Anda di halaman 1dari 246

LAMPIRAN

PERATURAN DAERAH KOTA KEDRI


NOMOR 11 TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA KEDIRI
TAHUN 2005 – 2025

PEMERINTAH KOTA KEDIRI


TAHUN 2013
Daftar Isi

Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... I - 1


1.1 Latar Belakang ............................................................... I - 1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan ............................................. I - 6
1.3 Hubungan Antar Dokumen RPJPD Dengan
Dokumen Rencana Pembangunan Daerah Lainnya ...... I - 8
1.4 Sistematika Penulisan .................................................... I - 12
1.5 Maksud dan Tujuan ........................................................ I - 13

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ............................... II - 1


2.1 Aspek Geografi dan Demografi ...................................... II - 1
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat .................................. II - 13
2.3 Aspek Pelayanan Umum ................................................ II - 28
2.4 Aspek Daya Saing Daerah ............................................. II - 66

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS .......................................... III - 1


3.1 Permasalahan Pembangunan ......................................... III - 2
3.2 Isu Strategis .................................................................... III - 7

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH ...................................................... IV - 1


4.1 Visi .................................................................................. IV - 1
4.2 Misi .................................................................................. IV - 10

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN


JANGKA PANJANG DAERAH ............................................ V - 1
5.1 Arah Kebijakan Pembangunan
Jangka Panjang Daerah ................................................ V - 1
5.2 Tahapan dan Prioritas ..................................................... V - 23

BAB VI : KAIDAH PELAKSANAAN .................................................... VI - 1

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 i


Daftar Tabel

Halaman
Tabel II-1 Gambaran Perkembangan Penduduk Kota Kediri II – 9
Tahun 1996-2011
Tabel II-2 Jumlah Penduduk Kota Kediri, Dirinci Menurut II – 10
Kecamatan Hasil Registrasi Penduduk, 2007-2011
Tabel II-3 Banyaknya Penduduk per Kecamatan dan II – 11
Kepadatan Penduduk ( jiwa/km2) Hasil Registrasi
Penduduk, 2011
Tabel II-4 Jumlah Penduduk menurut Kewarganegaraan per II – 11
Kecamatan, 2011
Tabel II-5 Proporsi penduduk menurut kelompok umur dan II – 12
jenis kelamin Di Kota Kediri Tahun 2011
Tabel II-6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar II – 14
Harga Berlaku Kota Kediri Tahun 2007 s.d 2011
(dalam Milyar rupiah)
Tabel II-7 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar II – 15
Harga Konstans (ADHK) Di Kota Kediri Tahun 2007
s.d 2011 (dalam Milyar rupiah)
Tabel II-8 Perkembangan kontribusi sektor dalam PDRB Kota II – 16
Kediri tahun 2007-2011 atas dasar harga berlaku
(ADHB) dan atas dasar harga konstan (ADHK)
Tabel II-9 Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Atas II – 17
Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk),
2011
Tabel II-10 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Kediri II – 18
Tahun 2007-2011 (%)
Tabel II-11 Agregat PDRB Per Kapita Kota Kediri Tahun 2007- II – 19
2010 (Dengan PT. Gudang Garam)
Tabel II-12 Inflasi year on year, Tahun 2007-2011 II – 20
Tabel II-13 Kemiskinan, Pengangguran dan PMKS Tahun 2004- II – 22
2011
Tabel II-14 Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) II – 23
Kota Kediri Tahun 2007-2011
Tabel II-15 Kondisi Ketenagakerjaan Kota Kediri Tahun 2006 – II – 25
2011
Tabel II-16 Perkembangan Seni, Budaya Tahun 2007 s.d 2011 II – 26
Tabel II-17 Perkembangan Seni, Budaya per Kecamatan Tahun II – 27
2011
Tabel II-18 Capaian Pembangunan di bidang Olahraga Tahun II – 27
2007 s.d 2011

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 ii


Halaman
Tabel II-19 Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Kediri II – 30
Tahun 2007 s.d 2011
Tabel II-20 Angka Melek Huruf menurut kecamatan di Kota II – 30
Kediri Tahun 2011
Tabel II-21 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) II – 31
Tabel II-22 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) II – 32
Tabel II-23 Jumlah Fasilitas/Lembaga Pendidikan di Kota Kediri, II – 33
Tahun 2011
Tabel II-24 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia II – 33
SekolahTahun 2007 s.d 2011
Tabel II-25 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah II – 34
Menurut kecamatan di Kota Kediri Tahun 2009 -
2011
Tabel II-26 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar II – 35
Tahun 2007 s.d 2011
Tabel II-27 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar II – 36
2009 - 2011
Tabel II-28 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) II – 37
Tahun 2008 s.d 2011
Tabel II-29 Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut II – 38
kecamatan Tahun 2009 - 2011
Tabel II-30 Perkembangan Sarana Kesehatan Kota Kediri II – 39
Tahun 2007 s.d 2011
Tabel II-31 Perkembangan Angka Kematian Bayi per 1000 II – 41
kelahiran hidup
Tabel II-32 Angka Kematian Ibu Melahirkan II – 42
Tabel II-33 Presentase Balita Gizi Buruk Tahun 2007 s.d 2011 II – 43
Tabel II-34 Kondisi Jalan di Kota Kedir II – 45
Tabel II-35 Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah II – 48
Tabel II-36 Data DISHUBKOMINFO Tahun 2007 s.d 2011 II – 52
Tabel II-37 Data Pemasangan Rambu Lalu Lintas Tahun 2007 II – 53
s.d 2011
Tabel II-38 Kepemilikan KTP dan Akte Kelahiran II – 55
Tabel II-39 Data Perkoperasian di Kota Kediri tahun 2007 s.d. II – 56
2011
Tabel II-40 Tabel Ketersediaan Pangan Kota Kediri (ton) II – 57
Tabel II-41 Tingkat Pola Konsumsi Pangan Masyarakat Kota II – 58
Kediri Tahun 2011
Tabel II-42 Perkembangan Usaha Industri 2006-2011 II – 63
Tabel II-43 Perkembangan hasil pertanian tanaman pangan II – 65
Tabel II-44 Perkembangan hasil perkebunan II – 65
Tabel II-45 Perkembangan Hasil Peternakan dan Perikanan II – 65

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 iii


Halaman
Tabel II-46 Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan II – 69
APBD Kota Kediri
Tabel II-47 Realisasi Pendapatan Asli DaerahTahun 2007-2011 II – 70
(juta rupiah)
Tabel II-48 Tutupan Lahan Kota Kediri 2009 II – 72
Tabel II-49 Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan II - 73
Tabel II-50 Jumlah Pelanggan dan Volume Pemakaian Air II – 74
Minum PDAM Tahun 2011
Tabel II-51 Pemakaian Listrik Tahun 2011 II – 75
Tabel II-52 Jumlah dan Macam Insentif Pajak dan Retribusi II – 77
Daerah
Tabel II-53 Angka Kriminalitas II – 78
Tabel II-54 Jumlah Demo II – 79
Tabel II-55 Rasio lulusan S1/S2/S3 Kota Kediri II – 80
Tabel II-56 Rasio Ketergantungan Tahun 2007 s.d 2011 II - 81
Tabel III-1 Struktur Perekonomian Kota Kediri Atas Dasar III – 14
Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstans
Tahun 2007 – 2011 (%)
Tabel IV-1 Keterkaitan VISI dalam RPJP Nasional, RPJPD IV – 2
Propinsi dan RPJPD Kota Kediri
Tabel IV-2 Keterkaitan Visi dan Misi Pembangunan Jangka IV – 13
Panjang Daerah
Tabel V-1.1 Uraian sasaran pokok dan arah kebijakan V–2
pembangunan jangka panjang Misi 1
Tabel V-1.2 Indikator Keberhasilan Misi I V–4
Tabel V-2.1 Uraian sasaran pokok dan arah kebijakan V–5
pembangunan jangka panjang Misi 2
Tabel V-2.2 Indikator Keberhasilan Misi 2 V–9
Tabel V-3.1 Uraian sasaran pokok dan arah kebijakan V – 10
pembangunan jangka panjang Misi 3
Tabel V-3.2 Indikator Keberhasilan Misi 3 V – 12
Tabel V-4.1 Uraian sasaran pokok dan arah kebijakan V – 12
pembangunan jangka panjang Misi 4
Tabel V-4.2 Indikator Keberhasilan Misi 4 V – 15
Tabel V-5.1 Uraian sasaran pokok dan arah kebijakan V – 16
pembangunan jangka panjang Misi 5
Tabel V-5.2 Indikator Keberhasilan Misi 5 V – 17
Tabel V-6.1 Uraian sasaran pokok dan arah kebijakan V – 17
pembangunan jangka panjang Misi 6
Tabel V-6.2 Indikator Keberhasilan Misi 6 V – 20

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 iv


Halaman
Tabel V-7.1 Uraian sasaran pokok dan arah kebijakan V – 20
pembangunan jangka panjang Misi 7
Tabel V-7.2 Indikator Keberhasilan Misi 7 V – 22

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 v


Daftar Gambar

Halaman
Gambar I-1 Bagan Alur Penyusunan RPJPD Kota Kediri I–5
Gambar I-2 Kedudukan RPJP Kota Kediri dalam Perencanaan I–9
Pembangunan Nasional
Gambar II-2 Peta Kota Kediri II – 1

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 vi


Daftar Grafik

Halaman
Grafik II-1 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011 II – 13
Grafik II-2 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kota Kediri II – 18
Grafik II-3 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur Tahun 2010-2011 II – 21
Grafik II-4 Grafik Angka Harapan Hidup II – 44
Grafik II-5 Pertumbuhan Penduduk Kota Kediri II – 54
Grafik II-6 Komposisi Pendukung PAD II – 71

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 vii


LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI
NOMOR : TAHUN 2013
TANGGAL :
_________________________________________

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa setiap Pemerintah Daerah
diharuskan menyusun rencana pembangunan yang sistematis, terarah, terpadu
dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan keunggulan komparatif wilayah
dan kemampuan sumberdaya keuangan daerah. Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan suatu
konsekuensi logis atas kebutuhan produk dokumen perencanaan yang menjadi
acuan dalam penyusunan rencana dan strategi pembangunan daerah yang
lebih terperinci dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) maupun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Pendekatan
yang digunakan dalam merencanakan pembangunan adalah melalui
perencanaan partisipatif dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat
sebagai stakeholders. Dengan demikian, wujud perencanaan pembangunan
daerah merupakan perpaduan antara perencanaan yang bersifat top-down dan
bottom-up.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Kediri
Tahun 2005-2025 merupakan dokumen perencanaan pembangunan Kota
Kediri untuk periode 20 tahun yang memuat kondisi umum, visi, misi dan arah
pembangunan Kota Kediri. Sejalan dengan ditetapkannya Undang-undang
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005–2025 dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor
1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2005–2025, maka dalam penyusunan RPJPD Kota
Kediri harus mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Jawa Timur,
sehingga draft RPJPD Kota Kediri yang penyusunannya telah diawali pada
tahun 2006 namun belum ditetapkan dengan peraturan daerah perlu dilakukan
penajaman sesuai dengan ketentuan yang tertuang di dalam Peraturan Menteri

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 I-1


Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, khususnya pada pasal 23 ayat 2. Ketentuan tersebut menyatakan
bahwa Rancangan RPJPD Kabupaten/Kota disusun :
a. Mengacu pada RPJPN dan RPJPD Provinsi;
b. Berpedoman pada RTRW Kabupaten/Kota; dan
c. Memperhatikan RPJPD dan RTRW Kabupaten/Kota lainnya.

Proses penyusunan RPJPD Kota Kediri tahun 2005-2025 dilakukan melalui


tahapan partisipasi publik melalui forum diskusi (FGD) dengan agenda untuk
menggali saran dan pendapat mengenai visi pembangunan jangka panjang
Kota Kediri, Isu strategis pembangunan Kota Kediri, Perumusan Visi
Pembangunan, Misi dan Arah Pembangunan Jangka Panjang. Adapun tahapan
penyusunan RPJPD Kota Kediri adalah sebagai berikut :
Pertama, penyiapan rancangan awal RPJPD, merumuskan draft awal visi,
misi, dan arah pembangunan daerah. Penyusunan rancangan atau draft awal
RPJPD Kota Kediri secara intensif pembahasannya telah dilakukan pada tahun
2006 oleh tim fokus Bappeda bekerja sama dengan kalangan tokoh pendidikan,
tokoh agama, organisasi sosial kemasyarakatan, budayawan, organisasi profesi
atau kalangan dunia usaha dan konsultan perencana dari LGSP; melalui
pembahasan diskusi yang mendalam, konsisten dan bertahap hingga
pelaksanaan Musrenbang Rancangan RPJPD Kota Kediri 2005 – 2025. Materi
rancangan awal RPJPD berisi : Konsepsi, indentifikasi isu strategis, Visi, Misi
dan arah pembangunan sesuai dengan kondisi dan potensi Kota Kediri.
Sedangkan kebijakan arah pembangunan disinkronisasikan dan disinergikan
dengan kebijakan Nasional, Provinsi Jawa Timur , serta memperhatikan produk
produk perencanaan daerah lainnya.
Penyusunan rancangan awal RPJPD merupakan proses integrasi antara
pendekatan teknokratis dan pendekatan partisipatif. Guna mempertajam
rancangan awal RPJPD dan menyesuaikan dengan Permendagri Nomor 54
Tahun 2010, proses partisipatif yang dilakukan meliputi serangkaian kegiatan

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 I-2


forum diskusi terbatas atau Focus Group Discussion (FGD), serta forum
seminar visi, misi dan arah pembangunan Kota Kediri tahun 2005-2025.
Forum diskusi terbatas (FGD) yang telah dilaksanakan terdiri dari 2 (dua)
kegiatan FGD yaitu:
1) FGD pertama merupakan kegiatan diskusi curah pendapat (brainstorming)
bersama stakeholders untuk mendiskusikan visi dan misi pembangunan
jangka panjang dalam dimensi tata ruang dan lingkungan; pemerintahan,
sosial dan kemasyarakatan, serta dimensi ekonomi daerah.
2) FGD kedua merupakan 3 rangkaian kegiatan forum diskusi terbatas antara
SKPD-SKPD dan narasumber / tenaga ahli / praktisi / akademisi dengan
tiga agenda diskusi, yakni; (1) Isu strategis pembangunan jangka panjang
Kota Kediri; (2) Perumusan Visi Pembangunan Jangka Panjang Kota
Kediri; (3) Penetapan Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kota Kediri
Kegiatan FGD dipermantap dengan dilaksanakannya seminar sosialisasi dan
pemantapan visi, misi dan arah pembangunan dalam penyusunan RPJPD Kota
Kediri Tahun 2005-2025.

Kedua, Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang)


Jangka Panjang Daerah, dilakukan untuk mendapatkan masukan dan
komitmen dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) di Kota Kediri
terhadap rancangan RPJPD. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 54 tahun 2010, draft RPJPD yang telah disusun, dibahas ulang bersama
seluruh elemen masyarakat melalui Musrenbang ulang untuk mempertajam
draft RPJPD Kota Kediri. Hal ini sejalan dengan pasal 30 ayat (1) dan (2),
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 yang menyebutkan
bahwa pelaksanaan musrenbang dilakukan untuk mendapatkan masukan
sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Musrenbang RPJPD dilaksanakan untuk penajaman, penyelarasan,


klarifikasi dan kesepakatan terhadap rancangan awal RPJPD.

2) Penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), mencakup:

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 I-3


a. Penajaman visi dan misi daerah;

b. Penyelarasan sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka


panjang daerah untuk pencapaian visi dan misi pembangunan daerah;

c. Penajaman sasaran pokok pembangunan jangka panjang daerah;

d. Klarifikasi dan penajaman tahapan dan prioritas pembangunan jangka


panjang daerah; dan

e. Membangun komitmen bersama antara pemangku kepentingan untuk


menjadikan RPJPD sebagai pedoman dalam melaksanakan
pembangunan daerah.

Ketiga, penyusunan rancangan akhir RPJPD, merupakan akumulasi dari


seluruh masukan dan komitmen hasil Musrenbang Rancangan Awal RPJPD
untuk diformulasikan menjadi rancangan akhir RPJPD.

Keempat, pembahasan pada sidang DPRD dan penetapan Perda RPJPD.

Substansi RPJPD yang didalamnya memuat visi, misi, arah dan tahapan
pembangunan jangka panjang daerah, diharapkan mampu menjawab
bagaimana pengembangan Kota Kediri kedepan dan apa yang hendak dicapai
sampai tahun 2025 mendatang; bagaimana mencapainya dan; langkah-langkah
strategis apa yang perlu dilakukan agar visi dan misi yang diharapkan dapat
tercapai. Alur proses penyusunan RPJPD Kota Kediri dapat dilihat dalam bagan
alur proses penyusunan pada Diagram I-1, di halaman berikut ini :

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 I-4


Gambar I - 1
Bagan Alur Penyusunan RPJPD Kota Kediri

Pengumpul REVIEW
an KEBIJAKA
Data/Infor N
Proses masi
Teknokra
tis
Penyusun Draft Rumusan Rumusan Rancanga
an Profil Rumusan RANWAL Awal n Akhir
Kota Kediri Isu Strategi RPJPD : RPJPD : RPJPD: Dokumen
& Prediksi Jangka  Profil Daerah  Profil  Profil RPJPD
Masa Panjang  Visi & Misi Daerah Daerah
Depan Daerah  Arah  Isu Strategis  Isu Strategis
Pembanguna  Visi & Misi  Visi & Misi
n  Arah  Arah
Pembangun Pembangun
an an

Proses Musrenban Naskah


Partisipa g RPJPD Kesepakatan
si Musrenbang

Penentua Jaring FGD 2


Aspirasi Seminar
n Isu Strategis, RANWAL
FGD I Serap Aspirasi & Uji
Stakehold Curah Visi, Misi & arah RPJPD Publik (melalui media
er untuk Pendapat pembangunan cetak & elektronik)
konsultasi Visi jangka panjang
Publik & Pembangun Kota Kediri
FGD an Kota
Kediri

Proses
Legislasi Penyampaian Penyampaian
(politis) Naskah Perda Naskah Perda
RPJPD & RPJPD &
Lampiran Lampiran ke
Gubernur cq DPRD
Bappeda Prop

Konsultasi & Pembahasan Penetapa


diskusi dengan DPR tentang n PERDA
Gubernur cq Raperda RPJPD
Bappeda Prop RPJPD

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)


Tahun 2005-2025 Kota Kediri ini, merupakan kesepakatan dan komitmen
seluruh pemangku kepentingan di Kota Kediri, yang wajib menjadi rujukan bagi
penyusunan rencana pembangunan jangka menengah maupun tahunan
daerah. RPJPD ini merupakan dokumen strategis dan oleh karena itu apabila
dokumen RPJPD ini tidak disusun, maka pembangunan dan kondisi masa
depan Kota Kediri menjadi tidak terarah atau tidak menentu serta tidak terukur,

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 I-5


sehingga masyarakat sejahtera, adil dan makmur yang dicita-citakan tidak
segera terwujud di Kota Kediri.

1.2 Dasar Hukum Penyusunan.


Landasan idiil RPJPD Kota Kediri adalah Pancasila dan landasan
konstitusionalnya adalah UUD 1945, sedangkan landasan operasional meliputi
seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan, yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Republik Indonesia Nomor 4286).
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor
4421).
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844).
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Republik
Indonesia Nomor 4438).
5. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Republik Indonesia
Nomor 4700).
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Republik Indonesia Nomor 4725).

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 I-6


7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4578).
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Republik Indonesia Nomor 4815).
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor
4817).
11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4833).
12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur
Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi.
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010
Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah.
14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur
Tahun 2005-2025.
15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 – 2031.
16. Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Kediri.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 I-7


1.3 Hubungan antar Dokumen RPJPD dengan Dokumen Rencana
Pembangunan Daerah lainnya
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Kediri,
dirumuskan secara holistik dan disinkronisasikan dengan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur ; serta dengan kebijakan
pembangunan wilayah yang termuat pada Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa
Timur, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Kediri dan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Daerah yang berbatasan dengan Kota Kediri.
Secara substansi, RPJPD Kota Kediri berpedoman dan disinkronisasikan
dengan RPJPN dan RPJPD Provinsi Jawa Timur pada Visi, Misi dan Arah
Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang. Sedangkan dengan RTRWN, RTRW
Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kota Kediri serta RTRW Kabupaten/Kota lain,
RPJPD berpedoman pada substansi (1) tujuan penataan ruang wilayah; (2)
rencana struktur ruang kota, yang memuat rencana pembangunan
perwilayahan dan pembangunan jaringan infrastruktur kota; (3) rencana pola
ruang wilayah, yang memuat penetapan kawasan lindung dan kawasan
budidaya; serta (4) pelibatan masyarakat dalam penataan ruang kota.
Dokumen perencanaan pembangunan yang terkait dengan dokumen
RPJPD Kota Kediri Tahun 2005-2025 antara lain:
1) RPJPD Kota Kediri Tahun 2005-2025 mengacu pada RPJP Nasional dan
RPJPD Provinsi Jawa Timur.
2) RPJPD Kota Kediri Tahun 2005-2025 berpedoman pada Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Kediri.
3) RPJM Daerah Kota Kediri merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program pembangunan yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD
dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan
daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program
kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 I-8


4) Rencana Kerja Pembangunan Daerah merupakan penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang memuat
rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah,
rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat. Berikut ini diagram yang menggambarkan kedudukan RPJPD
Kota Kediri dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Gambar I - 2
Kedudukan RPJP Kota Kediri dalam Perencanaan Pembangunan Nasional

Sejalan dengan Undang-Undang No 25 tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional, maka penyusunan RPJPD perlu
memenuhi prinsip-prinsip teknokratis (strategis), demokratis dan partisipatif,
politis, perencanaan Bottom-Up dan perencanaan Top-Down. Penyusunan
RPJPD ini merupakan wujud konkrit dari hasil ke empat prinsip tersebut.
Keempat pinsip penyusunan RPJPD tersebut memiliki pemahaman sebagai
berikut :

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 I-9


Prinsip Teknokratis (Strategis)
Penyusunan dokumen RPJPD pada dasarnya merupakan suatu proses
pemikiran strategis ke masa depan. Kualitas dokumen RPJPD sangat
ditentukan oleh seberapa jauh RPJPD dapat mengemukakan secara jelas dan
sistematis proses pemikiran strategis tersebut. Perencanaan strategis erat
kaitannya dengan proses merumuskan tantangan dan peluang pembangunan
daerah Kota Kediri pada masa depan; menetapkan kemana pembangunan
daerah akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam
masa dua puluh tahun ke depan; bagaimana mencapainya dan langkah-
langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuan pembangunan daerah
tercapai.

Prinsip Demokratis dan Partisipatif


Kemampuan untuk memahami peluang dan ancaman serta
memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa depan akan sangat bergantung
kepada sejauh mana proses penyusunan RPJPD Kota Kediri mengikutsertakan
stakeholder dalam pengambilan keputusan. Ini bermakna bahwa proses
penyusunan RPJPD perlu dilaksanakan secara transparan, akuntabel, dan
melibatkan masyarakat (stakeholder) dalam pengambilan keputusan
perencanaan di semua tahapan perencanaan, yakni:
1) Pelibatan stakeholders yang relevan untuk dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan perencanaan, yakni pada tahapan perumusan
dan penetapan visi, misi pembangunan melalui kegiatan Forum diskusi
terbatas maupun forum seminar seperti telah diuraikan di depan.
2) Kesetaraan antara pemerintah, masyarakat maupun lembaga non
pemerintah dalam pengambilan keputusan
3) Transparasi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan, yang
ditunjukkan pada proses partisipasi stakeholers di Forum-forum diskusi
terbatas
4) Keterwakilan yang memadai dari seluruh segmen masyarakat, terutama
kaum perempuan dan kelompok marginal dan lembaga penelitian /
perguruan tinggi.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 I - 10


5) Pelibatan stakeholders dalam penyusunan RPJPD Kota Kediri akan
menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap RPJPD.
6) Konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting pengambilan
keputusan seperti perumusan prioritas isu dan permasalahan, perumusan
alternatif skenario perjalanan pembangunan daerah, perumusan visi, misi,
dan arah/kebijakan pembangunan jangka panjang.

Pendekatan Politis
Pendekatan ini dimaksudkan bahwa penyusunan RPJPD Kota Kediri
melibatkan proses konsultasi dengan kekuatan politis, dalam hal ini dengan
DPRD Kota Kediri. Keterlibatan DPRD dalam penyusunan RPJPD melalui:
1) Keterlibatan DPRD dalam proses penyusunan RPJPD dilibatkan pada
Pemantapan Visi, Misi dan Arah Pembangunan dalam forum Musrenbang
RPJPD Kota Kediri 2005-2025.
2) Pokok-pokok pikiran DPRD dalam proses penyusunan RPJPD
3) Naskah akademis untuk mendukung proses pengesahan RPJPD
4) Review dan evaluasi dari DPRD terhadap rancangan RPJPD
5) Review, saran, dan masukan pihak Provinsi berkaitan terhadap rancangan
RPJPD
6) Pembahasan terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD
7) Pengesahan RPJPD Kota Kediri sebagai Peraturan Daerah yang
mengikat semua pihak untuk melaksanakannya.

Perencanaan Bottom-up
Pendekatan ini dimaksudkan bahwa proses penyusunan RPJPD Kota
Kediri perlu memperhatikan aspirasi dan kebutuhan masyarakat:
1) Ada penjaringan aspirasi dan kebutuhan masyarakat untuk mengetahui
harapan masyarakat atas masa depan pembangunan daerahnya
2) Memperhatikan hasil proses musrenbang RPJPD dan kesepakatan
dengan masyarakat tentang arah pembangunan daerah

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 I - 11


Perencanaan Top down
Sesuai dengan Undang Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, yang menyatakan bahwa proses
penyusunan RPJPD perlu bersinergi dengan rencana strategis, antara lain:
1) Sinergi dengan RPJP Nasional
2) Sinergi dan konsistensi dengan RPJPD dan RTRW Provinsi Jawa Timur
3) Sinergi dan konsistensi dengan RTRW Kota Kediri
4) Sinergi dan konsistensi dengan RTRW Kabupaten/Kota lainnya

1.4 Sistematika Penulisan


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Kediri
Tahun 2005-2025 memberikan gambaran mengenai wujud masa depan yang
diinginkan dan diperjuangkan serta diupayakan pencapaiannya, mencakup
aspek pembangunan dari segala bidang kehidupan baik sebagai daerah
otonom maupun sebagai bagian dari Propinsi Jawa Timur dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. RPJPD Kota Kediri disusun dalam sistematika
sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan
Bab Pendahuluan RPJPD memuat informasi tentang pengantar
penyusunan RPJPD Kota Kediri yang menguraikan tentang latar belakang,
dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen RPJPD dengan
dokumen rencana pembangunan daerah lainnya, sistematika penulisan
serta maksud dan tujuan.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


Pada Bab ini diuraikan mengenai gambaran umum kondisi Kota
Kediri yang terbagi dalam aspek geografis dan demografi, aspek
kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum serta aspek daya saing
Daerah.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 I - 12


BAB III Analisis Isu-isu Strategis
Bab ini menguraikan tentang permasalahan pembangunan daerah dan
isu strategis pembangunan jangka panjang yakni; Globalisasi dan perdagangan
bebas; kualitas SDM yang kompetitif di era global; tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance); pemanasan global dan perubahan iklim; efisiensi
dan tata kelola kelembagaan ekonomi; kemiskinan, kesenjangan, dan
pengangguran; pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam; stabilitas
keamanan dan ketertiban masyarakat serta pengembangan prasarana
transportasi wilayah.

Bab IV Visi dan Misi Daerah


Bab ini menguraikan tentang Visi dan Misi Kota Kediri beserta jabaran
atas visi, dan memberikan penjelasan atas kata-kata kunci dalam pernyataan
Visi, uraian tentang misi pembangunan jangka panjang kota Kediri serta
keterkaitan antara visi dan misi yang hendak diwujudkan.

BAB V Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah


Bagian awal bab ini menguraikan tentang tujuan pembangunan jangka
panjang Kota Kediri 2005-2025. Selanjutnya diuraikan tentang arah tahapan
dan agenda pembangunan yang dilengkapi dengan indikasi-indikasi
keberhasilan masing-masing misi.

Bab VI Kaidah Pelaksanaan


Pada bab ini membahas kaidah pelaksanaan dan prasyarat
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Kediri Tahun 2005-2025, terutama mengacu pada Permendagri Nomor 54
Tahun 2010

1.5 Maksud dan Tujuan


RPJPD Kota Kediri sebagai dokumen perencanaan pembangunan Kota
Kediri untuk jangka waktu 20 tahun ke depan ditetapkan secara garis besar
dimaksudkan untuk memberikan arah sekaligus pedoman bagi seluruh pelaku

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 I - 13


pembangunan di Kota Kediri (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan
kepada masyarakat, hal ini terkait dengan upaya untuk; (1) memenuhi
ketersediaan dokumen perencanaan yang menjadi landasan bagi penyusunan
produk perencanaan lainnya (RPJMD, RKPD dan lain-lain); dan (2)
menyediakan arah dan agenda pembangunan jangka panjang daerah yang
dapat menjadi pedoman dan acuan bagi seluruh stakeholders (Pemerintah,
masyarakat, dunia usaha, Perguruan Tinggi dan lain-lain) dalam mewujudkan
visi, melalui pelaksanaan misi, tujuan serta arah pembangunan yang disepakati
bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan
berlangsung sinergis, koordinatif, yang tercermin dalam kesatuan pola sikap
dan pola tindak dalam melaksanakan pembangunan daerah.
Sedangkan tujuan RPJPD Kota Kediri adalah untuk mewujudkan kehidupan
yang demokratis, transparan, partisipatif, akuntabel, berkeadilan sosial,
melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hukum dalam tatanan
masyarakat daerah yang beradab, berakhlak mulia, mandiri, bebas, maju dan
sejahtera dalam kurun waktu 20 tahun ke depan, dalam hal ini untuk: (1)
mengidentifikasi, menganalisis dan memprediksi kondisi umum daerah, baik
berupa sumberdaya alam, ekonomi, SDM, sarana-prasarana, maupun sosial
budaya dan pemerintahan; (2) merumuskan visi, misi, tujuan dan arah
pembangunan Kota Kediri sampai tahun 2025, serta (3) untuk mewujudkan
kehidupan yang demokratis, toleran, transparan, partisipatif, akuntabel,
berkeadilan sosial, melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi
hukum, yakni melalui implementasi perancanaan pembangunan yang
partisipatif dan transparan.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 I - 14


BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 . Aspek Geografi dan Demografi.


2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah.
Kota Kediri merupakan kota menengah dengan luas wilayah 63,40
2
km sebagai bagian dari wilayah Provinsi Jawa Timur. Keberadaan Kota Kediri
dikelilingi oleh Kabupaten Kediri dengan batas wilayah sebagai berikut:
Kecamatan Gampengrejo, Kecamatan Ngasem dan Kecamatan Banyakan di
sebelah utara; Kecamatan Kandat dan Kecamatan Ngadiluwih di sebelah
selatan; Kecamatan Wates dan Kecamatan Gurah di sebelah timur; serta
Kecamatan Banyakan dan Kecamatan Semen di sebelah barat. Peta
administrasi Kota Kediri dapat dilihat dalam gambar II – 1 berikut ini.

Gambar II-1
Peta Kota Kediri

Secara astronomis, Kota Kediri terletak di antara 111° 05’ - 112° 03’
Bujur Timur dan 7° 45’ - 7° 55’ Lintang Selatan. Sebagian besar wilayah Kota

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -1


Kediri (80,17%) merupakan dataran rendah dengan ketinggian 63–100 meter di
atas permukaan laut yang terletak di sepanjang sisi Sungai Brantas.
Sedangkan sisanya (18,83%) merupakan dataran tinggi dan perbukitan dengan
ketinggian 100 – 500 meter di atas permukaan laut yang tersebar di bagian
barat dan timur Kota Kediri.
Kondisi topografi Kota Kediri relatif datar yaitu pada kemiringan lereng 0
– 40%. Sebagian besar wilayah Kota Kediri (90,49%) merupakan dataran yang
terletak pada kemiringan lereng 0 – 2%. Sedangkan wilayah Kota Kediri yang
terletak pada kemiringan lereng 15–40% adalah kawasan Gunung
Maskumambang dan Gunung Klotok di bagian barat Kecamatan Mojoroto.
Jenis batuan yang terkandung dalam struktur tanah wilayah Kota Kediri
antara lain berupa batuan sedimen, batuan gunung api dan alluvium.
Sedangkan jenis tanah di Kota Kediri adalah alluvial coklat kelabu dan
mediteran.
Sungai Brantas membentang sepanjang 7 km yang mengalir dari arah
selatan ke arah utara seolah-olah membelah Kota Kediri menjadi wilayah
bagian barat Kota Kediri (Kecamatan Mojoroto) dan wilayah bagian timur Kota
Kediri (Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren). Selain itu terdapat Sungai
Kresek sepanjang 9 km; Sungai Parang sepanjang 7,5 km; Sungai Ngampel
sepanjang 4,5 km dan Sungai Kedak sepanjang 8 km danKecamatan Mojoroto
memiliki 7 sumber mata air dengan debit paling besar yaitu sumber mata air
Sendang (0–60 liter/detik). Kecamatan Pesantren memiliki 14 sumber mata air
dengan debit paling besar adalah sumber mata air Banteng (10–112 liter/detik).
Secara klimatologi, jumlah hari hujan di Kota Kediri pada tahun 2010
mencapai 168 hari, dengan curah hujan 5.282 mm. Curah hujan tertinggi terjadi
pada bulan Nopember 2010 sebesar 945 mm dan bulan Oktober sebesar 663
mm, sedangkan pada dua tahun sebelumnya (tahun 2008 dan tahun 2009)
curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret 2008 dan Januari 2009 masing-
masing 1.500 mm dan 482 mm. Bila pada tahun sebelumnya terdapat tiga
bulan berturut-turut, yaitu Juli sampai dengan September 2009 di Kota Kediri
tidak terjadi hujan sama sekali tetapi pada tahun 2010 hujan terjadi pada
sepanjang tahun.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -2


Secara administratif, wilayah Kota Kediri terbagi menjadi 3 kecamatan,
yaitu: Kecamatan Kota dengan luas wilayah 14,900 km² terdiri dari 17
Kelurahan; Kecamatan Pesantren dengan luas wilayah 23,903 km² tediri dari 15
Kelurahan; Kecamatan Mojoroto, dengan luas wilayah 24,601 km² yang terdiri
dari 14 Kelurahan.

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah


Berada di jalur transportasi regional yang menghubungkan antara Kota
Surabaya dengan Tulungagung, Nganjuk, Blitar dan Malang, Kota Kediri telah
ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berfungsi untuk
mendorong sistem perkotaan sebagai pusat pelayanan sekunder. Kota Kediri
merupakan pusat industri, jasa, perdagangan, pendidikan dan pariwisata
secara regional. Sehubungan dengan kondisi tersebut, Kota Kediri memiliki
kawasan-kawasan strategis yang dikembangkan secara berkelanjutan sesuai
dengan potensinya masing-masing, sebagai berikut :
A. Kawasan Khusus Militer
Kawasan khusus militer di Kota Kediri,yaitu terdapat:
 Asrama militer yang berlokasi di Kelurahan Bujel;
 Kompleks TNI di Kelurahan Banjaran, Kelurahan Mojoroto, dan
Kelurahan Sukorame;
Kawasan khusus militer tersebut memiliki pengaruh strategis terhadap
stabilitas keamanan dan politik yang juga berpengaruh terhadap
kelangsungan kegiatan pengembangan wilayah Kota Kediri secara
keseluruhan.
B. Kawasan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan-kawasan strategis di Kota Kediri yang akan dikembangkan
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut:
 Kawasan Perdagangan dan Jasa
Kawasan perdagangan dan jasa yang berpotensi untuk dikembangkan
adalah pasar induk (Pasar Setono Betek) yang merupakan pusat
kegiatan perdagangan skala besar untuk berbagai komoditas hasil
pertanian seperti : sayuran, buah, ikan dan barang-barang kebutuhan

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -3


pokok; selain itu di beberapa kawasan Jl. Dhoho, Jl. Pattimura, Jl. Jend.
Sudirmanterdapat pusat perdagangan produk garment, elektronik,
kelontong dan sebagainya. Untuk menunjang kegiatan perdagangan
diperlukan fasilitas-fasilitas pendukung yang memadai seperti lahan
parkir, pelengkap kebersihan, tempat bongkar muat barang dan
sebagainya.
 Kawasan Industri
Pengembangan kawasan industri potensial di Kota Kediri meliputi
industri besar, industri menengah, industri kecil dan home industry.
Industri besar terdiri dari industri rokok Gudang Garam di Kelurahan
Semampir, Balowerti dan Dandangan serta pabrik gula di Kelurahan
Mrican dan Pesantren. Industri sedang berupa industri pengolahan kayu
di Kelurahan Pesantren dan industri pembuatan makanan di Kelurahan
Betet dan Kelurahan Blabak. Industri kecil, khususnya tahu tersebar di
beberapa wilayah kota Kediri. Home industry berada di Kelurahan
Bandar Lor, Banjarmlati, Bandar Kidul, Pakelan, Kampung Dalem dan
Blabak.
 Kawasan Pariwisata
Pengembangan kawasan pariwisata di Kota Kediri didukung oleh
banyaknya hotel berbintang serta beberapa penginapan yang tersebar di
wilayah Kota Kediri.
Pengembangan kawasan pariwisata di Kota Kediri meliputi pariwisata
industri; pariwisata belanja dan kuliner; serta pariwisata olah raga dan
seni. Pariwisata industri merupakan kegiatan pariwisata untuk melihat
proses produksi industri besar, sedang, kecil maupun home industry.
Kawasan potensial untuk pengembangan pariwisata industri meliputi
Pabrik Gula Mrican dan Pesantren; Pabrik Rokok Gudang Garam; pabrik
pengolahan kayu, industri pembuatan makanan dan home industry.
Pengembangan pariwisata belanja dan kuliner meliputi pusat souvenir
dan makanan khas di Jl. Yos Sudarso dan Jl. A. Yani serta Pasar Wisata
di Campurejo. Pengembangan pariwisata olahraga dan seni meliputi
pengembangan gedung kesenian di Selomangleng, GOR Banjarmlati

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -4


dan Stadion Brawijaya Banjaran. Disamping itu juga terdapat berbagai
kawasan wisata rohani sejalan dengan perkembangan syiar islam di
Kota Kediri dengan keberadaan pondok-pondok pesantren besar seperti,
Pondok Pesantren Lirboyo, Pondok Pesantren Kedunglo, Pondok
Pesantren LDII yang secara rutin mengadakan agenda tahunan yang
dihadiri oleh masyarakat dari berbagai penjuru nusantara.
C. Kawasan Pengembangan Sosial Budaya
Kawasan pengembangan sosial budaya merupakan kawasan adat
tertentu, kawasan konservasi warisan budaya dan kawasan pusat
pendidikan. Kawasan tersebut potensial untuk pengembangan sosial
budaya di Kota Kediri,antara lain:
 Kawasan Goa Selomangleng
Merupakan kawasan yang dikembangkan sebagai wisata alam dan
perlindungan terhadap peninggalan bersejarah. Kegiatan-kegiatan yang
dapat dilakukan di kawasan tersebut selain rekreasi adalah kegiatan
olahraga, pendidikan, perkemahan dan sebagainya.
 Kawasan Makam Kuno
Beberapa situs makam kuno sebagai peninggalan budaya yang perlu
dijaga kelestariannya dan dikembangkan sebagai kawasan wisata religi,
yaitu Makam Sunan Geseng, Kompleks Makam Islam Mbah Wasil,
Makam Kuno Mbah Boncolono dan berbagai macam ziarah makam
islam lainnya.
 Kawasan Pendidikan
Pengembangan kawasan pendidikan diutamakan di bagian barat
wilayahKota Kediri, terdiri daripendidikan dasar, menengah dan
pendidikan tinggi. Untuk meningkatkan kualitas di bidang pendidikan dan
mempermudah akses masyarakat Kota Kediri dan sekitarnya untuk
memperoleh pendidikan tinggi, diKecamatan Mojoroto akan
dikembangkan pendirian Perguruan Tinggi Negeri unggulan.Dengan
adanya perguruan tinggi unggulan di Kota Kediri diharapkan dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta membawa multiplier
effect di berbagai sektor.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -5


D. Kawasan Pendukung Lingkungan Hidup
 Kawasan Resapan Air
Merupakan kawasan yang memiliki kemampuan tinggi meresapkan air
hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akuiver) yang
berguna sebagai penyedia sumber air. Kawasan resapan air Kota Kediri
terdapat di Kecamatan Pesantren seluas 7,30 ha tepatnya di Kelurahan
Betet, Kelurahan Pakunden dan Kelurahan Jamsaren serta di
Kecamatan Mojoroto seluas 663, 50 ha tepatnya di Kelurahan Pojok.
Sebagian besar kawasan yang berfungsi sebagai kawasan resapan air
ini merupakan kawasan lahan pertanian dan hutan yang perlu
dilestarikan untuk menjaga kemampuan resapan air.
 Kawasan Perlindungan Setempat
Kota Kediri memiliki beberapa mata air dan sungai yang berfungsi
sebagai sumber air bersih maupun drainase. Untuk melindungi
kelestarian mata air dan sungai diperlukan kawasan perlindungan
setempat berupa sempadan mata air dan sempadan sungai. Luas
sempadan mata air di Kota Kediri secara keseluruhan adalah 22,86 ha
yang tersebar di Kecamatan Mojoroto yaitu di Kelurahan Pojok dan
Gayam; Kecamatan Kota berada di Kelurahan Ngadirejo, Rejomulyo dan
Banjaran; serta Kecamatan Pesantren tepatnya di Kelurahan
Singonegaran, Blabak dan Betet. Sempadan sungai di Kota Kediri
berada di Kecamatan Mojoroto seluas 53,30 ha; di Kecamatan Kota
seluas 23,67 ha; di Kecamatan Pesantren seluas 25,18 ha. Keberadaan
kawasan sempadan mata air dan sempadan sungai tersebut perlu
dipertahankan dan dikembangkan sebagai lahan konservasi sumber air
untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat terhadap air bersih dan
drainase.
 Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 dan Permendagri
Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penyediaan Ruang Terbuka Hijau
Perkotaan, kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota yang perlu
dipertahankan keberadaannya minimal 30% dari keseluruhan luas

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -6


wilayah dengan RTH publik sebesar 20% dan RTH privat sebesar 10%.
Kawasan RTH publik yang terdapat di Kota Kediri meliputi taman kota,
hutan kota, makam, jalur hijau, sempadan sungai, median jalan dan
kebun bibit masih seluas 448 ha atau 7% dari luas wilayah. Sehubungan
dengan hal ini diperlukan upaya pengembangan kawasan RTH publik
maupun privat, sehingga luas keseluruhan kawasan RTH di Kota Kediri
dapat mencapai standar yang telah ditetapkan.
 Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya
Perlindungan terhadap suaka alam dan cagar budaya di Kota Kediri
meliputi kawasan Gunung Klotok dan Gunung Maskumambang yang
berlokasi di Kecamatan Mojoroto yang merupakan pusat pengembangan
kawasan wisata kota. Di kawasan ini terdapat peninggalan-peninggalan
sejarah serta bangunan-bangunan yang dikembangkan sebagai fasilitas
pendukung kawasan wisata. Upaya pengembangan kawasan suaka
alam dan cagar budaya ditujukan terutama untuk kepentingan
konservasi, sehingga pemanfaatannya harus tetap dibatasi agar tidak
merusak ekosistem dan kealamian lingkungan.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana


Berdasarkan analisa fisik, Kota Kediri tidak memiliki kawasan rawan
bencana alam yang memerlukan perhatian khusus. Bencana yang rawan terjadi
di wilayah Kota Kediri meliputi kebakaran, banjir dan erosi. Kepadatan
penduduk yang terpusat di wilayah perkotaan ditambah dengan pertumbuhan
penduduk yang cukup tinggi menyebabkan daerah perkotaan menjadi rawan
terhadap bencana kebakaran dan banjir. Sedangkan wilayah perbukitan
dengan kemiringan lereng yang curam serta jenis tanah alluvial berisiko
mengalami erosi.
Kawasan rawan bencana kebakaran di Kota Kediri terdapat di Kelurahan
Dandangan, Kelurahan Ngadirejo, Kelurahan Kemasan, Kelurahan Setono
Pande, Kelurahan Ringin Anom, dan Kelurahan Bandar Lor yang merupakan
pemukiman padat. Terjadinya bencana kebakaran disebabkan oleh tingkat
kepadatan bangunan yang tinggi, kondisi kelayakan bangunan serta

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -7


kesesuaiannya dengan standar keamanan dan kurangnya RTH privat maupun
publik.

Kawasan rawan bencana banjir di Kota Kediri yaitu Kelurahan Balowerti,


Kelurahan Manisrenggo, Kelurahan Ngampel, Kelurahan Balowerti, dan
Kelurahan Kaliombo merupakan kawasan rawan bencana banjir dengan
kedalaman genangan air sekitar 15 – 30 cm berdurasi selama 15 – 30 menit
per kejadian; Kelurahan Jamsaren dengan kedalaman genangan air sekitar 30
– 45 cm berdurasi 15 – 30 menit per kejadian; Kelurahan Setono Pande dengan
kedalaman genangan air sekitar 15 – 30 cm berdurasi selama 15 – 30 menit
per kejadian; serta di wilayah Ngadisimo serta Kelurahan Mojoroto. Terjadinya
bencana banjir disebabkan oleh kurang memadainya saluran drainase serta
pendangkalan dan penyempitan saluran drainase akibat sedimentasi dan
sampah.

Kawasan rawan bencana erosi di Kota Kediri ada di wilayah Kecamatan


Mojoroto bagian barat yang merupakan perbukitan dengan kemiringan lereng
sekitar 40%. Kawasan tersebut merupakan pusat suaka alam dan cagar
budaya, sehingga perlu dilakukan antisipasi untuk mengurangi risiko terjadinya
erosi.

2.1.4. Demografi
A. Jumlah Penduduk
Sebagai pusat pelayanan jasa bagi daerah di sekitarnya, pertumbuhan
penduduk di Kota Kediri cenderung meningkat, khususnya pertumbuhan
penduduk yang terjadinya karena adanya perpindahan penduduk dari luar
daerah ke Kota Kediri.Apabila tidak ada pengendalian, maka tingkat urbanisasi
masyarakat ke Kota Kediri akan semakin tinggi.

