Anda di halaman 1dari 10

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Identifikasi Karakteristik Aktivitas Gunung Api Merbabu Didasarkan


Pada Petrologi dan Vulkanostratigrafi
Sri Mulyaningsih1, Syarif Hidayat1, dan Bekti Arif Rumanto1
11
Teknik Geologi FTM IST AKPRIND Yogyakarta;
Email : sri_mulyaningsih@yahoo.com ; sri_m@akprind.ac.id

Abstrak
Gunung api Merbabu adalah salah satu gunung api di Jawa Tengah yang masih
menunjukkan fenomena aktivitasnya. Erupsi terakhirnya diketahui berlangsung pada tahun
1560 dan 1797 M. Sejak saat itu, aktivitasnya tidak diketahui dengan baik. Pada Selasa, 31
Maret 2015 pukul 22-23 WIB, terjadi guncangan hebat disertai dentuman keras dan kilat di
area puncak gunung api. Berbagai persepsi muncul terkait dengan kejadian itu, mungkinkah
aktivitas Gunung api Merbabu akan meningkat. Studi geomorfologi, vulkanostratigrafi dan
petrologi batuan gunung api telah dilaksanakan di lereng tengah hingga atas gunung api.
Studi menjumpai tiga geomorfologi tapal-kuda dengan litologi dan susunan stratigrafi yang
berbeda, yaitu zona selatan, zona barat-baratlaut dan zona utara-timurlaut. Vulkanostratigrafi
di zona selatan tersusun atas 8 sekuen basalt olivin; tiap sekuen terdiri atas lapisan skoria,
lava masif dan lava terbreksiasi dengan tebal sekuen 2-5 m. Di zona barat tersusun atas
perselingan breksi dan lava basalt (andesit piroksen), secara lokal juga dijumpai lava basalt
olivin, tuf abu-abu dan tuf orange. Di zona utara tersingkap 8 sekuen andesit horenblenda;
tiap sekuen terdiri atas breksi dan lava andesit, serta 4-5 lapisan tuf tipis berwarna abu-abu,
kuning dan orange. Tuf abu-abu diduga berasal dari Gunung Merapi, sedangkan tuf orange
dari Gunung Sumbing. Selama aktivitasnya, pusat erupsi Gunung api Merbabu telah
mengalami tiga kali pergeseran diikuti evolusi magmatik yang mempengaruhi karakteristik
erupsinya. Pada ketiga pusat erupsi tersebut secara berurutan adalah zona selatan berupa
erupsi-erupsi efusif, zona barat berupa perulangan erupsi efusif dan eksplosif, dan zona utara
berupa erupsi eksplosif yang membentuk morfologi tapal kuda dan perselingan erupsi
eksplosif dan efusif. Secara umum aktivitasnya bertipe konstruktuf (membangun).

Kata kunci: vulkanostratigrafi, petrogenesis, gunung api, karakter, erupsi

Pendahuluan Merbabu kebalikan dari Gunung api Merapi.


Hingga kini fenomena magmatik Gunung api
Gunung api Merbabu (3.145 m) adalah
Merbabu dapat diamati dengan baik, berupa
salah satu gunung api aktif yang terletak di
mata air panas, fumarol dan sulfatara di
Jawa Tengah (Gambar 1). Gunung api ini
daerah puncak, serta batuan alterasi argilik
tetangga terdekat dari Gunung api Merapi
seperti yang dijumpai di puncak Pregadalem.
yang terletak persis di selatannya, fasies
Namun, aktivitasnya tidak pernah diketahui
medial atas hingga proksimal bawah kedua
dengan baik sejak erupsi terakhirnya pada
gunung api tersebut pun saling bertampalan.
tahun 1600-1797 M. Penelitian geologi
Gunung api Merapi diketahui secara luas
gunung api yang terkait dengan karakteristik
sebagai salah satu gunung api teraktif di
erupsinya, mitigasi bencana geologinya dan
dunia. Aktivitasnya diketahui berlangsung
potensi sumber daya geologi yang ada di
sekali dalam 1-5 tahun, erupsi terakhirnya
dalamnya pun sangat jarang dijumpai.
terjadi pada tahun 2014. Aktivitas Gunung api

