PENDAHULUAN
I. 1. LATAR BELAKANG
Human Resources Departement atau yang sering disebut dengan Personalia adalah
suatu bagian dari rumah sakit yang memberikan pelayanan pemenuhan sumber daya manusia
khususnya tenaga kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan mempunyai kompetensi
yang dapat dipertanggung jawabkan. Seleksi tenaga kesehatan tersebut harus dapat
memenuhi permintaan atau kebutuhan dari setiap unit kerja yang ada di rumah sakit.
Untuk dapat menunjang pencapaian dalam hal pelayanan maka proses Manajemen
Human Resources Development (HRD) diperlukan sebuah pedoman kerja sehingga
didapatkan hasil yang baik dan bermutu. Pelayanan yang bermutu di rumah sakit akan
membantu setiap karyawan untuk dapat berkarya sesuai dengan profesi, pendidikan serta
kemampuan yang dimiliki, membantu proses pelayanan pada customer di rumah sakit
sehingga customer yang datang berobat ke rumah sakit merasa puas terhadap pelayanan yang
diberikan, yang berarti pula customer tersebut nantinya akan sebagai sarana dalam
mempromosikan rumah sakit. Keuntungan lain jika pasien cepat sembuh adalah mereka dapat
segera kembali mencari nafkah untuk diri dan keluarga.
Pelayanan Manajemen tersebut adalah rangkaian kegiatan dalam melayani semua
karyawan baik untuk semua hak dan kewajiban karyawan, serta merupakan salah upaya
peningkatan sumber daya manusia untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik sesuai
dengan standar rumah sakit.
Bentuk penyelenggaraan pelayanan untuk karyawan di rumah sakit bisa secara Sistem
Outsourcing atau Sistem Swakelola. Pada Sistem Outsourcing, pengusaha tenaga kerja selaku
penyelenggara sumber daya manusia dalam merencanakan,merekruitmen dan menentukan
standar karyawan sesuai dengan spesifikasi standar karyawan yang telah ditetapkan oleh
rumah sakit dalam lembar kontrak kerja. Sistem Swakelola, dalam penyelenggaraan
pelayanan untuk karyawan dilakukan dengan cara merekruitmen sendiri sesuai dengan
standar yang diberikan oleh rumah sakit.
Pelayanan untuk karyawan di rumah sakit ini dijalankan berpedoman kepada
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) antara Manajemen Perusahaan dengan Serikat Pekerja.
dan Undang – Undang Tenaga Kerja No. 13 tahun 2003.
1
Pendidikan atau pelatihan adalah alat untuk mengubah, maka untuk perubahan yang
dapat dilakukan oleh perorangan, group dan organisasi dalam rangka meningkatkan
efektivitas jadi pelatihan sangat penting dalam rangka mengubah dari yang terlatih menjadi
lebh mahir dan dari yang belum terlatih menjadi terlatih.
Dalam manajemen sumber daya manusia juga dibahas tentang pelatihan dan
pengembangan sehingga dapat kita simpulkan bahwa pelatihan dan pengembangan
merupakan salah satu penunjang untuk mencapai mutu pelayanan suatu perusahaan menjadi
lebih optimal.
I. 2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan untuk karyawan di Rumah Sakit Royal
Progres terdiri dari :
1) Penyediaan dan penambahanan tenaga kerja.
2) Pemberian upah, bonus dan THR
3) Kesejahteraan karyawan (cuti, izin pulang cepat dan berobat)
4) Pengembangan karir.
5) Pengembangan kemampuan (pelatihan dan pendidikan).
Penyediaan dan penambahan tenaga kerja meliputi pemasangan iklan, proses seleksi
dan orientasi tenaga kerja. Rangkaian kegiatan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja yang diperlukan di rumah sakit baik untuk semua untuk semua unit kerja.
Penyelenggaraan upah, bonus dan THR meliputi pemberian upah sesuai dengan
standar rumah sakit dan pemerintah, pemberian bonus berupa jasa service serta pemberian
bonus THR sebagai bonus hari raya. Rangkaian kegiatan tersebut adalah untuk memenuhi
hak – hak karyawan sesuai dengan standar rumah sakit dan pemerintah.
Kesejahteraan karyawan meliputi semua hak – hak yang harus diterima oleh
karyawan yaitu untuk jatah cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, izin pulang cepat dan berobat.
Rangkaian kegiatan tersebut adalah untuk memenuhi hak – hak karyawan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Pengembangan karir meliputi pemindahan karyawan dari satu unit kerja ke unit kerja
yang lain atau dari satu jabatan di unit kerja ke jabatan lain di unit kerja yang berbeda tetapi
setaraf. Serta pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lainnya yang lebih tinggi
dari sebelumnya dikarenakan prestasi, kemampuan dan pendidikan yang dimiliki. Rangkaian
2
kegiatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi yang
berlaku baik untuk kemampuan dan kualitas perunit kerja.
Pengembangan kemampuan meliputi memberikan pelatihan bagi karyawan lama
sebagai upaya refresh sehingga kemampuan yang sudah dimiliki akan makin terasah dan bagi
karyawan baru sebagai upaya pengenalan lingkup dan job desk dalam suatu pekerjaan di unit
kerja. Serta pendidikan bagi karyawan lama yang harus mempunyai sertifikasi ataupun
pendidikan lebih tinggi dari yang dimiliki untuk menunjang pekerjaan yang dilakukan.