Pertumbuhan penduduk Kota Kediri berdasarkan Sensus Penduduk


berturut-turut sebesar 2,34% (SP 1980); 1,19% (SP 1990) dan 1% (SP 2000).
Adapun gambaran perkembangan penduduk Kota Kediri berdasarkan data
registrasi kependudukan selama kurun waktu 1996 – 2011 dapat dicermati
pada tabel II-1.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -8


Tabel II-1
Gambaran Perkembangan Penduduk Kota KediriTahun 1996-2011

Kepadatan
Jumlah Perkembangan
Tahun Laki-laki Perempuan Penduduk
penduduk Penduduk
(Jiwa/km2)
1996 115.462 119.574 235.036 0,20 3.707
1997 115.616 119.998 235.614 0,24 3.716
1998 116.055 120.252 236.307 0,29 3.727
1999 116.135 120.440 236.575 0,11 3.731
2000 117.192 121.344 238.536 0,83 3.762
2001 117.433 121.768 239.201 0,28 3.773
2002 117.916 122.247 240.163 0,40 3.788
2003 118.352 122.627 240.979 0,34 3.801
2004 118.371 122.799 241.170 0,08 3.804
2005 118.650 122.603 241.253 0,03 3.805
2006 118.673 122.763 241.436 0,08 3.806
2007 122.675 126.076 248.751 3,03 3.923
2008 143.192 141.746 284.938 14,56 4.494
2009 149.865 148.096 297.961 4,56 4.699
2010 144.690 146.601 290.991 0.94 4.590
2011 152.024 150.648 302.672 4,01 4.774
Sumber data: BPS Kota Kediri

Selama kurun waktu 1996-2006, jumlah penduduk Kota Kediri dari tahun
ke tahun semakin meningkat dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif
kecil (kurang lebih 1%), namun semenjak tahun 2007 hingga tahun 2011
pertumbuhan penduduk terus meningkat seiring dengan perkembangan
aktivitas ekonomi masyarakat. Pada akhir tahun perencanaan RPJPD (2025)
diharapkan laju pertumbuhan penduduk bisa ditekan dibawah 1% bahkan nol
persen.
Administrasi data statistik kependudukan Kota Kediri mencatat jumlah
penduduk sampai dengan akhir Tahun 2011, berjumlah 302.672 jiwa terdiri dari
152.024 laki-laki dan 150.428 perempuan. Bila dibandingkan dengan kondisi
penduduk berdasarkan pendataan kependudukan SIAK tahun 2010 yang
mencapai sejumlah 290.991, maka jumlah penduduk Kota Kediri pada tahun
2011 mengalami peningkatan sebesar 4,01%. Adapun laju pertumbuhan

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -9


penduduk Kota Kediri selama sepuluh tahun terakhir dilihat dari proyeksi SP
2010 sebesar 0,90 persen. Sex ratio penduduk laki-laki terhadap perempuan
pada tahun 2011 sebesar 99,09 atau hampir mencapai rasio 100, berarti
adanya keseimbangan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Oleh
karena itu, setiap aktivitas pembangunan hendaknya mengutamakan
pengarusutamaan gender sebagai mainstream dalam proses pembangunan,
baik dari awal perencanaan, pelaksanaan maupun pelestarian hasil-hasil
pembangunan.
Secara riil, perkembangan penduduk Kota Kediri dari tahun ke tahun
selama kurun waktu 2006-2011 mengalami fluktuatif, peningkatan jumlah
penduduk tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu mencapai 14,55%.
Meningkatnya pertumbuhan penduduk pada tahun tersebut lebih banyak
disebabkan karena faktor urbanisasi, dengan amenity yang dimiliki oleh Kota
Kediri khususnya dalam pemberian layanan kebutuhan dasar masyarakat yaitu
peningkatan kualitas derajat kesehatan dan layanan pendidikan yang secara
tidak langsung telah mendorong arus urbanisasi penduduk ke Kota Kediri.
Adanya penurunan jumlah penduduk di tahun 2010 dibanding tahun
2009, dikarenakan adanya penertiban pendataan kependudukan secara
elektronik yang memungkinkan tertib pendataan, sehingga tidak terdapat data
ganda kependudukan sebagaimana yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Selanjutnya pada tahun 2011 jumlah penduduk mengalami peningkatan
sebesar 3,85% dibanding tahun 2010, peningkatan terjadi karena faktor
kelahiran dan mutasi penduduk dari luar daerah, selengkapnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel II-2
Jumlah Penduduk Kota Kediri, Dirinci Menurut Kecamatan,
Hasil Registrasi Penduduk, 2007-2011
Kecamatan Jumlah
Tahun Penduduk
Mojoroto Kota Pesantren Kota
Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total
2007 46.740 46.270 93.010 40.291 44.030 84.321 35.644 35.77671.420 248.751
2008 55.976 53.582 109.558 45.572 46.690 92.262 41.644 41.47483.118 284.938
2009 58.840 56.191 115.031 47.540 48.561 96.101 43.485 43.34486.829 297.961
2010 56.225 53.958 110.183 47.696 48.653 96.349 42.380 42.07984.459 290.991
2011 58.720 56.328 115.048 48.928 49.775 98.703 44.596 44.42588.921 302.672

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -10


Dari tabel II-2dapat diketahui bahwa persebaran penduduk paling banyak
di Kecamatan Mojoroto dengan jumlah 115.048 jiwa pada tahun 2011.
banyaknya penduduk per kecamatan dan kepadatan penduduk tahun 2011
dapat dilihat pada tabel II-3. Kecamatan Mojoroto mempunyai luas terbesar di
Kota Kediri sebesar 24,601 Km2terdiri dari 14 kelurahan dengan rata-rata
penduduk per kelurahan sebesar 8.217 jiwa,sedangkankepadatan penduduk
terbesar ada di Kecamatan Kota yaitu 6.624 jiwa per km2.Adapun komposisi
penduduk WNI dan WNA dapat dilihat pada tabel II-4.
Tabel II-3
Banyaknya Penduduk per Kecamatan dan Kepadatan Penduduk ( jiwa/km2)

Rata2
Kepadatan
Kecamatan Penduduk Kelurahan Penduduk per Luas (Km2)
Penduduk
Kelurahan
Mojoroto 115.048 14 8.217 24,601 4.676
Kota 98.703 17 5.806 14,900 6.624
Pesantren 88.921 15 5.928 23,903 3.720
Jumlah 302.672 46 19.951 63.404 4.773
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencacatan Sipil Kota Kediri

Tabel II-4
Jumlah Penduduk menurut Kewarganegaraan per Kecamatan, 2011
WNI WNA
Kecamatan
L P Jumlah L P Jumlah
Mojoroto 58.718 56.328 115.046 2 - 2
Kota 48.928 49.770 98.698 - 5 5
Pesantren 44.595 44.325 88.920 1 - 1
Jumlah 152.241 150.423 302.664 3 5 8
2010 146.301 144.690 290.991 3 5 8
2011 149.865 148.091 297.956 2 5 7
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencacatan Sipil Kota Kediri

B. Komposisi Penduduk berdasarkan Usia


Sedangkan untuk mengetahui penduduk usia sekolah dan usia
kerja/produktif dapat diketahui dari komposisi jumlah penduduk berdasarkan
usia.Berdasarkan data kependudukan Tahun 2011, menurut kelompok

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -11


umurdan jenis kelamin, komposisi kependudukan di Kota Kediri dapat dilihat
pada tabel II-5, berikut ini.
Tabel II-5
Proporsi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin
Di Kota Kediri Tahun 2011

KELOMPOK UMUR JUMLAH PENDUDUK


NO
(TAHUN) Laki-Laki Perempuan Total
1. <1 2.145 1.951 4.096
2. 1–4 9.293 8.863 18.156
3. 5–9 12.528 11.852 24.380
4. 10 – 14 11.268 10.825 22.093
5. 15 – 19 10.450 10.023 20.473
6. 20 – 24 11.695 10.664 22.359
7. 25 – 29 14.823 13.899 28.722
8. 30 – 34 14.534 13.466 28.000
9. 35 – 39 12.720 11.876 24.596
10. 40 – 44 11.789 11.144 22.933
11. 45 – 49 10.052 11.308 21.360
12. 50 – 54 9.270 9.706 18.976
13. 55 – 59 7.363 7.449 14.812
14. 60 – 64 5.185 5.412 10.597
15. ≥ 65 8.909 12.210 21.119
JUMLAH 152.024 150.648 302.672
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Kediri

Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur, sekitar 70,32 persen


penduduk Kota Kediri termasuk kelompok usia produktif (umur 15-64 tahun),
dan sekitar 29,68 persen masuk dalam kelompok usia non produktif (0-14 tahun
dan 65 tahun ke atas). Angka ketergantungan (Dependency Ratio), sebesar
42,21, sedangkan pada tahun 2010 dependency ratio sebesar 41,17%. Hal ini
berarti bahwa beban ketergantungan yang harus ditanggung oleh penduduk
usia produktif terhadap penduduk usia non produktif pada tahun 2011 lebih
tinggi bila dibandingkan tahun 2010. Sehingga pemerintah perlu melakukan
induced khususnya peningkatan program-program yang mampu mendorong
meningkatnya pendapatan masyarakat sehingga tingkat kesejahteraan hidup
dapat dipertahankan.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -12


C. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan menjadi indikator utama kualitas manusia. Semakin tinggi
tingkat pendidikan yang ditempuh oleh rata-rata penduduk suatu daerah
mencerminkan semakin tingginya capaian pendidikan penduduk daerah
tersebut. Menurut jenjang pendidikan, tingkat pendidikan yang dicapai
penduduk Kota Kediri pada Tahun 2011 terbesar adalah setingkat SLTA yakni
sebesar 87.108 jiwa (28,78%), selanjutnya tingkat pendidikan tamat
SD/sederajat (19,22%), SLTP/sederajat (16,09%), sedangkan yang
berpendidikan sarjana strata 1 (D4/S1) sebanyak 7,19%. Hal ini menunjukkan
bahwa capaian indeks pendidikan relatif cukup baik untuk menunjang
pelaksanaan pembangunan. Menurut kualifikasi pendidikan, proporsi tingkat
pendidikan penduduk di Kota Kediri dapat dilihat selengkapnya pada grafik
berikut ini :
Grafik II-1

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Kediri

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


2.2.1. Fokus Kesehjateraan dan Pemerataan Ekonomi
A. Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di Kota

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -13


Kediri dapat dilihat dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik
atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.PDRB atas dasar
harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi.
Melalui pendekatan produksi, ada 9 sektor ekonomi yang digunakan untuk
mengukur PDRB atas dasar harga berlaku,selengkapnya nilai kontribusi
persektor pada PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Kediri Tahun 2007-2011
(dalam milyar) dapat dilihat pada tabel II-6 berikut ini
Tabel II-6
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Kediri
Tahun 2007 s.d 2011(dalam Milyar rupiah)

2007 2008 2009 2010 2011*


No. Sektor
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian 81,026 0,21 88,632 0,20 94,834 0,19 103,015 0,18 116,030 0,18
Pertambangan
2 2,273 0,01 2,637 0,01 1,897 0,00 0,243 0,00 0,211 0,00
& Penggalian
Industri
3 28.675,360 75,20 33.428,780 75,53 37.915,032 75,21 42.827,448 74,81 47.375,029 72,53
Pengolahan
Listrik,Gas, &
4 147,328 0,39 154,987 0,35 162,321 0,32 179,673 0,31 198,501 0,30
Air bersih
5 Konstruksi 72,084 0,19 82,709 0,19 94,901 0,19 108,355 0,19 128,142 0,20
Perdagangan,
6 Hotel, & 6.736,907 17,67 7.794,887 17,61 9.021,751 17,90 10.508,362 18,36 13.446,787 20,59
Restoran
Pengangkutan
7 329,216 0,86 371,488 0,84 419,180 0,83 452,398 0,79 508,514 0,78
& Komunikasi
Keuangan,
8 sewa, & Js. 1.547,707 4,06 1.716,238 3,88 1.986,625 3,94 2.284,863 3,99 2.647,196 4,05
Perusahaan
9 Jasa-jasa 542,717 1,02 619,441 1,40 717,810 1,42 782,975 1,37 901,572 1.38
PDRB dengan PT
38.134,622 100,00 44.259,802 100,00 50.414,354 100,00 57.247,336 100,00 65.321,986 100,00
Gudang Garam
PDRB tanpa PT
12.584,425 14.605,734 15.883,664 19.227,873 21.329,111
Gudang Garam
*) Angka sementara
Sumber : BPS Kota Kediri

Dari sembilan sektor tersebut di atas, dapat diketahui bahwa sektor


industri merupakan penyumbang PDRB paling besar pada tiap tahunnya, hal ini
karena keberadaan industri rokok yaitu PT Gudang Garam yang terdapat di
Kota Kediri sehingga menjadikan sektor industri sebagai pemberi kontribusi
terbesar dalam PDRB Kota Kediri. Akan tetapi apabila dilihat dari
trendkontribusi persektordalam pembentukan PDRB, sektor industri

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -14


menunjukkan tren penurunan.Sedangkan sektor perdagangan, hotel &restoran
terus meningkat dari sekitar 17,67% di tahun 2007 menjadi 20,59% di tahun
2011, sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pertumbuhan ekonomi pada
sektor tersebut yangterus berkembang.
Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri dari tahun ke
tahun dapat dilihat dengan menggunakan perhitungan PDRB Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK). Nilai kontribusi persektor pada PDRB Atas Dasar Harga
Konstan Kota Kediri Tahun 2007-2011 (dalam milyar rupiah) dapat dilihat pada
tabel II-7 berikut ini.

Tabel II-7
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Konstans (ADHK)
Di Kota Kediri Tahun 2007 s.d 2011 (dalam Milyar rupiah)

2007 2008 2009 2010 2011*


No. Sektor
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian 42,424 0,22 42,808 0,22 43,764 0,21 43,975 0,20 46,065 0,19
Pertambangan
2 1,135 0,01 1,282 0,01 0,831 0,00 0,103 0,00 0,105 0,00
& Penggalian
Industri
3 14.080,399 74,64 14.608,691 74,00 15.174,720 73,16 16.065,026 73,13 16.859,214 71,11
Pengolahan
Listrik, Gas, &
4 50,184 0,27 52,098 0,26 53,919 0,26 56,222 0,26 60,450 0,25
Air Bersih
5 Konstruksi 38,176 0,20 39,675 0,20 42,015 0,20 44,184 0,20 48,157 0,20
Perdagangan,
6 Hotel , & 3.396,172 18,00 3.661,800 18,55 3.972,843 19,15 4.223,367 19,23 5.037,852 21,25
Restoran
Pengangkutan
7 166,274 0,88 183,165 0,93 203,687 0,98 214,976 0,98 240,251 1,01
& Komunikasi
Keuangan,
8 Sewa, & Js. 827,120 4,38 870,738 4,41 942,730 4,55 997,294 4,54 1.071,588 4,52
Perush.
9 Jasa-jasa 261,572 1,39 282,343 1,43 307,100 1,48 322,189 1,47 346,514 1,46

PDRB dengan PT
18.863,459 100 19.742,603 100 20.741,612 100 21.967,339 100 23.710,199 100
Gudang garam

PDRB tanpa PT
6.075,206 6.250,780 6.442,679 6.678,481 7.023,090
Gudang Garam
*) Angka sementara
Sumber: BPS Kota Kediri.

BIla dilihat dari struktur ekonomi,Kota Kediri mempunyai struktur


ekonomi pada sektor sekunder yang memberikan kontribusi tinggi mencapai

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -15


lebih dari 70% baik ADHK maupun ADHB terutama pada sektor industri, akan
tetapi sektor tersier mempunyai tren pertumbuhan mencapai lebih dari 25%
pada tahun 2011 khususnya pada sektor perdagangan, hotel dan restoran yang
mencapai pertumbuhan 20% di tahun yang sama. Sektor primer dalam hal ini
sektor pertanian mencatat pertumbuhan melambat. Perkembangan kontribusi
sektor dalam PDRB Kota Kediri tahun 2007-2011 atas dasar harga berlaku
(ADHB) &atas dasar harga konstan (ADHK) dapat dilihat pada tabel II-8
Tabel II-8
Perkembangan kontribusi sektor dalam PDRB Kota Kediri tahun 2007-2011
atas dasar harga berlaku (ADHB) dan atas dasar harga konstan (ADHK)

2007 2008 2009 2010 2011*


Sektor
ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK
Primer 0,22 0,23 0,21 0,22 0,19 0,21 0,18 0,20 0,18 0,19
Pertanian 0,21 0,22 0,20 0,21 0,19 0,21 0,18 0,20 0,18 0,19
Petambangan
0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
&Penggalian
Sekunder 75,77 75,12 76,06 74,46 75,72 73,63 75,31 73,58 73,02 71,57
Industri 75,09 74,65 75,52 74,00 75,21 73,17 74,81 73,12 72,52 71,12
Listrik, Gas
0,39 0,27 0,35 0,26 0,32 0,26 0,31 0,26 0,30 0,25
dan Air Bersih
Bangunan 0,19 0,20 0,19 0,20 0,19 0,20 0,19 0,20 0,20 0,20
Tersier 24,01 24,65 23,73 25,32 24,09 26,16 24,51 26,22 26,80 28,24
Perdagangan,
Hotel & 17,67 18,00 17,61 18,55 17,90 19,15 18,36 19,23 20,59 21,25
Restoran
Pengangkutan
0,86 0,88 0,84 0,93 0,83 0,98 0,79 0,98 0,78 1,01
&Komunikasi
Keuangan,
Persewaan & 4,06 4,38 3,88 4,41 3,94 4,55 3,99 4,54 4,05 4,52
Jasa Perush.
Jasa – Jasa 1,42 1,39 1,40 1,43 1,42 1,48 1,37 1,47 1,38 1,46
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,0 100,0 100,00
*) Angka Sementara
Sumber : BPS Kota Kediri.

Khusus untuk sektor pertanian yang mempunyai kontribusi kurang


signifikan terhadap percepatanpertumbuhan ekonomi kota secara
keseluruhan,fokus pengembangannya lebih diarahkan untuk menjaga
keberlanjutan usaha dari masyarakat petani yang selanjutnya diharapkan terjadi
peningkatan kesejahteraan melalui peningkatan nilai tambah ekonomi keluarga.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -16


Adapun Sektor yang mengalami pertumbuhan kontribusi tertinggi adalah
sektor perdagangan, hotel &restoran, sektor kedua adalah sektorpengangkutan
dan komunikasi disusul sektor kontruksi. Pertumbuhan kontribusi masing-
masing sektor PDRB atas dasar berlaku dan atas dasar harga konstan pada
tahun 2011 terlihat pada tabel II-9

Tabel II-9
Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb)
dan Harga Konstan (Hk), 2011
Pertumbuhan
No. Sektor
Hb (%) Hk (%)
1 Pertanian 12,63 4,75
2 Pertambangan & Penggalian -12,94 1,89
3 Industri Pengolahan 10,62 4,94
4 Listrik,Gas, & Air bersih 10,48 7,52
5 Konstruksi 18,26 8,99
6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 27,96 19,29
7 Pengangkutan & Komunikasi 12,40 11,76
8 Keuangan, sewa, & Jasa Perusahaan 15,86 7,45
9 Jasa-jasa 15,15 7,55
PDRB dengan PT Gudang Garam 14,10 7,93
PDRB tanpa PT Gudang Garam 10,46 5,16
Sumber : BPS Kota Kediri

Pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri secara fluktuatif menunjukkan trend


peningkatan disetiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi dengan PT. Gudang
Garam di tahun 2011 adalah 7,93%, sedangkan tanpa PT. Gudang Garam
sebesar 5,16%.Bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional
maupun Provinsi Jawa Timur, pertumbuhan ekonomi Kota Kediri dengan PT.
Gudang Garam sebesar 7,93% pada tahun 2011, lebih tinggi bila dibandingkan
dengan Pertumbuhan Ekonomi Regional Jawa TImur (7,20%) dan Nasional
(6,5%). Secara umum perkembangan pertumbuhan ekonomi Kota Kediri dapat
digambarkan pada Grafik II-2dibawah ini:

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -17


Grafik II-2
Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kota Kediri

9
8 7,93
7
6 5,91
Persentase

5 5,06 5,16
4,51 4,66
4
3,66
3 2,89 3,07
2
2,46
1
0
2007 2008 2009 2010 2011

Dengan Gudang Garam Tanpa Gudang Garam

Selanjutnya data perkembangan pertumbuhan ekonomi Kota Kediri


berdasarkan per sektor lapangan usaha dapat dilihat pada tabel II-10

Tabel II-10
Perkembangan Pertumbuhan EkonomiKota Kediri
Tahun 2007-2011 (%)

Tahun
Lapangan Usaha
2007 2008 2009 2010 2011
Pertanian 2,15 0,91 2,23 0,48 4,75
Pertamb. & Penggalian 3,46 12,93 -35,17 -87,61 1,94
Industri pengolahan 4,13 3,75 3,87 5,87 4,94
Listrik,gas & air bersih 3,15 3,81 3,49 4,27 7,52
Bangunan 4,36 3,93 5,90 5,16 8,99
Perdagangan,Hotel & Resto 6,01 7,82 8,49 6,31 19,3
Pengangkutan & Komunikasi 7,84 10.16 11,20 5,54 11,8
Keu. Persewaan & jasa pers 4,45 5,27 8,27 5,79 7,45
Jasa-jasa 4,60 7,94 8,77 4,91 7,55
Dengan PT. GG 4,51 4,66 5,06 5,91 7,93

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -18


Tahun
Lapangan Usaha
2007 2008 2009 2010 2011
Tanpa PT. GG 2,46 2,89 3,07 3,66 5,16
Sumber : PDRB Kota Kediri
B. Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita
Secara makro tingkat kesejahteraan masyarakat dilihat dari faktor
ekonomi dapat dicermati dari perkembangan PDRB perkapita atau sering
disebut dengan pendapatan perkapita. Pendapatan Perkapita di Kota Kediri
mengalami kenaikan per tahun sehinggaperekonomiandi Kota Kediri semakin
membaik dan daya beli masyarakat relatif stabil. PDRB per kapita atas dasar
harga berlaku dengan PT. Gudang Garam pada tahun 2007-2010 serta PDRB
per kapita atas dasar harga konstans berdasarkan metode perhitungan terbaru
didapatkan hasil seperti tertera pada tabel II-11

Tabel II-11
Agregat PDRB Per Kapita Kota Kediri Tahun 2007-2010
(Dengan PT. Gudang Garam)
No Uraian 2007 2008 2009 2010
Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB Per Kapita (Rp.) 142.250.373,20 163.698.441,24 183.015.464,29 204.368.507,66
Atas Dasar Harga Konstan 2000
PDRB Per Kapita (Rp.) 70.364.777,630 73.019.608,88 75.296.726,66 78.422.015,18
Penduduk Pertengahan
268.081 270.374 275.465 280.117
tahun (jiwa)
Sumber : PDRB Kota Kediri 2010, BPS

C. Inflasi
Dilihat dari perkembangan tingkat inflasi, stabilitas ekonomi Kota Kediri
relatif cukup stabil. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata laju inflasi di Kota Kediri
yang tidak melebihi dua digit dan mempunyai rata-rata inflasi 6,038% yang lebih
kecil dibandingkan rata-rata inflasi Jawa Timur dan Nasional. Selama kurun
waktu tahun 2007-2011, Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008 yang mencapai
9,52% hal tersebut terjadi karena adanya kenaikan BBM di pertengahan tahun
2008 dan krisis ekonomi global yang melanda negara-negara besar, akan tetapi

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -19


inflasi di Kota Kediri masih lebih rendah dibanding inflasi di Jawa Timur (9,96%)
dan inflasi Nasional (11,06%) ditahun tersebut, sedangkan terendah
3,40%pada tahun 2009.

Perkembangan tingkat inflasi tahun 2007-2011 secara lengkap dapat


dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel II-12
Inflasi year on year,Tahun 2007-2011
Inflasi 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-Rata
Inflasi Kota Kediri 6,85 9,52 3,40 6,80 3,62 6,038
Inflasi Jawa Timur 6,48 9,96 3,62 6,96 4,09 6,216
Nasional 6,59 11,06 2,78 6,96 3,79 6,236
Sumber : BPS 2011, diolah

Di sisi harga, inflasi tahun 2011 berhasil ditekan sehingga berada pada
level 3,62% (yoy), jauh lebih rendah dari inflasi tahun 2010 sebesar 6,80%
(yoy). Kondisi ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh Bank
Indonesia dan koordinasi yang semakin intensif dengan Pemerintah baik di
tingkat pusat melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Dari sisi Bank
Indonesia, kebijakan diarahkan untuk mengelola ekspektasi inflasi, aliran modal
masuk, dan ekses likuiditas yang sempat mengalami tekanan di awal tahun.
Selain itu, pada semester kedua tahun 2011, Bank Indonesia menempuh
kebijakan yang akomodatif setelah mempertimbangkan meredanya tekanan
inflasi dan diyakini akan berada pada kisaran sasarannya serta meningkatnya
risiko perlambatan ekonomi global. Di sisi Pemerintah, kebijakan diarahkan
untuk mengatasi tekanan inflasi yang berasal dari keterbatasan pasokan dan
hambatan distribusi, khususnya bahan pangan pokok dan energi. Rendahnya
tekanan inflasi juga didukung oleh langkah Pemerintah mengalokasikan
anggaran yang cukup untuk subsidi dalam rangka ketahanan pangan dan
stabilitas harga komoditas energi.Bila dibanding dengan tujuh kota di Jawa
Timur yang dihitung sebagai penimbang IHK-Nasional, tingkat inflasi di Kota
Kediri menduduki peringkat kelima setelah Kota Probolinggo. Inflasi tertinggi
terjadi di Kota Surabaya 4,72%, dan Sumenep 4,18%, terendah Jember 2,43%.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -20


Sedangkan tingkat inflasi nasional sebesar 3,79%, berarti capaian tingkat inflasi
di Kota Kediri 3,62%, masih lebih rendah bila dibanding nasional. Secara
lengkap dapat dilihat pada Grafik II-3

Grafik II-3
Inflasi 7 Kota di Jawa Timur Tahun 2010-2011

Sumber : BPS, diolah

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial.


A. Kemiskinan, PMKS dan Pengangguran
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin di Kota Kediri, tahun
2003 tercatat sebanyak 11.550 KK, tahun 2004 sebanyak 11.409 KK, tahun
2005 sebanyak 10.432 KK (hasil survey pendataan sosial ekonomi dalam
rangka penyaluran Subsidi Langsung Tunai). Pada tahun 2006 dan 2007
sebanyak 10.375 KK, tahun 2008 (hasil Pendataan Program Perlindungan
Sosial/PPLS yang dilakukan pada bulan September-Desember 2008
menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Kota Kediri berkisar 11.098
KK. Peningkatan jumlah penduduk miskin di tahun 2008 terjadi karena adanya
inflasi harga besar yang terjadi di tahun tersebut karena adanya krisis ekonomi
global dan kenaikan BBM. Sedangkan pada tahun 2009 sebesar 11.049 rumah
tangga miskin dan tahun 2010 jumlah penduduk miskin di Kota Kediri
berdasarkan realise data BPS Propinsi Jawa Timur sebanyak 10.353 RTM
terdiri dari 2.025 rumah tangga sangat miskin, 4.184 rumah tangga miskin dan

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -21


4.144 rumah tangga hampir miskin (Data RTM hasil up dating PPLS’08 BPS
Prov. Jatim dalam Pendataan Gremakertasusila 2009 dan pendataan
kemiskinan 28 Kab/Kota tahun 2010), atau terjadi penurunan jumlah penduduk
miskin di Kota Kediri sebesar 6,30% dibanding tahun 2009.
Pada tahun 2011 jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) di Kota Kediri sebanyak 6.663 jiwa atau sebesar 2,20% dari jumlah
penduduk keseluruhan sebanyak 302.672 jiwa. Bila dibandingkan dengan
target yang direncanakan tahun 2011 di dalam RPJMD Kota Kediri sebesar
3,40% maka capaian kinerja tahun 2011 sebesar 135,25%. Capaian ini
mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana realisasi
jumlah PMKS pada tahun 2011 menurun sebanyak 3.376 orang atau sebesar
1,25% dibanding tahun 2010.
Keberhasilan pencapaian target penurunan jumlah PMKS di Kota Kediri
didukung oleh adanya upaya pelayanan rehabilitasi sosial yang dilakukan oleh
Pemerintah Kota Kediri melalui pemberian bantuan dan pelatihan ketrampilan
dalam rangka menumbuhkan semangat pemberdayaan ekonomi produktif
sebagai wujud komitmen Pemerintah dalam penanganan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial. Selain itu didorong pula oleh tingginya motivasi dan
perubahan sikap mental PMKS dalam meningkatkan taraf hidupnya.
Disisi lain jumlah pengangguran pada tahun 2011 sebanyak 6.890 orang
mengalami penurunan sebesar 30,56% dibanding tahun 2010, sedangkan
tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,94% mengalami penurunan
sebanyak 2,46% bila dibandingkan dengan TPT tahun 2010. Faktor yang
mendorong menurunnya angka pengangguran adalah meningkatnya
tenagakerja siap pakai yang dapat mengisi lapangan kerja serta diperluasnya
informasi dan bursa kerja sampai pada tingkat kelurahan.Berikut data
Kemiskinan dan Pengangguran periode tahun 2006-2010.
Tabel II-13
Kemiskinan, Pengangguran dan PMKSTahun 2004-2011

URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Penduduk Miskin (RTM) 10.375 10.375 11.098 11.049 10.353 10.353
Jumlah Pengangguran (org) 16.017 16.251 15.782 11.221 9.923 6.890

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -22


Jumlah PMKS (org) 10.376 15.863 15.615 10.525 10.039 6.683
Sumber data : BPS, Dinas Sosial dan Tenaga Kota Kediri

Pada Tahun 2011 berdasarkan updating PPLS 2011, dilihat dari indikator
kondisi tingkat kesejahteraan penduduk terendah di Indonesia, di Kota Kediri
tercatat sebanyak : 5.216 RT penduduk dengan kondisi kesejahteraan sampai
dengan 10%, penduduk dengan kondisi kesejahteraan 11%-20% sebanyak
4.822 RT, dan 4.821 RT dengan kondisi kesejahteraan penduduk 20%-
30%.Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2011 tercatat
sebesar 4,93%.

B. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Seberapa jauh pertumbuhan ekonomi berdampak pada pembangunan
manusia, dapat dijelaskan dari perkembangan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM), yang dilihat dari tiga dimensi, yaitu dimensi ekonomi yang diukur dari
tingkat kehidupan yang layak secara keseluruhan, dimensi kesehatan yang
diukur dari rata-rata usia harapan hidup, serta dimensi pendidikan yang diukur
dari rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf.
Capaian Angka IPM Kota Kediri selama periode 2007-2011 menunjukkan
kenaikan yang cukup signifikan. Data Badan Pusat Statistik Provinsi Jatim
dalam pengukuran kinerja makro ekonomi dan sosial, menunjukkan bahwa IPM
Kota Kediri selama kurun waktu 2007-2011 menunjukkan trend yang
meningkat, dari 74,45 pada tahun 2007 meningkat menjadi 76,88 pada tahun
2011 termasuk dalam kategori menengah atas. Perkembangan Angka IPM
Kota Kediri periode tahun 2007 - 2011 dapat dilihat pada tabel II-14.
Tabel II-14
Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Kota Kediri Tahun 2007-2011
Indeks Indeks Harapan Indeks IPM Kota Rata-2 IPM
No. Tahun
Daya Beli Hidup Pendidikan Kediri Prov. Jatim
1. 2007 62,83 74,64 85,90 74,45 69.78
2. 2008 63,99 74,92 86,41 75,11 70.38
3. 2009 64,59 75,30 87,16 75,68 71.06
4. 2010 65,13 75,66 87,72 76,28 70,38

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -23


Indeks Indeks Harapan Indeks IPM Kota Rata-2 IPM
No. Tahun
Daya Beli Hidup Pendidikan Kediri Prov. Jatim
5. 2011 65,83 75,96 88,27 76,68 71,06
Sumber : BPS Kota Kediri dan Pengukuran Kinerja Makro dan Sosial Prov.Jatim

Selanjutnya, berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh BPS Jawa


Timur, dengan menggunakan metode yang telah disempurnakan, dari realise
data capaian IPM se Jawa Timur menunjukkan bahwa capaian IPM Kota Kediri
periode tahun 2007-2011 menunjukkan capaian kinerja yang relative stabil,
yaitu berada pada rangking ke tujuh teratas diantara 38 Kab/Kota di Jawa
Timur. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa capaian IPM Kota Kediri
selama periode 2007-2011 selalu berada diatas capaian rata-rata IPM Jawa
Timur. Peningkatan IPM ini diantaranya disebabkan oleh adanya berbagai
program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Kediri dalam meningkatkan
angka IPM, khususnya program-program pembangunan yang berkaitan dengan
pelayanan di bidang kesehatan, pendidikan maupun ekonomi dan peningkatan
kualitas sarana prasarana masyarakat lainnya. Disamping itu keberhasilan
dalam peningkatan angka IPM ini, tidak terlepas dari peran serta masyarakat
sebagai pemanfaat dan sasaran program-program pembangunan tersebut.
Kecepatan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia diukur dengan
reduksi shortfall (ketertinggalan) per tahun. Selama periode 2007-2011 besaran
reduksi shortfall IPM Kota kediri sebesar 1,76, melebihi Jawa Timur sebesar
1,67. Bila dibandingkan dengan Kab/Kota lainnya pada tahun 2007-2011
reduksi shortfall IPM Kota Kediri adalah tertinggi di Jawa Timur. Hal ini
menggambarkan bahwa Kota Kediri mampu meningkatkan kinerja dengan
cepat dalam memberikan pelayanan peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat. Disamping itu, juga menunjukkan bahwa masyarakat Kota Kediri
sebagai sasaran dan penerima manfaat program pembangunan dengan cepat
mampu berperan aktif dan cepat merespon setiap proses pembangunan yang
diprogramkan oleh pemerintah.

C. Ketenagakerjaan
Penduduk Usia KerjaKota Kediri pada Tahun

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -24


2011mencapai212.828orang atau sekitar 70,31 persen dari total jumlah
penduduk. Sebagai daerah perkotaan (urban), sektor perdagangan dan jasa di
Kota Kediri paling banyak memberikan kesempatan dan lapangan kerja bagi
penduduknya. Pengembangan sektor perdagangan dan jasa ini menjadi fokus
Pemerintah Kota Kediri dalam mengatasi pengangguran, sebab program-
program pembangunan ekonomi riil disektor jasa & perdaganganlah yang
terbukti mampu menggerakkan aktivitas ekonomi masyarakat.
Selain itu Pemerintah Kota Kediri juga berupaya memperluas
kesempatan berusaha masyarakat dengan meningkatkan kualitas pelayanan
perijinan, memberikan fasilitasi kewirausahaan, serta mengembangkan sektor
koperasi dan UMKM dengan berbagai kemudahan akses modal, bimbingan
teknismaupun akses pasar.
Aspek ketenagakerjaan menjadi kunci pembangunan sosial yang sangat
menentukan keberhasilan proses pembangunan itu sendiri. Problem sosial-
ekonomi akan semakin kompleks apabila SDM pada usia produktif ternyata
lebih banyak yang menjadi pengangguran. Tiadanya lapangan kerja serta tidak
adanya kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja mandiri akan
menimbulkan permasalahan-permasalahan sosial-ekonomi yang kompleks.
Kondisi ketenagakerjaan di Kota Kediri pada kurun waktu tahun 2006-2011
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel II-15
Kondisi Ketenagakerjaan Kota KediriTahun 2006 – 2011
JENIS DATA 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Penduduk Usia Kerja 198.985 189.146 207.396 209.983 201.920 206.738
Angkatan Kerja 131.347 133.460 140.055 134.851 134.354 139.747
Tingkat Partisipasi
66,01% 70,56% 67,53% 64,22% 66,54% 67,62%
Angkatan Kerja (TPAK)
Pencari Kerja Terdaftar 4.935 4.188 4.278 2.181 2.244 1.368
Penempatan 2.320 1.408 698 642 691 366
Permintaan/ Lowongan 1.783 1.653 2.794 1.496 1.119 1.383
Jumlah Pengangguran 16.017 16.251 15.782 11.221 9.923 6.890
Tingkat Pengangguran
12,19 % 12,18 % 11,27 % 8,32 % 7,39 % 4,93 %
Terbuka (TPT)
Upah Minimum Kota
602.000 645.000 717.000 856.000 906.000 975.000
(UMK) (Rp.)
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Kediri & BPS Propinsi Jawa Timur

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -25


Upah Minimum Kota (UMK) sebagai ukuran tingkat pendapatan pekerja
secara bertahap tiap tahun mengalami peningkatan dari Rp.602.000,00 pada
tahun 2006, menjadi Rp.975.000,00 pada tahun 2011, atau trend peningkatan
selama 6 tahun terakhir sebesar 10,33% setiap tahunnya.

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga.


Salah satu kebutuhan manusia adalah mengapresiasikan seni budaya
dan olahraga. Oleh karena itu, perlu adanya pembangunan seni budaya
olahraga dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Insani, terutama
diarahkan pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani, serta untuk
membentuk watak dan kepribadian yang memiliki displin dan sportivitas
yang tinggi. Untuk melaksanakan pembangunan seni budaya dan olahraga,
perlu dilakukan berbagai upaya penggalangan dan penggalian terhadap potensi
yang ada, baik dalam bidang sistem pembinaan, lembaga/organisasi,
maupun adanya landasan hukum yang digunakan sebagai dasar
pembangunan seni budaya dan keolahragaan.
A. Seni dan Budaya
Minat masyarakat Kota Kediri terhadap seni budaya itu sendiri, terutama
minat akan budaya lokal, menunjukkan perkembangan yang baik dari waktu
ke waktu. Hal ini tercermin dari jumlah kelompok kesenian yang terus
mengalami peningkatan dari sisi kuantitas. Pada tahun 2007 jumlah
kelompok kesenian hanya 61 kelompok, setelah mengalami penurunan di tahun
2008 menjadi 36 kemudian bertambah lagi menjadi 106 pada tahun 2011.
Tabel II-16
Perkembangan Seni, Budaya Tahun 2007 s.d 2011
No. Capaian Pembangunan 2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah Kelompok
1 61 36 154 157 106
Kesenian
Jumlah Kelompok
2 35 24 24 32 64
Kesenian yang dibina
Sumber : Dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -26


Pembinaan terhadap kelompok seni dan budaya yang dibantu oleh
Pemerintah Kota Kediri dapat terlihat di tabel bawah ini. Dimana terdapat
peningkatan pembinaan tiap tahun terhadap kelompok seni dan budaya yang
ada di Kota Kediri, bahkan di tahun 2011 sudah mencapai 64 kelompok
kesenian yang dibina dari total 106 kelompok kesenian yang terdapat di Kota
Kediri.Sedangkan pada tahun 2011, jumlah grup kesenian yang terdapat
dimasing-masing kecamatan hampir tersebar merata di tiap kecamatan.Kota
Kediri belum mempunyai gedung yang digunakan khusus sebagai pusat
kesenian.
Tabel II-17
Perkembangan Seni, Budaya per Kecamatan Tahun 2011
No Kecamatan Jumlah Grup Kesenian
1 Kec. Pesantren 32
2 Kec. Mojoroto 37
3 Kec. Kota 37
Jumlah 106
Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri

B. Olahraga
KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Kota Kediri sebagai
organisasi yang melakukan koordinasi bidang olahraga dibantu dengan Dinas
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Kediri. Ada beberapa
cabang olahraga andalan di Kota Kediri yang terus dibina dan dikembangkan.
Diantara beberapa cabang olahraga yang telah dibina tersebut seperti
cabang olahraga panahan, sepakbola, atletik, panjat tebing, bulu tangkis,
karate, pencak silat telah mengukir prestasi. Dalam beberapa tahun terakhir
terdapat 28 cabang olahraga yang terdapat di Kota Kediri dan separuh lebih
cabang olahraga tersebut beprestasi. Pada tahun 2011 Kota Kediri sukses
menjadi penyelenggara PORPOV Jawa Timur dan menjadi peringkat ketiga
dalam Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) dengan 15 Medali emas di 16
cabang olahraga. Sedangkan capaian pembangunan olahraga dalam kurun
lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel II-18
Tabel II-18
Capaian Pembangunan di bidang Olahraga Tahun 2007 s.d 2011

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -27


No. Capaian Pembangunan 2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah Fasilitas
Olahraga
a. Gedung 46 46 46 48 48
1
Olahraga
b. Lapangan 20 20 20 20 20
Olahraga
Jumlah cabang 18 dari 18 dari 15 dari 19 dari 11 dari
2 olahraga yang 25 28 28 28 28
berprestasi cabang cabang cabang cabang cabang
Klub Olah Raga yang
3 107 109 109 119 125
dibina
Klub Olah Raga yang
4 181 181 174 181 181
Ada
Sumber : Dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri

Untuk menumbuhkan dan menciptakan budaya olahraga yang


sehat, diperlukan penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang
memadai baik di lingkungan sekolah, pekerjaan maupun pemukiman
sehingga memungkinkan segenap lapisan warga masyarakat melakukan
olahraga dan berbagai aktivitas jasmani. Sehingga sampai dengan tahun
2011 berdasarkan data dari Dinas kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga
tercatat sebanyak 20 lapangan olahraga seperti lapangan bola volley,
bulutangkis, sepak bola, bola basket, tenis lapangan, futsal dan lain-lain
yang tersebar di beberapa kecamatan di Kota Kediri.Gelanggang Olah
Raga (GOR) juga sedang dikembangkan di Kota Kediri yaitu di Kelurahan
Banjar Mlati sebagai kawasan pusat kegiatan olahraga di Kota Kediri.

2.3. Aspek Pelayanan Umum


Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah Kota Kediri
dituntut untuk menerapkan prinsip-prinsip good governance, yaitu partisipatif,
transparansi, kesetaraan, responsive, visioner, akuntabel, efisien dan efektif
serta profesional.

2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -28


A. Pelayanan bidang Pendidikan
Penyelenggaraan urusan pendidikan tahun 2011 menunjukkan kinerja
yang baik dalam pengembangan mutu sumber daya pendidikan, pemerataan,
maupun perluasan pendidikan, seperti tercermin dari capaian angka partisipasi
kasar, angka partisipasi murni dan tingkat kelulusan yang semakin tinggi.
Melalui program-program pembangunan yang diselenggarakan dalam
penyelenggaraan urusan pendidikan Pemerintah Kota Kediri berupaya untuk
meningkatkan dan mendorong meningkatnya jumlah lembaga pendidikan
bermutu di Kota Kediri. Khusus untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan
tinggi, Pemerintah Kota Kediri terus berbenah diri dengan mengembangkan
Politeknik Kediri serta mengembangkan kerjasama dengan perguruan tinggi
negeri maupun perguruan tinggi swasta di luar Kota Kediri. Untuk memperluas
cakupan pelayanan pendidikan, khususnya di perguruan tinggi, Kota Kediri
sedang menjalin kerjasama dengan Universitas Brawijaya Malang untuk
mengembangkan Universitas Brawijaya di Kota Kediri. Kesepakatan dengan
Universitas Brawijaya telah dilakukan sejak tahun 2009. Diharapkan dengan
adanya Perguruan Tinggi Negeri tersebut akan memacu dan meningkatkan
kualitas pendidikan di Kota Kediri.
Upaya pemerataan dan perluasan akses pendidikan dilakukan melalui
perluasan terhadap daya tampung satuan pendidikan, memberikan kesempatan
yang sama bagi semua peserta didik dari berbagai golongan masyarakat yang
berbeda sosial, ekonomi, gender, serta tingkat kemampuan fisik dan intelektual.
Sedangkan penyelenggaraan urusan wajib pendidikan diarahkan untuk
meningkatnya pencapaian standar pelayanan minimal dan meningkatnya
pemerataan pada semua jenjang pendidikan.
Kinerja meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan
pendidikan secara makro dapat dilihat dari capaian Angka Melek Huruf, Angka
Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK).
 Angka Melek Huruf
Salah satu indikator terlaksananya dengan baik pendidikan untuk
masyarakat dapat diketahui dengan meningkatnya angka melek huruf atau
kemampuan baca tulis dalam masyarakat tersebut. Indikator ini juga dapat

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -29


menggambarkan mutu dari SDM yang ada di suatu wilayah yang diukur
dalam aspek pendidikan, karena semakin tinggi angka kecakapan baca
tulis maka semakin tinggi pula mutu dan kualitas SDM.

Dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 persentase


penduduk yang melek huruf mengalami peningkatan, yaitu tahun 2008
persentasenya sebesar 98,10% meningkat menjadi 99,90% pada tahun
2010, selanjutnya pada tahun 2011persentase penduduk yang melek
huruf sebesar 97,33 %. Tahun 2011 mengalami penurunan angka melek
huruf karena adanya pendataan ulang berkaitan dengan e-KTP sehingga
mengalami perubahan jumlah penduduk. Perkembangan angka melek
huruf dapat dilihat pada tabelII-19
Tabel II-19
Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Kediri Tahun 2007 s.d 2011
No. Uraian 2008 2010 2011
1 Jumlah penduduk usia diatas 15
tahun yang bisa membaca dan 210.354 289.409 203.027
menulis
2 Jumlah penduduk usia 15 tahun
214.428 289.689 208.606
keatas
3 Angka melek huruf 98,10 99,90 97,33
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Kediri

Pada tahun 2010/2011, Angka melek huruf tertinggi terdapat di


Kecamatan Kotasebesar 97,97%, dan terendah di kecamatan Pesantren
dengan 96,72% dengan penduduk usia di atas 15 tahun yang bisa membaca
dan menulis sebanyak 57.977 jiwa dari 59.945 jiwa penduduk usia di atas 15
tahun. Secara lengkap Angka melek huruf per kecamatan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel II-20
Angka Melek Huruf menurut kecamatan di Kota KediriTahun 2011
Jumlah penduduk Jumlah Angka
No. Kecamatan usia diatas 15 penduduk melek
tahun yang bisa usia 15 huruf

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -30


baca dan tulis thkeatas
1 Kecamatan Pesantren 57.977 59.945 96,72
2 Kecamatan Kota 72.444 73.946 97,97
3 Kecamatan Mojoroto 72.606 74.715 97,18
Jumlah 203.027 208.606 97,33
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Kediri
 Angka Partisipasi Kasar (APK)
APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur
daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.
Perkembangan angka partisipasi kasar dari jenjang pendidikan SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA dan SMK pada periode tahun 2007-2008, diuraikan
pada tabel II-21.
Tabel II-21
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK)
Jenjang Jumlah Angka Partisipasi Kasar
Pendidikan Tahun anak usia Jumlah siswa yang
sekolah %
(Umur) sekolah
2008 26.134 35.014 133,98
SD/MI
2010 27.392 31.659 115,58
(7-12)
2011 28.142 32.029 113,81
2008 13.430 16.113 119,98
SMP/MTs
2010 19.903 15.958 134,07
(13-15)
2011 12.013 17.163 142,87
2008 24.208 33.039 136,48
SMA/MA/SMK
2010 14.016 39.916 284,79
(16-18)
2011 12.200 30.249 247,94
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Kediri

Secara umum APK di tiap jenjang pendidikan lebih dari 100. Hal
ini karena jumlah siswa yang sedang sekolah disuatu jenjang pendidikan
terdiri dari berbagai kelompok umur atau adanya siswa dengan usia lebih
tua atau lebih muda dibanding usia standar di jenjang pendidikan
tertentu.

 Angka Partisipasi Murni (APM)


APM merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -31


setiap jenjang pendidikan. APM di Kota Kediri untuk tingkat pendidikan
dasar dan menengah rata-rata melebihi 100 persen. Hal tersebut
menunjukkan bahwa keinginan masyarakat baik dari Kota Kediri maupun
dari luar Kota Kediri terhadap pendidikan di Kota Kediri sangat tinggi,
sehingga program penuntasan rintisan wajib belajar 12 tahun dapat
diimplementasikan di Kota Kediri melalui penyediaan sarana prasarana
pendidikan yang memadai tidak hanya bagi penduduk Kota Kediri juga
bagi masyarakat umum. Sedangkan capaian APM di Kota Kediri di
masing-masing jenjang pendidikan dapat dicermati pada tabel II-22.
Tabel II-22
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM)
Jenjang Jumlah penduduk Jumlah siswa usia Angka Partisipasi
Tahun
Pendidikan usia sekolah sekolah Murni (%)
2007 23.689 29.267 101,24

2008 26.134 35.014 133,98


SD/MI
2009 26.946 26.587 98,67
(7 – 12)
2010 27.392 26.844 98,00

2011 28.142 29.371 104,37

2007 12.337 14.018 95,03

2008 13.430 16.113 119,98


SMP/MTs
2009 12.861 14.387 111,87
(13 – 15)
2010 11.903 13.411 112,67

2011 12.013 16.079 133,85

2007 20.025 21.427 107.00

SMA/MA/ 2008 22.910 20.832 90,93

SMK 2009 23.956 20.965 87,51


(16 – 18) 2010 14.016 23.924 170,69

2011 12.200 24.623 201,83


Sumber : Dinas Pendidikan Kota Kediri

Dengan capaian rata-rata Angka Melek Huruf, APK dan APM yang tinggi
di Kota Kediri menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Kota Kediri semakin
baik, penduduk usia sekolah di Kota Kediri dapat tertampung di lembaga

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -32


pendidikan yang ada, serta semakin meningkatnya minat masyarakat luar kota
untuk memperoleh pendidikan di Kota Kediri. Hal tersebut karena jumlah
fasilitas pendidikan sampai dengan tahun 2011 sudah merata disemua jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Fasilitas pendidikan di Kota Kediri
secara lengkap sampai dengan tahun 2011 dijabarkan pada tabel II-23.
Tabel II-23
Jumlah Fasilitas/Lembaga Pendidikan di Kota Kediri, Tahun 2011
Tingkat Negeri Swasta Luar Biasa Terbuka
SD/MI 118 36 4 -
SMP/MTs 11 25 4 1
SMA 10 15 4 -
SMK 3 33 - -
TOTAL 142 99 12 1
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Kediri

Pemerintah Kota Kediri memberikan perhatian yang besar pada


pembangunan pendidikan secara berkelanjutan.Pendidikan mempunyai peran
yang sangat vital dan strategis dalam pembangunan masyarakat.
Pembangunan pendidikan di Kota Kediri difokuskan pada dua hal yaitu
pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan kualitas pendidikan.
Dalam hal pemerataan kesempatan belajar, kemudahan bagi
masyarakat untuk memperoleh akses pendidikan menjadi titik fokus utama,
dengan tujuan untuk meningkatkan taraf pendidikan penduduk Kota Kediri,
termasuk pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Selain
itu untuk mencapai pemerataan kesempatan belajar juga dapat diwujudkan
melalui rehabilitasi gedung sekolah, peningkatan pelayanan pendidikan luar
sekolah serta bantuan biaya pendidikan. Adapun ketersediaan sekolah
dengan penduduk usia sekolah di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel II-24
Tabel II-24
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia SekolahTahun 2007 s.d 2011
No. Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011
1 SD/MI
1.1. Jumlah gedung sekolah 161 161 161 154 154
jumlah penduduk kelompok
1.2. 23.689 26.134 26.946 27.392 28.142
usia 7-12 tahun

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -33


No. Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011
1.3. Rasio 1:147 1:162 1:167 1:178 1:183
2 SMP/MTs
2.1. Jumlah gedung sekolah 36 36 36 36 36
jumlah penduduk kelompok
2.2. 12.337 13.430 12.861 11.903 12.013
usia 13-15 tahun
2.3. Rasio 1:343 1:373 1:357 1:331 1:334
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Kediri
Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah gedung sekolah
pada jenjang SD/MI dari tahun 2009-2010 mengalami penurunan. Penurunan
jumlah gedung sekolah tersebut disebabkan beberapa SD negeri mengalami
regrouping (penggabungan) dikarenakan beberapa pertimbangan seperti
pertimbangan terhadap peserta didik, managerial sekolah, tenaga
pendidikan, segi fisik dan sarana prasarana, segi pelaksanaan kurikulum
pembelajaran, segi ekonomisnya anggaran, serta segi pengembangan
sekolah. Penurunan jumlah lembaga SD/MI disebabkan oleh karena
penggabungan atau izin operasionalnya tidak diperpanjang dikarenakan
tidak memenuhi standart pelayanan minimal seperti belum mempunyai
gedung sendiri dan jumlah murid setiap kelas kurang dari 20 orang. Adapun
ketersediaan sekolah pada tiap kecamatan dan penduduk usia sekolah periode
tahun 2009-2011 dapat dilihat pada tabel II-25 dibawah ini.
Tabel II-25
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia SekolahMenurut kecamatan di Kota
Kediri Tahun 2009 - 2011

SD/MI SMP/MTs
Jumlah jumlah Jumlah jumlah
No. Kecamatan
gedung penduduk Rasio gedung penduduk Rasio
sekolah usia 7-12 th sekolah usia 13-15 th
TAHUN 2009
1 Kec. Pesantren 59 10.239 1:175 7 4.887 1:698
2 Kec. Mojoroto 55 8.623 1:157 14 4.116 1:294
3 Kec. Kota 47 8.084 1:172 15 3.858 1:257
Jumlah 161 26.946 1:167 36 12.861 1:357
TAHUN 2010
1 Kec. Pesantren 46 8.265 1:180 7 3.340 1:477
2 Kec. Mojoroto 56 9.711 1:173 14 4.312 1:342
3 Kec. Kota 52 9.416 1:181 15 4.251 1:283

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -34


Jumlah 154 27.392 1:178 36 11.903 1:330
TAHUN 2011
1 Kec. Pesantren 46 8.455 1:184 7 3.607 1:515
2 Kec. Mojoroto 56 10.693 1:191 14 4.503 1:322
3 Kec. Kota 52 8.994 1:173 15 3.903 1:260
Jumlah 154 28.142 1:183 36 12.013 1:334
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Kediri

Berdasarkan tabel II-25, dapat diketahui bahwa pada tahun 2011


rasio ketersediaan sekolah jenjang SD/MI terhadap penduduk usia 7-12 tahun
tertinggi berada diKecamatan Mojoroto yaitu 1 : 191 dimana rata-rata 1
SD/MI di Kecamatan tersebut menampungsebanyak 191 siswa.
Sedangkan rasioketersediaan sekolah jenjang SMP/MTs terhadap penduduk
usia 13-15 tahun selama tiga tahun berturut-turut tertinggi berada pada
kecamatan Pesantren yaitu 1 : 698, 1:477, dan 1:515 dimana rata-rata 1
SMP/MTs di kecamatan tersebut menampung sebanyak 698 siswa ditahun
2009, 477 siswa ditahun 2010 dan 515 ditahun 2011. Secara umum dapat
diketahui bahwa rata-rata 1 SD/MI di tiap kecamatan menampung 170 – 190
siswa. Sedangkan setiap 1 SMP/MTs di Kota Kediri menampung sekitar 330 –
360 siswa pertahun.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berfokus pada kualitas
hasil anak didik, dapat diwujudkan melalui peningkatan kualitas guru,
peningkatan sarana penunjang belajar seperti buku, laboratorium dan ruang
praktik, optimalisasi manajemen sekolah, serta peningkatan metodologi
pembelajaran. Kota Kediri berusaha mengoptimalkan jumlah guru terutama di
tingkat pendidikan dasar sehingga bisa mengimbangi pertambahan jumlah
murid dari tahun ke tahun. Secara lengkap rasio jumlah guru dan murid di Kota
Kediri dapat dilihat pada tabel II-26
Tabel II-26
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan DasarTahun 2007 s.d 2011
No. Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011
1 SD/MI
1.1. Jumlah Guru 1.647 2.049 1.904 1.924 1.869
1.2. Jumlah Murid 29.267 35.014 27.258 31.659 32.029
1.3. Rasio 1 : 18 1:17 1:15 1:16 1:17

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -35


2 SMP/MTs
2.1. Jumlah Guru 1.106 1.335 1.264 1.196 1.235
2.2. Jumlah Murid 16.298 16.113 18.525 15.958 17.163
2.3. Rasio 1:15 1:12 1:14 1:13 1:14
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Kediri

Berdasarkan tabel II-26, dapat diketahui bahwa rasio jumlah guru


dan murid tertinggi pada jenjang SD terjadi pada tahun 2011 yaitu 1:17
yang artinya 1 orang guru menangani 17 siswa. Sedangkan rasio jumlah
guru dan murid pada jenjang SMP/MTs tahun 2011 adalah 1:14 yang artinya
1 orang guru menangani 14 siswa. Adapun rasio jumlah guru dengan murid
pada tiap kecamatan secara lengkap dapat dilihat pada tabel II-27.
Tabel II-27
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar 2009– 2011

SD/MI SMP/MTs
No
Kecamatan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
. Rasio Rasio
Guru Murid Guru Murid
(1) (2) (3) (4) (5=3/4) (6) (7) (8=6/7)
TAHUN 2009
1 Kec. Pesantren 559 7.878 1:14 549 7.466 1:13
2 Kec. Mojoroto 670 9.989 1:15 556 9.171 1:16
3 Kec. Kota 695 9.661 1:13 532 7.196 1:13
Jumlah 1.904 27.528 1:14 1.264 18.525 1:14
TAHUN 2010
Kec.
1 559 8.848 1:15 152 2.245 1:14
Pesantren
2 Kec. Mojoroto 670 11.452 1:17 512 6.517 1:12
3 Kec. Kota 695 11.359 1:16 532 7.196 1:13
Jumlah 1.924 31.659 1:16 1196 15.958 1:13
TAHUN 2011
Kec.
1 538 8.939 1:16 199 2.459 1:12
Pesantren
2 Kec. Mojoroto 667 11.315 1:16 510 6.617 1:12
3 Kec. Kota 664 11.775 1:17 526 8.087 1:15
Jumlah 1.869 32.029 1:17 1.235 17.163 1:13
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Kediri

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -36


Berdasarkan tabel II-27, dapat diketahui bahwa pada tahun 2011
rasio jumlah guru dengan murid pada jenjang SD/MI tertinggi berada pada
kecamatan Kota yaitu 1:17 dimana rata-rata 1 guru SD/MI di kecamatan
tersebut menangani 17 siswa dan rasio terendah pada kecamatan Pesantren
dan Mojoroto yaitu 1:16 dimana rata-rata 1 guru SD/MI di masing-masing
kecamatan tersebut menangani 16 siswa. Sedangkan rasio jumlah guru
dengan murid pada jenjang SMP/MTs tertinggi juga berada pada kecamatan
Kota yaitu 1:15 dimana rata-rata 1 guru SMP/MTs di kecamatan tersebut
menangani 15 siswadan rasio terendah pada kecamatan Pesantren & Mojoroto
yaitu 1:12 dimana rata-rata 1 guru SMP/MTs di kecamatan tersebut menangani
12 Siswa.
Pemenuhansarana pendidikanmaupun ketersediaan jumlah gurudi Kota
Kediri diharapkan dapat meningkatkan angka partisipasi sekolah. Angka
partisipasi sekolah (APS) digunakan untuk mengetahui seberapa banyak
penduduk usia sekolah yang bersekolah dan memanfaatkan fasilitas
pendidikan yang ada. Perkembangan angka partisipasi sekolah di Kota Kediri
dapat dilihat pada tabel II-28.
Tabel II-28
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2008 s.d 2011
No. Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011
1 SD/MI
1.1. jumlah murid usia 7-12 thn 35.014 26.587 26.844 29.371
jumlah penduduk
1.2. 26.134 26.946 27.392 28.142
kelompok usia 7-12 tahun
1.3. APS SD/MI 133,98 98,67 98,00 104,37
2 SMP/MTs
jumlah murid usia 13-15
2.1. 16.113 14.387 13.411 16.079
thn
jumlah penduduk
2.2. kelompok usia 13-15 13.430 12.861 11.903 12.013
tahun
2.3. APS SMP/MTs 119,98 111,87 112,67 133,85
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Kediri

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -37


Berdasarkan tabel II-28, dapat diketahui bahwa angka partisipasi
sekolah tertinggi pada jenjang SD/MI terjadi pada tahun 2009 yaitu
sebesar 133,98% dan yang terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar
98,00%. Sedangkan angka partisipasi sekolah tertinggi pada jenjang SMP/MTs
terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 133,85% dan yang terendah terjadi
pada tahun 2007 yaitu sebesar 111,87%. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa hampir seluruh penduduk usia sekolah telah bersekolah dan
memanfaatkan fasilitas yang ada. Perkembangan angka partisipasi sekolah
pada tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel II-29.
Tabel II-29
Angka Partisipasi Sekolah (APS)menurut kecamatanTahun 2009 - 2011
SD/MI SMP/MTs
jumlah jumlah jumlah jumlah
No. Kecamatan murid penduduk murid penduduk
APS APS
usia 7- usia 7-12 usia 13- usia 13-
12 thn th 15 thn 15 th
TAHUN 2009
1 Kec. Pesantren 7.085 8.084 97,01 3.696 3.340 110,66
2 Kec. Mojoroto 9.862 10.239 96,32 5.113 4.312 118,58
3 Kec. Kota 9.640 8.623 111,79 5.578 5.209 131,22
Jumlah 26.587 26.946 98,67 14.387 12.861 111,87
TAHUN 2010
1 Kec. Pesantren 6.048 8.265 73,17 2.720 3.340 81,44
2 Kec. Mojoroto 10.237 9.711 105,42 5.113 4.312 118,58
3 Kec. Kota 10.559 9.416 112,14 5.578 4.251 131,22
Jumlah 26.844 27.392 98,00 13.411 11.903 112,67
TAHUN 2011
1 Kec. Pesantren 8.406 8.455 99,42 2.299 3.607 63,74
2 Kec. Mojoroto 10.414 10.693 97,39 6.717 4.503 149,17
3 Kec. Kota 10.551 8.994 117,31 7.063 3.903 180,96
Jumlah 29.371 28.142 104,37 16.079 12.013 133,85
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Kediri

Berdasarkan tabel II-29, dapat diketahui bahwa pada tahun 2011


angka partisipasi sekolah tertinggi pada jenjang SD/MI terdapat pada
Kecamatan Kota yaitu sebesar 117,31 dan yang terendah terdapat pada
Kecamatan Mojoroto yaitu sebesar 97,39. Sedangkan angka partisipasi
sekolah tertinggi pada jenjang SMP/MTs terdapat pada Kecamatan Kota

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -38


yaitu sebesar 180,96 dan yang terendah terdapat pada Kecamatan
Pesantren yaitu sebesar 63,74.
Peningkatan kualitas belajar mengajar yang lebih baik serta kuantitas
dan kualitas sarana prasarana pendidikan yang memadai telah diupayakan oleh
Kota Kediri dengan harapan dapat meningkatkan rata-rata lama sekolah di Kota
Kediri. Pada tahun 2010 rata-rata lama sekolah kota kediri untuk laki-laki
sebesar 10,3 tahun dan perempuan 9.33 tahun.
B. Pelayanan Bidang Kesehatan
Sasaran prioritas yang hendak dicapai dalam penyelenggaraan urusan
kesehatan adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat;
meningkatnya akses, mutu pelayanan kesehatan dan perilaku hidup sehat;
serta meningkatnya ketersediaan sarana prasarana pelayanan kesehatan.
Keberhasilan yang dicapai dalam pembangunan bidang kesehatan
antara lain meningkatnya angka harapan hidup dari 69 tahun pada tahun 2008
menjadi 72.4 tahun pada tahun 2011.Meningkatnya kualitas kesehatan
masyarakat, meningkatnya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan serta
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan bidang kesehatan.
Kinerja keberhasilan pelayanan bidang kesehatan antara lain. tidak
terdapat masyarakat di wilayah kecamatan yang rawan gizi. hampir semua
masyarakat di wilayah kelurahan (90.90%). telah menggunakan garam
beryodium baik. Semakin membaiknya kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat dengan ditingkatkannya pemenuhan sarana prasarana pelayanan
kesehatan di puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya. serta
pengadaan sarana dan prasarana di rumah sakit yang didukung dengan
perbaikan sarana pelayanan kesehatan di masing-masing kelurahan melalui
ponkeskel maupun puskesmas pembantu. Secara lebih lengkap mengenai
perkembangan sarana kesehatan di Kota Kediri dapat di lihat pada tabel II-30.