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Pada Selasa, 31 Maret 2015 pukul 22- ada hubungannya dengan aktivitas Gunung
23 WIB, tiba-tiba terdengar suara bergemuruh api Merbabu; dan (3) potensi erupsi Gunung
disertai kilat di sekitar puncak Merbabu. api Merbabu masih besar namun dentuman itu
Berbagai persepsi muncul terkait dengan tidak akan meningkatkan aktivitasnya dalam
dentuman keras tersebut: (1) praduga bahwa waktu dekat.
aktivitas Gunung api Merbabu akan
meningkat; (2) dentuman keras tersebut tidak

Gambar 1. Peta lokasi Gunung api Merbabu; terletak di sebelah utara Gunung api Merapi, lebih kurang 70 km ke utara
kota Yogyakarta dan 70 km baratlaut kota Surakarta (tanpa sekala, sumber: Google Earth, 2016)
Untuk itulah, penelitian detail terkait dan struktur geologi. Analisis petografi
dengan kondisi geologi Gunung api Merbabu dilakukan untuk mengidentifikasi mineralogi
perlu dilakukan. Tujuan penelitian adalah dan petrologinya. Analisis difokuskan pada
dapat menjelaskan karakteristik aktivitas bentuk, ukuran, derajad kristalinitas dan
gunung api tersebut; akan meningkat atau asosiasi mineral yang terkandung di dalam
melemah. Untuk dapat mengidentifikasi batuan.
potensi aktivitasnya, diperlukan pemahaman Sintesis data menggunakan pendekatan
tentang kharakteristik magmatologinya. Salah deduksi induksi, dengan mengkompilasikan
satu pendekatan masalah yang dapat data lapangan, laboratorium dan studio.
digunakan adalah melalui mineralogi material Plagioklas adalah salah satu genus mineral
gunung api yang dihasilkan. Dari karakteristik yang terdapat dalam Deret Reaksi Bowen,
komposisi mineraloginya tersebut akan dapat sebagai mineral dari kristalisasi menerus
menjelaskan sejarah aktivitasnya, tatanan (continous series), opposite dari discontinous
tektonika yang mempengaruhinya dan jenis seris yang terletak di seberangnya.
magma yang mempengaruhi aktivitasnya. Keberadaan mineral plagioklas dalam tubuh
batuan beku merunut pada asal muasalnya
Metodologi Penelitan dan Dasar Teori yang berhubungan dengan seri magma Ca-
Penelitian lapangan, laboratorium dan alkalin. Runtunan pembentukan plagioklas ini
studio telah dilaksanakan; meliputi penelusur- tidak serta-merta dapat berlangsung dalam
an data geomorfologi, petrologi, stratigrafi, kondisi perubahan suhu dan tekanan saja,

