Anda di halaman 1dari 101

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN DOSEN PEMULA

REKAYASA PERFORMANSI POMPA SENTRIFUGAL


UNTUK MENURUNKAN HEAD LOSS

TIM PENGUSUL

Ketua : EDI WIDODO, ST, MT

NIDN : 0704068004

Anggota : Indah Sulistyowati, ST, MT

NIDN : 0704027405

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO


NOVEMBER 2016
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 431/Teknik Mesin (dan ilmu permesinan lain)

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN DOSEN PEMULA

REKAYASA PERFORMANSI POMPA SENTRIFUGAL


UNTUK MENURUNKAN HEAD LOSS

TIM PENGUSUL

Ketua : EDI WIDODO, ST, MT

NIDN : 0704068004

Anggota : Indah Sulistyowati, ST, MT

NIDN : 0704027405

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO


NOVEMBER 2016
Ringkasan

Kebutuhan pompa sangat luas dalam dunia industry dan rumah tangga. Dengan
banyak jenis pompa yang beredar di pasaran penggunaa pompa disesuaikan dengan
kebutuhan. Dengan luasnya penggunaan pompa dibutuhkan uji untuk mengetahui
performa dari pompa. Pompa sentrifugal salah satu jenis pompa yang paling banyak
dipakai dalam rumah tangga. Pompa sentrifugal merupakan salah satu jenis pompa
pemindah fluida, dengan prinsip kerja mengubah energi kinetic (kecepatan ) cairan
menjadi energy potensial (dinamis)melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.
Pada umumnya pompa dinilai memiliki kualitas yang bagus jika dinilai memiliki daya
dorong yang kuat. Dalam istilah yang lebih umum disebut sebagai head pompa. Semakin
tinggi head maka semakin baik kualitas dari pompa. Masyarakat awam menilai pompa
yang baik jika memiliki daya hisap yang dalam dan memliki daya angkat/dorong yang
tinggi.
Melihat dari penilaian yang umum dipahami oleh masyarakat, diperlukan
penemuan untuk menaikkan daya angkat pompa dan kekuatan isapnya. Penurunan daya
angkat pada pompa sering disebut head looss. Arti fisik dari head loss adalah kehilangan
energi mekanik persatuan massa fluida. Satuan head loss adalah satuan panjang yang
setara dengan satu satuan energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu satuan massa
fluida setinggi satu satuan panjang yang bersesuaian. Perhitungan head loss didasarkan
pada hasil percobaan dan analisa dimensi. Head loss terjadi dengan adanya belokan pada
pipa. Dengan semakin banyak belokan maka head loss yang terjadi semakin besar.
Untuk mendapatkan performa yang baik dari pompa diperlukan rekayasa dalam
mengurangi besar head loss pada pompa sehingga didapat daya dorong yang kuat.
Kata kunci : head loss, pompa sentrifugal
PRAKATA
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta
Alam, atas limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga penelitian Dosen Muda ini bisa
diselesaikan dengan baik sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Shalawat salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Akhir Zaman Muhammad saw, semoga umatnya
senantiasa istiqamah dalam meniti jalan yang telah dicontohkan oleh Nabi saw.

Berbagai rintangan, kendala dan kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan


penelitian ini, telah terlewati. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Direktorat
Perguruan Tinggi (DIKTI) yang telah membiayai penelitian ini, menyediakan segala fasilitas
dan kemudahan, sehingga peneliti merasa sangat terbantu dalam menyelesaikan penelitian.
Sistem informasi yang disediakan telah sangat membantu dalam memudahkan segala proses
yang harus dilewati. Ucapan terima kasih juga kami haturkan kepada Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo, dimana peneliti bernaung, yang telah memberikan dukungan dan
fasiliitas penunjang bagi para peneliti. Serta ucapan terimakasih kami sampaikan kepada para
senior, teman sejawat, industri/stake holder , mahasiswa serta semua elemen yang turut
memberikan sokongan dan bantuan kepada peneliti baik moril maupun materiil.

Sebagai peneliti yang telah berusaha sekuat tenaga dalam menyelesaiakan tugas ini
dengan sebaik-baiknya, kami menyadari sebagai manusia yang tidak lepas dari kekeliruan,
kami selaku peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan kegiatan
penelitian di masa yang akan datang. Demikian penelitian ini kami susun, sebagai tugas yang
harus kami tunaikan. Harapan besar, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk
kegiatan keilmuan, penambahan referensi untuk penelitian berikutnya,baik mahasiswa, dosen
, peneliti, dan semua yang bisa mengambil manfaat dari penelitian ini.

Sidoarjo, 30 Nopember 2016

Hormat kami

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

RINGKASAN

PRAKATA

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I

1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1


1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitan ......................................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Cara Kerja Pompa Sentrifugal .................................................................... 3


2.2. Debit Aliran ............................................................................................. 4
2.3. Diameter Pipa ............................................................................................. 4
2.4. Friction Loss Pipe ....................................................................................... 4
2.5. Head Pompa ............................................................................................. 5
2.6. Net Positive Suction Head Available (NPSHA) ......................................... 6
2.7. Daya Pompa ............................................................................................. 6
2.8. Kecepatan Spesifik...................................................................................... 7
2.9. Putaran Pompa ............................................................................................ 7
2.10. Head Loss ............................................................................................. 7

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan ......................................................................................................... 8


3.2. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Metode Penelitian ....................................................................................... 10


4.2. Waktu Dan Tempat Penelitian .................................................................... 10
4.3. Alat Dan Bahan Penelitian .......................................................................... 10
4.4. Perancangan Dan Pembuatan Alat Simulasi Pengujian Pompa .................. 11
4.5. Variabel Penelitian ...................................................................................... 11
4.6. Prosedur Pengujian ..................................................................................... 12
4.6.1. Penyusunan Alat Penelitian ........................................................................ 12
4.6.2. Tahapan Penelitian ...................................................................................... 12
4.6.3. Pengambilan Data ....................................................................................... 13
4.6.4. Pengolahan Data ......................................................................................... 14
4.7. Diagram Alir Penelitian .............................................................................. 15
4.8. Peta Konsep Penelitian ............................................................................... 16
4.9. Jadwal Penelitian ........................................................................................ 17

BAB V HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

5.1. Perhitungan pressure drop........................................................................... 19


5.2. Pengaruh kavitasi terhadap kinerja pompa ................................................. 21
5.3. Penurunan Head pompa .............................................................................. 23
5.4. Penambahan tube bundle dalam instalasi ................................................... 24
5.5. Analisa penambahan tube bundle terhadap head loss ................................. 25
5.6. Perbandingan pengaruh kecepatan terhadap pemasangan tube bundle pada aliran
fluida ............................................................................................. 27
5.7. Tekanan fluida dengan pemasangan tube bundle ....................................... 28

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ............................................................................................. 34


6.2. Saran ............................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Nilai C Untuk Konstanta Hazen William .............................................. 5

Tabel 4.1. Jadwal penelitian.................................................................................... 17

Tabel 5.1. Suhu titik didih air ................................................................................. 21


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pompa Sentrifugal .............................................................................. 3

Gambar 4.1 Skema Desain Penelitian Pompa......................................................... 11

Gambar 4.2 Diagram Alir Penelitian ...................................................................... 15

Gambar 4.3 Diagram Peta Konsep Penelitian......................................................... 16

Gambar 5.1. Tube Bundle ....................................................................................... 25

Gambar 5.2. Grafik tekanan dan kecepatan fluida dengan penambahan tube
bundle 0.25 inchi pada pipa 1.5 inchi ................................................ 26

