥 + 2) = 𝑥−1
𝑦𝑥 + 2𝑦 = 𝑥−1
𝑦𝑥 − 𝑥 = −2𝑦 − 1
𝑥(𝑦 − 1) = −2𝑦 − 1
−2𝑦 − 1
𝑥 =
𝑦−1

Dari persamaan terakhir dapat disimpulkan bahwa 𝑦 tidak boleh sama


dengan 1. Sehingga Range dari 𝑓 adalah semua bilangan riil kecuali 1, atau
dapat ditulis sebagai 𝑅𝑓 = {𝑦|𝑦 ≠ 1, 𝑦 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑖𝑖𝑙}.

2.2. Grafik Fungsi


Kita dapat membayangkan suatu fungsi dengan menggambarkan kurvanya
pada suatu bidang koordinat, dan kurva fungsi tersebut merupakan kurva
persamaan 𝑦 = 𝑓(𝑥). Dalam hal ini, 𝑥 sebagai variabel bebas, dan 𝑦 sebagai
variabel tak bebas. Pada bidang koordinat kartesius, variabel bebas
digambarkan sebagai koordinat pada sumbu horisontal/mendatar,
sedangkan variabel tak bebas digambarkan sebagai koordinat pada sumbu
vertikal.
9
Contoh 2.8:
Gambarkan kurva fungsi dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 1
Jawab:
Kurva fungsi dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 1 tidak lain merupakan kurva dari persamaan 𝑦 =
𝑓(𝑥), yaitu 𝑦 = 𝑥 2 + 1. Seperti yang sudah dijelaskan pada Sub Bab Grafik
Persamaan, untuk menggambarkan kurva dari suatu persamaan, kita dapat
menggunakan tiga langkah berikut, pertama menentukan beberapa titik
koordinat yang memenuhi persamaan, kemudian menggambarkan titik-titik
koordinat tersebut pada bidang kartesius, dan terakhir menghubungkan titik-
titik tersebut dengan sebuah kurva mulus.
Tabel 2.1 Beberapa Sampel Titik-Titik Koordinat 𝑦 = 𝑥 2 + 1

𝑥 𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 1 Titik Koordinat (𝑥, 𝑦)


−2 5 (−2, 5)
−1.5 3.25 (−1.5, 3.25)
−1 2 (−1, 2)
−0.5 1.25 (−0.5, 1.25)
0 1 (0, 1)
0.5 1.25 (0.5, 1.25)
1 2 (1, 2)
1.5 3.25 (1.5, 3.25)
2 5 (2, 5)

𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 1

Gambar 2.5 Grafik Fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 1


10
2.2.1. Transformasi Fungsi Dasar
Selain menggunakan cara diatas, kita juga dapat menggambarkan kurva
suatu fungsi dengan menggunakan transformasi (pergeseran dan
pencerminan) dari fungsi-fungsi dasar yang sudah diketahui. Berikut contoh
beberapa kurva fungsi dasar.
𝑦 𝑦 𝑦

𝑓(𝑥) = √𝑥
2
𝑓(𝑥) = 𝑥 𝑓(𝑥) = 𝑥 3
𝑥

𝑥
𝑥

Gambar 2.6

2.2.1.1 Pergeseran Vertikal


Kurva dari 𝑦 = 𝑓(𝑥) + 𝑎 merupakan pergeseran vertikal dari kurva 𝑓(𝑥). Jika 𝑎
lebih besar dari 0, maka kurva dari 𝑦 = 𝑓(𝑥) + 𝑎 merupakan kurva 𝑓(𝑥) yang
digeser ke atas sejauh 𝑎 satuan. Jika 𝑎 kurang dari 0, maka kurva dari 𝑦 =
𝑓(𝑥) + 𝑎 merupakan kurva 𝑓(𝑥) yang digeser ke bawah sejauh 𝑎 satuan.