Rangkaian kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan kerja karyawan sesuai
dengan profesi dan sertifikasi rumah sakit.
I. 3. LANDASAN HUKUM
- Undang - Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
- Undang - Undang No.21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
- Undang - Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
4
3. Semua karyawan yang mengajukan mengikuti program pendidikan dan
pelatihan dengan biaya rumah sakit 100% (seratus persen) harus melalui Unit
Kerja terkait dan Unit Diklat.
4. Semua karyawan yang mengikuti semua program pendidikan dan pelatihan
yang dibiayai oleh rumah sakit 100% (seratus persen) harus mendapatkan
surat tugas dari Unit SDM dan Direktur.
5. Semua karyawan yang mengikuti semua program pendidikan dan pelatihan
atas biaya rumah sakit 100% (seratus persen) harus menandatangi Surat Ikatan
Dinas dari Unit Diklat.
6. Semua karyawan yang sudah mengikuti program pendidikan dan pelatihan
atas biaya rumah sakit 100% (seratus persen) harus menyerahkan sertifikat dan
materi pendidikan atau pelatihan tersebut pada Unit Diklat.
7. Semua Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan harus mengikuti peraturan sesuai
dengan Kesepakatan Kerja Sama
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
6
Bagi karyawan yang bekerja secara shift, maka waktu kerjanya akan diatur tersendiri
oleh perusahaan dan tetap mengacu pada jam kerja standar 40 jam/6 hari kerja seminggu.
Untuk karyawan yang waktu kerjanya melebihi jam kerja standar, maka kelebihan waktu
kerjanya akan diperhitungkan sebagai lembur.
Adapun untuk tata tertib jam kerja sebagai berikut :
- Batas toleransi keterlambatan 4 (empat) menit/hari
- Apabila keterlambatan terjadi 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) minggu, akan
diberikan evaluasi disiplin berupa pemberian informasi dari atasan langsung.
- Apabila terjadi keterlambatan 3 (tiga) kali dalam seminggu dan selama 3 (tiga)
kali dalam setahun maka akan diberikan Surat Teguran.
- Ijin meninggalkan jam kerja maksimal 2 (dua) jam dengan persetujuan atasan
langsung dengan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan urgensinya,
dengan jumlah maksimal 3 (tiga) kali dalam setahun.
Pengaturan tenaga kerja di RS. Royal Progress ini berdasarkan berdasarkan shift dan non
shift.
1 Jajaran Umum dan Keuangan
- Senin – Jumat : 08.00 – 17.00 wib
2. Jajaran Pelayanan (Manajer/Ass. Manajer)
- Senin – Jumat : 07.30 – 16.00 wib
Sabtu (piket) : 07.30 – 13.00 wib
3. Jajaran Staf Pelayanan (MCU dan Teknisi)
- Senin – Jumat : 07.30 – 15.30 wib
Sabtu : 07.30 – 13.00 wib
4. Jajaran Ka. Inst/Karu Pelayanan
* Ka. Inst
Senin – Jumat : 07.30 – 15.30 wib
Sabtu : 07.30 – 13.00 wib
* Ka. Ruang Perawatan
Senin – Sabtu : 07.00 – 14.30 wib
* Ka. Ruang Penunjang Medis
Senin – Jumat : 07.30 – 15.30 wib
Sabtu : 07.30 – 13.00 wib
II. 2. 2. KUANTITAS SDM
7
Pengaturan tenaga kerja di Unit SDM RS. Royal Progress ini berdasarkan non shift.
Tenaga kerja di Unit SDM RS. Royal Progress saat ini berjumlah 8 orang yang terdiri dari
jam kantor biasa dengan komposisi sebagai berikut :
a. Jam kantor Biasa
a. Yang bertugas 3 orang karyawan untuk Unit SDM
Terdiri dari :
1 Manajer SDM
1 Penanggung Jawab Payroll
1 Staf Kepegawaian
b. Yang bertugas 4 orang karyawan untuk Unit Sekretariat
Terdiri dari :
1 Koordinator Sekretaris
1 Staf Sekretaris (menjabat juga sebagai Staf Pelaksana Instalasi Unit
Diklat)
1 Staf Sekretaris Komite medis
1 Staf Office Girl
c. Yang bertugas 2 orang karyawan untuk Unit Diklat
Terdiri dari :
1 Kepala Instalasi Unit Diklat
1 Staf Pelaksana Instalasi Unit Diklat
b. Shift Pagi
Yang bertugas Clinical Instruktur 1 orang karyawan unit keperawatan.
8
Penerimaan calon karyawan adalah aktifitas atau usaha yang dilakukan untuk
mengundang para pelamar sebanyak mungkin sehingga Unit SDM memiliki kesempatan
yang luas untuk menentukan calon yang paling sesuai dengan tuntutan jabatan yang
diinginkan.