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

namun juga dikontrol oleh kandungan Ca – awal kristalisasi, dan distribusi fase cair
Na dalam tubuh magma asal. mineral pada interval kristalisasi (Mulyaning-
Magma Ca-alkalin memiliki konsentrasi sih, 2010). Diameter dan tingkat kerapatan
kalsium dan natrium tinggi, namun miskin Fe; mineral dalam tubuh batuan vulkanik (retas,
umumnya lebih bersifat hidrous dibandingkan sill dan lava) dan dari hasil percobaan di
dengan magma tholeiitik; hai itu dikarenakan laboratorium tentang proses peleburan dan
terbentuk oleh proses pelelehan batuan kristalisasi plagioklas, menunjukkan bahwa
sebagian (partial melting) pada zona subduksi (1) tingkat pertumbuhan dan nukleasi
(Schminche, 2004 dan Mulyaningsih, 2010). plagioklas dalam contoh retas basaltik adalah
Besarnya komponen Ca dalam magma fungsi dari laju pendinginan, dan (2)
menentukan jenis mineral yang dihasilkan. didasarkan pada hasil pengamatan tekstur
Makin besar prosentase Ca, maka plagioklas batuan di lapangan dan dari hasil percobaan
yang dihasilkannya makin basa (labradorit- batuan dengan tekstur serupa, diketahui
bitownit dan anortit). Makin kecil Ca, makin bahwa tahapan kristalisasi dan pendinginan
besar Na, mineral yang dibentuk adalah dimulai pada suhu subliquidus (Cashman &
andesin-oligoklas. Jika makin besar Na, maka Blundy, 2000). Jadi, saat batuan beku tersebut
magma telah berevolusi menuju ke K-alkalin mulai mengkristal, kondisi nukleasi telah
(asam). Batuan yang dibentuk oleh magma K- heterogen, dengan tingkat kepadatan jumlah
alkalin kaya akan unsur-unsur alkali tanah nucleii (yang sebelumnya sudah terbentuk)
(yaitu kalsium dan magnesium) dan unsur- akan menentukan tekstur batuannya.
unsur logam alkali (yang berasal dari
kompenen kerak bumi). Tipe magma ini Hasil Penelitian
utamanya membentuk gunung api tipe Gunung api Merbabu saat ini berfungsi
komposit, dengan afinitas basaltic-andesitik. sebagai kawasan hutan lindung, terletak di
Ciri umum batuan gunung apinya adalah kaya atas geomorfologi pelana-kuda setinggi 1500
akan mineral plagioklas dan klinopiroksen, mdpl yang membatasinya dengan Gunung api
serta hornblenda dan biotit yang menyiratkan Merapi. Gunung api ini memanjang berarah
adanya H2O dalam magma. utara-baratlaut (NNW) dan selatan-tenggara
Batuan vulkanik selalu memiliki sifat (SSE). Arah itu sejajar dengan gugusan utama
fisik, optis dan komposisi mineral khusus; gunung api di Jawa Tengah, yaitu Merapi,
tekstur batuan mencerminkan sejarah Merbabu, Telomoyo, Surapati dan Ungaran.
kristalisasinya, dan komposisi mineral Tubuh Gunung api Merbabu adalah
mencerminkan komposisi magma asal. Dalam kerucut simetri, sebagian puncaknya hilang
proses pendinginan sederhana (tanpa adanya membentuk lembah terfragmentasi selebar 1,5
arus konveksi atau pencampuran akibat km (Gambar 2).
asimilasi dengan batuan dinding), tekstur
batuan mencerminkan laju pendinginan, suhu

Gambar 2. Tubuh kerucut Gunung api Merbabu dengan pembanding kerucut Gunung api Merapi di sebelah selatannya
(pengamatan dari arah baratlaut di Kopeng)

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Tubuh Gunung api Merbabu nampak api selebar 1,5 km ke arah barat-timur dan 2
lebih gemuk dibandingkan tubuh Gunung api km ke arah baratlaut-tenggara; selanjutnya
Merapi. Puncak Gunung api Merapi juga diinterpretasi sebagai kawah. Karena luas
lebih simetri dibandingkan puncak Gunung kawah hampir 2 km2 maka diinterpretasi
api Merbabu. Pada puncak Gunung api sebagai kaldera.
Merbabu dijumpai tiga bentukan morfologi Didasarkan pada kondisi geomorfologi
lembah tapal kuda (U-shape-like). Ketiga puncak gunung api tersebut, dapat
lembah tersebut dijumpai pada ketinggian diinterpretasi bahwa selama aktivitasnya telah
±3145 mdpl, yang masing-masing lembah berlangsung tiga kali perubahan geomorfologi
membuka ke arah baratlaut, timurlaut, dan puncak gunung api, berkaitan dengan sifat
tenggara (Gambar 3). Ketiganya menyusun dan evolusi magmatik, yang mempengaruhi
suatu bentukan melingkar di puncak gunung karakteristik erupsinya.

Gambar 3. Tiga morfologi tapal kuda di puncak Gunung api Merbabu; diinterpretasi sebagai kawah utama selama
aktivitasnya berlangsung (sumber citra: Goodle Earth)