Contoh 2.9:
Gambarkan kurva dari 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 + 1 dan ℎ(𝑥) = 𝑥 2 − 1
Jawab:

𝑔(𝑥) = 𝑥 2 + 1
𝑓(𝑥) = 𝑥 2
ℎ(𝑥) = 𝑥 2 − 1

Gambar 2.7
11
Kurva dasar dari dari kedua fungsi tersebut adalah 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 , jadi 𝑔(𝑥) =
𝑓(𝑥) + 1, yang berarti bahwa kurva 𝑔(𝑥) merupakan kurva dari 𝑓(𝑥) yang
digeser ke atas sejauh 1 satuan. Sedangkan ℎ(𝑥) = 𝑓(𝑥) − 1, yang berarti
bahwa kurva dari ℎ(𝑥) merupakan kurva dari 𝑓(𝑥) yang digeser ke bawah
sejauh 1 satuan. Perhatikan Gambar 2.7.

2.2.1.2 Pergeseran Horisontal


Kurva dari 𝑦 = 𝑓(𝑥 − 𝑐) merupakan pergeseran horisontal dari kurva 𝑓(𝑥). Jika
𝑐 lebih besar dari 0, maka kurva dari 𝑦 = 𝑓(𝑥 − 𝑐) merupakan kurva 𝑓(𝑥) yang
digeser ke kanan sejauh 𝑐 satuan. Jika 𝑐 kurang dari 0, maka kurva dari 𝑦 =
𝑓(𝑥 − 𝑐) merupakan kurva 𝑓(𝑥) yang digeser ke kiri sejauh 𝑐 satuan.

Contoh 2.10:
Gambarkan kurva dari 𝑔(𝑥) = (𝑥 − 2)2 dan ℎ(𝑥) = (𝑥 + 2)2
Jawab:
Kurva dasar dari kedua fungsi tersebut adalah 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 , jadi 𝑔(𝑥) = 𝑓(𝑥 − 2),
yang berarti bahwa kurva 𝑔(𝑥) merupakan kurva dari 𝑓(𝑥) yang digeser ke
kanan sejauh 2 satuan. Sedangkan ℎ(𝑥) = 𝑓(𝑥 + 2) atau dapat ditulis sebagai
ℎ(𝑥) = 𝑓(𝑥 − (−2)), yang berarti bahwa kurva dari ℎ(𝑥) merupakan kurva dari
𝑓(𝑥) yang digeser ke kiri sejauh 2 satuan. Perhatikan Gambar 2.8.
𝑦

𝑔(𝑥) = (𝑥 − 2)2
𝑓(𝑥) = 𝑥 2
ℎ(𝑥) = (𝑥 + 2)2

Gambar 2.8

2.2.1.3 Pencerminan
Kurva dari 𝑦 = −𝑓(𝑥) merupakan pencerminan dari kurva 𝑓(𝑥) terhadap
sumbu-𝑥. Sedangkan kurva dari 𝑦 = 𝑓(−𝑥) merupakan pencerminan dari
kurva 𝑓(𝑥) terhadap sumbu-𝑦.
12
Contoh 2.11:
Diberikan 𝑓(𝑥) = √𝑥, Gambarkan kurva dari 𝑔(𝑥) = −𝑓(𝑥) dan kurva dari
ℎ(𝑥) = 𝑓(−𝑥)
Jawab:
Berdasar penjelasan di atas, maka 𝑔(𝑥) = −𝑓(𝑥) mengartikan bahwa kurva
𝑔(𝑥) merupakan pencerminan dari kurva 𝑓(𝑥) terhadap sumbu-𝑥 dan ℎ(𝑥) =
𝑓(−𝑥) mengartikan bahwa kurva ℎ(𝑥) merupakan pencerminan dari kurva
𝑓(𝑥) terhadap sumbu-𝑦. Perhatikan Gambar 2.9.
𝑦

