Anda di halaman 1dari 25

PERAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) DALAM

PENINGKATAN KINERJA INDIVIDU DI SEKTOR PUBLIK: SEBUAH


ANALISIS TEORITIS DAN EMPIRIS

THE ROLE OF ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)


IN THE INDIVIDUAL PERFORMANCE IMPROVEMENT IN THE
PUBLIC SECTOR: A THEORETICAL AND EMPIRICAL ANALYSIS
Mariman Darto

PKP2A III Lembaga Administrasi Negara


JL. H.M Ardans (Ring Road III) Samarinda-Kalimantan Timur
Email : marimandarto@yahoo.com
Abstract
This study aims to analyze the role of Organizational Citizenship Behavior
(OCB) in improving individual performance in the public sector from the
theoretical and empirical perspective. Data were gathered through a stock-
taking technique by collecting and classifying various textbooks and journals as
well as a variety of relevant previous studies. This study finds that OCB has a
vital role in the individual performance improvement in the public sector. OCB
significantly related to individual performance. However, further studies are
required to see how significance the relationship between OCB and individual
performance in government organizations.
Keywords: organizational citizenship behavior, individual performance,
organizational behavior.

Abstrak
Kajian ini bertujuan untuk menganalisis peran Organizational Citizenship
Behavior (OCB) dalam peningkatan kinerja individu di sektor publik, dilihat
dari perspektif teoritis dan empiris. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik
stock taking dengan cara mengumpulkan dan mengklasifikasi berbagai
textbook dan jurnal serta berbagai penelitian terdahulu yang relevan. Kajian ini
menemukan bahwa OCB memiliki peran vital dalam meningkatkan kinerja
individu di sektor publik. OCB berhubungan secara signifikan terhadap kinerja
individu. Meskipun demikian diperlukan berbagai kajian lanjutan yang
mendalam untuk melihat signifikansi hubungan OCB dengan kinerja individu
pada organisasi pemerintah.
Kata Kunci : organizational citizenship behavior, kinerja individu, perilaku
organisasi

1 Naskah diterima pada 21 Februari 2014, Revisi pertama pada 14 April 2014, disetujui terbit pada 14 April 2014

10 Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

A. PENDAHULUAN Berbagai perilaku prososial atau


Kinerja individu dipengaruhi oleh tindakan ekstra yang melebihi
banyak faktor. Dalam beberapa studi deskripsi peran yang ditentukan oleh
yang pernah dilakukan sebelumnya, organisasi inilah yang disebut sebagai
kinerja individu sebagai variabel OCB.
dependen, tidak hanya dipengaruhi Victor Thomson sebagaimana
oleh beberapa variabel independen dikutip Miftah Thoha (2012: 91)
berikut : tunjangan kinerja (Palagia, seorang tokoh literatur birokrasi,
B r a s i t , d a n A m a r. 2 0 1 0 : 1 ) , mengatakan bahwa “Birokrasi tidak
kepemimpinan transformasional mengenal belas kasihan. Tidak pula
(Zehir, et al., 2012: 2014-2015; mengenal cinta kasih”. Thomson
Ozaralli, 2003:335; Sparks and selanjutnya mengatakan bahwa
Schenk, 2001:849; Hancot, 2005; birokrasi itu bersifat impersonal, semua
Carlaw et al., 2003; Givens, 2008:4), hal yang bertalian dengan urusan
religiusitas pegawai (Karakas, pribadi tidak berlaku dalam birokrasi.
2010:89), kepuasan kerja (Palagia, Untuk membuktikan pendapat
Brasit, dan Amar. 2010:1; Jahangir, Thomson ini, Miftah Thoha (2012: 95)
2004:80) dan budaya organisasi dibagian lain bukunya juga
(Moeljono, 2005:9; Aluko, 2003:164), mengemukakan pendapat Warren
namun juga dipengaruhi oleh OCB Bennis, Fred Luthans dan lain-lain,
(Robbins dan Judge, 2009:235; dengan meminjam istilah Thomas
Ahdiyana, 2009:25; Michael, 2011:54; Kuhn, berpendapat bahwa di dalam
Bonaparte, 2008; Martinez, 2013:xi). organisasi itu hanya dikenal dua
Dalam era reformasi birokrasi paradigma, yakni paradigma
sebagaimana saat ini sedang dijalankan mesinisme dan paradigma organisme.
di berbagai instansi pemerintahan, Aliran pendapat mesinisme
peran OCB dianggap vital dan sangat menyatakan bahwa organisasi itu
menentukan kinerja organisasi. Selain dipersamakan dengan mesin yang
sebagai unsur yang unik dari perilaku hanya bergerak kalau digerakkan.
individu dalam dunia kerja, OCB juga Gerakan mesin itu diatur oleh suatu
menjadi aspek yang hampir jarang panduan (manual, pedoman). Kalau
terjadi dalam lingkup aparatur panduannya mengatakan ke utara,
pemerintahan. Karena OCB menjadi mesin itu baru dapat dikatakan bekerja
karakteristik individu yang tidak hanya dengan baik jika ia bergerak ke utara.
mencakup kemampuan dan Kalau sebaliknya, maka mesin itu jelas
kemauannya mengerjakan tugas nakal. Hubungan kerja antara orang-
pokoknya saja namun juga mau orang di dalam organisasi seperti mesin
melakukan tugas ekstra seperti itu. Paradigma mesinisme ini dalam
kehendak untuk melaksanakan dunia birokrasi telah banyak
kerjasama dengan pegawai lainnya, ditinggalkan. Namun demikian, cara
suka menolong, memberikan saran, pandang ini tetap berlaku di Indonesia.
berpartisipasi secara aktif, memberikan Menurut Bennis dan Luthans
pelayanan ekstra kepada pengguna dalam Thoha, (2012: 96) paradigma
layanan, serta mau menggunakan mesinisme ini banyak ditinggalkan
waktu kerjanya dengan efektif. karena melalaikan unsur organisasi

Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014 11


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

yang paling pokok yakni manusia. telah ditetapkan (in-role) namun lebih
Tokoh-tokoh perilaku organisasi dari itu juga perilaku yang bersifat
termasuk Bennis dan Luthans exstra-role atau yang tidak digariskan
melakukan intervensi yang lumayan dalam job description organisasi dan
hebat untuk membesut kekacauan mampu memberikan kontribusi positif
birokrasi karena pengaruh paradigma bagi efektifitas organisasi. Banyak
mesinisme. Timbullah kemudian aliran istilah yang dikembangkan oleh
baru yang dikenal dengan paradigma berbagai pihak termasuk para peneliti
organisme. Menurut Miftah Thoha, perilaku organisasi yang memberikan
aliran ini menekankan bahwa istilah yang berbeda dengan OCB.
organisasi ini seperti organ yang hidup Sebagian menyebut OCB sebagai
dan tumbuh seperti organ manusia. prosocial behavior, extra-role
Disini organisasi dipandang sebagai behavior dan yang terbanyak
barang hidup yang dilengkapi dengan menyebutnya sebagai OCB, yang
perlengkapan manusiawi bukan lagi kemudian diterjemahkan sebagai
benda mati seperti mesin. Unsur perilaku kewargaan organisasi.
manusia menduduki peran yang utama. Namun, penterjemahan OCB sebagai
Oleh karena itu anggapan memesinkan perilaku kewargaan organisasi
manusia sebagaimana aliran dianggap belum sepenuhnya mewakili
mesinisme tidak bisa didukung lagi. seluruh dimensi OCB, sehingga dalam
OCB sebagai output dari tulisan ini penulis lebih menggunakan
paradigma organisasi menjadi teramat istilah aslinya yakni organizational
penting dalam studi perilaku organisasi citizenship behavior.
kontemporer, khususnya di sektor Aldag dan Reschke (1997:4)
publik. Pertanyaannya adalah mendefinisikan organizational
sejauhmana signifikansi hubungan citizenship behaviors sebagai
antara OCB dengan kinerja individu kontribusi individu yang sangat besar
pada sektor publik dalam konteks melebihi tuntutan peran di organisasi
analisis teoritis dan empiris? dan menjadikan pencapaian kinerja
Pertanyaan inilah yang akan dijawab yang sangat baik. Organizational
dalam karya tulis ilmiah ini. citizenship behavior ini melibatkan
beberapa perilaku seperti perilaku
B. KAJIAN TEORITIS menolong orang lain, menjadi
Organizational Citizenship Behavior volunteer untuk tugas-tugas ekstra,
Perilaku kewargaan organisasi patuh terhadap aturan-aturan dan
muncul karena terdapat sejumlah prosedur-prosedur di tempat kerja.
faktor yang mendahului yang Perilaku-perilaku ini menggambarkan
menyebabkan seseorang pegawai ”nilai tambah subyek organisasi” dan
melakukan OCB. Peningkatan kinerja merupakan salah satu bentuk perilaku
sebuah organisasi sangat dipengaruhi prososial, yaitu perilaku sosial yang
oleh kualitas perilaku yang ditunjukkan positif dan bermakna membantu.
pegawai atau anggota didalamnya, Secara lengkap Aldag dan
dimana perilaku ini diharapkan tidak Reschke (1997: 4) mendefinisikan
hanya berkaitan dengan kualitas organizational citizenship behavior
pelaksanaan atau tugas-tugas yang sebagai berikut :