Penerimaan calon karyawan dapat dilakukan melalui Internal dan Eksternal
Recources. Internal Recources adalah proses rekruitment dari dalam Rumah Sakit; dimana
pelamar adalah sudah menjadi karyawan rumah sakit namun ingin mencoba di unit yang
berbeda atau karyawan yang memang dipromosikan oleh atasan langsung untuk dapat
menempati jabatan tertentu sebagai upaya untuk peningkatan karir. Sedangkan untuk
Eksternal Recources adalah proses rekruitment dari luar Rumah Sakit, dimana pelamar
adalah dari orang luar rumah sakit. Proses rekruitmen dapat dilakukan melalui iklan,
Depnaker, Outsourching, Lembaga pendidikan. Adapun proses rekruitment tersebut pada tiap
unit mempunyai kualifikasi sendiri berdasarkan unit kerjanya
10
11. Unit Sekretariat/Adm Umum
- Pendidikan minimal D-3 Sekretaris/SMK Pekantoran
- Pengalaman minimal 1 tahun di unit kerjanya
12. Unit Umum (Satpam, Kurir, Sopir,IPSRS)
- Pendidikan minimal D-3 ATEM untuk Penanggung Jawab IPSRS
- Pendidikan minimal SMA/SMK
- Memiliki sertifikat dari kepolisian untuk Satpam
13. Unit Kasir/ADM IRNA/Log. Umum/TPK/Gizi
- Pendidikan minimal SMA/SMK
- Diutamakan yang bersertifikat
14. Unit Cleaning Service/Laundry/Taman
- Pendidikan minimal SMA/SMK
11
Dilihat dari sumbernya penerimaan calon karyawan dibagi menjadi dua yaitu :
1. Dari dalam RS. Royal Progress sendiri (Internal Resources).
Menerima calon dari dalam RS. Royal sendiri memiliki keuntungan lebih yaitu calon
sudah dikenal dan proses dapat dilakukan dengan lebih cepat dibanding dengan
mengambil calon dari luar RS. Royal Progress. Calon karyawan nantinya akan masuk
ke Unit SDM akibat mutasi atau promosi. Untuk mendapatkan calon pelamar dapat
melalui :
- Informasi dari mulut ke mulut.
- Berkas – berkas pelamar yang datang sendiri.
- Pengiriman surat pemberitahuan ke seluruh unit kerja akan adanya kebutuhan
tenaga di Instalasi Latbang.
2. Dari luar RS. Royal Progress (Eksternal Resources)
Proses penerimaan calon dari luar RS. Royal Progress, ini dapat dilakukan dengan
cara :
- Dari mulut ke mulut
- Iklan
- Lembaga – lembaga pendidikan
Setelah menjalani masa orientasi khusus selama 3 (tiga) bulan pertama,maka untuk
menentukan apakah calon karyawan tersebut dapat melanjutkan untuk masa orientasi khusus
3 (tiga) bulan kedua, Ka. Instalasi dan Manajer perunit kerja memberikan penilaian terhadap
calon karyawan. Jika memenuhi standar perunit kerja maka calon karyawan dinyatakan lulus
oleh Ka. Instalasi/Manajer perunit kerja dan kemudian diserah terimakan kepada Ka.
Ruangan untuk dapat ditempatkan diruangan pada masa orientasi 3 (tiga) bulan kedua.
Jika memenuhi standar perunit kerja di ruangan maka calon karyawan dinyatakan
lulus pada masa orientasi 3 (tiga) bulan kedua oleh Ka. Instalasi/Manajer perunit kerja.
Kemudian calon karyawan tersebut diberi Surat Kelulusan dan diserahkan pada HRD untuk
dapat diproses untuk aingakat sebagai karyawan dengan menggunakan SK Pengangkatan.
14
BAB III
STANDAR FASILITAS UNIT
SUMBER DAYA MANUSIA
15
DENAH LANTAI 8
16
DENAH LANTAI 3
17
III. 2. STANDAR FASILITAS
Agar kegiatan penyelenggaraan pelayanan terhadap karyawan yang diselenggarakan
oleh Unit SDM Rumah Sakit Royal Progress dapat berjalan optimal, maka perlu didukung
dengan sarana, peralatan dan perlengkapan yang memadai baik terutama Ruang Pelayanan
Untuk Karyawan dan Ruang Rapat.
1. Fasilitas Ruang Unit SDM
Ruang Unit SDM RS. Royal Progress terletak di Lantai 8 yaitu dengan luas 3 x
7 m2 dan 3 x 3 m2.
Untuk Ruangan 3 x 7 m2 terdiri dari :
o 2 buah meja sedang
o 1 buah meja komputer
o 1 buah meja kecil
o 1 meja panjang
o 3 buah kursi
o 1 buah pesawat telephone
o 2 buah komputer
o 1 buah papan tulis
o 1 buah AC
Untuk Ruangan 3 x 3 m2 terdiri dari :
o 1 buah meja sedang
o 1 buah meja kecil
o 3 lemari brankas file
o 3 buah kursi
o 2 buah pesawat telephone
o 1 buah printer
o 1 buah lemari kecil
o 1 buah AC
2. Fasilitas Ruang Rapat
Ruang Rapat RS. Royal Progress terletak di Lantai 8 dengan luas 3 x 3 m2.