𝑥
𝑓(𝑥) = √𝑥
𝑔(𝑥) = −𝑓(𝑥)
ℎ(𝑥) = 𝑓(−𝑥)

Gambar 2.9

2.2.2. Fungsi Ganjil dan Fungsi Genap


Suatu fungsi 𝑓(𝑥) dikatakan fungsi genap jika 𝑓(−𝑥) = 𝑓(𝑥), ini kaitannya
dengan kesimetrian grafik fungsi tersebut. Jika suatu fungsi 𝑓(𝑥) merupakan
fungsi genap, maka grafik fungsi tersebut simetri terhadap sumbu-𝑦.
Sedangkan suatu fungsi 𝑓(𝑥) dikatakan fungsi ganjil jika 𝑓(−𝑥) = −𝑓(𝑥), ini
kaitannya dengan kesimetrian grafik fungsi tersebut. Jika suatu fungsi 𝑓(𝑥)
merupakan fungsi ganjil, maka grafik fungsi tersebut simetri terhadap titik asal.

Contoh 2.12:
Tentukan apakah 𝑓(𝑥) = 3𝑥 2 merupakan fungsi ganjil, genap, atau bukan
keduanya?
Jawab:
𝑓(𝑥) = 3𝑥 2
𝑓(−𝑥) = 3(−𝑥)2
𝑓(−𝑥) = 3𝑥 2
𝑓(−𝑥) = 𝑓(𝑥)
13
Karena ternyata 𝑓(−𝑥) = 𝑓(𝑥) maka fungsi tersebut merupakan fungsi genap.
Perhatian Gambar 2.10, dapat dilihat bahwa kurva dari 𝑓(𝑥) = 3𝑥 2 simetri
terhadap sumbu-𝑦.
𝑦

𝑓(𝑥) = 3𝑥 2

Gambar 2.10

Contoh 2.13:
Tentukan apakah 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 merupakan fungsi ganjil, genap, atau bukan
keduanya?
Jawab:
𝑓(𝑥) = 𝑥3
𝑓(−𝑥) = (−𝑥)3
𝑓(−𝑥) = −𝑥 3
𝑓(−𝑥) = −𝑓(𝑥)
Karena ternyata 𝑓(−𝑥) = −𝑓(𝑥) maka fungsi tersebut merupakan fungsi ganjil.
Perhatian Gambar 2.11, dapat dilihat bahwa kurva dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 simetri
terhadap titik asal.
𝑦

𝑓(𝑥) = 𝑥 3

Gambar 2.11

Contoh 2.14:
Tentukan apakah 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 2𝑥 − 1 merupakan fungsi ganjil, genap, atau
bukan keduanya?
14
Jawab:
𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 2𝑥 − 1
𝑓(−𝑥) = (−𝑥)2 + 2(−𝑥) − 1
𝑓(−𝑥) = 𝑥 2 − 2𝑥 − 1

Karena ternyata 𝑓(−𝑥) tidak dapat kita upayakan menjadi 𝑓(𝑥) ataupun
−𝑓(𝑥), maka fungsi tersebut bukan merupakan fungsi genap maupun fungsi
ganjil. Perhatikan Gambar 2.12, dapat dilihat bahwa kurva dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 +
2𝑥 − 1 tidak simetri terhadap titik asal maupun
𝑦 terhadap sumbu-𝑦.

𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 2𝑥 − 1

Gambar 2.12

Pengetahuan mengenai fungsi ganjil dan fungsi genap ini akan membantu
menambah informasi buat kita dalam menggambarkan kurva dari suatu
fungsi, dan juga akan ada kaitannya dengan pembahasan pada modul
berikutnya (integral).

2.3. Operasi pada Fungsi


Selain fungsi-fungsi yang sudah mempunyai nama tersendiri, misal fungsi
polinom, konstan, fungsi trigonometri, dan lain sebagainya, kita dapat
membentuk fungsi baru dengan cara menjumlahkan, mengurangkan,
mambagi ataupun mengalikan fungsi-fungsi yang sudah ada, ini yang
disebut sebagai fungsi aljabar.

