Abstrak
Kajian ini bertujuan untuk menganalisis peran Organizational Citizenship
Behavior (OCB) dalam peningkatan kinerja individu di sektor publik, dilihat
dari perspektif teoritis dan empiris. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik
stock taking dengan cara mengumpulkan dan mengklasifikasi berbagai
textbook dan jurnal serta berbagai penelitian terdahulu yang relevan. Kajian ini
menemukan bahwa OCB memiliki peran vital dalam meningkatkan kinerja
individu di sektor publik. OCB berhubungan secara signifikan terhadap kinerja
individu. Meskipun demikian diperlukan berbagai kajian lanjutan yang
mendalam untuk melihat signifikansi hubungan OCB dengan kinerja individu
pada organisasi pemerintah.
Kata Kunci : organizational citizenship behavior, kinerja individu, perilaku
organisasi
1 Naskah diterima pada 21 Februari 2014, Revisi pertama pada 14 April 2014, disetujui terbit pada 14 April 2014
Mariman Darto
Mariman Darto
yang paling pokok yakni manusia. telah ditetapkan (in-role) namun lebih
Tokoh-tokoh perilaku organisasi dari itu juga perilaku yang bersifat
termasuk Bennis dan Luthans exstra-role atau yang tidak digariskan
melakukan intervensi yang lumayan dalam job description organisasi dan
hebat untuk membesut kekacauan mampu memberikan kontribusi positif
birokrasi karena pengaruh paradigma bagi efektifitas organisasi. Banyak
mesinisme. Timbullah kemudian aliran istilah yang dikembangkan oleh
baru yang dikenal dengan paradigma berbagai pihak termasuk para peneliti
organisme. Menurut Miftah Thoha, perilaku organisasi yang memberikan
aliran ini menekankan bahwa istilah yang berbeda dengan OCB.
organisasi ini seperti organ yang hidup Sebagian menyebut OCB sebagai
dan tumbuh seperti organ manusia. prosocial behavior, extra-role
Disini organisasi dipandang sebagai behavior dan yang terbanyak
barang hidup yang dilengkapi dengan menyebutnya sebagai OCB, yang
perlengkapan manusiawi bukan lagi kemudian diterjemahkan sebagai
benda mati seperti mesin. Unsur perilaku kewargaan organisasi.
manusia menduduki peran yang utama. Namun, penterjemahan OCB sebagai
Oleh karena itu anggapan memesinkan perilaku kewargaan organisasi
manusia sebagaimana aliran dianggap belum sepenuhnya mewakili
mesinisme tidak bisa didukung lagi. seluruh dimensi OCB, sehingga dalam
OCB sebagai output dari tulisan ini penulis lebih menggunakan
paradigma organisasi menjadi teramat istilah aslinya yakni organizational
penting dalam studi perilaku organisasi citizenship behavior.
kontemporer, khususnya di sektor Aldag dan Reschke (1997:4)
publik. Pertanyaannya adalah mendefinisikan organizational
sejauhmana signifikansi hubungan citizenship behaviors sebagai
antara OCB dengan kinerja individu kontribusi individu yang sangat besar
pada sektor publik dalam konteks melebihi tuntutan peran di organisasi
analisis teoritis dan empiris? dan menjadikan pencapaian kinerja
Pertanyaan inilah yang akan dijawab yang sangat baik. Organizational
dalam karya tulis ilmiah ini. citizenship behavior ini melibatkan
beberapa perilaku seperti perilaku
B. KAJIAN TEORITIS menolong orang lain, menjadi
Organizational Citizenship Behavior volunteer untuk tugas-tugas ekstra,
Perilaku kewargaan organisasi patuh terhadap aturan-aturan dan
muncul karena terdapat sejumlah prosedur-prosedur di tempat kerja.
faktor yang mendahului yang Perilaku-perilaku ini menggambarkan
menyebabkan seseorang pegawai ”nilai tambah subyek organisasi” dan
melakukan OCB. Peningkatan kinerja merupakan salah satu bentuk perilaku
sebuah organisasi sangat dipengaruhi prososial, yaitu perilaku sosial yang
oleh kualitas perilaku yang ditunjukkan positif dan bermakna membantu.
pegawai atau anggota didalamnya, Secara lengkap Aldag dan
dimana perilaku ini diharapkan tidak Reschke (1997: 4) mendefinisikan
hanya berkaitan dengan kualitas organizational citizenship behavior
pelaksanaan atau tugas-tugas yang sebagai berikut :
Mariman Darto
Mariman Darto
Mariman Darto
Mariman Darto
Mariman Darto
Mariman Darto
Mariman Darto
Mariman Darto
Mariman Darto
Mariman Darto
Mariman Darto
mata pengguna jasa, seperti seragam misalnya jutaan, ratusan juta, miliaran,
dan aksesoris, serta berbagai fasilitas dan lain-lain.
kantor pelayanan yang memudahkan Perilaku kerja pegawai adalah
akses pelayanan bagi masyarakat. setiap tingkah laku, sikap atau tindakan
Di dalam PP Nomor 46 Tahun yang dilakukan oleh PNS atau tidak
2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja melakukan sesuatu yang seharusnya
Pegawai Negeri Sipil dan Perka BKN dilakukan sesuai dengan ketentuan
Nomor 1 Tahun 2013 tentang peraturan perundang-undangan.