Diduga, aktivitas Gunung api Merbabu 1) Sekuen basalt olivin tersingkap di zona I:
didominasi oleh erupsi-erupsi efusif, lalu pada bagian baratdaya, selatan dan tenggara.
periode yang lain didominasi oleh erupsi Pada zona ini tersingkap delapan (8) lapis-
eksplosif tipe freatik, dan di waktu yang lain an lava basalt olivin. Masing-masing
berupa erupsi freatomagmatik dengan energi lapisan lava dari bawah ke atas terdiri atas
besar yang mampu meruntuhkan sebagian lava dengan struktur skoria-vesikuler
puncaknya. Hal itu dapat dijelaskan melalui (tebal 10-20cm), lava masif (tebal 20cm-
mineralogi-petrologi batuan gunung apinya. 1,5 m), dan lava terbreksiasi dan lava
Hal itu dapat diketahui dari mineralogi batuan skoria (tebal 20-80cm). Beberapa lapisan
yang dihasilkannya. lava tidak dijumpai lapisan skoria, karena
Didasarkan pada arah bukaan geomor- tergerus oleh aliran lava setelahnya. Pada
fologi tersebut, stratigrafi Gunung api Merba- beberapa lapisan lava yang lain, lava
bu dikelompokkan menjadi tiga (3), yaitu: skoria membentuk endapan sinder atau

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

aglomerat berwarna merah bata hingga megaskopis batuan itu dicirikan oleh
abu-abu gelap. Endapan sinder atau warna abu-abu gelap, vesikuler, porfiritik
aglomerat tersebut secara gradual menum- halus hingga kasar dan tersusun atas
pang pada lapisan lava masif. Jadi, sinder fenokris plagioklas, olivin dan piroksen,
atau aglomerat tersebut secara asal-muasal tertanam dalam massa dasar afanit. Tebal
merupakan bagian dari satu runtunan lava lapisan lava 3-6 m (Gambar 4).
yang sama. Pemerian batuan sengaja
dilakukan pada lava basalt masif. Secara

Gambar 4. Singkapan perlapisan lava basalt olivin di daerah Selo-Wonolelo (lensa menghadap ke utara) dan di
daerah Kajor-Jrakah (lensa menghadap ke barat)
Secara mikroskopis, lava basalt ini tertanam dalam massa dasar kristal
dicirikan oleh struktur vesikuler, tekstur plagioklas, olivin dan gelas. Secara
porfiritik-pilotaksitik, bentuk kristal mikroskopis, batuan ini adalah basalt
subhedral-anhedral, inequigranular, hipo- olivin (Gambar 5).
kristalin, dengan fenokris labradorit
(35%), aegirin (25%) dan olivin (15%),

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

stratigrafi, lava basalt olivin berada di


bagian bawah runtunan, sedangkan lava
basalt piroksen ada di bagian atas
runtunan. Runtunan lava tersebut dari
bawah ke atas adalah lava skoria (tebal
10-20cm) warna merah bata, lava masif
(tebal 80cm-1,5 m) warna abu-abu gelap,
dan lava terbreksiasi (tebal 20-80cm)
warna abu-abu gelap. Lapisan lava basalt
olivin yang tersingkap di daerah
Tegalrejo-Banyudono tidak dijumpai
lapisan skoria, diduga lapisan skoria
tersebut tergerus oleh aliran lava
Gambar 5. Sayatan tipis basalt olivin dengan contoh setelahnya. Secara megaskopis batuan itu
batuan diambil di daerah Kajor-Jrakah pada lava 5; dicirikan oleh warna abu-abu gelap,
secara megaskopis, ke 8 lava tersebut memiliki ciri vesikuler, porfiritik halus tersusun atas
fisik yang sama
fenokris plagioklas, olivin dan piroksen,
2) Sekuen basalt di sisi barat-baratlaut di tertanam dalam massa dasar afanit. Tebal
zona 2. Pada zona ini tersingkap dua (2) lapisan lava 1,5-2,5 m (Gambar 6 kiri).
lapisan lava basalt piroksen dan tiga (3)
lapisan lava basalt olivin. Secara

Gambar 6. Singkapan perlapisan lava basalt olivin di daerah Panggungan (kiri, lensa menghadap ke timurlaut) dan
di daerah Tegalrejo (kanan, lensa menghadap ke tenggara)