Sebagai contoh, misal 𝑓(𝑥) = 𝑥 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 . Maka


𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) = 𝑥 + 𝑥 2 ,
𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) = 𝑥 − 𝑥 2 ,
𝑓(𝑥) × 𝑔(𝑥) = 𝑥 3 ,
15
𝑓(𝑥) 𝑥
= 2
𝑔(𝑥) 𝑥

Dalam penulisannya 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) = (𝑓 + 𝑔)(𝑥), 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) = (𝑓 − 𝑔)(𝑥),


𝑓(𝑥)
𝑓(𝑥) × 𝑔(𝑥) = (𝑓 × 𝑔)(𝑥), dan 𝑔(𝑥) = (𝑓/𝑔)(𝑥).

Dalam melakukan operasi suatu fungsi, kita harus berhati-hati mengenai


Domain. Domain dari suatu fungsi baru hasil dari operasi, haruslah berlaku
pada fungsi-fungsi pembentuknya (fungsi-fungsi yang dioperasikan). Khusus
pada operasi pembagian, kita harus mengecualikan nilai fungsi nol pada
penyebutnya. Dalam hal ini Domain fungsi-fungsi 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥), 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥),
𝑓(𝑥) × 𝑔(𝑥) merupakan irisan dari Domain-Domain 𝑓 dan 𝑔. Atau dapat
𝑓(𝑥)
dituliskan sebagai 𝐷𝑓+𝑔 = 𝐷𝑓−𝑔 = 𝐷𝑓×𝑔 = 𝐷𝑓 ∩ 𝐷𝑔 . Sedangkan Domain dari 𝑔(𝑥)

adalah irisan Domain 𝑓 dan 𝑔 serta dengan mengecualikan titik-titik yang


menyebabkan 𝑔(𝑥) = 0 (menghindarkan penyebut sama dengan nol), atau
dapat ditulis sebagai 𝐷𝑓 = 𝐷𝑓 ∩ 𝐷𝑔 − {𝑥|𝑔(𝑥) = 0}.
𝑔

Contoh 2.15:
Misal 𝑓(𝑥) = 1 + √𝑥 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 − 2
Tentukan (𝑓 + 𝑔)(𝑥), (𝑓 − 𝑔)(𝑥), (𝑓 × 𝑔)(𝑥), (𝑓/𝑔)(𝑥), dan tentukan Domain-nya
Jawab:
Rumus fungsi masing-masing operasi adalah sebagai berikut
(𝑓 + 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) = (1 + √𝑥) + (𝑥 − 2) = √𝑥 + 𝑥 − 1
(𝑓 − 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) = (1 + √𝑥) − (𝑥 − 2) = √𝑥 − 𝑥 + 3
(𝑓 × 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) × 𝑔(𝑥) = (1 + √𝑥) × (𝑥 − 2) = 𝑥 − 2 + (𝑥 − 2)√𝑥

𝑓(𝑥) 1 + √𝑥
(𝑓/𝑔)(𝑥) = =
𝑔(𝑥) 𝑥−2

Domain 𝑓 adalah interval [0, ∞) (Domain Natural) dan Domain 𝑔 adalah


interval (−∞, ∞). Jadi Domain dari (𝑓 + 𝑔)(𝑥), (𝑓 − 𝑔)(𝑥), dan (𝑓 × 𝑔)(𝑥) adalah
𝑓
irisan dari dua interval tersebut yaitu [0, ∞). Sedangkan Domain (𝑔) (𝑥) selain
16
irisan kedua Domain penyusunnya, kita perlu memperhatikan juga pada
fungsi penyebut, dalam hal ini 𝑔(𝑥), kita kecualikan 𝑥 = 2 dalam Domainya,
karena 𝑥 = 2 mengakibatkan 𝑔(𝑥) = 0. Sehingga kita dapatkan Domain
𝑓
(𝑔) (𝑥) adalah semua 𝑥 dalam interval [0, ∞) kecuali 𝑥 = 2, atau dapat kita

tulis 𝐷(𝑓 ) = [0,2) ∪ (2, ∞).