12 Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

“... are individual and Soon (1998:694) juga mengatakan


contributions in the workplace bahwa:
that go beyond role “... emphasized the
requirements and d i s c re t i o n a r y n a t u re o f
contractually rewarded job organizational citizenship
achievements. This would when he defined it as
include such behaviors as constructive behavior not
helping others, volunteering included in an employee's
for extra-job activities, and formal job description, such as
upholding workplace rules assisting co-workers with their
and procedures regardless of work, helping peers learn a
personal inconvenience. These new task, volunteering to do
behaviors represent things that benefit their work
“employee value added” groups, and orienting new
which is not reflected in workers.”
traditional, narrower Secara bebas, definisi Ogan
performance measures. Also menganggap OCB sebagai perilaku
known as “good citizenship yang konstruktif, tidak digolongkan
behavior” and “good soldier dalam deskripsi kerja formal pegawai.
syndrome,” organizational Perilaku pegawai seperti membantu
citizenship behavior is one rekan kerja dalam konteks pekerjaan
form of prosocial behavior yang sama dengan mereka, membantu
(that is, social behavior that is rekan-rekan mempelajari tugas baru,
positive, constructive, and menjadi relawan untuk melakukan hal-
helpful).” hal yang menguntungkan kelompok
Organ dalam Farhan dan Niaz kerja mereka dan berorientasi pada
(2012:1447), mendefinisikan OCB pekerja baru.
sebagai berikut : Jika diuraikan kembali, berbagai
“... Individual behavior that is pengertian tentang OCB yang telah
not explicitly or indirectly dikemukakan dapat ditarik kesimpulan
recognized by the formal reward sebagai berikut : pertama, OCB
systemand that behaviorplay a merupakan perilaku yang tergolong
vital role in the effective bebas tidak sesuai dengan tugas formal
functioning of the yang ditetapkan organisasi, bersifat
organization.” sukarela, tidak untuk kepentingan diri
Organ mendefinisikan OCB sendiri, bukan tindakan yang terpaksa
sebagai perilaku individu yang bebas, dan mengedepankan pihak lain (rekan
tidak berkaitan secara langsung atau kerja, lembaga atau organisasi); kedua,
eksplisit dengan sistem reward dan bisa OCB merupakan perilaku individu
meningkatkan fungsi efektifitas sebagai wujud dari kepuasan
organisasi. Organ juga mencatat bahwa berdasarkan performance, (kinerja)
OCB ditemukan sebagai alternatif dan tidak diperintahkan secara formal
penjelasan pada hipotesis “kepuasan namun manfaatnya sangat penting bagi
berdasarkan performance (kinerja).” efektifitas pencapaian tujuan
Sementara itu, Organ dalam Dyne organisasi; ketiga, OCB tidak berkaitan

Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014 13


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

secara langsung dengan kompensasi Beberapa pengukuran


atau sistem reward formal karena tentang OCB seseorang telah
karakteristik perilakunya yang voluntir dikembangkan. Salah satunya yang
atau sukarela. cukup terkenal adalah Skala Morrison
Dimensi-Dimensi OCB (1995), dalam Aldag and Resckhe
Menurut Organ (1988) dalam (1997:4-5), yang merupakan salah satu
Allison, et al., (2001:3), OCB memiliki skala pengukuran yang sudah
lima dimensi primer, sebagai berikut : disempurnakan dan memiliki
1. Altruism refers to non-compulsory kemampuan psikometrik yang baik.
behavior directed toward helping a Skala ini mengukur kelima dimensi
fellow employee with tasks that are OCB sebagai berikut :
g e r m a n e t o o rg a n i z a t i o n a l Dimensi 1 : Altruism – behaviors that
operations (perilaku membantu help a specific other
karyawan lain tanpa ada paksaan person (perilaku
pada tugas-tugas yang berkaitan membantu orang
erat dengan operasi-operasi tertentu).
organisasional). a. C o v e r i n g f o r c o -
2. Civic virtue represents voluntary w o r k e r s w h o a re
participation in and support of absent or on break
organizational functions- of both a (Menggantikan rekan
professional and social nature kerja yang tidak
(menunjukkan partisipasi sukarela masuk atau istirahat).
dan dukungan terhadap fungsi- b. Helping others who
fungsi organisasi baik secara have heavy workloads
profesional maupun sosial ilmiah). (Membantu orang lain
3. Conscientiousness consists of the yang pekerjaannya
performance of role requirements overload).
beyond their minimum standard c. Helping orient new
(kinerja dari prasyarat peran yang people even when not
melebihi standar minimum). asked (Membantu
4. Courtesy is the discretionary proses orientasi
enactment of behaviors that karyawan baru
mitigate work- related problems meskipun tidak
with others (perilaku meringankan diminta).
problem-problem yang berkaitan d. Helping others with
dengan pekerjaan yang dihadapi work when they have
orang lain). b e e n a b s e n t
5. Sportsmanship involves abstaining ( M e m b a n t u
from making an issue out of matters mengerjakan tugas
that, while bothersome or irritating, orang lain pada saat
are of little consequence in the mereka tidak masuk).
broader scheme of things (berisi e. Giving time to help
tentang pantangan-pantangan others with work-
membuat isu-isu yang merusak re l a t e d p ro b l e m s
meskipun merasa jengkel). (Meluangkan waktu

14 Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

untuk membantu day regardless of


orang lain berkaitan weather, traffic, etc
dengan permasalahan- (Tepat waktu setiap
permasalahan hari tidak peduli pada
pekerjaan). musim ataupun lalu
f. Volunteering to do lintas dan sebagainya).
things without being c. Not spending time on
asked (Menjadi personal telephone
volunteer untuk conversations
mengerjakan sesuatu (Berbicara seperlunya
tanpa diminta). dalam percakapan di
g. H e l p i n g p e o p l e telepon).
outside the department d. Not spending time in
when they have n o n - w o r k - re l a t e d
problems (Membantu conversation (Tidak
orang lain di luar menghabiskan waktu
departeman ketika untuk pembicaraan di
mereka memiliki luar pekerjaan).
permasalahan). e. Coming to work early
h. Helping customers if needed (Datang
and visitors if they s e g e r a j i k a
need assistance dibutuhkan).
(Membantu pelanggan f. Not taking excess time
dan para tamu jika off, even if you have
mereka membutuhkan extra sick days (Tidak
bantuan). mengambil kelebihan
Dimensi 2 : C o n s c i e n t i o u s n e s s – waktu meskipun
behaviors that go well memiliki ekstra enam
beyond minimum hari).
requirements in such Dimensi 3 : S p o r t s m a n s h i p –
areas as attendance, willingness to tolerate
obeying rules, less-than-ideal
takingbreaks, and so forth circumstances without
(perilaku yang melebihi complaining; refraining
prasyarat minimal seperti from activities such as
kehadiran, kepatuhan complaining and petty
terhadap aturan dan grievances (kemauan
sebagainya). untuk bertoleransi tanpa
a. Arriving early so you mengeluh, menahan diri
are ready to work when dari aktivitas-aktivitas
the shift begins (Tiba m e n g e l u h d a n
lebih awal sehingga mengumpat).
siap bekerja pada saat a. Not finding fault with
jadwal kerja dimulai). t h e o rg a n i z a t i o n
b. Being punctual every (Tidak menemukan

Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014 15


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

kesalahan dalam maupun perubahan-


organisasi). perubahan dalam
b. N o t c o m p l a i n i n g organisasi).
about things (Tidak a. K e e p i n g u p w i t h
mengeluh tentang changes and
segala sesuatu). developments in the
c. Not blowing problems organization
out of proportion ( M e n g i k u t i
(Tidak membesar- perubahan-perubahan
b e s a r k a n dan perkembangan-
permasalahan di luar perkembangan dalam
proporsinya). organisasi).
Dimensi 4 : Civic Virtue - Involvement b. Reading and keeping
in organizational up with organizational
functions (keterlibatan announcements
dalam fungsi-fungsi (Membaca dan
organisasi). m e n g i k u t i
a. Attending voluntary pengumuman
functions that help the organisasi).
organization's image c. Using judgment to
(Memberikan assess what is best for
perhatian terhadap t h e o rg a n i z a t i o n
fungsi-fungsi yang ( M e m b u a t
membantu image pertimbangan dalam
organisasi). menilai apa yang
b. Attending voluntary terbaik untuk
meetings considered organisasi).
i m p o r t a n t Manfaat OCB bagi peningkatan
(Memberikan kinerja organisasi sangat vital. Menurut
perhatian terhadap Podsakof (1996:259-298), dari hasil-
pertemuan-pertemuan hasil penelitian mengenai pengaruh
yang dianggap OCB terhadap kinerja organisasi dapat
penting). disimpulkan beberapa manfaat dari
c. H e l p i n g o rg a n i z e OCB tersebut, yakni :
departmental get- 1. OCB meningkatkan produktifitas
togethers (Membantu rekan kerja. Pegawai yang
mengatur keber- menolong rekan kerja lain akan
samaan secara mempercepat penyelesaian tugas
departemental). rekan kerjanya, dan pada gilirannya
Dimensi 5 : C o u r t e s y - K e e p i n g meningkatkan produktifitas rekan
informed about tersebut. Seiring dengan
organizational events and berjalannya waktu, perilaku
changes (menyimpan membantu yang ditunjukkan
informasi tentang pegawai akan membantu
kejadian-kejadian menyebarkan best practice (contoh

