PENDAHULUAN
Gunung Merbabu
Gunung api Merbabu (3.145 m) adalah salah satu gunung api aktif
yang terletak di Jawa Tengah (Gambar 1). Gunung api ini tetangga
1
terdekat dari Gunung api Merapi yang terletak persis di selatannya, fasies
medial atas hingga proksimal bawah kedua gunung api tersebut pun saling
bertampalan. Gunung api Merapi diketahui secara luas sebagai salah satu
gunung api teraktif di dunia. Aktivitasnya diketahui berlangsung sekali
dalam 1-5 tahun, erupsi terakhirnya terjadi pada tahun 2014. Aktivitas
Gunung api Merbabu kebalikan dari Gunung api Merapi. Hingga kini
fenomena magmatik Gunung api Merbabu dapat diamati dengan baik,
berupa mata air panas, fumarol dan sulfatara di daerah puncak, serta
batuan alterasi argilik seperti yang dijumpai di puncak Pregadalem.
Namun, aktivitasnya tidak pernah diketahui dengan baik sejak erupsi
terakhirnya pada tahun 1600-1797 M.
2. Geologi Regional
Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato yang terletak
secara geografis pada 7,5 LS dan 110,4 BT. Secara administratif gunung
ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan
Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur dan selatan, Kota Salatiga dan
Kabupaten Semarang di lereng sebelah utara, Provinsi Jawa
Tengah.Gunung Merbabu mempunyai ketinggian 3142 meter diatas
permukaan laut(dpl) serta terdapat tiga buah puncak yakni puncak Antena
(2800m dpl), puncak Syarif(3119m dpl) dan puncak Kenteng Solo(3142m
dpl).Gunung Merbabu berbentuk dataran tinggi yang lebar, berbukit-bukit
dan terpisah puncaknya akibat erosi bila dibandingkan Gunung Merapi,
Gunung Merbabu bentuknya besar sekali dibanding gunungapi yang
sangat ramping.Bagian puncaknya dapat dibagi menjadi tiga satuan yang
merupakan sektor Graben Gunungapi, yakni: Graben Sari dengan arah
timur tenggara-barat barat laut. Graben Guyangan dengan arah selatan
baratdaya- utar timur. Graben Sipendok dengan arah barat laut-timur
tenggara.
2
BAB II
GEOLOGI
1. Seting Tektonik
Waktu itu Resi Sengkala atau Jaka Sengkala atau Jitsaka atau
umum menyebutnya Ajisaka telah memberikan nama-nama gunung di
seluruh Jawa. Sebelum datang ke Pulau Jawa, sang resi adalah raja yang
bertahta di Kerajaan Sumatri. Karena kemenangan Maharaja
Kusumawicitra itu, maka segala sesuatu yang berada di bawah
kekuasaannya diganti namanya disesuaikan dengan kebudayaan
Mamenang. Nama Gunung Candrageni, yang semua diberi nama Ajisaka,
3
lantas Kusumawicitra menggantinya menjadi Gunung Merapi. Begitu pula
dengan Gunung Candramuka, diubah menjadi Gunung Merbabu.
Sehingga kita mengenal nama Gunung Merapi dan Merbabu.
Jenis hutan
Hutan Dipterokarp Bukit adalah kawasan hutan yang terdapat di
ketinggian antara 300 750 meter.
Hutan Dipterokarp Bukit 300 750 meter
Hutan Dipterokarp Atas ketinggian 750 1,200 meter
Hutan Montane 1,200 1,500 meter
4
Hutan Ericaceous > 1,500 meter
Gunung Merbabu (3.142 m dpl), merupakan gunung yang tergolong dalam
gunung api tua yang terletak bersebelahan dengan Gunung Merapi yang
merupakan salah satu gunung api aktif. Gunung Merbabu mempunyai
banyak puncak-puncak bayangan (bukan puncak asli). Karena banyaknya
puncak ini seringkali para pendaki mengeluh dan jenuh tapi justru hal
inilah yang menjadikan gunung ini menantang untuk di daki.
Puncak Gunung Merbabu terdiri atas dua puncak yaitu Puncak Sarip yang
terletak pada ketinggian 3.120 m dpl dan Puncak Kenteng Songo dengan
ketinggian 3.142 m dpl. Kedua puncak ini mempunyai panorama alam
yang berbeda.
5
Dari gambar terlihat jelas posisi Magma yang terletak di tengah
gunung, ini gambaran secara umum Nah bagi gunung Merbabu mungkin
bisa sama seperti ini pada waktu gunung ini masih aktif, Sekarang kondisi
gunung sudah tidak aktif lagi, sehingga magma yang ada di dalam gunung
menjadi dingin membentuk bebatuan yang besar dan tentunya perubahan
dari magma menjadi batu terjadi penyusutan volume. Penyusutan volume
ini akan membentuk gua gua yang besar di bawah gunung.