Sarana terdiri dari :
o 1 buah meja berbentuk bulat
o 5 buah kursi
18
o 1 buah pesawat telephone
o 1 buah meja tempel
o 1 buah AC
3. Fasilitas di Ruang Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan
Ruang Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan RS. Royal Progress terletak di
Lantai 3 yaitu Ruang Kelas dengan luas 4 x 10 m2.
Sarana terdiri dari :
o 4 buah meja panjang
o 30 buah kursi
o 1 buah pesawat telephone
o 1 buah lemari tempel
o 1 buah LCD
o 1 buah laptop
o 1 buah AC
4. Fasilitas Ruang Sekretariat
Ruang Sekretariat RS. Royal Progress terletak di Lantai 8 tepat di depan koridor
arah masuk ruangan dan ujung koridor
Untuk Penanggung Jawab Sekretariat (ujung koridor) terdiri dari :
o 1 buah meja panjang
o 1 buah meja komputer
o 1 buah meja kecil
o 1 meja panjang
o 1 lemari rak
o 3 buah kursi
o 2 buah pesawat telephone
o 1 buah komputer
o 1 buah printer
o 1 buah AC
o 1 buah mesin fax
o 1 buah papan tulis
Untuk Staf Sekretariat (arah masuk koridor) terdiri dari :
o 3 buah meja sedang
19
o 1 buah meja computer
o 1 buah kursi
o 1 buah pesawat telephone
o 1 buah komputer
o 1 buah AC central
Untuk Staf Sekretariat Komite Medis (di Lantai 3 ukuran 3x3 m2) terdiri dari :
o 3 buah meja sedang
o 3 buah kursi
o 1 buah pesawat telephone
o 1 buah komputer
o 1 buah printer
o 1 buah AC
o 1 lemari besar
20
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Karyawan
Permintaan
Pelayanan
Proses
BAB VII
Permintaan Dana
Persiapan
21
Pelatihan
22
Maka jika karyawan ingin menggunakan hak cuti besar dapat mengajukan permohonan
cuti tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku (form sama dengan form cuti
tahunanan).
3. Cuti Sakit
Semua karyawan yang telah menjalani tugas/kerja selama 12 bulan berturut – turut
terhitung dari mulai pertama kali kerja maka akan mendapatkan hak cuti sakit
selama 6 hari kerja. Jika cuti sakit tersebut tidak digunakan maka cuti sakit
tersebut dapat diuangkan. Surat cuti sakit hanya dapat dikeluarkan dari tempat
karyawan tersebut dirawat. Jika beRobat diluar RS. Royal Progress dan
mendapatkan surat sakit maka harus harus mendapatkan persetujuan dari minimal
Karu sampai dengan Manajer unit terkait dan diketahui oleh Dr. IGD.
4. Cuti Melahirkan
Semua karyawan wanita yang telah menjadi karyawan tetap yang bekerja selama 2
tahun berturut – turut, maka akan mendapatkan hak cuti melahirkan selama 1 ½
bulan menjelang kelahiran dan 1 ½ bulan sesuah melahirkan. Berdasarkan
perhitungan/perkiraan dokter kandungan yang ditunjuk oleh perusahaan (form
sama dengan form cuti tahunanan).
5. Izin Meninggalkan Pekerjaan
Perusahaan memberikan ijin kepada karyawan yang meninggalkan pekerjaan untuk
keperluan – keperluan tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mendapatkan upah penuh. Adapun ketentuannya sebagai berikut :
a. Pernikahan karyawan sendiri 3 hari kerja, syarat : buku nikah
(form terlampir)
b. Pernikahan anak karyawan 2 hari kerja, syarat : surat keterangan
c. Khitanan/pembaptisan/upacara/ 2 hari kerja , syarat : surat keterangan
potong gigi (pangkur) anak karyawan
d. Istri karyawan melahirkan 2 hari kerja , syarat : surat kelahiran
e. Suami/istri/anak/orang tua/ 2 hari kerja, syarat : surat keterangan
Mertua meninggal dunia
f. Anggota keluarga dalam satu rumah
Meninggal dunia 1 hari kerja, syarat : surat keterangan
Point b – d (form sama dengan form cuti tahunanan).
6. Izin Meninggalkan Tugas
23
Perusahaan memberikan ijin kepada karyawan yang meninggalkan pekerjaan
untuk keperluan – keperluan tertentu mendadak 2 jam sebelum meninggalkan tugas
(form terlampir).
7. Izin Terlambat Kerja
Perusahaan memberikan ijin kepada karyawan yang terlambat kerja untuk
keperluan – keperluan tertentu mendadak dengan batas toleransi 15 menit sebelum
jam masuk kerja (form terlampir).
Tabel pemotongan harga pelayanan kesehatan Rumah Sakit Royal Progress bagi karyawan
dan keluarga karyawan.
HARGA/
PRODUK RS. ROYAL PROGRESS (RJ&RI) Ketentuan
DISKON
Diskon obat dan barang farmasi tidak termasuk
A Apotik
Rekanan khusus (keluarga karyawan) 5% atau 10%* pembelian bebas(tanpa resep dokter)
Diskon obat dan barang farmasi , serta pemeriksaan
B Penunjang medis lainnya, atau Sewa ruang: RI, Operasi, ICU, ICCU RJ = Rawat Jalan
1. Rekanan khusus (keluarga karyawan) RI = Rawat Inap
2. Rekanan umum (orang tua dan mertua karyawan) 25%
DT= Diatur Tersendiri
Penjelasan:
* Diskon pembelian obat dan barang farmasi dengan resep dokter di Medika Gria:
5 % di Rawat Jalan bila dibayar dengan kartu kredit; 10% di Rawat Jalan bila dibayar dengan kartu debet atau tunai.