16 Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

yang baik) ke seluruh unit kerja 4. OCB membantu menghemat energi


kelompok. sumber daya yang langka untuk
2. OCB meningkatkan produktivitas memelihara fungsi kelompok.
pimpinan. Pegawai yang Keuntungan dari perilaku menolong
menampilkan perilaku civic virtue adalah meningkatkan semangat,
akan membantu pimpinan moril dan kerekatan (cohesiveness)
mendapatkan saran atau umpan kelompok, sehingga anggota
balik yang berharga dari pegawai kelompok atau pimpinan tidak perlu
tersebut untuk meningkatkan menghabiskan waktu dan energi
efektifitas unit kerja. Pegawai yang untuk pemeliharaan fungsi
sopan, yang menghindari terjadinya kelompok. Pegawai yang
konflik dengan rekan kerja akan menampilkan perilaku courtesy
menolong pimpinan terhindar dari terhadap rekan kerja akan
krisis manajemen. mengurangi konflik dalam
3. OCB menghemat sumber daya yang kelompok, sehingga waktu yang
dimiliki manajemen dan dihabiskan untuk menyelesaikan
organisasi/lembaga secara konflik manajemen menjadi
keseluruhan. Jika pegawai saling berkurang.
tolong-menolong dalam 5. OCB dapat menjadi sarana efektif
menyelesaikan masalah dalam untuk mengkoordinasi kegiatan-
suatu pekerjaan sehingga tidak kegiatan kelompok kerja.
perlu melibatkan pimpinan, Menampilkan perilaku civic virtue
konsekuensinya pimpinan dapat (seperti menghadiri dan
memakai waktunya untuk berpartisipasi aktif dalam
melakukan tugas yang lain. pertemuan di unit kerjanya) akan
Pegawai yang menampilkan membantu koordinasi di antara
conscentiousness yang tinggi hanya anggota kelompok, yang akhirnya
membutuhkan pengawasan secara potensial meningkatkan
minimal dari pimpinan sehingga efektifitas dan efisiensi kelompok.
pimpinan dapat mendelegasikan Menampilkan perilaku courtesy
tanggung jawab yang lebih besar (misalnya saling memberi informasi
kepada mereka, ini berarti lebih tentang pekerjaan dengan anggota
banyak waktu yang diperoleh tim lain) akan menghindari
pimpinan untuk melakukan tugas munculnya masalah yang
yang lebih penting. Pegawai lama membutuhkan waktu dan tenaga
yang membantu pegawai baru untuk diselesaikan.
dalam pelatihan dan melakukan 6. OCB meningkatkan kemampuan
orientasi kerja akan membantu organisasi untuk menarik dan
organisasi mengurangi biaya untuk mempertahankan pegawai terbaik.
keperluan pelatihan tersebut. Perilaku menolong dapat
Pegawai yang menampilkan meningkatkan moril dan kerekatan
perilaku sportsmanship akan sangat serta perasaan saling memiliki di
menolong pimpinan untuk tidak antara anggota kelompok, sehingga
menghabiskan waktu terlalu banyak akan meningkatkan kinerja
mengurus keluhan-keluhan kecil organisasi dan membantu
pegawai. organisasi menarik dan

Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014 17


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

mempertahankan pegawai yang empirik dan teoritis memberikan


baik. Memberi contoh pada petunjuk bahwa OCB dapat
pegawai lain dengan menampilkan meningkatkan produktifitas yang akan
perilaku sportsmanship (misalnya, berdampak pada meningkatnya
tidak mengeluh karena produktifitas. Penelitian Budiyanto
permasalahan-permasalahan kecil) tahun 2007 tentang “Pengaruh
akan menumbuhkan loyalitas dan Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja dan
komitmen pada organisasi. K e p e m i m p i n a n Te r h a d a p
7. OCB meningkatkan stabilitas Organizational Citizenship Behavior,
kinerja organisasi. Membantu tugas Kepuasan Kerja serta Kualitas
pegawai yang tidak hadir di tempat Pelayanan Publik (Studi Kasus di
kerja atau mempunyai beban kerja Pemerintah Daerah Kabupaten
berat akan meningkatkan stabilitas Magetan Jawa Timur)” menemukan
kinerja masing-masing unit. bahwa menemukan bahwa perilaku
Pegawai yang conscientiousness kerja organizational citizenship
cenderung mempertahankan tingkat behavior (OCB) memediasi hubungan
kinerja yang tinggi secara langsung antara faktor motivasi kerja,
konsisten. lingkungan kerja dan kepemimpinan
8. OCB meningkatkan kemampuan dengan faktor kepuasan kerja para
organisasi untuk beradaptasi pegawai (Budiyanto. Ini berarti,
dengan perubahan lingkungan. perilaku kerja OCB merupakan faktor
Pegawai yang mempunyai sentral yang sangat penting dan
hubungan dekat dengan pasar menentukan untuk mencapai kepuasan
dengan sukarela memberi informasi kerja dari para pegawai. Menurut
tentang perubahan yang terjadi di Fandy Tjiptono (1997) sebagaimana
lingkungan dan memberi saran dikutip Budiyanto (2013), tingginya
tentang bagaimana merespon kepuasan kerja pegawai akan
perubahan tersebut, sehingga berpengaruh terhadap kualitas layanan
organisasi dapat beradaptasi dengan yang diberikan pegawai tersebut
cepat. Pegawai yang secara aktif kepada publik atau masyarakat.
hadir dan berpartisipasi pada Temuan lain yang menarik dalam
pertemuan-pertemuan di organisasi penelitian Budiyanto (2013) adalah,
akan membantu menyebarkan sebagian besar pegawai menempatkan
informasi yang penting dan harus atau memposisikan nilai-nilai OCB
diketahui oleh organisasi. Pegawai tidak hanya sebagai perilaku kerja
yang menampilkan perilaku extra-role, tetapi mereka juga
conscientiousness (misalnya menempatkan atau memposisikan pada
kesediaan untuk memikul tanggung nilai-nilai sosial yang tinggi. Ini berarti,
jawab baru dan mempelajari dalam rangka meningkatkan efektivitas
keahlian baru) akan meningkatkan organisasi yang berdampak pada
kemampuan organisasi beradaptasi meningkatnya produktivitas
dengan perubahan yang terjadi di organisasi, pada kantor/dinas/instansi
lingkungannya. pemerintah sangat perlu diciptakan
Pertanyaan yang menarik untuk suasana kerja yang memberi peluang
diajukan adalah bagaimana penerapan munculnya perilaku kerja extra-role
OCB di pemerintahan? Beberapa bukti atau OCB di kalangan para pegawai.

18 Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

Kinerja Individu sangat dipengaruhi oleh beberapa


M a n g k u n e g a r a ( 2 0 11 : 9 7 ) , faktor. Beberapa faktor tersebut lebih
mengatakan bahwa istilah kinerja difokuskan pada individu yang terlibat
berasal dari kata ”job performance” di dalam organisasi dalam usaha
atau ”actual performance” yaitu unjuk pencapaian kinerja.
kerja atau prestasi sesungguhnya yang Berbagai definisi yang telah
dicapai oleh seseorang dalam dikemukakan dapat disimpulkan
melaksanakan tugas sesuai dengan bahwa kinerja terkait dengan hasil yang
tanggung jawab yang diberikan dihasilkan oleh seseorang atau
kepadanya. Baron dan Greenberg kelompok orang atau organisasi, yang
(1990) dalam Armanu (2005:69) terkait dengan kewenangan, yang
mengemukakan bahwa kinerja pada dicapai dalam periode tertentu, sebagai
individu juga disebut dengan job bagian dari upaya untuk mencapai
performance,work outcomes, task tujuan organisasi.
performance. Wirawan (2013: 733)
Rivai dan Basri (2005:16) mengelompokkan dimensi kinerja
mendefinisikan kinerja sebagai hasil pegawai menjadi tiga jenis : hasil kerja,
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang perilaku kerja dan sifat pribadi yang
atau kelompok orang dalam suatu ada hubungannya dengan pekerjaan.
organisasi atau perusahaan sesuai Hasil kerja yaitu kuantitas dan kualitas
dengan wewenang dan tanggung jawab hasil kerja pegawai dalam
masing-masing dalam upaya melaksanakan pekerjaannya. Hasil
pencapaian tujuan perusahaan secara kerja dalam bentuk barang dan jasa
legal, tidak melanggar hukum dan tidak yang dapat diukur jumlah atau
bertentangan dengan moral dan etika. kuantitas dan kualitasnya. Perilaku
Sedangkan menurut Robbins (2001) kerja yaitu perilaku kerja dan perilaku
dalam Asri (2010:98), kinerja dianggap pribadinya. Kedua perilaku ini
sebagai banyaknya upaya yang dilakukan ketika pegawai berada
dikeluarkan individu pada ditempat kerja dan melaksanakannya.
pekerjaannya. Sementara Bernandin Sedangkan sifat pribadi yang ada
dan Russell dalam Asri (2010:98), hubungannya dengan pekerjaan yakni
performansi adalah catatan yang sifat pribadi yang diperlukan oleh
dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan seorang pegawai dalam melaksanakan
tertentu atau kegiatan selama periode pekerjaannya.
waktu tertentu. Secara sederhana,
Mathis dan Jackson (2006:378) Penilaian Kinerja
mendefinisikan kinerja sebagai apa Penilaian kinerja menjadi
yang dilakukan atau tidak dilakukan kegiatan yang sangat penting karena
oleh karyawan. Demikian juga dapat digunakan sebagai ukuran
Hariandja (2005:52), mengemukakan keberhasilan suatu organisasi dalam
bahwa kinerja merupakan hasil kerja mencapai tujuan atau misinya. Bagi
yang telah dicapai oleh seseorang organisasi pemerintah khususnya yang
ataupun kelompok orang dalam suatu bergerak di bidang pelayanan,
organisasi baik formal ataupun informasi mengenai kinerja sangat
informal, publik ataupun swasta yang berguna untuk menilai seberapa jauh

Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014 19


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

pelayanan yang diberikan memenuhi masa lalu relatif terhadap standar


harapan dan memuaskan penggunanya. prestasinya. Penilaian kinerja juga
Dengan menggunakan penilaian selalu mengasumsikan bahwa
kinerja maka upaya untuk terus karyawan memahami apa standar
melakukan perbaikan kinerja dapat kinerja mereka, dan penyelia juga
dilakukan secara lebih terarah dan memberikan karyawan umpan balik,
sistematis. pengembangan, dan insentif yang
Menurut Werther and Davis diperlukan untuk membantu orang
(1996:341), penilaian kinerja yang bersangkutan menghilangkan
didefinisikan sebagai: kinerja yang kurang baik atau
“... the process by which melanjutkan kinerja yang baik. Schuler
organizations evalute individual and Jackson (1999) dalam Asri
job performance. When it is done (2010:101), penilaian kinerja mengacu
correctly, employees, their pada suatu sistem formal dan
supervisor, the HR departement, terstruktur yang digunakan untuk
and ultimately the organizations mengukur, menilai dan mempengaruhi
benefit by ensuring that sifat-sifat yang berkaitan dengan
individual effort contribute to pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk
the strategic focus of the tingkat ketidakhadiran.
o r g a n i z a t i o n . H o w e v e r, Menurut Simamora
performance appraisals are (2004:338), hasil-hasil penilaian
influenced by other activities in kinerja berfungsi sebagai basis bagi
the organization and in turn evaluasi reguler terhadap kinerja
affect the organizations succes. anggota-anggota organisasi. Apakah
Often they can be a part of the seorang individu dinilai kompeten atau
way a company executes its tidak kompoten, efektif atau tidak
strategy.” efektif, dapat dipromosikan atau tidak
Evaluasi kinerja merupakan dapat dipromosikan dan seterusnya
proses dimana organisasi adalah didasarkan pada informasi yang
mengevaluasi prestasi kinerja. Apabila dihasilkan oleh sistem penilaian
telah dilaksanakan dengan benar, maka kinerja. Nawawi (2006:212),
karyawan, pengawas utama memberikan definisi penilaian kinerja
(supervisor), departemen SDM dan sebagai usaha mengidentifikasikan,
pada akhirnya organisasi mendapat mengukur (menilai) pelaksanaan
manfaat. Namun, penilaian kinerja pekerjaan dengan menilai aspek-
dipengaruhi oleh kegiatan lain dalam aspeknya, yang difokuskan pada
organisasi dan pada gilirannya pekerjaan yang berpengaruh pada
mempengaruhi keberhasilan kesuksesan organisasi atau perusahaan.
organisasi. Seringkali mereka dapat Menurut Bernardin dan Russel
menjadi bagian dari jalan perusahaan (2000:379), “A way of measuring the
mengeksekusi strategi. contribution of individuals to their
Dessler (2000) dalam Asri organization“. Penilaian kinerja adalah
(2010:101), mendefinisikan penilaian cara mengukur kontribusi individu
kinerja sebagai proses mengevaluasi (karyawan) kepada organisasi tempat
kinerja karyawan saat ini dan/atau di mereka bekerja.

20 Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

Dengan demikian penilaian usually based on past or


kinerja merupakan suatu sistem formal anticipated performance. Often
dan terstruktur yang digunakan untuk promotions are reward fos past
mengukur, menilai dan mempengaruhi performance (Keputusan untuk
sifat-sifat yang berkaitan dengan hasil penempatan, yaitu menempatkan
kerja, perilaku kerja dan sifat pribadi karyawan sesuai dengan
yang dilakukan untuk mencapai tujuan keahliannya).
organisasi. 4. Training and development needs.
Penilaian terhadap kinerja Poor performance may indicate a
pegawai sangat bermanfaat bagi need for retraining (Pendidikan
organisasi dan pegawai sendiri. dan pelatihan. Melalui penilaian
Werther and Davis (1996:342) kerja akan diketahui kelemahan-
menyampaikan beberapa manfaat yang kelemahan dari karyawan
dapat diperoleh dengan melakukan sehingga dapat dilakukan program
penilaian kinerja pegawai, sebagai pendidikan dan pelatihan
berikut : karyawan).
1. Performance improvement. 5. Career planning and
Performance feedback allows the development. Performance
employee, the manager and feedback guides careers decisions
personal specialists to intervene about spesific careers path one
with appropriate actions to should investigate (Perencanaan
improve performance (Perbaikan karir. Penilaian kinerja dapat
kinerja. Penilaian kinerja akan dilakukan sebagai pedoman dalam
memberikan kesempatan kepada perencanaan karir karyawan).
karyawan untuk mengambil 6. Staffing process deficiencies.
tindakan-tindakan perbaikan Good or bad performance implies
untuk meningkatkan kinerja strengths or weakness in the
melalui umpan balik yang personal departements staffing
diberikan oleh organisasi). procedures (Proses pengurangan
2. Compensation adjustments. staf. Kinerja yang baik atau buruk
Performance evalutions help menyiratkan kekuatan atau
decision makers determine who kelemahan di departemen
should receive pay raises. Many sehingga memungkinkan adanya
firms grant part or all of their pay pengurangan pegawai).
increases and bonuses on the 7. Informational inaccuracies. Poor
basic of merit, which is performance may indicate errors
determined mostly through in job analysis information,
performance appraisals human resource plants, or other
(Penyesuaian gaji. Penilaian parts of the personal management
kinerja dapat dipakai sebagai i n f o r m a s i s y s t e m
informasi untuk mengkompensasi (Ketidakakuratan informasi.
karyawan secara layak sehingga Kinerja yang buruk mungkin
dapat memotivasi kayawan). menunjukkan kesalahan dalam
3. Placement decisions. Promotions, informasi analisis pekerjaan,
transfer and demotions are penempatan sumber daya

Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014 21


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

manusia, atau bagian lain dari sumber daya manusia dapat


sistem informasi manajemen). berjalan baik atau tidak).
8. J o b d e s i g n e r ro r s . P o o r Pada awalnya pemerintah tidak
performance may be a symptom of menganggap penting informasi kinerja
ill conceived job designs. organisasi pelayanan publik.
Appraisals help diagnose these Penggunaan DP3 sebagai ukuran
e r ro r s ( K e s a l a h a n d e s a i n pelaksanaan pekerjaan dari para
pekerjaan. Kinerja yang buruk pejabat birokrasi sangat jauh
mungkin merupakan gejala dari relevansinya dengan indikator-
desain pekerjaan yang tidak sesuai indikator kinerja yang sebenarnya
lagi. Penilaian membantu (Agus Dwiyanto, dkk., 2008: 48).
mendiagnosa kesalahan ini). Tentu saja, indikator yang sebenarnya
9. Equel employment opportunity. tersebut tidak cukup hanya dengan
Accurate performance appraisals menggunakan indikator-indikator
that actually measure job related yang melekat pada birokrasi itu, seperti
p e r f o r m a n c e e n s u re t h a t efisiensi dan efektifitas, namun harus
placement decisions are not dilihat juga dari indikator-indikator
discriminatory (Perlakuan yang melekat pada pengguna jasa.
kesempatan yang sama kepada Menurut Agus Dwiyanto (2005) dalam
semua karyawan. Penilaian Agus Dwiyanto, dkk. (2008: 50),
kinerja yang obyektif menunjukan beberapa indikator yang biasanya
adanya perlakuan yang adil bagi digunakan untuk mengukur kinerja
seluruh karyawan). birokrasi publik tersebut adalah
10. External challengers. Sometimes produktifitas, kualitas layanan,
performance is influenced by responsivitas, responsibilitas,
factors outside the work akuntabilitas.
enveronment, such as family, Sementara itu, Kumorotomo
financial, health, or other (1996) dalam Agus Dwiyanto, dkk.
personal matters (Penantang (2008 : 51) menggunakan beberapa
eksternal. Penilaian kinerja akan kriteria untuk dijadikan pedoman
memberikan informasi kepada dalam menilai kinerja organisasi
atasannya tentang hal-hal yang pelayanan publik antara lain : efisiensi,
menyebabkan turunnya kinerja, efektifitas, keadilan, dan daya tanggap,
sehingga manajemen dapat sedangkan Zeithaml, Parasuraman, dan
membantu menyelesaikannya). Berry (1990) dalam Agus Dwiyanto,
11. Feedback to human resources. dkk. (2008: 53) mengemukakan bahwa
Good or bad performance kinerja pelayanan publik yang baik
throughout the oragnization dapat dilihat melalui berbagai indikator
indicates how well the human yang sifatnya fisik, seperti tersedianya
resource function is performing gedung pelayanan yang representatif,
(Umpan balik pada pelaksanaan fasilitas pelayanan berupa televisi,
fungsi manajemen Sumber Daya ruang tunggu yang nyaman, peralatan
Manusia penilaian kinerja secara pendukung yang memiliki teknologi
keseluruhan akan memberikan c a n g g i h , m i s a l n y a c o m p u t e r,
gambaran sejauhmana fungsi penampilan aparat yang menarik di