Gambar 5.3. Pengaruh perbandingan kecepatan terhadap head losses dengan pemasangan
tube bundle 0.25 inchi ....................................................................... 28

Gambar 5.4. Grafik tekanan fluida dengan tube bundle 0,5 inchi pada pipa 1,5 inchi 29

Gambar 5.5. Grafik tekanan fluida dengan tube bundle 0,25 inchi pada pipa 1,5 inchi 29

Gambar 5.6. Grafik perbandingan tekanan fluida dengan tube bundle 0,25 inchi dan 0,5 inchi
pada pipa 1,5 inchi ............................................................................. 30

Gambar 5.7. Grafik perbandingan tekanan fluida dengan tube bundle 0,5 inchi pada pipa 2
inchi yang dipasang sebelum, sesudah dan tanpa tube bundle .......... 31

Gambar 5.8 Grafik perbandingan tekanan fluida dengan tube bundle 0,25 inchi pada pipa 2
inchi yang dipasang sebelum, sesudah dan tanpa tube bundle .......... 31

Gambar 5.9. Grafik perbandingan tekanan fluida dengan tube bundle 0,25 inchi dan 0,5 inchi
pada pipa 2 inchi yang dipasang sebelum belokan ............................ 30

Gambar 5.10. Grafik perbandingan tekanan fluida dengan tube bundle 0,25 inchi dan 0,5
inchi pada pipa 2 inchi ....................................................................... 30
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran instrumen

1. Instalasi pompa
2. Pengolahan data

Lampiran pelaksana Penelitian

1. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas


2. Biodata ketua peneliti
3. Biodata peneliti anggota
4. Surat pernyataan ketua peneliti

Lampiran Artikel ilmiah / prosiding seminar nasional teknologi terapan (SNTT 4)


Purwokerto

Lampiran buku ajar


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pompa air, sebagai alat transportasi fluida cair, merupakan alat yang umum dipakai
dalam kehiupan sehari-hari. Manfaatnya dalam membantu menyelesaikan pemindahan
air/fluida cair menjadikan pompa air umum dipakai dalam industri dan rumah tangga. Pompa
sentrifugal memiliki struktur yang sederhana dan serbaguna. Dengan perkembangan
teknologi mesin kecepatan putaran tinggi mendorong pompa sentrifugal menjadi lebih efisien
dibandingkan era sebelum ditemukannya mesin penggerak putaran tinggi.
Pemanfaatan pompa sangat luas dalam menunjang proses-proses produksi mulai dari
industri besar sampai tingkat rumahan.Jenis pompa yang beredar di pasaran memiliki varian
yang beragam, penggunaan pompa pun disesuaikan dengan kebutuhan. Bahkan bisa
dikatakan kehadiran pompa tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan industri. Dengan
luasnya penggunaan pompa dibutuhkan uji untuk mengetahui performa dari pompa. Pompa
sentrifugal salah satu jenis pompa yang paling banyak dipakai dalam rumah tangga. Pompa
sentrifugal merupakan salah satu jenis pompa pemindah fluida, dengan prinsip kerja
mengubah energi kinetik (kecepatan ) cairan menjadi energy potensial (dinamis) melalui
suatu impeller yang berputar dalam casing. Pada umumnya pompa dinilai memiliki kualitas
yang bagus jika memiliki daya dorong yang kuat dan daya hisap yang dalam. Dalam istilah
yang lebih umum daya dorong pompa disebut sebagai head pompa. Semakin tinggi head
menunjukkan t ingginya daya yang dihasilkan pompa.
Melihat dari penilaian yang umum dipahami oleh masyarakat, diperlukan rekayasa
untuk menaikkan daya angkat pompa dan kekuatan isapnya. Penurunan daya angkat pada
pompa sering disebut head looss. Arti fisik dari head loss adalah kehilangan energi mekanik
persatuan massa fluida. Satuan head loss adalah satuan panjang yang setara dengan satu
satuan energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu satuan massa fluida setinggi satu
satuan panjang yang bersesuaian. Perhitungan head loss didasarkan pada hasil percobaan dan
analisa dimensi. Head loss terjadi dengan adanya belokan pada pipa. Dengan semakin banyak
belokan maka head loss yang terjadi semakin besar. (pratikto, 2010).
Untuk mendapatkan performa yang baik dari pompa diperlukan rekayasa dalam
mengurangi besar head loss pada pompa sehingga didapat daya dorong yang kuat.

1
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang suatu alat uji performansi pompa yang dapat memberikan out put
akurat dari daya yang dihasilkan
2. Bagaimana merancang instalasi yang memiliki efisiensi tinggi, untuk menekan adanya
head loss pada pompa.

1.3. Tujuan penelitian


a. Mendapatkan rancangan alat uji performansi yang akurat dalam menentukan
performansi dari pompa
b. Mendapatkan metode baru yang lebih efektif dalam mengadakan pengujian performa
pompa
c. Mendapatkan model instalasi yang baik dalam menurunkan terjadinya head loss pada
pompa.

1.4. Manfaat
a. Penelitian ini dapat menghasilkan alat uji baru untuk mendapatkan data-data dari
performansi pompa. Pompa sentrifugal banyak dipakai sebagai alat vital dalam proses
produksi. Performansi tinggi dibutuhkan dalam menaikkan produktivitas dan
mengurangi kerugian. Head loss pompa akan menimbulkan kerugian yang besar jika
tidak diatasi.
b. Penelitian ini dapat melahirkan desain instalasi pompa yang baik dalam meningkatkan
efisiensi dengan menurunkan head loss pada pompa. Dengan desain instalasi yang
baik akan dapat digunakan untuk analisis head pada pompa jenis lain maupun dengan
penambahan alat penurun head loss yang lebih efektif.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pompa sentrifugal adalah sebuah jenis pompa yang popular digunakan dalam dunia
industri. Pompa ini termasuk dalam jenis pompa kerja dinamis atau non positive
displacement. Pompa sentrifugal sendiri memiliki prinsip kerja yang mengubah energy
kinetis yang berawal dari kecepatan aliran sebuah fluida menjadi energi potensial atau energy
dinamis. Fluida tersebut mengalir melalui impeller yang berputar di dalam casing pompa.
Sifat dari hidrolis pompa ini adalah memindahkan energi yang terdapat pada daun (baling-
baling) pompa dengan memakai dasar pengubahan arah aliran atau yang juga disebut dengan
fluid diynamics. Kapasitas yang dihasilkan oleh pompa sentrifugal selalu sebanding dengan
putaran. Total head atau tekanan yang dihasilkan oleh pompa sentrifugal akan sebanding
dengan pangkat dua dari kecepatan putaran. Pompa sentrifugal ini dikenal akan bentuknya
yang sederhana, tidak memakan banyak tempat, ringan, serta tidak menghabiskan banyak
biaya untuk instalasi dan perawatan.

Gambar 2.1 Pompa Sentrifugal

2.1. Cara Kerja Pompa Sentrifugal


Cara kerja pompa sentrifugal adalah sebagai berikut : cairan masuk ke impeller dengan
arah aksial melalui mata impeller (impeller eye) dan bergerak ke arah radial diantara sudu-
sudu impeller (impeller vanes) hingga cairan tersebut keluar dari diameter luar impeller, zat
cair mengalir dari tengah impeller keluar melalui saluran diantara sudu dan meninggalkan
impeller dengan kecepatan tinggi. Kemudian mengalir melalui saluran yang penampangnya
semakin besar, sehingga terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Maka
zat cair yang keluar dari flens pompa head totalnya menjadi besar. Penghisapan terjadi karena
setelah zat cair yang dilemparkan impeller, ruang diantara sudu-sudu menjadi vakum
sehingga zat cair akan terhisap masuk .