10% di Rawat Inap baik dibayar dengan kartu kredit atau kartu debet atau tunai
** Harga
27
Perawatan (Rawat Inap)
a. Perawatan untuk karyawan
b. Perawatan untuk keluarga karyawan
28
1. Bagi keluarga karyawan yang akan menggunakan fasilitas rawat inap Rumah Sakit
Royal Progress harus membawa kartu berobat agar mendapatkan potongan harga
sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Yang dimaksud keluarga tanggungan karyawan adalah istri/suami, anak-anak sah
karyawan dibawah umur 21 tahun dan belum menikah, yang terdaftar di Bagian SDM
Persalinan
Tunjangan persalinan hanya berlaku bagi karyawan penuh waktu dan terdiri dari :
a. Persalinan untuk karyawan
b. Persalinan untuk istri karyawan
29
3. Biaya persalinan tidak termasuk biaya konsultasi dokter sebelum dan setelah
persalinan.
4. Yang termasuk biaya persalinan adalah biaya kelahiran secara normal atau sectio
caesaria karena adanya keharusan medis di Rumah Sakit Royal Progress Setiap
istri karyawan tetap yang akan melakukan persalinan harus menggunakan jasa
dokter kebidanan penuh waktu Royal Progress
5. Untuk kelahiran diluar ketentuan tersebut diatas maka seluruh biaya akan menjadi
tanggung jawab karyawan sepenuhnya.
6. Apabila tunjangan pengobatan perawatan dan persalinan dijamin oleh PT.
Jamsostek maka tunjangan pengobatan dari Rumah Sakit Royal Progress, kecuali
untuk kasus/ penyakit tertentu yang tidak masuk dalam jaminan jamsostek.
30
11.Alat bantu seperti tangan, kaki palsu, gigi palsu, alat bantu dengar, kursi roda, alat bantu
lainnya yang tidak bersifat menunjang kelangsungan hidup, kecuali hal tersebut
diperlukan sebagai akibat kasus kecelakaan kerja.
Apabila terdapat hal-hal lain yang belum/tidak tercantum dalam pasal ini mengenai “Tidak
Mendapatkan Penggantian Biaya”, maka perusahaan dapat mengambil kebijakan/keputusan
atas pertimbangannya dan kehendaknya
32
- Perawat
- Bidan
b. Tenaga non medis :
- Insinyur
- Teknisi
- Apoteker
- Asisten apoteker
- Ahli gizi
- Fisiotherapi
- Penata Anasthesi
- Penata Rontgen
- Analis Kesehatan
- Tenaga Administrasi
Semua pekerja rumah sakit sebelum diterima sebagai calon karyawan akan menjalani
tes kesehatan untuk mengetahui sejauh mana kondisi kesehatan calon karyawan tersebut.
Tes kesehatan tersebut meliputi :
1. Pemeriksaan fisik /tanda – tanda vital (tekanan darah, suhu, berat badan, dll)
2. Pemeriksaan thorax
3. Pemeriksaan HbSAg
4. Psikotest
Apabila pada hasil pemeriksaan terdapat adanya kelainan akibat suatu penyakit maka
karyawan tersebut tidak dapat diterima sebagi calon karyawan. Adapun standar untuk
pemeriksaan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Calon karyawan tidak terindikasi penyakit TBC
2. Calon karyawan tidak terindikasi penyakit Hepatitis
3. Hasil psikotets personality calon karyawan sesuai dengan unit kerja
tempat karyawan tersebut akan berdinas
Untuk pemeriksaan Medical cek Up Karyawan diberlakukan pada tenaga kerja yang
beresiko terpapar zat – zat berbahaya atau kuman penyakit akibat memberikan pelayanan
kesehatan. Apabila pada hasil pemeriksaan Medical Cek up terdapat indikasi karyawan
terkena Penyakit Akibat Kerja maka diberikan penangangan secara tepat dan cepat dengan
berkoordinasi pada Panitia Kesehatan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
1. Tujuan
33
Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja karyawan secara optimal dan
perkembangan karir karyawan, maka perusahaan akan memberi kesempatan kepada
karyawan yang berpotensi untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan :
a. Perkembangan produk perusahaan, usaha atau organisasi perusahaan.
b. Lowongan atau pemindahan tugas.
2. Waktu
a. Pendidikan/ pelatihan karyawan harus dilakukan diluar jam kerja, kecuali untuk jenis
pelatihan on-job training.
b. Pendidikan/ pelatihan karyawan tidak diperhitungkan sebagai jam kerja di
perusahaan, kecuali on-job training, atau karena sesuatu hal terpaksa diadakan di jam
kerja karyawan.
3. Kewajiban atasan terhadap bawahannya
a. Atasan karyawan dan departemen pengembangan dan pengawasan SDM
berkewajiban untuk memantau dan mengevaluasi kinerja karyawan untuk menentukan
jenis pendidikan dan atau pelatihan yang diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan karyawan, serta kualitas dan produktifitas kerja karyawan.
b. Atasan karyawan berkewajiban untuk menjadi tenaga pendidik dan pelatih.
c. Modul pendidikan dan atau pelatihan bagi pengembangan karyawan disesuaikan
dengan kebutuhan unit kerja dimana karyawan tersebut berada, dimana jenis modul
dan pelaksanaan pendidikan dan atau pelatihan harus dibuat atau mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Departemen Pengembangan dan Pengawasan SDM.
4. Kewajiban karyawan untuk mengikuti diklat
a. Setiap karyawan wajib untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang telah
ditetapkan dan disediakan oleh perusahaan.
b. Bagi karyawan yang telah dikukuhkan untuk mengikuti pendidikan/ pelatihan dan
tidak dapat hadir, harus memberikan alasan tertulis yang disahkan oleh atasannya.
Karyawan yang lalai melaksanakan hal tersebut dapat diberi surat peringatan I
(pertama) dan dikenakan sangsi administratif.
5. Syarat dan ketentuan.
Untuk mengikuti pendidikan / pelatihan, setiap karyawan wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Tujuan pendidikan & pelatihan sesuai dengan kebutuhan perusahaan
b. Prestasi kerja
c. Masa kerja minimal 3 tahun
34
d. Usia dengan memperhatikan kecukupan waktu pasca pendidikan untuk mengabdikan
keahliannya bagi kepentingan perusahaan
e. Menyerahkan seluruh materi pendidikan kepada Departemen Pengembangan dan
Pengawasan SDM.
f. Mengajar dan mengalihkan pengetahuan (transfer knowledge) kepada karyawan yang
ditunjuk perusahaan.
35
tertentu, atau diambil langkah-langkah lain yang diperlukan sesuai dengan bobot
pelanggarannya.
2. Setiap pimpinan, yaitu mulai dari jabatan Wakil Kepala Urusan sampai dengan Ketua
Badan Pengurus, berwenang, berkewajiban dan bertanggung jawab untuk melaksanakan
tindakan kedisiplinan bagi setiap karyawan dibawah pimpinannya yang telah melakukan
pelanggaran Tata Tertib yang berlaku di Perusahaan atau norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
3. Pengenaan tindakan disiplin didasarkan pada :
a. Jenis dan besar kecilnya masing-masing pelanggaran.
b. Frekwensi pelanggaran.
c. Unsur-unsur kesengajaan.
4. Jenis tindakan kedisiplinan adalah :
a. Peringatan/ teguran lisan.
Teguran ini diberikan apabila karyawan tidak mengikuti aturan-aturan kerja dan atau
melanggar tata tertib perusahaan, yang dilakukan tidak berulang kali. Teguran lisan
hanya dilakukan bagi jenis pelanggaran ringan dan sedang sebanyak maksimal 2 (dua)
kali, dan lebih dari itu wajib diberikan Surat Peringatan.
b. Surat Peringatan.
Surat Peringatan adalah surat resmi yang dikeluarkan oleh Kasi SDM Perusahaan
karena adanya tindakan atau perbuatan yang melanggar tata tertib atau peraturan yang
berlaku, atau karena diabaikannya teguran lisan.
Surat Peringatan tersebut terdiri dari :
Surat Peringatan Pertama.
Surat Peringatan Kedua.
Surat Peringatan Ketiga.
Pemberian surat peringatan ini tidak harus dilakukan secara bertahap, akan tetapi
disesuaikan dengan jenis dan bobot pelanggaran sesuai dengan Pasal 37 PKB ini.
Setiap surat peringatan harus melalui Kasi SDM Perusahaan.
Kasi SDM Perusahaan berwenang, berkewajiban dan bertanggung jawab untuk
membuat, menanda tangani dan menyampaikan surat peringatan kepada setiap
karyawan yang melakukan pelanggaran Tata Tertib. Setiap surat peringatan dibuat
oleh Kasi SDM Perusahaan harus berdasarkan hasil pengamatannya sendiri atau
perintah dari atasannya atau usulan tertulis dari pimpinan karyawan yang
36
bersangkutan. Selanjutnya karyawan yang bersangkutan wajib menerima dan
menanda tangani surat teguran tersebut.
c. Skorsing.
Skorsing adalah pembebasan tugas sementara.
Skorsing dapat dikenakan kepada karyawan yang melakukan pelanggaran berat atau
melakukan pelanggaran setelah mendapat teguran, surat peringatan atau tindakan
yang merugikan Perusahaan.
Jangka waktu skorsing paling lama 1 (satu) bulan.
d. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Pemutusan Hubungan Kerja dapat dilakukan oleh perusahaan, sanksi atas pelanggaran
berat yang dilakukan karyawan.
Dilihat dari tindakan pelanggarannya yang dilakukan oleh karyawan, maka tindakan
PHK dapat dibagi dalam 2 kategori :
1. Pelanggaran yang tidak termasuk dalam wilayah hukum pidana, maka akan
ditempuh prosedur PHK sesuai dengan PKB.