22 Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

mata pengguna jasa, seperti seragam misalnya jutaan, ratusan juta, miliaran,
dan aksesoris, serta berbagai fasilitas dan lain-lain.
kantor pelayanan yang memudahkan Perilaku kerja pegawai adalah
akses pelayanan bagi masyarakat. setiap tingkah laku, sikap atau tindakan
Di dalam PP Nomor 46 Tahun yang dilakukan oleh PNS atau tidak
2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja melakukan sesuatu yang seharusnya
Pegawai Negeri Sipil dan Perka BKN dilakukan sesuai dengan ketentuan
Nomor 1 Tahun 2013 tentang peraturan perundang-undangan.
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Perilaku kerja pegawai terdiri beberapa
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 aspek yakni :
tentang Penilaian Prestasi Kerja a. Orientasi pelayanan. Orientasi
Pegawai Negeri Sipil, faktor yang pelayanan adalah sikap dan perilaku
mempengaruhi kinerja pegawai ada kerja PNS dalam memberikan
dua yaitu sasaran kerja pegawai dan pelayanan terbaik kepada yang
perilaku kerja. dilayani antara lain meliputi
Sasaran Kerja pegawai SKP
adalah rencana kerja dan target yang masyarakat, atasan, rekan sekerja,
akan dicapai oleh seorang PNS. unit kerja terkait, dan/atau instansi
Rencana kerja adalah rencana kerja lain.
pegawai yang memuat kegiatan b. Integritas. Integritas adalah
tahunan dan target yang akan dicapai kemampuan untuk bertindak sesuai
setiap pegawai sebagai penjabaran dari dengan nilai, norma dan etika dalam
sasaran dan program yang ditetapkan organisasi.
oleh instansi pemerintah. Sedangkan c. Komitmen. Komitmen adalah
target adalah jumlah beban kerja yang kemauan dan kemampuan untuk
akan dicapai dari setiap pelaksanaan menyelaraskan sikap dan tindakan
tugas jabatan. Target yang harus PNS untuk mewujudkan tujuan
dicapai seorang pegawai meliputi
target kuantitas, kualitas, waktu dan organisasi dengan mengutamakan
biaya. Target kuantitas (target output) kepentingan dinas daripada
berupa dokumen, konsep, naskah, surat kepentingan diri sendiri, seseorang,
keputusan, paket, laporan, dan lain- dan/atau golongan.
lain. Target kualitas ditentukan dengan d. D i s i p l i n . D i s i p l i n a d a l a h
memprediksi mutu hasil kerja yang kesanggupan Pegawai Negeri Sipil
terbaik, target kualitas diberikan nilai untuk menaati kewajiban dan
paling tinggi 100 (seratus). Target menghindari larangan yang
waktu ditentukan dengan ditentukan dalam peraturan
memperhitungkan berapa waktu yang
perundang-undangan dan/atau
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan, misalnya bulanan, triwulan, peraturan kedinasan yang apabila
kwartal, semester, dan tahunan. tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
Sedangkan target biaya ditentukan hukuman disiplin.
dengan memperhitungkan berapa biaya e. Kerjasama. Kerja sama adalah
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kemauan dan kemampuan PNS
suatu pekerjaan dalam 1 (satu) tahun, untuk bekerja sama dengan rekan

Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014 23


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

sekerja, atasan, bawahan dalam unit conditiosine quanon yang akan


kerjanya serta instansi lain dalam menentukan keberlanjutan organisasi
menyelesaikan suatu tugas dan publik itu sendiri.
tanggung jawab yang ditentukan, Organisasi pemerintah atau
sektor publik, kini sedang berproses ke
sehingga mencapai daya guna dan
arah perubahan penting melalui
hasil guna yang sebesar-besarnya. reformasi birokrasi. Tidak kurang dari
f. Kepemimpinan. Kepemimpinan
36 Kementerian/Lembaga tercatat
adalah kemampuan dan kemauan telah berkomitmen menjalankan
PNS untuk memotivasi dan reformasi birokrasi. Salah satu
mempengaruhi bawahan atau orang komitmen perubahan yang mereka
lain yang berkaitan dengan bidang mimpikan adalah peningkatan kinerja
tugasnya demi tercapainya tujuan pegawai dalam pelayanan kepada
organisasi. masyarakat. Peningkatan pada
Cara menilai perilaku kerja penyediaan pelayanan publik yang
dilakukan melalui pengamatan oleh berkualitas akan mendorong
pejabat penilai terhadap PNS yang kepercayaan masyarakat pada
dinilai, penilaian perilaku kerja dapat pemerintah.
mempertimbangkan masukan dari Namun demikian, menurut
pejabat penilai lain yang setingkat di Budiyanto (2013), secara umum
lingkungan unit kerja masing-masing. kepercayaan masyarakat pada
Berdasarkan uraian di depan, dapat pemerintah masih belum memuaskan
disimpulkan bahwa indikator kinerja masyarakat. Menurut Budiyanto,
pada penelitian ini diukur berdasarkan berbagai keluhan masyarakat terhadap
PP Nomor 46 Tahun 2011 yang penyediaan pelayanan publik masih
meliputi : sasaran kerja pegawai dan ada. Masyarakat akhirnya lebih
perilaku kerja pegawai. memilih biro jasa daripada mengurus
sendiri keperluannya pada organisasi
pelayanan yang ada. Keengganan
C. O C B D A N K I N E R J A
masyarakat untuk mengurus sendiri
INDIVIDU: SEBUAH urusannya menunjukkan bahwa kinerja
ANALISIS pelayanan publik masih kurang baik.
Meletakkan OCB dalam Rendahnya kinerja pelayanan ini,
kerangka peningkatan kinerja individu menurut Aldag dan Reschke sebagai
pada organisasi publik pada saat ini konsekuensi rendahnya perilaku OCB
cukup beralasan. Pertama, di era pada aparatur dalam organisasi publik
reformasi birokrasi, organisasi tersebut. Menurut Aldag dan Reschke,
pemerintah dituntut untuk menjadikan OCB sebagai kontribusi individu yang
dirinya dalam semangat re-inventing; sangat besar melebihi tuntutan peran di
Kedua, dalam kerangka global, organisasi dan menjadikan pencapaian
dimana daya saing nasional menjadi kinerja yang sangat baik. OCB ini
prasyarat bagi Indonesia memasuki era melibatkan beberapa perilaku seperti
perdagangan bebas, dimana di kawasan perilaku menolong orang lain, menjadi
Asean akan dilakukan pada 2015 volunteer untuk tugas-tugas ekstra,
dengan Asean Economic Community, patuh terhadap aturan-aturan dan
maka pembentukan OCB, merupakan

24 Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

prosedur-prosedur di tempat kerja. managers evaluate employees'


Perilaku-perilaku ini menggambarkan performance and are considered
”nilai tambah subyek organisasi” dan to be an important element in the
merupakan salah satu bentuk perilaku job performance domain While
prososial, yaitu perilaku sosial yang both citizenship behavior and
positif dan bermakna membantu. performance evaluations are
Jika dasar perilaku aparatur important in organizational
didasarkan atas OCB ini maka kinerja settings, little research has
organisasi publik akan jauh lebih baik. examined possible impacts of
Beberapa kajian empirik memberikan including OCB in formal
bukti ini. Wirawan (2013: 723) performance evaluations. This
menjelaskan hal tersebut. Perilaku study looked at how various
OCB memiliki pengaruh terhadap weights assigned to OCB may
peningkatan kuantitas bahkan kualitas influence employee reactions
produktifitas individu pegawai yang and how these reactions are
pada gilirannya akan mempengaruhi contingent on their levels of task
peningkatan kinerja organisasi. performance.”
Bahkan, menurut Wirawan, OCB Demikian juga dengan hasil
berpengaruh juga terhadap efektifitas Penelitian Bonaparte (2008), yang
dan efisiensi organisasi, kohesifitas menjelaskan pengaruh OCB terhadap
tim, moril pegawai, semangat korps kinerja organisasi :
(esprit de corps) dan perilaku etis “... the results showed that OCB
pegawai yang saat ini dihadapi oleh for altruism were positively
organisasi publik (pemerintahan). related to OC affective more
Menurut Robbins dan Judge than any other dependent and
(2009: 235), beberapa fakta empiris independent variables used
menunjukkan bahwa organisasi yang within the study. Implications for
mempunyai karyawan yang memiliki management is to utilize the
OCB yang baik, akan memiliki kinerja effectiveness of committed
yang lebih baik dari organisasi lain. employees to the organization
Demikian penelitian Ahdiyana (2009: while viewing other areas as a
25) yang menunjukkan bahwa perilaku place to allocate additional
positif karyawan atau anggota re s o u rc e s t o h e l p t h o s e
organisasi yang memiliki OCB mampu e m p l o y e e s w h o a re l e s s
mendukung kinerja individu dan committed and consider this as a
kinerja organisasi untuk mendukung opportunity for organizational
perkembangan organisasi yang lebih improvement.”
baik. Hal yang sama juga
Hasil penelitian Michael dikemukakan oleh penelitian Martinez
(2011:54) juga menginformasikan hal (2013:xi), yang mengatakan bahwa :
yang sama sebagaimana kutipan “In organizational psychology
berikut ini: literature, organizational
“Citizenship behaviors have citizenship behaviors (OCB)
been shown to be as influential have demonstrated a significant
as task activities in how relationship with performance

Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014 25


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

outcomes.” terlibat dan peduli pada pekerjaannya,


Penelitian yang dilakukan oleh lebih banyak mencurahkan perhatian
M i c h a e l ( 2 0 11 ) d e n g a n j u d u l dan waktu untuk pekerjaannya, dan
“Including Organizational Citizenship menjadi kurang perhatiannya kepada
Behavior in Performance Evaluations: kepentingan-kepentingan pribadinya.
An Investigation of Employee Pimpinan, dapat membuat bawahannya
Reactions”, dengan sampel yang mau untuk melakukan sesuatu melebihi
digunakan sebanyak 107 pelaku bisnis kewajibannya. Demikian juga dengan
yang berpengalaman di bidangnya, Johnson (2008), yang mengatakan
menunjukkan bahwa bahwa karyawan bahwa :
yang mempunyai kinerja tinggi dan “... the situational factors of
kinerja rendah dipengaruhi oleh OCB. leadership support had a
Sangat jelas bahwa peran OCB significant positive relationship
dalam pembentukan kinerja pegawai to the employees' self-ratings of
sangat jelas. Berbagai studi telah OCB.”
menjelaskan peran vital OCB terhadap Podsakoff et al., (1996: 259)
kinerja individu dan organisasi menyatakan bahwa perilaku pemimpin
pemerintah. Tantangan ke depan adalah transformasional secara signifikan
pentingnya kita mengenali berbagai berhubungan dengan perilaku dan
faktor penting yang mendorong OCB tanggapan para pengikut untuk
ini, agar pemerintah dapat menyiapkan memerankan perilaku-perilaku OCB.
diri dalam mendorong perilaku OCB Demikian juga Lee and Low (2012:59),
ini. mengatakan
Beberapa kajian juga telah “... the direct effects of
memberikan petunjuk bahwa OCB leadership styles on the
dipengaruhi beberapa faktor antara subordinates' outcome. In
lain, kepemimpinan transformasional, addition, inspirational appeals
religiusitas pegawai, kepuasan kerja and consultation tactics, as
dan budaya organisasi. Berikut adalah downward influence tactics,
beberapa kajian empirik yang were found to mediate the
memberikan gambaran tentang faktor- relationship between
faktor pembentuk OCB. transformational leadership and
Pertama, kepemimpinan organizational citizenship
transformasional. Terdapat beberapa b e h a v i o r. L i k e w i s e ,
penjelasan mengenai keterkaitan antara subordinates' competence
kepemimpinan transformasional mediates the relationship
dengan OCB. Beberapa literatur between transformational
menyatakan bahwa pemimpin yang leadership and consultation
bersifat transformasional dapat tactics. These results only
membuat bawahannya bekerja lebih partially support the efficacy of
keras dan mau untuk bekerja lebih dari the influence theory, and
apa yang seharusnya dikerjakan. therefore lend support to
Menurut Bass (2006:37), contingency theories of
kepemimpinan transformasional dapat leadership.”
membuat para bawahan menjadi lebih Penelitian Lee and Low,

26 Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

sebagaimana kutipan di atas Kepemimpinan transformasional


memberikan petunjuk bahwa memiliki pengaruh langsung terhadap
kepemimpinan transformasional OCB. Selain terhadap OCB,
memiliki pengaruh langsung terhadap kepemimpinan transformasional juga
OCB. Selain itu, variabel kompetensi berpengaruh terhadap kinerja, budaya
juga memiliki pengaruh sebagai organisasi dan visi organisasi.
variabel mediasi antara gaya Penelitian Lee et al., (2013:60)
kepemimpinan dengan OCB. menyatakan bahwa Semakin pemimpin
Penelitian yang dilakukan oleh mendorong karyawan untuk mencapai
Ersoy (2010:142) memberikan tujuan organisasi dan semakin banyak
kesimpulan sebagai berikut : karyawan merasa percaya diri dengan
“Leaders have a vital role in kemampuan mereka sendiri untuk
facilitating OCB in the Turkish menjalankan tugas-tugas mereka,
culture. Both paternalistic and semakin banyak karyawan merasa
empowering leadership style kesiapan mereka untuk melakukan
appear to have positive effects OCB.
on OCB. This finding points out “... the more a leader encourages
that receiving both paternalistic employees to achieve the
care and empowering objective of an organization and
encouragement from one`s the more employees perceive
supervisor can have a their own confidence and
stimulating effect. Employees` capability for duties they are
relational identification with carrying out, the more the
their supervisors is also crucial employees perceive their
for facilitating OCB. However, a readiness to perform OCB.”
paternalistic leadership style, Dari berbagai penelitian diatas
which implies forming menunjukkan bahwa kepemimpinan
personalized relationships in a transformasional berhubungan erat
hierarchical way between dengan tingkat loyalitas, kepatuhan dan
employees and the supervisors, partisipasi bawahannya. Kita dapat
has a negative effect on OCB in memberikan banyak contoh di
the Netherlands.” organisasi pemerintahan dimana
Secara singkat, penelitian pemimpin yang memberikan perhatian
Ersoy tersebut memberikan gambaran pribadi kepada para pengikut untuk
kepada kita bahwa kepemimpinan memajukan pengembangan dan
memiliki peran penting dalam prestasi mereka akan cenderung
memfasilitasi OCB. mendorong para bawahan untuk
Hal sama juga dijelaskan oleh terlibat secara aktif dan bertanggung-
penelitian Givens (2008:16), bahwa : jawab dalam proses-proses
“transformational leadership organisasional. Pemimpin yang
has a direct influence on memampukan para pengikut agar
organizational citizenship memikirkan permasalahan-
behavior/performance permasalahan lama dengan cara-cara
organizational culture, and yang baru, akan mendapatkan loyalitas
organizational vision.” dan kepatuhan bawahan. Demikian

Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014 27


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

pula, pemimpin yang memperagakan Menurut Gilbert, et al., (2010: 5),


model perilaku-perilaku yang dalam penelitiannya mengatakan
partisipatif dan memberikan bahwa spiritualitas memiliki pengaruh
keteladanan bisa berupa prestasi- terhadap OCB melalui variabel mediasi
prestasi, karakter, dan atau perilaku komitmen. Komitmen afektif
pribadi yang baik akan mendorong merupakan variabel mediasi yang
karyawan untuk patuh dan loyal memiliki pengaruh yang efektif
kepadanya serta mereka akan terhadap spiritualitas kerja seseorang
cenderung melaksanakan pekerjaan dan khususnya OCB. Lebih jauh studi
ekstra diluar tanggungjawab utamanya. Gilbert, et al., memaparkan bahwa :
Kedua, religiusitas pegawai. “... affective commitment is an
Agama membentuk pribadi-pribadi effective mediator between
yang kokoh dalam berperilaku, seperti, spirituality work and OCB.”
kejujuran, kedisiplinan, Pada penelitian ini dijelaskan
kesetiakawanan, keoptimisan, bahwa komitmen yang terdiri dari
semangat, toleran. Karena pada affective commitment, continuance
dasarnya agama memang mengajarkan commitment, dan normative
mengenai moral. Rasa keberagamaan commitment, dua diantaranya memiliki
seseorang (religiusitas) memiliki peran pengaruh terhadap OCB. Hanya
yang tidak kecil untuk memompa contonuence commitment yang tidak
semangatnya dalam beraktifitas. memiliki pengaruh dalam
Secara teoritis akan sangat berbeda meningkatkan OCB individu.
prestasi kerja seseorang dalam bekerja Ketiga, kepuasan kerja. Hasil
antara orang yang tidak memiliki dasar penelitian Rochmania (2012),
agama yang kuat dan yang memiliki kemauan kerja karyawan untuk
dasar agama yang telah tertempa berpartisipasi dalam organisasi
melalui pengalaman dan pemahaman biasanya tergantung pada tujuan apa
yang benar terhadap keyakinan yang ingin diraihnya dengan
agamanya. bergabung dalam organisasi yang
Pemahaman yang benar terhadap bersangkutan. Kontribusi karyawan
agamanya dan pengamalan yang secara terhadap organisasi akan semakin
terus menerus terhadap keyakinan tinggi bila organisasi dapat
agamanya yang akan membedakan memberikan apa yang menjadi
seseorang dengan orang lain. Tanpa keinginan karyawan. Kepuasan kerja
adanya pemahaman yang benar dan merupakan salah satu faktor yang
pengamalan atas keyakinan agamanya, sangat penting untuk mendapatkan
sebuah keniscayaan akan membentuk hasil kerja yang optimal. Definisi dari
pribadi-pribadi yang terampil, inisiatif, kepuasan kerja adalah perasaan senang
leadership, bertanggung jawab, jujur, atau emosi yang positif terhadap
disiplin, setia kawan, optimis, pekerjaannya yang ditimbulkan atas
semangat dan toleran, dan lain-lain. keseimbangan balas jasa karyawan
Maka, betapa besar pengaruh dengan tingkat nilai balas jasa yang
religiusitas seseorang terhadap diberikan oleh perusahaan baik
perilakunya serta prestasinya di finansial maupun non finansial.
lingkungan kerja dan masyarakat. Kepuasan kerja memiliki hubungan

28 Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

yang kuat terhadap OCB. Definisi dari OCB lebih berkaitan dengan
OCB adalah perilaku yang bersifat manifestasi seseorang (karyawan)
sukarela, bukan merupakan tindakan sebagai mahluk sosial. OCB
yang terpaksa terhadap hal-hal yang merupakan bentuk kegiatan sukarela
mengedepankan kepentingan dari anggota organisasi, sehingga
organisasi, dan tidak terikat secara perilaku ini lebih bersifat altruistik
langsung dan terang-terangan dengan (menolong) yang diekspresikan dalam
sistem reward yang formal. bentuk tindakan-tindakan yang
Menurut Organ (1977) dalam menunjukkan sikap tidak
Ozturk (2010:52) hubungan antara mementingkan diri sendiri dan
kepuasan dan OCB, yaitu kepuasan perhatian pada kesejahteraan orang
menyebabkan kinerja. Sebagaimana lain. Jika karyawan dalam organisasi
dikutip Ozturk (2010:52), dalam memiliki OCB, karyawan dapat
penelitian ini, beberapa studi yang mengendalikan perilakunya sendiri
dilakukan Bateman dan Organ (1983), sehingga mampu memilih perilaku
Smith dan Coauthers (1983), Organ yang terbaik untuk kepentingan
dan Lingl (1995) mengemukakan organisasinya. Kapasitas-kapasitas
bahwa kepuasan kerja sangat seperti ini cenderung dimiliki dan
berpengaruh positif terhadap OCB. merupakan ciri orang (karyawan) yang
Masih dalam kajian Ozturk (2010:52) memiliki kecakapan emosi yang
sebagaimana dikutip dari Williams dan menonjol. Kecakapan emosi
Anderson (1991), Lapierre dan Hackett merupakan hasil belajar yang
(2007), dan Bowling (2010) juga didasarkan pada kecerdasan emosi dan
memberikan dukungan untuk efek karena itu menghasilkan kinerja yang
positif kepuasan kerja terhadap OCB. menonjol dalam pekerjaan.
Penelitian Jahangir (2004:80), Budaya organisasional
juga mengatakan bahwa Kepuasan merupakan suatu sistem dari
kerja memiliki pengaruh positif kepercayaan-kepercayaan dan nilai-
terhadap kinerja dan OCB. nilai yang berkembang dalam
“Job satisfaction has been found organisasi dan mengarahkan perilaku
to have a positive relationship anggotanya. Dalam bisnis, sistem-
with job performance and OCB. sistem ini sering dianggap sebagai
Which in turn has a significant corporate culture. Tidak ada dua
influence on employees' pribadi yang sama, tidak ada budaya
absenteeism, turnover, and organisasi yang identik. Para ahli dan
psychological distress. Workers konsultan mempercayai bahwa
with high levels of job perbedaan budaya memiliki pengaruh
satisfaction are more likely to be yang besar pada kinerja organisasional
engage in OCB. Furthermore, dan kualitas kehidupan kerja yang
individuals with higher levels of dialami oleh anggota organisasi
job satisfaction demonstrate (Schermerhorn, 2010).
deceased propensity to search Penelitian yang dilakukan oleh
for another job, and a Jagannath and Bhabani (2012:70),
decreasing propensity to leave.” menujukkan hubungan yang signifikan
Keempat, budaya organisasi. antara budaya organisasi dengan OCB.

Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014 29


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

Secara umum studi ini menyatakan : perlu didorong di dalam organisasi


“... there was a significant pemerintah. Dari kajian teoritis dan
correlation between all the empiris misalnya, memberikan
variables (organizational pandangan yang jelas betapa OCB
culture: belief and norms, memiliki hubungan yang signifikan
individual autonomy, individual terhadap kinerja pegawai, sekalipun
re s p o n s i b i l i t y, c o n f l i c t pada konteks organisasi publik hal ini
tolerance, structure, risk masih perlu dilakukan.. Hal ini karena
tolerance, and support. OCB pada umumnya berkembang pada
organizational citizenship organisasi swasta sebagaimana kajian
behavior: altruism, teoritis dan empirik di atas.
conscientiousness, Meskipun demikian, kedepan
sportsmanship, courtesy and dalam kerangka pengembangan ilmu
civic virtue). Artinya bahwa perilaku organisasi dan tuntutan
budaya organisasi reformasi birokrasi sebagaimana
mempengaruhi terbentuknya sekarang ini sedang berjalan, saya
Organizational Citizenship menganggap perlunya pemerintah
Behavior (OCB). Johnson mengembangkan perilaku OCB dalam
(2008), the organizational rangka memecah stigma negatif
culture had a significant positive masyarakat bahwa birokrasi sebagai
relationship to the employees' penghambat pelayanan dan investasi
self-ratings of OCB. Sashkin (Kadin, 2012). Untuk itu, berbagai
(2003), findings strongly faktor pendorong dan pembentuk
supported the relationship of perilaku OCB ini perlu dipelajari
organizational culture and OCB, seperti antara lain : kepemimpinan
via coordinated teamwork.” transformasional, religiusitas pegawai,
Selain keempat faktor tersebut, kepuasan kerja, budaya organisasi,
Wirawan (2013: 723) mengungkapkan kepribadian, iklim organisasi,
beberapa faktor lain seperti : komitmen organisasi, tanggungjawab
kepribadian, iklim organisasi, sosial pegawai, umur pegawai,
komitmen organisasi, tanggungjawab keterlibatan kerja, kolektivisme dan
sosial pegawai, umur pegawai, keadilan organisasi.
keterlibatan kerja, kolektivisme dan Berbagai kajian lanjutan juga
keadilan organisasi. perlu diarahkan untuk melihat
sejauhmana pengaruh berbagai faktor
D. PENUTUP tersebut di atas terhadap OCB. Selain
Jika pertanyaan yang ingin itu juga perlu dikaji seberapa signifikan
dijawab dari karya tulis ilmiah ini pengaruh OCB terhadap kinerja
adalah sejauh mana signifikansi individu dan organisasi publik..
hubungan antara OCB dengan kinerja Dengan demikian, upaya mendorong
individu pada sektor publik dalam reformasi birokrasi bisa dilakukan
konteks analisis teoritis dan empiris, melalui berbagai cara yang salah
maka jawaban atas pertanyaan satunya mendorong tumbuhnya OCB
penelitian tersebut adalah bahwa OCB dalam organisasi publik.
merupakan perilaku pegawai yang

30 Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

DAFTAR PUSTAKA New York: Mc Graw Hill.