6
5 m. Tapal kuda baratlaut tersusun atas perselingan breksi dan lava
basalt (andesit piroksen), secara lokal juga dijumpai lava basalt olivin,
tuf abu-abu dan tuf orange, dalam 5 sekuen, masing-masing setebal 5-
6 m. Tapal kuda timurlaut tersingkap 8 sekuen material andesitik;
terdiri atas breksi dan lava andesit, serta 4-5 lapisan tuf tipis berwarna
abu-abu, kuning dan orange. Aktivitas Gunung api Merbabu telah
berlangsung di ketiga morfologi tapal kuda tersebut. Di masing-
masing morfologi tapal kuda telah berlangsung erupsi gunung api
dengan tipe erupsi, tipe magma dan susunan material gunung api yang
berbeda. Pada morfologi tapal kuda tenggara didominasi oleh erupsi-
erupsi efusif dengan periode yang pendek, dan tipe magma Ca-alkalin
yang encer. Pada morfologi tapal kuda baratlaut berlangsung
perulangan erupsi efusif dan eksplosif, dengan magma Ca alkalin yang
telah terdifferensiasi. Pada morfologi tapal kuda timurlaut berlangsung
erupsi-erupsi efusif dan eksplosif secara berselingan,dengan magma
yang lebih kental. Secara umum, baik yang berlangsung di tapal kuda
tenggara, baratlaut dan timurlaut aktivitasnya berfasa konstruktuf
(membangun).
Sumber
https://yulindacahyadewanti.wordpress.com/category/sejarah-gunung-merbabu/
http://merbabuismujoko.blogspot.co.id/2013/03/gua-tersembunyi-di-bawah-gunung-
merbabu.html
http://journal.akprind.ac.id/index.php/snast/article/view/757
: http://www.catatanhariankeong.com/2013/08/asal-mula-gunung-
merbabu.html#ixzz4hnGmzuOZ
7
BAB III
PRODUK LETUSAN
1. Produk letusan
Erupsi samping gunungapi Merbabu banyak menghasilkan aliran
lava dan aliran piroklastik, aliran lava tersebut mengalir melalui titik
erupsi yang diselimuti oleh endapan piroklastika baik aliran maupun
jatuhan. Titik-titik erupsi tersebut diperkirakan melalui jalur sesar dengan
arah utara baratlaut selatan tenggara serta melalui daerah puncak.
Dalam catatan Global Volcanism Program Simthsonian Institution,
aktivitas terakhir Gunung Merbabu terjadi lebih dari dua abad silam,
tepatnya pada tahun 1797. Saat itu Gunung Merbabu meletus dengan skala
2 VEI (Volcanic Explosivity Index), dengan memuntahkan rempah letusan
sebanyak kurang dari 1 juta meter kubik. Magmanya menyeruak sebagai
lava yang kemudian mengalir menyusuri rekahan besar menuju utara-timur
laut sebagai aliran lava Kopeng dan ke selatan-tenggara sebagai aliran lava
Kajor. Letusan sebelumnya terjadi pada tahun 1560 namun dengan skala
letusan yang tak diketahui. Untuk ukuran sebuah gunung berapi, Letusan
Merbabu 1797 tergolong kecil. Bandingkan misalnya dengan Gunung
Merapi, yang dalam letusan-letusannya di abad ke-20 dan 21 (kecuali
letusan 1930 dan letusan 2010) biasa mengeluarkan lebih dari 5 juta meter
kubik rempah letusan. Apalagi jika dibandingkan Letusan Merapi 2010
yang volume rempah letusannya sampai sebesar 150 juta meter kubik
Material hasil aktivitas Gunungapi Merbabu terbagi menjadi 2
kelompok material yaitu material piroklastika dan material leleran lava.
Material piroklastika terdistribusi dari radius 5,5 hingga 23,7 km. Endapan
piroklasitika tebal hasil erupsi Gunungapi Merbabu ditemukan di Jrakah
dimana terdapat 12 lapis endapan piroklastika dengan tanah hasil lapukan
yang sangat tebal. Leleren lava (lava flow) muda terdapat pada 3 sektor
yaitu sektor utara, selatan, dan timur laut. Leleran lava sektor utara
terdapat di daerah Kopeng sedangkan leleran lava sektor selatan terdapat
8
di daerah Kajor. Leleran lava di sektor timur laut membentuk morfologi
bukit yang disebut Gunung Macanan. Leleran lava di Kopeng membentuk
pematang besar lidah lava. Leleran lava tua ditemukan di daerah Selo
dimana leleran lava tersebut telah mengalami pelapukan tingkat lanjut.
9
- Dampak dari abu gunung merapi yaitu berbagai jenis gas seperti Sulfur
Dioksida (SO2), gas Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Dioksida (NO2),
serta debu dalam bentuk partikel debu (Total Suspended Particulate atau
Particulate Matter).
- Banyak dari penduduk, terutama sekitar Gunung Merbabu yang
kehilangan pekerjaan rutin kesehariannya pada masa itu.
- Hujan debu dari Merapi juga meluas dan membatasi jarak pandang. Lalu
lintas, baik darat maupun udara, mulai terganggu.
- Awan panas yang di keluarkan gunung merbabu menewaskan banyak
makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan
- Lahar dingin dan panas dapat merusak daerah yang dilalui nya menjadi
rata dengan tanah
Dampak Positif
- Hasil muntahan vulkanik bagi lahan pertanian dapat menyuburkan tanah,
namun dampak ini hanya dirasakan oleh penduduk sekitar gunung
- Bahan material vulkanik berupa pasir dan batu dapat digunakan sebagai
bahan material yang berfungsi untuk bahan bangunan, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompasiana.com/marufinsudibyo/getaran-di-gunung-merbabu-
adalah-gempa-tektonik_54f857baa33311275e8b4c45
https://www.academia.edu/7757088/Studi_Karakteristik_Aktivitas_Gunungapi
_Merbabu
10