3
2.2. Debit Aliran
Debit pompa menunjukan kapasitas fluida yang mampu dialirkan pompa dalam satu
satua waktu. Untuk menentukan debit yang dihasilkan oleh pompa dilakukan secara analitis.
Panjang dan diameter pipa akan mempengaruhi kinerja pompa sehingga di butuhkan desain
instalasi yang dapat memberikan data antara variasi-variasi yang diberikan. Untuk
mengetahui karakteristik kenaikan dan penurunan head dilakukan dengan memberikan orifice
pada pipa. Disamping itu dibutuhkan penambahan belokan-belokan guna mengukur pengaruh
perubahan head yang terjadi. Panjang dan diameter pipa juga akan mempengaruhi kinerja
pompa sehingga perlu diberikan variasi panjang dan diameter pompa untuk mengukur
tekanan pompa. Perhitungan yang dilakukan meliputi perhitungan friction loss pipa , friction
loss fitting dan NPSHA pompa.
Pengukuran debit dengan persamaan

A=

Dimana :
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
Q = kapasitas m3/jam atau liter/menit
A = luas penampang (m2)

2.3. Diameter pipa


Diameter pipa dihitung dengan menggunakan persamaan :

Dimana
Di = diameter dalam pipa (mm atau inh)
Q = kapasitas/debit aliran m3 /jam atau liter/menit]
(ρ) = berat jenis fluida (kg3/m3)

2.4. Friction Loss pipa


Friction loss pipa terjadi karena gesekan air didalam permukaan pipa dan belokan,
sehingga menimbulkan gaya gesek. Friction loss merupakan hambatan aliran, yang akan
mengurangi tekanan pompa. Jenis material penyusun pipa , kekasaran permukaan pipa yang
dilewati aliran air, diameter pipa, banyaknya belokan dan panjang pipa akan mempengaruhi

4
besarnya friction loss. Dengan menggunakan metode Hazen Willian , persamaan friction loss
adalah sebagai berikut :
Hf = Hl . Lpipa

Hf pipa = friction loss pipa m


Lpipa = panjang pipa (m)
HL =head loss pipa (m/100)
D =diameter dalam pipa (mm)
C = constanta Hazen William
Berikut adalah table nilai C menurut konstanta Hazen Wiliiam(3)
Table 2.1.Nilai C untuk konstanta Hazen William

Hazen-Williams
Material Coefficient
-c-

Glass 130

Lead 130 - 140


Metal Pipes - Very to extremely
130 - 140
smooth
Plastic 130 - 150

Polyethylene, PE, PEH 140

Polyvinyl chloride, PVC, CPVC 150

Smooth Pipes 140

Tin 130

Vitrified Clay 110


Sumber : Hazen-Williams Coefficients, 2012

2.5. Head Pompa

Head pompa adalah sebuah satuan linier vertikal untuk menunjukkan ketinggian
maksimum sebuah pompa spesifik saat memompa fluida menuju outletnya. Head pompa
menunjukkan kemampuan tekanan maksimum kinerja pompa, sehingga pompa tersebut

5
mampu mengalirkan air/fluida dari satu tempat ke tempat lainya. (1) Beberapa parameter
yang diperlukan untuk menentukan total head pompa, diantaranya yaitu friction loss pipa,
friction loss fitting, pressure drop peralatan (kolom-kolom) dan geodetic head.untuk
menghitung total head pompa dipergunakan persamaan sebagai berikut :
H total = HFpipa + HFitting + Hsf + Hg
Dimana :
Hfpipa = friction loss pipa
Hfitting= friction loss pipa
Hsf = safety factor head
Hg = geodetic head

2.6. Net Positive Suction Head Available (NPSHA)


NPSHA adalah tekanan maksimum pada sisi hisap yang bernilai positif yang ditentukan
dengan cara perhitungan sebagai berikut:
NPSHA = Hb – (Hf + Hv + Hsf + Hs)
Dimana :
Hb = barometric head
Hf = friction loss pipa
Hv = vapour head dari data table
Hsf = safety factor head
Hs = suction head

2.7. Daya Pompa


Daya pompa menunjukkan kemampuan poma;a dalam mengalirkan fluida. Yang
dirumuskan:
P = ϒ .Q.H
Dimana :
ϒ = berat jenis oli persatuan volume
Q = kapasitas
H = head pompa
P = daya pompa

6
2.8. Kecepatan spesifik
Kecepatan spesifik adalah kecepatan dalam putaran permenit pada kondisi di mana
suatu impeller akan beroperasi apabila secara proporsional ukurannyadiperkecil agar dapat
memberikan kapasitas 1 m3 /s dan head 1 m
Harga kecepatan spesifik :

Ns =

Dimana:
Ns = kecepatan spesifik
H = head total pompa
N = putaran
Q = kapasitas aliran
Berdasarkan kecepatan spesifik impeller dapat dibagi atas empat yaitu: radial, prancis,
aliran campur dan propeller.

2.9. Putaran pompa


Putaran pompa didapat dengan menghubungkan poros impeller dengan poros motor
listrik sebagai penggerak. Besarnya putaran ditentukan oleh berapa input daya putaran motor
listrik.

2.10. Head Loss


Head loss dibedakan menjadi dua macam, yaitu major loss dan minor loss (2) Belokan
pipa menyebabkan hilangnya energi pada aliran yang cukup besar, hal ini dikarenakan pada
belokan terjadi pemisahan alirandan turbulensi. Kerugian pada belokan semakin meningkat
dengan bertambah besarnya sudut belokan. Sudut belokan adalah sudut antara saluran arah
masuk aliran terhadap negatif saluran arah keluar aliran. Losses yang terjadi pada belokan
disebabkan oleh adanya aliran sekunder (twin eddy/pusaran ganda). Ketika fluida bergerak
pada belokan pipa, muncul gaya sentrifugal yang bekerja pada partikel-partikel fluida. Gaya
sentrifugal yang terjadi sebanding dengan kuadrat kecepatan fluida. Karena kecepatan fluida
yang tidak seragam, semakin besar mendekati pusat dan semakin mengecil mendekati
dinding, maka gaya sentrifugal yang bekerja pada tengah arus jauh lebih besar daripada gaya
sentrifugal pada lapisan batas. Akibatnya muncul vortex atau swirl yang menyebabkan rotasi
fluida dan menghasilkan aliran sekunder.

7
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan
Penelitian ini bertujuan
a. Mendapatkan rancangan alat uji performansi yang akurat dalam menentukan
performansi dari pompa
b. Mendapatkan metode baru yang lebih efektif dalam mengadakan pengujian performa
pompa
c. Mendapatkan model instalasi yang baik dalam menurunkan terjadinya head loss pada
pompa.
Tujuan secara detail teknis penelitian yang dilakukan:
A. Pemilihan Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugal merupakan pompa yang banyak dipakai dalam industri baik
kecil, sedang dan menengah. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan metode
untuk menaikkan performa dengan menurunkan head loss / kerugian pompa.

B. Pemilihan desain instalasi pompa


Desain instalasi pompa dipilih dengan variasi pompa tunggal, pompa bersusun
seri dan pompa bersusun paralel.
Pompa tunggal untuk mendapatkan data head loss pompa tunggal, dengan
penambahan instalasi tube bundle untuk mendapat nilai pengurangan head loss.
Pompa seri, digunakan untuk mendapat data head loss dari susunan seri.
Perbedaan nilai susunan ini untuk mendapat signifikasi head loss yang dapat
dikurangi dengan tube bundle
Pompa paralel, digunakan untuk mendapatkan pengurangan head loss,
membandingkan dengan hasil pengurangan pada instalasi seri dan pompa
tunggal.