𝑔

2.3.1. Komposisi Fungsi


Secara informal dinyatakan bahwa operasi komposisi dibentuk dengan
mensubstitusikan suatu fungsi pada variabel bebas dari fungsi lainnya,
sebagai contoh, misalkan
𝑓(𝑥) = 𝑥 + 1 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 + 2

Jika 𝑓(𝑥) disubstitusikan pada 𝑥 dalam fungsi 𝑔, maka akan didapatkan fungsi
baru, yaitu
2
𝑔(𝑓(𝑥)) = (𝑓(𝑥)) + 2 = (𝑥 + 1)2 + 2

yang kemudian dituliskan sebagai (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥). jadi


2
(𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥)) = (𝑓(𝑥)) + 2 = (𝑥 + 1)2 + 2

Contoh 2.16:
Tentukan (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) dan (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥), jika 𝑓(𝑥) = √𝑥 − 1 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 2
Jawab:

(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥)) = √𝑔(𝑥) − 1 = √𝑥 2 − 1


2 2
(𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥)) = (𝑓(𝑥)) = (√𝑥 − 1) = |𝑥 − 1|

Operasi (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) dapat diartikan juga sebagai komposisi dari 𝑔 dilanjutkan


oleh 𝑓, yaitu pemetaan dari sebagian 𝐷𝑔 langsung ke sebagian 𝑅𝑓 .
Perhatikan Gambar 2.13.
17

𝑔 𝑓

𝐷𝑔 𝑅𝑔 𝐷𝑓 𝑅𝑓

Gambar 2.13

Pada Gambar 2.13 terlihat bahwa tidak semua 𝑅𝑔 dapat dilanjutkan ke 𝑅𝑓 ,


sehingga dapat dikatakan hanya sebagian 𝐷𝑔 yang dipetakan oleh (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥)
ke 𝑅𝑓 . Selain itu, tidak semua 𝑅𝑓 hasil pemetaan oleh 𝑓 dari 𝐷𝑓 yang
merupakan hasil pemetaan sebelumnya oleh 𝑔, sehingga dapat dikatakan
hanya sebagian 𝑅𝑔 hasil pemetaan oleh (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) dari sebagian 𝐷𝑔 .

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) akan


terdefinisi/mempunyai arti jika 𝑅𝑔 ∩ 𝐷𝑓 ≠ ∅ (irisan dari 𝐷𝑓 dan 𝑅𝑔 tidak kosong),
dan domain dari (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) ditulis sebagai 𝐷𝑓∘𝑔 adalah prapeta 𝑔 dari 𝑅𝑔 ∩ 𝐷𝑓 ,
atau semua 𝑥 pada 𝐷𝑔 yang mempunyai pasangan di 𝑅𝑔 ∩ 𝐷𝑓 , yaitu
𝐷𝑓∘𝑔 = {𝑥|𝑔(𝑥) ∈ 𝑅𝑔 ∩ 𝐷𝑓 }

Contoh 2.17:
Periksa apakah (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) terdefinisi? Jika iya, tentukan rumus pemetaan
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) dan 𝐷𝑓∘𝑔 dari 𝑓(𝑥) = √1 − 𝑥 2 dan 𝑔(𝑥) = √𝑥 + 1.