Secara mikroskopis, lava basalt ini Ømax 0,1 mm, aegirin-augit (15%) dan
dicirikan oleh struktur vesikuler, tekstur olivin (15%), tertanam dalam massa dasar
porfiritik, bentuk kristal subhedral- kristal plagioklas, piroksen dan gelas
anhedral dengan diameter fenokris 0,01- (Gambar 7 kiri). Basalt olivin ini
0,2 mm, hubungan antar kristal tersingkap di bagian fasies medial atas
inequigranular, hipokristalin, dengan hingga proksimal Gunung api Merbabu.
fenokris tersusun atas labradorit (35%)

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Di atas basalt olivin adalah basalt maksimal 2mm, fenokris labradorit


piroksen, secara megaskopis dicirikan (45%), diopsid dan augit (25%) yang
oleh warna abu-abu gelap, vesikuler, tertanam dalam massa dasar kristal dan
porfiritik kasar. Secara mikroskopis, gelas (Gambar 7 kanan). Basalt piroksen
batuan ini dicirikan atas berrongga, ini tersingkap di bagian atas fasies
porfiritik kasar, dengan diameter mineral proksimal.

Gambar 7. Sayatan tipis basalt olivin dengan contoh batuan diambil di daerah Panggungan (kiri) pada lava 1 dan lava
basalt piroksen contoh diambil di daerah Tegalrejo (kanan) pada lava 1.

3) Sekuen andesit di sisi utara-timur- pengendapan; dapat berupa sungai atau


timurlaut pada zona 3. Pada zona ini genangan air pada kawah.
tersingkap lava dan intrusi andesit. Lava
andesit tersingkap dengan baik di bagian
utara gunung api pada fasies proksimal, di
sisi timur pada fasies proksimal dan di
fasies pusat gunung api yang hadir
bersama-sama dengan intrusi andesit
(Gambar 8). Secara stratigrafi, lava
andesit ini menumpang di atas basalt
olivin di bagian utara, dan di fasies pusat
menumpang di atas lava basalt piroksen.
Di sisi timur gunung api, lava andesit
menumpang di atas basalt olivin. Lava
andeist secara megaskopis dicirikan oleh
warna abu-abu terang, vesikuler-massif,
terdapat kekar lembar, beberapa
terbreksiasi membentuk breksi
autoklastika. Diduga lava tersebut
Gambar 8. Singkapan lava andesit, argilik dan intrusi
menyentuh tubuh air pada saat andesit di Pregadalem, jalur pendakian sisi utara lensa
menghadap ke seatan)

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Secara mikroskopis, lava andesit dicirikan


oleh struktur vesikuler, porfiritik, tersusun
atas fenokris piroksen klino (diopsid dan
augit) sebanyak 40%, andesin (20%),
mineral opak dan beberapa secara jarang
horenblenda (5%); yang tertanam dalam
massa dasar gelas (Gambar 9).

Gambar 11. Sayatan tipis kubah lava andesit di puncak


Pregodalem, contoh diambil pada area kawah

Pembahasan
Secara umum, litologi yang menyusun
Gunung api Merbabu dapat dikelompokkan
ke dalam dua group, yaitu kelompok basalt
dan kelompok andesit. Kelompok basalt
utamanya tersingkap di bagian selatan dan
Gambar 9. Sayatan tipis lava andesit piroksen dengan
barat tubuh gunung api; sedangkan kelompok
contoh batuan diambil di daerah Pregadalem
andesit menyusun tubuh gunung api bagian
utara. Kelompok basalt diendapkan dengan
Pengamatan mikroskopis intrusi andesit
mekanisme mengalir (lava) sedangkan
dicirikan oleh vesikuler, porfiritik sedang,
kelompok andesit dijumpai dalam bentuk lava
dengan fenokris diopsid tumbuh bersama
dan dalam bentuk intrusi.
dengan hornblenda (20%), andesin (40%)
Didasarkan pada data vulkanostratigrafi
dan mineral opak (5%); yang tertanam
dapat diketahui bahwa aktivitas Gunung api
dalam massa dasar gelas (Gambar 10-11).
Merbabu dimulai dengan pembentukan kawah
pada sisi selatan menghasilkan sedikitnya
delapan (8) runtunan lava basalt olivin.
Pengendapan basalt olivin tersebut
menjangkau hingga sisi barat dan timur
gunung api. Pengendapan lava tersebut
diduga melalui kawah berbentuk lembah tapal
kuda yang menghadap ke arah selatan.
Didasarkan pada pengamatan geomorfologi
puncak gunung api, bagian tengah kawah ini
masih memperlihatkan suatu tinggian
melingkar, yang diinterpretasi sebagai sisa
tubuh kubah lavanya. Aktivitas gunung api
dilanjutkan dengan pembentukan kawah baru
Gambar 10. Sayatan tipis intrusi andesit dengan contoh
yang mengarah ke barat-baratlaut.
batuan diambil di daerah Pregadalem jalur pendakian sisi
utara.
Materialnya tersusun atas lava basalt piroksen
yang menumpang di atas lava basalt olivin.