C. Tube bundle
Tube bundle digunakan untuk menurunkan head loss aliran fluida di dalam pipa.
mekanisme kerja alat ini adalah dengan membuat aliran fluida menjadi lebih
stabil dan menjadikan aliran turbulen menjadi laminer.

8
Pipa uji untuk tube bundle berukuran 0,25 inchi, dan 0,5 inchi
D. Variasi pipa
Pipa untuk aliran fluida yang digunakan berukuran 1,5 inchi, dan 2 inchi. Variasi
pipa bertujuan untuk mendapatkan dua tipe tube bundle yang sesuai untuk
mengurangi tube bundle.

3.2. Manfaat penelitian


Penelitian ini bermanfaat menghasilkan metode yang efektif untuk mengurangi head loss.
a. Penelitian ini dapat menghasilkan formula baru/ alat uji baru untuk mendapatkan
data-data dari performansi pompa.
b. Penelitian ini dapat melahirkan desain instalasi pompa yang baik dalam
meningkatkan efisiensi dengan menurunkan head loss pada pompa.

9
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yaitu metode
yang digunakan untuk menentukan instalasi yang optimal dalam menurunkan head loss
pompa.
4.2. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di dalam laboratorium Fluida Program Studi Teknik mesin
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Dengan jadwal penelitian sebagaimana dalam bab IV :
4.3. Alat dan bahan penelitian
a. Pompa air
Spesifikasi yang diperlukan:
Type : 2 x centrifugal pump
Rotational speed : 2500 rpm
Max. volumetric flow : 40 l/min
Max. delivery head : 40 m
Delivery medium : Clean water
Power supply : 230V ~ /50Hz
Daya : 200 W
b. Manometer :
Intake side pump 1 : 1 to 1,5 bar
Delivery side pump 1 : 0 - 6 bar
Intake side pump 2 : -1 - 5 bar
Delivery side pump 2 : 0 - 6 bar
Outflow side : 0 - 10 bar
c. Pipe connections Ø20 and Ø32 mm
d. Pipa PVC : 1 inch
e. Valve
f. Flow meter
g. Stopwatch
h. Tandon air
i. Fluida : air
j. Belokan pipa ( fitting)

10
4.4. Perancangan Dan Pembuatan Alat Simulasi Pengujian Pompa

1. Reservoir 11. Panel Kontrolpompasentrifugal


2. Emergency overflow 12. Salurankeluar
3. Saliranpengisi reservoir 13. Manometer IsapPompa 1
4. Katup 1 14. Manometer keluarPompa 1
5. Katup 2 15. Manometer IsapPompa 2
6. Katup 3 16. Manometer KeluarPompa 2
7. Katup 4 17. Manometer keluar
8. Katup 5 18. Dudukan body
9. PompaSentrifugal 1 19. Pipapembuangan
10. PompaSentrifugal 2
Gambar 4.1. Skema Desain Penelitian Pompa

4.5. Variabel Penelitian


a. Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang ketentuan nilainya bisa divariasi dan jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan variasi kecepatan dengan cara
mengatur bukaan katup.
2. Variasi diameter alatuji yang digunakan adalah pipa diameter 1,5 inch dan 2 inch

11
3. Pengujiandilakukansebanyak 5 kali
4. Pengujian head loss pada belokan 180 0 dengan tanpa pipa uji
5. Pengujian head loss padabelokan 180 0 denganmenggunakanpipauji
6. Pengujian head loss padabelokan 180 0menggunakanpipauji diameter 0,25 inch
7. Pengujianhead losses padabelokan 180 0denganmenggunakanpipaujiyang
berdiameter 0,5 inchisebelumbelokan
8. Pengujianhead losses padabelokan 180 0denganmenggunakanpipaujiyang
berdiameter 0,5 inchisetelahbelokan

b. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang nilainya tergantung pada variabel bebas.
Variabel terikat pengujian head loss pada belokan pipa 1800 sebagai berikut:
1. Nilai head loss (hm)
2. Nilai kecepatan fluida (v)
3. Nilai kecepatan air (Q)
4. Nilai tekanan fluida (P)

4.6. Prosedur pengujian


4.6.1. Penyusunan alat penelitian
Alat-alat penelitian yang telah disediakan disusun sebagai berikut:
a. Pompa air dipasang sesuai dengan denah rencana .
b. Mempersiapkan manometer yang akan dipergunakan untuk mengukur tekanan yang
terjadi pada aliran fluida.
c. Mempersiapkanflow meter danmemasangnyasesuaidenganketentuan yang
telahditetapkan.
d. Mempersiapkan pipa 1,5 inchi dan 2 inchi serta merangkainya sesuai skema alat uji
penelitian.
e. Mempersiapkan air yang digunakan sebagai fluida penelitian

4.6.2. Tahapan penelitian


Penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
a. Pengujian head losses pada belokan pipa 1800tanpa pipa uji Pada pengujian ini tahapan
yang dilakukan adalah sebagai berikut
1. Tahap Persiapan Pengambilan Data

12
Persiapan meliputi uji kelayakan dan uji teknis dari setiap alat yang akan
digunakan. Meliputi uji ketepatan instalasi dengan desain rancangan penelitian,
dan visibilitas peralatan
2. Tahap pengambilan data
Untuk Pengambilan data dilakukan pengaturan kesamaankecepatan aliran input
dan out put, menghitung kecepatan fluida, mencatat kecepatan aliran air dan
mencatat tekanan input dan output.
b. Pengujian head losses pada belokan pipa 180o dengan pipa uji ukuran 0,25 inchi
1. Tahap persiapan dan pengambilan data
Menyiapkan belokan pipa 1800yang dipasang menggunakan pipa ujidengan
ukuran 0,25 inchi kemudian dilakukan percobaan atau pengecekan terlebih alat
uji.
2. Tahap pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan mengkondisikan alat uji sesuai dengan
kondisi tahap pengambilan data sebelumnya.
c. Pengujian head loss pada belokan pipa 1800dengan pipa uji ukuran 0,5 inch
1. Tahap persiapan pengambilan data
Pipa 1800dipasang menggunakan pipa uji dengan ukuran 0,25 inch
2. Tahap Pengambilan data
Setelah semua peralatan tersusun dan siap dioperasikan dilakukan pengambilan
data
4.6.3. Pengambilan data
Pengambilan data head loss dilakukan sebagai berikut:
a. Pengambilan data untuk belokan pipa 1800ukuran pipa 1,5 inch
1. Tanpa pipa uji
2. Menggunakan pipa uji 0,25 inch dipasang sebelum belokan pipa
3. Menggunakan pipa uji 0,25 inch dipasang setelah belokan pipa
4. Menggunakan pipa uji 0,5 inch dipasang sebelum belokan pipa
5. Menggunakan pipa uji 0,5 inch dipasang setelah belokan pipa
b. Pengambilan data untuk belokan pipa 1800 ukuran pipa 2 inch
1. Tanpa pipa uji
2. Menggunakan pipa uji 0,25 inch dipasang sebelum belokan pipa
3. Menggunakan pipa uji 0,25 inch dipasang setelah belokan pipa
4. Menggunakan pipa uji 0,5 inch dipasang sebelum belokan pipa
5. Menggunakan pipa uji 0,5 inch dipasang setelah belokan pipa

13
4.6.4. Pengolahan data
Pengujian dilakukan untuk memperoleh nilai debit, ketinggian (h1, h2, h3, h4, dan
h5) pada manometer. Dari data pengujian dipergunakan untuk menghitung tekanan (P),
kecepatan (v) dan head losses (hm).
Setelah diperoleh hasildari perhitungan tersebutakan dibandingkan dengan
menggunakan grafik nilai tekanan, kecepatan, dan head losses tanpa pemakaian pipa uji,
pemakaian pipa uji 0,25 inchi, dan peamakaian pipa uji 0,5 inchi yang dipasang sebelum
maupun setelah belokan 1800

14
4.7. Diagram alir penelitian

Mulai

Studi literatur Pengumpulan data


informasi

Pembuatan alat uji


pengujian

Head loss Head loss dengan Head loss dengan


tanpa pipa uji pipa uji 0,25 inch pipa uji 0,5 inch

Pengolahan dan
analisis data

Tidak
Penurunan
Head loss

Ya
Perhitungan
efisiensi

Selesai

Gambar 4.2. Diagram Alir Penelitian

15
4.8. Peta Konsep Penelitian

Gambar 4.3. Diagram Peta Konsep Penelitian

16
4.9. Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanaka dilaksanakan mulai bulan Juni 2015 dengan jadwal sebagai
berikut:

Tabel 4.1. Jadwal penelitian

BULAN KET
No Uraian Kegiatan
I II III IV V VI
1 Studi literatur
Target : mendapatkan referesi-
referensi yang berkaitan dengan
pompa, head loss dll : jurnal ,
artikel ilmiah, buku referensi, dll
Pic. : Ketua peneliti dan anggota
peneliti

2 Penyusunan daftar pustaka


Target : susunan tinjauan pustaka
dengan topik-topik yang relevan
(efisiensi pompa, head, losses)
yang mendukung penelitian , dan
mendapatkan update terbaru dalam
penelitian yang berhubungan
dengan pompa, efisiensi dan
losses-nya.
Pic. : ketua peneliti dan anggota
3 Pembuatan alat uji
Target: alat uji untuk pengujian
head pompa, sesuai dengan desain
yang telah direncanakan disertai
dengan evaluasi untuk
meningkatkan kualitas pengujian
Pic. : ketua peneliti dan anggota
4 Pengujian laboratorium dan
pengambilan data
Target: data-data efisiensi pompa,
data head loss, daya yang
dihasilkan, sesuai dengan
rancangan penelitian
Pic. : ketua peneliti dan anggota
5 Pengolahan data dan analisa
Target: data-data hasil pengujian
diolah dan dianalisa untuk dapat
mengambil hasil dari penelitian,
mendapatkan kesimpulan dan
mendapatkan rumusan baru dari
metode untuk mengurangi head
loss
pompa

17
Pic. : ketua peneliti dan anggota
6 Penerapan rancangan desain yang
baru yang dapat mengurangi head
loss pompa
Target : mendapat desain instalasi
yang optimal dalam mengurangi
head loss pompa.
Pic. : ketua peneliti dan anggota
7 Pembuatan laporan penelitian final
target : dapat menyelesaikan
laporan penelitian final dan
melakukan proges 70 % dari
kegiatan penelitian
pic. : ketua peneliti dan anggota
8 Pembuatan publikasi
Target: publikasi dalam bentuk
seminar nasioanal/internasional
Jurnal llmiah
Pic. : ketua peneliti dan anggota

18
BAB V HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

5.1. Perhitungan pressure drop


Dalam proses aliran fluida dalam pipa dihitung kecepatan aliran, debit dan laju aliran
massa. Pipa berdiameter 0,75 inch dan 1 inch digunakan untuk mendapatkan data pressure
drop, dengan memanfaatkan hasil pengambilan data kecepatan aliran, debit dan laju aliran
massa. Aliran air di dalam pipa menyebabkan penurunan tekanan pada sisi keluar pipa.
Perbedaan tekanan air yang masuk pipa dan keluar pipa disebabkan oleh hambatan aliran,
misalnya kekasaran permukaan dalam pipa, gesekan air dengan permukaan pipa , panjang
pipa, diameter pipa dan kecepatan aliran.
Untuk menghitung perbedaan tekanan antara sisi masuk pipa dan sisi keluar pipa
sering kali menggunakan rumus Bernoulli :

Tekanan pada sisi masuk pipa disimbolkan PA dan tekanan sisi luar disimbokan
dengan PB. Penurunan tekanan terjadi karena :
1. Untuk aliran dalam pipa berdiameter seragam dan tidak dapat perbedaan
ketinggian:
Dalam kondisi ini, diameter pipa seragam menyebabkan kecepatan aliran masuk dan
keluar pipa sama sehingga persamaan VA = VB. Dalam kasus ini tidak terdapat beda
ketinggian antara sisi masuk dan sisi keluar maka ZA = ZB. maka persamaan beda tekanan
sebagai berikut:

2. Untuk aliran dalam pipa berdiameter seragam dan memiliki perbedaan


ketinggian maka persamaan :

Persamaan diatas diperoleh karena kecepatan aliran di dalam pipa dianggap konstan
VA = VB, serta terdapat perbedaan ketinggian z1 dan z2 , sehingga didapat .

19
Untuk menghitung kecepatan aliran volume digunakan rumus sebagai berikut:

Dengan persamaan ini, menyatakan debit air yang mengalir di dalam pipa tergantung
pada kecepatan aliran (V) dan diameter dalam pipa (d).
Data-data input terdiri dari:
1. Tekanan sisi masuk pipa (pA), satuan kPa (kilo pascal)
2. Kecepatan rata-rata air dalam pipa (V), satuan m/s
3. Diameter pipa (D), satuan cm
4. Material pipa yang dinyatakan dalam kekasaran permukaan (e), satuan mikron
5. Panjang pipa (L), satuan meter
6. Perbedaan ketinggian antara sisi masuk dan keluar pipa (∆z), satuan meter
7. Massa jenis air ( ρ ), satuan kg/m3
8. Kekentalan fluida (dinamik, µ), satuan centioise (cP)

Data out put yang didapat:

1. Bilangan reynolds (Re)


Bilangan reynolds merupakan ukuan untuk menyatakan apakah modus aliran berupa
aliran laminer atau turbulen. Bilangan Reinolds dinyatakn dalam rumus:

2. Faktor gesekan
Faktor gesekan dicari dengan diagram Moody atau dihitung dengan menggunakan
rumus Colebrook ( jika aliran yang terbentuk aliran turbulen):

3. Tekanan keluar pipa (pB), satuan kPa


Persamaan keluar pipa didapat dengan penurunan persamaan Bernoulli :

4. Beda tekanan (pressure loss, ∆p ), satuan kPa


Persamaan beda tekanan :
∆p = PA - PB

20
5. Debit , satuan liter/detik
Persamaan debit:

Q = V.

6. Laju aliran massa, satuan kg/detik


M = ρQ

5.2. Pengaruh Kavitasi Terhadap Kinerja Pompa

Pengaruh kavitasi pada pompa adalah sebagai berikut :


1. Berkurangnya kapasitas pompa

2. Berkurangnya head (pressure)


3. Terbentuknya gelembung-gelembung udara pada area bertekanan rendah di dalam
selubung pompa (volute)
4. Suara bising saat pompa berjalan.
5. Kerusakan pada impeller atau selubung pompa(volute).
Kavitasi dinyatakan dengan cavities atau lubang di dalam fluida yang kita pompa.
Lubang ini juga dapat dijelaskan sebagai gelembung-gelembung, maka kavitasi sebenarnya
adalah pembentukan gelembung-gelembung dan pecahnya gelembung tersebut. Gelembung
terbentuk tatkala cairan mendidih.
Mendidihnya cairan terjadi ketika ia terlalu panas atau tekananya terlalu rendah. Pada
tekanan permukaan air laut 1 bar (14,7 psia) air akan mendidih pada suhu 212oF (100oC).
Jika tekanannya turun air akan mendidih pada suhu yang lebih rendah. Ada tabel yang
menyatakan titik didih air pada setiap suhu yang berbeda. Sebagai contoh dapat dilihat tabel
berikut :
Tabel 5.1. Suhu titik didih air

Fahrenheit Centigrade Vapor pressure lb/in2 A Vapor pressure (Bar) A


40 4.4 0.1217 0.00839
100 37.8 0.9492 0.06546
180 82.2 7.510 0.5179
212 100 14.696 1.0135
300 148.9 67.01 4.62

21
Satuan tekanan yang digunakan adalah absolute bukan pressure gauge,. Maka saat menyebut
tekanan atmosfir nol, dikatakan 1 atm sama dengan 14,7 psia pada permukaan air laut dan
pada sistem metrik memakai 1 bar atau 100 kPa.

Kapasitas Pompa Berkurang


1. Ini terjadi karena gelembung-gelembung udara banyak mengambil tempat(space), dan
pompa tidak dapat memompa cairan dan udara pada tempat dan waktu yang sama,
sehingga cairan yang diperlukan menjadi berkurang.
2. Jika gelembung itu besar pada eye impeller, pompa akan kehilangan pemasukan dan
akhirnya perlu priming (tambahan cairan pada sisi isap untuk menghilangkan udara).

Tekanan (Head) kadang berkurang


Gelembung-gelembung tidak seperti cairan, yang bisa dikompresi (compressible). Hasil
kompresi inilah yang menggantikan head, sehingga head pompa menjadi berkurang.

Pembentukan gelembung pada tekanan rendah karena tidak bisa terbentuk pada
tekanan tinggi.
Jika kecepatan fluida bertambah, maka tekanan fluida akan berkurang. Ini artinya
kecepatan fluida yang tinggi pasti di daerah bertekanan rendah. Ini akan menjadi masalah
setiap saat jika ada aliran fluida melalui pipa terbatas, volute atau perubahan arah yang
mendadak. Keadaan ini sama dengan aliran fluida pada penampang kecil antara ujung
impeller dengan volute cut water.

Bagian-bagian Pompa Rusak


1. Gelembung-gelembung itu pecah di dalam dirinya sendiri, ini dinamakan
imploding kebalikan dari exploding. Gelembung-gelembung itu pecah dari segala sisi,
tetapi bila ia jatuh menghantam bagian dari metal seperti impeller atau voluteia tidak
bisa pecah dari sisi tersebut, maka cairan masuk dari sisi kebalikannya pada kecepatan
yang tinggi dilanjutkan dengan gelombang kejutan yang mampu merusak part pompa.
Ada bentuk yang unik yaitu bentuk lingkaran akibat pukulan ini, dimana metal seperti
dipukul dengan 'ball peen hammer'.

22
2. Kerusakan ini kebanyakan terjadi membentuk sudut ke kanan pada metal, tetapi
pengalaman menunjukan bahwa kecepatan tinggi cairan kelihatannya datang dari
segala sudut.
Semakin tinggi kapasitas pompa, semakin besar kavitasi terjadi. Nilai Specific speed
pump yang tinggi mempunyai bentuk impeller yang memungkinkan untuk beroperasi pada
kapasitas yang tinggi dengan power yang rendah dan kecil kemungkinan terjadi kavitasi. Hal
ini biasanya dijumpai pada casing yang berbentuk pipa, dari pada casing yang berbentuk
volute.

5.3. Penurunan Head Pompa

Penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui besarnya head pompa adalah
dengan menambahkan tube bundle setelah belokan 180 0 dan 90 0. Penambahan tube bundle
ini memberikan penurunan head losses yang signifikan. Head loses terjadi diakibatkan
pergesekan air/fluida dengan dinding pipa. adanya belokan menyebabkan head loses yang
terjadi semakin besar, disebabkan gesekan fluida dengan dinding pipa menjadi meningkat.
Dengan penambahan tube bundle setelah belokan, dapat diketahui bahwa tube bundle
memberikan pengurangan head loses yang terjadi. Pengukuran tekanan dilakukan untuk
mendapatkan nilai penurunan yang terjadi.

Penurunan tekanan drastis terjadi pada belokan pipa. Terjadi turbulensi dan
kenaikan kecepatan fluida yang menyebabkan penurunan tekanan. Turbulensi akibat belokan
membuat kecepatan fluida menjadi naik tidak beraturan dan menurunkan tekanan. Untuk
menaikkan tekanan kembali dipasang tube bundle. Tube bundle berfungsi dalam mengurangi
turbulensi fluida, mengubah aliran menjadi lebih teratur, dan cenderung menjadi aliran
laminer. Kehilangan tekanan akibat belokan distabilkan dengan laminarisasi tube bundle.
Kenaikan tekanan fluida diikuti penurunan kecepatan aliran. Sesuai dengan hukum Bernoulli,
tekanan aliran fluida yang makin tinggi maka nilai kecepatan menjadi turun. Demikian
sebaliknya.

Kecepatan fluida memberikan pengaruh head loses yang besar. Berdasarkan


pengambilan data kecepatan fluida, head loses semakin mencolok dengan adanya
penambahan kecepatan aliran. Tube bundle memiliki karakteristik yang baik jika dipasang
pada aliran turbulensi. Aliran ini akan ditranformasi menjadi lebih stabil menjadi aliran
laminer, gesekan fluida dengan dinding berkurang dengan perubahan jenis alirannya.

23
Tumbukan fluida dengan dinding menjadi berkurang. Dengan aliran laminer ini, head loses
yang terjadi menjadi lebih rendah. Namun jika dipasang pada aliran laminer, tube bundle
memberi pengaruh yang buruk. Fluida yang mengalir akan melewati bidang permukaan pipa
yang lebih luas, memperbesar gesekan yang terjadi, dan akan menambah besarnya headloss
karena kerugian gesekan pipa.

Pemasangan tube bundle dalam pipa beraliran fluida akan menurunkan kecepatan
aliran dan menambah nilai head loses. Jika dipasang pada aliran turbulen tube bundle efektif
dalam mengurangi besarnya head losses yang timbul. Hal ini tube bundle berfungsi
menghilangkan turbulensi, mengurangi gesekan fluida dengan dinding, menstabilkan
kecepatan dan tekanan fluida yang mengalir.

5.4. Penambahan tube bundle dalam instalasi.

Untuk menganalisa head loss, dipergunakan tuble bundle. Tube ini bekerja
menstabilkan aliran turbulen menjadi laminer. Dengan variasi ukuran tube bundle, head loss
dapat dikurangi sampai angka optimal. Tube blunder berfungsi sebagai flow conditioner.
Dengan alat ini gangguan yang terjadi pada aliran instalasi perpipaan dapat dikurangi. Aliran-
aliran turbulen diminimalisir sehingga dihasilkan aliran yang dihasilkan memiliki tekanan
yang konstan. Gangguan-gangguan belokan, katup, perubahan luas penampang dan orifice,
dan gangguan lain dapat dilakkukan dengan menghilangkan vortex. Berikut desain tube
bundle yang digunakan dalam pencatatan data :

24
Gambar 5.1. Tube Bundle

5.5. Analisa penambahan Tube Bundle terhadap head loss

Nilai tekanan tanpa pemasangan tube bundle pada titik 1 debit ke 3 adalah 16440
N/m2 dan kecepatannya memiliki nilai 0,399 m/s. Untuk tekanan dengan pemasangan tube
bundle ukuran 0,25 inchi yang diletakkan sebelum belokan 180o pada titik 1 debit ke 3 adalah
17417 N/m2 dan kecepatannya memiliki nilai 0,366 m/s. Sedangkan nilai tekanan dengan
pemasangan tube bundle ukuran 0,25 inchi yang diletakkan setelah belokan 180o pada titik 1
debit ke 3 adalah 17790 N/m2 dan kecepatannya memiliki nilai 0,338 m/s.

25
Gambar 5.2. Grafik tekanan dan kecepatan fluida dengan penambahan tube bundle 0.25 inch
pada pipa 1.5 inc

Untuk nilai tekanan tanpa pemasangan tube bundle pada titik 2 debit ke 3 adalah
15720 N/m2 dan kecepatannya memiliki nilai 1,269 m/s. Untuk tekanan dengan pemasangan
tube bundle ukuran 0,25 inchi yang diletakkan sebelum belokan 180o pada titik 2 debit ke 3
adalah 17340 N/m2 dan kecepatannya memiliki nilai 0,536 m/s. Sedangkan nilai tekanan
dengan pemasangan tube bundle ukuran 0,25 inchi yang diletakkan setelah belokan 180o pada
titik 2 adalah 17550 N/m2 dan kecepatannya memiliki nilai 0,771 m/s. Kemudian nilai
tekanan tanpa pemasangan tube bundle pada titik 3 debit ke 3 adalah 12383 N/m2 dan
kecepatannya memiliki nilai 2,876 m/s. Untuk tekanan dengan pemasangan tube bundle
ukuran 0,25 inchi yang diletakkan sebelum belokan 180o pada titik 3 adalah 16560 N/m2 dan
kecepatannya memiliki nilai 1,359 m/s. Sedangkan nilai tekanan dengan pemasangan tube
bundle ukuran 0,25 inchi yang diletakkan setelah belokan 180o pada titik 3 adalah 16820
N/m2 dan kecepatannya memiliki nilai 1,433 m/s. Selanjutnya nilai tekanan tanpa
pemasangan tube bundle pada titik 4 debit ke 3 adalah 10890 N/m2 dan kecepatannya
memiliki nilai 3,355 m/s. Untuk tekanan dengan pemasangan tube bundle ukuran 0,25 inchi
yang diletakkan sebelum belokan 180o pada titik 4 debit ke 3 adalah 12353 N/m2 dan
kecepatannya memiliki nilai 3,203 m/s. Sedangkan nilai tekanan dengan pemasangan tube
bundle ukuran 0,25 inchi yang diletakkan setelah belokan 180o pada titik 4 debit ke 3 adalah
12877 N/m2 dan kecepatannya memiliki nilai 3,153 m/s.
Dan nilai tekanan tanpa pemasangan tube bundle pada titik 5 adalah 11030 N/m2 dan
kecepatannya memiliki nilai 3,313 m/s. Untuk tekanan dengan pemasangan tube bundle

26
ukuran 0,25 inchi yang diletakkan sebelum belokan 180o pada titik 5 adalah 12125 N/m2 dan
kecepatannya memiliki nilai 3,274 m/s. Sedangkan nilai tekanan dengan pemasangan tube
bundle ukuran 0,25 inchi yang diletakkan setelah belokan 180o pada titik 5 adalah 12583
N/m2 dan kecepatannya memiliki nilai 3,245 m/s. Kenaikan tekanan pada pemasangan tube
bundle 0,25 inchi sebelum belokan adalah sebesar 1095 N/m2 dan setelah belokan sebesar
1553 N/m2.
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan tekanan drastis pada
titik 2 ke titik 3. Hal ini dikarenakan terjadinya turbulensi aliran akibat belokan sehingga
kecepatan akan meningkat. Sedangkan dengan pemasangan tube bundle penurunan tekanan
yang drastis terjadi pada titik 3 ke titik 4. Hal tersebut dikarenakan terjadinya turbulensi
aliran yang terjadi sebelum tube bundle. Meskipun demikian terjadi kenaikan tekanan pada
aliran dengan pemasangan tube bundle yang ditandai bergesernya grafik ke arah kanan atas
dari grafik aliran fluida tanpa pemasangan tube bundle. Hal ini membuktikan bahwa dengan
penambahan alat ini dapat mengurangi kehilangan tekanan yang diakibatkan adanya belokan
180o.
5.6. Perbandingan pengaruh kecepatan terhadap pemasangan tube bundle pada
aliran fluida.

Dari Gambar 4.9 diatas dapat dilihat bahwa kecepatan fluida berbanding lurus dengan
head losses. Hal tersebut dapat diartikan apabila nilai kecepatan fluida rendah maka nilai
head losses akan rendah dan sebaliknya apabila nilai kecepatan tinggi maka nilai head losses
akan tinggi pula. Nilai head losses (hm) tanpa pemasangan tube bundle pada kecepatan 3,313
m/s memiliki nilai 10,247 m. Untuk hm dengan pemasangan tube bundle ukuran 0,25 inchi
yang diletakkan sebelum belokan 180o pada kecepatan 3,274 m/s memiliki nilai 10,003 m.
Sedangkan nilai hm dengan pemasangan tube bundle ukuran 0,25 inchi yang diletakkan
setelah belokan 180o pada kecepatan 3,245 m/s memiliki nilai 9,826 m.

27
Gambar 5.3. Pengaruh perbandingan kecepatan terhadap head losses dengan pemasangan
tube bundle 0.25 inchi

Untuk nilai head losses (hm) tanpa pemasangan tube bundle pada kecepatan 2,273 m/s
memiliki nilai 4,821 m. Untuk hm dengan pemasangan tube bundle ukuran 0,25 inchi yang
diletakkan sebelum belokan 180o pada kecepatan 2,246 m/s memiliki nilai 4,710 m.
Sedangkan nilai hm dengan pemasangan tube bundle ukuran 0,25 inchi yang diletakkan
setelah belokan 180o pada kecepatan 2,135 m/s memiliki nilai 4,256 m. Sehingga
pemasangan tube bundle setelah belokan lebih baik daripada pemasangan sebelum belokan.
Untuk nilai head losses (hm) tanpa pemasangan tube bundle pada kecepatan 0,619 m/s
memiliki nilai 0,358 m. Untuk hm dengan pemasangan tube bundle ukuran 0,25 inchi yang
diletakkan sebelum belokan 180o pada kecepatan 0,616 m/s memiliki nilai 0,354 m.
Sedangkan nilai hm dengan pemasangan tube bundle ukuran 0,25 inchi yang diletakkan
setelah belokan 180o pada kecepatan 0,539 m/s memiliki nilai 0,271 m. Sehingga
pemasangan tube bundle setelah belokan lebih baik daripada pemasangan sebelum belokan.
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan pemasangan tube bundle dengan
ukuran 0,25 inchi dapat menurunkan head losses yang terjadi pada aliran fluida tanpa
pemasangan tube bundle. Nilai penurunan head losses yang paling baik pada pemasangan
tube bundle setelah belokan yang dikarenakan tidak sempat terbentuknya aliran turbulen dan
vortex yang merupakan efek dari alat ini.