Jawab:
𝐷𝑓 = [−1,1]
𝐷𝑔 = [−1, ∞)
𝑅𝑔 = [0, ∞)

Sehingga didapatkan 𝑅𝑔 ∩ 𝐷𝑓 = [0, ∞) ∩ [−1,1] = [0,1]. Karena 𝑅𝑔 ∩ 𝐷𝑓 tidak


kosong maka (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) terdefinisi.
18
Rumus pemetaan dari (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) adalah sebagai berikut
2
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥)) = 𝑓(√𝑥 + 1) = √1 − (√𝑥 + 1) = √1 − (𝑥 + 1)

= √1 − 𝑥 − 1 = √−𝑥

Sedangkan domain dari (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥), adalah sebagai berikut


𝐷𝑓∘𝑔 = {𝑥|𝑔(𝑥) ∈ 𝑅𝑔 ∩ 𝐷𝑓 } = {𝑥|𝑔(𝑥) ∈ [0,1]} = {𝑥|0 ≤ √𝑥 + 1 ≤ 1}
= {𝑥|0 ≤ 𝑥 + 1 ≤ 1} = {𝑥|−1 ≤ 𝑥 ≤ 0}
19
RANGKUMAN

1. Fungsi merupakan aturan yang memetakan setiap unsur pada daerah


domain tepat satu dengan unsur pada daerah kodomain.
2. Ada tiga jenis domain, yaitu domain yang diberikan, domain natural, dan
domain karena alasan fisis.
3. Dalam menggambarkan grafik suatu fungsi, selain menggunakan
prosedur sederhana seperti dalam menggambar kurva persamaan,
dapat digunakan bantuan antara lain transformasi kurva.
4. Fungsi ganjil dan fungsi genap dapat dijadikan informasi tambahan
mengenai bentuk kurva dari suatu fungsi tersebut apakah simetri terhadap
sumbu-𝑦 atau simetri terhadap titik asal.
5. Domain dari operasi aritmetika dasar pada fungsi merupakan irisan dari
domain natural dari masing-masing fungsi penyusunnya.
6. Operasi komposisi fungsi (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) akan terdefinisi jika 𝑅𝑔 ∩ 𝐷𝑓 ≠ ∅
7. Domain dari operasi komposisi fungsi (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) merupakan 𝐷𝑓∘𝑔 =

{𝑥|𝑔(𝑥) ∈ 𝑅𝑔 ∩ 𝐷𝑓 }.
20
SOAL LATIHAN

1. Tentukan nilai fungsi dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 𝑥 + 2 di 𝑥 yang diberikan


a. 𝑥 = −1
b. 𝑥 = 2
c. 𝑥 = (𝑎 − 2)
d. 𝑥 = (√𝑎 − 1)
e. 𝑥 = (𝑎2 − 1)

2. Gambarkan kurva dari fungsi-fungsi berikut


a. 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 3
b. ℎ(𝑥) = (𝑥 − 2)2 + 4
c. 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 𝑥 + 2
d. 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 + 1

3. Tentukan Domain natural dan Range dari fungsi-fungsi yang diberikan


a. 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 3
b. 𝑓(𝑥) = 1 + √3 − 𝑥
𝑥+1
c. 𝑓(𝑥) = (𝑥−3)(𝑥+1)

3
4. Misal 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 𝑥 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥−2. Tentukan masing-masing rumus fungsi
dan Domainnya dari
a. (𝑓 + 𝑔)(𝑥)
b. (𝑓 − 𝑔)(𝑥)
c. (𝑓 × 𝑔)(𝑥)
d. (𝑓/𝑔)(𝑥)
e. (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥)
f. (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥)
21
DAFTAR PUSTAKA

1. Neuhauser, C. 2011. Calculus for Biology and Medicine 3rd Ed. Prentice
Hall.
2. Varberg, D. Purcell, E. and Rigdon, S. 2006. Calculus 9th Ed. Prentice Hall.
3. T. M. F. ITS, Kalkulus 1 Edisi Ke-4, Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, 2012.
4. N. Susila, B. Kartasasmita dan R. , Kalkulus dan Geometri Analitis Edisi Ke-5
Jilid 1, Bandung: Institut Teknologi Bandung-Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai