Cavitation Analysis On Harrisburg Centri PDF
Cavitation Analysis On Harrisburg Centri PDF
DISUSUN OLEH :
21050112140173
KATA PENGANTAR
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field iii
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Penulis
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field iv
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Tujuan ........................................................................................................2
1.3 Manfaat Kerja Praktek ...............................................................................3
1.4 Rumusan Masalah ......................................................................................3
1.5 Batasan Masalah ........................................................................................4
1.6 Tempat Kerja Praktek ................................................................................4
1.7 Waktu Kerja Praktek .................................................................................4
1.8 Metode Penulisan .......................................................................................4
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field vi
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
DAFTAR GAMBAR
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field viii
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
DAFTAR TABEL
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field ix
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi pada saat ini tidak lepas dari peran industri yang ada
dan Sumber Daya Manusia yang menyokongnya. Era globalisasi seperti saat ini
menuntut seluruh insan dari segala penjuru dunia agar mampu bersaing secara
sehat. Pencapaian tersebut tentu saja tidak lepas dari pendidikan yang mereka
tempuh, semakin baik dan tinggi pendidikan yang mereka laksanakan, semakin
mampu mereka bersaing di masa depan.
Salah satu penyokong kemajuan industri saat ini tentu orang-orang yang
mempelajari bidang kerekayasaan atau yang biasa dikenal dengan engineering.
Salah satu bidang kerekayasaan tersebut adalah Teknik Mesin. Teknik Mesin
merupakan salah satu Program Studi yang di dalamnya mempelajari mengenai
konversi energi, manufaktur, konstruksi, robotika, ilmu bahan dan lain
sebagainya. Dalam program studi tersebut, mahasiswa diarahkan agar mampu
menjadi orang yang ahli dalam bidang-bidang yang disebutkan, serta mampu
menjadi problem solver. Problem solver disini dapat diartikan bahwa mahasiswa
Teknik Mesin diharapkan mampu menganalisa dan memecahkan permasalahan
keteknikan yang ada di masyarakat dengan didasarkan pada disiplin ilmu yang
dipelajari diperkuliahan serta dilakukan secara ilmiah. Selain itu, Bidang Riset
dan Teknologi (Ristek) tentunya senantiasa mengharapkan generasi-generasi
muda yang siap berkontribusi secara riil dalam mengatasi permasalahan teknologi
yang ada di Indonesia.
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam,
terutama Minyak dan Gas (Migas). Dalam perkembangannya, proses eksploitasi
minyak di Indonesia dilakukan oleh PT. Pertamina, dimana perusahaan tersebut
menangani semua proses yang berkaitan dengan perminyakan, baik dalam segi
eksplorasi, produksi dan distribusi. Sehingga kebutuhan minyak di dalam negeri
dapat terpenuhi. Dalam perkembangannya, kebutuhan minyak di dalam negeri
dari tahun ke tahun semakin bertambah, sehingga banyak langkah yang dilakukan
oleh PT. Pertamina untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri. Salah
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 1
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
satunya adalah PT. Pertamina melakukan ekspansi dengan membuka banyak anak
perusahaan di Indonesia, salah satu anak perusahaannya adalah PT Pertamina EP
Asset 3 Field Jatibarang
PT. Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang pencarian minyak dan gas bumi. Dalam usaha
meningkatkan operasi pencarian tersebut, perusahaan membutuhkan sarana dan
prasarana. Salah satu sarana dan prasarana di PT. Pertamina EP adalah pompa.
Peran pompa sangat vital pada perusahaan PT. Pertamina EP, karena pompa akan
menentukan bagaimana kualitas dan kuantitas distribusi minyak yang dihasilkan
dan pastinya akan menentukan tingkat keuntungan yang diraih. Oleh karena
besarnya peran pompa, maka pemilihan, penggunaan, perawatan dan perbaikan
yang dilakukan harus benar-benar sesuai standar mutu, agar kualitas pompa yang
digunakan adalah kualitas yang terbaik.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Menambah wawasan kepada mahasiswa tentang kondisi lapangan kerja
yang sesungguhnya.
2. Mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan ke lapangan
kerja, khususnya pada bidang pompa.
3. Mempelajari proses-proses yang ada di lapangan (SPU A dan B), terutama
yang berhubungan dengan teknik mesin.
4. Mengetahui kerjasama dan kedisiplinan dalam dunia kerja.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mempelajari tentang pompa yang digunakan di PT. Pertamina EP Asset 3
Field Jatibarang.
2. Mampu menganalisa terjadinya kavitasi dengan menghitung npsha pompa
harrisburg 178 series yang terdapat di SPU – A.
3. Mengetahui cara kerja pompa sentrifugal Harrisburg 178 series di Stasiun
Pengumpul Utama A.
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 2
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 3
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 4
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
kegiatan dan pompa Harrisburg 178 series yang menjadi objek dari laporan
ini.
c. Metode Literatur
Literatur yaitu mencari dan mengumpulkan data dengan cara mengutip dari
buku-buku pengetahuan yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas.
Melengkapi data-data melalui literatur dan referensi buku-buku dari
perpustakaan yang tersedia.
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 5
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Tinjauan Umum
PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang
dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company). Dapat dikatakan bahwa
perusahaan tersebut merupakan sebuah BUMN yang bertugas mengelola
penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Salah satu manfaat yang dapat
langsung dirasakan masyarakat adalah PT. Pertamina (Persero) menyediakan atau
memasok dalam bentuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG yang tentunya
sangat dibutuhkan untuk menunjang aktivitas sehari-hari. [1]
2.2 Latar Belakang Perusahaan Migas
Salah satu komoditas yang penting di dunia saat ini adalah minyak bumi dan
gas. Pada awalnya, minyak bumi digunakan oleh manusia sejak zaman kuno dan
menjadi bahan bakar utama setelah ditemukannya mesin pembakaran dalam. Hal
tersebut menstimulan dunia sehingga terbentuklah industri minyak bumi.
Minyak bumi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi banyak
industri, dan sangat penting untuk menjaga peradaban manusia di jaman
industrilisiasi ini, sehingga minyak bumi ini menjadi perhatian serius bagi banyak
pemerintahan di banyak Negara. Saat ini minyak bumi masih menjadi sumber
energi terbesar di banyak kawasan di dunia, dengan persentase bervariasi mulai
dari yang terendah 32% di Eropa dan Asia, sampai yang paling tertinggi di Timur
Tengah, yaitu mencapai 53%. Di kawasan lainnya, persentase pemakaian minyak
bumi sebagai sumber energy untuk Amerika Selatan dan Tengah mencapai 44%,
Afrika 41%, dan Amerika Utara 40%. Dengan demikian, sudah jelas bahwa
diperlukan industry minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan energi bagi
masyarakat. Terdapat beberapa klasifikasi perusahaan migas berdasarkan
kegiatannya, yaitu:
a. Production Sharing Contract (PSC) / Kontraktor Kontrak Kerja Sama
(KKKS)
Yaitu perusahaan yang memiliki Production Sharing Contract (PSC)
dengan Pemerintah, sering disebut juga KKKS. Perusahaan jenis ini
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 6
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 7
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 8
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 9
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 10
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 11
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 12
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 13
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
dibawahnya. SPU dan SP memiliki kegiatan yang nyaris sama / tipikal namun
berbeda di kuantitas penampung hasil produksinya saja.
SPU menampung fluida reservoir dari sumur produksi minyak dan sumur
produksi gas setelah sebelumnya ditampung terlebih dahulu di SP-SP sekitarnya
untuk dilakukan pengolahan tahap berikutnya.
Fluida produksi berupa minyak dan gas bumi dari sumur produksi dialirkan
melalui pipa ke separator 2 fasa untuk pemisahan gas dan cairan (minyak dan air).
Minyak dan air selanjutnya akan ditampung di dalam tangki penampungan
sebelum dipompakan melalui pipa ke terminal Balongan. Tidak ada air terpoduksi
yang dibuang ke perairan sekitar. Gas akan melewati scrubber sebelum digunakan
lebih lanjut di LPG Plant Mundu, NFG Plant dan sebagai utility gas operasi gas
lift dan bahan bakar mesin. Gas sisa yang tidak dipergunakan akan dibakar di flare
stacker.[5]
Berikut diagram alir mengenai proses aliran produksi di SPU-A Mundu.
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 14
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Secretary
Fatimah
19011951
Workover/Well Services
Asst.Manager
Ario Adimir Fibarata
Jatibarang Field Manager 19011700
Ceppy Agung Kurniawan
Onshore Prod Operation Asst.
721389 Manager
Afwan Daroni
740667
Gambar 2.3 Struktur organisasi PT. Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang. [6]
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 15
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Mechanical Senior
Supervisor
Jimmy Gunawan
19011647
Electrical & Instrument
Senior Supervisor
Roy Ricardo Manurung
19011218
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 16
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 17
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Pengertian Umum Pompa
Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga dari
mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat
lain, dimana cairan tersebut hanya mengalir apabila terdapat perbedaan tekanan.
Pompa juga dapat diartikan sebagai alat untuk memindahkan energi dari
pemutar atau penggerak fluida ke bejana yang bertekanan yang lebih tinggi.
Selain dapat memindahkan fluida, pompa juga berfungsi untuk meningkatkan
kecepatan, tekanan dan ketinggian fluida.
Sistem perpompaan bertanggung jawab terhadap hamper 20% kebutuhan
energi listrik dunia dan penggunaan energi dalam operasi pabrik industri tertentu
berkisar 25-50%.
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 18
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 19
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 20
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
sebanyak 3% untuk pengeblokan aliran dari uap hasil kavitasi pada sudu
impeller.
4. NPSHa (Net Positive Suction Head available)
Nilai head absolute yang tersedia pada suction pompa. Head pompa yang
diinginkan tidak akan tercapai jika NPSHa sama dengan NPSHr.
5. Kavitasi
Gas bertekanan rendah dapat larut di dalam cairan. Ketika tekanan cairan
menurun, gas yang larut tersebut akan muncul dan membentuk gelembung.
Ketika cairan diisap pada inlet pompa, tekanan pada permukaan cairan
menurun. Kemudian, ketika tekanan tersebut mendekati tekanan uap cairan
(pada temperatur tersebut), maka cairan tersebut akan menguap dan
membentuk gelembung. Gelembung ini ikut terisap ke dalam impeller dan
tekanan kembali naik dan menyebabkan gelembung ini pecah di dalam
impeller. Hal ini menyebabkan kerusakan yang cukup parah dan
mempengaruhi performansi pompa, dan disebut dengan kavitasi. Ada
beberapa jenis kavitasi berdasarkan penyebabnya, yaitu vaporization
cavitation, internal recirculation cavitation, vane passing syndrome
cavitation, turbulence cavitation, dan air aspiration cavitation.
6. Minimum Flow
Yaitu flow rate yang terkecil yang dibutuhkan agar pompa beroperasi
dengan baik. Apabila laju alir lebih rendah dari minimum flow , pompa
dapat mengalami kerusakan.
7. Efficiency
Yaitu besarnya perbandingan antara energi yang dipakai (input) dengan
energi output pompa.
8. Pump Input atau BHP (Brake Horse Power)
Yaitu horse power aktual yang diteruskan ke poros pompa.
9. Pump Output atau WHP (Water Horse Power)
Yaitu daya milik fluida kerja yang diteruskan oleh pompa.
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 21
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
10. Recirculation
Yaitu adanya clearance yang lebih besar dari yang disarankan di antara
wearing ring, sehingga aliran pada discharge mengalir kembali lewat
clearance tersebut sehingga menyebabkan low flow.
11. Priming
Yaitu mengisi pompa dengan fluida cair agar tidak ada udara di dalamnya
dan pompa dapat beroperasi dengan baik tanpa menurunkan performansi
pompa (read: dipancing).
12. Venting
Yaitu mengeluarkan udara dari dalam pompa dengan cara membuka katup
kecil pada pompa. [9]
3.4 Klasifikasi Pompa
Menurut prinsip perubahan bentuk energi yang terjadi, pompa dibedakan
menjadi:
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 22
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 23
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
(idler). Sebuah sekat yang berbentuk bulan sabit dapat digunakan untuk
mencegah cairan kembali ke sisi hisap pompa.
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 24
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 25
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Gambar 3.13 Pompa torak silinder ganda (a) Swashplate Pump (b) Bent – axis
Pump [10]
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 26
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 27
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 28
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
ke dalam impeller, sehingga energi tekanan dan energi kinetik fluida akan
bertambah. Fluida akan terlempar ke luar akibat adanya gaya sentrifugal yang
dihasilkan oleh gerakan impeller. Fluida yang keluar dari impeller dilewatkan
oleh saluran berbentuk volut (spiral) di sekeliling impeller dan disalurkan ke luar
pompa melalui diffuser. Di dalam diffuser, sebagian energi kecepatan akan diubah
menjadi energi tekanan/head.
3.4.4 Macam-macam Pompa Sentrifugal
a. Berdasarkan jumlah aliran masuk (Suction)
1. Single Suction
Pompa ini memiliki satu sisi aliran masuk dan arah aliran masuknya tegak
lurus terhadap arah aliran keluar.
2. Double Suction
Pada pompa ini umumnya mempunyai dua sisi aliran masuk dan arah aliran
masuknya segaris dengan arah aliran keluarnya. Saluran masuk bertujuan
untuk mengurangi / menghilangkan gaya aksial yang terjadi.
b. Berdasarkan jumlah impeller
1. Pompa Satu Tingkat (Single Stage)
Pompa ini hanya memiliki satu impeller sehingga total head yang dihasilkan
lebih rendah karena hanya berasal dari satu impeller.
2. Pompa Bertingkat Banyak (Multi Stage)
Pompa ini menggunakan dua impeller atau lebih yang dipasang secara
berderet (seri) pada satu poros. Fluida yang keluar dari impeller pertama
dimasukkan ke impeller berikutnya dan seterusnya sampai impeller terakhir.
Total head pompa ini lebih tinggi daripada pompa satu tingkat karena
merupakan penjumlahan dari head yang dihasilkan oleh masing-masing
impeller.
c. Berdasarkan letak fluidanya
1. Pompa Positif
Pada pompa ini posisi fluida yang akan dihisap berada sejajar atau di atas
pompa sehingga pompa tidak harus di-priming terlebih dahulu karena di
dalam casing sampai ujung suction pipa telah terisi penuh oleh fluida.
2. Pompa Negatif
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 29
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Pada pompa ini posisi fluida yang dihisap berada di bawah pompa. Sebelum
pompa jenis ini dioperasikan, operator harus memancing fluida terlebih
dahulu agar dalam casing pompa sampai ujung suction pompa terisi penuh
oleh fluida. Bila ada udara masuk walaupun sedikit, pompa tidak bisa
bekerja sebagaimana mestinya. Umumnya pompa ini pada bagian ujung
suction dipasang foot valve agar bisa dilakukan priming (dipancing).
d. Berdasarkan dudukan bearing
1. Overhung Pump, di mana rotor disangga dalam bentuk cantilever.
2. Between Bearing Pump, di mana impeller dan rotor ditempatkan di antara
bearing di kedua sisi.
e. Berdasarkan konstruksi mekanis impeller
1. Closed, di mana sudu impeller tertutup.
2. Open, di mana sudu impeller terbuka di kedua sisi.
3. Semi-open, di mana sudu impeller terbuka hanya di satu sisi.
f. Berdasarkan desain mekanis casing
1. Axially split pump, di mana potongan casing berada pada bidang axis dari
shaft.
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 31
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 32
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 33
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 34
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Gambar 3.17 Jenis Pompa Sentrifugal menurut Standar API 610. [9]
3.5 Pompa Reciprocating
Pompa reciprocating merupakan suatu pompa yang dapat mengubah energi
mekanis menjadi energi aliran fluida dengan menggunakan piston yang dapat
bergerak bolak-balik didalam silinder.
Pompa ini merupakan pompa bolak-balik yang dirancang untuk
menghasilkan kapasitas yang cukup besar. Umumnya menggunakan head yang
rendah. Dan digunakan pada perbedaaan ketinggian yang tidak terlalu besar antara
suction dan discharge.
Pompa reciprocating mempunyai torak, plunger, diafragma yang bergerak
maju mundur didalam sebuah silinder. Silinder dilengkapi dengan katup–katup
isap dan buang. Gerakan dari torak, plunger, diafragma bersama–sama dengan
gerak yang sesuai dari katup–katup yang menyebabkan fluida mengisi dan tersalur
secara silih berganti dari silinder.
Pompa reciprocating terdiri dari banyak jenis dan diklasifikasikan
berdasarkan kriteria yang bermacam-macam. Adapun keuntungan dan kerugian
dalam menggunakan pompa reciprocating adalah:
a. Keuntungan dari pompa reciprocating:
1. Efisiensi lebih tinggi.
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 35
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 36
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 37
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 38
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 39
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Dimana :
Hf = Kerugian akibat gesekan sepanjang pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
v = Kecepatan Aliran (m/s)
g = Kecepatan gravitasi (m/𝑠 2 )
f = Faktor gesek
Faktor gesek ini bisa dicari pada diagram moody atau bisa di hitung langsung
dengan rumus:
Untuk aliran laminar, dimana Re adalah reynold number
64
𝑓 = 𝑅𝑒 (4)
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 40
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Dimana :
H = Head total pompa (m)
𝑠𝑡 = Head statis total (m)
∆𝐻𝑝 = Perbedaan tekanan yang bekerja pada kedua permukaan fluida (m)
∆𝐻𝑝 = ∆𝐻𝑝2 − ∆𝐻𝑝1
1 = Berbagai kerugian head dipipa, katup, belokan, dll (m)
g = percepatan gravitasi (m/𝑠 2 )
𝑣2
= Head kecepatan keluar (m)
2𝑔
Dimana :
BHP = Brake Horse Power ( HP)
GPM = U.S Gallon per Minutes
𝜂 = Efisiensi optimum pompa
3.6.9 Net Positive Suction Head Available ( NPSHa )
Head isap positif netto yang tersedia atau NPSH available (NPSHa)
merupakan head yang dimiliki fluida pada sisi isap pompa (ekivalen dengan
tekanan mutlak pada sisi isap pompa) dikurangi dengan tekanan uap jenuh fluida
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 42
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Gambar 3.22 Instalasi pompa dengan posisi pompa dibawah cairan isap [12]
Besarnya NPSHa untuk sistem diatas adalah sebagai berikut :
𝑁𝑃𝑆𝐻𝑎 = 𝐻𝑎 + 𝐻𝑠 − 𝐻𝑣𝑝 − 𝐻𝑓 − 𝐻𝑖 (11)
Dimana:
Ha = Atmospheric Head (ft)
Hs = Suction Static Head (ft)
Hvp = Vapor Head Fluid (ft)
Hf = Friction Head (ft)
Hi = Inlet Head Loss / Safety factor inlet = 2 ft
Untuk menentukan Ha kita perlu memperhatikan tangki atau vessel yang
isinya akan disedot dengan pompa, apakah itu tangki terbuka atau berventilasi,
atau apakah itu tertutup/kedap udara.
Untuk tangki terbuka namun masih dalam elevasi yang sama antara tangki
yang akan dipompa dengan tangki penampung, maka Ha sama dengan Hvp.
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 43
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 44
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
3.7 Kavitasi
3.7.1 Pengertian Kavitasi
Kavitasi adalah fenomena perubahan fase uap dari zat cair yang sedang
mengalir, karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya.
Pada pompa, bagian yang sering mengalami kavitasi adalah sisi hisap pompa.
Misalnya, air pada tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi uap pada suhu
100°C.
Tetapi jika tekanan direndahkan maka air akan bisa mendidih pada
temperatur yang lebih rendah bahkan jika tekanannya cukup rendah maka air bisa
mendidih pada suhu kamar. Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul
gelembung-gelembung uap zat cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang
mengalir di dalam pompa maupun didalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan
rendah dan/atau yang berkecepatan tinggi di dalam aliran, maka akan sangat
rawan mengalami kavitasi. Misalnya pada pompa maka bagian yang akan mudah
mengalami kavitasi adalah pada sisi isapnya.
Kavitasi pada bagian ini disebabkan karena tekanan isap terlalu rendah.
Knapp menemukan bahwa mulai terbentuknya gelembung sampai gelembung
pecah hanya memerlukan waktu sekitar 0.003 detik. Gelembung ini akan terbawa
aliran fluida sampai akhirnya berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih
besar daripada tekanan uap jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung tersebut
akan pecah dan akan menyebabkan shock pada dinding di dekatnya. Cairan akan
masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk akibat pecahnya gelembung uap
tadi sehingga mengakibatkan tumbukan.
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 45
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 46
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 47
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
segala sisi, tetapi bila ia jatuh menghantam bagian dari metal seperti
impeller atau volut ia tidak bisa pecah dari sisi tersebut, maka cairan masuk
dari sisi kebalikannya pada kecepatan yang tinggi dilanjutkan dengan
gelombang kejutan yang mampu merusak part pompa. Ada bentuk yang
unik yaitu bentuk lingkaran akibat pukulan ini, dimana metal seperti dipukul
dengan 'ball peen hammer’.
b. Kerusakan ini kebanyakan terjadi membentuk sudut ke kanan pada metal,
tetapi pengalaman menunjukan bahwa kecepatan tinggi cairan kelihatannya
datang dari segala sudut. Semakin tinggi kapasitas pompa, kelihatannya
semakin mungkin kavitasi terjadi. Nilai Specific speed pump yang tinggi
mempunyai bentuk impeller yang memungkinkan untuk beroperasi pada
kapasitas yang tinggi dengan power yang rendah dan kecil kemungkinan
terjadi kavitasi. Hal ini biasanya dijumpai pada casing yang berbentuk pipa,
dari pada casing yang berbentuk volut seperti yang sering kita lihat
3.7.3 Cara Menghindari Kavitasi
Kavitasi juga menyebabkan suara yang berisik, getaran, korosi yang
disebabkan karena adanya reaksi kimia gas-gas dan logam, dan juga dapat
menyebabkan performansi pompa akan menurun secara tiba-tiba sehingga pompa
tidak dapat bekerja dengan baik.
Cara-cara yang bisa digunakan untuk menghindari terjadinya kavitasi antara
lain:
1. Tekanan sisi isap tidak boleh terlalu rendah Pompa tidak boleh diletakkan
jauh di atas permukaan cairan yang dipompa sebab menyebabkan head
statisnya besar.
2. Kecepatan aliran pada pipa isap tidak boleh terlalu besar. Bagian yang
mempunyai kecepatan tinggi maka tekanannya akan rendah. Oleh karena itu
besarnya kecepatan aliran harus dibatasi, caranya dengan membatasi
diameter pipa isap tidak boleh terlalu kecil.
3. Menghindari instalasi berupa belokan-belokan tajam Pada belokan yang
tajam kecepatan aliran fluida akan meningkat sedangkan tekanan fluida
akan turun sehingga menjadi rawan terhadap kavitasi.
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 48
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
4. Pipa isap dibuat sependek mungkin, atau dipilih pipa isap satu nomer lebih
tinggi untuk mengurangi kerugian gesek.
5. Tidak menghambat aliran cairan pada sisi isap.
6. Head total pompa harus sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi operasi
sesungguhnya. [12]
3.8 Pompa Sentrifugal Harrisburg 178 pada Stasiun Pengumpul Utama - A
Pompa ini terdapat di stasiun pengumpul utama – A dan terletak di posisi
paling pojok belakang karena berguna untuk mentransfer air limbah yang telah
dipisahkan oleh separator dari minyak mentah. Pompa Harrisburg ini buatan
Amerika Serikat sekitar tahun 1980 an, karena sekarang sudah tidak di produksi
lagi, maka perusahaan lain membuat model pompa sentrifugal yang sama dengan
pompa Harrisburg ini yaitu National Oilwell Co.Ltd yang memproduksi jenis
pompa sentrifugal dengan nama Supreme Magnum 2500. Selain itu, perusahaan
lain yang juga membuatnya adalah MCM Centrifugal Pumps 178 series –
Houston Texas.
Pada Stasiun Pengumpul Utama – A (SPU-A) terdapat dua pompa
sentrifugal ini tetapi hanya satu yang beroperasi, karena yang satu nya lagi hanya
untuk back-up pompa. Jadi apabila ada masalah kerusakan atau gangguan pada
pompa yang sedang beroperasi maka transfer air limbah ini masih dapat berjalan
dan tidak terhambat karena adanya kerusakan pompa.
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 49
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Pompa ini digerakan oleh sebuah electric motor yang dikopel langsung
dengan poros pompa. Electric motor ini bermerk Marathon Electric dengan
spesifikasi sebagai berikut:
Power : 60 HP
Volt : 220 / 440 V
Frequency: 60 Hz
RPM max : 3550 RPM
Pompa ini diaplikasikan untuk mentransfer air limbah yang terproduksi ke
bagian Water Treatment Injection Plant dimana nantinya limbah tersebut diolah
dan di turunkan kadar yang masih beracun sehingga dapat digunakan kembali
untuk mengambil minyak mentah dengan cara di injeksikan ke sumur produksi.
Berikut adalah skema produksi air limbah yang diproses di SPU – A
Sumur Minyak
Separator
WTIP
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 50
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
BAB IV
ANALISA KAVITASI PADA POMPA HARRISBURG 178 SERIES DI SPU-
A PT. PERTAMINA EP ASSET 3 JATIBARANG FIELD
4.1. Analisa dan Pengolahan Data
a. Data di Lapangan
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 51
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Gambar 4.2 Kurva Performa Harrisburg 178 series 3x2 3500 rpm [13]
Dari kurva performa diatas dapat ditarik garis dari GPM = 190 dengan
diameter impeller 8,25”, maka didapatkan:
Head Pompa : 300 ft = 91,4 m
BEP (𝜂) : 42 %
BHP Pompa : 35 HP = 26 kW
NPSHr : 10’
b. Pengolahan Data
Setelah mengetahui paramter apa saja yang akan di cari dari bab 3, maka
perhitungan untuk pompa Harrisburg 178 series adalah sebagai berikut:
1. Kontinuitas
Dari data diketahui :
Kapastias (Q) : 43 m3/jam = 0,01 m3/s
Diameter pipa discharge : 2 inch = 0,05 m
Sehingga, A = 𝜋𝑟 2
= 3,14 . 0,0252
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 52
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
= 1,96 x 10-3 m2
Maka dari persamaan (1) di bab 3 didapatkan V discharge adalah
Q = V.A
43 m3/jam = V . 1,96 x 10-3 m2
43 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚
𝑉=
1,96𝑥10−3 𝑚2 . 3600
𝑉1 = 5,1 𝑚/𝑠 V discharge
Untuk mencari V2 (Suction) maka,
𝑄1 = 𝑄2
𝐴1 . 𝑉1 = 𝐴2 . 𝑉2
0,01 m3/s = 𝜋𝑟 2 . 𝑉2
0,01 m3/s = (3,14 .0,0352 ). 𝑉2
0,01 m3/s = 0,0038 m2. 𝑉2
0,01 𝑚 3 /𝑠
V2 =
0,0038 𝑚 2
V2 = 2,63 m/s
2. Reynold Number di suction pompa
Mengetahui reynold number digunakan persamaan (2) di bab 3, dari data
yang diperoleh nilai nilainya adalah:
𝜌 = 1000 𝑘𝑔/𝑚3
V2 = 2,63 m/s
D2 = 0,07 m
𝜇 = 10−3
Sehingga,
𝜌. 𝑣. 𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
1000.2,63.0,07
𝑅𝑒 =
10−3
𝑅𝑒 = 184.100
= 1,84 x 105
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 53
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
3. Mayor Loss
Mayor Loss disini hanya di bagian sepanjang sisi hisap saja, tidak secara
keseluruhan. Mayor Loss dapat dihitung menggunakan persamaan (3) dari
bab 3 yaitu,
𝑓. 𝑙. 𝑣 2
𝑓 =
2. 𝑔. 𝑑
dari data aktual diketahui,
V2 = 2,63 m/s
L =4m
D = 0,07 m = 70 mm
Ɛ = 0,045 mm (commercial steel/carbon steel)
Maka, Ɛ/D = 0,045 mm / 70 mm = 0,0006
Mencari f menggunakan diagram Moody seperti berikut ini dengan nilai :
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 54
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Dari diagram diatas ditarik garis dengan Re 1,8.105 dan Relative Roughness
sebesar 0,006 maka didapat f sekitar 0,033.
Maka Mayor Loss nya adalah,
0,033. 4 𝑚 . (2,64 𝑚/𝑠 2 )2
𝐻𝑓 =
2.10 𝑚/𝑠 2 . 0,07𝑚
𝐻𝑓 = 0,65 𝑚
4. Minor Loss
Kerugian yang diakibatkan oleh sambungan pipa, valve, reducer, dll pada
sistem perpipaan berikut adalah
Gambar 4.4 Skema sistem perpipaan pompa Harrisburg 178 series di SPU-A
Dari gambar diketahui bahwa sistem tersebut memiliki sambungan dan valve :
Sambungan Tee Branch Flow = 1 buah
Belokan (90ᵒ Elbow Reguler) = 4 buah
Gate Valve Full Open = 3 buah
Maka nilai k per buah dapat dilihat dari gambar 3.21 koefisien gesek minor di bab
3, yaitu:
Sambungan Tee Branch Flow = 1
Belokan (90ᵒ Elbow Reguler) = 0,3
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 55
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 56
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 57
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
4.2 Analisa Permasalahan yang Terjadi pada Pompa Harrisburg 178 series
di SPU-A
Berdasarkan aplikasinya dilapangan, kinerja Pompa Harrisburg 178 series
tidak selamanya berjalan dengan lancer. Beberapa kali terjadi kendala dan
masalah pada pompa yang menyebabkan terhambatnya distribusi air limbah ke
WTIP untuk di injeksikan kembali ke dalam sumur produksi.
Permasalahan yang ada pada pompa Harrisburg 178 series ini adalah:
a. Kebocoran pada Gland Packing / Seal
Permasalahan bocornya Gland Packing atau semacam penutup ini sangat
sering terjadi. Penggantian Gland Packing dilakukan seminggu sekali pada
pompa sentrifugal Harrisburg 178 series.
Vibrasi yang berlebihan dapat membuat Gland Packing ini bocor, sehingga
menurunkan kapasitas pengiriman air limbah ke WTIP. Pergantian secara
rutin merupakan solusi yang dapat diambil untuk mengurangi turunnya
performance pompa.
b. Kerusakan pada impeller pompa
Salah satu penyebab impeller rusak karena adanya kavitasi pada pompa
Harrisburg 178 series yang terdapat di SPU – A. Jika impeller rusak maka
performance pompa akan menurun. Pada pompa Harrisburg 178 series telah
diketahui angka NPSHr pompa yang didapat dari pembacaan grafik pada
gambar 4.2 yaitu sebesar 10 ft . Sedangkan NPSHa sistem yang telah dihitung
di poin b7 adalah 4,3 ft. maka menurut referensi yang ada di bab 3. Pompa ini
mengalami kavitasi karena NPSHa < NPSHr nya. Untuk itu perlu perbaikan
guna menghindari kavitasi dan turunnya performance pompa. Perbaikan yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menambah ketinggian permukaan air di Oil Catcher
Salah satu cara agar menghindari kavitasi adalah menaikan tekanan pada sisi
hisap pompa, yaitu dengan menambah head statis isap/tekan. Karena sistem
yang bekerja pada pompa Harrisburg 178 series adalah Positive
Displacement maka untuk menambah tekanan di bagian sisi hisap pompa
cukup meninggikan permukaan air di Oil Catcher agar head statis
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 58
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 59
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tentang analisa kavitasi pada pompa Harrisburg 178
series yang ada di Stasiun Pengumpul Utama – A, dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Terdapat salah satu pompa sentrifugal dengan merk Harrisburg – Houston
Texas tipe 178 yang berfungsi untuk menyalurkan air terproduksi dari hasil
pemisahan minyak bumi untuk di treatment di bagian water treatment
injection plant.
2. Pompa Harrisburg 178 series memiliki BEP 42%, BHP 35 HP, NPSHr 10 ft
serta head total 300 ft jika bekerja pada kapasitas 190 US.GPM dan dengan
diameter impeller 8,25 inch.
3. Periode penggantian gland packing yang terdapat pada poros pompa
Harrisburg 178 series di SPU – A ialah seminggu sekali.
4. Terjadi fenomena kavitasi pada pompa Harrisburg 178 series di SPU – A
karena NPSHa < NPSHr sehingga impeller menjadi cepat rusak dan
mengurangi kapasitas aktual pompa.
5. Ketinggian permukaan air di Oil Catcher minimal 5,5 m agar head tekan
statis pompa menjadi lebih besar guna mencegah terjadinya fenomena
kavitasi yang dapat merusak pompa.
6. Proses perlakuan air terproduksi memiliki tujuan agar tidak mencemari
lingkungan sekitar dan agar dapat digunakan untuk mendorong minyak
bumi yang ada di sumur produksi.
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis utarakan adalah sebagai berikut.
1. Perlunya pengecekan pada pipa - pipa yang digunakan untuk mengirim air
limbah ke WTIP karena tingkat korsifitas dari air limbah masih sangat
tinggi. Jika perlu gunakan pipa anti karat / non logam agar terhindar dari
korosi.
2. Sebaiknya pompa Harrisburg 178 series yang ada di SPU – A digunakan
secara bergantian dan jangan di operasikan selama 24 jam.
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 60
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia.
http://www.indonesia.go.id/in/bumn/pt-pertamina/2920-profil/
Diakses 15 Agustus 2015.
[2] sudarman, muhammad.
https://msudarman.wordpress.com/2011/11/11/jenis-jenis-perusahaan-oil-gas/
2011. diakses 15 Agustus 2015
[3] PT.Pertamina EP.
http://www.pertamina-ep.com/Tentang-PEP/SekilasPerusahaan/SejarahKami/
2013. Diakses 15 Agustus 2015
[4] PT. Pertamina EP.
http://www.pertamina-ep.com/Tentang-PEP/Visi-Misi-dan-Tata-Nilai-
Perusahaan. 2013. Diakses 15 Agustus 2015.
[5] Operator Produksi. Stasiun Pengumpul Utama - A PT.Pertamina EP Asset 3
Jatibarang Field. 2015. Indramayu, Jawa Barat.
[6] Fungsi RAM. PT. Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field. 2015. Indramayu,
Jawa Barat.
[7] Dokumentasi Pribadi. 2015.
[8] da2n. http://omda2n.blogspot.com/ .2011. Diakses 15 Agustus 2015.
[9] Sularso. 2000. Pompa dan Kompresor: Pemilihan, Pemakaian dan
Pemeliharaan. Jakarta: Pradyna Paramita.
[10] Awan. Pengertian dan Klasifikasi Pompa. 2009.
http://awan05.blogspot.com/2009/12/pengertian-dan-klasifikasi-pada-
pompa.html . diakses 26 Agustus 2015
[11] Cengel & Cimbala. Fluid Mechanics Fundamentals and Application. 2006.
New York: Mc-GrawHill
[12] Suwasono, agus. Deteksi Instalasi Pompa Sentrifugal Terhadap Gejala
Kavitasi. 2014. www.agussuwasono.com/artikel/teknologi/mechanical/589-
deteksi-instalasi-pompa-sentrifugal-terhadap-gejala-kavitasi.html diakses 26
Agustus 2015.
[13] Harrisburg Centrifugal Pump. Houston - Texas.
Analisa Kavitasi pada Pompa Harrisburg 178 series di SPU – A PT. Pertamina EP
Asset 3 Jatibarang Field 61