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Perilaku kerja pegawai terdiri beberapa
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 aspek yakni :
tentang Penilaian Prestasi Kerja a. Orientasi pelayanan. Orientasi
Pegawai Negeri Sipil, faktor yang pelayanan adalah sikap dan perilaku
mempengaruhi kinerja pegawai ada kerja PNS dalam memberikan
dua yaitu sasaran kerja pegawai dan pelayanan terbaik kepada yang
perilaku kerja. dilayani antara lain meliputi
Sasaran Kerja pegawai SKP
adalah rencana kerja dan target yang masyarakat, atasan, rekan sekerja,
akan dicapai oleh seorang PNS. unit kerja terkait, dan/atau instansi
Rencana kerja adalah rencana kerja lain.
pegawai yang memuat kegiatan b. Integritas. Integritas adalah
tahunan dan target yang akan dicapai kemampuan untuk bertindak sesuai
setiap pegawai sebagai penjabaran dari dengan nilai, norma dan etika dalam
sasaran dan program yang ditetapkan organisasi.
oleh instansi pemerintah. Sedangkan c. Komitmen. Komitmen adalah
target adalah jumlah beban kerja yang kemauan dan kemampuan untuk
akan dicapai dari setiap pelaksanaan menyelaraskan sikap dan tindakan
tugas jabatan. Target yang harus PNS untuk mewujudkan tujuan
dicapai seorang pegawai meliputi
target kuantitas, kualitas, waktu dan organisasi dengan mengutamakan
biaya. Target kuantitas (target output) kepentingan dinas daripada
berupa dokumen, konsep, naskah, surat kepentingan diri sendiri, seseorang,
keputusan, paket, laporan, dan lain- dan/atau golongan.
lain. Target kualitas ditentukan dengan d. D i s i p l i n . D i s i p l i n a d a l a h
memprediksi mutu hasil kerja yang kesanggupan Pegawai Negeri Sipil
terbaik, target kualitas diberikan nilai untuk menaati kewajiban dan
paling tinggi 100 (seratus). Target menghindari larangan yang
waktu ditentukan dengan ditentukan dalam peraturan
memperhitungkan berapa waktu yang
perundang-undangan dan/atau
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan, misalnya bulanan, triwulan, peraturan kedinasan yang apabila
kwartal, semester, dan tahunan. tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
Sedangkan target biaya ditentukan hukuman disiplin.
dengan memperhitungkan berapa biaya e. Kerjasama. Kerja sama adalah
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kemauan dan kemampuan PNS
suatu pekerjaan dalam 1 (satu) tahun, untuk bekerja sama dengan rekan
Mariman Darto
Mariman Darto
Mariman Darto
Mariman Darto
Mariman Darto
Mariman Darto
yang kuat terhadap OCB. Definisi dari OCB lebih berkaitan dengan
OCB adalah perilaku yang bersifat manifestasi seseorang (karyawan)
sukarela, bukan merupakan tindakan sebagai mahluk sosial. OCB
yang terpaksa terhadap hal-hal yang merupakan bentuk kegiatan sukarela
mengedepankan kepentingan dari anggota organisasi, sehingga
organisasi, dan tidak terikat secara perilaku ini lebih bersifat altruistik
langsung dan terang-terangan dengan (menolong) yang diekspresikan dalam
sistem reward yang formal. bentuk tindakan-tindakan yang
Menurut Organ (1977) dalam menunjukkan sikap tidak
Ozturk (2010:52) hubungan antara mementingkan diri sendiri dan
kepuasan dan OCB, yaitu kepuasan perhatian pada kesejahteraan orang
menyebabkan kinerja. Sebagaimana lain. Jika karyawan dalam organisasi
dikutip Ozturk (2010:52), dalam memiliki OCB, karyawan dapat
penelitian ini, beberapa studi yang mengendalikan perilakunya sendiri
dilakukan Bateman dan Organ (1983), sehingga mampu memilih perilaku
Smith dan Coauthers (1983), Organ yang terbaik untuk kepentingan
dan Lingl (1995) mengemukakan organisasinya. Kapasitas-kapasitas
bahwa kepuasan kerja sangat seperti ini cenderung dimiliki dan
berpengaruh positif terhadap OCB. merupakan ciri orang (karyawan) yang
Masih dalam kajian Ozturk (2010:52) memiliki kecakapan emosi yang
sebagaimana dikutip dari Williams dan menonjol. Kecakapan emosi
Anderson (1991), Lapierre dan Hackett merupakan hasil belajar yang
(2007), dan Bowling (2010) juga didasarkan pada kecerdasan emosi dan
memberikan dukungan untuk efek karena itu menghasilkan kinerja yang
positif kepuasan kerja terhadap OCB. menonjol dalam pekerjaan.