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Pada awal periode ini aktivitas Merbabu komposisi magma Ca-alkalin saja, sehingga
masih menghasilkan lava basalt olivin, tahap diduga magma awal Ca-alkalin Merbabu ini
berikutnya adalah perselingan antara aktivitas telah mengalami percampuran dengan magma
efusif dan eksplosif. Pada fasies medial atas- asal mantel. Keberadaan aegirin (piroksen-
proksimal menghasilkan perselingan breksi Ca) menandai bahwa magmanya bersifat Ca-
basalt dan lava basalt, sedangkan pada fasies alkalin,s edangkan keberadaan olivin
proksimal didominasi oleh aliran lava basalt. menandai bahwa magmanya juga ada yang
Beberapa lapisan lava basalt di wilayah ini berasal dari mantel. Bentuk kristal umumnya
juga diketahui berselingan dengan breksi anhedral, biasanya juga tumbuh bersama
pumis berwarna kuning-orange, yang dengan mineral lain. Hal itu dapat
diinterpretasi berasal dari aktivitas Gunung diinterpretasi, meskipun kristalisasi telah
Merbabu. berlangsung sejak dalam dapur magma,
Setelah pembentukan kawah bagian barat namun pembekuannya di permukaan sangat
laut, dilanjutkan dengan pembentukan kawah cepat, dengan tipe magma transisional Ca-
berarah utara-timurlaut. Pembentukan kawah alkalin-tholeiitik.
tersebut juga disertai dengan pembentukan Hasil analisis mikroskopis basalt
rekahan berarah tenggara-baratlaut. Celah piroksen menjumpai komposisi mineral
tersebut selanjutnya dilalui oleh magma piroksen adalah diopsid dan augit, yang
membentuk intrusi retas andesit hornblenda. merupakan bagian dari kelompok piroksen
Lava andesit piroksen dan lava andesit klino. Mineral plagioklasnya adalah masih
hornblenda secara berselingan menandai labradorit dengan bentuk kristal subhedral
aktivitas Gunung api Merbabu pada tahap sampai anhedral. Beberapa diopsid adalah
akhir ini. Selain menghasilkan lava andesit, subhedral dan beberapa augit adalah anhedra.
pada beberapa periode juga berlangsung Hal itu menandakan bahwa magma Ca-alkalin
erupsi-erupsi eksplosif yang ditandai dengan bergerak ke permukaan dengan cepat dan
tersingkapnya breksi andesit dan breksi pumis kristalisasi yang telah berlangsung sejak pada
warna kuning dan tuf. Aktivitas intrusif dan dapur magma hingga ke pengendaannya.
ekstrusif berlangsung dalam waktu yang Keberadaan augit dan diopsid, dan miskinnya
cukup lama, sehingga membentuk alterasi olivin di dalamnya, menandakan bahwa
argilik pada bagian puncak gunung api. magma Merbabu telah mengalami evolusi
Didasarkan pada pengamatan dari magma mixing Ca-alkalin-tholeiit
mikroskopis, diketahui bahwa basalt olivin menjadi lebih didominasi oleh Ca-alkalin.
yang dihasilkan pada periode awal aktivitas Kemungkinan yang lain, magma mixing Ca-
Gunung api Merbabu tersusun atas labradorit, alkalin-tholeiit tersebut masih berpengaruh,
olivin dan aegirin. Bentuk kristal umumnya namun yang muncul di permukaan telah
anhedral dengan tekstur porfiritik kasar. mengalami pemilahan; mineral yang berat
Meskipun kandungan gelasnya sangat tinggi, mengendap dan mineral yang ringan
banyak mineral (olivin dan aegirin) dijumpai mengapung.
dalam ukuran yang sangat besar. Beberapa Hasil analisis mikroskopis kelompok
bahkan mencapai diameter 0,5 cm yang dapat batuan andesit menjumpai tiga jenis yaitu
diamati secara megaskopis. Hal itu dapat sebagai aliran lava, kubah lava dan intrusi.
diinterpretasi bahwa, magma asalnya memang Komposisi mineral ketiganya antara yang satu
Ca-alkalin, namun proses pembekuannya dengan yang lain berbeda. Aliran lava
sudah dimulai sejak perjalanan awalnya. tersusun atas mineral-mineral dengan tekstur
Kandungan olivin yang berdiameter besar porfiritik dengan prosesntase rongga vesikuler
tidak akan dapat dipenuhi hanya dari paling banyak, disusul kubah lava dan yang

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

paling sedikit rongga vesikuler adalah intrusi hornblende. Retas-retas yang menjangkau
andesit. Komposisi intrusi andesit terdiri atas hingga di permukaan menjadi aliran lava
andesin, hornblenda yang tumbuh bersama andesit. Aktivitas efusif ini diselingi secara
dengan piroksen klino dengan bentuk kristal berulang juga dengan aktivitas eksplosif
subhedral, dan lebih sedikit mengandung menghasilkan kawah selebar 1,5-2 km. Lava
mineral opak. Hal itu menandai bahwa proses andesit dierupsikan secara berulang
kristalisasinya berlangsung pada ligkungan menghasilkan lava andesit piroksen dan sekali
jenuh air, sehingga membentuk mineral waktu menghasilkan lava hornblenda.
hornblenda. Kubah lava umumnya lebih
banyak mengandung mineral piroksen klino
(augit) menandai bahwa magmanya tidak lagi Ucapan Terimakasih
jenuh air, dengan proses kristalisasi yang
cepat. Jadi, didapatkan jenis magma asalnya Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
baik di sisi utara maupun sisi selatan Gunung IST AKPRIND yang telah memberikan ijin
api Merbabu adalah Ca-alkalin, yang kepada penulis untuk melakukan penelitian di
merupakan magma transisi yang tak- Gunung api Merbabu. Ucapan terimakasih juga
terfraksionasi dari Ca-alkalin dan tholeiit asal disampaikan kepada Godang Saban, ST yang
mantel. telah membantu memfasilitasi penelitian lanjutan.

Kesimpulan Pustaka
Terkait dengan dentuman keras di puncak
van Bemmelen R W, 1941. Bulletin of the
Gunung Merbabu pada Selasa, 31 Maret 2015 East Indian Volcanology Survey for the
pukul 22-23 WIB, didasarkan pada petrologi year 1941. East Indian Volc Surv Bull, 95-
batuan gunung api yang telah dihasilkan oleh 98: 1-110.
aktivitasnya selama ini, diketahui bahwa Neumann van Padang M, 1951. Indonesia.
magma Merbabu diduga merupakan (1) Catalog of Active Volcanoes of the World
magma transisional tholeiitik-Ca-alkalin, dan and Solfatara Fields, Rome: IAVCEI, 1:
1-271.
(2) magma hasil percampuran tholeiitik-Ca-
alkalin. Hal itu dapat disimpulkan bahwa asal
magma adalah dari magma dalam, yang
bersumber dari active continental margin.
Aktivitasnya diawali oleh perulangan
erupsi efusif menghasilkan perlapisan lava
basalt olivin di bagian selatan gunung api.
Periode berikutnya berupa perselingan erupsi
efusif dan eksplosif dari kawah bagian barat
gunung api. Aktivitas eksplosif ini dalam
beberapa periode menghasilkan breksi pumis
warna kuning-orange, yang mengindikasikan
komposisi magmatiknya masih basaltik.
Aktivitas terakhir Merbabu berlangsung di
bagian utara-timurlaut yang diawali dengan
pembentukan celah memanjang berarah
baratlaut-tenggara. Celah tersebut selanjutnya
dilalui magma membentuk intrusi retas andesit

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

Anda mungkin juga menyukai