Tabel II-30
Perkembangan Sarana Kesehatan Kota Kediri Tahun 2007 s.d 2011

No. Capaian Pembangunan 2007 2008 2009 2010 2011


1 Rasio posyandu per 1,8 1,8 1,9 1,9 1,8

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -39


satuan balita
Rasio puskesmas. 0,003/ 0,003/ 0,003/ 0,003/ 0,003/
2. poliklinik. pustu per 0,007/ 0,007/ 0,008/ 0,009/ 0,009/
satuan penduduk 0,010 0,009 0,009 0,009 0,009
RasioRumah sakti per
3. 0,004 0,004 0,005 0,005 0,005
satuan penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Kediri

Sementara itu. dari 14 RS yang ada di Kota Kediri. 57,14% nya telah
menyediakan empat layanan kesehatan spesialis dasar yang didukung oleh
tenaga kesehatan yang memadai di Kota Kediri. Ketersediaan tenaga
kesehatan pada tahun 2011 terdiri : 389 dokter, 358 bidan, 852 perawat, 58
dokter dokter gigi, 97 Apoteker, 174 asisten apoteker, 19 sanitarian, dan 36
nutrisian.
Prosentase penyediaan obat di sarana kesehatan pemerintah meningkat
menjadi 100% yaitu dari 132 jenis obat yang diperlukan, keseluruhannya dapat
disediakan. Pengawasan peredaran obat, kosmetik, distribusi makanan dan
minuman terus ditingkatkan untuk memberikan rasa aman dan perlindungan
kepada masyarakat.
Dalam pelaksanaan tindakan pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular antara lain tampak dari tertanganinya kasus-kasus KLB yang terjadi
dalam waktu kurang dari 24 jam. Cakupan imunisasi tahun 2011 tercapai 100%
yaitu dari 46 kelurahan yang ada. seluruh balitanya tercakup imunisasi dan
semuanya tertangani.
Pelayanan kesehatan gratis di sarana pelayanan kesehatan dasar dan
rawat jalan serta rawat inap gratis kelas III di RSUD Gambiran yang
diprogramkan oleh Pemerintah Kota Kediri secara signifikan berpengaruh
langsung terhadap peningkatan jumlah kunjungan penduduk ke puskesmas.
yaitu dari 7.81% pada tahun 2008 menjadi 14% pada tahun 2011 (dari 302.672
penduduk yang memanfaatkan puskesmas sebanyak 42.367 orang).
Sedangkan penduduk yang melakukan kunjungan ke rumah sakit sebanyak
10.50%. atau mengalami peningkatan 2.94% dibandingkan tahun 2010.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -40


Demikian juga. cakupan jumlah penduduk miskin yang dapat dilayani dengan
pengobatan gratis melalui Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas dan Jamkesda) terus ditingkatka, dari 37.814 jiwa
pada tahun 2008 menjadi 74.139 pada 2011. Sebanyak 74.139 penduduk
miskin pada tahun 2011 semuanya tercakup dalam Jaminan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat Miskin yang dilaksanakan melalui Jamkesmas dan
Jamkesda.

Disisi lain. peningkatan peran serta masyarakat untuk peningkatan


kualitas hidup sehat menuju terwujudnya keluarga berkualitas tercermin dari
meningkatnya jumlah posyandu yang ada di Kota Kediri yaitu pada tahun 2011
terdapat 337 posyandu dengan jumlah balita 21.816 atau rasio jumlah
posyandu dibanding jumlah balita (1:64). Dari jumlah tersebut yang termasuk
posyandu purnama sebanyak 266 (78.93%). dan 50 posyandu mandiri
(14.83%). Revitalisasi peran posyandu di setiap kelurahan ditingkatkan dengan
meningkatkan pemberdayaan masyarakat serta memotivasi kader kesehatan
yang diintegrasikan melalui posyandu gerdu sehati.
Meskipun beberapa keberhasilan dalam pencapaian sasaran
pembangunan dibidang kesehatan di tahun 2011 telah memenuhi target yang
diharapkan. namun masih terdapat beberapa kinerja yang perlu untuk
ditingkatkan dikarenakan kinerja tersebut merupakan sasaran pencapaian
MDG’S yaitu penurunan angka kematian bayi dan ibu melahirkan serta
penurunan kasus HIV AIDS.
Kinerja penurunan Angka Kematian Bayi di Kota Kediri dapat dilihat pada
table II-31.
Tabel II-31
Perkembangan Angka Kematian Bayiper 1000 kelahiran hidup

Jumlah Bayi Lahir Meninggal


Tahun Jumlah Kelahiran Hidup
Bayi AKB (%o)
2007 3.309 24 7.25
2008 3.517 24 6.82
2009 3.412 39 11.43

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -41


2010 3.416 41 12.00
2011 3.684 34 9.22
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Kediri

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Angka
kematian bayi per 1000 kelahiran hidup sebesar 9,22‰. yaitu dari 3.684
kelahiran hidupsebanyak 34 bayi meninggal. Kinerja tahun 2011 lebih bagus
bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 12‰ dan tahun 2009sebesar
11,43‰. namun bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya capaian AKB
mengalami penurunan. Meningkatnya kinerja penurunan AKB dikarenakan
cepatnya dalam mengambil keputusan rujukan serta pertolongan persalinan
sesuai standart APN.
Sedangkan Indikator kinerja pelayanan kesehatan lainnya adalah
capaian angka kematian ibu melahirkan, dengan tolok ukur yang digunakan
adalah jumlah kematian ibu hamil, melahirkan, nifas (X) 100.000 dibagi dengan
jumlah kelahiran hidup. Perkembangan angka kematian ibu melahirkan kurun
waktu 2007-2011 dapat dilihat pada tabel II-32.
Tabel II-32
Angka Kematian Ibu Melahirkan

Jumlah Kematian Ibu Melahirkan


Tahun Jumlah Kelahiran Hidup
Ibu (orang) AKI
2007 3.309 5 151
2008 3.517 5 142
2009 3.412 6 175
2010 3.416 3 88
2011 3.684 4 108
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Kediri

Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2011 Angka Kematian


Ibu (AKI) sebesar 108yaitu dari 3.684 ibu yang melahirkan, sebanyak 4 kasus
kematian ibu. Kinerja tahun 2011 lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun
2010 yang capaian AKI nya sebesar 88. Namun kinerja tahun 2011 bila
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya mengalami peningkatan yang cukup

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -42


berartibahkan AKI pada tahun 2009 sampai mencapai 175.
Menurunnya kinerja indikator AKI pada tahun 2011 dibanding tahun 2010
tersebut mendorong masih perlu ditingkatkannya kompetensi SDM dalam
penanganan kehamilan dan persalinan. Disamping itu pemahaman dan
penyadaran kepada masyarakat terhadap kehamilan dengan resiko tinggi perlu
lebih ditingkatkan sehingga resiko kematian ibu melahirkan dapat diminimalisir.
Bila merujuk pada target capaian nasional (RPJMN) yaitu pada tahun
2015 untuk AKB target nasional 23 bayi meninggal per 1000 kelahiran hidup.
AKI sebesar 102 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup,menunjukkan
bahwa kinerja Kota Kediri pada tahun 2011 untuk AKB sebesar 9,22‰. dan
AKI sebesar 108. berarti kinerja Kota Kediri untuk AKB perlu lebih ditingkatkan
untuk mencapai target nasional.Sedangkan untuk AKI Kota Kediri telah
melampaui target nasional namun perlu lebih ditingkatkan kinerjanya dalam
pemberian pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. dan perhatian khusus
kepada ibu hamil resiko tinggi.
Selanjutnya taraf kesehatan masyarakat di suatu daerah juga dapat
dilihat dari angka balita gizi buruk.Pada tahun 2011 di Kota Kediri terdapat 10
balita gizi buruk dari 21.815 balita atau 0,046% mengalami sedikit penurunan
kinerja bila dibandingkan dengan capaian tahun 2010 yaitu terdapat 4 balita gizi
buruk dari 17.149 balita atau 0,023%. Selengkapnya perkembangan Balita Gizi
Buruk Tahun 2007 s/d 2011 dapat dicermati pada tabel II-33 berikut ini.

Tabel II-33
Presentase Balita Gizi Buruk Tahun 2007 s.d 2011

No. Uraian 2007 2008 2009 2010 2011


1 Jumlah Balita 14.697 17.407 15.914 17.149 21.815
Balita dengan Gizi
2 14 17 9 4 10
Buruk
3 % Balita Gizi Buruk 0,095% 0,098% 0,057% 0,023% 0,046%
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Kediri

Selain dengan melihat AKI dan AKB. indikator perkiraan lama hidup rata
rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -43


umurjuga digunakan untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat. Pada
tahun 2008 angka harapan usia hidup 69,40
69 tahun. Sedangkan tahun 2011
menunjukkan peningkatan angka
an a harapan hidup menjadi sebesar 7
72,4 tahun.
Secara lengkap angka harapan usia hidup di Kota
ota Kediri dapat dilihat pada
grafik dibawah ini:

Grafik II-4
Grafik Angka Harapan Hidup

72,4
72,5
72
71,5 70,8
71
70,5
70 69,4 69,4
69,5
69
68,5
68
67,5
2008 2009 2010 2011

Selanjutnya, kinerja
inerja penurunan prevalensi kasus HIV di Kota Kediri
menunjukkan kinerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan capaian tahun
2010. Pada tahun 2011 dari 247 orang yang beresiko terhadap HIV terdapat
12 kasus HIV atau prevalensi HIV 4,85%.
4 85%. Sedangkan pada tahun 2010 dari 200
orang yang beresiko terhadap HIV terdapat 49 orang terjangkit HIV atau
prevalensinya 24,50%.
50%.Penurunan
Penurunan prevalensi HIV tersebut dikarenakan
efektifitas pemakaian kondom terhadap orang yang beresiko
beresiko, semakin
meningkatnya sosialisasi secara terus menerus pada orang yang mempunyai
resiko tinggi dan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah Kota Kediri dengan
melakukan pelatihan SDM di klinik VCT dan CVT.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -44


C. Pekerjaan Umum
1. Jalan Raya
Sistem jaringan jalan di Kota Kediri, berdasarkan status
kewenangannya terbagi menjadi jaringan jalan Nasional, Jalan Provinsi,
dan Jalan Kota. Sampai dengan tahun 2011. panjang jalan perkotaan yang
kondisinya baik di Kota Kediri mencapai325.760 km atau 90,1 persen dari total
panjang jalan yang ada sepanjang 361.550 km.Panjang jalan perkotaan yang
baik terus ditingkatkan karena adanya penyerahan fasilitas umum dari
pengembang perumahan dan adanya peningkatan status jalan dengan
perawatan yang teratur baik melalui kegiatan berupa laston. lapen maupun
perbaikan jalan. Sedangkan infrastruktur jalan di lingkungan kelurahan terus
ditingkatkan kualitasnya melalui kegiatanrabatisasidan pavingisasi yang
dikerjakan secara mandiri oleh kelompok masyarakat melalui kegiatan
pembangunan berbasis masyarakat. seperti SMPP dan PNPM Mandiri
Perkotaan. sekaligus sebagai kegiatan padat karya di masing-masing
kelurahan. Kondisi jalan di Kota Kediri sejak tahun 2007 sampai dengan 2011
berkembang dengan baik. Kondisi jalan baik di Kota Kediri berkisar 70 – 75%
tiap tahunnya. Penambahan jumlah jalan dikarenakan adanya program
pembangunan jalan baru di beberapa titik. selengkapnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel II-34
Kondisi Jalan di Kota Kediri
Tahun
Uraian
2007 2008 2009 2010 2011
Kondisi jalan baik 245.867 200.596 235.705 245.880 251.050
Kondisi jalan sedang 43.285 95.586 90.885 70.990 67.710
Kondisi jalan rusak - - - 33.870 31.170
Kondisi jalan rusak berat - - - 3.790 3.10
Total 289.152 296.182 324.590 354.550 354.550
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum

2. Jembatan
Infrastruktur transportasi lain seperti jembatan,terminal penumpang

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -45


maupun barang, jalur kereta api, dan stasiun berfungsi dengan baik. Kondisi
infrastruktur jembatan di Kota Kediri yang baik pada tahun
2011mencapai571,50 meteratau meningkat dibanding tahun sebelumnya yang
hanya 546,30 meter.Tiga jembatan yang melintas Sungai Brantas masih
memadai dan berfungsi maksimal. Mulai Tahun 2011 proses pembangunan
jembatan baru sudah mulai dikerjakan untuk menggantikan jembatan Brantas
lama yang sudah tidak bisadilintasi angkutan berat. Kondisi jembatan
Semampir terus mendapatkan perhatian serius. karena kontruksi jembatan
sudah mulai turun disebabkan adanya penambangan pasir mekanik. Oleh
karena itu. Pemerintah Kota Kediri telah menertibkan dan melarang
operasionalisasi penambang pasir mekanik maupun tradisional di sepanjang
Sungai Brantas di wilayah Kota Kediri.

3. Drainase
Pembangunan dan pengelolaan drainase bertujuan untuk membebaskan
saluran-saluran drainase dari sampah agar drainase berfungsi optimal sebagai
saluran air hujan dan mengurangi wilayah genangan. Panjang saluran drainase
perkotaan yang berfungsi baik pada Tahun 2011 mencapai 73.132 km atau
68.98% dari panjang saluran drainase keseluruhan sepanjang 106.022
km.Untuk mencegah terjadinya banjir, kualitas drainase ditingkatkan dengan
melakukan normalisasi saluran, tanggul dan plengsengan serta pembersihan
saluran drainase dari timbunan sampah selain itu melakukan
perbaikan/pemeliharaan drainase kota yang dilakukan Pemerintah Kota Kediri
melalui Dinas PU dan DTRKP.
Luas area genangan pada tahun 2011 sebesar 5.180 m2 dari luas area
genangan tahun 2008 seluas 7.936 m2.Penurunan luas area genangan ini
didukung banyak faktor diantaranya : pembangunan saluran drainase dan
pembuangan, pemeliharaan yang baik dan terus menerus, kerja sama antar
instansi terkait, dan juga peran serta masyarakat yang aktif terkait
penanggulangan dan pencegahan bahaya banjir di Kota Kediri.
Tinggi genangan banjir pada tahun 2011 adalah sama dengan tahun
2010 yaitu setinggi 10 cm. Jika dibandingkan dengan tinggi genangan pada

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -46


tahun 2008 setinggi 12,5, maka terdapat penurunan tinggi genangan. Meskipun
sudah cukup baik namun masih perlu dilakukan usaha yang keras untuk
menurunkan tinggi genangan banjir seperti peningkatan upaya pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau untuk meningkatkan/memperluas daerah resapan yang
ada di Kota Kediri.

4. Sanitasi
Dalam hal penanganan limbah. beragam jenis usaha yang menghasilkan
limbah cair. dan sebagian besar penanganan limbah domestik penduduk Kota
Kediri masih mengandalkan sistem sanitasi setempat yang bersifat individual
(on site). Secara bertahap system sanitasi tersebut akan ditingkatkan menjadi
system komunal yang terintegrasi dengan sistem sanitasi perkotaan.
Pengelolaan persampahan bertujuanuntuk meningkatkan jumlah sampah
terangkut serta meningkatkan kinerja pengelolaanTempat Pembuangan Akhir
(TPA) yang ramah lingkungan (environmental friendly). Pada tahun 2011, daya
tampung TPA di Kota Kediri sebesar 3.285.000 M³, sedangkan volume sampah
yang terangkut sebanyak 121.189 M³. Menyadari belum terlaksananya
perluasan lahan TPA di kawasan Klotok, maka Pemerintah Kota Kediri
berupaya mengoptimalkan kinerja pengelolaan sampah, antara lain dengan
memberikan penyadaran kepada masyarakat mengenai pentingnya 3R
(Reduce, Reuse dan Recycle), peningkatan kapasitas pemulung dan lapak,
pengomposan yang berbasis masyarakat, dan pemilahan atau bahkan
pengolahan sampah sejak dari hulu.

D. Lingkungan Hidup
Selain limbah domestik faktor yang berpengaruh dalam penurunan
kualitas lingkungan hidup adalah adanya industri yang berpolutan dan
meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Peningkatan jumlah kendaraan
bermotor secara tidak langsung akan menambah gas emisi ke udara sehingga
dapat menurunkan kualitas udara. Untuk mewujudkan Kota Kediri dimasa
mendatang menjadi kota bersih, bebas polusi udara, maka diperlukan peran
serta yang aktif dan adaptif dari masyarakat dalam pengelolaan lingkungan

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -47


hidup serta komitmen yang tinggi dari pemerintah bersama masyarakat dalam
pemanfaatan angkutan massal.
Pengelolaan persampahan kota juga merupakan bagian terpadu dari
pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah. maka daerah kota/kabupaten wajib
mengelola sampah guna mereduksi jumlah sampah sehingga sampah
yang harus dibuang berkurang atau bahkan habis. Sampah yang tidak
terkelola pada saat pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan dapat
mengganggu lingkungan dari segi estetika maupun dari segi kesehatan. Kota
Kediri telah melaksanakan sistem pengelolaan sampah dengan menekankan
pengurangan volume sampah di sumber sampah.
Pada tahun 2011, daya tampung TPA di Kota Kediri sebesar 1.600.000
M3. Sedangkan volume sampah yang terangkut ke TPA rata-rata sebanyak 430
M3/hari. Jumlah TPS di Kota Kediri pada tahun 2011 adalah 35 unit. Saat ini
satu lokasi TPS bisa melayani 13.000 – 19.500 jiwa. Akan tetapi tidak semua
kelurahan di Kota Kediri memiliki TPS. Sehingga seringkali dijumpai TPS yang
melebihi kapasitas. Hal ini disebabkan sulitnya mencari lahan untuk TPS
khususnya di daerah pemukiman dan masih adanya penolakan warga jika di
daerah tempat tinggalnya ditempati TPS.
Tabel II-35
Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah
No Uraian 2008 2009 2010 2011

1 Jumlah sampah yang ditangani (m3) 456 523 548 640,46

2 Jumlah Volume Timbunan Sampah (m3) 622 756 745 756

3 Persentase Sampah yang ditangani (%) 73,31 69,18 73,56 84,72


Sumber: Dinas Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan

Kota Kediri hanya mempunyai 1 (satu) buah TPA yaituTPA Klotok, yang
terletak di Kelurahan Pojok - Kecamatan Mojoroto. Pada Tahun 2011, jumlah
totaltimbunan sampah yang dihasilkan adalah sebanyak lk 756 m3per hari.
Jumlah inimeningkat bila dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencapai lk
622 m3 per hari.Dari jumlah tersebut, yang tertangani/terangkut ke TPSA hanya

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -48


sebesar 640,46 m3 perhari (84,72 %). Dengan demikian masih tersisa sampah
sebesar 115,64m3(15,28 %) sampah yangbelum terangkut/terbuang ke TPSA. Jika
luas TPA Klotok saat ini hanya 2 ha, untuk tahun 2005 Pemerintah harus
menyediakan lahan TPA seluas 5 ha untuk mengantisipasi bertambahnya
timbulan sampah. Untuk 5 tahun mendatang telah dilakukan penambahan luas
area TPA Klotok sebesar 2,1 ha. Menyadari belum terlaksananya
pembangunan di lahan perluasan TPA di kawasan Klotok. Kemudian sesuai
dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2010 tentang
TPA Regional Jawa Timur dan sesuai dengan RTRW Propinsi Jawa Timur,
untuk mengantisipasi permasalahan sampah pada masa mendatang,
diharapkan segera terealisasi kerjasama daerah antara Pemerintah Kota Kediri
dan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam pembangunan TPA Regional yang
difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Jatim.
Selainhal tersebut di atas, Pemerintah Kota Kediri berupaya
mengoptimalkan kinerja pengelolaan sampah, antara lain melalui (1) “Gerak
Bersahaja” yang telah dicanangkan awal tahun 2012 dengan memberikan
penyadaran kepada masyarakat mengenai pentingnya 3R yaitu reduksi
(reduce), pemanfaatan kembali (reuse), dan daur ulang (recycle) baik di
lingkungan rumah tangga, sekolah, maupun perkantoran; (2) peningkatan
kapasitas pemulung dan lapak; (3) pengomposan yang berbasis masyarakat,
dan pemilahan atau bahkan pengolahan sampah sejak dari hulu sehingga
diharapkan dapat mengurangi volume buangan sampah ke TPA Klotok di
Kelurahan Pojok (4) pembentukan bank sampah di masing-masing RT, serta
melakukan remediasi (penambangan) sampah pada zona yang aktif.
Permasalahan selanjutnya yang dihadapi adalah sulitnya mencari
perluasan/lahan baru untuk TPA. Oleh sebab itu, perlu adanya solusi berkaitan
dengan penyediaan lahan TPA melalui pengelolaan TPA Regional Kota Kediri
dan Kabupaten Kediri yang telah masuk RTRW Provinsi atau menggunakan
teknologi pengolahan sampah yang lebih modern dan dalam jangka panjang
dikembangkan dengan konsep “Waste to Energy” dan pengomposan
Sementara itu, usaha dalam pengendalian pencemaran air pada air
permukaan adalah melalui pemantauan parameter-parameter air sungai secara

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -49


berkala. Standar yang digunakan untuk sungai-sungai di Kota Kediri
berdasarkan Peraturan Daerah Jawa Timur No. 2 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Mutu air kelas dua
adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
Pada Tahun 2011, parameter kualitas air yang dipantau adalah
Temperatur, pH, DO, BOD, COD, TSS, NO3-N, N02-N, NH3-N, Po4-P,
deterjen, Minyak dan lemak, Phenol, Cu, dan Cr. Pengukuran dilakukan
sepuluh titik masing-masing terpisah di Sungai Kedak, Kali Ngampel, Kali
Parung, Kali Balong(2 titik), Kali Kresek (3 titik), Sungai Pasar Pahing Dan
Sungai Dekat TPA. Dari hasil terlihat bahwa sungai di dekat Pasar Pahing
mempunyai kandungan BOD dan COD tinggi diatas Baku Mutu air sungai. Hal
tersebut dikarenakan adanya limbah pasar. Kemudian hampir semua sungai
mempunyai kandungan Nitrit (NO2 – N). minyak dan lemak.
Pengendalian dampak lingkungan hidup dilaksanakan dengan
memaksimalkan instrumen pengawasan dan pemantauan. Pengawasan dan
pemantauan kualitas lingkungan di Kota Kediri dilakukan dengan melakukan
pemantauan udara pada skala kota serta pengawasan terhadap pencemaran
lingkungan yang diakibatkan kegiatan/usaha. Dalam upaya melakukan
pemantauan udara telah dilakukan secara rutin. Pada tahun 2011 parameter
kualitas udara yang dipantau di beberapa titik di Kota Kediri menghasilkan
bahwa kualitas udara di Kota Kediri masih bagus karena baik dari kandungan
SO2 (Sulfur Dioksida), CO (Karbon Monoksida), NO2 (Nitrogen Dioksida), dan
kandungan zat lainnya masih dibawah batas baku mutu kualitas udara.
Sejak tahun 2009 sampai tahun 2011 terdapat 3 kegiatan/usaha yang
telah dilengkapi dengan AMDAL (Analisa mengenai Dampak Lingkungan
Hidup) dan 56 kegiatan/usaha yang telah dilengkapi dengan UKL-UPL (Upaya
Pengelolaan Lingkungan–Upaya Pemantauan Lingkungan)/DPLH (Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup). Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan
Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -50


Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). maka Pemrakarsa kegiatan/usaha wajib
menyampaikan laporan secara periodik 6 (enam) bulan sekali kepada instansi
terkait. Apabila tidak menyampaikan laporan secara periodik dan/atau
ditemukan tidak melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
sesuai dokumen AMDAL, RKL, RPL maka Kantor Lingkungan Hidup
mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sampai dengan tahun 2010, penggunaan lahan eksisting Kota Kediri
saat ini terdiri dari 42,95% lahan terbangun dan 57,05% merupakan lahan
tak terbangun berupa sawah, tegalan, tanah kosong, hutan dan lainnya.
Kecenderungan yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa perkembangan
Kota Kediri akan terus meningkat akibat adanya pertambahan penduduk
dan perkembangan kegiatan perkotaan yang ada. Sesuai dengan RTRW
Kota Kediri. dalam kurun waktu 20 tahun kedepan sekitar 60% dari luas
wilayah Kota Kediri diperkirakan menjadi lahan terbangun (permukiman,
fasilitas umum, perdagangan dan jasa, perkantoran, industri,militer). Mengingat
semakin meningkatnya jumlah penduduk dan terbatasnya luasan lahan
maka perlu adanya pemanfaatan ruang yang sesuai dengan daya dukung lahan
sehingga perlu optimalisasi peran peraturan zonasi dalam setiap pemanfaatan
ruang. Untuk itu Kota Kediri setiap tahun selalu melakukan kegiatan
penghijauan dalam rangka untuk memperluas wilayah Ruang Terbuka Hijau
sehingga membuat lingkungan lebih asri. Mengingat semakin meningkatnya
jumlah penduduk dan terbatasnya luas lahan maka perlu adanya pemanfaatan
ruang yang sesuai dengan daya dukung lahan sehingga perlu optimalisasi
peran peraturan zonasi dalam setiap pemanfaatan ruang.

E. Perhubungan
Transportasi merupakan bahasan utama dalam urusan perhubunganbaik
transportasi berbasis jalan, rel, laut dan udara. Transportasi berbasis jalan di
Kota Kediri merupakan moda transportasi yang utama, karena transportasi ini
berhubungan langsung dengan asal dan tujuan orang dan barang. Di Kota
Kediri sendiri saat ini terdapat beberapa ruas jalan yang tingkat
pelayanannya kurang memadai meliputi jalan arteri primer, arteri sekunder
dan jalan kolektor primer. Pada ruas-ruas jalan tersebut mulai sering
terjadi kemacetan terutama pada jam sibuk sehingga perlu segera
ditangani. Sedangkan dari aspek sarana transportasi, saat ini kendaraan
masih didominasi oleh kendaraan pribadi terutama roda dua karena tingkat

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -51


pelayanan transportasi umum yang masih rendah dan dengan kapasitas
kecil yang hanya mengandalkan mikrolet. Tingginya penggunaan kendaraan
pribadi dan kurang berperannya angkutan umum massal serta belum
teintegrasinya intermoda menimbulkan ketidakefisienan sistem transportasi
jalan raya di Kota Kediri. Ada fenomena yang sebenarnya perlu diakomodasi
dalam penyediaan untuk mendukung kelancaran lalu lintas denga
mengembangkan kegiatan bertransportasi menggunakan sepeda (angin) yang
selain digunakan untuk rekreatif dan olahraga (santai), tetapi juga bisa
digunakan untuk kegiatan bekerja, sehingga bisa digunakan sebagai alat
transportasi baru yang perlu adanya dukungan dari semua pihak dalam
sosialisasi dan pengembangannya. Kondisi layanan umum transportasi dapat
dilihat pada tabel II-36 berikut ini.

Tabel II-36
Data DISHUBKOMINFO Tahun 2007 s.d 2011
No. Capaian Pembangunan 2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah Arus
1 Penumpang umum dari 48.756 45.182 45.482 45.199 30.076
Terminal Tamanan
2 Jumlah Mikrolet 51 51 51 51 51
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kota Kediri

Di Kota Kediri kondisi layanan angkutan umum berbasis jalan, dapat


digambarkan dengan jumlah arus penumpang masuk dan keluar di terminal
tamanan yang tercantum pada tabel diatas, dimana dari tahun ke tahun
kondisinya tidak mengalami pertumbuhan bahkan cenderung menurun. Begitu
pula dengan jumlah armada angkutan umum yang tidak mengalami
peningkatan hanya sejumlah 51 armada mikrolet yang melayani beberapa
trayek. Karena tidak ada penambahan armada sehingga tidak ada peremajaan
dari segi angkutan itu sendiri.
Salah satu upaya peningkatan keselamatan lalu lintas di jalan adalah
dengan pemasangan rambu jalan baik rambu peringatan, rambu larangan,
rambu perintah maupun rambu petunjuk. Rehabilitasi dan pemeliharaan
infrastruktur lalu lintas angkutan jalan serta pengamanan lalu lintas juga terus
ditingkatkan dalam rangka peningkatan keselamatan dan kenyamanan

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -52


transportasi di Kota Kediri. Hasil peningkatan infrastruktur lalu lintas khususnya
rambu lalu lintas dari 767 unit pada tahun 2007 menjadi 1.166 unit pada tahun
2011, ruas jalan yang bermarka lalu lintas 310 ruas, persimpangan ruas jalan
yang dilengkapi rambu pendahulu petunjuk jalur jalan 39 titik,warning light33
buah dan persimpangan ruas jalan yang dipasang traffic light31 buah. Secara
umum data pemasangan rambu lalu lintas dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel II-37
Data Pemasangan Rambu Lalu Lintas Tahun 2007 s.d 2011
No. Jenis Rambu 2007 2008 2009 2010 2011
1 Rambu Peringatan 326 389 459 459 517
2 Rambu Larangan 296 333 375 375 421
3 Rambu Perintah 33 40 47 47 53
4 Rambu Petunjuk 112 130 151 151 175
Jumlah 767 892 1032 1032 1166
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kota Kediri

Di Kota Kediri pada tahun 2011 terdapat 51 armada Mikrolet yang


beroperasi yang melayani beberapa trayek. Kota Kediri belum memiki sistem
tranportasi kota yang memadai seperti bus kota, ataupun lainnya yang bisa
sebagai alternatif pilihan berkendara bagi warga kota.Seiring dengan
pertambahan aktivitas kota, tuntutan pencapaian ke lokasi aktivitas secara
cepat dan terjangkau secara ekonomis (murah), maka sebagian
masyarakat dalam beraktifitas cenderung beralih ke roda dua sebagai
sarana transportasi. Untuk itu peningkatan pelayanan sarana transportasi
umum massal yang nyaman, aman, cepat dan murah harus segera
direalisasikan untuk mengurangi kemacetan yang semakin meningkat pada
jalan utama Kota Kediri sehingga bisa mengurangi volume kendaraan pribadi
yang masuk kota.
Terminal angkutan penumpang moda jalan raya yang dikelola Kota
Kediri hanyaTerminal Tamanan dengan TypeA dan 5 sub terminal. Dalam
sirkulasinya terminal-terminal tersebut didukung oleh shelter/halte. Saat ini
beberapa terminal belum terintegrasi dengan moda transportasi kereta api

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -53


dan terhubung hingga ke pusat-pusat aktifitas. Untuk itu dimasa mendatang
perlu peningkatan integrasi antar moda transportasi.
Transportasi kereta api yang ada di Kota Kediri secara umum digunakan
untuk menunjang arus lalu lintas kereta api wilayah timur Pulau Jawa. Meskipun
begitu, Stasiun Besar Kota Kediri sendiri mempunyai peran penting karena
memiliki kapasitas angkut yang besar baik oleh kereta api reguler (kelas
ekonomi, bisnis, eksekutif) maupun kereta api lokal Jawa Timur.

F. Kependudukan

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan


kependudukan dan catatan sipil salah satunya dapat dilihat dari indikator
kinerja sebagai berikut :

1. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran,


kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar
maupun dari luar Kota Kediri, selengkapnya dapat dilihat pada grafik II-6
berikut ini.

Grafik II-5
Pertumbuhan Penduduk Kota Kediri

14,56

4,56 4,01
3,03 0,94

2007 2008 2009 2010 2011

Pertumbuhan Penduduk

Sumber data: BPS Kota Kediri

Perkembangan penduduk Kota Kediri dari tahun ke tahun selama kurun

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -54


waktu 2007-2011 mengalami fluktuatif, peningkatan jumlah penduduk tertinggi
terjadi pada tahun 2008 yaitu mencapai 14,55%. Meningkatnya pertumbuhan
penduduk pada tahun tersebut lebih banyak disebabkan karena faktor
urbanisasi, dengan amenity yang dimiliki oleh Kota Kediri khususnya dalam
pemberian layanan kebutuhan dasar masyarakat yaitu peningkatan kualitas
derajat kesehatan dan layanan pendidikan yang secara tidak langsung telah
mendorong arus urbanisasi penduduk ke Kota Kediri.
Sedangkan penurunan jumlah penduduk yang terjadi pada tahun 2010
dibanding tahun 2009, dikarenakan adanya penertiban pendataan
kependudukan secara elektronik yang memungkinkan tertib pendataan,
sehingga tidak terdapat adanya data ganda kependudukan sebagaimana yang
terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Selanjutnya pada tahun 2011 jumlah
penduduk mengalami peningkatan sebesar 3,85% dibanding tahun 2010,
peningkatan terjadi karena faktor kelahiran &mutasi penduduk dari luar daerah.

2. Administrasi Kependudukan Penduduk


Salah satu bentuk tertib administrasi kependudukan dapat dilihat dari
jumlah penduduk yang telah memiliki KTP, KK, Akte Kelahiran dan Akte
Nikah.Bila dilihat selama kurun waktu tahun 2007-2011, jumlah penduduk
yang telah memiliki KTP, KK, Akte Kelahiran dan Akte Nikah rata-rata
mengalami peningkatan, peningkatan ini menggambarkan bahwa telah
meningkat pula kesadaran masyarakat akan pentingnya identitas
diri/administrasi kependudukan. Berikut secara lengkap disajikan data
mengenai kepemilikan administrasi kependudukan (KTP dan Akte Kelahiran)
selama kurun waktu tahun 2007-2011.
Tabel II-38
Kepemilikan KTP dan Akte Kelahiran
No. Kepemilikan 2007 2008 2009 2010 2011
1 KTP
a Memiliki 179.536 211.115 224.389 248.796 191.670
b Wajib Memiliki 183.200 215.204 226.130 261.892 225.494
2 Akte
a Memiliki 248.444 254.272 262.398 268.629 276.034
b Wajib Memiliki 206.208 285.698 297.963 290.991 302.672
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -55


G. Koperasi dan UMKM
Perkembangan koperasi di Kota Kediri dalam lima tahun terakhir (2007-
2011) mengalami pertumbuhan rata-rata 11,8% per tahun. Pertumbuhan
terbesar terjadipada periode 2009 yaitu14%, hal ini disebabkan bertambahnya
jumlah koperasi baru sebesar 35 koperasi. Dari peningkatan jumlah koperasi
tersebut, jumlah anggota koperasi juga mengalami peningkatan pada tiap
tahunnya. Pada tahun 2011 total jumlah anggota koperasi mencapai 60.442
orang, naik sebesar 6% dibandingkan periode Tahun 2007 dengan rata-rata
pertumbuhan 4,2% pertahun. Perkembangan mengenai koperasi selengkapnya
dapat dilihat pada tabel II-39.
Tabel II-39
Data Perkoperasian di Kota Kediri tahun 2007 s.d. 2011

No. Uraian Jumlah 2007 2008 2009 2010 2011


1 koperasi aktif 221 246 281 312 344
koperasi tidak
2 85 75 75 75 75
aktif
koperasi
3 2 2 2 3 3
Sekunder
4 koperasi primer 304 319 354 384 416
5 KUD 3 3 3 3 3
Pembinaan
6 - 9 keg 12 keg 10 keg 11 keg
Koperasi
Penyuluhan
7 - 2 2 2 4
Perkoperasian
8 Anggota 57.020 58.055 58.848 59.964 60.442
9 Karyawan 538 602 640 679 680
Modal Sendiri
10 110.844.448 125.674.000 128.460000 150.384.300 156.444.289
(Rp.)
11 SHU (Rp) 15.518.228 17.564.200 22.206.000 22.376.710 311.597.587
12 Asset (Rp) 149.789 177.609.500 203.304.000 228.700.500 242.480.409
Modal Luar
13 38.945.307 51.935.500 74.844.000 78.316.200 86.036.120
(Rp)
Volume Usaha
14 208.990.060 319.741.000 36.470.000 441.610.000 459.818.708
(Rp)
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -56


Kota Kediri terus berupaya meningkatkan peran sektor industri
khususnya UMKM dengan melakukan pembinaan kepada pelaku-pelaku
UMKM baik yang tergabung maupun yang tidak tergabung dalam sentra
industri. Jumlah sentra industri kecil pada tahun 2011 sebanyak 12 sentra
industri UMKM yang mengusahakan beraneka ragam produk unggulan. antara
lain : tahu, tempe, tenun ikat, meubelair,getuk pisang,makanan, minuman,
buah-buahan, sayuran, opak gambir, emping mlinjo,bekicot,sulak, jahitan, kaca
hias, tusuk sate, kue basah, jamu gendong, dan seruling bambu.
Sebagai upaya meningkatkan kemampuan UMKM dan koperasi agar
bisa menjadi basis penggerak perekonomian rakyat. Pemerintah Kota Kediri
melaksanakan berbagai ragam pembinaan, pengendalian dan fasilitasi klinik
bagi UMKM dan Koperasi (konvensional maupun syariah) yang terdapat di Kota
Kediri. Bahkan sejak Tahun 2008 Pemkot menyediakan dana penyertaan modal
berbunga ringan (6% per tahun) untuk UMKM dan Koperasi yang disalurkan
melalui Bank Jatim Kediri dan PD. BPR Kota Kediri.
Jumlah UMKM keseluruhan di Kota Kediri pada tahun 2011 sebanyak
15.837UMKM. Dari jumlah tersebut yang termasuk UMKM tangguh sebanyak
11.387 unit, dan yang termasuk UMKM mandiri sebanyak 10.343
unit.Sedangkan jumlah koperasi aktif pada Tahun 2011 sebanyak 408 unit, dan
yang termasuk KSU/USP berkualifikasi sehat mencapai 103 unit.

H. Ketahanan Pangan
Secara kumulatif ketersediaan pangan di Kota Kediri sudah lebih dari
cukup dan beranekaragam. Hal ini diharapkan mampu mendukung
pelaksanaan Gerakan Percepatan Diversifikasi Konsumsi Pangan dan Gizi
yaitu gerakan yang bertujuan untuk mengkonsumsi pangan beranekaragam
serta mengurangi ketergantungan pada satu bahan pangan yaitu beras. Hal ini
diharapkan berdampak pada meningkatnya kualitas pola konsumsi pangan
masyarakat menuju pangan yang Beragam, Bergizi dan Berimbang atau 3B.
Ketersediaan pangan di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel II-40, berikut ini.
Tabel II-40

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -57


Tabel Ketersediaan Pangan Kota Kediri (ton)

Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011


Ketersediaan bahan Pangan 27.473 27.571 29.065 30.426 35.205
Konsumsi Pangan Masyarakat 21.975 22.562 24.099 26.688 27.634
Sumber: Kantor Ketahanan Pangan

Ketahanan panganmenghendaki bahwa tiap rumah tangga meng-


konsumsi pangan yang cukup. Standart kecukupan dalam mengkonsumsi
sekitar 2000 kalori dan ketersediaan 2.500 kalori. Ditingkat nasional
ketersediaan hampir 3.000 kalori per kapita, tetapi ditingkat rumah tangga
konsumsinya masih dibawah kecukupan. Berdasarkan Tabel II-39. dapat
diketahui bahwa dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat Kota Kediri sudah
dalam standar kecukupan pangan. Dan apabila dilihat dari skor Pola Pangan
Harapan (PPH) Kota Kediri pada tahun 2011 telah mencapai 86,80 sehingga
diversifikasi konsumsi pangan termasuk pangan pokok di Kota Kediri telah
bervariasi dan hamper mendekati pola pangan harapan ideal. Tingkat pola
konsumsi pangan masyarakat Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel II-41
Tingkat Pola Konsumsi Pangan MasyarakatKota Kediri Tahun 2011

Tingkat Pola
Konsumsi Skor Aktual Skor Aktual Skor
No. Konsumsi Pangan AKE*)
Kalori PPH AKE PPH
Mayasarakat
1. Tahun 2008 3.392,7 156,23 80,10 81,50 56,16
2. Tahun 2009 2.034,7 101,70 87,10 88,60 78,90
3. Tahun 2010 3.908,2 195,40 92,50 180,70 84,02
4. Tahun 2011 3.411,9 170,60 93,60 160,40 86,80
Keterangan :
PPH ideal = 100
AKE = Angka Kecukupan Energi
PPH = Pola Pangan Harapan
Sumber : Kantor Ketahanan Pangan

Meskipun demikian, masih terdapat beberapa rumah tangga di Kota


Kediri yang belum mampu mengakses pangan dengan cukup. Pemerintah Kota
Kediri pada tahun 2011 berupaya melakukan penurunan jumlah KK Rawan

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -58


pangan antara lain melalui program intervensi bantuan pangan terhadap 1.125
KK, yang berada dalam daerah Peta Rawan Pangan, yaitu di tiga Kelurahan
terdiri dari Kelurahan Tosaren 290 KK, Kelurahan Mojoroto 467 KK dan
Kelurahan Pesantren 368 KK. Sehingga pada tahun 2011 jumlah KK Rawan
Pangan mengalami penurunan dari 387 KK pada tahun 2010 menjadi 350 KK
pada tahun 2011.

Beberapa program dan kegiatan untuk mempertahanankan ketahanan


pangan di Kota Kediri antara laindilakukan melalui Program Aksi Desa Mandiri
Pangan.Pada tahun anggaran 2011, selain adanya anggaran dari APBD Kota
Kediri, dari APBD Provinsi juga mengalokasikan bahkan disertai dengan Dana
Bansos kepada Kelompok – kelompok Afinitas Desa Mandiri Pangan;
Pengembangan Cadangan Pangan Daerah; Pelaksanaan Gerakan P2KP
(Percepatan Penganekaragaman Pangan); dan Pengelolaan Kondisi
Ketahanan Pangan Daerah.

I. Manajemen sumber daya aparatur


Sumber daya aparatur memegang peranan yang strategis dalam
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik karena menjadi ujung tombak
pemerintah dalam memberikan pelayanan publik. Terlebih lagi dalam era
otonomi daerah dimana pemerintah dituntut untuk mandiri dan memiliki
kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Konsekuensinya maka
setiap pemerintahan daerah harus mampu menyediakan sumber daya aparatur
yang handal dan profesional. Jumlah aparatur pemerintahan (PNS) Kota Kediri
sampai dengan akhir tahun 2011 adalah sebanyak 7.007 orangpegawai yang
tersebar dalam tingkatan pendidikan yang berbeda mulai dari sekolah dasar
sampai dengan perguruan tinggi.
Sesuai dengan data kepegawaian tahun 2011, apabila ditinjau dari
proporsinya, komposisi jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan SD
3,59%, SLTP 3,81%, SLTA 23,06%, Diploma 19,52%, S1 45,19% dan S2
4,81% dan S3 0,01%. Dari kondisi tersebut dapat diketahui bahwa kapasitas
aparatur yang berpendidikan sarjana mencapai 45,19% sehingga masih

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -59


diperlukan upaya peningkatan pengelolaan SDM aparatur pemerintahan agar
kualitas aparatur dan kinerjanya di seluruh SKPD dapat tercapai sesuai yang
diharapkan. Selain itu pengelolaan SDM aparatur Kota Kediri harus lebih efektif
dan efisien dalam memperhatikan estimasi pertumbuhan penduduk Kota Kediri.
Rasio PNS dan penduduk pada tahun 2011 telah mencapai 2,3 % (7,007 PNS /
302672 jiwa penduduk) lebih tinggi dibanding dengan rasio nasional sebesar
2%.
J. Ketertiban dan Keamanan
Dalam rangka mengantisipasi perkembangan dan dinamika kegiatan
masyarakat seiring dengan tuntutan era globalisasi dan otonomi daerah,
ketertiban umum dan keamanan merupakan suatu kebutuhan mendasar
bagi seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya. Oleh
karenanya,penyelenggaraan ketertiban umum dan keamanan merupakan
urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah:
1. Penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan telah dilakukan
dengan baik, namun demikian masih perlu ditingkatkan dalam rangka
menjamin tercapainya tujuan pembangunan. Keberhasilan penegakan
hukum dan Peraturan Daerah tidak terlepas dari upaya penertiban yang
berada di bawah kendali Satuan Polisi Pamong Praja yang sudah
dilaksanakan secara terpadu, berkoordinasi dengan SKPD terkait (Dinas
Pekerjaan umum; DPPKA; Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Pertambangan dan Energi; Dinas Sosial dan Tenaga Kerja; Kantor
Pelayanan Perijinan;Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat), Kecamatan, Kelurahan serta Instansi vertikal lainnya, di
antaranya dari unsur Kepolisian, Pengadilan Negeri, serta Kejaksaan
Negeri. Kegiatan penertiban yang ditangani meliputi 10 obyek penertiban,
yaitu: Penertiban terhadap Pedagang Kaki Lima, pemasangan reklame,
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), penertiban ijin gangguan atau Hinder
Ordonantie (HO), anak jalanan dan gelandangan pengemis, pekerja seks
komersial (PSK), kebersihan, parkir dan hiburan malam, bilyard maupun
panti. Namun demikian upaya penegakan peraturan daerah masih perlu
terus ditingkatkan, mengingat masih banyaknya target atau sasaran

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -60


penertiban yang belum tertangani dengan baik dan masih menjadi salah
satu agenda permasalahan krusial di Kota Kediri, seperti penertiban
terhadap anak jalanan dan gelandangan pengemis, PSK, serta penertiban
reklame. Belum tercapainya target atau sasaran penertiban antara lain
karena terbatasnya kewenangan yang dimiliki Satuan Polisi Pamong Praja
(Satpol PP).
2. Indikator lain dari keberhasilan program penyelenggaraan ketertiban dan
keamanan adalah penanganan terhadap tindak kriminalitas. Secara umum
keamanan Kota Kediri relatif terkendali. Kesadaran masyarakat akan hukum
dan proses politik bisa dikatakan baik, walaupun masih terus-menerus perlu
dilakukan sosialisasi dan peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
3. Dalam rangka mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat maka
pemberantasan tindakan kejahatan dan tindak kriminalitas telah dilakukan.
Namun demikian upaya-upaya tersebut masih belum optimal karena masih
tingginya tingkat tindak kejahatan dan kriminalitas baik kuantitas maupun
kualitasnya. Dengan memperhatikan angka kepadatan penduduk yang
semakin meningkat yang diikuti dengan semakin tingginya kompleksitas
permasalahan sosial di Kota Kediri ke depan, maka masalah ketertiban dan
keamanan akan semakin kompleks pula. Kantong-kantong kriminalitas dan
penyakit sosial baru akan bermunculan seiring dengan pertumbuhan
pemukiman di wilayah Kota Kediri, juga penyalahgunaan teknologi informasi
yang memunculkan modus operandi kejahatan yang beragam, maka
kriminalitas di kota ini akan cenderung mengalami peningkatan manakala
tidak diantisipasi dan ditanggulangi secara cepat dan tepat, antara lain
dengan penguatan kewenangan Satpol PP, peningkatan koordinasi dan
kerjasama dengan jajaran terkait dan yang lebih penting adalah
meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga ketertiban dan
keamanan lingkungan, serta peningkatan kualitas aparat, sarana dan
prasarana, dengan didukung teknologi informasi dan komunikasi yang
handal.

2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -61


A. Jumlah Investor dan Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA)
Selama Tahun 2011, investor nasional yang masuk di Kota Kediri
sebanyak 2 investor, yaitu Matahari-Hypermart dan Ramayana. Pusat
perbelanjaan Matahari-Hypermart yang dinamakan Kediri Town Square berada
di Jl. Hasanudin Kelurahan Balowerti Kota Kediri, sedangkan Pusat
Perbelanjaan Ramayana berlokasi di Jl. Panglima Sudirman Kelurahan
Ringinanom Kota Kediri. Dua pusat perbelanjaan tersebut mampu menyerap
tenaga kerja lokal Kota Kediri dan bisa memberikan kontribusi efek berantai
yang cukup signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri.
Sampai Pada tahun 2011, nilai investasi yang masuk ke Kota Kediri
mencapai Rp.1.232.137.081.068,-.Bila dibandingkan dengan investasi yang
masuk pada tahun 2010 yang sebesar Rp.1.043.212.239.187,- berarti terjadi
peningkatan sebesar Rp.188.924.842.000,-. Kesuksesan peningkatan investasi
yang masuk ke Kota Kediri ini berasal dari peningkatan investasi di berbagai
sektor ekonomi di Kota Kediri yaitu perdagangan, perindustrian, jasa kontruksi,
perhotelan/losmen/ penginapan, perumahan dan ruko, restoran/ rumah makan,
perkantoran/supermarket/mall/sarana perdagangan lainnya, koperasi dan
hiburan/rekreasi, perikanan dan peternakan, kesehatan dan pergudangan.

B. Industri.
Ekonomi masyarakat Kota Kediri lebih dominan digerakkan oleh aktivitas
sektor industri dan perdagangan. Kontribusi sektor industri dalam pembentukan
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tahun 2011untuk sektor industri
pengolahan meliputi sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau
sebesar 72,52%.
Kota Kediri terus berupaya meningkatkan peran sektor industri
khususnya Industri Kecil Menengah (IKM). Selain 9 unit Industri besar yang
merupakan penyumbang PDRB terbesar untuk sektor industri, di Kota Kediri
juga terbentuk jaringan IKM dan industry besar untuk 4 jenis komoditas yaitu
furniture, kayu olahan, tenun ikat dan gula pasir. Sampai tahun 2011 terdapat
14 sentra industri kecil yang mengusahakan beraneka ragam produk unggulan.
antara lain : tahu, tempe, tenun ikat, meubelair,getuk

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -62


pisang,makanan,minuman, buah-buahan, sayuran, opak gambir, emping
mlinjo,bekicot,sulak, jahitan, kaca hias, tusuk sate, kue basah, jamu gendong,
dan seruling bambu. Sentra industri tenun ikat di Kelurahan Bandarkidul
merupakan pusat Kerajinan industri tenun ikat yang juga merupakan salah satu
industri kreatif untuk terus didorong menjadi ikon Kota Kediri. Selain itu,
Pemerintah Kota Kediri juga terus mendorong pertumbuhan sentra industri
kreatif lainnya dengan didukung pembentukan Dewan Kerajinan Daerah
(DEKRANASDA) Kota Kediri dan Asosiasi Pengrajin Kota Kediri (ASPEKORI).
Sampai dengan tahun 2011 terdapat 9 unit industri
Aneka potensi industri. perdagangan dan pengembangan usaha di Kota
Kediri tahun 2006 – 2011 dapat dilihat pada tabel II-42, berikut ini.
Tabel II-42
Perkembangan Usaha Industri 2006-2011
TAHUN
URAIAN
2006 2007 2008 2009 2010 2011
a Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga
1. Unit Usaha
1.406 1.421 1.448 1.472 1.501 1.530
(buah)
2. Tenaga
2.863 2.950 3.082 3.183 3.271 3.496
Kerja (orang)
3. Nilai produksi
90 90.789 92.993 95.218 110.29 124.080
(milyar Rp)
4. Nilai Investasi
3.538.76 4.102.76 5.798.15 7.188.57 8.323.67 9.156.04
(milyar Rp)
b Industri Menengah
1. Unit Usaha
562 563 563 565 1.501 571
(buah)
2. Tenaga
4.709 4.724 4.724 4.728 4.902 4.942
Kerja (orang)
3. Nilai produksi
3.989.90 7.593.90 7.593.90 9.281.51 9.407.50 9.520.39
(milyar Rp)
4. Nilai Investasi
28.76 31.33 31.33 32.73 37.63 42.15
(milyar Rp)
c Industri Besar
1. Unit Usaha
13 15 18 19 19 20
(buah)
2. Tenaga
45.449 45.465 45.505 45.353 41.906 41.154
Kerja (orang)
3. Nilai produksi 4.369 5 11.806.60 14.046.93 14.074.65 14.075.85

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -63


TAHUN
URAIAN
2006 2007 2008 2009 2010 2011
(milyar Rp)
4. Nilai Investasi
3.380 3.977 5.078.15 6.478.35 6.397.57 6.400.14
(milyar Rp)
Sumber : Dinas Perdagangan, Perindustrian, Pertambangan dan Energi

C. Perdagangan
Kontribusi sektor perdagangan dalam pembentukan PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) Tahun 2007 sebesar 17,61% dan selalu mengalami tren
naik sehingga pada tahun 2011 kontribusi sektor perdagangan naik menjadi
20.59%.Kota Kediri yang dikembangkan menjadi Pusat Kegiatan Wilayah jawa
Timur, memiliki aktivitas perdagangan yang difasilitasi oleh beragam pasar
tradisional maupun pasar modern, mulai dari Pasar Pasar Setonobetek, Pasar
Induk Buah dan Sayur Ngronggo, pusat perdagangan Jl. Dhoho, Pasar Raya
Sri Ratu, Dhoho Plasa I dan II, Ramayana, dan Hypermart-Matahari serta
sejumlah sentra ekonomi komoditas unggulan lokal daerah dengan pangsa
pasar masyarakat dan konsumen yang datang dari daerah-daerah di sekitar
Kota Kediri.
Perdagangan di Kota Kediri juga memiliki pangsa pasar perdagangan
luar negeri (ekspor). Pada tahun 2011 tercatat nilai ekspor US$ 1.375.917.793.
Faktor pendorong peningkatan nilai ekspor daerah adalah karena harga jual
produk ekspor lebih tinggi sehingga keuntungan yang didapat meningkat.
Sedangkan permasalahan secara umum yang dihadapi oleh perusahaan yang
akan mengekspor adalah kurangnya informasi tentang ekspor, produknya sulit
mengikuti standar ekspor, skala produksi terbatas karena kurangnya modal
atau juga karena kurang memahami prosedur perijinan tentang ekspor.

D. Pertanian
Produktivitas hasil pertanian, perkebunan, peternakan, maupun
perikanan terus mengalami peningkatan. Produktivitas padi pada Tahun 2011
mencapai 69,60 Kw/Ha. Jumlah produksi hasil ternak (daging, telur dan susu)
tahun 2011mencapai4.002,09 ton. Sedangkan produktivitas tanaman
perkebunan (tebu) mencapai 837,03 Kw/Ha. Sedangkan luas areal hutan yang
ada sampai dengan tahun 2011 seluas 87,40 Ha.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -64


Secara umum hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembangunan
bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

Tabel II-43
Perkembangan hasil pertanian tanaman pangan
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1 Padi
Luas areal Panen (Ha) 1.416 1.428 1.843 2.187,00 2.654
Jumlah Produksi Gabah 9.345 9.520 12.772 14.871,60 17.153,69
Kering giling (Ton)
Produksi beras (Ton) 5.154 5.251 7.096 8.262,52 9.606,07
2 Jagung
Luas areal produksi (Ha) 681 931 1.205 1.131,00 906
Jml. produksi (Ton) 3.258 7.448 6.748 12.903,30 6.356,50
3 Kedelai
Luas areal produksi (Ha) 4 4 5 12,00 7,00
Jumlah produksi (Ton) 3,2 4.5 4,8 9,60 9,10
Sumber : Dinas Pertanian Kota Kediri

Tabel II.44
Perkembangan hasil perkebunan
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1 Produksi Tebu Kota Kediri :
Luas Areal (Ha) 1.747,98 1.649,69 1.472,21 1.657,87 1.620,77
Jumlah Produksi (Kw) 1.713.462 1.496.454 1.244.754 1.401.701 1.356.641
Produksi Tebu 2 PG (Pesantren dan Mrican) :
Luas Areal (Ha) 1.747,98 1.649,69 11.915,19 13.990,47 15.850,85
Jumlah Produksi (Kw) 12.915.845 13.072.800 10.749.205 11.804.004 13.061.503
2 Jambu Mente
Luas Areal(Ha) 14,09 12,20 11,03 11,03 11,03
Jumlah Produksi (Kw) 17 16,50 13,23 7,15 5,08
3 Kelapa
Luas Areal (Ha) 394,48 345,00 218,34 205,14 150,84
Jumlah Produksi (Ton) 19,12 20,10 14,65 8,79 6,07
Sumber : Dinas Pertanian Kota Kediri

Tabel II-45
Perkembangan Hasil Peternakan dan Perikanan
No URAIAN 2007 2008 2009 2010 2011
1 Sapi Potong (ekor)
Jumlah Populasi 4.687 4.795 4.642 6.316,00 6.143
2 Sapi Perah (ekor)
Jumlah Populasi 158 147 119 42,00 180
3 Ayam Buras (ekor)

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -65


Jumlah Populasi 134.944 105.228 75.403 101.239,00 77.930
4 Ayam Petelur (ekor)
Jumlah Populasi 45.000 45.000 65.000 50.518,00 6.500
5 Itik (ekor)
Jumlah Populasi 3.301 3.235 3.140 5.591,00 4.105
6 Luas Kolam
10,260 10,480 10,640 10,640 17,58
Perikanan (Ha)
7 Jumlah Produksi
2.953,30 2.284,57 2.300 2400,43 2.547,62
Ikan (Kw)
8 Produksi Benih -
ikan konsumsi 17.991.652 10.675.652 18.891.234 19.110.000,00 19.395.000
(ekor)
Sumber : Dinas Pertanian Kota Kediri
E. Pariwisata
Pariwisata di Kota Kediri meliputi wisata alam, wisata budaya (wisata
religi, cagar budaya) dan wisata minat khusus. Beberapa obyek wisata yang
ada di Kota Kediri adalah:
 Wisata Alam : Kawasan Wisata Selomangleng, Dermaga Joyoboyo,
Sumber Alam Sumber Bulus, Sumber Cakarsi, Mata Air (sumber) Lo,
Gunung Klotok, Sumber Gayam dan Jalan Tembus Lebak Tumpang.
 Wisata Budaya : Museum Airlangga (Cagar Budaya dilindungi), Makam
Kuno Mbah Boncolono, Komplek Makam Islam Kuno Mbah Wasil, Makam
Sunan Geseng, Masjid Aulia Setonogedong, Gereja Merah, Gereja
Vicencius, Pura Sekartaji, Klenteng Tri Dharma, Masjid Agung Kota Kediri,
Goa Padedean, Goa Selobale.
 Wisata minat khusus : Taman Wisata Selomangleng, Taman Wisata
Paggora, Taman Wisata Tirtoyoso Pabrik Rokok Gudang Garam, Taman
Sekartaji, Taman Alun-alun Kota, Soto Bok Ijo.
Dari tahun 2008 – 2011 jumlah kunjungan wisatawan selalu mengalami
pasang surut, yang dikarenakan banyaknya bermunculan tempat-tempat wisata
di daerah lain yang lebih lengkap dan menarik Kunjungan wisatawan
berpengaruh besar terhadap tingkat hunian hotel dan perekonomian di Kota
Kediri.Diperlukan adanya peningkatan daya tarik obyek wisata melalui
pagelaran atraksi, event, dan peningkatan kualitas pelayanan fasilitas obyek
wisata.Upaya-upaya yang telah ditempuh, antara lain :
 Menyusun perencanaan pengembangan potensi wisata dalam bentuk
Rencana induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota kediri.
 Mengupayakan masuknya Kota Kediri ke dalam paket-paket pariwisata

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -66


 Mengupayakan adanya koordinasi dengan instansi lain berkaitan dengan
berkas status tanah maupun pengelolaan tanah.

2.4. Aspek Daya Saing Daerah


Peningkatan daya saing daerah merupakan salah satu aspek yang harus
dikembangkan Pemerintah Kota Kediri untuk meningkatkan kemampuan
kemandirian daerah. Peningkatan kemandirian dapat dilakukan melalui
pengembangan kemampuan ekonomi lokal.Pengembangan ekonomi lokal
merupakan usaha optimalisasi sumber daya lokal yang melibatkan pemerintah,
dunia usaha, masyarakat lokal dan organisasi kemasyarakatan untuk
mengembangkan ekonomi daerah dan/atau kota. Letak geografis Kota Kediri
sangat strategis karena berada di tengah atau setidaknya memiliki jaring
relasional dengan Kabupaten/Kota lainnya seperti Kabupaten Nganjuk,
Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Tulungagung,
Kabupaten Trenggalek. Kondisi ini memungkinkan Kota Kediri untuk melakukan
peningkatan dan pengembangan sektor perdagangan dan jasa guna menyerap
pangsa pasar Kabupaten/Kota di sekitarnya.
Melalui peningkatan daya saing daerah tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kapasitas Kota Kediri yang diorientasikan sebagai pusat
penyedia layanan jasa dan perdagangan, sekaligus meningkatkan produktivitas
daya beli dan kemampuan berwirausaha masyarakat.

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah


A. Tenaga Kerja
Jumlah Penduduk Usia KerjaKota Kediri pada Tahun
2011mencapai212.828orang atau sekitar 70,31 persen dari total jumlah
penduduk. Sebagai daerah perkotaan (urban), sektor perdagangan dan jasa di
Kota Kediri paling banyak memberikan kesempatan dan lapangan kerja bagi
penduduknya. Pengembangan sektor perdagangan dan jasa ini menjadi fokus
Pemerintah Kota Kediri dalam mengatasi pengangguran, sebab program-
program pembangunan ekonomi riil di sektor jasa dan perdagangan inilah yang
terbukti mampu menggerakkan aktivitas ekonomi masyarakat.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -67


Penurunan angka pengangguran merupakan salah satu indikator kunci
keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Kinerja capaian indikator ini
menunjukkan peningkatan yang cukup baik dari tahun ke tahun. Dari 15.782
penganggur pada tahun 2008 berhasil ditekan menjadi 9.923 penganggur pada
tahun 2010 dan terus menurun pada tahun 2011 menjadi 6.890 penganggur.
Hal ini didukung oleh adanya penciptaan lapangan pekerjaan baru, peningkatan
jumlah wirausahawan yang mandiri dan adanya bursa kerja yang dilaksanakan
sampai pada tingkat Kelurahan sehingga memperluas dan mempermudah
akses masyarakat dalam memperoleh informasi lapangan kerja
Berdasarkan tingkat pendidikan, kualitas tenaga kerja di Kediri
relatif cukup baik, dengan struktur tenaga kerja yang semakin tinggi tingkat
pendidikannya. Disisi lain terjadi pergeseran pengangguran ke arah
penduduk yang berpendidikan tinggi, sehingga diperlukan upaya yang nyata
untuk membentuk tenaga kerja yang berdaya saing.
Di samping itu, terlindunginya tenaga kerja dengan asuransi, pemberian
kepastian upah minimal serta terjalinnya hubungan kerja yang kondusif sangat
diperlukan untuk meningkatkan keamanan dan kesejahteraan tenaga kerja.

B. Asset Daerah
Aset tetap yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Kediri meliputi tanah,
bangunan, kendaraan, mebeleur, mesin-mesin dan asset bergerak lainnya.
Tanah,sebagai salah satu aset tidak bergerak dan merupakan aset yang
terbesar sangat potensial untuk dikembangkan. Jumlah tanah yang dimiliki oleh
pemerintah Kota Kediri sebanyak 1.848 bidang tanah, jumlah tanah yang telah
bersertifikat sebanyak 1.254 bidang tanah (50,65%).Berdasarkan data yang
ada,jumlah asset berupa eks. Tanah kas desa yang berhasil di inventarisasi
oleh Pemerintah Kota Kediri pada tahun 2008 adalah seluas 10.173.742 m2.
Pada Tahun 2011 yang sudah bersertifikat seluas 9.806.596,40 m2 atau
sebesar 97%. Sedangkan asset bergerak yang dimiliki Pemerintah Kota Kediri
sebanyak 354.482 unit senilai Rp. 234.235.000.000,- dan asset tidak bergerak
sebanyak 10.181 unit senilai Rp. 1.902.571.480.000,-

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -68


C. Keuangan Daerah dan Pertumbuhan
Kemampuan keuangan Kota Kediri selama lima tahun terakhir (2007-
2011) secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel II-46
Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan APBD Kota Kediri
Tahun 2007-2011
NO URAIAN 2007 2008 2009 2010 2011

1 PENDAPATAN 492,556,900,821.86 560,611,273,327.13 650,610,976,163.62 697,806,608,476.41 702,493,683,119.27


Pendapatan
1.1 68,007,922,654.58 72,955,454,942.86 83,420,679,281.00 85,088,486,177.41 104,924,834,219.27
Asli Daerah
Dana
1.2 396,036,724,189.00 453,729,844,292.40 518,198,146,718.40 510,705,823,650.00 486,729,305,205.00
Perimbangan
Lain-Lain
Pendapatan
1.3 28,512,253,978.28 33,925,974,091.87 48,992,150,164.22 102,012,298,649.00 110,839,543,695.00
Daerah yang
Sah
2 BELANJA 595,371,351,608.88 634,236,601,682.45 773,707,924,462.59 783,541,000,280.51 786,952,826,531.72
Belanja Tidak
2.1 239,683,045,713.88 326,032,128,139.45 383,803,118,766.71 442,105,322,245.77 476,358,710,930.20
Langsung
Belanja
2.2 355,688,305,895.00 308,204,473,543.00 389,904,805,695.88 341,435,678,034.74 310,594,115,601.52
Langsung
Surplus/
(102,814,450,787.02) (73,625,328,355.32) (123,096,948,298.97) (85,734,391,804.10) (84,459,143,412.45)
(Defisit)
3 PEMBIAYAAN 102,814,450,787.02 73,625,328,355.32 123,096,948,298.97 85,734,391,804.10 84,459,143,412.45
Penerimaan
3.1 Pembiayaan 106,468,395,744.29 80,471,895,634.70 129,096,948,298.97 88,136,344,304.10 88,459,143,412.45
Daerah
Pengeluaran
3.2 Pembiayaan 3,653,944,957.27 6,846,567,279.38 6,000,000,000.00 2,401,952,500.00 4,000,000,000.00
Daerah
Sumber DPPKA Kota Kediri

Berdasarkan tabel II-46 di atas pertumbuhan (%) dari tahun ke tahun,


menunjukkan bahwa total Pendapatan, Belanjadan Pembiayaan mengalami
kenaikan secara berturut-turut, namun rata-rata besaran kenaikan per tahunnya
kecenderungan menurun yaitu: 12,14% (2008),13,83 % (2009),6,76 %
(2010),0,67 % (2011); Belanja:6,13% (2008), 18,03 % (2009), 1,25 % (2010),
0,43 % (2011) dan Pembiayaan: -39,00 % (2008), 40,19 % (2009), -43,00 %
(2010), -1,51% (2011).

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -69


Selama lima tahun terakhir (2007-2011), berdasarkan P-APBD Kota
Kediri komposisi pendapatan daerah Kota Kediri didominasi oleh dana
perimbangan yaitu, rata-ratasebesar 76,68 %, kemudian diikuti oleh nilai PAD
sebesar 13,35 %. Dari gambaran kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan pembangunan daerah masih belum dapat dipenuhi dari
pengelolaan potensi pendapatan Kota Kediri sendiri.

Tabel II-47
Realisasi Pendapatan Asli DaerahTahun 2007-2011 (juta rupiah)
PENDAPATAN ASLI DAERAH 2007 2008 2009 2010 2011

1. Total PAD 72.485,75 74.775,28 88.849,65 92.787,30 119.467,32

a. Pajak Daerah 11.494,20 12.895,14 14.237,39 16.923,40 34.027,16

b. Retribusi Daerah 49.301,51 48.350,62 10.494,17 10.084,03 9.134,83

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan 622,44 996,45 1.165,75 1.212,14 1.245,95

d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah 11.067,59 12.533,07 62.952,34 64.567,73 75.059,38

2. Rasio PAD terhadap APBD (%) 14,71 13,33 13,65 13,29 17,00
Sumber : DPPKA Kota Kediri

Pada sisi Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD), komposisi pajak


daerah secara fluktuatif mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal itu
karena mulai berlakunya Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, memberikan peluang Pemerintah Kota menjadi
lebih mandiri dalam melakukan pembiayaan pembangunan. Potensi
penerimaan pajak dari sektor PBB dan BPHTB sangat besar sehingga
menjadikan pendapatan pajak derah meningkat dan menggerakkan
Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2010 sebesar Rp. 92.787.297.150,64 dan
meningkat fluktuatif di tahun 2011 menjadi Rp. 119.467.321.122,09,-
.Sedangkan rasio PAD terhadap APBD juga mengalami peningkatan dari
14,71% di tahun 2007 menjadi 17% pada tahun 2011. Komposisi PAD selama
kurun waktu 2007-2008 didominasi oleh perolehan retribusi daerah, yaitu
sebesar 68% tahun 2007 dan 65% di tahun 2008, kemudian diikuti oleh
perolehan pajak daerah. Akan tetapi mulai tahun 2009 komposisi PAD terbesar

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -70


berasal dari lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebagai pendukung
utama PAD. Selain itu, komposisi PAD dari Pajak Daerah mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Secara lengkap dapat dilihat pada grafik II-6
berikut ini.

Grafik II-6
Komposisi Pendukung PAD
0,80
0,68
0,70 0,65 0,63
0,60

0,50

0,40
0,28
0,30
0,17 0,16 0,18
0,20 0,16 0,12 0,11
0,15 0,08
0,10 0,01 0,01 0,01
0,01 0,01
0,00
2007 2008 2009 2010 2011

Pajak Daerah Retribusi Daerah


Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan Lain-lain pendapatan

Sumber : DPPKA Kota Kediri, diolah

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah / Infrastruktur


Pembangunan infrastruktur memiliki keterkaitan yang sangat kuat
dengan kesejahteraan sosial dan kualitas lingkungan serta proses pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah. Hal tersebut ditunjukkan dengan indikasi bahwa
wilayah yang memiliki kelengkapan sistem infrastruktur yang berfungsi dengan
baik mendukung terwujudnya tingkat kesejahteraan sosial dan kualitas
lingkungan serta pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pula. Dalam hal ini
keberadaan infrastruktur telah berperan sebagai instrumen bagi pengurangan
kemiskinan. pembuka daerah terisolasi. dan mempersempit kesenjangan antar

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -71


wilayah.

A. Penataan Ruang
Pertumbuhan pembangunan dan perkembangan kota yang lebih cepat
serta keterbatasan lahan terutama di wilayah kota tidak menutup kemungkinan
adanya alih fungsi lahan sehingga terjadi perbedaan dalam perencanaan tata
ruang dan kenyataan pembangunan dilapangan.Oleh karena itu, perlu adanya
ketaatan pembangunan terhadap perencanaan tata ruang yang telah ditetapkan
berdasarkan RTRW.Dengan telah diberlakukan dan ditetapkannya Peraturan
Daerah Kota Kediri Nomor 1 tahun 2012 tentang RTRW Kota Kediri diharapkan
terjadi keseimbangan pembangunan dan perkembangan antar wilayah Kota
Kediri sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada di masing-masing wilayah.
Kawasan Budidaya Kota Kediri yang merupakan wilayah yang ditetapkan
dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan,
sebagaimana ditetapkan dalam RTRW adalah dengan meningkatkan kawasan
perumahan; kawasan perdagangan dan jasa; kawasan perkantoran;kawasan
industri;kawasan pariwisata; kawasan ruang terbuka non hijau;kawasan ruang
evakuasi bencana;kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal dan
kawasan peruntukan lainnya
Penggunaan Lahan di Kota Kediri di dominasi oleh lahan terbangun.
Kota Kediri terbagi menjadi 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Mojoroto,
Kecamatan Kota dan kecamatan Pesantren. Perkembangan untuk lahan
terbangun belum tersebar secara merata. Dominasi penggunaan lahan
kepadatan tinggi adalah Kecamatan Kota dengan sebaran perkantoran,
perdagangan jasa, industri, pemukiman kepadatan tinggi dan wisata kota.
Penggunaan lahan untuk Kecamatan Mojoroto di dominsi oleh pendidikan,
home industri, industri, pariwisata dan pertanian serta pemukiman kepadatan
sedang dan rendah. Untuk Kecamatan Pesantren, dominasi penggunaan
lahannya adalah perkantoran, industri, home industri, permukiman kepadatan
sedang dan rendah serta pertanian.Untuk lebih jelas mengenai kondisi
penggunaan lahan di Kota Kediri, dapat dilihat pada Tabel II-46berikut ini.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -72


Tabel II-48
Tutupan Lahan Kota Kediri 2009
LUAS (Ha)
PENGGUNAAN LAHAN
MOJOROTO KOTA PESANTREN TOTAL

Permukiman 687.17 486.60 468.29 1642.05


Perdagangan Dan Jasa 56.13 69.39 23.44 148.96
Perkantoran 69.42 26.50 0.65 96.57
Pelayanan Umum 72.03 44.63 23.71 140.37
Industri Dan Pergudangan 22.02 121.77 32.82 176.61
Pariwisata 1.99 3.15 1.02 6.15
Rth Non Hijau 21.59 35.96 2.34 59.89
RTH 25.37 5.36 1.47 32.19
Peruntukan Sektor Informal 0.49 0.00 0.00 0.49
Pertanian 980.78 518.45 1586.51 3085.74
Ladang/Kebun Campur 268.19 120.60 250.07 638.87
Hutan 163.44 0.00 0.00 163.44
Kawasan Militer 12.34 12.99 0.00 25.33
Stasiun 0.00 0.05 0.00 0.05
TPAdan IPLT 1.10 0.00 0.00 1.10
Terminal 2.77 0.00 0.00 2.77
Sungai 75.29 44.55 0.00 119.84

LUAS (HA) 2460.10 1490.00 2390.30 6340.40

Sumber : Kota Kediri Dalam Angka 2008 dan Digitasi Citra Landsat 2007

Perizinan merupakan salah satu proses pengendalian penataan ruang.


Denganmengeluarkan izin mendirikan bangunan (IMB), pemerintah mengontrol
jumlah danlokasi bangunan sehingga sesuai dengan arahan RTRW.
Persentase bangunan yangmemiliki IMB di Kota Kediri tahun 2011 tergolong
masih rendah, yaitu baru 38,46% bangunan yang memiliki IMB dari sekitar
53.226 bangunan yang ada di Kota Kediri.Jumlah ini perlu diperhatikan dalam
rangka mewujudkan penataan ruang yang efektifdan efisien. Secara lengkap
Rasio Bangunan ber-IMB per satuan bangunan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II-49

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -73


Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan
No Uraian 2008 2009 2010 2011
1. Jumlah Bangunan ber-IMB 18.437 18.850 19.341 19.853
2. Jumlah Bangunan 51.323 51.800 52.350 52.606
3. Rasio bangunan ber-IMB (%) 35,92 36,39 37,74 38,46
Sumber : Dinas Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan
B. Penyediaan Air Bersih
Air bersih menjadi kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat, sehingga
harus diperhatikan kualitas hygienisnya, distribusi maupun pemerataan
pelayanannya. Sebagian besar penduduk Kota Kediri memenuhi keperluan air
bersih untuk keperluan MCK pada umumnya dari sumur galian atau sumur
pompa dan dari PDAM.
Sejumlah sungai melintasi Kota Kediri, yaitu Sungai Brantas, Sungai
Kresek, Parang, Kedak dan Sungai Ngampel, disamping itu juga terdapat
sumber-sumber air yang difungsikan untuk pengairan dan penyediaan air bersih
serta sarana pariwisata. Sumber-sumber air yang ada tersebar di Kecamatan
Pesantren sebanyak 15 sumber mata air,di Kecamatan Mojoroto sebanyak 7
sumber mata air, dan di Kecamatan Kota sebanyak 5 sumber mata air. Untuk
menjaga agar kelestarian debit airnya tetap terjaga, dilakukan konservasi di
lingkungan sumber-sumber air yang ada.
Untuk penyediaan air bersih, PDAM Kota Kediri terus berupaya
memenuhi kebutuhan air selama 24 jam non stop, menekan tingkat kehilangan
air serta terus meningkatkan kapasitas produksi dan memperbaiki sistem
distribusi. Jumlah pelanggan PDAM Kota Kediri sampai dengan akhir 2011
sebanyak 13.366 pelanggan (SR). Komposisi pelanggan paling besar adalah
Rumah Tangga dengan jumlah pelanggan sampai akhir 2011 mencapai 12.338
sambungan, dengan volume pemakaian air minum oleh pelanggan 216.217 M³.
Tabel berikut ini menunjukkan data pelanggan dan volume pemakaian air dari
PDAM Kota Kediri.
Tabel II-50
Jumlah Pelanggan dan Volume Pemakaian
Air Minum PDAM Tahun 2011
Jumlah Pemakaian
Jenis Pelanggan Pelanggan (SR)
(M3)
1. Sosial Umum (S1) 15 555
2. Sosial Khusus (S2) 189 7.786
3. Rumah Tangga (A) 10.974 158.940

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -74


Jumlah Pemakaian
Jenis Pelanggan Pelanggan (SR)
(M3)
4. Rumah Tangga (B) 1.364 17.188
5. Instansi Pemerintah (IP) 421 26.625
6. Niaga Kecil (N1) 371 4.853
7. Niaga Besar (N2) 32 270
Jumlah 13.366 216.217
Sumber : PDAM Kota Kediri
C. Jaringan Listrik dan Telekomunikasi.
Jaringan listrik dan telekomunikasi memegang peranan penting yang
menentukan dinamika aktivitas sosial-ekonomi masyarakat. Hampir semua
aspek kehidupan tergantung pada listrik. Konsumsi listrik akan semakin
meningkat seiring meningkatnya aktivitas perekonomian masyarakat, sehingga
energi listrik dari waktu ke waktu akan semakin besar. Data Tahun 2011
menunjukkan bahwa seluruh wilayah di Kota Kediritelah terlayani listrik.
Rasio elektrifikasi bagi rumah tangga sudah baik yang terlihat dari
mayoritas rumah tangga yang sudah menggunakan layanan listrik PLN yaitu
sebanyak 56.694 rumah tangga. Jumlah pelanggan listrik PLN di Kota Kediri
pada tahun 2011 tercatat 68.251 pelanggan. Mayoritas pelanggan adalah
rumah tangga yaitu sebesar 83,07% dengan jumlah pemakaian 89.733.601
KWh selama 1 tahun atau 35,57% dari total pemakaian 252.234.694 KWh.
Data secara lengkap bisa dilihat pada tabel II-51.
Sedangkan dinamika perkembangan sektor telekomunikasi di Kota
Kedirihampir sama dengan dinamika bisnis layanan telekomunikasi di Indonesia
dimana telah terjadi pergeseran fokus bisnis penyedia layanan telekomunikasi
dari berbasis kabelberalih ke telekomunikasi bergerak berbasis nirkabel.

Tabel II-51
Pemakaian Listrik Tahun 2011

Jumlah Pemakaian Pemakaian


Golongan Tarif
Pelanggan (KWh 1 Tahun) (KWh/Bln)
1. Sosial 1.331 10.624.156 885.346
a. S1 - - -
b. S2 1.329 8.332.356 694.363

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -75


Jumlah Pemakaian Pemakaian
Golongan Tarif
Pelanggan (KWh 1 Tahun) (KWh/Bln)
c. S3 2 2.291.800 190.983
2. Rumah Tangga (R) 56.694 89.733.601 7.477.800
a. R1 56.007 83.700.748 6.975.062
b. R2 551 3.580.905 298.409
c. R3 136 2.451.948 204.329
3. Bisnis ( B ) 4.142 46.864.782 3.905.399
a. B1 3.490 9.652.056 804.338
b. B2 644 21.971.256 1.830.938
c. B3 8 15.241.470 1.270.123
4. Industri (I) 122 94.213.337 7.851.111
a. I1 43 422.622 35.219
b. I2 71 10.170.890 847.574
c. I3 7 4.474.465 372.872
d. I4 1 79.145.360 6.595.447
5. Perkantoran (P) 555 8.764.879 730.407
a. P1 252 3.702.916 308.576
b. P2 1 610.368 50.864
c. P3 302 4.451.595 370.966
6. Multiguna (M) 83 1.510.185 125.849
7. Listrik Pra Bayar 5.324 523.754 43.646
Jumlah 68.251 252.234.694 21.019.558
Sumber: PLN Distribusi Jatim Area Pelayanan & Jaringan Kediri

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi


a. Investasi
Potensi lokasi Kota Kediri sebagai salah satu titik pusat segala
kegiatandi kawasan sekitarnya utamanya kawasan Pusat Kegiatan Wilayah
(PWK) Jawa Timur bagian barat daya menjadikan Kota Kediri mempunyai
posisi yang sangat strategis berkaitan dengan aspek lokasi yang berfungsi
untuk mendorong sistem perkotaan sebagai pusat pelayanan sekunder. Letak
Kota Kediri sangat strategis sebagai .sentral perekonomian, perdagangan dan
jasa bagi Kabupaten/Kota disekitarnya seperti Kabupaten Kediri,
Kabupaten/Kota Blitar, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Tulungagung, dan
Kabupaten Trenggalek. Bilamana potensi tersebut dikembangkan maka akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai akibat multiplier efek aktivitas

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -76


perekonomian yang dilakukan masyarakat Kota Kediri dan daerah
hinterlandnya.Kedepan perkembangan Kota Kediri cenderung meningkat pesat
dengan munculnya pusat-pusat usaha-perdagangan dan jasa. Saat ini
perkembangan pusat-pusat perdagangan dan jasa (Central Bussiness District)
masih terarah pada kawasan pusat kota dan kawasan strategis lainnya.
Sehingga untuk mengarahkan penyebaran CBD baru perlu diarahkan
pembangunan fasilitas-fasilitas publik yang dapat mendorong berkembangnya
kawasan-kawasan yang relatif kurang berkembang.
Kondisi keamanan dan ketertiban Kota Kediri yang relatif terkendali dan
tidak adanya gejolak dan konflik menjadikan Kota Kediri sebagai Kota Teraman
untuk investasi di Jatim merupakan promosi dan modal dasar bagi Kota Kediri
untuk dapat menarik investor ke Kota Kediri.
Dalam menggerakkan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi peran
Pemerintah Kota Kediri dalam pembangunan kota dalam jangka panjang pada
dasarnya berkaitan dengan bagaimana Pemerintah Kota Kediri
“mengendalikan” perekonomian agar tercipta keserasian antara pertumbuhan
penduduk, pertambahan kapasitas Kota Kediri dan tersedianya dana untuk
investasi sehingga dalam jangka panjang dapat meningkatkan kesejahteraan
penduduk jika perekonomian dapat tumbuh dinamis.
Pajak daerah merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau
badan yang berinvestasi (dalam hal ini perusahaan) kepada daerah tanpa
imbalan langsung yang seimbangberdasarkan perundang-undangan yang
berlaku, yang pemafaatannya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan pembangunan daerah (sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku). Sedangkan Retribusi daerah merupakan
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah
untuk kepentingan orang pribadi atau badan (dalam hal ini perusahaan).
Berikut secara lengkap disajikan data mengenai jumlah realisasi serta macam
pajak dan retribusi daerah di Kota Kediri selama kurun waktu 2007-2011.
Tabel II-52
Jumlah dan Macam Insentif Pajak dan Retribusi Daerah
Yang Mendukung Iklim Investasi Kota Kediri

NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011


Jumlah 6 pajak 6 pajak 6 pajak 6 pajak 8 pajak
1. Pajak yang
dikeluarkan 11.494.201.135,25 12.895.136.544,06 14.237.388.734,00 16.923.398.116,00 34.027.160.429,00

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -77


Jumlah
Insentif
Pajak yang
2. mendukung
574.710.056,76 644.756.827,20 711.869.436,70 846.169.905,80 1.701.358.021,45
iklim
Investasi
Jumlah
3 jenis retribusi 3 jenis retribusi 3 jenis retribusi 3 jenis retribusi 3 jenis retribusi
Retribusi
3. yang
49.301.338.081,00 47.885.381.962,91 10.494.169.558,38 9.262.467.724,00 14.844.072.861,00
dikeluarkan
Jumlah
Retribusi
yang
4. mendukung
2.465.066.904,05 2.394.269.098,15 524.708.477,92 463.123.386,20 742.203.643,05
iklim
investasi
Sumber: DPPKA Kota Kediri

Perekonomian Kota Kediri bisa mengalami goncangan terkait dengan


faktor ekstemal berupa munculnya kebijakan-kebijakan pemerintah yang
berdampak kurang menguntungkan pada kondisi perekonomian daerah.
Globalisasi dan pasar bebas di samping menjadi peluang juga bisa menjadi
ancaman apabila daerah tidak memiliki kesiapan untuk menghadapinya. Jika
produk-produk lokal tidak efisien dan berkualitas maka akan kalah bersaing
dengan produk asing yang hal ini akan merugikan ekonomi daerah.

b. Angka Kriminalitas dan Jumlah Demonstrasi


Angka kriminalitas dapat menggambarkan tingkat keamanan
masyarakat, semakin rendah angka kriminalitas, maka semakin tinggi tingkat
keamanan masyarakat. Jumlah tindak kriminal di Kota Kedirimengalami
penurunan dari 739 kasus pada tahun 2007 menjadi 449 kasus pada tahun
2011. Secara lengkap kasus criminal yang terjadi pada tahun 2007-2011 dapat
dilahat pada tabel II-53 berikut ini.

Tabel II-53
Angka Kriminalitas
No Jenis Kriminal 2007 2008 2009 2010 2011
1. Jumlah kasus narkoba 68 78 87 81 76
Jumlah kasus 1 - - 1 -
2.
pembunuhan
Jumlah kejahatan 11 15 10 8 6
3.
seksual
Jumlah kasus 51 47 25 45 52
4.
penganiayaan
Jumlah kasus 69 77 77 45 52
5.
pencurian
6. Jumlah kasus penipuan 110 94 74 92 62

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -78


No Jenis Kriminal 2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah kasus - - 1 2 -
7.
pemalsuan uang
Jumlah tindak kriminal 739 702 480 430 449
8.
selama 1 tahun
9. Jumlah penduduk 248.751 284.938 297.961 290.991 302.672
Angka kriminalitas 0,290 0,246 0,161 0,148 0,148
10. (8)/(9) per 100
penduduk
Sumber : Polres Kediri Kota
Selain angka kriminalitas yang kecil, jumlah demo di Kota Kediri juga
tidak begitu mengkhawatirkan. Secara lengkap jumlah demonstrasi selama
periode tahun 2007-2011, dapat di lihat pada tabel II-54berikut ini.
Tabel II-54
Jumlah Demo
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1 Bidang politik 8 14 19 12 15
2 Ekonomi 8 12 5 8 5
Kasus pemogokan 2 1 2 1 1
3
kerja
4 Jumlah unjuk rasa 39 41 38 42 54
Sumber : Polres Kediri Kota

2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia


A. Kualitas Tenaga Kerja
Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka
pembangunan daerah adalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas
SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk
mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri. Kualitas tenaga
kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya
semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah
maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu
daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang telah
menyelesaikan S1, S2 dan S3.
Rasio lulusan S1/S2/S3 Kota Kediri menunjukkan bahwa sejak tahun
2008 terjadi peningkatan untuk penduduk dengan kelulusan pendidikan sarjana

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -79


dan pasca sarjana walaupun belum menunjukkan peningkatan yang signifikan
terhadap rasio luluisan S1/S2/S3,yaitu dengan rasio 0,071 pada tahun 2007
dan 2008; 0,072 di tahun 2009; 0,76 di tahun 2010 dan 0,76 pada tahun 2011.
Fakta ini mencerminkan bahwa sudah ada peningkatan kesadaran
masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi dalam peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia. Lebih jelasnya mengenai rasio lulusan S1/S2/S3
di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel II-55.

Tabel II-55
Rasio lulusan S1/S2/S3 Kota Kediri

No. Uraian 2007 2008 2009 2010 2011


1. Jumlah lulusan S1 15.928 19.040 20.004 20.742 21.793
2. Jumlah lulusan S2 1.077 1.235 1.294 1.335 1.379
3. Jumlah lulusan S3 39 43 47 50 51
4. Julah lulusan S1/S2/S3 17.044 20.318 21.345 22.127 23.223
5. Jumlah penduduk 241.375 284.938 297.963 290.991 302.672
Rasio lulusan S1/S2/S3
6. 0,071 0,071 0,072 0,076 0,077
(4/5)
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Kediri

B. Tingkat Ketergantungan
Tingkat ketergantungan penduduk digunakan untuk melihat gambaran
besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif
terhadap penduduk usia tidak produktif. Penduduk muda berusia di bawah 15
tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena
secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang
menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia di atas 65 tahun juga dianggap
tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64
tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap produktif. Atas dasar konsep
ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada
penduduk usia kerja.
Tingkat Ketergantungan merupakan salah satu indikator demografi yang
penting. Semakin tinggi persentase tingkat ketergantungan maka semakin

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -80


tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai
hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi, demikian pula
sebaliknya. Berdasarkan Rasio Ketergantungan pada tabel II-53, diketahui
bahwa Tingkat ketergantungan di Kota Kediri masih dalam kisaran cukup
bahkan mengalami sedikit penurunan, hal itu tercermin dari jumlah penduduk
usia tidak produktif sebesar 81.425 di tahun 2007 dibandingkan dengan
penduduk usia produktif sebesar 159.950 sehingga rasio ketergantungannya
0,509 sedangkan di tahun 2011 dari jumlah usia tidak produktif sebesar 96.649
dibandingkan dengan usia produktif yang mencapai 206.023 dengan Rasio
Ketergantungan 0,469. Data tersebut menunjukkan bahwa di tahun 2011 setiap
100 orang yang berusia kerja mempunyai tanggungan sebanyak 47 orang yang
belum produktif dan atau tidak produktif. Rasio angka ketergantungan
penduduk pada periode tahun 2007-2011, lebih rinci dapat lihat pada tabel
dibawah ini.

Tabel II-56
Rasio Ketergantungan Tahun 2007 s.d 2011

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011


Jumlah penduduk usia <
1. 57.323 68.810 69.286 67.199 69.391
15 tahun
Jumlah penduduk usia >
2. 24.102 26.818 27.922 24.565 27.258
64 tahun
Jumlah penduduk usia
3. 81.425 95.628 97.208 91.764 96.649
tidak produktif (1) &(2)
Jumlah penduduk usia
4. 159.950 189.310 200.755 199.227 206.023
15-64 tahun
Rasio ketergantungan
5. 0,509 0,505 0,484 0,461 0,469
(3)/(4)
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Kediri

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 II -81


BAB III
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Setiap proses pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap selain


menghadapi permasalahan dan kendala juga terdapat peluang dan tantangan
yang dapat dikembangkan menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan atau
harapan yang diinginkan. Permasalahan pembangunan bersifat variatif antara
satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini membutuhkan kemampuan daerah
untuk secara arif, kreatif dan optimal dalam merespon beragam isu yang dapat
dikembangkan kepermukaan sebagai tantangan dan peluang guna menentukan
berfungsinya program-program pembangunan yang telah direncanakan.
Pertumbuhan dan perkembangan Kota Kediri dilatar belakangi oleh berbagai
aspek kehidupan seperti perkembangan penduduk, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kegiatan ekonomi yang semakin meningkat, serta
perkembangan/perluasan jaringan komunikasi dan transportasi. Sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW) dalam arahan Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa
Timur, Kota Kediri diarahkan untuk mampu menyediakan sarana perkotaan
mendukung kegiatan pendidikan, industri, perdagangan jasa dan pariwisata
yang mampu melayani skala regional untuk wilayah Kediri dan sekitarnya
(Kediri - Tulungagung – Trenggalek - Blitar). Sedangkan sebagai Pusat
Pelayanan Kawasan Andalan dalam Rencana Tata Ruang Nasional, Kota
Kediri diarahkan untuk mampu menyediakan sarana pemasaran dan
pengolahan pendukung kawasan andalan pertanian, perkebunan, industri,
perikanan dan pariwisata yang mampu melayani dalam skala regional yaitu
wilayah Kediri -Tulungagung – Trenggalek - Blitar. Perkembangan aktivitas dan
dinamika Kota Kediri kedepan akan cenderung meningkat dengan sangat
cepat, sehingga perlu diantisipasi adanya permasalahan-permasalahan
maupun isu-isu strategis kota dalam analisis perencanaan pembangunan.