2. Pelanggaran yang termasuk wilayah hukum pidana, maka dapat ditempuh
prosedur PHK sesuai dengan PKB dan prosedur hukum pidana yang berlaku
secara paralel.
e. Wewenang melakukan tindakan PHK.
PHK terhadap jabatan Kepala Seksi dan keatas yang dilakukan oleh Kasi SDM harus
disetujui atas persetujuan Badan Pengurus terlebih dahulu, sedangkan PHK terhadap
setiap karyawan Perusahaan lainnya harus atas persetujuan Direksi perusahaan
terlebih dahulu.
UNIT SDM
INTERN EKSTERN
UMUM DEPNAKER
INSTALASI GIZI
YANMED
IGD
IRJ
IRNA
ADM UMUM
JANG. MEDIS
BAB V
LOGISTIK
38
V. 1. KEBUTUHAN ALAT TULIS KANTOR
Pemenuhan akan kebutuhan alat tulis ataupun cetakan dapat diperoleh dari Logistik
Umum, dengan menggunakan form yang tersedia yaitu Form Permintaan Barang. Permintaan
barang untuk Unit SDM dan Unit Diklat harus dipisahkan sehingga pengontrolan untuk hal
tersebut mudah.
Pemenuhan akan kebutuhan alat tulis ataupun cetakan dapat diperoleh dari Logistik
Umum, dengan menggunakan form yang tersedia yaitu Form Permintaan Barang. Permintaan
barang dilakukan berdasarkan ketentuan yang ada yaitu pada hari Selasa dan Jumat.
Jikalau ada permintaan barang ataupun percetakan yang melebihi dari Rp.
1.000.0000,- (satu juta rupiah) harus melalui persetujuan Direktur Umum dan Keuangan.
Selain itu untuk permintaan barang diluar keperluan sehari – hari seperti seragam dan
sepatu untuk karyawan harus langsung ke pembelian sehingga dapat langsung di realisasikan
sesuai dengan jumlah permintaan yang ada.
V. 2. KONSUMSI
Pemenuhan akan kebutuhan konsumsi khususnya untuk pegawai baru dapat diperoleh
dari Instalasi Gizi, dengan menggunakan form yang tersedia yaitu Form Permintaan
Konsumsi. Permintaan konsumsi untuk Unit SDM dilakukan berdasarkan masuknya pegawai
baru setelah menjalani proses seleksi.
Pemenuhan akan kebutuhan konsumsi untuk pelatihan dapat diperoleh dari Instalasi
Gizi, dengan menggunakan form yang tersedia yaitu Form Permintaan Snack dengan disertai
jadwal dan jumlah peserta untuk Unit Diklat. Jikalau ada permintaan snack harus melalui
persetujuan Direktur Umum dan Keuangan.
Selain itu jika ada kunjungan dari pihak luar berupa studi banding yang memerlukan
adanya konsumsi juga menggunakan form yang tersedia yaitu Form Permintaan Snack
dengan disertai keterangan berupa harga jual untuk pihak luar yang sebelumya sudah
didiskusikan dan dikoordinasikan pada Manajer Keuangan dan Kepala Instlasi Gizi.
V. 3. PROSEDUR PERMINTAAN
V. 3. 1. PERMINTAAN KE LOGISTIK UMUM
39
Prosedur permintaan ke logistik umum adalah suatu permintaan alat tulis kantor yang
akan digunakan untuk pelayanan pada karyawan dan dibuat oleh petugas yang sedang
bertugas, serta diserahkan kebagian logistik umum untuk didapatkan penggantinya.
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
40
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian dari kegiatan yang berkaitan erat
dengan kejadian yang disebabkan akaibat kelalaian petugas yang dapat mengakibatkan
penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja.
Kondisi yang dapat mengurangi bahaya dan terjadinya kecelakaan dalam proses
pelayanan terhadap karyawan ataupun penyelenggaraan pelatihan dikarenakan pekerjaan
yang terorganisir dengan baik, dikerjakan sesuai dengan prosedur, tempat kerja yang aman
dan terjamin kebersihannya serta istirahat yang cukup.
Kecelakaan kerja tidak terjadi dengan sendirinya, biasanya terjadi dengan tiba-tiba
dan tidak direncanakan sehingga menyebabkan kerusakan pada peralatan maupun dapat
melukai petugas.
VI. 1. PENGERTIAN
Keselamatan Kerja (Safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan
dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas ataupun
kelalaian dan kesengajaan.
VI. 2. TUJUAN
Menurut Undang-Undang Keselamatan Kerja tahun 1970, Syarat-syarat keselamatan
kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya, dengan tujuan :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi perlindungan pada pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan
getaran.
41
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/psikis,
keracunan, infeksi dan penularan.
9. Menyelenggaraan penyegaran udara yang cukup.
10. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
11. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
42
Keamanan kerja di ruang pelayanan karyawan ini terlaksana apabila sesuai
prosedur kerja sbb:
Menggunakan alat kaki/sepatu agar tidak tersengat listik/bagian dari alat yang
tajam (isi streples, paku pauing).
Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan angkatlah dengan
alat pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut.
Semua peralatan listrik yang tidak dipergunakan termasuk lampu harus
dimatikan bila tidak diperlukan.