Penelitian Jahangir (2004:80), Budaya organisasional
juga mengatakan bahwa Kepuasan merupakan suatu sistem dari
kerja memiliki pengaruh positif kepercayaan-kepercayaan dan nilai-
terhadap kinerja dan OCB. nilai yang berkembang dalam
“Job satisfaction has been found organisasi dan mengarahkan perilaku
to have a positive relationship anggotanya. Dalam bisnis, sistem-
with job performance and OCB. sistem ini sering dianggap sebagai
Which in turn has a significant corporate culture. Tidak ada dua
influence on employees' pribadi yang sama, tidak ada budaya
absenteeism, turnover, and organisasi yang identik. Para ahli dan
psychological distress. Workers konsultan mempercayai bahwa
with high levels of job perbedaan budaya memiliki pengaruh
satisfaction are more likely to be yang besar pada kinerja organisasional
engage in OCB. Furthermore, dan kualitas kehidupan kerja yang
individuals with higher levels of dialami oleh anggota organisasi
job satisfaction demonstrate (Schermerhorn, 2010).
deceased propensity to search Penelitian yang dilakukan oleh
for another job, and a Jagannath and Bhabani (2012:70),
decreasing propensity to leave.” menujukkan hubungan yang signifikan
Keempat, budaya organisasi. antara budaya organisasi dengan OCB.
Mariman Darto
Mariman Darto
Mariman Darto
Mariman Darto
Lee, U.H, Hye Kyoung Kim and Young on empowerment and team
Hyung Kim. (2013). effectiveness. Leadership
Determinants of and Organization
Organizational Citizenship Development Journal, Vol.
Behavior and Its Outcomes. 24 Iss: 6, 335 - 344.
Global Business and Ozturk, F. (2010). Determinants Of
Management Research: An Organizational Citizenship
International Journal. Vol. 5, Behavior Among Knowledge
No. 1, 2013 pp. 54-65 Workers: The Role Of Job
Mangkunegara, A. (2011). Manajemen Charcteristics, Job
Sumber Daya Manusia. Satisfaction, And
B a n d u n g : P T. R e m a j a O r g a n i z a t i o n a l
Rosdakarya. Commitment. Thesis. Not
Martinez, R. N. (2013). Impact Of Published. The Degree of
Team Citizenship Behaviors Master Of Business
On Performance In Women's Administration.
Sports Teams. Dissertation. Palagia, M., Brasit, N., and Amar, M.
Not Published. Program in (2010). Remunerasi,
Social Psychology. Loyola Motivasi dan Kepuasan
University Chicago. Kerja serta Kinerja
Mathis, R., and Jackson, H. (2006). Karyawan. Jurnal
Manajemen Sumber Daya Manajemen, 1-10.
Manusia. d. Jimmy Sadeli, Podsakof, P., Mackenzie, S., and
Penerj. Jakarta: Salemba B o m m e r , W. ( 1 9 9 6 ) .
Empat. Transformational Leader
Michael, S. (2011). Including Behaviors and Substitutes for
Organizational Citizenship Leadership as Determinant of
Behavior in Performance Employee Satisfaction,
Evaluations: An Commitment, Trust, and
Investigation of Employee Organizational Citizenship
Reactions. International B e h a v i o r. J o u r n a l o f
Journal of Business and Management, Vol.22, No.22,
Management, Vol. 6, No. 10; 259-298.
October 2011, 1-9. Rivai, V. dan Basri, A. (2005).
Moeljono, D. (2005). Good Corporate Performance Appraisal.
Culture sebagai Inti dari Jakarta: PT. Raja Grafindo
Good Corporate Persada.
Governance. Jakarta: PT. Robbins, S. P., and Judge, M. (2009).
Elex Media Komputindo. Organizational Behavior.
Nawawi, H. (2006). Evaluasi New Jersey: Prentice Hall
Manajemen Kinerja di Int'l, Inc.
Lingkungan Perusahaan dan Rochmania, N. (2012). Hubungan
Industri. Yogyakarta: Gajah Antara Kepuasan Kerja
Mada University Press. Dengan Organizational
Ozaralli, N. (2003). Effects of Citizenship Behavior OCB
transformational leadership Studi pada Karyawan PT.
Mariman Darto