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 1


3.1. Permasalahan Pembangunan.
Pesatnya perkembangan arus teknologi dan komunikasi dalam era
persaingan global, berpengaruh pada eksistensi dan kemampuan kota untuk
dapat memberikan pelayanan dan meningkatkan kesejahteraan warga
masyarakatnya. Kemampuan Kota Kediri sangat ditentukan oleh ketersediaan
sumber daya manusia yang berkualitas, sarana dan prasarana infrastruktur
kota, serta kondisi lingkungan kota layak bagi kehidupan masa sekarang dan
bagi generasi yang akan datang.
Berdasarkan deskripsi gambaran umum daerah sebagaimana dalam
uraian sebelumnya, maka ada beberapa permasalahan yang dihadapi Kota
Kediri antara lain:

a. Sumber Daya Manusia dan Sosial


Perkembangan Kota Kediri membawa daya tarik bagi masyarakat di
sekitar Kota Kediri untuk bertempat tinggal atau menjadi penduduk Kota Kediri.
Apabila tidak diantisipasi adanya laju pertumbuhan penduduk yang semakin
meningkat sebagai akibat urbanisasi akan semakin membebani Pemerintah
Kota Kediri dalam menyediakan sarana dan prasarana perkotaan. Disamping
itu, semakin banyaknya penduduk usia produktif dan penduduk usia tua
sebagai dampak peningkatan Angka Harapan Hidup (AHH), juga menuntut
perlunya peningkatan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan,
kesehatan, dan lapangan kerja.
Pemenuhan sarana prasarana pelayanan dasar tidak hanya diarahkan
untuk memenuhi kebutuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat, akan
tetapi lebih difokuskan dalam rangka peningkatan kualitas SDM penduduk Kota
Kediri. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu penentu
keberhasilan pembangunan daerah. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Kediri
memerlukan sumber daya manusia yang adaptif dan responsif terhadap
perubahan dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas (cerdas, beriman, peduli,
sehat jasmani dan rohani) serta memiliki keterampilan dan kreatifitas dalam
memanfaatkan peluang dan tantangan persaingan global, akan mendorong

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 2


percepatan keberhasilan pembangunan dan mendukung Kota Kediri untuk
mampu bersaing di bidang perdagangan dan jasa dalam menghadapi serbuan
arus globalisasi. Selain itu, Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas SDM
adalah pendidikan dan peningkatan pelayanan kesehatan. Melalui millenium
Development Goals (MDGs) / tujuan pembangunan milenium yang salah satu
semangatnya untuk mengurangi jumlah kemiskinan dan pengangguran serta
pemenuhan hak dasar masyarakat seperti memperoleh pendidikan dan
pelayanan kesehatan yang layak serta peningkatan daya beli

b. Persaingan Ekonomi Global dan Peningkatan Daya Saing


Penerapan perdagangan bebas (globalisasi) adalah menyatunya
perekonomian nasional dengan perekonomian dunia yang ditandai dengan
disepakatinya ASEAN-China Free Trade Agreement pada awal tahun 2010
yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan terutama dalam bidang
ekonomi. Secara positif globalisasi di bidang ekonomi mampu memacu
produktivitas dan inovasi para pelaku ekonomi agar produk yang dihasilkan
mampu bersaing dengan produk-produk yang lain.
Akan tetapi, penerapan perdagangan bebas telah berdampak juga
pada kenaikan ekspor negara ASEAN dan China ke Indonesia menjadi lebih
tinggi, sehingga produk dari luar negeri tersebut membajiri pasar dalam
negeri sehingga menyebabkan daya saing produk-produk Indonesia seperti
tekstil, alas kaki, mainan dan elektronik menjadi turun. Hal ini dikarenakan
produk Indonesia tidak mampu bersaing dari sisi harga.
Di sisi lain, struktur ekonomi Kota Kediri pada kurun waktu tahun 2006-
2010 tidak banyak mengalami perubahan, dimana sektor yang paling dominan
adalah sektor sekunder yang di dalamnya termasuk sektor industri pengolahan
berkenaan dengan keberadaan industri rokok kretek terbesar di Indonesia, PT.
Gudang Garam, tbk. Kediri.
Sumbangan sektor sekunder terus mengalami peningkatan pada kurun
waktu 2006-2010. Bila ditinjau lebih dalam konstribusi terbesar dalam sektor
industri pengolahan diberikan oleh subsektor industri makanan, minuman dan
tembakau yang didominasi oleh industri rokok. Sehingga peranan industri

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 3


pengolahan tersebut dapat dipastikan sangat dipengaruhi oleh gerakan
subsektor industri makanan, minuman dan tembakau. Akan tetapi peran industri
kecil dan UMKM di Kota Kediri juga perlu dikembangkan lebih optimal
produktivitas dan kreatifitas sehingga dapat bersaing dengan produk luar
negeri.
Dengan demikian, melihat kondisi tersebut di atas, Kota Kediri perlu
segera mempertajam orientasi kebijakan pembangunan dan tata ekonomi yang
sesuai, agar lebih searah dengan tantangan persaingan global. Hal tersebut
memerlukan kebijakan yang didukung oleh seluruh pemangku kepentingan,
untuk menghadapi diberlakukannya sistem perdagangan bebas / liberalisasi
pasar global. Produk domestik harus didorong agar dapat bersaing dengan
barang impor. Untuk itu program insentif industri harus terus dilanjutkan, seperti
pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI). Pengembangan industri hilir
(pengolahan) juga harus dilanjutkan. Insentif pengembangan industri tertentu,
dan pengembangan UMKM dengan penggunaan teknologi tepat guna dan
inovasi produk dan juga harus memperluas jaringan pemasaran, termasuk
memperkenalkan tax holiday (pembebasan pajak) dan kemitraan dengan
beberapa perusahaan besar.

c. Infrastruktur dan Daya Dukung Lahan


Ketersediaan prasarana dan sarana (Infrastruktur) pembangunan
perkotaan yang layak dan memadai mutlak diperlukan dalam pembangunan
daerah seiring tingkat perkembangan dan kebutuhan penduduk serta kemajuan
zaman. Sehingga akses informasi dan komunikasi serta distribusi barang dan
jasa dapat merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Infrakstruktur yang
berkualitas juga menjadi daya tarik investasi. Tidak hanya infrastruktur
transportasi khususnya jalan dan jembatan, namun juga meliputi perumahan
dan pemukiman, pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik dan telekomunikasi.
Untuk itu Kota Kediri memerlukan penataan ruang yang terpadu dengan
dukungan sarana dan prasarana yang memadai serta pengelolaan ruang yang
terintegrasi untuk mendukung perkembangan Kota Kediri di masa mendatang.
Penataan ruang yang mengintegrasikan pusat kota dengan daerah pinggiran

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 4


Kota Kediri dan beberapa kota disekitarnya akan mendukung fungsi Kota
Kediri sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW). Akibat tak langsung
perkembangan kota dengan tingginya intensitas pemanfaatan lahan, maka
konversi lahan pertanian dan lahan budidaya tidak dapat dihindari, ditunjukan
dengan peralihan fungsi lahan untuk pemukiman, perdagangan dan jasa. Hal
ini menyebabkan nilai ekonomis lahan turut meningkat. Nilai ekonomi lahan
tersebut mendorong munculnya pemanfaatan sarana perdagangan baik
skala pelayanan kota maupun regional. Meski demikian peningkatan nilai
ekonomi juga harus memerlukan penambahan pemanfaatan ruang terbuka
untuk RTH yang semakin berkurang. Prosentase RTH Tahun 2010 dibanding
luas kota keseluruhan masih sangat kurang sekitar 7%.
Penurunan kualitas kawasan lindung di beberapa tempat di Kota Kediri
terjadi bila kurangnya pengawasan dan pengendalian pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Upaya pelestarian kawasan lindung (hutan lindung,
sempadan sungai, dan mata air) yang telah dilakukan harus terus ditingkatkan
sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan daya dukung lingkungan
kota dalam mengemban fungsi ekologis. Upaya pelestarian kawasan
lindung juga harus diikuti dengan peningkatan kawasan penyangganya
(peningkatan partisipasi masyarakat sekitar) untuk menjaga dan meningkatkan
manfaat ekonomis kawasan lindung secara bertanggung jawab. Keberlanjutan
pembangunan yang memposisikan masyarakat, lingkungan serta kepentingan
ekonomi menjadi satu mata rantai yang tidak terpisahkan merupakan
pendekatan yang harus dikembangkan kedepan. Dengan kata lain dalam setiap
kegiatan pembangunan di Kota Kediri kedepan harus tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan yang didukung oleh infrastruktur yang berwawasan
lingkungan dan dukungan partisipasi masyarakat.
Selain adanya pertambahan penduduk kota, kecenderungan kehidupan
masyarakat kota yang semakin konsumtif, dan bertambahnya aktifitas
kehidupan masyarakat dan ekonomi kota akan menimbulkan bertambahnya
volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Sedangkan
kapasitas TPA Kota Kediri diprediksikan akan penuh dalam 5 tahun kedepan,
apabila tidak segera ditangani maka akan menimbulkan penumpukan sampah.
Sementara itu, keterbatasan lahan di wilayah perkotaan sebagai tempat untuk

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 5


dijadikan TPA terkendala karena penolakan oleh masyarakat sekitarnya
ataupun sempitnya lahan TPA sehingga kedepan diperlukan kerja sama dalam
pengelolaan TPA bersama secara regional antara Pemerintah Kota Kediri
dengan Pemerintah Kabupaten/Kota lainnya. Berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Timur nomor 4 tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah
Regional Jawa Timur dan seuai dengan arahan tata ruang Provinsi Jawa Timur
bahwa Kota Kediri dapat bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kediri
dalam membentuk kerjasama TPA Regional yang nantinya akan difasilitasi oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Berarti dalam hal ini perlu adanya upaya
untuk merealisasikan kerjasama dengan Kabupaten Kediri dalam
pembangunan TPA Regional dalam mendayagunakan manfaat sampah dan
sekaligus mengubah perilaku masyarakat terhadap sampah.
Bentuk kerjasama lain yang perlu dibina dengan Kabupaten Kediri pada
khususnya dan Daerah di sekitar Kota Kediri adalah penanganan masalah
transportasi baik dari segi sistem transportasi maupun infrastukturnya.
Permasalahan transportasi selalu terjadi hampir diseluruh kota-kota besar di
dunia, dan bahkan sudah dalam keadaan yang sangat kritis. Penyebabnya
antara lain: mulai terbatasnya sarana dan prasarana transportasi, urbanisasi
yang cepat, tingkat kedisiplinan lalu lintas yang rendah, semakin jauh
pergerakan manusia setiap harinya, dan mungkin juga sistem perencanaan
transportasi yang kurang baik. Permasalahan transportasi yang dominan
adalah kemacetan lalu lintas, sarana prasarana lalu lintas, manajemen lalu
lintas belum berfungsi secara optimal serta pelayanan angkutan umum
perkotaan belum memadai. Apabila tidak direncanakan secara jangka panjang
maka akan menjadi permasalahan yang krusial karena memberikan dampak
yang luas bagi kehidupan manusia seperti terjadi kemacetan, kecelakaan lalu
lintas, pencemaran udara, kebisingan, dan gangguan kesehatan serta
lemahnya mobilitas barang dan jasa. Dalam menangani masalah transportasi
diperlukan koordinasi dari banyak pihak dan mempertimbangkan banyak kriteria
serta perhitungan yang tepat dalam pengambilan keputusannya. Salah satu
yang perlu dilakukan juga perlunya kesepakatan bersama dengan daerah
sekitar baik terkait kesamaan RTRW, pembangunan sarana prasarana
transportasi dan manajemen lalu lintas.

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 6


3.2. Isu Strategis
Kondisi lingkungan internal dan eksternal Kota Kediri, baik dalam lingkup
regional, nasional maupun internasional di masa mendatang, merupakan
peluang sekaligus menjadi tantangan pembangunan Kota Kediri. Isu-isu
strategis yang berkembang tentunya perlu disikapi dengan kebijakan
pembangunan kota yang tepat. Isu-isu tersebut antara lain :

a. Globalisasi dan Perdagangan Bebas


Globalisasi dan perdagangan bebas merupakan tantangan nyata Kota
Kediri. Globalisasi merupakan realitas yang tidak dapat dihindari yang
menyebabkan liberalisasi perdagangan serta mendorong persaingan
perdagangan di pasar global. Berlakunya kesepakatan-kesepakatan
internasional tentang pengaturan perdagangan bebas baik untuk wilayah
regional, maupun dalam lingkup global memerlukan kesiapan infrastruktur
dibidang perdagangan untuk menghindarkan dampak negatif pada
perkembangan ekonomi daerah. Kesepakatan perdagangan bebas menuntut
dihapuskannya hambatan-hambatan perdagangan, disisi lain regulasi
perdagangan sangat diperlukan untuk melindungi produk-produk lokal yang
belum mampu bersaing (kualitas dan harga) dengan produk-produk impor.
Fakta ini, semakin memperjelas bahwa faktor yang sangat penting dalam
menghadapi pasar bebas adalah upaya-upaya untuk meningkatkan daya saing
daerah secara berkelanjutan.
Keunggulan kompetitif perekonomian daerah dikembangkan melalui
peningkatan daya saing produk-produk lokal, peningkatan efisiensi produk,
peningkatan infrastruktur perdagangan, serta kebijakan (regulasi) yang
mendorong peningkatan daya saing perekonomian daerah. Hambatan
perdagangan bebas secara sistematis dihilangkan (menuju pasar bebas), harus
dilakukan dalam konteks melindungi dan mempersiapkan daya saing produk
lokal di pasar bebas. Pengembangan ekonomi lokal dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan ekonomi daerah yang kompetitif, guna mewujudkan
maka diperlukan hal-hal berikut :
1) Ketahanan dan kemandirian ekonomi masyarakat.

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 7


2) Percepatan pengembangan ekonomi lokal melalui pelibatan pemerintah,
pelaku dunia usaha, dan masyarakat dalam suatu proses yang partisipatif.
3) Terbangun dan berkembangnya kemitraan dan aliansi strategis dalam
upaya percepatan pengembangan ekonomi lokal diantara stakeholder
secara sinergis.
4) Terbangunnya sarana dan prasarana ekonomi yang mendukung upaya
percepatan pengembangan ekonomi lokal.
5) Pengembangan dan pertumbuhan Koperasi dan UMKM secara ekonomis
dan berkelanjutan.
6) Peningkatan Pandapatan Asli Daerah (PAD) dan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB).
7) Peningkatan pendapatan masyarakat, berkurangnya pengangguran, dan
menurunnya tingkat kemiskinan.
8) Peningkatan pemerataan pendapatan antar kelompok masyarakat, antar
sektor dan antar wilayah.

Peningkatan daya saing daerah untuk menghadapi globalisasi dan


persaingan di pasar bebas merupakan upaya untuk menuju kemandirian
ekonomi. Sehingga upaya konkrit dalam menghadapi globalisasi ekonomi
diarahkan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi, yang berdaya saing global
berbasis potensi ekonomi lokal, dengan jalan menciptakan iklim usaha yang
kondusif, berkeadilan dan beretika dengan pola kerja sama yang sinergis.

b. Kualitas SDM yang kompetitif di Era Global.


Tantangan menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di
era global. Tantangan ini meliputi pertanyaan bagaimana membuat SDM
menjadi manusia pembelajar, yaitu pribadi-pribadi yang mau melakukan
perubahan dan bekerja keras dengan penuh semangat, sehingga potensi insani
Kota Kediri berkembang maksimal dalam pengaruh global. SDM yang
diperlukan pada era global ini adalah SDM yang sanggup menguasai teknologi
dengan cepat, adaptif dan responsif terhadap perubahan-perubahan teknologi.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sangat

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 8


pesat telah menumbuhkan kembangkan struktur tatanan global. Struktur
tersebut akan mengakibatkan semua bangsa di dunia termasuk Indonesia, mau
tidak mau akan terlibat dalam suatu tatanan global yang seragam, pola
hubungan dan pergaulan yang seragam khususnya dibidang ilmu pengetahuan
dan teknologi. Pada era global kekayaan yang paling tidak ternilai harganya
adalah kualitas SDM yang tinggi. Sumberdaya manusia (SDM) merupakan
salah satu faktor kunci dalam persaingan global. Mempersiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas (cerdas, beriman, peduli, sehat jasmani dan rohani)
dan memiliki keterampilan dan kreatifitas serta berdaya saing tinggi dalam
persaingan global harus menjadi prioritas dalam pembangunan SDM.
SDM yang mempunyai kecerdasan dalam menghadapi rintangan tinggi
dapat diprediksi mempunyai kinerja, motivasi, pemberdayaan, kreativitas,
produktivitas yang tinggi pula. Mereka juga mempunyai pengetahuan, energi,
pengharapan, kebahagiaan, vitalitas dan kegembiraan serta kesehatan
emosional yang cenderung tinggi. Dampak lain adalah tentang kesehatan
jasmani, ketekunan, daya tahan serta mampu melakukan respon yang positif
terhadap perubahan. Pengembangan SDM sebagai faktor strategis
"Keunggulan Kompetitif” harus mampu menciptakan pengetahuan, inovasi
baru, tidak sekedar mengandalkan yang ada, hal ini berarti memiliki
kemampuan kreasi dan inovasi dalam menghadapi tantangan pekerjaannya.
Peningkatan kompetensi dan pengembangan SDM di era global harus
dilakukan secara berkelanjutan, sebagai wujud keberlanjutan pembangunan.

c. Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Governance)


Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan tantangan Kota Kediri,
yakni mewujudkan tata pemerintahan yang bersih, baik, berkeadilan,
demokratis dan berlandaskan hukum. Istilah “good governance” telah
diterjemahkan dalam berbagai istilah, misalnya, penyelenggaraan
pemerintahan yang amanah, tata pemerintahan yang baik, pengelolaan
pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab, dan ada juga yang
mengartikan secara sempit sebagai pemerintahan yang bersih (clean
government). Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bertanggung

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 9


jawab baru tercapai bila dalam penerapan otoritas politik, ekonomi dan
administrasi memiliki jaringan dan interaksi yang setara dan sinergi. Interaksi
dan kemitraan seperti itu biasanya baru dapat berkembang subur bila ada
kepercayaan (trust), transparansi, partisipasi, serta tata aturan yang jelas dan
pasti, Good governance akan berkembang sehat dibawah kepemimpinan yang
berwibawa dan memiliki visi yang jelas.
Good Government sebagai sistem organisasi dan manajemen
pemerintahan, diharapkan dapat menampilkan susunan organisasi
pemerintahan Kota Kediri yang simpel, agenda kebijakan yang tepat,
pembagian tugas kelembagaan yang jelas, kewenangan yang seimbang,
personil yang professional, prosedur pelayanan publik yang efisien,
kelembagaan pengawasan yang mantap, dan sistem pertanggungjawaban
yang tegas. Sedangkan manajemen pemerintahan harus dapat secara
sistematis mengembangkan dan menerapkan nilai dan prinsip good
governance, serta memiliki visi, misi, strategi, dan arah kebijakan yang tepat
dalam menghadapi berbagai permasalahan.
Pemerintah akan dapat mencapai kinerja yang optimal dalam
menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan global melalui manajemen
pemerintahan yang efisien didukung kompetensi SDM yang teruji.
Permasalahan implementasi good governance, memerlukan upaya yang
sungguh-sungguh yang berkaitan dengan penataan organisasi dan tata kerja;
pemantapan sistem manajemen; serta peningkatan kompetensi SDM aparatur.
Penataan organisasi pemerintah daerah didasarkan pada visi, misi, sasaran,
strategi, agenda kebijakan, program, dan kinerja kegiatan yang terencana; dan
diarahkan pada terbangunnya sosok birokrasi yang ramping, desentralistik,
efisien, efektif, bertanggung jawab, dan terbuka. Penyederhanaan tata kerja
dalam hubungan intra dan antar aparatur, serta antara aparatur dan
masyarakat dikembangkan terarah pada penerapan pelayanan prima yang
efektif, dan mendorong peningkatan produktivitas kegiatan pelayanan aparatur
dan masyarakat.
Dalam tata kelola pemerintahan yang baik peran birokrasi lebih
difokuskan sebagai agen pembaharuan, sebagai motivator dan fasilitator bagi

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 10


tumbuh dan berkembangnya swakarsa dan swadaya serta meningkatnya
kompetensi masyarakat dan dunia usaha. Salah satu hal yang tidak dapat
dipisahkan dalam perwujudan Good Governance adalah adanya transparansi
dalam penyelenggaraan pemerintahan, yang ditunjukkan dengan adanya
kebijakan keterbukaan informasi atas penyelenggaraan pemerintahan
(keterbukaan informasi publik). Dua aspek penting dalam mewujudkan
transparansi yaitu adanya good will pemerintah dalam memberikan informasi
dan terdapatnya hak masyarakat untuk mendapatkan informasi. Keduanya
akan terasa sulit jika pemerintah tidak menangani dengan baik kinerjanya.
Manajemen kinerja yang baik adalah titik awal dari transparansi dan untuk
mengawalinya dapat dimulai dari peningkatan kualitas sumber daya aparatur
pemerintah daerah.
Mengantisipasi tantangan global, pembinaan sumber daya manusia
aparatur pemerintah daerah perlu mengacu pada standar kompetensi. Sosok
aparatur masa depan harus profesional sekaligus taat hukum, rasional, inovatif,
memiliki integritas yang tinggi serta menjunjung tinggi etika administrasi publik
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan
profesionalisme aparatur harus ditunjang dengan integritas yang tinggi, dengan
mengupayakan terlembagakannya karakteristik sebagai berikut: (a) memiliki
komitmen yang tinggi mewujudkan good governance, (b) memiliki kompetensi
yang dipersyaratkan dalam mengemban tugas pengelolaan pelayanan dan
kebijakan publik, (c) berkemampuan melaksanakan tugas dengan terampil,
kreatif, dan inovatif, (d) disiplin dalam bekerja berdasarkan sifat dan etika
profesional, (e) memiliki daya tanggap dan sikap bertanggung gugat
(akuntabilitas), (f) memiliki derajat otonomi yang penuh rasa tanggung jawab
dalam membuat dan melaksanakan berbagai keputusan sesuai kewenangan,
dan (g) memaksimalkan efisiensi, kualitas, dan produktivitas.

d. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim


Masalah lingkungan global merupakan tantangan bagi Kota Kediri. Pada
saat ini laju degradasi kualitas dan kuantitas lingkungan berlangsung sangat
cepat dan telah mengkhawatirkan. Salah satu penyebabnya, buruknya

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 11


pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Hal ini mendorong terjadinya
perubahan iklim yang abnormal seperti saat ini, yang tidak jelas batas musim
hujan dan musim kemarau, merupakan bukti nyata kegagalan pengelolaan
lingkungan di bumi. Pemanasan global (global warming) adalah peningkatan
secara gradual suhu permukaan bumi dan lautan secara global akibat efek
emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia (antropogenik).
Pemanasan global telah memicu terjadinya perubahan iklim (climate
change). Oleh sebab itu, dalam melaksanakan pembangunan diperlukan suatu
upaya untuk mengantisipasi dampak dari perubahan iklim. Pembangunan yang
berwawasan lingkungan, akan meningkatkan daya tahan (relience) terhadap
setiap perubahan lingkungan (anomali iklim). Beberapa isu mendasar yang
layak menjadi perhatian pada setiap fokus kegiatan dengan mengarahkan
setiap kegiatan berkaitan dengan usaha penanggulangan kemiskinan,
investasi, dan perencanaan tata ruang yang mengedepankan pengelolaan
lingkungan melalui sistem manajemen lingkungan yang baik.
Penataan Ruang Kota Kediri hendaknya menjadi suatu bentuk intervensi
fisik dalam pembangunan kota yang dilakukan dengan kepedulian yang tinggi
atas dampak-dampak negatif yang akan berkontribusi pada peningkatan
pemanasan iklim mikro kota. Pembangunan yang seimbang antara
pembangunan lingkungan fisik dan pelestarian lingkungan alamiahnya
dilakukan dengan sadar bahwa pembangunan dilakukan untuk mewujudkan
lingkungan kota yang sehat untuk generasi sekarang dan generasi yang akan
datang. Pembangunan kota harus memiliki 3 (tiga) orientasi pembangunan,
yakni berorientasi pada pemerataan pertumbuhan (development orientation),
berorientasi pada kepentingan kelestarian lingkungan (environment orientation),
serta berbasis pada kepentingan masyarakat (community orientation).
Keseimbangan antara ruang terbangun dengan RTH serta terintegrasinya
sistem infrastruktur lingkungan akan meningkatkan kapasitas daya dukung
lingkungan kota. Penataan ruang harus mampu manjamin terjaganya kawasan-
kawasan lindung yang ditetapkan untuk menjaga kelestarian lingkungan.

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 12


e. Efisiensi dan Perbaikan Tata Kelola Kelembagaan Ekonomi
Tantangan yang lebih riil bagi pembangunan Kota Kediri adalah
permasalahan dalam struktur perekonomian Kota Kediri. Kelemahan mendasar
dalam penyelenggaraan pembangunan bidang perekonomian, adalah belum
adanya efisiensi dan perbaikan tata kelola kelembagaan ekonomi, serta
tergantung pada perkembangan aktivitas PT. Gudang Garam. Pada kisaran
70% perekonomian Kota Kediri tergantung pada aktivitas PT. Gudang Garam.
Struktur perekonomian Kota Kediri akan sulit berkembang ketika
dihadapkan pada kondisi persaingan yang lebih ketat, baik pada pemasaran
hasil-hasil produksi maupun pada peningkatan investasi dalam era
perdagangan bebas dan perekonomian dunia yang semakin terbuka. Hal ini
terbukti ketika terjadi krisis ekonomi. Krisis ekonomi seperti yang terjadi pada
pertengahan tahun 1997, disamping meruntuhkan fondasi perekonomian
nasional juga berpengaruh besar pada kondisi perekonomian di daerah, tidak
terkecuali di Kota Kediri, tercatat bahwa pada tahun 1996 pertumbuhan
ekonomi Kota Kediri sebesar 13,96%. Akhir tahun 2007 turun menjadi sebesar
11,81% bahkan sebagai dampak krisis tersebut pada tahun 2008 pertumbuhan
ekonomi Kota Kediri turun drastis hingga menjadi minus 2,49%. Terjadinya
krisis ekonomi berpengaruh besar terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi
yang dipengaruhi oleh sektor industri khususnya industri yang menggunakan
bahan baku impor.
Disamping itu struktur perekonomian Kota Kediri juga sangat tergantung
pada pertumbuhan sektor industri, perdagangan dan jasa. Berdasarkan
klasifikasi sektor, struktur ekonomi yang membentuk PDRB Kota Kediri menjadi
3 (tiga) sektor besar, yaitu :
a. Sektor primer, terdiri dari sektor Pertanian dan sektor Pertambangan –
Penggalian,
b. Sektor sekunder, terdiri dari Industri Pengolahan, sektor Listrik – Gas – Air
Bersih dan sektor Bangunan.
c. Sektor tersier terdiri dari sektor Perdagangan, Hotel, Restoran, sektor
Angkutan, Komunikasi, sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan
dan sektor Jasa – Jasa, secara rinci peran masing – masing sektor yang

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 13


membentuk struktur perekonomian di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel:
III-1 berikut ini.

Tabel III-1
Struktur Perekonomian Kota Kediri Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar
Harga Konstans Tahun 2007 – 2011 (%)
2007 2008 2009 2010 2011
Sektor
ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK
Primer 0,22 0,23 0,21 0,22 0,19 0,21 0,18 0,20 0,18 0,19
Pertanian 0,21 0,22 0,20 0,21 0,19 0,21 0,18 0,20 0,18 0,19
Petambangan
dan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Penggalian
Sekunder 75,77 75,12 76,06 74,46 75,72 73,63 75,31 73,58 73,02 71,57
Industri 75,09 74,65 75,52 74,00 75,21 73,17 74,81 73,12 72,52 71,12
Listrik, Gas
0,39 0,27 0,35 0,26 0,32 0,26 0,31 0,26 0,30 0,25
dan Air Bersih
Bangunan 0,19 0,20 0,19 0,20 0,19 0,20 0,19 0,20 0,20 0,20
Tersier 24,01 24,65 23,73 25,32 24,09 26,16 24,51 26,22 26,80 28,24
Perdagangan,
Hotel & 17,67 18,00 17,61 18,55 17,90 18,36 20,59 21,25
19,15 19,23
Restoran
Pengangkutan
dan 0,86 0,88 0,84 0,93 0,83 0,98 0,79 0,98 0,78 1,01
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan &
4,06 4,38 3,88 4,41 3,94 4,55 3,99 4,54 4,05 4,52
Jasa
Perusahaan
Jasa – Jasa 1,42 1,39 1,40 1,43 1,42 1,48 1,37 1,47 1,38 1,46
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,0 100,0 100,00
Sumber data : BPS Kota Kediri

Mencermati struktur ekonomi Kota Kediri atas dasar harga berlaku


maupun atas dasar harga konstans, nampak bahwa peran sektor primer dan
sekunder kontribusinya terhadap pembentukan PDRB semakin menurun,
sedangkan sektor tersier (perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan,
komunikasi, keuangan, persewaan, jasa perusahaan dan jasa-jasa) selalu naik
tiap tahunnya.
Pada sektor sekunder, sub sektor yang paling dominan adalah industri
pengolahan yang kontribusinya secara fluktuatif berada diatas 70%, dari jumlah
tersebut hampir 100% merupakan kontribusi dari industri pengolahan
makanan, minuman dan tembakau, yang didalamnya terdapat sektor industri

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 14


pengolahan berkenaan dengan keberadaan industri rokok kretek PT. Gudang
Garam. Selanjutnya di sektor tersier peran sub sektor perdagangan, hotel dan
restoran memberikan kontribusi hampir 20% sedangkan selebihnya didominasi
oleh sub sektor jasa. Hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kota Kediri hanya dapat dicapai melalui peningkatan
dan pengembangan peran, aktivitas, dan efisiensi sektor industri, perdagangan
dan jasa. Sedangkan sektor-sektor lainnya memberikan kontribusi yang sangat
rendah, sehingga untuk eksistensi dan kesejahteraan masyarakat Kota Kediri
ke depan, pertumbuhan ekonomi dari pada sektor industri, perdagangan dan
jasa harus lebih dapat dipacu peningkatannya
Tantangan lain adalah permasalahan dalam pembinaan industri kecil yang
menyebabkan rendahnya kapasitas UMKM Kota Kediri dalam era persaingan
global. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mendominasi aktivitas
ekonomi masyarakat Kota Kediri. Saat ini pada tahun 2011, tercatat kurang
lebih ada 15.837 unit usaha yang tergolong UMKM baik yang sudah memiliki
ijin usaha maupun belum. Daya serap tenaga kerja di sektor ini relatif besar dan
merupakan basis penghasilan utama dari sebagian masyarakat kota. Meskipun
demikian, masih terdapat permasalahan yang dihadapi oleh UMKM,
diantaranya adalah rendahnya akses permodalan, kesinambungan pasokan
bahan baku, lemahnya posisi tawar sehingga menekan harga jual, kualitas
produk rendah, rendahnya akses informasi pasar, dan rendahnya daya saing
terhadap produk-produk pabrikan/manufaktur. Sebagai daerah yang tidak kaya
akan sumber daya alam, kegiatan usaha produksi yang berbasis sumber daya
alam di Kota Kediri kurang berkembang. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat tiada lain
yang harus dilakukan adalah dengan mengembangkan peran dan potensi
UMKM.

f. Kemiskinan, Kesenjangan, Pengangguran dan Kualitas SDM.


Tantangan pembangunan dibidang sosial adalah masih adanya
kesenjangan sosial, dan kondisi sebagian masyarakat yang menghadapi
tekanan kemiskinan, pengangguran, serta kualitas SDM masyarakat yang

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 15


belum siap untuk bersaing di era global yang makin kompetitif. Kesenjangan
sosial, dalam banyak hal akan melahirkan proses eksploitasi dan marginalisasi
masyarakat miskin karena posisi mereka yang rentan dan tersubordinasi.
Sedangkan kemiskinan, disisi yang lain akan menyebabkan terjadinya
percepatan dan pendalaman kemiskinan, yang ujung-ujungnya akan
memperlebar jurang perbedaan antar strata sosial masyarakat, serta
melahirkan efek domino lain berupa peningkatan jumlah pengangguran,
rendahnya pertumbuhan ekonomi disektor riil, terpuruknya kualitas sumber
daya manusia yang ada, rendahnya akses masyarakat ke berbagai layanan
publik, dan bahkan hilangnya kesempatan si miskin untuk meningkatkan posisi
tawar dan melakukan mobilitas vertikal untuk memperbaiki taraf kehidupannya.
Rendahnya kualitas SDM masyarakat miskin yang rata-rata tingkat
pendidikannya rendah dan belum ditunjang kecakapan, serta keahlian yang
profesional, seringkali menyebabkan tenaga kerja yang ada tidak sesuai
(mismatch) dengan kebutuhan pasar.
Upaya mengatasi kemiskinan juga terkait dengan pemberdayaan,
pelayanan, rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi masyarakat rentan
termasuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Berdasarkan
data BPS (PPLS 2008), jumlah penduduk miskin di Kota Kediri pada tahun
2009 sebanyak 11.049 RTM terdiri dari 2.095 rumah tangga sangat miskin,
4.442 rumah tangga miskin dan 4.512 rumah tangga hampir miskin. Sedangkan
pada tahun 2010 berdasarkan data hasil updating PPLS’08 BPS Prov. Jatim
dalam pendataan Gremakertasusila 2009 dan pendataan kemiskinan 28
Kab/Kota tahun 2010), jumlah penduduk miskin di Kota Kediri berjumlah
10.353 RTM, terdiri dari 2.025 rumah tangga sangat miskin, 4.184 rumah
tangga miskin dan 4.144 rumah tangga hampir miskin. Dibanding tahun 2009
terjadi penurunan angka kemiskinan sebesar 6,30% pada tahun 2010.
Meskipun program penanggulangan kemiskinan telah dilakukan namun
penurunan jumlah penduduk miskin masih relatif rendah, oleh karena itu
masalah kemiskinan menjadi perhatian penting dalam pembangunan jangka
panjang daerah. Adanya kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak berpihak
pada masyarakat miskin seperti kenaikan BBM secara langsung akan

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 16


berpengaruh pula terhadap kemungkinan meningkatnya jumlah penduduk
miskin. Masalah kemiskinan bersifat multidimensi, bukan hanya menyangkut
ukuran pendapatan tetapi juga kerentanan dan kerawanan orang atau
masyarakat untuk menjadi miskin. Sementara itu, masyarakat penyandang
masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang dibina pada tahun 2008 berjumlah
8.952 jiwa, mengalami peningkatan menjadi 10.039 jiwa pada tahun 2010 dan
pada tahun 2011 terjadi penurunan menjadi sebanyak 6.663 jiwa.
Untuk menangani kemiskinan dan meningkatkan posisi tawar (bargaining)
masyarakat miskin terhadap semua bentuk eksploitasi adalah memberikan
kemudahan ekonomi yang benar-benar nyata dan peluang-peluang sosial yang
memihak kepada masyarakat miskin dan pengangguran. Diperlukan
kemudahan ekonomis berupa adanya kesempatan dan terbukanya akses
masyarakat miskin terhadap berbagai sumber permodalan dan peluang usaha
tanpa dibebani dengan persyaratan yang menyulitkan. Sedangkan peluang-
peluang sosial adalah upaya untuk meningkatkan kesempatan masyarakat
miskin melakukan mobilitas sosial-ekonomi secara vertikal melalui pemenuhan
dasar, seperti pendidikan, kesehatan dan bahkan kebutuhan untuk melakukan
partisipasi politik secara aktif.

g. Pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam.


Tantangan berupa urusan geomorfologi dan lingkungan hidup di Kota
Kediri akan mempengaruhi pencapaian visi dan misi ke depan. Pemerintah
Kota Kediri menghadapi permasalahan ini yang diprediksi bersumber dari faktor
manusia yaitu terkait dengan perilaku masyarakat yang tidak memperhatikan
aspek kelestarian dan kebersihan lingkungan, misalnya kurang disiplinnya
masyarakat dalam membuang sampah, pembuangan limbah industri ke aliran
sungai, pendirian rumah hunian disepanjang daerah aliran sungai, dan
pendirian bangunan liar yang tidak mentaati peraturan perundangan. Meskipun
dana APBD yang dipergunakan untuk menangani pengelolaan persampahan
dari tahun ke tahun semakin besar, tidak akan memberikan hasil yang optimal
apabila tidak dibarengi dengan meningkatnya kesadaran dan kedisiplinan
masyarakat untuk menjaga kebersihan dan lingkungan hidup.

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 17


Hingga Tahun 2025 mendatang, Kota Kediri akan menghadapi banyak
permasalahan lingkungan hidup yakni meningkatnya jumlah penduduk, arus
lalu lintas yang semakin padat, hal itu menimbulkan konsekuensi akan
terjadinya peningkatan polusi udara, air, dan tanah. Selain itu, akan terjadi
pergeseran tata ruang kota yang berpengaruh pada ekosistem dan kehidupan
organisme. Akibat semakin menyempitnya ruang kota, maka keanekaragaman
hayati akan menurun jumlahnya karena beberapa spesies hewan dan
tumbuhan tidak dapat bertahan lagi. Tumbuh-tumbuhan hasil dari transgenetik
akan meningkat, rekayasa genetik pada tumbuhan dan hewan semakin luas
dilakukan. Hal ini disamping memberikan manfaat juga dapat menimbulkan
residu (pencemaran) yang berefek negatif bagi manusia. Di samping itu, dalam
jangka panjang, kerusakan lapisan ozon akan semakin meluas, yang memicu
terjadinya pemanasan global dan berdampak pada perubahan musim, cuaca,
dan perubahan lingkungan. Oleh karena itu, peningkatan pemanfaatan potensi
sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan harus tetap berprinsip pada
pembangunan berwawasan lingkungan dengan penerapan teknologi ramah
lingkungan.
Permasalahan sumber daya dan lingkungan meskipun menjadi masalah
lokal Kota Kediri, namun demikian untuk efektivitas manajemennya tidak dapat
mengabaikan potensi kerjasama dengan daerah-daerah lain terutama yang
terkait secara langsung dengan keberadaan sumber daya lingkungan yang
dibutuhkan masyarakat kota Kediri. Hal ini didasarkan pertimbangan bahwa
permasalahan air, terutama Daerah Aliran Sungai (DAS), tidak dapat dipahami
sekedar dari batas administratif. Permasalahan sumber daya air, misalnya,
perlu adanya kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kediri dan daerah-
daerah lainnya.
Persoalan lingkungan hidup Kota Kediri secara jangka panjang memiliki
hubungan erat dengan letak geografis dan kondisi wilayah Kota Kediri,
khususnya pada wilayah disekitar lereng Gunung Klotok dengan ketinggian 672
meter dan Gunung Maskumambang dengan ketinggian 300 meter. Daerah-
daerah tersebut tersebut memiliki kelerengan diatas 40%. Meskipun kedua
Gunung tersebut tidak aktif namun apabila tidak ada pencegahan terhadap

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 18


perambahan dan perusakan hutan secara liar serta tidak diimbangi dengan
adanya reboisasi yang tepat dan optimal, maka kemungkinan besar akan
terjadinya tanah longsor atau erosi yang secara langsung akan dirasakan
dampaknya oleh masyarakat Kota Kediri. Oleh karena itu, pembangunan kota
harus senantiasa mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana dan dampak
yang ditimbulkan oleh aktifitas masyarakat yang tidak memiliki kepedulian
terhadap kelestarian lingkungan.
Disamping itu, disepanjang daerah aliran sungai brantas dan sungai-
sungai yang ada di Kota Kediri diantaranya sungai kresek (panjang 9 km),
sungai parang (panjang 7,5 km) dan sungai kedak (panjang 8 km) rawan terjadi
bencana longsor dan banjir yang sewaktu-waktu dapat mengancam kehidupan
masyarakat di sekitar bantaran sungai. Tingginya kebutuhan ruang hidup yang
dihadapkan pada ketersediaan lahan menjadi semakin berkurang,
mengakibatkan munculnya pemukiman liar di lahan yang seharusnya bukan
untuk tempat tinggal. Sehingga perlu diantisipasi dan dicegah sedini mungkin
terhadap munculnya rumah-rumah penduduk yang berada di bantaran sungai.
Kerusakan lingkungan, ketidakseimbangan alam, polusi, penurunan daya
dukung alam, isu pemanasan global, permasalahan bencana alam, & berbagai
permasalahan lain yang terkait dengan space of life merupakan isu strategis
yang harus dipertimbangkan dalam setiap perumusan kebijakan.
Disisi lain, Kepadatan penduduk yang terpusat di perkotaan, ditambah
dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, menyebabkan daerah
perkotaan menjadi rawan/rentan terhadap bencana. Permintaan lahan untuk
perumahan dan industri juga menyebabkan bertambahnya area yang potensial
terhadap bencana. Terjadinya kebakaran gedung dan permukiman penduduk
perlu diantisipasi khususnya pada musim kemarau. Hal ini terkait dengan
kecerobohan manusia diantaranya pembangunan gedung/rumah yang tidak
mengikuti standart keamanan bangunan serta perilaku manusia. Kepadatan
bangunan yang terlalu tinggi, hubungan arus pendek listrik, meledaknya
kompor serta kobaran api akibat lilin/lentera untuk penerangan merupakan
sebab umum terjadinya kebakaran pemukiman dan gedung. Daerah rawan
kebakaran, antara lain Kel. Dandangan, Kel. Ngadirejo, Kel. Kemasan, Kel.

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 19


Setono Pande, Kel. Ringin Anom, & Kel. Bandar Lor.
Kawasan rawan bencana alam lainnya adalah genangan yang
mengakibatkan banjir antara lain pada wilayah kelurahan Balowerti, Jamsaren,
Setonopande, Ngadisimo, dan sekitar wilayah jalan mojoroto Gg.1. Terjadinya
genangan antara 15–45 menit, yang disebabkan karena sedimentasi saluran,
endapan, gorong-gorong terlalu kecil, dan sampah.

h. Stabilitas Keamanan dan Ketertiban Masyarakat.


Masalah stabilitas keamanan dan ketertiban Kota Kediri merupakan
tantangan yang sangat penting untuk direspon dalam pencapaian visi dan misi
Kota Kediri ke depan. Secara umum, kehidupan keagamaan masyarakat Kota
Kediri sudah harmonis. Secara kuantitas, jumlah tempat peribadatan sudah
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, penyelenggaraan hari-hari besar
agama juga dapat berjalan baik. Secara kualitas, kehidupan keagamaan juga
mencerminkan perkembangan yang semakin baik. Tingkat religiusitas
masyarakat kota tetap terjaga, kerukunan antar umat beragama juga sangat
baik, tercermin dan tidak adanya kejadian konflik yang berlatar belakang
agama. Kota Kediri merupakan pusat dari berbagai kegiatan agama : Islam,
Kristen, Katholik, Hindu, Budha, Khong Hu Chu dan penghayat aliran
kepercayaan, namun kondisi daerah tetap aman dan terkendali. Tidak adanya
konflik dalam menjalankan aktivitas keagamaan, bahkan untuk agama Islam,
Kota Kediri merupakan pusat kajian pendidikan agama Islam di Indonesia.
Keberadaan pondok-pondok pesantren tumbuh berkembang seperti Pondok
Lirboyo, Pondok Kedunglo, Pondok LDII, namun antar pemeluk tetap terbina
keharmonisan dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Hal ini tidak
terlepas dari para tokoh dan pemuka agama untuk bersatu padu membina
kerukunan antar umat beragama yang terakumulasi dalam forum-forum
keagamaan seperti Paguyuban Kerukunan Antar Umat Beragama dan
Penghayat Aliran Kepercayaan terhadap Tuhan YME (PAUB), Forum
Komunikasi Kerukunan Antar Umat Beragama (FKAUB) dan forum-forum
lainnya yang secara rutin mengadakan koordinasi dan pertemuan untuk tetap
terbina kenyamanan dalam menjalankan ibadah dan keyakinan masing-masing

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 20


pemeluknya. Stabilitas keamanan dan ketertiban yang relatif baik dan terjaga,
yang tercermin dari tidak terjadinya konflik-konflik yang berbau SARA dan yang
menimbulkan kerusuhan massal berkepanjangan. Hal ini dikarenakan tingkat
pendidikan masyarakat Kota Kediri yang relatif baik, kehidupan beragama yang
cukup religius, adanya toleransi dan kerukunan yang relatif tinggi, semangat
persaudaraan dan kekeluargaan yang masih terjaga.
Namun demikian, tekanan ekonomi dan tingkat persaingan hidup yang
semakin tinggi akan memicu permasalahan dan potensi konflik yang
berkembang di masyarakat diantaranya dapat dilihat dari tindak kriminalitas dan
tingkat kejahatan yang terjadi di masyarakat. Pada tahun 2011, jenis
pelanggaran/tindak kejahatan yang terjadi sebanyak 449 kasus, terdiri dari
kasus penipuan 62 kasus, kejahatan narkotika 76 kasus, pencurian 52 kasus,
penganiayaan 52 kasus, dan kejahatan seksual 6 kasus. Narkoba merupakan
jenis pelanggaran yang paling banyak terjadi yaitu sebesar 16,92 persen, di
posisi kedua yaitu penipuan (13,80 %). Sehingga untuk mengantisipasi agar
suasana kehidupan masyarakat Kota Kediri tetap terjaga dan kondusif
kewaspadaan terhadap kondisi keamanan dan ketertiban tetap harus
ditingkatkan.

i. Pengembangan Prasarana Transportasi Wilayah.


Pengembangan prasarana transportasi khususnya jalan dan jembatan
merupakan tantangan penting karena dari prasarana transportasi inilah akan
terjamin kelancaran pendistribusian barang dan jasa. Terjadinya
pengelompokan atau pemusatan fasilitas pada daerah pusat kota di Kota Kediri
(terutama Kecamatan Kota), menimbulkan disparitas pembangunan.
Ketidakserasian pertumbuhan antar wilayah serta tersentralisasikan pusat
kawasan perdagangan, jasa dan pelayanan publik, mengakibatkan terjadinya
kemacetan di beberapa titik simpul jalan sehingga dalam jangka panjang
diperlukan adanya penambahan jembatan dan prasarana jalan yang memadai
guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan fisik kota serta
mempercepat pertumbuhan wilayah, melalui pembangunan jalan lingkar
maupun peningkatan jaringan jalan dalam kota.

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 21


j. Kerjasama Daerah Perbatasan, Antar Daerah, dan Pemerintah
dengan Swasta.

Dalam mendukung perekonomian Kota Kediri, maka diperlukan kerja


sama daerah perbatasan, terutama terkait dengan prasarana perhubungan
yang berupa jembatan. Jembatan yang dimaksud adalah jembatan yang
menghubungkan antara Kota Kediri bagian Selatan (Kelurahan Manisrenggo)
dengan Kabupaten Kediri, sehingga dapat mengurai arus lalu lintas di sekitar
jembatan di Bandar Ngalim. Selain itu juga diperlukan pembahasan secara
intensif tentang kerjasama persampahan. Hal ini beralasan, karena Tempat
Pembuangan Akhir Sampah di Kecamatan Mojoroto sudah ”overload,”
sehingga perlu kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kediri untuk
mengatasinya.
Kerjasama dengan pihak swasta perlu dirintis atau dikembangkan,
sebagai alternatif pembiayaan daerah dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat yang semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini mengingat dana
dari Pemerintah Pusat relatif terbatas dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) relatif
juga belum dapat diharapkan untuk membiayai pembangunan di Kota Kediri
secara keseluruhan. Dari komposisi pendapatan daerah rata-rata PAD Kota
Kediri sebesar 13,35% dan dana perimbangan rata-rata sebesar 76,68%
sehingga diperlukan kerjasama dengan masyarakat dan pelaku usaha dalam
pembiayaan pembangunan di Kota Kediri.
Kerjasama antara Pemerintah Kota Kediri dengan swasta ini seiring
dengan perkembangan dari konsep ”Local Government” menuju konsep ”Local
Governance”, di mana yang bertanggungjawab dalam mengatasi kebutuhan
publik (public needs) atau barang publik (public goods), bukan semata-mata
dipundak Pemerintah, melainkan menjadi tanggungjawab bersama para
pemangku kepentingan (stakeholders), yaitu: pemerintah (government), swasta
(private) dan masyarakat (civil society).

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 III - 22


BAB IV
VISI DAN MISI DAERAH

Pemerintah Kota Kediri merumuskan visi yang dinyatakan secara jelas


didalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah guna memberikan
gambaran tentang masa depan yang dicita-citakan untuk diwujudkan dalam
periode kurun waktu 2005-2025. Visi pembangunan jangka panjang daerah
merupakan rumusan umum yang mengarahkan kondisi daerah yang ingin
dicapai pada akhir periode perencanaan pembangunan jangka panjang, yakni
hingga tahun 2025 mendatang. Visi bukan hanya mimpi atau serangkaian
harapan, namun suatu komitmen dan upaya merancang serta mengelola
perubahan untuk mencapai tujuan pembangunan yang hendak dicapai.
Perumusan visi didasarkan pada realita dan merupakan gambaran masa depan
yang ideal bagi pembangunan daerah dan masyarakat.
Penetapan atas Visi, Misi dan Strategi Pembangunan Kota Kediri tahun
2005-2025, telah melalui tahapan analisis pada forum diskusi-diskusi terbatas
maupun melalui musyawarah bersama para pemangku kepentingan/
stakeholders atas kondisi potensi, permasalahan, ancaman dan peluang
pembangunan Kota Kediri sampai dengan tahun 2025. Perumusan visi
sebagai suatu pernyataan cita – cita Kota Kediri di masa depan untuk
menjamin kelestarian dan tujuan jangka panjang, dilakukan dengan pendekatan
teknokratif dan partisipatif, yang disepakati sebagai suatu harapan kondisi Kota
Kediri yang hendak diwujudkan.

4.1. VISI
Berdasarkan kondisi saat ini, analisis dan prediksi permasalahan, dan
tantangan yang dihadapi masyarakat Kota Kediri dalam 20 tahun mendatang;
serta dengan memperhitungkan faktor strategis dan potensi yang dimiliki oleh
masyarakat, pemangku kepentingan, serta Pemerintah Kota Kediri; maka
dirumuskan Visi Pembangunan Kota Kediri Tahun 2005 - 2025 sebagai berikut :

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 IV -1


VISI
”Kota Kediri yang Aman, Sejahtera, Adil, Demokratis,
Bermartabat dan Berdaya Saing.”

Visi Pembangunan tersebut diharapkan akan mampu mewujudkan


kesejahteraan hidup masyarakat Kota Kediri dengan tetap mengacu pada
pencapaian tujuan Nasional seperti yang diamanatkan dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Rumusan Visi tersebut di atas, memiliki
keterkaitan tujuan yang erat antara visi pembangunan RPJP Nasional 2005 –
2025 dan RPJPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025, seperti diuraikan
pada tabel IV-1, di bawah ini.
Tabel IV-1
Keterkaitan VISI dalam RPJP Nasional, RPJPD Propinsi
dan RPJPD Kota Kediri

Visi RPJPD Keterkaitan Visi RPJP


Visi RPJP Visi RPJPD
Propinsi Jawa Nasional, RPJPD Propinsi
Nasional Kota Kediri
Timur dengan RPJPD Kota Kediri
2005-2025 2005-2025
2005-2025 2005-2025

Indonesia yang maju (RPJP


Nasional); berdaya saing global
(RPJP Propinsi) ;
Pusat
Kota yang
Agrobisnis
Aman,
Terkemuka, Hal ini terakomodasi dalam
Indonesia Sejahtera,
Berdaya Saing komponen visi kesejahteraan
Yang Mandiri, Adil,
Global Dan dan berdaya saing, dimana
Maju, Adil Demokratis,
Berkelanjutan konteks sejahtera mencakup
Dan Makmur Bermartabat
Menuju Jawa aspek-aspek
dan Berdaya
Timur Makmur kemandirian,kemajuan, keadilan
Saing
Dan Berakhlak dan kemakmuran sehingga
mampu bersaing di tingkat
regional, nasional dan
internasional berbasis kekuatan
ekonomi lokal.

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 IV -2


Kota Kediri yang ”Aman”
Aman diartikan bahwa Kota Kediri bebas dari bahaya (djojo ing bojo),
bebas dari gangguan, bebas dari kekurangan, kehidupan yang tenteram dan
terlindungi.
Adapun kriteria dari makna ”Aman” antara lain adalah :
1) Bebas dari rasa bahaya, dan ancaman kriminalitas;
2) Bebas dari ancaman bencana alam dan bencana sosial;
3) Bebas dari konflik sosial, dalam hal ini tercermin dengan tidak adanya
konflik antar kelompok maupun golongan masyarakat;
4) Bebas menjalankan serta melaksanakan ibadah, agama dan
kepercayaannya;
5) Terlindungi, hal ini tercermin dari bebas dan terlindunginya warga
masyarakat Kota Kediri dari penyakit menular, bebas dari penyalahgunaan
dan peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba/NAPZA).
Penjelasan rasionalitasnya, sesuai dengan cita-cita yang didambakan
kehidupan di Kota Kediri diarahkan untuk dapat terciptanya kehidupan kota
yang bebas dari bahaya dan ancaman gangguan kriminalitas, sehingga
terjaminnya ketenteraman dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan brnegara. Terjaminnya keamanan dalam kegiatan usaha dan
investasi. Terjaganya kondusifitas dalam aktivitas kehidupan masyarakat baik
dalam pelaksanaan kegiatan sosial kemasyarakatan maupun beribadah sesuai
dengan keyakinan dan kepercayaannya. Tidak terjadinya konflik sosial baik
konflik antar individu maupun kelompok masyarakat yang mengarah pada
SARA serta tidak adanya demonstrasi anarkhis yang menganggu keamanan
dan ketertiban umum. Terlindunginya warga masyarakat berjangkitnya dan
penyebaran penyakit menular, terlindungi dari penyalahgunaan dan peredaran
narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba), serta terbangunnya semangat
dan jiwa patriotisme dan nasionalisme.
Indikator keberhasilan dari makna ”Aman” ini ditandai dengan :
menurunnya angka pelanggaran hukum dan kriminalitas secara nyata,
meningkatnya penuntasan kasus kriminal, menurunnya ketegangan dan
ancaman konflik antar kelompok maupun golongan masyarakat, adanya

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 IV -3


kebebasan dalam beribadah sesuai dengan keyakinan menurut agama dan
kepercayaan masing-masing penduduk, menurunnya kasus penyalahgunaan
dan peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) serta dapat
diantisipasi dan penanggulangan secara cepat terjadinya bencana alam
maupun bencana sosial.

Kota Kediri yang ”Sejahtera”


Makna arti kata ”Sejahtera” adalah keadaan yang maju dan tercukupi
dalam kebutuhan lahiriah dan batiniah yang ditandai dengan meningkatnya
kualitas hidup yang layak dan tercukupi kebutuhan hidupnya.
Adapun kriteria dari makna ”Sejahtera” adalah sebagai berikut :
1) Warga masyarakat memperoleh lapangan pekerjaan yang layak dan
memperoleh pendapatan minimal setara dengan Upah Minimum Kota
(UMK) atau sesuai dengan kondisi sosial ekonomi daerah.
2) Warga masyarakat mendapatkan kecukupan kebutuhan hidup dasar serta
terpenuhinya kebutuhan pangan, papan dan sandang;
3) Warga masyarakat mendapatkan akses terhadap layanan perumahan,
sanitasi dan air bersih;
4) Warga masyarakat mendapatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan
yang merata, berkualitas dan terjangkau;
5) Tersedianya prasarana dan sarana distribusi barang dan jasa serta
transportasi dan fasilitas umum yang representatif.
6) Warga masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya terhadap sarana
rekreasi dan berinteraksi sosial di taman-taman kota atau Ruang Terbuka
Hijau (RTH) serta terpeliharanya kondisi lingkungan hidup yang sehat, asri
dan nyaman;

Penjelasan rasionalnya, kehidupan yang sejahtera lahir dan batin


merupakan harapan hidup dan cita-cita masyarakat Kota Kediri yang
senantiasa harus menjadi tujuan akhir dari setiap aktivitas penyelenggaraan
pembangunan di Kota Kediri. Program-program pembangunan yang
dilaksanakan pemerintah hendaknya mengarah pada peningkatan pendapatan

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 IV -4


dan kualitas hidup masyarakat. Untuk tercapainya kesejahteraan hidup
masyarakat diperlukan adanya suatu pekerjaan yang layak dengan penghasilan
yang memadai sesuai dengan kondisi sosial ekonomi daerah. Kesejahteraan
warga juga dapat dirasakan ketika pemerintah dapat memberikan pelayanan
prima dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat khususnya layanan
pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan dasar pangan. Tersedianya prasarana,
sarana perhubungan serta fasilitas umum yang representatif; Tersedianya
Ruang Terbuka Hijau (RTH); dan peruntukan tata ruang kota yang berwawasan
lingkungan.
Indikator keberhasilan terwujudnya makna ”Sejahtera” ini ditandai
dengan : menurunnya jumlah penduduk miskin di Kota Kediri, terciptanya
lapangan kerja baru; perbaikan penghasilan masyarakat dan terpenuhinya
kebutuhan hidup yang layak; terjangkaunya pelayanan pendidikan dan
kesehatan secara merata dan berkualitas, tercukupi dan terpenuhinya
kebutuhan pangan; tersedianya prasarana dan sarana perhubungan serta
fasilitas umum yang memudahkan warga beraktivitas dan berinteraksi sosial;
tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH); dan tertatanya penggunaan dan
pemanfaatan ruang kota yang berwawasan lingkungan.

Kota Kediri yang ”Adil”


Makna arti kata ”Adil” adalah tidak berat sebelah, tidak memihak,
berpihak kepada yang benar, berpegang pada yang benar dan tidak sewenang-
wenang.
Adapun kriteria dari makna “ Adil ” adalah sebagai berikut :
1) Persamaan kedudukan di depan hukum dan pemerintahan;
2) Pelayanan warga yang tidak diskriminatif secara status sosial-ekonomi-
politik, golongan dan agama serta gender;
3) Setiap warga masyarakat berhak mendapatkan kesempatan menikmati
hasil pembangunan.
4) Penghormatan, pengakuan dan penegakan hukum dan HAM
5) Warga masyarakat dapat menyalurkan hak politiknya.

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 IV -5


Penjelasan rasionalnya adalah warga masyarakat merasa diperlakukan
sama di depan hukum dan pemerintahan, sehingga adanya persamaan hak
dan kewajiban. Setiap warga juga mendapatkan pelayanan yang sama sesuai
dengan kondisi dan kebutuhannya serta dapat menikmati hasil pembangunan.
Indikator keberhasilan terwujudnya makna ”Adil” ini ditandai dengan:
terciptanya sistem hukum serta kelembagaan peradilan yang berwibawa,
bersih, adil, konsekuen dan tidak diskriminatif, adanya pengakuan dan
penegakan hukum dan HAM; tidak deskriminatif secara status sosial-ekonomi-
politik, golongan dan agama serta gender dalam pemberian pelayanan yang
dibutuhkan warga masyarakat. Secara makro hal ini ditandai dengan naiknya
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), adanya Penghormatan dan kesamaan
alam kedudukan hukum, tersalurnya hak politik masyarakat dalam proses
demokrasi dan perumusan kebijakan pembangunan; serta setiap warga
masyarakat mendapatkan kesempatan dan hak untuk dapat menikmati hasil-
hasil pembangunan.

Kota Kediri yang ”Demokratis”


Makna kata ”Demokratis” adalah pelembagaan pelibatan bagi semua
elemen masyarakat dalam perumusan, pelaksanaan dan evaluasi kebijakan
daerah.
Adapun yang menjadi kriteria dari makna ”Demokratis” adalah sebagai
berikut :
1. Pelibatan masyarakat dalam penilaian kebutuhan dan pemenuhan
kebutuhan hidup masyarakat.
2. Pelibatan masyarakat dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan daerah
dengan pola kemitraan.
3. Pelibatan masyarakat dalam pemantauan dan evaluasi kebijakan daerah
secara bebas dan bertanggung jawab.
4. Pelembagaan pelibatan warga masyarakat berdasarkan peraturan daerah.
5. Pemberian kesempatan kepada seluruh warga untuk menggunakan hak
politiknya, baik untuk memilih maupun dipilih;

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 IV -6


Penjelasan rasionalnya adalah warga masyarakat dengan dilibatkan
dalam setiap penilaian kebutuhan dan perumusan kebijakan, maka akan
merasa memiliki, sehingga warga masyarakat mempunyai komitmen untuk ikut
memenuhi kebutuhan hidupnya bersama pemerintah. Dengan adanya
komitmen warga masyarakat untuk membangun daerah, maka pelayanan oleh
pemerintah menjadi lebih efektif dan efisien. Berdasar prinsip-prinsip tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance), maka perlu adanya transparansi,
akuntabilitas dan partisipasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan.
Indikator keberhasilan terwujudnya makna ”demokratis” ini ditandai
dengan: memberikan kesempatan bagi warga untuk berpartisipasi dalam setiap
tahapan kebijakan pembangunan melalui partisipasi aktif pada Musyawarah
Rencana Pembangunan Kelurahan (Musrenbangkel); Musyawarah Rencana
Pembangunan Kecamatan (Musrenbangkec); dan Musyawarah Rencana
Pembangunan Kota (Musrenbangkot); Pembangunan Partisipatif, serta peran
serta masyarakat dalam perumusan dan penetapan Perda.

Kota Kediri yang ”Bermartabat”


Makna arti kata ”Bermartabat” adalah kondisi yang menghargai atau
menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan harga diri manusia. Bermartabat
menjadikan pendidikan sebagai wahana menyiapkan sumber daya manusia
berkualitas yang mampu berperan aktif dalam pembangunan Kota Kediri
menuju kota masa depan yang dihormati dan dihargai. Bermartabat juga
meliputi terjaganya budaya, nilai lokal juga warisan-warisan budaya baik
berbentuk non fisik seperti kearifan lokal (local wisdom) maupun fisik seperti
kawasan cagar budaya, yang dapat menunjang peningkatan dan pengayaan
peradaban Kota Kediri.
Adapun yang menjadi kriteria dari makna ”Bermartabat” adalah sebagai
berikut :
1. Peningkatan nilai – nilai kesalehan sosial dalam kehidupan bermasyarakat
2. Terselenggaranya pendidikan yang berkualitas dan berkarakter.

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 IV -7


3. Pelestarian nilai budaya lokal baik yang berbentuk fisik (cagar budaya)
maupun non fisik (kearifan lokal).
4. Peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak;
5. Peningkatan pelayanan sosial dasar dan kesejahteraan sosial bagi
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan penyediaan
layanan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus;

Penjelasan rasionalnya adalah dengan ada pemerataan dan kualitas


pendidikan, maka warga masyarakat menjadi cerdas dan menjunjung tinggi
etika, sehingga dapat meningkatkan peradaban yang sekaligus meningkatkan
harkat dan martabat warga Kota Kediri. Martabat warga juga dapat dilihat dari
meningkatnya nilai – nilai kesalehan sosial dalam kehidupan bermasyarakat,
dilestarikannya cagar budaya dan kearifan lokal oleh seluruh elemen
masyarakat.
Indikator keberhasilan terwujudnya makna ”Bermartabat” ditandai
dengan : meningkatnya sarana prasarana ibadah; peningkatan jumlah kegiatan
forum komunikasi kerukunan antar umat beragama; meningkatnya harmonisasi
kehidupan sosial dan kesalehan sosial dalam beragama, pelestarian nilai
budaya lokal baik yang berbentuk fisik (cagar budaya) maupun non fisik
(kearifan lokal, meningkatnya kuantitas dan kualitas penyelenggaraan pentas
seni budaya daerah.

Kota Kediri yang ”Berdaya saing”


Makna dari kata ”Berdaya Saing” adalah suatu keadaan warga
masyarakat dan kondisi daerah yang memiliki keunggulan komparatif dan
kompetitif, sehingga mampu bersaing secara sehat dengan didasari oleh
keyakinan akan potensi dan peluang yang dimiliki untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat secara berkelanjutan.
Adapun yang menjadi kriteria dari makna “Berdaya Saing” adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan.

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 IV -8


2. Meningkatnya peran dan kontribusi UMKM dalam tata kelola ekonomi Kota
Kediri.
3. Berkembangnya lembaga – lembaga pendidikan yang unggul dan berkualitas
pada setiap jenjang pendidikan didukung oleh kompetensi tenaga pendidik
yang berkualifikasi,
4. Berkembangnya potensi pariwisata yang berwawasan lingkungan dan
mampu meningkatkan daya tarik wisata.
5. Meningkatnya investasi yang masuk di Kota Kediri.
6. Meningkanya Prestasi SDM Kota Kediri dalam pengembangan Ilmu
pengetahuan dan Teknologi, Seni Budaya dan Olahraga.

Penjelasan rasionalnya adalah potensi daerah dan Sumber Daya


Manusia menjadi faktor penentu daya saing Kota Kediri. Produktivitas daerah
yang tinggi dan kualitas lembaga pendidikan dan potensi pariwisata beserta
fasilitas umum, menjadi sarana untuk bersaing dengan daerah lain.
Indikator keberhasilan terwujudnya makna ”Berdaya Saing” ini ditandai
dengan : peningkatan pertumbuhan PDRB, peningkatan pertumbuhan ekonomi,
pertumbuhan pendapatan perkapita, peningkatan prosentase UMKM dan
koperasi dalam pengembangan perekonomian di Kota Kediri. Meningkatnya
lembaga–lembaga pendidikan yang memenuhi standard dan berkualitas,
meningkatnya wahana dan daya tarik potensi pariwisata, meningkatnya jumlah
investasi dan meningkatnya prestasi SDM Kota Kediri dalam pengembangan
Ilmu pengetahuan dan Teknologi, Seni Budaya dan Olahraga.
Selanjutnya Visi Pembangunan Jangka Panjang Daerah tersebut
dijabarkan lebih lanjut ke dalam misi yang akan menjadi tanggungjawab seluruh
pemangku kepentingan di Kota Kediri yang terdiri dari unsur aparatur
Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, organisasi politik,
organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi profesi, lembaga pendidikan,
dunia usaha, dan tokoh masyarakat, untuk menjadi acuan dalam
merealisasikan cita-cita dan harapan yang hendak diwujudkan Kota Kediri
hingga kurun waktu 2025 mendatang.

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 IV -9


4.2. MISI
Sebagai penjabaran dari visi yang telah ditetapkan, maka misi Kota
Kediri dalam rencana pembangunan jangka panjang daerah dirumuskan guna
memayungi berbagai agenda pembangunan daerah yang akan dicapai melalui
pencapaian sasaran pokok pembangunan jangka panjang. Adapun misi
Pembangunan Jangka Panjang Kota Kediri adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan Masyarakat Kota Kediri yang Beriman dan Bertaqwa


Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bermoral, Beretika, Beradab, dan
Berbudaya Sesuai Nilai Luhur Pancasila
Misi mewujudkan masyarakat Kota Kediri yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, beretika, beradab, dan
berbudaya sesuai nilai luhur Pancasila sebagai pondasi pembangunan
masyarakat Kota Kediri dapat dicapai dengan: meningkatkan kerukunan
dan kemantapan kehidupan beragama di Kota Kediri, meningkatkan
kelestarian, pengembangan seni budaya dan jati diri bangsa,
meningkatkan peran, kualitas hidup, dan perlindungan perempuan dan
anak; meningkatkan prestasi kepemudaan dan pemasyarakatan olah raga.

2. Mewujudkan Kota Kediri Sebagai Pusat Industri, Jasa, Perdagangan,


dan Pariwisata yang Unggul dan Berdaya Saing.
Misi mewujudkan Kota Kediri sebagai pusat industri, jasa, perdagangan,
dan pariwisata yang unggul dan berdaya saing dapat dicapai dengan:
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, peningkatan aktivitas
perekonomian masyarakat dan pembangunan ketenagakerjaan,
meningkatkan komoditas dan diversifikasi usaha perdagangan dan jasa
yang berdaya saing, pengembangan sumber daya pariwisata Kota Kediri
yang unggul dan berdaya saing, meningkatkan ketahanan pangan,
penguatan struktur industri yang berdaya saing, pemberdayaan koperasi
dan UMKM yang sehat dan mandiri, meningkatkan usaha agribisnis yang
berdaya saing, mengoptimalkan peran lembaga keuangan dan perbankan,
serta meningkatkan investasi di Kota Kediri, serta meningkatkan

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 IV -10


pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan dan
pengangguran.

3. Mewujudkan Kota Kediri Menjadi Pusat Pendidikan yang Berkualitas


Misi mewujudkan Kota Kediri menjadi pusat pendidikan yang berkualitas
dilaksanakan dengan : meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap
pelayanan pendidikan yang berkualitas, meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pendidikan, meningkatkan kecerdasan masyarakat
melalui penyelenggaraan pendidikan non formal dan luar sekolah.

4. Mewujudkan Tata Pemerintahan Kota Kediri yang Bersih, Baik,


Berkeadilan, Demokratis, dan Berlandaskan Hukum
Misi mewujudkan tata pemerintahan Kota Kediri yang bersih, baik,
berkeadilan, demokratis, dan berlandaskan hukum dapat dicapai dengan:
Meningkatkan sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan
yang baik (good governance), dan clean government yang didukung oleh
SDM aparatur yang berkualitas; meningkatkan kemampuan dan
kemandirian dalam pengelolaan keuangan daerah yang akuntable,
transparan, efektif dan efisien; meningkatkan pelayanan publik yang prima
sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal berbasis teknologi Informasi
Komunikasi (TIK) yang mantap; meningkatkan efektifitas perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian pembangunan, serta meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan tata pemerintahan yang
demokratis.

5. Mewujudkan Kota Kediri yang Aman, Tertib, Tentram, Damai dan


Bersatu
Misi mewujudkan Kota Kediri yang aman, tertib, tentram, damai dan
bersatu dapat dicapai dengan meningkatkan stabilitas politik, keamanan
dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat, terbinanya dan
terbangunnya semangat atau jiwa patriotisme dan nasionalisme, yang
ditandai dengan menurunnya angka kriminalitas, menurunnya angka

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 IV -11


pelanggaran ketertiban umum, dan menurunkan kasus penyalahgunaan
narkotika/NAPZA serta aman dari gangguan bencana sosial.

6. Mewujudkan Sarana dan Prasarana Umum, Ruang Publik yang


Berkualitas, Berkeadilan dan Berwawasan Lingkungan
Misi mewujudkan sarana dan prasarana umum, ruang publik yang
berkualitas, berkeadilan dan berwawasan lingkungan dapat dicapai dengan
meningkatkan sistem, sarana dan prasarana transportasi yang terpadu,
mengembangkan perumahan dan permukiman yang berkualitas dan layak
huni, pembangunan wilayah sesuai dengan struktur dan pola tata ruang
wilayah, penataan tata ruang kota yang optimal, serta pengelolaan sumber
daya air, penataan sistem sanitasi dan pengelolaan sampah kota terpadu.

7. Mewujudkan Kota Kediri Yang Sehat, Indah, Nyaman, dan Ramah


Lingkungan.
Misi mewujudkan Kota Kediri yang sehat, indah, nyaman, dan ramah
lingkungan dapat dicapai dengan : peningkatan pelayanan kesehatan yang
berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat; pengelolaan sumber daya
alam yang efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan; meningkatkan
pemanfaatan energi yang ramah lingkungan, meningkatkan konservasi
kawasan lindung dan ruang terbuka hijau; serta antisipasi, pencegahan dan
penanganan terjadinya bencana alam.

Makna dari Visi “ Kota Kediri yang Aman, Sejahtera, Adil, Demokratis,
Bermartabat dan Berdaya Saing.”, secara substansi terjabarkan didalam 7
(tujuh) Misi Pembangunan. Secara dominan keterkaitan antara visi dan misi
pembangunan jangka panjang Kota Kediri, dapat dilihat pada tabel IV-2 berikut
ini.

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 IV -12


Tabel IV-2
Keterkaitan Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Visi Misi

Mewujudkan Kota Kediri yang aman, tertib,


Kota Kediri sebagai kota yang
tentram, damai dan bersatu
”AMAN”

Mewujudkan Kota Kediri menjadi pusat


pendidikan yang berkualitas.

Mewujudkan Kota Kediri sebagai pusat


industri, jasa, perdagangan, dan pariwisata
Kota Kediri sebagai kota yang yang unggul dan berdaya saing.
“SEJAHTERA dan BERDAYA Mewujudkan sarana dan prasarana umum,
SAING” ruang publik yang berkualitas, berkeadilan
dan berwawasan lingkungan.

Mewujudkan Kota Kediri yang sehat, indah,


nyaman, dan ramah lingkungan.

Mewujudkan tata pemerintahan Kota Kediri


Kota Kediri sebagai kota yang yang bersih, baik, berkeadilan, demokratis,
“ADIL DAN DEMOKRATIS” dan berlandaskan hukum.

Mewujudkan masyarakat Kota Kediri yang


Kota Kediri sebagai kota yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
“BERMARTABAT” Maha Esa, bermoral, beretika, beradab, dan
berbudaya sesuai nilai luhur Pancasila

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 IV -13


BAB V
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
JANGKA PANJANG DAERAH

Sasaran dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang merupakan


kerangka dan panduan bagi Pemerintah Kota Kediridalam mewujudkan Misi
dan mencapai Visi Pembangunan Jangka PanjangDaerah. Sasaran Pokok dan
arah kebijakan pembangunan jangka panjang dicapai secara bertahap melalui
pembangunan lima tahunan daerah. Sasaran pokok dan arah kebijakan
pembangunan jangka panjang tersebut dijabarkan lebih lanjut di dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana
Pembangunan Tahunan atau Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

5.1. Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang.


Melalui program-program pembangunan yang dilaksanakan di Kota
Kediri sampai dengan tahun 2025 mendatang, diharapkan dapat terwujudnya
cita dan citra Kota Kediri yang terkristalisasi dalam rumusan Visi “Kota Kediri
yang aman, sejahtera, adil, demokratis, bermartabat dan berdaya saing”.
Arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah merupakan
pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan
daerahyang akan dicapai selama kurun waktu 20(dua puluh) tahun ke depan.
Arah kebijakan tersebutsebagai instrumen atau panduan bagi Pemerintah
Kota Kediri dalam menetapkan kebijakan lima tahunan daerah dan kebijakan
tahunan daerah yang secara faktual diformulasikan didalam penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Tahunan Daerah.
Pencapaian visi pembangunan jangka panjang daerah yang hendak
diwujudkan melalui 7 (tujuh) misi pembangunan, dilakukan secara bertahap
melalui pencapaian sasaran pokok pembangunan jangka panjang dengan
berpedoman pada arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah,
selengkapnya dapat dicermati pada tabel berikut ini.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -1


Tabel V-1.1
Uraian sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang Misi 1

MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan


kerukunan hidup beragama intern dan antar umat
1. Terwujudnya peningkatan kerukunan beragama dan penghayat kepercayaan.
dan kemantapan kehidupan 2. Meningkatkan kualitas kelembagaan, sarana dan
beragama di Kota Kediri prasarana peribadatan serta implementasi peran dan
fungsi agama sebagai landasan moral dan etika dalam
MISI 1 pembangunan
Mewujudkan Masyarakat Kota 1. Meningkatkan peran dan fungsi fasilitasi apresiasi seni
Kediri yang Beriman dan dan budaya untuk akfifitas pengembangan budaya lokal
Bertaqwa Kepada Tuhan guna terciptanya jati diri bangsa yang berdaya saing
Yang Maha Esa, Bermoral, 2. Meningkatkan upaya pelestarian kawasan cagar budaya
Beretika, Beradab, dan sebagai bentuk apresiasi terhadap warisan budaya yang
Berbudaya Sesuai Nilai Luhur 2. Terwujudnya peningkatan berdaya tarik wisata dan berkarakter
Pancasila kelestarian, pengembangan seni 3. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas masyarakat
budaya dan jati diri bangsa dan peran kelembagaan/organisasi kemasyarakatan
dalam mengembangkan seni dan budaya lokal
4. Melestarikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai tradisi
yang positif dalam kehidupan bermasyarakat sebagai
pembentuk karakter dan identitas bangsa yang terbuka
dan berakar pada nilai-nilai budaya dan kearifan lokal

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -2


MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

1. Meningkatkan kesetaraan gender, kesempatan


berusaha dan peningkatan kualitas hidup perempuan.

3. Terwujudnya peningkatan peran,


2. Meningkatkan tindakan pencegahan trafficking dan
kualitas hidup, perlindungan
kekerasan serta pemenuhan hak-hak dan perlindungan
perempuan dan anak
terhadap perempuan dan anak.
3. Memperkuat kapasitas lembaga/organisasi perempuan
dan kebijakan pembangunan yang responsif gender.
1. Meningkatkan prestasi kepemudaan dan olah raga
melalui pembinaan induk organisasi dan komite olah
raga yang di arahkan pada peningkatan kualitas sumber
daya manusia.
2. Meningkatkan budaya olah raga masyarakat melalui
4. Meningkatnya prestasi kepemudaan pembinaan induk organisasi olah raga masyarakat.
dan pemasyarakatan olah raga 3. Meningkatkan kualitas pemuda melalui pembinaan
organisasi kepemudaan dan pelatihan ketrampilan
pemuda dalam berbagai bidang.

Indikator keberhasilanmisi ini di tandai dengan tercukupinya rasio tempat ibadah, terfasilitasinya kegiatan keagamaan,
terselenggaranya festival seni budaya, terpeliharanya cagar budaya, terkendalinya laju pertumbuhan penduduk, rendahnya rasio KDRT,
meningkatnya prestasi cabang olahraga, penurunan angka kemiskinan & PMKS. Secara makro indikator keberhasilan capaian misi ini
dapat dilihat ditabel V-1.2, berikut ini.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -3


Tabel V-1.2
Indikator Keberhasilan Misi I
Target Pencapaian
No Indikator Keberhasilan Formula Indikator
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
1. Indeks Pembangunan Manusia Nilai Point IPM 75,68 77,35 79,78 82,89
Jumlah forum kerukunan
% Forum Kerukunan Beragama beragama yang difasilitas
2. 100 100 100 100
yang difasilitasi 100
Jumlah forum kerukunan beragama
3. Cabang Olahraga yang
Jenis Cabang olahraga yang berprestasi 18 20 23 28
Berprestasi
4. Benda, Situs, Cagar Budaya
Buah 44 56 78 100
yang dilestarikan
Jumlah kelompok seni
% Kelompok seni budaya yang budaya yang dibina
5. 51.43 60 80 100
dibina/dibantu 100
Jumlah Kelompok seni yang ada
Jumlah Organisasi Pemuda yang
6. Jumlah Organisasi Pemuda 9 10 11 12
dibina
7. Rasio KDRT Jumlah KDRT
100 0,03 0,03 0,028 0,025
Jumlah Rumah Tangga
Tahap III dan IV Hasil Proyeksi

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -4


Tabel V-2.1
Uraian sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang Misi 2

MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

1. Meningkatnya investasi pada sektor perdagangan dan


jasa yang berskala nasional dan internasional.
2. Mengembangkan kerjasama ekonomi antar daerah
dalam rangka mewujudkan Kota Kediri sebagai pusat
1. Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi
kegiatan wilayah (PKW).
Daerah
3. Meningkatkan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan sehingga pendapatan per kapita
pada tahun 2025 mencapai peningkatan tiga kali lipat
dibandingkan pembangunan daerah tahap I
Misi 2
1. Optimalisasi kemampuan dan ketrampilan Masyarakat
Mewujudkan Kota Kediri
kota dalam penguatan struktur perekonomian kota yang
Sebagai Pusat Industri, Jasa,
kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif berbasis
Perdagangan, dan Pariwisata
sumberdaya local
yang Unggul dan Berdaya
2. Mendorong meningkatnya jumlah pelaku usaha,
Saing
keragaman bentuk dan jenis usaha yang kompetitif dan
2. Terwujudnya peningkatan unit-unit
berkualitas.
perekonomian masyarakat dan
3. Mengembangkan kerjasama dengan dunia usaha dan
Pembangunan Ketenagakerjaan
industri dalam rangka penyerapan tenaga kerja dan
penyediaan lapangan kerja
4. Peningkatan produktifitas, kualitas tenaga kerja dengan
pengembangan kompetensi berbasis potensi lokal dan
global diimbangi dengan peningkatan kesehjateraan
pekerja.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -5


MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

1. Mendorong meningkatnya produktivitas produk-produk


lokal yang berkualitas dan berdaya saing
3. Meningkatnya daya saing komoditas 2. Penguatan industri, perdagangan dan jasa untuk
perdagangan dan jasa di skala meningkatkan daya saing nasional serta
nasional maupun internasional mengembangkan jaringan pemasaran di dalam negeri
dan luar negeri/ekspor
3. Pengembangan, Pembinaan, dan Pengendalian PK-5
1. Meningkatkan kualitas sarana prasarana penunjang
pariwisata baik dari segi infrastruktur, layanan wisata
dan seni budaya yang berdaya saing.
2. Meningkatkan kualitas obyek-obyek wisata, penyediaan
4. Terwujudnya pengembangan Sumber
sarana prasarana dan penataan kawasan wisata .
Daya Pariwisata yang unggul dan
3. Mengembangkan event promosi wisata dan seni budaya
berdaya saing
baik di dalam negeri maupun luar negeri serta
meningkatkan citra industri pariwisata berbasis budaya
lokal, seperti agrowisata, wisata industri, Pasar wisata,
pariwisata pendidikan.
1. Pemantapan Ketersediaan Pangan serta Pemerataan
distribusi pangan
5. Terwujudnya Ketahanan Pangan
2. Pengendalian mutu bahan pangan untuk meningkatkan
keamanan dan kualitas pangan masyarakat
1. Mengembangkan klaster-klaster/sentra-sentra industri
6. Terwujudnya penguatan Struktur kecil dan menengah dan industri kreatif dengan
Industri yang berdaya saing peningkatan mutu dan inovasi produk.
2. Mengembangkan teknologi tepat guna dalam

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -6


MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

peningkatan kualitas hasil produksi


3. Mengembangkan pendalaman struktur industri dan
diversifikasi produk
1. Penguatan Basis Ekonomi Kreatif untuk memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan
lapangan kerja, dan peningkatan daya saing.
2. Peningkatan kemitraan pemerintah daerah dan swasta
7. Terwujudnya Pemberdayaan dalam pengembangan koperasi& UMKM.
Koperasi dan UMKM yang sehat dan 3. Meningkatkan kualitas infrastruktur dan jaringan
mandiri pendukung bagi usaha mikro & keciluntuk berkontribusi
terhadap peningkatan pendapatan kelompok masyarakat
berpendapatan rendah
4. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelaku serta
kelembagaan koperasi, dan UMKM
1. Meningkatkan peran lembaga keuangan dan perbankan
dalam pengembangan industri, perdagangan, dan jasa
8. Optimalnya Peran Lembaga
melalui penyediaan permodalan bagi koperasi dan
Keuangan dan Perbankan
UMKM

1. Meningkatkan kualitas pelayanan perijinan investasi


berbasis teknologi informasi.
9. Terwujudnya Peningkatan Investasi 2. Menyediakan informasi peluang usaha sektor/bidang
di Kota Kediri usaha mencakup: lokasi, ketersediaan lahan,
kesesuaian dengan tata ruang daerah, bentuk
dukungan. pemerintah daerah, potensi pasar dan

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -7


MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

perkiraan investasi
3. Memantapkan infrastruktur dan sarana prasarana
pendukung kegiatan investasi
1. Pengembangan struktur perekonomian yang berdaya
saing berbasis agrobisnis.
2. Pembinaan dan penguatan perekonomian berbasis
10. Terwujudnya perekonomian yang agrobisnis (pertanian, perikanan, perkebunan) yang
berdaya saing berbasis agrobisnis mendukung ketahanan pangan
3. Mengembangkan pertanian melalui peningkatan
produktivitas lahan dan menjaga kecukupan produksi
hasil pertanian
1. Meningkatkan pemenuhan sarana sosial, pemberdayaan
dan peningkatan kualitas hidup Penyandang Masalah
11. Meningkatnya pemberdayaan Kesejahteraan Sosial (PMKS)
masyarakat dalam penanggulangan 2. Meningkatkan partisipasi masyarakat, dunia usaha,
kemiskinan perguruan tinggi serta berbagai elemen dalam upaya
penanganan dan penanggulangan PMKS,
pengangguran dan pengurangan penduduk miskin.

Indikator keberhasilan misi ini adalah meningkatnya PDRB, laju inflasi yang stabil, peningkatan pendapatan perkapita, tumbuhnya
wirausaha baru, berkurangnya pengangguran, naiknya ekspor, perluasan lapangan pekerjaan meningkatnya PAD dari pariwisata,
penurunan KK rawan pangan, peningkatan jumlah IKM, peningkatan koperasi aktif, peningkatan UMKM tangguh, bertambahnya jumlah
investor, dan terjaganya produktivitas pangan. Secara lengka indikator misi 2 dapat dilihat pada Tabel berikut

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -8


Tabel V-2.2
Indikator Keberhasilan Misi 2
Target Pencapaian
No Indikator Keberhasilan Formula Indikator
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
1. Pertumbuhan ekonomi 3,07 6,00 – 9,00 3,50 – 12,00 2,00 – 14,50
% Pertumbuhan
(dengan GG)
2. PDRB ADHK perkapita (Ribu Nilai PDRB Perkapita (PDRB : Jumlah 77,872 106,866 141,828 179,397
Rupiah) Penduduk)

3. Laju Inflasi (IHK) % Laju Inflasi 3,60 4,92 5,82 7,39


4. % Pasar dengan sarana Jumlah pasar yang mempunyai 52 100 100 100
prasarana memadai sarana prasarana memadai
100
Jumlah pasar yang ada
5. Prosentase Koperasi Jumlah koperasi berkualitas
100 64,4 70 75 80
berkualitas Jumlah koperasi yang aktif
6. % Jumlah UKM BPR/LKM Jumlah UMKM Mandiri
100 90 92 93 94
Mandiri Jumlah UMKM yang tangguh

9. % Tingkat Pengangguran Σpenganggur terbuka usia angkatan kerja


100 8,32 5,86 4,51 3,06
Terbuka (TPT) Σ penduduk angkatan kerja

10. Tingkat Partisipasi Angkatan Σpenduduk angkatan kerja


100
Kerja (TPAK) Σ penduduk usia kerja (usia 15 − 64 thn) 64.22 63,99 61,49 60,79

11. Rasio Ketergantungan < 15 ℎ – > 64


0,484 0,4 0,38 0,35
15 − 64
12. Rasio Lulusan S1/S2/S3 Σlulusan S1/S2/S3
10.000 0,072 0,1 0,5 1
Σ penduduk

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -9


Target Pencapaian
No Indikator Keberhasilan Formula Indikator
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
13. Keanekaragaman konsumsi Tingkat Pola Konsumsi Pangan Masyarakat
pangan masyarakat Konsumsi pola panga harapan (PPH) 78,9 86,8 90 95

14. % Jumlah PMKS yang dibina Jumlah PMKS yang dibina


100 9,6 13,25 15 17
Jumlah PMKS
15. % Penduduk Miskin (RTM) Jumlah Rumah Tangga Miskin
100 16,09 15 13 10
Jumlah Rumah Tangga
Tahap III dan IV Hasil Proyeksi

Tabel V-3.1
Uraian sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang Misi 3

MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

1. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas pada tiap


jenjang pendidikan (formal / non-formal) bagi seluruh
lapisan masyarakat.
MISI 3 2. Meningkatkan aksesibilitas pelayanan pendidikan bagi
1. Meningkatnya aksesibilitas
Mewujudkan Kota Kediri masyarakat kurang mampu/miskin
masyarakat terhadap pelayanan
Menjadi Pusat Pendidikan
pendidikan yang berkualitas 3. Mendorong tumbuh dan berkembangnya perguruan
yang Berkualitas
tinggi untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat
terhadap jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4. Mendorong kerjasama dengan masyarakat, dunia

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -10


MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

usaha, dan industri dalam menciptakan peningkatan


kualitas penyelenggaraan pendidikan.
1. Meningkatkan proporsi pendidik yang memiliki kualifikasi
minimum dan sertifikasi yang sesuai dengan jenjang
kewenangan mengajar.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan menengah umum dan
2. Meningkatnya Kualitas
kejuruan guna menciptakan lulusan peserta didik
penyelenggaraan pendidikan
sebagai tenaga kerja yang siap pakai.
3. Mewujudkan proses pembelajaran yang kreatif, inovatif
dan menyenangkan sesuai dengan standar nasional dan
internasional;
1. Meningkatankan kualitas sarana penunjang pendidikan,
keterampilan dan keahlian (soft skill) melalui peran serta
3. Meningkatnya kecerdasan
masyarakat dalam pembangunan pendidikan mulai dari
masyarakat melalui penyelenggaraan
perencanaan, pengawasan dan evaluasi program
pendidikan non formal dan luar
pendidikan
sekolah
2. Mengembangkan layanan pendidikan ramah anak dan
ramah terhadap anak berkebutuhan khusus

Indikator keberhasilan misi ini ditandai dengan meningkatnya angka melek huruf, meningkatnya angka partisipasi sekolah, kecukupan
rasio guru, kondisi bangunan pendidikan yang memenuhi standard pelayanan minimal pendidikan (SPM), meningkatnya angka
kelulusan. Secara makro indikator misi 3 dapat dilihat pada tabel berikutV-6 berikut ini.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -11


Tabel V-3.2
Indikator Keberhasilan Misi 3

Indikator Target Pencapaian


No
Keberhasilan Formula Indikator Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
1. Angka Melek huruf Σ penduduk (usia diatas 15 thn)
yang bisa baca tulis 99,83 100 100 100
100
Σ penduduk (usia > 15 ℎ )
2. APK SD/MI Σ anak sekolah SD/MI 133 135 136 137
100
Σ penduduk usia 7 − 12 thn)
3. APK SMP/MTs Σ anak sekolah SMP/MTs 120 121 122 123
100
Σ penduduk usia 13 − 15 thn)
4. APM SD/MI Σ anak sekolah SD/MI usia 7 − 12 th 104 120 100 100
100
Σ penduduk usia 7 − 12 thn)
5. APM SMP/MTs Σ anak sekolah SMP/MTS usia 13 − 15 thn 112 100 100 100
100
Σ penduduk usia 13 − 15 thn)
Tahap III dan IV Hasil Proyeksi

Tabel V-4.1
Uraian sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang Misi 4

MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -12


MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

1. Meningkatkan kwalitas sistem manajemen


dokumen/arsip/inventarisasi penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan pengelolaan aset daerah
melalui penataan fungsi-fungsi kelembagaan
pemerintahan agar dapat berfungsi secara lebih
1. Terciptanya sistem kelembagaan dan memadai, efektif, proporsional dan reponsif
ketatalaksanaan pemerintahan yang 2. Optimalisasi Aset-aset pemerintah daerah
baik (good govemance), dan (clean 3. Meningkatkan kapasitas SDM aparatur agar lebih
government) didukung oleh SDM professional sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam
aparatur yang berkualitas memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat
MISI 4 4. Menegakkan disiplin dan tingkat kinerja SDM aparatur
Mewujudkan Tata menuju aparatur yang bersih dan bebas KKN
Pemerintahan Kota Kediri 5. Fasilitasi penguatan pemerintahan di tingkat kelurahan
yang Bersih, Baik, 6. Mendorong percepatan pencapaian good governance
Berkeadilan, Demokratis, dan melalui pengembangan produk hukum
Berlandaskan Hukum 1. Mengembangkan pemanfaatan teknologi informasi
komunikasi dalam penyelenggaraan pemerintahan (e-
government)
2. Terwujudnya pelayanan publik yang 2. Penataan sistem administrasi kependudukan yang
prima sesuai dengan Standar mengarah pada peningkatan pelayanan, kualitas data,
Pelayanan Minimal serta berbasis dan informasi kependudukan
teknologi Informasi Komunikasi (TIK) 3. Meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan kepada publik
yang mantap. dengan berpedoman pada standar pelayanan minimal
berbasis TIK
4. Meningkatkan transparansi, partisipasi masyarakat
dalam peningkatan mutu pelayanan melalui aksesibiltas

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -13


MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

dan penyebaran informasi


1. Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat
dalam tahapan pembangunan
3. Terwujudnya peningkatan efektifitas 2. Meningkatkan kualitas perencanaan, pelaksanaan dan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah berbasis TIK
pengendalian pembangunan. 3. Tersedianya jaringan teknologi informasi dan komunikasi
tahapan pembangunan untuk memudahkan proses
sosialisasi dan transparansi kebijakan
1. Optimalisasi penerimaan sumber-sumber keuangan
4. Terwujudnya Kemampuan dan
daerah secara efektif dan efisien
kemandirian dalam pengelolaan
2. Meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah
keuangan daerah yang akuntable,
melalui penyempurnaan sistem dan prosedur serta
transparan, efektif dan efisien
Meningkatkan kualifikasi SDM pengelola keuangan
daerah
1. Peningkatan peran partisipasi seluruh lapisan
masyarakat (terutama perempuan dan generasi muda)
5. Terwujudnya pembangunan sosial-
dalam pemilu, penguatan fungsi lembaga-lembaga
politik untuk menjamin
pemilu, partai politik, dan penguatan kelembagaan dan
terselenggaranya tata pemerintahan
sikap politik masyarakat
yang demokratis
2. Mewujudkan tata pemerintahan yang demokratis melalui
perluasan akses masyarakat terhadap kebijakan politik

Indikator Misi ini ditandai dengan peningkatan pelayanan public, menurunnya kerugian Negara, menurunya jumlah pelanggaran
PNS, meningkatnya partisipasi politik masyarakat, meningkatnya PAD, keteraturan arsip, dan inventarisasi barang daerah. Secara
makro, indikator keberhasilan pencapaian misi 4 dapat dilihat pada Tabel V-8. berikut ini.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -14


Tabel V-4.2
Indikator Keberhasilan Misi IV

Indikator Target Pencapaian


No
Keberhasilan Formula Indikator Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
% SKPD dalam Σ SKPD yang telah menerapkan 16,67% 50% 70% 95%
1. Pengelolaan tata arsip arsip secara baku
100
secara baik Σ SKPD

Persentase Pegawai
Σ Pegawai yang mengikuti diklat
yang mengikuti
(struktural, teknis dan fungsional)
2. pendidikan dan latihan Σ Pegawai yang seharusnya
100 400/400 (100%) 100% 100% 100%
struktural, teknis dan mengikuti diklat
fungsional
Σ temuan hasil pengawasan
% temuan hasil (internal dan eksternal)
3. pengawasan yang yang ditindaklanjuti
100
266/280 (95%) 100% 100% 100%
ditindaklanjuti Σ temuan hasil pengawasan
(internal dan eksternal)

Σ bayi lahir yang mempunyai


Rasio bayi berakte 2689/3319
4. akte kelahiran 100 94% 100% 100%
kelahiran Σ keseluruhan bayi lahir (81,02%)

% SKPD yang memiliki Σ SKPD yang memiliki SPM


5. 100 9/36 (25%) 51,35% 70% 80%
SPM Σ SKPD yang ada

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -15


Persentase kontribusi Σ PAD
6. PAD terhadap belanja Σ Belanja Daerah
100 15% 20% 25% 30%
daerah
Tahap III dan IV Hasil Proyeksi

Tabel V-5.1
Uraian sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang Misi 5

MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

1. Melaksanakan upaya pengendalian ketentraman dan


ketertiban yang dapat menjamin keamanan masyarakat
1. Meningkatnya stabilitas politik, 2. Membangun hubungan sinergi antara pemerintah,
keamanan dan ketertiban dalam aparatur penegak hukum, masyarakat dan swasta dalam
kehidupan bermasyarakat penyelenggaraan sistem pengendalian ketentraman,
MISI 5
ketertiban dan keamanan masyarakat kota yang
Mewujudkan Kota Kediri yang
terpadu.
Aman, Tertib, Tentram, Damai
1. Pengendalian ancaman dan gangguan keamanan,
dan Bersatu.
tindak kejahatan, dan penyakit sosial, yang bersumber
2. Terbinanya kehidupan Berbangsa,
dari potensi lokal, nasional dan transnasional
Bernegara dan Bermasyarakat
2. Pemantapan wawasan kebangsaan pada masyarakat
dengan wawasan kebangsaan
dalam rangka memperkokoh integrasi dan ketahanan
ideologi berbangsa dan bernegara

Indikator keberhasilan misi ini ditandai dengan menurunya angka kriminalitas, terkendalinya demontrasi. Secara makro, kinerja
keberhasilan misi 5 dapat dilihat pada Tabel berikut

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -16


Tabel V-5.2
Indikator Keberhasilan Misi 5
Target Pencapaian
No Indikator Keberhasilan Formula Indikator
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Σ tindak kriminal yang
1. Angka Kriminalitas terjadi selama 1 tahun 0,161 0,150 0,140 0,135
10.000
Σ penduduk seluruhnya
2. Penurunan Pelanggaran
Peraturan Pelanggaran Perda/Perwali
100 112/84 (133,33%) 51,06% 30% 20%
Daerah/Peraturan Perda/Peraturan Walikota
Walikota
Tahap III dan IV Hasil Proyeksi

Tabel V-6.1
Uraian sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang Misi 6

MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

MISI 6 1. Peningkatan, pembangunan, dan memantapkan jaringan


Mewujudkan Sarana dan 1. Terwujudnya sistem, sarana dan jalan dan jembatan
Prasarana Umum, Ruang prasarana transportasi yang terpadu 2. Pengembangan jaringan jalan dan transportasi untuk
Publik yang Berkualitas, menunjang kegiatan kawasan pendidikan, industri,

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -17


MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

Berkeadilan dan Berwawasan perdagangan dan jasa, pariwisata, dan mobilitas umum.
Lingkungan 3. Pemeliharaan, peningkatan, pembangunan sarana
prasarana transportasi darat yang terintegrasi dan
terpadu antarmoda dan intermoda untuk mendukung
pemanfaatan ruang optimal dan kemudahan mobilitas
antar wilayah perkotaan.
1. Mengembangkan perumahan dan pemukiman yang
berkualitas bagi masyarakat
2. Terwujudnya Pengembangan dan
2. Mengoptimalkan persebaran pemukiman yang
Perumahan yang berkualitas dan
berkualitas secara proporsional
layak huni
3. Penyediaan sarana prasarana dasar lingkungan
permukiman yang efesien dan berkelanjutan
1. Pembangunan kawasan strategis kota diprioritaskan
2. Optimalisai Pengembangan prasarana wilayah
penopang kawasan strategis dan kawasan investasi
3. Terwujudnya Pengembangan
produktif
Wilayah demi percepatan
3. Pembangunan kawasan industri, perdagangan, jasa,
pembangunan struktur dan pola
pendidikan dan pariwisata
ruang wilayah
4. Pemantapan kawasan lindung dan pengembangan
kawasan budidaya demi mewujudkan lingkungan yang
mendukung pembangunan berkelanjutan
1. Perencanaan tata ruang wilayah dan kawasan strategis
4. Terwujudnya penataan ruang kota 2. Sinkronisasi pemanfaatan ruang spasial dan sektoral
yang optimal 3. Optimalisasi penataan ruang untuk mendukung Kota
Kediri sebagai pusat kegiatan wilayah yang berdaya

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -18


MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

saing.
4. Mengendalikan pemanfaatan ruang terkait penentuan
kebijakan peraturan zonasi, penetapan insentif-
disinsentif, perizinan dan pengenaan sanksi
5. Meningkatkan dan menjaga ketersediaan fasilitas umum,
sarana dan prasarana kota secara kuantitas dan kualitas
1. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumber
daya air untuk melestarikan kuantitas air dan
memelihara kualitas air dengan tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan dan fungsi lindung kawasan.
2. Mendayagunakan (pembangunan, peningkatan dan
5. Terlaksananya Pengelolaan Sumber
pemeliharaan) sarana dan prasarana jaringan sumber
Daya Air
daya air baku untuk pemenuhan kebutuhan air bersih
(irigasi, domestik dan industri)
3. Penataan kelembagaan, keterpaduan dan peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya
air.
1. Penanganan sistem persampahan secara terpadu yang
didukung oleh sarana prasarana, teknologi pengolahan
6. Terwujudnya sistem sanitasi dan sampah berbasis ekologi dan partisipasi seluruh lapisan
pengelolaan sampah kota yang masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.
terpadu 2. Mengembangkan, memelihara dan mengelola sistem
jaringan drainase kota dan sistem sanitasi serta saluran
pembuangan dan saluran primer dan skunder

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -19


MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

Indikator misi ini ditandai dengan status kemantapan jalan dan jembatan, meningkatnya cakupan pelayanan sarana dan prasarana
perumahan, berkurangya rumah tidak layak huni, ketepatan antara perencanaan wilayah dengan pencapaian. Secara makro, indikator
keberhasilan misi 6 dapat dilihat pada Tabel V-6.2 berikut ini.

Tabel V-6.2
Indikator Keberhasilan Misi 6
Target Pencapaian
No Indikator Keberhasilan Formula Indikator
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
1. Proporsi panjang Panjang jalan kondisi baik
jaringan jalan dalam 100 90 98,38 99 99,8
Panjang jalan seluruhnya
kondisi baik
2. Pemasangan rambu- Σ pemasangan rambu − rambu
100 36,65 50 60 70
rambu Σ rambu − rambu yang seharusnya tersedia
3. Persentase penduduk Σ rumah tangga menggunakan air bersih
100 85 90 95 100
berakses air minum Σ rumah tangga
4. Rasio TPS per satuan Jumlah daya tampung TPS
1000 40 42 45 50
penduduk Jumlah Penduduk
Tahap III dan IV Hasil Proyeksi

Tabel V-7.1
Uraian sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang Misi 7

MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -20


MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

1. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan dengan


peran aktif masyarakat berperilaku hidup sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup kesehatan ibu, bayi,
keluarga berencana (KB) dan masyarakat
1. Terwujudnya pelayanan kesehatan 2. Meningkatkan pemerataan kualitas dan aksesibilitas
yang berkualitas bagi seluruh lapisan sarana prasarana kesehatan dengan didukung sumber
masyarakat daya manusia (SDM) yang handal dan berkualitas
3. Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan
berkualitas kepada seluruh masyarakat kualitas
terutama kepada masyarakat kurang mampu
2. Terwujudnya Pengelolaan Sumber Pengawasan dan pengendalian pencemaran dan
MISI 7 daya alam yang efisien, ramah perusakan lingkungan yang dapat menurunkan kualitas
Mewujudkan Kota Kediri Yang lingkungan dan berkelanjutan SDA (termasuk tanah, air, lahan, udara, dan sampah)
Sehat, Indah, Nyaman, dan 1. Penataan kelembagaan kebencanaan dan sistem
Ramah Lingkungan penanggulangan bencana yang komprehensif.
2. Meningkatkan kesiapan pemerintah dan masyarakat
dalam pengendalian kawasan rawan bencana alam atau
3. Terlaksananya pencegahan dan
buatan untuk mengurangi resiko bencana.
penanganan bencana
3. Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana serta pola
antisipasi dan penanganan bencana untuk mengurangi
resiko bencana.
4. Mengembangan jalur dan ruang evakuasi bencana.
1. Memfasilitasi pemerataan dan pendistribusian
4. Meningkatnya Pemanfaatan energi pemenuhan kebutuhan energi ke seluruh wilayah
yang ramah lingkungan 2. Mengembangkan penciptaan sumber energialternatif
yang ramah lingkungan melalui pemanfaatan

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -21


MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


1. Optimalisasi penataan dan pengembangan RTH Publik
5. Meningkatnya Kualitas Kawasan dan Privat.
Lindung dan Ruang terbuka Hijau 2. Pemantapan kualitas kawasan lindung dan konservasi
lahan

Indikator keberhasilan misi ini ditandai dengan peningkatan angka usia harapan hidup, berkurangnya angka kematian bayi,
berkurangnya angka kematian ibu, peningkatan rasio akseptor KB, bertambahnya luasan ruang terbuka hijau, konservasi wilayah
lindung, dan penanganan bencana yang bagus. Secara makro, misi 7 dapat dilihat pada Tabel V-7.2 berikut ini

Tabel V-7.2
Tabel Indikator Keberhasilan Misi 7
Indikator Target Pencapaian
No Formula Indikator
Keberhasilan Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
1. Usia Harapan Hidup Perkiraan lama hidup rata-rata penduduk
dengan asumsi tidak ada perubahan pola 68 71 72 73
mortalitas menurut umur (tahun)
2. Angka kematian Bayi Σ bayi lahir meninggal
1000 11,43%0 8%0 6%0 5%0
Σ kelahiran hidup
3. Angka Kematian Ibu Σ kematian ibu melahirkan
100.000 175 87 80 75
Σ kelahiran hidup
4. % Akseptor KB Σ akseptor KB 32425/44.861 32890/45235 33390/45429 33890/45921
100
Σ pasangan usia subur (72,28%) (72,71%) (73,50%) (73,80%)

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -22


5. % Ruang Terbuka Luas Ruang Terbuka hijau yang dimiliki
5,6 9 15 20
Hijau Luas RTH yang seharusnya ada

6. % Peningkatan Σ industri memiliki IPAL baik


industri yang memiliki 100 98,18 99,13 99,4 99,6
Σ industri yang wajib memiliki IPAL
IPAL baik
7. % pengguna air Σ pengguna air bawah tanah yang berijin
bawah tanah yang 100 36.39 40 50 60
Σ pengguna air bawah tanah
berijin
Tahap III dan IV Hasil proyeksi

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -23


5.2. Tahapan dan Prioritas
Visi Kota Kediri pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota
Kediritahun 2005-2025, merupakan harapan dan cita-cita Kota Kediri yang
diupayakan pencapaiannya didalam 4 (empat) tahapan pembangunanyakni;
Tahap I yang telah dilampaui pada pelaksanaan RPJMD2005-2009, tahap ini
merupakan tahapan dasar pengembangan pembangunan. Tahap II yang
dilaksanakan pada tahun 2010-2014, merupakan tahapan pemantapan
Infrastruktur, peningkatan pertumbuhan perekonomian, pemerataan dan
kemudahan akses kesehatan dan pendidikan serta peningkatan kualitas
pembangunan manusia/SDM; Tahap III nantinyasebagaitahap untuk
memantapkan peran Kota Kediri sebagai kotaperdagangan dan jasa,
pendidikan, cerdas, sehat dan amansebagai pusat kegiatan wilayah (PKW)
Jawa Timur; dan terakhir tahap IV merupakan tahapan akhir dalam pencapaian
visiPembangunan Jangka Panjang Kota Kediri sebagai pijakan bagi
perencanaan pembangunan jangka panjang periode berikutnya.
Pentahapan dan prioritas arah kebijakan pembangunan Kota Kediri
dilakukan denganmemperhatikan keberlanjutan dan keterkaitan pencapaian
masing-masing sasaran padasetiap misi pembangunan. Dengan demikian satu
sasaran dapat dilakukandalam satu periode lima tahunan, bahkan dapat juga
lebih dari satu pentahapan lima tahunan.Untuk mencapai sasaran pokok
sebagaimana dimaksud di atas,pembangunan jangka panjang membutuhkan
tahapan dan skala prioritasyang akan menjadi agenda dalam rencana
pembangunan jangkamenengah sebagai agenda utama Kepala Daerah terpilih.
Tahapan dan skalaprioritas mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak
diselesaikan,tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena itu,
tekanan skalaprioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua itu
harusberkesinambungan dari periode ke periode berikutnya dalam
rangkamewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka panjang.
Setiap sasaran pokok dalam tujuh misi pembangunan jangka
panjangKota Kediri ditetapkan prioritasnya dalam masing-masing tahapan.
Prioritas masing-masingmisi dapat diuraikan kembali menjadi prioritas utama.
Prioritas utamamenggambarkan makna strategis dan urgensi permasalahan.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -24


Atas dasarhal tersebut, tahapan dan skala prioritas utama dapat disusun
sebagai berikut :
1. Tahap I;
Masa berlaku dokumen RPJPD ditetapkan selama 20 (dua puluh) tahun
dari tahun 2005-2025. Oleh karena itu, periode pertama RPJPD di
Kota Kediridiawali dari RPJMD 2005-2009sebagai Tahap Pertama
Pembangunan Jangka Panjang. Dalam periode ini, RPJMD Kota Kediri
dilakukan terhitung sejak 2005-2009 yang ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah. Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian
pembangunan tahap sebelumnya, secara umum, prioritas Tahap I
diarahkanpada (1) terwujudnya Kota Kediri sebagai kotayang memiliki SDM
yang cerdas, produktif, didukung sarana-prasarana pendidikan serta
pelayanan publik yang berkualitas. (2) Terwujudnya tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) melalui e-services dalam
pelayanan publik walaupun belum sepenuhnya tercapai, sebagai modal
dasar yang positif untuk pengembangan lebih lanjut. (3) Terwujudnya
peningkatan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasidan Sistem
informasi harus terus dikembangkan untuk mewujudkan peningkatan
pelayanan publik yang prima melalui tata kelola pemerintahan yang baik
dan kredibel.(4) Terwujudnya infrastruktur sarana dan prasarana
(transportasi, ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan serta infrastruktur TIK
dan penunjang kawasan strategis); (5) Tatakelola pemerintahan (reformasi
birokrasi, penegakan hukum, penataan kelembagaan & peningkatan
kompetensi SDM aparatur); serta (6) Terjalinnya kerjasama antara
pemerintah, swasta & masyarakat dalam berbagai bidang demi menunjang
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

2. Tahap II;
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian dan sebagai keberlanjutan TahapI,
TahapII yang merupakan pelaksanaan RPJMD tahun 2010-2014,
mempunyai prioritas utama yang diarahkan pada: (1) terwujudnya
peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan pendidikan masyarakat

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -25


Kota Kediri melalui pembebasan biaya SPP dan meringankan biaya
pendidikan bagi siswa tingkat SD sampai dengan SMA terutama
masyarakat miskin; (2) Terwujudnya meningkatkan aksesibilitas dan
kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin; (3) Terwujudnya
percepatan reformasi birokrasi dan meningkatkan pelayanan publik menuju
pelayanan prima dan berbasis teknologi informasi, melalui (a) Percepatan
dan kemudahan proses pelayanan perijinan,dengan cara memberikan
sosialisasi dan informasi mengenai tarip dan prosedur pelayanan peijinan
berbasis IT, (b) Memberikan pembebasan dalam pembuatan Kartu Tanda
Penduduk dan Kartu Keluarga, (c) Transparansi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) melalui kerjasama dengan media elektronika; (4)
Terwujudnya peningkatan percepatan pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas dengan cara memberikan perkuatan permodalan bagi
Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah melalui dana bergulir,
peningkatan kualitas SDM pelaku Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan
Menengah serta memperluas lapangan kerja. Kebijakan tersebut dalam
rangka mendukung peningkatan pendapatan masyarakat berpenghasilan
rendah, dan peningkatan produktivitas dan akses K-UMKM kepada
sumberdaya produktif. (5) terwujudnya peningkatan pembangunan dan
pengendalian pemanfaatan beberapa kawasan strategis perekonomian,
pendidikan, kesehatan, transportasi dan kawasan penunjang lainnya yang
tetap mempertahankan kelestarian lingkungan menuju green-city.

3. Tahap III;
Untuk melanjutkan pelaksanaan Tahap II, maka pada tahap III nantinya
mempunyai arah kebijakan pembangunan diarahkan untuk pemantapkan
pembangunan secara menyeluruh di pelbagai bidang dengan menekankan
pencapaian daya saing kompetitif perekonomian daerah yang didukung
oleh keunggulan sumber daya manusia yang berkualitas dan mandiri,
sarana dan prasarana yang berkualitas dengan diimbangi kemampuan ilmu
dan teknologi yang dikembangkan secara berkelanjutan dan peningkatan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada berbagai bidang,

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -26


pengembangan kawasan budidaya (perdagangan, jasa, pariwisata).Kota
Kediri menjadi kota yang sehat, bersih, asri, dengan penataan ruang yang
selaras antara lingkungan terbangun dan lingkungan alamiahnya, yang
didukung oleh aparatur pemerintah yang bersih, berwibawa dan akuntabel
menjadi pusat kegiatan wilayah (PKW) di Jawa Timur.

4. Tahap IV;
Sebagai tahapan pencapaian visi pembangunan jangka panjang daerah,arah
prioritas pembangunannya adalah(1) terwujudnya kemantapan posisi daya
saing Kota Kediri di tingkat regional, nasional dan internasional, sesuai
dengan tujuan pembangunan jangka panjang pada tahun 2025. (2)
Terwujudnya kemandirian ekonomi daerah, (3) Terwujudnya Kota
Kediriyang mempunyai jatidiri sebagai kota yang mampu mewujudkan
perannya dalam era global yang mampu memajukan semua aspek
pembangunan kota yang didorong oleh kemandirian ekonomi berdaya
saing global; (4) terciptanya Kota Kediri yang dikelola dengan prinsip-
prinsip good governance yang didukung SDM aparatur pemerintahan, dan
partisipasi warga kota yang cerdas dalam menghadapi dan menyelesaikan
permasalahan kota;

Adapun secara lengkap untuk arah kebijakan pembangunan pada tiap misi
dapat dilihat pada Lampiran 5.1 tentang Tahapan Arah Kebijakan
Pembangunan Jangka Panjang Kota Kediri Tahun 2005-2025.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V -27


BAB VI
KAIDAH PELAKSANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Kediri


ini berlaku untuk tahun 2005–2025 yang disusun sesuai dengan sIstem
perencanaan pembangunan nasional. Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kota Kediri pada dasarnya merupakan pedoman bagi seluruh
komponen masyarakat, dunia usaha dan unsur-unsur penyelenggara
pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan di Kota Kediri.
Dokumen RPJPD Kota Kediri ini ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Perda
berfungsi sebagai dasar hukum dalam penyusunan dan penetapan dokumen
perencanaan pembangunan oleh pemerintah daerah yang lebih detail terutama
yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Untuk
itu, dalam implementasinya perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaannya
sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah dalam hal ini Walikota Kediri berkewajiban


melaksanakan Peraturan Daerah tentang RPJPD Kota Kediri dengan
menjabarkannya secara lebih rinci didalam RPJMD sesuai periodisasi atau
pentahapannya. Kemudian dokumen RPJPD yang merupakan acuan
umum ini dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan urusan dan
kewenangan unsur-unsur pemerintahan Kota Kediri. Dalam penjabarannya,
prinsip-prinsip yang tertuang dalam dokumen harus tercermin disemua
dokumen perencanaan daerah dibawahnya dan dihindari adanya tumpang
tindih kebijakan. Oleh karena itu RPJPD Kota Kediri ini harus
disosialisasikan secara luas kepada seluruh instansi pemerintah daerah
dan segenap pemangku kepentingan (stakeholder). Sehingga informasi
yang ada di dalamnya dapat dipahami secara utuh dan mendalam serta
dapat dijabarkan sesuai kewenangan, tugas dan fungsi masing-masing
bidang pemerintahan.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 VI -1


2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kediri berkewajiban
menetapkan dan melaksanakan Peraturan Daerah tentang RPJPD sesuai
dengan fungsi, tugas dan wewenangnya, termasuk dalam penjabaran di
RPJMD maupun dokumen perencanaan lainnya. DPRD juga
melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap konsistensi praktek
pelaksanaannya yang termanifestasikan dalam dokumen perencanaan
selanjutnya, terutama keterkaitannya dengan Tata Ruang Wilayah Kota
Kediri.

3. Pemerintah Kota Kediri dalam menyusun RPJP Daerah ini telah mengacu
pada RPJP Nasional dan RPJP Daerah Provinsi Jawa Timur kemudian
melakukan penyerasian dalam RPJMD, termasuk dalam proses
perencanaan anggaran daerah yang dituangkan dalam APBD. Apabila
terdapat permasalahan atau kendala dalam pelaksanaannya maka
Pemerintah Kota Kediri akan melakukan koordinasi dan konsultasi dengan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur sehingga akan tetap terjaga komunikasi
dan sinkronisasi dalam pelaksanaan pembangunan.

4. Para tokoh masyarakat, pimpinan organisasi keagamaan, lembaga sosial-


budaya, komunitas intelektual, civitas perguruan tinggi, organisasi sosial,
kalangan dunia usaha, organisasi kepemudaan dan lembaga
kemasyarakatan lainnya, diharapkan ikut bertanggungjawab dalam
menjaga konsistensi pelaksanaan RPJPD dengan menjadikan acuan
dalam penyusunan program dan kegiatannya masing-masing. Selanjutnya,
ikut berperan serta dalam pelaksanaan dan pengendaliannya sampai
dengan tahun 2025 yang akan datang.

5. Pemerintah Kota Kediri melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan


dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Kediri
Tahun 2005 – 2025. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Kediri Tahun 2005-2025 merupakan instrumen penting untuk
mengarahkan dan mengendalikan kegiatan program pembangunan Kota

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 VI -2


Kediri 5 (lima) tahunan agar tujuan pembangunan daerah dapat tercapai
sehingga terwujudnya “Kota Kediri yang aman, sejahtera, adil, demokratis,
bermartabat dan berdaya saing”, sesuai dengan visi yang tertuang didalam
dokumen RPJPD Kota Kediri tahun 2005-2025.
Pemerintah Kota Kediri menyadari sepenuhnya bahwa pelaksanaan
pembangunan jangka panjang hingga tahun 2025 merupakan amanah rakyat
yang dengan sungguh-sungguh harus bisa diwujudkan dan
dipertanggungjawabkan dengan dilandasi semangat kerja keras dan kerjasama
semua pihak. Oleh karena itu, untuk mewujudkan cita-cita dan citra Kota Kediri
sebagaimana visi yang telah dituangkan didalam RPJPD Kota Kediri, perlu
didukung oleh :
(1). Kepemimpinan daerah dan perangkat pemerintahan yang berkomitmen,
bersih dan amanah;
(2). Konsistensi kebijakan pemerintah daerah;
(3). Kebijakan pelaksanaan pembangunan yang berpihak pada masyarakat;
(4). Partisipasi masyarakat, dunia usaha serta para pemangku amanah secara
aktif, kreatif dan positif.
Disamping itu, perlu adanya perhatian yang sungguh-sungguh dari
semua pemangku amanah serta adanya komitmen untuk menerapkan tiga pilar
prinsip Good Governance yaitu transparansi, akuntabilitas dan partisipasi dalam
pelaksanaan berbagai strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
agar visi pembangunan jangka panjang daerah yang telah ditetapkan dapat
terwujud.

WALIKOTA KEDIRI

H. SAMSUL ASHAR

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 VI -3


Dinas Kesehatan

Jumlah Dokter Tahun 2007 s.d 2011


Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1 Jumlah Dokter
2 Jumlah Penduduk
3 Rasio

Jumlah Tenaga Medis Tahun 2007 s.d 2011


Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1 Jumlah Tenaga Medis
2 Jumlah Penduduk
3 Rasio
DTRKP

Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah


Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Jumlah sampah yang ditangani
2. Jumlah volume produksi sampah
3. Persentase

Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan


Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk
Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)

1. Jumlah penduduk yang mendapatkan


akses air minum
2. Jumlah penduduk
3. Persentase penduduk berakses air
bersih

Persentase Luas Permukiman yang Tertata


Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. luas area permukiman tertata
2. luas area permukiman keseluruhan
Persentase Luas Permukiman yang
3.
Tertata

Rasio Tempat Pemakaman Umum Per Satuan Penduduk


Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri

Tahun (2007) Tahun (2011)**)


No Uraian
Jumlah Luas Daya Tampung Jumlah Luas Daya Tampung

1. Tempat pemakaman umum (TPU)

2. Tempat Pemakaman bukan umum (TPBU)

3. Tempat pemakaman khusus (TPK)

4. Lain-Lain

5. Jumlah Tempat Pemakaman

6. Jumlah penduduk (jiwa)

7. Rasio TPU persatuan penduduk (1/6)


Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi
Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)

1. Jumlah rumah tinggal berakses sanitasi

2. Jumlah rumah tinggal

3. Persentase

Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan


Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
No Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Jumlah Bangunan ber-IMB
2. Jumlah Bangunan
3. Rasio bangunan ber-IMB (1:2)

Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk


Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
No Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Jumlah TPS
2. Jumlah Daya Tampung TPS
3. Jumlah Penduduk
Rasio Daya Tampung TPS thd
4.
Jumlah penduduk
Jumlah daya tampung TPS
x1000
Jumlah penduduk
Dinas Pekerjaan Umum

Rasio Jaringan Irigasi


Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
Panjang Jaringan
NO Jaringan Irigasi
(2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Jaringan primer
2. Jaringan Sekunder
3. Jaringan Tersier
4. Luas lahan budidaya
5. Rasio
Panjang saluran irigasi
Luas lahan budidaya pertanian
Bagian Kesra

Rasio Tempat Ibadah


Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
Thn (2007) Thn 2011
NO Bangunan tempat Ibadah
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Rasio Rasio
(unit) pemeluk (unit) pemeluk
(1) (2) (3) (4) (5=4/3) (6) (7) (8=7/8)

1. Mesjid & Musola 653 234.154 358,6 710 263.682 371,4

Gereja Kristen 36 12.734 353,7 63 15.902 252,4

2. Gereja Katolik 2 6.980 3490 4 8.166 2041,5

3. Pura 1 962 962 1 1.515 1515

4. Vihara 2 341 171 4 582 291

5. Kelenteng

6. Lain-Lain

Jumlah 694 255.171 289.847


DinsosNaker

1.1.1.1. Rasio rumah layak huni


Rasio rumah layak huni adalah perbandingan jumlah rumah layak huni dengan jumlah
penduduk, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rasio rumah tidak layak huni


Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
Panjang Jaringan
NO Rumah tidak layak huni
(2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Rumah tidak layak huni
2. Jumlah penduduk
3. Rasio (1/2)

Jumlah rumah tidak layak huni


Jumlah penduduk

Jumlah Sarana Sosial

Ketersediaan jumlah sarana sosial


Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
Panjang Jaringan
NO Jaringan Irigasi
(2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Panti Asuhan
2. Panti Jompo
3. Panti Rehabilitasi
4
5
6
7 dlll
DishubKominfo

Jumlah Uji Kir Angkutan Umum


Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
(2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
No Angkutan Umum Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh
Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh Jmlh KIR %
KIR KIR KIR KIR
1. Mobil penumpang umum 184 207 185 191 186 174 186 121 186 129
2. Mobil bus 261 323 266 321 271 323 252 369 305 336
3. Mobil barang 7688 10040 6345 10101 6576 9795 7029 9655 6655 9724
4. Kereta gandengan 600 811 612 636 671 544 619 508 619 455
5. Kereta tempelan 27 52 40 51 43 43 47 75 47 62

Jumlah 8760 11433 7448 11300 7747 10879 8133 10728 7812 10706
BKD

Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah


Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon II 2 4 3
2 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon III 33 31 32
3 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon IV 185 191 197
4 Pekerja perempuan di pemerintah 3524 3474 3418
5 Jumlah pekerja perempuan (%) 49,34 49,58 49,91
6 Persentase pekerja perempuan di lembaga pemerintah 673 679 688
Kepolisian

Rasio KDRT
Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1 Jumlah KDRT
2 Jumlah Rumah Tangga
3 Rasio KDRT
*) Diisi sesuai dengan nama daerah berkenaan.
**) Diisi sesuai dengan ketersediaan data.
Jumlah KDRT
x100
Jumlah rumahh tangga
BPPKB

Rasio Akseptor KB Tahun 2007 s.d 2011


Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1 Jumlah akseptor KB
2 Jumlah pasangan usia subur
3 Rasio akseptor KB
*) Diisi sesuai dengan nama daerah berkenaan.
**) Diisi sesuai dengan ketersediaan data.

Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga


Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1 Jumlah anak
2 Jumlah keluarga
3 Rata-rata jumlah anak per keluarga
Bagian Humas

Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal Tahun 2007 s.d 2011


Kota Kediri /Kota Kediri
NO Uraian Tahun 2007 Tahun 2011
1 Jumlah penyiaran radio lokal 5 5
2 Jumlah penyiaran radio nasional
3 Jumlah penyiaran TV lokal 2 4
4 Jumlah penyiaran TV nasional
5 Total penyiaran radio/TV lokal (1+2+3+4) 7 9
Kantor Pertanahan
Luas Lahan Bersertifikat Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Luas wilayah daratan
2. Luas tanah bersertifikat HGB
3. Luas tanah bersertifikat HGU
4. Luas tanah bersertifikat HM
5. Luas tanah bersertifikat HPL
6. Total luas tanah bersertifikat
7. Prosentase HGB dibanding luas daratan
8. Prosentase HGU dibanding luas daratan
9. Prosentase HM dibanding luas daratan
10. Prosentase HGPL dibanding luas daratan
11. Prosentase total luas lahan bersertifikat
PKK Kota Kediri

Kelompok Binaan PKK Tahun 2007 s.d 2011


Kota Kediri
(2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
NO Kecamatan
Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata J Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Kelompok Jumlah Kelompok Jumlah Kelompok Jumlah Kelompok Jumlah Kelompok Jumlah
PKK PKK PKK PKK PKK
Binaan PKK Binaan PKK Binaan PKK Binaan PKK Binaan PKK

(1) (2) (3) (4) (5=4/3) (6) (7) (8=7/6) (9) (10) (11=10/9) (12) (13) (14=13/12) (15) (16) (17=16/15)

1. Kecamatan ...

2. Kecamatan ...

3. Dst ...
Jumlah se-
4.
Kab/Kota
*) Diisi sesuai dengan nama daerah berkenaan.
**) Diisi sesuai dengan ketersediaan data.
Jumlah kelompok binaan PKK
Jumlah PKK
Kantor Arsip Perpus
Jumlah Perpustakaan Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
Jumlah Perpustakaan milik Pemerintah
1.
Daerah (pemda)
2. Jumlah Perpustakaan milik non pemda
3. Total Perpustakaan (1+2)

Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2007 s.d 2011


Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
Jumlah pengunjung perpustakaan
1.
milik Pemerintah Daerah (pemda)
Jumlah pengunjung perpustakaan
2.
milik non pemda
Total pengunjung Perpustakaan
3.
(1+2)
Satpol PP

Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2007 s.d 2011


Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Jumlah polisi pamong praja
2. Jumlah penduduk
3. Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk
Kesbanglinmas

Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Jumlah Linnmas 1.200 1.250 1.300 1.400 1.500
2. Jumlah penduduk
3. Rasio jumlah Linnmas per 10.000 penduduk

Jumlah LSM aktif Tahun 2007 s.d 2011


Kota Kediri /Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Jumlah LSM terdaftar 60 70 80 90 100
2. Jumlah LSM tidak aktif 10 15 10 12 14
3. Jumlah LSM aktif (1-2) 50 55 70 78 86
BPS

Angka Konsumsi RT per Kapita


Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Total Pengeluaran RT
2. Jumlah RT
3. Rasio (1./2.)

Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun 2007 s.d 2011


Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Indeks yang diterima petani (lt)
2. Indeks yang dibayar petani (lb)
3. NTP
Indeks yang diterima petani (lt)
x 100
Indeks yang dibayar petani (lb)

Rasio KDRT
Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1 Jumlah KDRT
2 Jumlah Rumah Tangga
3 Rasio KDRT
*) Diisi sesuai dengan nama daerah berkenaan.
**) Diisi sesuai dengan ketersediaan data.
Jumlah KDRT
x100
Jumlah rumahh tangga
Tabel.T-I.B.1
Jenis dan Jumlah Bank dan Cabangnya
Kota Kediri
Jumlah
NO Sektor
(2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Bank Umum
1.1. Konvensional
1.2. Syariah

2. BPR
2.1. Konvensional
2.2. Syariah
Jumlah

Tabel.T-I.B.1
Jenis dan Jumlah Perusahaan Asuransi dan Cabangnya
Kota Kediri
Jumlah
NO Sektor
(2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Perusahaan Asuransi Kerugian
1.1. Konvensional
1.2. Syariah

2. Perusahaan Asuransi Jiwa


2.1. Konvensional
2.2. Syariah
Jumlah
Dinas Pertanian

Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun 2007 s.d 2011


Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Indeks yang diterima petani (lt)
2. Indeks yang dibayar petani (lb)
3. NTP
Indeks yang diterima petani (lt)
x 100
Indeks yang dibayar petani (lb)
Bappeda Fisik

Rasio ketaatan dihitung dengan rumus sebagai berikut:



100

Tabel.T-I.B.1
Rasio Ketaatan Terhadap RTRW
Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri/Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Realisasi RTRW
2. Rencana Peruntukan RTRW
3. Rasio (1./2.)

Rasio dihitung dengan rumus sebagai berikut:


ℎ ℎ
100
ℎ ℎ ℎ
Tabel.T-I.B.1
Rasio Luas Wilayah Produktif
Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)

1. Luas Wilayah produktif


2. Luas Seluruh Wil. Budidaya
3. Rasio (1./2.)

Rasio dihitung dengan rumus sebagai berikut:


Jumlah luas wilayah Industri
x 100
Jumlah luas seluruh wilayah budidaya
Untuk Kota Kediri:
Tabel.T-I.B.1
Rasio Luas Wilayah Industri
Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Luas Wilayah Industri
2. Luas Seluruh Wil. Budidaya
3. Rasio (1./2.)

Untuk Kota Kediri:


Tabel.T-I.B.1
Rasio Luas Wilayah Perkotaan
Tahun 2007 s.d 2011
Kota Kediri
NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1. Luas Wilayah Perkotaan
2. Luas Seluruh Wil. Budidaya
3. Rasio (1./2.)
Bank Indonesia

Tabel.T-I.B.2
Jenis dan Jumlah Bank dan Cabangnya
Kota Kediri
Jumlah
NO Sektor
(2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Bank Umum
1.1. Konvensional
1.2. Syariah

2. BPR
2.1. Konvensional
2.2. Syariah
Jumlah

Tabel.T-I.B.2
Jenis dan Jumlah Perusahaan Asuransi dan Cabangnya
Kota Kediri
Jumlah
NO Sektor
(2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
1. Perusahaan Asuransi Kerugian
1.1. Konvensional
1.2. Syariah

2. Perusahaan Asuransi Jiwa


2.1. Konvensional
2.2. Syariah
Jumlah
KPP

Lama Proses Perijinan


Kota Kediri
Lama mengurus Jumlah persyaratan Biaya resmi
NO Uraian
(hari) (dokumen) (rata-rata maks Rph)
1. SIUP
2. TDP
3. IUI
4. TDI
5. IMB
6. HO
DPPKA

Jumlah dan Macam Insentif Pajak dan Retribusi Daerah


Yang Mendukung Iklim Investasi
Kota Kediri/Kota Kediri
NO Uraian (2007) (2008) (2009) (2010) (2011)**)
Jumlah Pajak 6 pajak 6 pajak 8 pajak
6 pajak 6 pajak
1. yang 14.237.388.734,00 16.923.398.116,00 34.027.160.429,00
11.494.201.135,25 12.895.136.544,06
dikeluarkan
Jumlah 711.869.436,70 846.169.905,80 1.701.358.021,45
Insentif Pajak
2. yang 574.710.056,76 644.756.827,20
mendukung
iklim investasi
Jumlah 3 jenis retribusi 3 jenis retribusi 14.844.072.861,00
3 jenis retribusi 3 jenis retribusi
3. Retribusi yang 10.494.169.558,38 9.262.467.724,00 3 jenis retribusi
49.301.338.081,00 47.885.381.962,91
dikeluarkan
Jumlah 524.708.477,92 463.123.386,20 742.203.643,05
Retribusi yang
4. 2.465.066.904,05 2.394.269.098,15
mendukung
iklim investasi
Lampiran 5.1
Indikator dan Target Pencapaian Misi

target tahapan
MISI SASARAN POKOK Indikator
TAHAP I TAHAP II TAHAP III
1.  Mewujudkan Masyarakat Kota Kediri 
Rasio tempat ibadah persatuan penduduk 650 768 775
yang Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan 
Yang Maha Esa, Bermoral, Beretika,  Terwujudnya peningkatan kerukunan dan  % kegiatan keagamaan yang difasilitasi  16 19 33
Beradab, dan Berbudaya Sesuai Nilai Luhur  kemantapan kehidupan beragama di Kota Kediri
Pancasila Persentase Forum Antar Umat Beragama (FAUB) yang difasilitasi 3 2 3

benda, situs, cagar budaya yang dilestarikan 44 56 78
% Grup kesenian yang dibina 51,43 60 80
Terwujudnya peningkatan kelestarian,  Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya 100 175 250
pengembangan seni budaya dan jati diri bangsa

Jumlah sarana penyelenggaraan festival seni dan budaya

Persentase perempuan di lembaga pemerintah
Rasio KDRT 0,03 0,03 0,028
jumlah lembaga perlindungan perempuan yang aktif 8 12 16
Terwujudnya peningkatan peran, kualitas hidup, 
perlindungan  perempuan dan anak Kader Wanita  2750/3200
Partisipasi angkatan kerja perempuan 
Rata-rata jumlah anak per keluarga 2
Jumlah organisasi [pemuda yang dibina 9 10 11
jumlah kegiatan kepemudaan
Meningkatnya prestasi kepemudaan dan 
Gelanggang remaja
pemasyarakatan olah raga
Jenis olahraga yang diselenggarakan 8 9 10
jumlah gedung / lapangan olahraga 46 48 50
% PMKS yang dibina 9,6 13,25 13,3
Penurunan Jumlah penduduk miskin
Jumlah Sarana sosial
% penduduk miskin (RTM) 16,09 15,5 15
% jumlah SDM kessehjateraan sosial yang mengikuti pelatihan
2.  Mewujudkan Kota Kediri Sebagai Pusat 
Pertumbuhan PDRB
Industri, Jasa, Perdagangan, dan Pariwisata 
yang Unggul dan Berdaya Saing Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Laju Inflasi
PDRB per kapita

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 1


target tahapan
MISI SASARAN POKOK Indikator
TAHAP I TAHAP II TAHAP III
1.  Mewujudkan Masyarakat Kota Kediri 
Jumlah Wirausaha baru 4000 5500 6000

penurunan angka pengangguran 15045 11000 10000


Rasio daya serap tenaga kerja 64,24 70 75
Tingkat partisipasi angkatan kerja 64,22 67 70
Terwujudnya peningkatan unit-unit  % Kepatuhan perusahaan terhadap jamsostek 69,54 90 95
perekonomian masyarakat dan Pembangunan 
Ketenagakerjaan Tingkat pengangguran Terbuka 8,32 5 4
% perusahaan menetapkan K3 90 100 100
Rasio ketergantungan 0,484 0,4 0,38
Rasio Lulusan s1/s2/s3 0,072 0,1 0,5

penurunan angka kecelakaan kerja 17% 15% 14%


kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
Nilai ekspor (US$) 88262 1500000000 2000000000
 Meningkatnya daya saing komoditas 
Prosentase Penaataan PKL 13,98 21,5 50
perdagangan dan jasa di skala nasional maupun 
internasional  usaha perdagangan yang memiliki ijin 1416 2500 3000
% Pasar yang memiliki sarana prasarana memadai 52 100 100

Kunjungan wisata

Terwujudnya pengembangan Sumber Daya  kontribusi pariwisata terhadap pdrb
Pariwisata yang unggul dan berdaya saing
Jumlah pameran dan promosi wisata

Rasio Ketersediaan pangan utama 100 100 100


 Terwujudnya Ketahanan Pangan Penurunan KK rawan pangan 370 204 150
PPH 78,9 86,8 90
Kontribusi industri terhadap PDRB
Sentra industri kecil  96 100 100
Terwujudnya penguatan Struktur Industri yang  pengembangan kluster industri (unit/komoditas) 8/3 12/6 15/8
berdaya saing
% peningkatan  IKM yang menggunakan teknologi tepatguna. 31 39 45
Jumlah IKM 1919 2131 2200
% Peningkatan IKM formal 57,65 61,5 65
% Koperasi aktif berkualitas 64,4 70 75
% UMKM BPR/LKM Mandiri 90 92 93
% UMKM non BPR/LKM Tangguh 71,13 72,6 73,75
Terwujudnya Pemberdayaan Koperasi dan 
UMKM yang sehat dan mandiri  aset koperasi (juta) 203304 305650 400000
% KSP Sehat 56,37 60
% pertumbuhan koperasi 471 500
jumlah kerjasama  antara  UMKM dengan Pengusaha besar 421 425 430

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 2


target tahapan
MISI SASARAN POKOK Indikator
TAHAP I TAHAP II TAHAP III
1.  Mewujudkan Masyarakat Kota Kediri 
Optimalnya Peran Lembaga Keuangan dan  Jumlah dan jenis bank dan cabang Asuransi
Perbankan  
Jumlah dana bergulir
Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) 6 8
Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) (juta) 153.109 1.400.000 2.000.000

Terwujudnya Peningkatan Investasi di Kota  Profil Investasi Kota 1 2
Kediri
% perijinan yang diselesaikan tepat waktru
Promosi Investasi dan penanaman modal per tahun 1 2
jumlah macam pajak dan retribusi daerah
Produktivitas dan produksi tanaman pangan dan holtikultura
Cakupan bina kelompok petani 58 75 80
Terwujudnya perekonomian yang berdaya saing  Produktivitas dan produksi hasil perkebunan, peternakan, kehutanan, 
berbasis agrobisnis dan 
Nilai tukar petani

% PMKS yang dibina 9,6 13,25 13,3


Penurunan Jumlah penduduk miskin
Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dalam 
Jumlah Sarana sosial
penanggulangan kemiskinan
% penduduk miskin (RTM) 16,09 15,5 15
% jumlah SDM kessehjateraan sosial yang mengikuti pelatihan
3.  Mewujudkan Kota Kediri Menjadi Pusat  angka melek huruf 99,83 100 100
Pendidikan yang Berkualitas angka partisipasi kasar (SD/SMP/SMA-SMK) 133/120/136 135/121/137 136/122/138
Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap 
angka partisipasi murni (SD/SMP/SMA/SMK) 104/112/95 120/100/107 100
pelayanan pendidikan yang berkualitas
angka partisipasi sekolah (SD/SMP/SMA-SMK) 1040/1122/880 1200/1000/1070
angka rata-rata lama sekolah
% Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV (SD/SMP/SMA/SMK) 77/76/94/98 95/96/97/98 99/99/99/99
rasio guru murid (SD/SMP/SMA/SMK) 1:19/1:14/1:14/1:13 1:15/1:12/1:12/1:10 1:14/1:10/1:10/1:10
% Kondisi Bangunan baik (SD/SMP/SMA/SMK) 87/77/76/95 97/95/100/100 100
rasio ketersediaan sekolah 52,5 48,39 44,28
Meningkatnya Kualitas penyelenggaraan 
Jumlah Siswa yang melanjutkan ke jenjang tinggi 55,8 65 74,2
pendidikan
Angka kelulusan (SD-SMA) 99,9 100 100
Presentase lulusan sekolah kejuruan yang bekerja 27 46 65
Presentase lulusan sekolah kejuruan yang berwirausaha 22 30 38
Jumalah Perpustakaan 18 30 40
jumlah pengunjung perpus per tahun 11342 20000 30000
Sekolah dengan pemanfaatan TIK (SD/SMP/SMA/SMK) 36/68/69/81 55/75/85/87 75/85/90/95
Meningkatnya kecerdasan masyarakat melalui  Prosentase PAUD Mandiri 89 95
penyelenggaraan pendidikan non formal dan luar  Anak putus sekolah yang mengikuti Paket A / B / C 2,75 1,5
sekolah Sekolah Inklusi (SD-SMA)

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 3


target tahapan
MISI SASARAN POKOK Indikator
TAHAP I TAHAP II TAHAP III
1.  Mewujudkan Masyarakat Kota Kediri 
4.  Mewujudkan Tata Pemerintahan Kota  Cakupan sarana prasarana perkantoran kelurahan yang baik
Kediri yang Bersih, Baik, Berkeadilan,  % SKPD dalam Pengelolaan tata arsip secara baik 16,67 50 70
Demokratis, dan Berlandaskan Hukum
% peningkatan SDM pengelolaan arsip 16,67 50 70

Persentase SKPD  yang melaksanakan administrasi inventaris daerah 
28/28 28/28 28/28
dengan baik
% peningkatan kuantitas  sarana prasarana aparatur. 158079/158079 166143/166143 174529/174529
% aparatur pemerintah kelurahan yang mendapat pelatihan dalam 
207/230 207/230 230/230
Terciptanya sistem kelembagaan dan  bidang manajemen pemerintah kelurahan
ketatalaksanaan pemerintahan yang baik (good Persentase Luas  tanah ex TKD yang diinventarisasi 9882286/9882286 9882286/9882286 9882286/9882286
govemance ), dan (clean goverment ) didukung  Raperda yang ditetapkan menjadi Perda 23/23 54 50
oleh SDM
aparatur yang berkualitas Produk hukum yang di analisis, direview, dan ditindak lanjuti 990/990 2400 2000

Rasio pegawai sesuai dengan kebutuhan Pemkot Kediri 6539/6822 6799/6822 7000/7000


Persentase Pegawai yang mengikuti pendidikan dan latihan struktural, 
400/400 100% 100%
teknis dan fungsional
% satker yang diaudit dan dievaluasi kinerjanya 9/25 25/25 25/25
% temuan hasil pengawasan yang ditindaklanjuti 266/280 100% 100%
% penurunan PNS yang kena sanksi dan hukuman 5/5 4/5 0/5
% SKPD yang dilakukan analisa jabatan 6/36 15/36 36/36
% pemanfaatan sarana prasana pemerintah
Sistem informasi pelayanan perijinan dan administrasi
Sistem Informasi manajemen pemda (aplikasi)
Rasio bayi berakte kelahiran 2689/3319 94% 100%
Terwujudnya pelayanan publik yang prima  Ketersediaan database kependudukan skala kota
sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal serta  Kepemilikan Akte kelahiran per 1000 penduduk
berbasis  teknologi Informasi Komunikasi (TIK)  Rasio penduduk ber KTP persatuan penduduk
yang mantap. SKPD yang melakukan IKM dan memiliki hasil bagus 6/13 13/13 13/13
Website milik pemerintah untuk informasi publik 1/35 8/35 60/104
SKPD yang memiliki SPM 9/36 36/36 36/36
Rasio Kecukupan SDM di bidang TIK 58/710 710/710 710/710
Rasio Ketersediaan Infrastruktur Jaringan 4/8 8/8 8/8
Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masy
% kelompok masyarakat kelurahan mendapat diklat teknis  21/46 12% 15%
% jumlah dana pembangunan partisipatif 1,69 2 2
% penyelesaian pembangunan partisipatif tepat waktu 46/46 46/46 46/46
Penjabaran Program RPJMD ke dalam RPJMD

Terwujudnya peningkatan efektifitas  % Indikator RPJM yang mencapai Target 80% 80% 90%


perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian  % Renstra SKPD 100% 100% 100%
pembangunan.
Buku perencanaan dan monev pembangunan (KDA, IPM, PDRB, dll) 100% 100% 100%

% kegiatan yang  sesuai dengan waktu  yang direncanakan 100% 100% 100%


% penyebaran informasi pembangunan daerah 100% 100% 100%

Persentase rapat atau audiensi kepla daerah/wakil kepala daerah 100% 100% 100%

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 4


target tahapan
MISI SASARAN POKOK Indikator
TAHAP I TAHAP II TAHAP III
1.  Mewujudkan Masyarakat Kota Kediri  Persentase Satuan Kerja yang melaksanakan pengelolaan keuangan 
100% 100% 100%
dan menyusun laporan keuangan secara mandiri
% SKPD yang menyampaikan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) tepat 
100% 100% 100%
Terwujudnya Kemampuan dan kemandirian  waktu
dalam pengelolaan keuangan daerah yang  Persentase kontribusi PAD terhadap belanja daerah 15% 20% 25%
akuntable, transparan, efektif dan efisien Persentase Peningkatan PAD 5% 5% 5%
% Ketepatan penerbitan dokumen & Laporan Keuangan 690/750 690/750 720/750

% peningkatan jumlah penerimaan dari bagian lama BUMD (juta) 750/21226 1500/21236 2250/21236

Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas, OKP 50/200 80/200 125/200


Kegiatan pembinaan politik daerah 10 15 20
Terwujudnya pembangunan sosial-politik untuk 
Jumlah Linmas per 10000 penduduk 1500 1800 2100
menjamin terselenggaranya tata pemerintahan 
yang demokratis Aspirasi sospol yang ditindak lanjuti 100% 100% 100%
% Raperda layanan publik yang melalui proses uji publik 100% 100% 100%
% kegiatan DPRD yang dapat dilaksanakan 100% 100% 100%
5.  Mewujudkan Kota Kediri yang Aman,  % pelanggaran perda yang ditindak 24,1
Tertib, Tentram, Damai dan Bersatu. Cakupan patroli satpol PP
Meningkatnya stabilitas politik, keamanan dan 
Rasio jumlah satpol PP per 10000 penduduk
ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat
angka kriminalitas per 100 penduduk 0,161 0,15 0,14
Jumlah demo 38 30 25
% peserta kegiatan peningkatan wawasan kebangsaan 100 100
Terbinanya kehidupan Berbangsa, Bernegara 
Pelaksanaan Bebas Narkoba
dan Bermasyarakat dengan wawasan 
kebangsaan Informasi / Sosialisasi tentang pencegahan Pelanggaran/Kriminalitas 
6.  Mewujudkan Sarana dan Prasarana  Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik 90 98,38 99
Umum, Ruang Publik yang Berkualitas, 
Berkeadilan dan Berwawasan Lingkungan Jumlah arus penumpang 1008672 1008572 1008322

% Terpenuhi sarana dan prasarana angkutan darat Halte/terminal) 30/50 34/50 38/50

Terwujudnya system, sarana dan prasarana  Rasio ijin trayek 80 90,29 95


transportasi yang terpadu  Jumlah angkutan darat 457 438 491
Jumlah kendaraan uji kir  90,94 93 95
Pemasangan Rambu-Rambu (Prosentase Rambu-Rambu) 36,65 50 60

Prosentase jembatan yang baik 88 100 100

Rasio rumah tidak layak huni
Rasio pemukiman layak huni
Lingkungan pemukiman kumuh
Terwujudnya Pengembangan dan Perumahan 
yang berkualitas dan layak huni Rumah tangga pengguna listrik
% Pemukiman yang dilayani pengangkutan sampah 62 68 74
% Ketersediaan Sanimas 30 65 70
% Rasio Luas Industri, Luas Lahan Produktif 2,75 2,78 2,81

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 5


target tahapan
MISI SASARAN POKOK Indikator
TAHAP I TAHAP II TAHAP III
1.  Mewujudkan Masyarakat Kota Kediri 
Luas irigasi dalam kondisi baik
Terwujudnya Pengembangan Wilayah demi 
percepatan pembangunan struktur dan pola  Rumah tangga /Penduduk mendapat air bersih 5,3 5,6 6
ruang wilayah 
Persentase penduduk berakses air minum (SLHD) 85 90 95
Pencemaran status mutu air 20 10 5
Pemeliharaan jumlah mata air yang dikonversi 39,13 50 60
Rasio Jaringan irigasi 14 22,44 28
Persentase rumah tinggal bersanitasi 
Terwujudnya penataan ruang kota yang optimal
Rasio tempat pembuangan sampah persatuan penduduk 40 42 45

Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase
% Drainase dalam kondisi baik 93 100 100

% volume Sampah yang terangkut ke TPA 93 95,15 97
Terlaksananya Pengelolaan Sumber Daya Air
% Saluran yang berfungsi baik 66 73,2 80

7.  Mewujudkan Kota Kediri Yang Sehat,  IPAL & penanganan limbah 98,18 99,13 99,4


Indah, Nyaman, dan Ramah Lingkungan % Peningkatan rata-rata baku kualitas air sungai dan tanah 100 100 100
% peningkatan kualitas hasil pengujian limbah pabrik 92 91,67 90
% pengguna air bawah tanah berijin 40 80 90
Terwujudnya system sanitasi dan pengelolaan  Prosentase RTH 5,6 9 15
sampah kota yang terpadu
Jalur dan Ruang Evakuasi bencana
Tingkat waktu tanggap daerah manajemen kebakaran 50 30 30
Rehabilitasi lahan kritis

Persentase kawasan perumahan yang dibangun sesuai dengan 
perencanaan tata ruang
Terwujudnya Pengelolaan Sumber daya alam 
yang efisien, ramah lingkungan dan  Pembangunan Kawasan Budidaya sesuai dengan peruntukannya'
berkelanjutan

Rasio tempat pemakaman persatuan penduduk
Persentase luas pemukiman yang tertata
Ketaatan terhadap RTRW
Terlaksananya pencegahan dan penanganan 
bencana % Peningkatan bangunan yang memiliki  Ijin Mendirikan Bangunan 
36,39 40 50
(IMB)
Rasio Luas Industri, Luas Lahan Produktif
Meningkatnya Pemanfaatan energy yang ramah 
lingkungan
Meningkatnya Kualitas Kawasan Lindung dan  Prosentase RTH 5,6 9 15
Ruang terbuka Hijau  Konservasi                                 3                                   5                                 10 

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 6


target tahapan
MISI SASARAN POKOK Indikator
TAHAP I TAHAP II TAHAP III
1.  Mewujudkan Masyarakat Kota Kediri  Angka Usia harapan Hidup 68 71 72
Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup 1,46 0,035 0,03
Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup 175 87 60
% Penanganan kasus HIV 100 100 100

Prosentase Balita Gizi Buruk 0,06 0,02 0,02


% Rumah Tangga Sehat 89 95 96
Angka Kematian (NDR/GDR) 29/63 25/49 20/43
Rasio Akseptor KB 32890/45235 33390/45429
% PUS yang menjadi KB aktif 72,28 73 73,5
% Peningkatan kuantitas keluarga sejahtera (KS III/ KSII/ KSI/ Pra KS) 52/20/19/9 53/21/18/7
Terwujudnya pelayanan kesehatan yang  Rasio posyandu persatuan balita 12,43 35 37
berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat Rasio Puskesmas per satuan penduduk 26 36 43
Rasio dokter per satuan penduduk 1,8 2,5 3
Rasio tenaga medis persatuan penduduk
Rasio rumah sakit per jumlah penduduk
% Penyediaan obat atas persediaan obat di sarana kesehatan 
pemerintah
Sarana prasarana RSUD sesuai dengan kualifikasi RS Tipe B 
709/13.900/9.695 709/30.000/10.000 709/30.000/10.000
(alked/lahan/bangunan)
% Tenaga terlatih di unit khusus 20 80 90
% Penduduk yang memanfaatkan  puskesmas/rumah sakit 12.20/6.36 16/14 20/18

Angka Kunjungan Pasien ke RSUD (Inap/Jalan/darurat) 81%/113.49/14.646 80%/146.513/17.639 80%/150.000/20.000

Persentase penduduk miskin yang terjangkau JPKM 90 99,7 99,8

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 7


TAHAP IV
800
35

100
100
325

0,025
20
3000/3700

2
12

11
52
13,5

14,5

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 8


TAHAP IV

6500

90000
80
73
100
3
100
0,35
1

12%

2500000000
90
3500
100

100
100
95

100
20/10
50
2300
70
80
94
75,02

500000
65
550
450

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 9


TAHAP IV

10
3.000.000

86

13,5

14,5

100
137/123/139
100

100
1:12/1:10/1:10/1:10
100
40,17
83,4
100
84
46
46
40000
85/95/95/99
100
1

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 10


TAHAP IV

95
95

28/28

182754/182754

230/230

9882286/9882286
50

2000

7100/7100
100%
25/25
100%
0/5
36/36

100%

13/13
104
36/36
710/710
8/8

20%
3
46/46

90%
100%

100%

100%
100%

100%

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 11


TAHAP IV

100%

100%

30%
5%
750/750

3000/21236

175/200
25
2400
100%
100%
100%

0,135
20
100

99,8
1007922

42/100

99
496
99
70

100

80
75
2,86

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 12


TAHAP IV

100
0
70
33

50

100

99

85

99,6
100
89
100
20

20

60

20
                               15 

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 13


TAHAP IV
73
0,02
40
100

0,01
97
15/35
33890/45921
73,8
54/22/18/6
40
50
3,5

709/30.000/10.000
100
25/22

80%/155.000/23.000

99,9

RPJPD Kota Kediri 2005-2025 14


Lampiran 5.1
Tahapan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Kediri Tahun 2005-2025
Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  Optimalisasi kualitas kehidupan beragama dan 
Kediri yang Beriman dan  kerukunan hidup beragama intern dan antar 
Terwujudnya peningkatan  umat beragama dan penghayat kepercayaan 
Bertaqwa Kepada Tuhan Yang 
kerukunan dan kemantapan  kepada Tuhan Yang Maha Esa 
Maha Esa, Bermoral, Beretika, 
kehidupan beragama di Kota 
Beradab, dan Berbudaya Sesuai  Maningkatkan kualitas kelembagaan, sarana  dan 
Kediri prasarana peribadatan untuk meningkatkan 
Nilai Luhur Pancasila
kualitas iman dan taqwa 
Mengembangkan fasilitasi apresiasi seni dan 
budaya masyarakat yang 
berkarakter lokal 
Mengembangkan pelestarian bangunan dan 
kawasan cagar budaya sebagai bentuk apresiasi 
Terwujudnya peningkatan  terhadap warisan budaya 
kelestarian, pengembangan seni  Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas 
budaya dan jati diri bangsa masyarakat dan peran kelembagan/organisasi 
kemasyarakatan untuk mengembangkan seni dan 
budaya lokal
Melestarikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai 
tradisi yang positif dalam kehidupan 
bermasyarakat. 
Meningkatkan kesetaraan gender dan 
kesempatan berusaha bagi perempuan dalam 
rangka peningkatan kualitas hidup 

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V-1


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  Meningkatkan perlindungan terhadap perempuan 
Terwujudnya peningkatan peran, 
dan anak dan pencegahan  terjadinya kasus 
kualitas hidup, perlindungan  
trafficking dan kekerasan dalam rumah tangga 
perempuan dan anak (KDRT)
Meningkatkan kapasitas lembaga/ organisasi 
perempuan melalui kebijakan pembangunan yang 
respoinsif jender.
Mengembangkan  prestasi kepemudaan dan 
olahraga yang diarahkan pada peningkatan 
kualitas sumberdaya manusia
Meningkatnya prestasi 
kepemudaan dan pemasyarakatan  Meningkatkan potensi dan prestasi generasi 
muda dalam berbagai bidang yang berkarakter,  
olah raga
berwawasan kebangsaan dan beretika, serta 
pengembangan sarana dan prasarana olah raga 
(GOR)
2.  Mewujudkan Kota Kediri  Meningkatkan pertumbuhan investasi sektor 
Sebagai Pusat Industri, Jasa,  perdagangan skala nasional dan internasional 
Perdagangan, dan Pariwisata yang  guna mendukung pertumbuhan ekonomi daerah
Unggul dan Berdaya Saing
Mendorong kerjasama yang saling 
Meningkatnya Pertumbuhan  menguntungkan dengan wilayah-wilayah 
Ekonomi Daerah sekitarnya sebagai upaya peningkatan  PAD 

Meningkatkan fasilitasi pemerintah untuk 
kemudahan dan kenyamanan berinvestasi serta 
memaksimalkan peran serta dunia usaha, industri 
dan pelaku ekonomi kerakyatan

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V-2


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  Mendorong kepemilikan standarisasi mutu, 
kualitas dan paten produk pada industri kecil dan 
menengah dan industri kreatif
Mewujudkan sinergitas program kerja dan 
rencana tindak pemerintah dengan unsur 
intelektual dan pelaku usaha dalam mempercepat 
Terwujudnya peningkatan unit- pertumbuhan wirausaha dan industri kreatif 
unit perekonomian masyarakat 
dan Pembangunan  Menjalin kerjasama dengan dunia usaha, dan 
Ketenagakerjaan industri dalam rangka peningkatan  kesempatan 
kerja dan berusaha, peningkatan perlindungan 
dan kesejahteraan tenaga kerja
Mengembangkan pendidikan dan pelatihan 
ketenagakerjaan untuk mempersiapkan SDM 
yang siap pakai,  berkualitas dan berkompetensi

Mendorong pengembangan produk-produk unggulan 
daerah/lokal melalui sentra-sentra industri 
Melakukan penguatan usaha industri, 
perdagangan dan jasa untuk meningkatkan daya 
saing nasional dan mengembangkan pasar dalam 
Meningkatnya daya saing 
negeri dan luar negeri (ekspor) serta 
komoditas perdagangan dan jasa 
meningkatkan sarana dan prasarana 
di skala nasional maupun  perdagangan pasar umum (Pasar Induk)
internasional  Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana PK-5 
dengan melakukan penataan dan pembinaan 
serta fasilitasi usaha PK-5 untuk mendorong 
tumbuh kembangnya aktivitas ekonomi 
masyarakat 

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V-3


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  Meningkatkan sarana prasarana penunjang 
pariwisata baik infrastruktur, layanan wisata dan 
seni budaya yang profesional  dan berdaya saing

Terwujudnya pengembangan  Meningkatkan kuantitas dan kualitas varietas 
Sumber Daya Pariwisata yang  unggulan obyek pariwisata dan diversifikasi 
unggul dan berdaya saing produk layanan wisata  dalam rangka 
peningkatan PAD
Mengembangkan event seni budaya dan kualitas 
promosi wisata untuk meningkatkan daya tarik 
wisata 
Optimalisasi Ketersediaan Pangan, distribusi 
pangan,Pengurangan  rawan pangan dan gizi
 Terwujudnya Ketahanan Pangan Meningkatkan Diversifikasi Konsumsi Pangan 
yang berkualitas menuju Pola Pangan Harapan 
(PPH)   ideal
Mengembangkan klaster-klaster/sentra-sentra industri 
kecil dan menengah dan industri kreatif diimbangi 
dengan peningkatan mutu dan inovasi produk

Meningkatkan kemampuan penggunaan teknologi 
Terwujudnya penguatan Struktur  tepat guna dalam penguatan kualitas produk 
Industri yang berdaya saing industri
Meningkatkan pendalaman struktur industri dan 
diversifikasi produk dalam peningkatan daya 
saing produk industri di pasar dalam negeri dan 
luar negeri / ekspor

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V-4


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  Meningkatkan kemampuan dan keterampilan 
pelaku koperasi-UMKM dalam mengeksplorasi & 
memanfaatkan setiap peluang usaha baru mlalui 
kerjasama dgn pelaku usaha skala besar
Mengembangkan kemitraaan antara pemerintah 
daerah dan swasta melalui pelibatan Koperasi-UMKM 
dengan  menyederhanakan prosedur dan birokrasi 
Terwujudnya Pemberdayaan  daerah untuk mempermudah pelayanan investasi bagi 
Koperasi dan UMKM yang sehat  pelaku usaha
dan mandiri Meningkatkan kualitas infrastruktur dan jaringan 
pendukung bagi usaha mikro, kecil, untuk 
berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan 
kelompok masyarakat berpendapatan rendah

Meningkatkan kualitas kelembagaan dan kompetensi 
SDM koperasi dan UMKM dalam mewujudkan 
kemandirian koperasi dan UMKM yang tangguh

Meningkatkan fasilitasi terhadap koperasi dan UMKM 
dalam akses permodalan bekerjasama dengan 
lembaga penjamin kredit (perbankan dan non 
Optimalnya Peran Lembaga 
perbankan)
Keuangan dan Perbankan   Meningkatkan peran pemerintah daerah dalam 
penjaminan kredit terhadap koperasi dan UMKM

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V-5


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  Meningkatkan kualitas pelayanan perijinan 
investasi berbasis teknologi informasi dalam 
pemberian pelayanan kepada masyarakat, dan 
dunia usaha.
Meningkatkan ketersediaan informasi peluang 
usaha sektor/bidang usaha mencakup: lokasi, 
ketersediaan lahan, kesesuaian dengan tata 
Terwujudnya Peningkatan  ruang daerah, bentuk dukungan. pemerintah 
Investasi di Kota Kediri daerah, potensi pasar dan perkiraan investasi

Menata dan mengembangkan infrastruktur 
(kawasan perdagangan dan jasa, kawasan 
peruntukan industri, kawasan perkantoran, dan 
kawasan pariwisata) dan sarana prasarana 
pendukung investasi/penanaman modal 

Pembangunan  sarana  dan  prasarana (produksi,  
distribusi  dan  pasar)  yang terintegrasi  dan  
diikuti dengan meningkatnya daya saing produk – 
produk unggulan daerah 

Terwujudnya perekonomian yang  Pembinaan dan penguatan perekonomian 
berdaya saing berbasis agrobisnis berbasis agrobisnis yang mendukung ketahanan 
pangan 

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V-6


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  Mengembangkan pertanian melalui peningkatan 
produktivitas lahan dan menjaga kecukupan 
produksi hasil pertanian
Meningkatkan pemerataan, kemudahan 
aksesibilitas serta pelayanan sosial bagi  PMKS 
dan kaum rentan sosial serta penduduk 
miskin
Meningkatnya pemberdayaan 
masyarakat dalam  Mengembangkan partisipasi masyarakat  dunia 
penanggulangan kemiskinan usaha, perguruan tinggi serta berbagai elemen 
terkait upaya penanggulangan dan penurunan 
penyandang masalah kesejahteraan sosial 
(PMKS) dan penduduk miskin

Meningkatkan  akses,  pemerataan  dan 
perluasan  kesempatan  memperoleh pendidikan 
yang berkualitas dan terjangkau 
di semua jenis jalur dan jenjang pendidikan bagi 
seluruh lapisan masyarakat
Meningkatnya aksesibilitas 
Mengembangkan sarana dan prasarana 
masyarakat terhadap pelayanan  pendidikan skala lokal, regional dan nasional 
pendidikan yang berkualitas serta mendorong pengembangan perguruan 
tinggi yang unggul dan berdaya saing 
Mendorong kerjasama dengan masyarakat, dunia 
usaha, dan industri dalam menciptakan 
peningkatan kualitas penyelenggaraan 
pendidikan.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V-7


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga 
pendidik di semua jenjang pendidikan sesuai 
dengan standart kompetensi 

3.  Mewujudkan Kota Kediri  Meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan 
Menjadi Pusat Pendidikan yang  pendidikan menengah umum dan kejuruan dalam 
Berkualitas rangka penyiapan tenaga kerja yang siap pakai
Meningkatnya Kualitas 
penyelenggaraan pendidikan Menjalin kerjasama kemitraan dengan dunia 
usaha dan industri dalam rangka penyerapan dan 
pemenuhan tenaga kerja dari pendidikan 
menengah umum dan kejuruan

Mewujudkan proses pembelajaran yang kreatif, 
inovatif dan menyenangkan sesuai dengan 
standar nasional dan internasional;
Memfasilitasi pengembangan lembaga 
penyelenggara pendidikan yang mampu 
Meningkatnya kecerdasan  membentuk kompetensi, kreativitas dan lifeskill 
masyarakat melalui  bagi masyarakat melalui pembinaan dan 
penyelenggaraan pendidikan non  pengawasan 
Mengembangkan layanan pendidikan ramah anak 
formal dan luar sekolah
dan ramah terhadap anak berkebutuhan 
khusus/inklusi

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V-8


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota 
4.  Mewujudkan Tata  Meningkatkan sistem administrasi dan prosedur 
Pemerintahan Kota Kediri yang  kerja kearsipan penyelenggaraan pemerintahan 
Bersih, Baik, Berkeadilan,  daerah dan kualitas SDM kearsipan
Demokratis, dan Berlandaskan 
Meningkatkan kualitas sistem manajemen 
Hukum
dokumen/arsip/ inventarisasi  pengelolaan aset-
aset daerah melalui penataan fungsi-fungsi 
kelembagaan pemerintahan agar dapat berfungsi 
secara lebih memadai, efektif, proporsional & 
responsif
Memantapkan sarana dan prasarana untuk 
peningkatan kualitas dan kompetensi SDM aparatur 
Terciptanya sistem kelembagaan  dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang 
dan ketatalaksanaan  bersih, efisien, efektif, transparan, profesional dan 
pemerintahan yang baik (good  akuntabel serta mengembangkan pusat pemerintahan 
governance ), dan (clean  skala lokal dan regional
government ) didukung oleh SDM Meningkatkan pelaksanaan reformasi birokrasi, 
aparatur yang berkualitas evaluasi kelembagaan  dan peningkatan 
profesionalisme aparatur untuk mewujudkan tata 
pemerintahan yang baik
Mengoptimalkan mutu dan hasil pengawasan 
melalui peningkatan profesionalisme aparatur 
pengawasan dan monitoring tindak lanjut.

Meningkatkan kinerja kelurahan sebagai Satuan Kerja 
Perangkat Daerah untuk optimalisasi pelayanan publik

Meningkatkan percepatan pencapaian good 
governance melalui pengembangan produk 
hukum  daerah

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V-9


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  Mengembangkan jaringan teknologi informasi 
dan komunikasi dan pemanfaatan teknologi 
informasi komunikasi dalam penyelenggaraan  
pemerintahan (e-government)  melalui 
kecukupan SDM, sarana dan prasarana 
komunikasi, pelatihan, dan pembinaan
Meningkatnya ketertiban dan keterpaduan 
Terwujudnya pelayanan publik 
administrasi kependudukan  yang mengarah pada 
yang prima sesuai dengan 
peningkatan pelayanan, kualitas data, dan 
Standar Pelayanan Minimal serta  informasi kependudukan
berbasis  teknologi Informasi 
Memantapkan kualitas dan kuantitas pelayanan 
Komunikasi (TIK) yang mantap.
publik berbasis TIK yang Berorientasi pada 
Kepuasan Masyarakat

Meningkatkan kemudahan akses  informasi dan 
komunikasi bagi masyarakat dalam rangka 
transparansi dan partisipasi masyarakat dalam 
peningkatan mutu pelayanan
Meningkatkan partisipasi dan peran masyarakat dalam 
setiap tahapan pembangunan dan penentuan 
kebijakan publik.

Terwujudnya peningkatan  Meningkatkan kualitas perencanaan, pelaksanaan 
efektifitas perencanaan,  dan pengendalian pembangunan daerah berbasis 
pelaksanaan dan pengendalian  TIK
pembangunan. Mengembangkan  jaringan teknologi informasi 
dan komunikasi tahapan pembangunan untuk 
memudahkan proses sosialisasi, penyebaran 
informasi dan transparansi kebijakan

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 10


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  Meningkatkan pengelolaan keuangan daerah 
secara efektif dan efisien, akuntabel dan 
Terwujudnya Kemampuan dan  transparan  serta optimalisasi penerimaan 
kemandirian dalam pengelolaan  sumber - sumber keuangan daerah 
keuangan daerah yang akuntable, 
Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan 
transparan, efektif dan efisien
daerah melalui  penyempurnaan sistem dan 
prosedur berbasis TIK serta meningkatkan 
kualifikasi SDM pengelola keuangan daerah
Mengembangkan alternatif sumber-sumber 
pembiayaan daerah melalui kerjasama dengan 
dunia usaha/CSR, pihak ketiga/swasta, lembaga 
kemasyarakatan (BAZIS) serta lembaga-lembaga 
lainnya
Meningkatkan peran partisipasi seluruh lapisan 
masyarakat (terutama perempuan dan generasi 
muda) dalam pemilu, penguatan fungsi lembaga-
Terwujudnya pembangunan sosial- lembaga pemilu, partai politik, dan penguatan 
politik untuk menjamin  kelembagaan dan sikap politik masyarakat 
terselenggaranya tata 
pemerintahan yang demokratis Mengembangkan kualitas layanan dan fungsi 
legislatif guna mendukung terselenggaranya 
pembangunan dan tata pemerintahan yang 
demokratis

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 11


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota 
5.  Mewujudkan Kota Kediri yang  Meningkatkan upaya pengendalian ketentraman 
Aman, Tertib, Tentram, Damai  dan ketertiban guna menjamin keamanan 
dan Bersatu. masyarakat
Meningkatnya stabilitas politik, 
Membina hubungan sinergi antara pemerintah, 
keamanan dan ketertiban dalam 
aparatur penegak hukum, masyarakat dan swasta 
kehidupan bermasyarakat
dalam penyelenggaraan sistem pengendalian 
ketentraman, ketertiban dan keamanan 
masyarakat kota yang terpadu
Melakukan pengendalian terhadap ancaman dan 
gangguan penyalahgunaan dan penyebarluasan 
narkoba, HIV/AIDS, minuman keras, perjudian, 
praktik asusila, dan penyakit sosial lainnya
Terbinanya kehidupan Berbangsa, 
Bernegara dan Bermasyarakat  Meningkatkan peran dan kerjasama dengan 
dengan wawasan kebangsaan instansi terkait  wawasan kebangsaan, stabilitas 
politik, keamanan dan ketertiban masyarakat 
serta mendorong partisipasi politik masyarakat 
sebagai bagian dari proses demokratisasi
6.  Mewujudkan Sarana dan  Meningkatkan kualitas dan mengembangkan 
Prasarana Umum, Ruang Publik  infrastruktur jalan dan jembatan untuk 
yang Berkualitas, Berkeadilan dan  mempercepat aksesibilitas antar wilayah Kota 
Berwawasan Lingkungan dengan mengembangkan jaringan jalan lingkar 
utara, timur, barat dan selatan dan 
pembangunan jembatan baru penghubung Jl. 
Perintis Kemerdekaan dengan jalan baru menuju 
Terwujudnya sistem, sarana dan  terminal Tamanan 
prasarana transportasi yang  Mengembangkan  sistem jaringan jalan  arteri 
terpadu  primer dan sekunder guna menunjang kegiatan 
dikawasan pendidikan, industri, perdagangan dan 

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 12


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III
dikawasan pendidikan, industri, perdagangan dan 
1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  jasa, pariwisata  dan kemudahan mobilitas umum

Mengembangkan  sarana prasarana transportasi 
darat untuk mendukung pemanfaatan ruang yang 
optimal dan kenyamanan transportasi/kelancaran 
lalu lintas
Mengidentifikasi dan mencegah persebaran 
kawasan tidak layak huni serta meningkatkan 
kualitas  fasilitas perumahan dan permukiman 

Terwujudnya Pengembangan dan  Mengidentifikasi dan mencegah persebaran 
kawasan pemukiman yang tidak tertata, kumuh, 
Perumahan yang berkualitas dan 
dan tdak sesuai peruntukannya
layak huni
Meningkatkan kualitas lingkungan perumahan 
dan permukiman dengan menyediakan sarana 
prasarana dasar

Mengembangkan pembangunan kawasan 
strategis  kota
Mengembangkan prasarana wilayah penopang 
kawasan strategis dan kawasan investasi 
produktif
Menata  dan  mengembangkan kawasan industri, 
Terwujudnya Pengembangan 
perdagangan,  jasa, pendidikan dan pariwisata
Wilayah demi percepatan 
pembangunan struktur dan pola  Menata  dan  mengembangkan kawasan lindung 
ruang wilayah  dan pengembangan kawasan budidaya menuju 
terwujudnya lingkungan yang mendukung 
pembangunan berkelanjutan

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 13


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  Mendorong tersedianya lahan pertanian pangan 
berkelanjutan (LP2B) minimal 500 Ha

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 14


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  Mengembangkan kawasan strategis sebagai 
prioritas pembangunan dan pembangunan 
berkelanjutan sesuai peruntukan tata ruang 
wilayah
Melaksanakan  sinkronisasi pemanfaatan ruang 
spasial dan ruang sektoral dalam pembangunan 
wilayah
Mengembangkan penataan ruang Kota Kediri 
Terwujudnya penataan ruang kota sebagai pusat  kegiatan wilayah yang berdaya 
yang optimal saing
Melakukan pengendalian pemanfaatan ruang 
terkait penentuan kebijakan peraturan zonasi, 
penetapan insentif-disinsentif, perizinan dan 
pengenaan sanksi
Meningkatkan dan menjaga ketersediaan fasilitas 
umum, sarana dan prasarana kota secara 
kuantitas dan kualitas 
Meningkatkan Pengawasan dan pengendalian 
pengelolaan sumber daya air untuk melestarikan 
kuantitas air dan memelihara kualitas air dengan 
tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan 
fungsi lindung kawasan.

Terlaksananya Pengelolaan  Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana 
Sumber Daya Air jaringan sumber daya air baku untuk pemenuhan 
kebutuhan air bersih (irigasi, domestik dan 
industri)

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 15


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  Mengembangkan keterpaduan antara partisipasi 
lembaga,  masyarakat  dan pemerintah dalam 
pengelolaan sumber daya air

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 16


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  Meningkatkan penanganan sampah secara 
terpadu yang didukung sarana prasarana 
memadai dan teknologi   pengolahan sampah 
yang tepat serta meningkatkan partisipasi 
Terwujudnya sistem sanitasi dan  masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
pengelolaan sampah kota yang  Menjalin kerjasama dengan Kabupaten Kediri 
terpadu dalam pengelolaan TPA Terpadu Regional
Meningkatkan kualitas sistem jaringan drainase 
kota dan sistem sanitasi yang terintegrasi dan 
terpadu.

7.  Mewujudkan Kota Kediri Yang  Meningkatkan kualitas penyediaan pelayanan 
Sehat, Indah, Nyaman, dan  kesehatan bagi ibu dan anak yang memadai 
Ramah Lingkungan melalui peningkatan promosi kesehatan dan 
pemberdayaan masyarakat 

Mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu 
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dengan 
penyediaan sarana dan prasarana pelayanan 
kesehatan yang berkualitas
Meningkatkan  kualitas  layanan  kesehatan, 
peningkatan  gizi  masyarakat, pemberdayaan  
masyarakat  dan  perbaikan 
manajemen kesehatan dalam upaya pencegahan 
dan  penyembuhan penyakit 

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 17


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  Meningkatkan  kesadaran  untuk berpola hidup 
bersih dan sehat guna meningkatkan derajat 
kesehatan masyarakat 
Terwujudnya pelayanan kesehatan
yang berkualitas bagi seluruh lapisan Meningkatkan kualitas keluarga melalui 
masyarakat peningkatan aksebilitas pelayanan KB serta 
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk 
melalui peningkatan peran serta masyarakat 
dalam program KB
Meningkatkan pengembangan sarana prasarana 
kesehatan yang mudah diakses oleh setiap 
lapisan masyarakat 

Meningkatkan kualitas kecukupan dan 
kemampuan SDM kesehatan yang profesional, 
produktif serta berkomitmen tinggi dalam 
pemberian 
pelayanan kesehatan yang berorientasi pada 
peningkatan kualitas, keamanan dan 
kenyamanan pelayanan pasien
Meningkatkan keterjangkauan, 
pemerataan, keamanan dan mutu pelayanan 
jaminan kesehatan masyarakat
Melaksanakan pengawasan dan pengendalian 
Terwujudnya Pengelolaan Sumber  pencemaran dan kerusakan lingkungan yang 
daya alam yang efisien, ramah  dapat menurunkan kualitas SDA melalui penataan 
lingkungan dan berkelanjutan ruang, reboisasi dan penanggulangan bahaya 
kebakaran

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 18


Arah Kebijakan Pembangunan
MISI SASARAN POKOK
Lima Tahun III

1.  Mewujudkan Masyarakat Kota  Optimalisasi struktur  kelembagaan 
penanggulangan bencana.

Mengendalikan kegiatan pada kawasan rawan 
bencana (bencana banjir, longsor, kebakaran) 
Terlaksananya pencegahan dan  untuk mengurangi resiko bencana (pra bencana), 
darurat dan pasca bencana  
penanganan bencana
Menyediakan sarana prasarana pencegahan, 
mitigasi dan penanganan bencana perkotaan

Menata  dan  mengembangkan jalur dan ruang 
evakuasi bencana
Memfasilitasi pemerataan dan pendistribusian 
pemenuhan kebutuhan energi ke seluruh wilayah 

Mengembangkan  dan memanfaatkan energi alternatif 
Meningkatnya Pemanfaatan  yang ramah Iingkungan.
energi yang ramah lingkungan
Memfasilitasi pengembangan gardu induk tegangan 
ekstra tinggi (Gitet), jaringan transmisi tegangan listrik 
tinggi (sutet),dll: pembangkit listrik gardu induk, 
distribusi dan sistem distribusi listrik
Menyediakan, menata  dan mengembangkan 
Ruang Terbuka Hijau publik dan  privat sesuai 
Meningkatnya Kualitas Kawasan  dengan standar (min 30 %)
Lindung dan Ruang terbuka Hijau Meningkatkan pengelolaan kawasan lindung 
dengan tetap mempertahankan kelestarian 
sumber daya yang ada

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 19


mbangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Kediri Tahun 2005-2025
Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Memantapkan dan memelihara kualitas kehidupan 
beragama dan kerukunan hidup beragama intern dan 
antar umat beragama dan penghayat kepercayaan 
kepada Tuhan Yang Maha Esa
Memantapkan  kuantitas dan kualitas kelembagaan, 
sarana  dan prasarana peribadatan untuk 
meningkatkan kualitas iman dan taqwa 
Mengoptimalkan peran dan fungsi fasilitasi apresiasi 
seni dan budaya masyarakat untuk meningkatkan 
pengembangan budaya lokal
Memantapkan upaya pelestarian kawasan cagar 
budaya sebagai bentuk apresiasi terhadap warisan 
budaya dan obyek wisata
Memperkuat kemampuan dan kreatifitas masyarakat 
dan peran kelembagan/organisasi kemasyarakatan 
untuk mengembangkan seni dan budaya lokal

Memperkuat pelestarian dan aktualisasi nilai-nilai 
tradisi yang positif dalam kehidupan bermasyarakat 

Mengembangkan kesetaraan gender dan kesempatan 
berusaha bagi perempuan dalam rangka peningkatan 
kualitas hidup 

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 20


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Meningkatkan pengendalian dan perlindungan 
terhadap perempuan dan anak dalam kasus 
trafficking dan
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
Mengembangkan kapasitas lembaga/organisasi 
perempuan melalui kebijakan pembangunan yang 
responsif jender.
Mempertahankan  prestasi kepemudaan dan olahraga 
yang diarahkan pada peningkatan kualitas 
sumberdaya manusia
Mengembangkan potensi dan prestasi 
generasi muda dalam berbagai bidang 
pengembangan karakter kepemudaan yang 
berwawasan kebangsaan dan beretika.  

Optimalisasi pertumbuhan investasi sektor 
perdagangan dan jasa skala nasional dan 
internasional guna mendukung pertumbuhan 
ekonomi daerah
Meningkatkan  kerjasama yang saling 
menguntungkan dengan wilayah-wilayah sekitarnya 
dalam rangka mewujudkan Kota Kediri sebagai pusat 
kegiatan wilayah (PKW).
Optimalisasi fasilitasi pemerintah untuk kemudahan 
dan kenyamanan berinvestasi serta memaksimalkan 
peran serta dunia usaha, industri dan pelaku 
ekonomian kerakyatan.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 21


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Meningkatkan level standarisasi mutu, kualitas dan 
paten produk untuk mendorong penciptaan daya 
saing industri kecil & menengah & industri kreatif
Mewujudkan sinergitas program kerja dan rencana 
tindak pemerintah dengan unsur intelektual dan 
pelaku usaha dalam mempercepat pertumbuhan 
wirausaha dan industri kreatif 

Meningkatkan kerjasama dengan dunia usaha dan  
industri dalam rangka peningkatan & perluasan  
kesempatan kerja dan berusaha, peningkatan 
perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja
Meningkatkan pendidikan dan pelatihan 
ketenagakerjaan untuk mempersiapkan SDM yang 
siap pakai,  berkualitas dan berkompetensi

Meningkatkan produktivitas sentra industri produk 
unggulan/lokal pada kawasan-kawasan binaan. 
Meningkatkan penguatan industri, perdagangan dan 
jasa untuk meningkatkan daya saing nasional dan 
mengembangkan pasar dalam negeri dan luar negeri 
(ekspor)

Memantapkan peningkatan kualitas sarana dan 
prasarana PK-5 dengan melakukan penataan dan 
pembinaan serta   fasilitasi   usaha PK - 5 

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 22


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Memantapkan peningkatan kualitas sarana prasarana 
penunjang pariwisata baik dari segi infrastruktur dan 
layanan wisata dan seni budaya yang profesional  
dan berdaya saing
Optimalisasi kuantitas dan kualitas varietas unggulan 
obyek pariwisata dan diversifikasi produk layanan 
wisata  dalam rangka peningkatan PAD

Meningkatkan kuantitas dan kualitas event seni 
budaya dan promosi wisata guna meningkatkan daya 
tarik dan daya saing wisata 
Menjaga Ketersediaan Pangan, distribusi pangan, dan 
Pengurangan rawan pangan dan gizi
Mengembangkan Diversifikasi Konsumsi Pangan yang 
berkualitas menuju Pola Pangan Haraan (PPH) ideal

Mengoptimalkan klaster-klaster/sentra-sentra industri kecil 
dan menengah dan industri kreatif diimbangi dengan 
peningkatan mutu dan inovasi produk

Memantapkan kemampuan penggunaan teknologi 
tepat guna dalam penguatan kualitas produk industri

Memantapkan pendalaman struktur industri dan 
diversifikasi produk dalam peningkatan daya saing 
produk industri di pasar dalam negeri dan luar negeri 
/ ekspor

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 23


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Memantapkan kemampuan dan keterampilan pelaku 
koperasi-UMKM dalam mengeksplorasi dan 
memanfaatkan setiap peluang usaha baru melalui 
kerjasama dengan pelaku usaha skala besar
Mengintregrasikan kemitraaan antara pemerintah daerah 
dan swasta melalui pelibatan Koperasi-UMKM  dengan  
menyederhanakan prosedur dan birokrasi daerah untuk 
mempermudah pelayanan investasi bagi pelaku usaha

Memantapkan kualitas infrastruktur dan jaringan 
pendukung bagi usaha mikro, kecil, untuk 
berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan 
kelompok masyarakat berpendapatan rendah

Memantapkan peningkatan kualitas kelembagaan dan 
kompetensi SDM koperasi dan UMKM dalam mewujudkan 
kemandirian koperasi dan UMKM yang tangguh

Memantapkan fasilitasi terhadap koperasi dan UMKM 
dalam akses permodalan bekerjasama dengan lembaga 
penjamin kredit

Meningkatkan peran pemerintah daerah dalam penjaminan 
kredit dan kemudahan berinvestasi untuk 
mengembangkan pertumbuhan koperasi dan UMKM

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 24


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Memantapkan kualitas pelayanan perijinan investasi 
berbasis teknologi informasi dalam pemberian 
pelayanan kepada masyarakat, dan dunia usaha.

Memantapkan ketersediaan informasi peluang usaha 
sektor/bidang usaha mencakup: lokasi, ketersediaan 
lahan, kesesuaian dengan tata ruang daerah, bentuk 
dukungan. pemerintah daerah, potensi pasar dan 
perkiraan investasi

Meningkatkan kualitas pengelolaan infrastruktur 
(kawasan perdagangan dan jasa, kawasan 
peruntukan industri, kawasan perkantoran, dan 
kawasan pariwisata) dan sarana prasarana 
mendukung investasi/penanaman modal 

Meningkatkan Pembangunan  sarana  dan  prasarana 
(produksi,  distribusi  dan  pasar)  yang terintegrasi  
dan  diikuti dengan meningkatnya daya saing produk 
– produk unggulan daerah

Meningkatkan pembinaan dan penguatan 
perekonomian berbasis agrobisnis yang mendukung 
ketahanan pangan 

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 25


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Mengembangkan pertanian melalui peningkatan 
produktivitas lahan dan menjaga kecukupan produksi 
hasil pertanian
Meningkatkan kemudahan aksesibilitas, pelayanan 
sosial dan keberdayaan bagi  PMKS dan kaum rentan 
sosial serta penduduk 
miskin. 

Memantapkan  partisipasi masyarakat dunia usaha, 
perguruan tinggi serta berbagai elemen terkait dalam 
upaya penanggulangan dan penurunan penyandang 
masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan kaum 
rentan sosial

Memantapkan  akses,  pemerataan  dan perluasan  
kesempatan  memperoleh pendidikan yang 
berkualitas dan terjangkau 
di semua jenis jalur dan jenjang pendidikan bagi 
seluruh lapisan masyarakat

mendorong pengembangan perguruan tinggi yang 
unggul dan berdaya saing internasional untuk 
mewujudkan Kota Kediri sebagai pusat pendidikan 
berkualitas 
Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat, dunia 
usaha, dan industri dalam menciptakan peningkatan 
kualitas penyelenggaraan pendidikan.

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 26


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Memantapkan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik 
di semua jenjang pendidikan sesuai dengan standart 
kompetensi 

Meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan 
pendidikan menengah umum dan kejuruan dalam 
rangka penyiapan tenaga kerja yang siap pakai

Meningkatkan kerjasama kemitraan dengan dunia 
usaha dan industri dalam rangka penyerapan dan 
pemenuhan tenaga kerja dari pendidikan menengah 
umum dan kejuruan

meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang 
kreatif, inovatif dan menyenangkan sesuai dengan 
standar nasional dan internasional;
Meningkatkan kualitas lembaga penyelenggara 
pendidikan yang mampu membentuk kompetensi, 
kreativitas dan lifeskill bagi masyarakat melalui 
pembinaan dan pengawasan 

Meningkatkan kualitas layanan pendidikan ramah 
anak dan ramah terhadap anak berkebutuhan 
khusus/inklusi

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 27


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Meningkatkan kualitas sistem administrasi dan 
prosedur kerja kearsipan penyelenggaraan 
pemerintahan daerah dan kualitas SDM kearsipan 

Optimalisasi kualitas sistem manajemen 
dokumen/arsip /inventarisasi  pengelolaan aset-aset 
daerah melalui penataan fungsi-fungsi kelembagaan 
pemerintahan agar dapat berfungsi secara lebih 
memadai, efektif, proporsional dan responsif

Mempertahankan kualitas dan kompetensi SDM aparatur 
dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, 
efisien, efektif, transparan, profesional dan akuntabel

Memantapkan pelaksanaan reformasi birokrasi, evaluasi 
kelembagaan  dan peningkatan profesionalisme aparatur 
untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik

Mempertahankan mutu dan hasil pengawasan melalui 
peningkatan profesionalisme aparatur pengawasan dan 
monitoring tindak lanjut.

Mempermantap kinerja kelurahan sebagai Satuan Kerja 
Perangkat Daerah untuk optimalisasi pelayanan publik

Memantapkann pencapaian good governance melalui 
pengembangan produk hukum daerah

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 28


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Meningkatkan jaringan teknologi informasi dan 
komunikasi dan pemanfaatan teknologi informasi 
komunikasi dalam penyelenggaraan  pemerintahan (e-
government) melalui kecukupan SDM, sarana dan 
prasarana komunikasi, pelatihan, dan pembinaan

Memantapkan ketertiban dan keterpaduan 
administrasi kependudukan  yang mengarah pada 
peningkatan pelayanan, kualitas data, dan informasi 
kependudukan
Memantapkan kualitas dan kuantitas pelayanan 
publik berbasis TIK yang dapat diakses dengan 
mudah oleh seluruh lapisan masyarakat yang 
Berorientasi pada Kepuasan Masyarakat

Memantapkan partisipasi dan peran serta masyarakat 
dalam setiap tahapan pembangunan dan penentuan 
kebijakan publik.

Meningkatkan kualitas perencanaan, pelaksanaan 
dan pengendalian pembangunan daerah berbasis TIK

Meningkatkan kualitas  jaringan teknologi informasi 
dan komunikasi tahapan pembangunan untuk 
memudahkan proses sosialisasi, penyebaran 
informasi dan transparansi kebijakan

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 29


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah 
secara efektif dan efisien, akuntabel dan transparan 
melalui peningkatan mutu pelayanan publik, 
intensifikasi, ekstensifikasi sumberdaya penerimaan 
daerah 
Memantapkan kualitas pengelolaan keuangan daerah 
melalui  penyempurnaan sistem dan prosedur 
berbasis TIK serta meningkatkan kualifikasi SDM 
pengelola keuangan daerah
Optimalisasi peningkatan alternatif sumber-sumber 
pembiayaan daerah melalui kerjasama dengan dunia 
usaha/CSR, pihak ketiga/swasta, lembaga 
kemasyarakatan (BAZIS) serta lembaga-lembaga 
lainnya.
Meningkatkan kualitas peran partisipasi seluruh 
lapisan masyarakat (terutama perempuan dan 
generasi muda) dalam pemilu, penguatan fungsi 
lembaga-lembaga pemilu, partai politik, dan 
penguatan kelembagaan dan sikap politik masyarakat 

Memantapkan kualitas layanan dan fungsi legislatif 
guna mendukung terselenggaranya pembangunan 
dan tata pemerintahan yang demokratis 

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 30


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Memantapkan upaya pengendalian ketentraman dan 
ketertiban guna menjamin keamanan masyarakat

Meningkatkan hubungan sinergi antara pemerintah, 
aparatur penegak hukum, masyarakat dan swasta 
dalam penyelenggaraan sistem pengendalian 
ketentraman, ketertiban dan keamanan masyarakat 
kota yang terpadu
Meningkatkan pengendalian ancaman dan gangguan 
penyalahgunaan dan penyebarluasan narkoba, 
HIV/AIDS, minuman keras, perjudian, praktik asusila, 
dan penyakit sosial lainnya

Memantapkan peran dan kerjasama degan instansi 
terkait  wawasan kebangsaan, stabilitas politik, 
keamanan dan ketertiban masyarakat serta 
mendorong partisipasi politik masyarakat sebagai 
bagian dari proses demokratisasi
Memantapkan kualitas dan mengembangkan 
infrastruktur jalan dan jembatan untuk mempercepat 
aksesibilitas antar wilayah Kota Kediri dengan wilayah 
sekitarnya. 

Mengoptimalkan sistem transportasi dan jaringan 
jalan yang memadai untuk menunjang kegiatan 
dikawasan pendidikan, industri, perdagangan dan 

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 31


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV
dikawasan pendidikan, industri, perdagangan dan 
jasa, pariwisata  dan kemudahan mobilitas umum

Mengoptimalkan  sarana prasarana transportasi darat 
untuk mendukung pemanfaatan ruang yang optimal 
dan kenyamanan transportasi/kelancaran lalu lintas. 

Memantapkan perumahan dan pemukiman yang 
berkualitas bagi masyarakat 

Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang 
layak huni, sinergis, terintegrasi dan berkelanjutan  
dengan mengelola sarana prasarana dasar

Mengoptimalkan pembangunan kawasan strategis  
kota
Optimalisasi Pengembangan prasarana wilayah 
penopang kawasan strategis dan kawasan investasi 
produktif
Mengelola/manajemen kawasan industri, 
perdagangan,  jasa, pendidikan dan pariwisata

Mengelola/manajemen kawasan lindung dan 
pengembangan kawasan budidaya menuju 
terwujudnya lingkungan yang mendukung 
pembangunan berkelanjutan

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 32


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Memantapkan tersedianya lahan pertanian pangan 
berkelanjutan (LP2B) minimal 500 Ha

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 33


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

optimalisasi kawasan strategis sebagai prioritas 
pembangunan dan pembangunan berkelanjutan 
sesuai peruntukan tata ruang wilayah

Meningkatkan sinkronisasi pemanfaatan ruang spasial 
dan ruang sektoral dalam pembangunan wilayah

Optimalisasi penataan ruang untuk mendukung Kota 
Kediri sebagai pusat  kegiatan wilayah yang berdaya 
saing.
Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang 
terkait penentuan kebijakan peraturan zonasi, 
penetapan insentif-disinsentif, perizinan dan 
pengenaan sanksi
Memantapkan dan menjaga ketersediaan fasilitas 
umum, sarana dan prasarana kota secara kuantitas 
dan kualitas 
Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air untuk 
melestarikan kuantitas air dan memelihara kualitas 
air dengan tetap memperhatikan kelestarian 
lingkungan dan fungsi lindung kawasan.

Mengoptimalkan kinerja dan kualitas sarana dan 
prasarana jaringan sumber daya air baku untuk 
pemenuhan kebutuhan air bersih (irigasi, domestik 
dan industri)

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 34


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Meningkatkan kualitas keterpaduan antara partisipasi 
lembaga,  masyarakat  dan pemerintah dalam 
pengelolaan sumber daya air

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 35


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Mengembangkan penanganan sampah secara 
terpadu yang didukung oleh sarana prasarana 
lengkap dan teknologi pengolahan sampah berbasis 
ekologi, dan meningkatkan partisipasi masyarakat 
dalam pengelolaan lingkungan
Meningkatkan kerjasama dengan Kabupaten Kediri 
dalam pengelolaan TPA Terpadu Regional
Mengoptimalkan dan memelihara kinerja sistem 
jaringan drainasekota dan sistem sanitasi yang 
terintegrasi dan terpadu.

Memantapkan kualitas penyediaan pelayanan 
kesehatan bagi ibu dan anak yang memadai melalui 
peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan 
masyarakat 

Mempermantap penurunan AKI dan AKB melalui 
penyediaan sarana dan prasarana pelayanan 
kesehatan yang berkualitas

Memantapkan  kualitas  layanan  kesehatan, 
peningkatan  gizi  masyarakat, pemberdayaan  
masyarakat  dan  perbaikan 
manajemen kesehatan dalam upaya pencegahan dan  
penyembuhan penyakit 

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 36


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Memantapkan  kesadaran  untuk berpola hidup 
bersih dan sehat guna meningkatkan derajat 
kesehatan masyarakat 

Meningkatkan kualitas keluarga melalui peningkatan 
aksebilitas pelayanan KB serta mengendalikan laju 
pertumbuhan penduduk melalui peningkatan peran 
serta masyarakat dalam program KB

Memantapkan pengembangan  akses,  pemerataan, 
kualitas sarana prasarana  dan perluasan  
kesempatan mendapatkan pelayanan kesehatan

Memantapkan kualitas kecukupan dan kemampuan 
SDM kesehatan yang profesional, produktif serta 
berkomitmen tinggi dalam  pemberian pelayanan 
kesehatan yang berorientasi pada peningkatan 
kualitas, keamanan dan kenyamanan pelayanan 
pasien

Menjamin terwujudnya keterjangkauan, pemerataan, 
keamanan dan mutu pelayanan jaminan kesehatan 
masyarakat.
Meningkatkan pengawasan dan pengendalian 
pencemaran dan kerusakan lingkungan yang dapat 
menurunkan kualitas SDA melalui penataan ruang, 
reboisasi dan penanggulangan bahaya kebakaran

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 37


Arah Kebijakan Pembangunan

Lima Tahun IV

Mengembangkan kelembagaan kebencanaan dan 
sistem penanggulangan bencana yang komprehensif.

Meningkatkan kesiap siagaan pemerintah dan 
masyarakat dalam pengendalian dan bertindak tepat 
dalam mengatasi terjadinya bencana (banjir, longsor, 
kebakaran)
Meningkatkan kualitas sarana prasarana pencegahan, 
mitigasi dan penanganan bencana perkotaan

Mengelola/manajemen jalur dan ruang evakuasi 
bencana
Meningkatkan  upaya pemerataan dan pendistribusian 
pemenuhan kebutuhan energi ke seluruh wilayah 

Meningkatkan  upaya pengembangan dan pemanfaatan 
energi alternatif yang mudah, murah, dan ramah 
Iingkungan

Mengoptimalkan kualitas dan fungsi RTH Publik dan 
privat kota

Meningkatkan kualitas pengelolaan kawasan lindung 
dengan tetap mempertahankan kelestarian sumber 
daya yang ada

RPJPD Kota Kediri 2005 - 2025 V - 38


MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan kerukunan hidup beragama intern dan antar umat beragama dan penghayat kepercayaan
Terwujudnya peningkatan kerukunan dan kemantapan 
kehidupan beragama di Kota Kediri Meningkatkan kualitas kelembagaan, sarana  dan prasarana peribadatan serta implementasi peran dan fungsi agama sebagai landasan moral dan 
etika dalam pembangunan
Meningkatkan  peran dan fungsi fasilitas apresiasi seni dan budaya untuk akfifitas pengembangan budaya lokal demi terciptanya jati diri bangsa 
yang berdaya saing  
Meningkatkan upaya pelestarian kawasan cagar budaya sebagai bentuk apresiasi terhadap warisan budaya yang berdaya tarik wisata dan  
Terwujudnya peningkatan kelestarian, pengembangan seni  berkarakter  
1.  Mewujudkan Masyarakat Kota Kediri yang  budaya dan jati diri bangsa Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas masyarakat dan peran kelembagan/organisasi kemasyarakatan untuk mengembangkan seni dan budaya 
Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang  lokal 
Maha Esa, Bermoral, Beretika, Beradab, dan  Melestarikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai tradisi yang positif dalam kehidupan bermasyarakat sebagai pembentuk karakter dan identitas 
Berbudaya Sesuai Nilai Luhur Pancasila bangsa yang terbuka dan berakar pada nilai-nilai budaya dan kearifan lokal
Meningkatkan kesetaraan gender, kesempatan berusaha bagi dan peningkatan kualitas hidup perempuan  
Terwujudnya peningkatan peran, kualitas hidup, perlindungan  
Meningkatkan tindakan pencegahan trafficking dan kekerasan serta pemenuhan hak-hak dan perlindungan terhadap perempuan dan anak. 
perempuan dan anak
Memperkuat kapasitas lembaga/organisasi perempuan dan kebijakan pembangunan yang responsif gender.
Meningkatkan prestasi kepemudaan dan olah raga melalui pembinaan  induk organisasi dan komite olah raga yang di arahkan pada peningkatan 
Meningkatnya prestasi kepemudaan dan pemasyarakatan olah  kualitas sumber daya manusia.
raga Meningkatkan budaya olah raga masyarakat melalui pembinaan induk organisasi olah raga masyarakat. 
Meningkatkan kualitas pemuda melalui pembinaan organisasi kepemudaan dan pelatihan ketrampilan pemuda pada berbagai bidang
Meningkatnya investasi pada sektor perdagangan dan jasa yang berskala nasional dan internasional.
Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah Mengembangkan kerjasama ekonomi antar daerah dalam rangka mewujudkan Kota Kediri sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW).
Meningkatkan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan sehingga pendapatan per kapita pada tahun 2025 mencapai peningkatan 
tiga kali lipat dibandingkan pembangunan daerah tahap I
Optimalisasi kemampuan dan ketrampilan Masyarakat kota dalam penguatan struktur perekonomian kota yang kokoh berlandaskan keunggulan 
kompetitif  berbasis sumberdaya lokal
Terwujudnya peningkatan unit-unit perekonomian masyarakat  Mendorong meningkatnya jumlah pelaku usaha, keragaman bentuk dan jenis usaha yang kompetitif dan berkualitas.
dan Pembangunan Ketenagakerjaan Mengembangkan kerjasama dengan dunia usaha dan  industri dalam rangka tenaga kerja dan penyediaan lapangan kerja 
Peningkatan produktifitas, kualitas tenaga kerja dengan pengembangan kompetensi berbasis potensi lokal dan global diimbangi dengan peningkatan 
perlindungan dan kesehjateraan pekerja.
Mendorong meningkatnya produktivitas produk-produk lokal yang berkualitas dan berdaya saing 
Meningkatnya daya saing komoditas perdagangan dan jasa di  Penguatan industri, perdagangan dan jasa untuk meningkatkan daya saing nasional serta mengembangkan jaringan pemasaran di dalam negeri dan 
skala nasional maupun internasional  luar negeri/ekspor
Pengembangan, Pembinaan, dan Pengendalian PK-5
Meningkatkan kualitas sarana prasarana penunjang pariwisata  baik dari segi infrastruktur, layanan wisata dan seni budaya yang  berdaya saing.
Terwujudnya pengembangan Sumber Daya Pariwisata yang 
Meningkatkan kualitas obyek-obyek wisata, penyediaan sarana prasarana dan penataan kawasan wisata .
unggul dan berdaya saing
Mengembangkan event promosi wisata dan seni budaya  baik di dalam negeri maupun luar negeri  serta meningkatkan citra industri pariwisata 
berbasis budaya lokal, seperti agrowisata, wisata industri, Pasar wisata, pariwisata pendidikan.
Pemantapan Ketersediaan Pangan serta Pemerataan distribusi pangan
 Terwujudnya Ketahanan Pangan
Pengendalian mutu  bahan pangan untuk meningkatkan keamanan dan kualitas pangan Masyarakat 
Mengembangkan klaster-klaster/sentra-sentra industri kecil dan menengah dan industri kreatif dengan peningkatan mutu dan inovasi produk.
2.  Mewujudkan Kota Kediri Sebagai Pusat  Terwujudnya penguatan Struktur Industri yang berdaya saing
Industri, Jasa, Perdagangan, dan Pariwisata  Mengembangkan teknologi tepat guna dalam peningkatan kualitas hasil produksi
yang Unggul dan Berdaya Saing Mengembangkan pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk
Penguatan Basis Ekonomi Kreatif untuk memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan
kerja, dan peningkatan daya saing.
Terwujudnya Pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang sehat 
Peningkatan kemitraan pemerintah daerah dan swasta  dalam pengembangan koperasi & UMKM. 
dan mandiri Meningkatkan kualitas infrastruktur dan jaringan pendukung bagi usaha mikro & kecil untuk berkontribusi terhadap
peningkatan pendapatan kelompok masyarakat berpendapatan rendah
Meningkatnya  kuantitas dan kualitas pelaku serta kelembagaan koperasi, dan UMKM 

Meningkatkan peran lembaga keuangan dan perbankan dalam pengembangan industri, perdagangan, dan jasa melalui penyediaan permodalan bagi 
Optimalnya Peran Lembaga Keuangan dan Perbankan  
koperasi dan UMKM

Meningkatkan kualitas pelayanan perijinan investasi berbasis teknologi informasi.
Menyediakan  informasi peluang usaha sektor/bidang usaha mencakup: lokasi, ketersediaan lahan, kesesuaian dengan tata ruang daerah, bentuk 
Terwujudnya Peningkatan Investasi di Kota Kediri
dukungan. pemerintah daerah, potensi pasar dan perkiraan investasi
Memantapkan infrastruktur dan sarana prasarana pendukung kegiatan investasi
MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan

Pengembangan struktur perekonomian yang berdaya saing berbasis agrobisnis.
Terwujudnya perekonomian yang berdaya saing berbasis 
Pembinaan dan penguatan perekonomian berbasis agrobisnis (pertanian, perikanan, perkebunan) yang mendukung ketahanan pangan 
agrobisnis
Mengembangkan pertanian melalui peningkatan produktivitas lahan dan menjaga kecukupan produksi hasil pertanian
Meningkatkan pemenuhan sarana sosial, pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 
Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dalam 
penanggulangan kemiskinan Meningkatkan partisipasi masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi serta berbagai elemen dalam upaya penanganan dan penanggulangan PMKS 
dan pengurangan penduduk miskin. 
Mewujudkan pendidikan yang berkualitas pada tiap jenjang pendidikan (formal / non-formal) bagi seluruh lapisan masyarakat.
Meningkatkan aksesibilitas pelayanan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu/miskin
Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan  Mendorong tumbuh dan berkembangnya perguruan tinggi untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat terhadap jenjang pendidikan yang lebih 
pendidikan yang berkualitas tinggi.  
Mendorong kerjasama dengan masyarakat, dunia usaha, dan industri dalam menciptakan peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan.
3.  Mewujudkan Kota Kediri Menjadi Pusat 
Meningkatkan proporsi pendidik yang memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi yang sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar.
Pendidikan yang Berkualitas
Meningkatnya Kualitas penyelenggaraan pendidikan Meningkatkan kualitas pendidikan menengah umum dan kejuruan guna menciptakan  lulusan peserta didik  sebagai tenaga kerja yang siap pakai.
Mewujudkan proses pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan sesuai dengan standar nasional dan internasional;
Meningkatankan kualitas sarana penunjang pendidikan, keterampilan dan keahlian (soft skill) melalui peran serta masyarakat dalam pembangunan 
Meningkatnya kecerdasan masyarakat melalui 
pendidikan mulai dari perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan
penyelenggaraan pendidikan non formal dan luar sekolah
Mengembangkan layanan pendidikan ramah anak dan ramah terhadap anak berkebutuhan khusus
Meningkatkan kwalitas sistem manajemen dokumen/arsip/inventarisasi penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pengelolaan aset daerah melalui 
penataan fungsi-fungsi kelembagaan pemerintahan agar dapat berfungsi secara lebih memadai, efektif, proporsional dan reponsif
Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan  Optimalisasi Aset-aset pemerintah daerah
pemerintahan yang baik (good govemance ), dan (clean  Meningkatkan kapasitas SDM aparatur agar lebih professional sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi 
goverment ) didukung oleh SDM masyarakat
aparatur yang berkualitas Menegakkan disiplin dan tingkat kinerja SDM aparatur menuju aparatur yang bersih dan bebas KKN
Fasilitasi penguatan pemerintah kelurahan
Mendorong percepatan pencapaian good governance melalui pengembangan produk hukum
Mengembangkan pemanfaatan teknologi informasi komunikasi dalam penyelenggaraan  pemerintahan (e-government) 
Terwujudnya pelayanan publik yang prima sesuai dengan 
penataan sistem administrasi kependudukan yang mengarah pada peningkatan pelayanan, kualitas data, dan informasi kependudukan
4.  Mewujudkan Tata Pemerintahan Kota Kediri  Standar Pelayanan Minimal serta berbasis  teknologi Informasi 
Meningkatan kinerja dan mutu pelayanan kepada publik dengan berpedoman pada standar pelayanan minimal berbasis TIK
yang Bersih, Baik, Berkeadilan, Demokratis, dan  Komunikasi (TIK) yang mantap.
Meningkatkan transparansi, partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu pelayanan melalui aksesibiltas dan penyebaran informasi
Berlandaskan Hukum
Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam tahapan pembangunan
Terwujudnya peningkatan efektifitas perencanaan,  Meningkatkan kualitas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah berbasis TIK
pelaksanaan dan pengendalian pembangunan.
Tersedianya jaringan teknologi informasi dan komunikasi tahapan pembangunan untuk memudahkan proses sosialisasi dan transparansi kebijakan
Terwujudnya Kemampuan dan kemandirian dalam pengelolaan  Optimalisasi penerimaan sumber-sumber keuangan daerah secara efektif dan efisien
keuangan daerah yang akuntable, transparan, efektif dan  Meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah melalui  penyempurnaan sistem dan prosedur serta Meningkatkan kualifikasi SDM pengelola 
efisien keuangan daerah
Peningkatan peran partisipasi seluruh lapisan masyarakat (terutama perempuan dan generasi muda) dalam pemilu, penguatan fungsi lembaga-
Terwujudnya pembangunan sosial-politik untuk menjamin  lembaga pemilu, partai politik, dan penguatan kelembagaan dan sikap politik masyarakat 
terselenggaranya tata pemerintahan yang demokratis
Mewujudkan tata pemerintahan yang demokratis melalui prluasan akses masyarakat terhadap kebijakan politik 

Melaksanakan upaya pengendalian ketentraman dan ketertiban yang dapat menjamin keamanan masyarakat
Meningkatnya stabilitas politik, keamanan dan ketertiban dalam 
kehidupan bermasyarakat Membangun hubungan sinergi antara pemerintah, aparatur penegak hukum, masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan sistem pengendalian 
5.  Mewujudkan Kota Kediri yang Aman, Tertib,  ketentraman, ketertiban dan keamanan masyarakat kota yang terpadu.
Tentram, Damai dan Bersatu. Pengendalian ancaman dan gangguan keamanan, tindak kejahatan, dan penyakit sosial, yang bersumber dari potensi lokal, nasional dan 
Terbinanya kehidupan Berbangsa, Bernegara dan  transnasional
Bermasyarakat dengan wawasan kebangsaan
Pemantapan wawasan kebangsaan pada masyarakat dalam rangka memperkokoh integrasi dan ketahanan ideologi berbangsa dan bernegara

Peningkatan, pembangunan, dan memantapkan jaringan jalan dan jembatan 
Terwujudnya system, sarana dan prasarana transportasi yang  Pengembangan jaringan jalan dan transportasi untuk menunjang kegiatan kawasan pendidikan,  industri, perdagangan dan jasa, pariwisata, dan 
terpadu  mobilitas umum.
Pemeliharaan, peningkatan, pembangunan sarana prasarana transportasi darat yang terintegrasi dan terpadu antarmoda dan intermoda untuk 
mendukung pemanfaatan ruang optimal dan kemudahan mobilitas antar wilayah perkotaan.
Mengembangkan perumahan dan pemukiman yang berkualitas bagi masyarakat 
Terwujudnya Pengembangan dan Perumahan yang berkualitas 
MISI SASARAN POKOK Arah Kebijakan Pembangunan
Terwujudnya Pengembangan dan Perumahan yang berkualitas 
dan layak huni Menoptimalkan persebaran pemukiman yang berkualitas secara proporsional
Penyediaan sarana prasarana dasar lingkungan permukiman yang efesien dan berkelanjutan
Pembangunan kawasan strategis  kota diprioritaskan 
6.  Mewujudkan Sarana dan Prasarana Umum, 
Ruang Publik yang Berkualitas, Berkeadilan dan  Terwujudnya Pengembangan Wilayah demi percepatan  Optimalisai Pengembangan prasarana wilayah penopang kawasan strategis dan kawasan investasi produktif 
Berwawasan Lingkungan pembangunan struktur dan pola ruang wilayah  Pembangunan kawasan industri, perdagangan,  jasa, pendidikan dan pariwisata
Pemantapan kawasan lindung dan pengembangan kawasan budidaya demi mwujudkan lingkungan yang mendukung pembangunan berkelanjutan
Meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumber daya air untuk melestarikan kuantitas air dan memelihara kualitas air dengan tetap 
memperhatikan kelestarian lingkungan dan fungsi lindung kawasan.
Terlaksananya Pengelolaan Sumber Daya Air Mendayagunaan (pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan) sarana dan prasarana jaringan sumber daya air baku untuk pemenuhan 
kebutuhan air bersih (irigasi, domestik dan industri)
Penataan kelembagaan, keterpaduan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air.
Penanganan sistem persampahan secara terpadu yang didukung oleh sarana prasarana, teknologi   pengolahan sampah berbasis ekologi dan 
Terwujudnya system sanitasi dan pengelolaan sampah kota  partisipasi seluruh lapisan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.
yang terpadu Mengembangkan, memelihara dan mengelola sistem jaringan drainase kota dan sistem sanitasi  serta saluran pembuangan dan saluran primer dan 
skunder 
Pengawasan dan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan yang dapat menurunkan kualitas SDA (termasuk tanah, air, lahan, udara, 
Terwujudnya Pengelolaan Sumber daya alam yang efisien,  dan sampah)
ramah lingkungan dan berkelanjutan

Perencanaan tata ruang wilayah dan kawasan strategis
Sinkronisasi pemanfaatan ruang spasial dan sektoral

Terwujudnya penataan ruang kota yang optimal Optimalisasi penataan ruang untuk mendukung Kota Kediri sebagai pusat  kegiatan wilayah yang berdaya saing.

Mengendalikan pemanfaatan ruang terkait penentuan kebijakan peraturan zonasi, penetapan insentif-disinsentif, perizinan dan pengenaan sanksi

Meningkatkan dan menjaga ketersediaan fasilitas umum, sarana dan prasarana kota secara kuantitas dan kualitas 

7.  Mewujudkan Kota Kediri Yang Sehat, Indah,  Penataan kelembagaan kebencanaan dan sistem penanggulangan bencana yang komprehensif.
Nyaman, dan Ramah Lingkungan Meningkatkan kesiapan pemerintah dan masyarakat dalam pengendalian kawasan rawan bencana alam atau buatan untuk mengurangi resiko 
Terlaksananya pencegahan dan penanganan bencana bencana.
Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana serta pola antisipasi dan penanganan bencana untuk mengurangi resiko bencana.
Mengembangan jalur dan ruang evakuasi bencana.
Pemerataan dan pemenuhan pendistribusian energy alternatif yang ramah Iingkungan.
Meningkatnya Pemanfaatan energy yang ramah lingkungan
Penciptaan sumber energy terbarukan yang ramah lingkungan.
Meningkatnya Kualitas Kawasan Lindung dan Ruang terbuka  Optimalisasi penataan dan pengembangan RTH Publik dan Privat.
Hijau Pemantapan kualitas kawasan lindung dan konservasi lahan
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan dengan peran aktif masyarakat berperilaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidup kesehatan 
ibu, bayi, keluarga berencana (KB) dan masyarakat
Terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi  Meningkatkan pemerataan kualitas dan aksesibilitas sarana prasarana kesehatan dengan didukung sumber daya manusia (SDM) yang hanndal dan 
seluruh lapisan masyarakat berkualitas
Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan berkualitas kepada seluruh masyarakat kualitas  terutama kepada masyarakat kurang mampu

Anda mungkin juga menyukai