Semua kabel – kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak melukai,
tidak membuat tersandung, tidak membuat tersengat petugas ataupun
karyawan yang lain.
Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan.
Tidak mengangkat barang dalam jumlah besar yang dapat membahayakan
badan dan kualitas barang.
Menyimpan file/seragam milik karyawan pada lemari yang telah disediakan
dengan cara menutup secara perlahan – lahan, sehingga jari tangan tidak
terjepit lemari.
Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan lantai yang licin akibat
pekerjaan rutin pemeliharaan sarana RS (pemberihan AC).
Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik di tempat yang mudah
dijangkau.
2. Ruang Rapat
Keamanan kerja di ruang rapat ini terlaksana apabila sesuai prosedur kerja sbb:
Menggunakan alat kaki/sepatu agar tidak tersengat listik/bagian dari alat yang
tajam (isi streples, paku payung).
Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan angkatlah dengan
alat pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut.
Semua peralatan listrik yang tidak dipergunakan termasuk lampu harus
dimatikan bila tidak diperlukan.
Semua kabel – kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak melukai,
tidak membuat tersandung, tidak membuat tersengat petugas ataupun
karyawan yang lain.
43
Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan.
Tidak mengangkat barang dalam jumlah besar yang dapat membahayakan
badan dan kualitas barang.
Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan lantai yang licin akibat
pekerjaan rutin pemeliharaan sarana RS (pemberihan AC).
Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik di tempat yang mudah
dijangkau.
44
Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik di tempat yang mudah
dijangkau.
4. Ruang Sekretariat
Keamanan kerja di ruang sekretariat ini terlaksana apabila sesuai prosedur kerja
sbb:
Menggunakan alat kaki/sepatu agar tidak tersengat listik/bagian dari alat yang
tajam (isi streples, paku payung).
Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan angkatlah dengan
alat pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut.
Semua peralatan listrik yang tidak dipergunakan termasuk lampu harus
dimatikan bila tidak diperlukan.
Semua kabel – kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak melukai,
tidak membuat tersandung, tidak membuat tersengat petugas ataupun
karyawan yang lain.
Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan.
Tidak mengangkat barang dalam jumlah besar yang dapat membahayakan
badan dan kualitas barang.
Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan lantai yang licin akibat
pekerjaan rutin pemeliharaan sarana RS (pemberihan AC).
Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik di tempat yang mudah
dijangkau.
BAB VII
45
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU
VII.1. PENGERTIAN
VII.1. 1. PENGAWASAN
Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan terlaksana
sesuai dengan standar, pedoman, rencana, instruksi, peraturan serta hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang diharapkan.
Pengawasan terhadap pelayanan karyawan harus selalu dikomunikasikan pada
Manajer perunit kerja, terutama masalah Cuti/Izin serta absensi sehingga Unit SDM dapat
menjalankan pelayanan tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
VII. 2. TUJUAN
1. Umum
Sebagai dasar acuan dalam melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan unit SDM
di Rumah Sakit Royal Progress
2. Khusus
46
a. Tersusunnya system monitoring pelayanan Unit SDM melalui indikator mutu
pelayanan
b. Mengetahui cara – cara /langkah – langkah dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan Unit SDM
c. Peningkatan mutu pelayanan Unit SDM dapat dilakukan secara paripurna dan
berkesinambungan serta efisien dan efektif
VII. 3. MANFAAT
Adapun manfaat adanya pengawasan dan pengendalian mutu adalah sebagi berikut :
1. Untuk meningkatkan pelayanan Unit SDM Rumah Sakit Royal Progress
2. Untuk mencegah dan menghindari masalah – masalah yang berkaitan dengan
pelayanan Unit SDM sebagai support pelayanan kesehatan seperti : komplain
karyawan
4. Hasil pengendalian mutu pelayanan Unit SDM dilaporkan pada panitia mutu
pelayanan
BAB VIII
48
PENUTUP
Dengan adanya Sumber Daya Manusia yang telah diberikan pelayanan baik terhadap
hak dan kewajibannya juga untuk menunjang karir atau pekerjaan yang dilakukan maka akan
terkumpul sebuah Sistem Infomasi Sumber Daya Manusia dimana didalamnya terdapat suatu
prosedur sistematik pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan dan perolehan semua data –
data tentang semua karyawan.
Selain itu untuk Perencanaan Sumber Daya Manusia akan terus berorginisir dengan
baik sehingga jika terjadi permintaan ataupun penambahan karyawan perunit kerja sudah
tersedia Sumber Daya Manusia yang berkualitas sesuai dengan standar perunit kerja yang ada
di rumah sakit.
Adapun suplai Sumber Daya Manusia dapat berasal dari internal dan eksternal. Suplai
internal berasal dari karyawan yang sudah ada saat ini, karyawan yang dapat dipromosikan,
dipindahkan atau didemosikan untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan untuk suplai eksternal
adalah dari orang yang melamar pekerjaan.
Personalia sebagai badan kepegawaian harus terus selalu memperbaharui sistem dan
selalu memfile estimasi kebutuhan tenaga yang ada untuk mendukung semua proses
pelayanan di rumah sakit. Sehingga proses pelayanan terhadap customer dapat berjalan
dengan baik dan lancar.
49