Ahdiyana, M. (2009). Dimensi OCB Bonaparte, W. (2008). The Impact Of
dalam Kinerja Organisasi. Organizational Citizenship
Yogyakarta: FISE UNY. Behavior And Organizational
Aldag, R., and Reschke, W. (1997). Commitment On
Employee Value Added: Organizational Performance.
Measuring Discretionary Dissertation. Tidak
Effort and Its Value. Center d iter b itk an . S ch o o l o f
for Organization B u s i n e s s a n d
Effectiveness, 1-8. Entrepreneurship Nova
Allison, B., Voss, R., and Huston, C. Southeastern University.
(2001). An Empirical Budiyanto. (2013). Pengembangan
Investigation of The Impact Kinerja Organisasi Publik
of SDB on The Relationship (Pemerintah) dengan
Between OCB and Individual Pendekatan Organizational
P e r f o r m a n c e . Citizenship Behavior (OCB).
Organizational, 1-8. Orasi Ilmiah pada Dies
Aluko, M. 2003. The Impact Of Culture Natalis Ke-41 Tahun Sekolah
On Organizational Ti n g g i I l m u E k o n o m i
performance in Selected Indonesia (STIESIA)
Textile Firms In Nigeria. Surabaya pada tanggal 18
Nordic Journal of African April 2013. http://webcache.
Studies, Vol. 12. No. 2, googleusercontent.com/sear
164–179. ch?q=cache:Mmm3TZ2g7V
Armanu, T. (2005). Hubungan 0J:www.stiesiaedu.com/exp
Kepemimpinan, Budaya, ort/SF5174d780e33f6/Serba
Strategi, dan Kinerja: Serbi+organizational+behav
Pendekatan Konsep. Jurnal ior+di+organisasi+pemerint
E k o n o m i d a n ah&cd=1&hl=id&ct=clnk.
Kewirausahaan, Vol. 7 No. 1, Diunduh tanggal 14 April
60-73. 2014.
Asri, L. (2010). Budaya Organisasi. Carlaw, Deming, and Friedman.
Yogyakarta: Graha Ilmu. (2003). Managing and
Baron, R. A., and Greenberg, J. (1990). Motivating Contact Center
Behavior in Organization: Employees. Singapore: Mc.
Understanding and Graw Hill Publishing
Managing the Human Side of Company.
Work Third Edition ed.. Dyne, L., and Soon, A. (1998).
Toronto: Allyn and Bacon. Organizational Citizenship
Bass, B., Riggio, and Ronald, E. Behavior of Contingent
(2006). Transformasional Workers in Singapore. The
Leadership. New Jersey: Academy of Management
Lawrence Erlbawn Journal, Vol. 41, No. 6. Dec.,
Associates. 1998, 692-703.
Bernardin, and Russel. (2000). Human Dwiyanto, Agus. dkk., (2008).
Resources Management. Reformasi Birokrasi Publik

Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014 31


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

di Indonesia. Yogyakarta : Hariandja, M. (2005). Manajemen


Gadjah Mada University Sumber Daya Manusia.
Press. Jakarta: PT. Grasindo.
Ersoy, N.C. (2010). Organizational Jagannath, M., and Bhabani. (2012).
Citizenship Behavior and Influence of Organizational
Counterproductive Work Culture on Organizational
Behavior: Cross-cultural Citizenship Behavior: A
comparisons between Turkey Three-Sector Study. Global
and the Netherlands. Thesis. Journal Of Business
Not Published. Erasmus Research, Volume 6,No. 1,
University, Rotterdam. 68-76.
Farhan, M., and Niaz, A. (2012). Job Jahangir, N. (2004). Organizational
Satisfaction as a Predictor of Citizenship Behavior: Its
Organizational Citizenship Nature And Antecedents.
Behavior A Study of Faculty BRAC University Journal,
Members at Business vol. I, no. 2, 2004, pp. 75-85
Institutes. Interdisciplinary Johson, A. (2008). The Influence of
Journal of Contemporary Need for Achievement, Need
Research In Business, Vol 3, for Affiliation, Leadership
No 9, 1447-1455. Support, and Organizational
Gilbert, T., Christine, M., and Eugene, Culture on Organizational
G. (2010). Spirituality at C i t i z e n s h i p B e h a v i o r.
Work and Organizational Dissertation. Tidak
Citizenship Behavior: A diterbitkan. Organizational
Replication study in Taiwan. Psychology Division, Los
Associate Professor of Angeles Alliant International
Management Practice, 1-21. University
Givens, R.J. (2008). Transformational Kadin. (2012). Waspada Daya Saing
Leadership: The Impact on Nasional : Proyeksi Ekonomi
Organizational and Personal 2013. Siaran Pers.
Outcomes. Emerging Karakas, F. (2010). Spirituality and
Leadership Journeys, School p e r f o r m a n c e i n
of Global Leadership & organizations: a literature
Entrepreneurship, Regent review. Journal of Business
University ISSN 1941-4684. Ethics, Vol. 94 No.1, 89–106.
Vol. 1 Iss. 1, 2008, pp. 4-24 Lee, K., and Low, G. T. (2012).
Hancott, D.E. (2005). The Relationship Leadership Styles and
Between Transformational Organizational Citizenship
L e a d e r s h i p Behavior: The Mediating
Andorganizational Effect of Subordinates'
Performance in The Largest Competence and Downward
Public Companies in Canada. Influence Tactics. Journal of
Dissertation. Tidak Applied Business and
d iter b itk an . D o cto r o f Economics. Journal of
P h i l o s o p h y. C a p e l l a Applied Business and
University. Economics, Vol. 12 No. 2, 59-
96.

32 Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

Lee, U.H, Hye Kyoung Kim and Young on empowerment and team
Hyung Kim. (2013). effectiveness. Leadership
Determinants of and Organization
Organizational Citizenship Development Journal, Vol.
Behavior and Its Outcomes. 24 Iss: 6, 335 - 344.
Global Business and Ozturk, F. (2010). Determinants Of
Management Research: An Organizational Citizenship
International Journal. Vol. 5, Behavior Among Knowledge
No. 1, 2013 pp. 54-65 Workers: The Role Of Job
Mangkunegara, A. (2011). Manajemen Charcteristics, Job
Sumber Daya Manusia. Satisfaction, And
B a n d u n g : P T. R e m a j a O r g a n i z a t i o n a l
Rosdakarya. Commitment. Thesis. Not
Martinez, R. N. (2013). Impact Of Published. The Degree of
Team Citizenship Behaviors Master Of Business
On Performance In Women's Administration.
Sports Teams. Dissertation. Palagia, M., Brasit, N., and Amar, M.
Not Published. Program in (2010). Remunerasi,
Social Psychology. Loyola Motivasi dan Kepuasan
University Chicago. Kerja serta Kinerja
Mathis, R., and Jackson, H. (2006). Karyawan. Jurnal
Manajemen Sumber Daya Manajemen, 1-10.
Manusia. d. Jimmy Sadeli, Podsakof, P., Mackenzie, S., and
Penerj. Jakarta: Salemba B o m m e r , W. ( 1 9 9 6 ) .
Empat. Transformational Leader
Michael, S. (2011). Including Behaviors and Substitutes for
Organizational Citizenship Leadership as Determinant of
Behavior in Performance Employee Satisfaction,
Evaluations: An Commitment, Trust, and
Investigation of Employee Organizational Citizenship
Reactions. International B e h a v i o r. J o u r n a l o f
Journal of Business and Management, Vol.22, No.22,
Management, Vol. 6, No. 10; 259-298.
October 2011, 1-9. Rivai, V. dan Basri, A. (2005).
Moeljono, D. (2005). Good Corporate Performance Appraisal.
Culture sebagai Inti dari Jakarta: PT. Raja Grafindo
Good Corporate Persada.
Governance. Jakarta: PT. Robbins, S. P., and Judge, M. (2009).
Elex Media Komputindo. Organizational Behavior.
Nawawi, H. (2006). Evaluasi New Jersey: Prentice Hall
Manajemen Kinerja di Int'l, Inc.
Lingkungan Perusahaan dan Rochmania, N. (2012). Hubungan
Industri. Yogyakarta: Gajah Antara Kepuasan Kerja
Mada University Press. Dengan Organizational
Ozaralli, N. (2003). Effects of Citizenship Behavior OCB
transformational leadership Studi pada Karyawan PT.

Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014 33


Peran Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Peningkatan
Kinerja Individu di Sektor Publik: Sebuah Analisis Teoritis dan Empiris

Mariman Darto

Bank Jatim Cabang Malang. Thoha, Miftah. (2012). Birokrasi


http://elibrary.ub.ac.id/handl Pemerintah dan Kekuasaan
e/ 123456789/33240 di Indonesia. Yogyakarta :
Abstract. Thafa Media.
Schermerhorn, J. (2010). Managing Werther, W., and Davis, K. (1996).
Organizational Behavior. Human Resources and
New Jersey: John Willey and Personal Management. New
Sons, Inc. York: McGraw Hill. Inc.
Simamora, H. (2004). Manajemen Wirawan. (2013). Kepemimpinan :
Sumber Daya Manusia. Edisi Teori, Psikologi, Perilaku
Ke-3. STIE YKPN Edisi Organisasi, Aplikasi dan
Ketiga ed.. Yogyakarta: STIE Penelitian. Jakarta :
YKPN. RajaGrafindo Persada.
Sparks, J., and Schenk, J. (2001). Zehir, C., Sehituglo, Y., and Erdogan,
Explaining the effects of E. (2012). The Effect of
transformational leadership: Leadership and Supervisory
an investigation of the effects C o m m i t m e n t t o
of higher-order motives in Organizational Performance.
multilevel marketing Social and Behavioral
organizations. Journal of Sciences, 207 – 216.
Organizational Behavior,
Vol. 22 Issue 8, 849-869.

34 Jurnal Borneo Administrator / Volume 10 / No. 1 / 2014

Anda mungkin juga menyukai