5.7. Tekanan fluida dengan pemasangan tube bundle

28
Gambar 5.4. Grafik tekanan fluida dengan tube bundle 0,5 inchi pada pipa 1,5 inchi

Gambar 5.5. Grafik tekanan fluida dengan tube bundle 0,25 inchi pada pipa 1,5 inchi

29
Gambar 5.6. Grafik perbandingan tekanan fluida dengan tube bundle 0,25 dan 0,5 inchi pada
pipa 1,5 inchi

Gambar 5.7. Grafik perbandingan tekanan fluida dengan tube bundle 0,5 inchi pada pipa 2 inchi
yang dipasang sebelum, sesudah dan tanpa tube bundle

30
Gambar 5.8. Grafik perbandingan tekanan fluida dengan tube bundle 0,25 inchi pada pipa 2
inchi yang dipasang sebelum, sesudah dan tanpa tube bundle

Gambar 5.9. Grafik perbandingan tekanan fluida dengan tube bundle 0,25 dan 0,5 inchi pada
pipa 2 inchi yang dipasang sebelum belokan

31
Gambar 5.10. Grafik perbandingan tekanan fluida dengan tube bundle 0,5 inchi dan 0,25 inchi
pada pipa 2 inchi

Pada gambar 5.4. menunjukkan perbedaan penurunan tekanan fluida pada pipa 1,5
inchi dengan tube bundle ukuran 0.5 inchi. Secara analitis, grafik menunjukkan bahwa tanpa
pemasangan tube bundle memiliki nilai tekanan yang relatif lebih rendah dibanding dengan
penambahan tube bundle. Penurunan tekanan yang terjadi lebih tajam dibandingkan dengan
penambahan sebelum maupun sesudah tube. Dengan demikian pada kondisi ini tube bundle
memberi pengaruh signifikan dalam penurunan tekanan fluida. Pipa dengan tube bundle
dapat mengurangi penurunan tekanan fluida.
Gambar grafik 5.5. Memberikan kondisi yang serupa dengan grafik 5.4. Tekanan
fluida tanpa tube bundle lebih rendah jika dibandingkan dengan pipa yang diberikan tube
bundle.
Gambar grafik 5.6. untuk pipa ukuran 1,5 inchi ditambahkan 2 jenis tube bundle, yang
pertama memiliki ukuran 0,25 inchi dan tube bundle kedua berukuran 0,5 inchi. Dari trend
grafik dapat diketahui, tube bundle ukuran 0,25 inchi memiliki tekanan lebih tinggi dari tube
bundle 0,5 inchi. Hal ini disebabkan tube bundle memiliki saluran minor yang lebih banyak
sehingga memberikan jalur yang membuat aliran menjadi stabil. Dengan kondisi ini tekanan
dapat tetap tinggi bila dibandingkan dengan tube bundle ukuran 0,5 inchi, dengan saluran
yang lebih sedikit.
Gambar grafik 5.7. memberikan gambaran karakteristik aliran dan tekanan pada pipa
2 inchi yang diberikan tambahan tube bundel 0,5 inchi. Karakter yang terbentuk, pada aliran

32
tanpa tube bundle memiliki tekanan yang rendah bila dibandingkan dengan pemasangan tube
bundle. Kondisi tekanan sebelum tube memiliki nilai yang lebih tinggi, hal ini dimungkinkan
aliran tertahan sebelum masuk saluran tube, sehingga timbul energi potensial yang
menyebabkan tekanan menjadi lebih tinggi. Untuk tekanan fluida setelah tube, kondisi
tekanan menjadi lebih teratur. Terjadi penurunan tekanan yang teratur, yang
menggambarakan aliran fluida yang laminer yang teratur.
Grafik 5.8. memberikan gambaran karakteristik fluida pada pipa 2 inchi dengan tube
bundle 0,25 inchi. Dari grafik tersebut, tekanan fluida non tube tetap memberikan karakter
tekanan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pemasangan tube bundle. Karakter
grafik yang timbul sesuai dengan pipa 1,5 inchi. Penambahan tube bundle memberikan
kondisi penurunan tekanan yang terjadi tidak drastis sebagaimana pada non tube. Grafik 5.9
memberikan gambaran kondisi tekanan fluida dengan tube yang dipasang sebelum belokan
pipa. untuk tube 0,25 inch penurunan tekanan terlihat lebih curam dibandingkan pada tube
ukuran 0,5 inchi. Gambar grafik 5.10 memberikan kondisi tekanan fluida dengan pemasangan
tube bundle 0,25 inchi dan 0,5 inchi setelah belokan. Kondisi tekanan memiliki karakter
hampir sama baik tube pertama maupun kedua.

33
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini pada penggunaan pipa 1.5 inc dan tube bundle
0.25 inchi, adalah
1. Pengaruh penambahan tube bundle mampu menurunkan kecepatan fluida
dan penurunan nilai head loss. Tekanan fluida dapat dipertahankan serta
dampak dari belokan pipa dapat dikurangi
2. Nilai penurunan head loss yang tinggi pada pemasanangan tubebundle
yang dekat dengan belokan pipa. semakin jauh head loss yang terjadi
menjadi besar
3. Tekanan fluida berbanding balik dengan kecepatan aliran.
6.2. Saran
Saran dari lanjutan penelitian ini adalah :
1. Tube bundle dengan variasi ukuran yang lain masih dibutuhkan untuk
mendapatkan data pembanding yang lebih banyak dan akurat
2. Penggunaan tube bundle perlu mendapat penyempurnaan dalam instalasi,
untuk mengurangi kebocoran.
3. Penggunaan flow conditioner diperlukan dengan model yang lain selain
tube bundle, yang efektif mengurangi head loss.

34
DAFTAR PUSTAKA

Tukiman, Puji Santoso, Ari Satmoko. Perhitungan dan Pemilihan Pompa pada Instalasi
Pengolahan Air Bebas Mineral Iradiator Gamma Kapasitas 200 KCi. Prosiding
Pertemuan Ilmiah Perekayasaan Perangkat Nuklir. PRPN-BATAN, 2013

Pratikto, Slamet Wahyudi. Penurunan Kerugian Head pada Belokan Pipa dengan
PeletakanTube Bundle. Jurnal teknik mesin vol. 12. No. 1, april 2010 : 51-57

Hazen-Williams Coefficients, Engineering ToolBox, retrieved 7 October 2012

Prabowo, Agung. Instrumentasi Untuk Pengukuran Kinerja Pompa Irigasi. Balai besar
pengembangan mekanisasi pertanian, Bogor.

Nugraha, Adiputra, Rudy Soenoko, Djoko Sutikno. Perancangan pompa sentrifugal 5


tingkat untuk air umpan boiler di PT. Badak NGL. Jurnal Skripsi. Universitas
Brawijaya Malang. 2014.

Shu San, Gan, Gunawan Santoso. Studi Karakteristik Volume Tabung Udara dan Beban
Katup Limbah terhadap Efisiensi Pompa Hydraulic Ram. Jurnal Teknik Mesin Vol.
4, No. 2 , Oktober 2002: 81 – 87

Yurianto. Karakteristik Pompa Sentrifugal dengan Sudu Impeller Streamline . Jurnal


Teknik Mesin Universitas Diponegoro Semarang - Rotasi, volume 3 nomor 2 April
2001.

35
Lampiran instrumen
1. Instalasi pompa
2. Pengolahan data
1 2 3 4

UNLESS OTHERWISE SPECIFIED: FINISH: DEBUR AND


DO NOT SCALE DRAWING REVISION
DIMENSIONS ARE IN MILLIMETERS BREAK SHARP
SURFACE FINISH: EDGES
TOLERANCES:
LINEAR:
ANGULAR:

NAME SIGNATURE DATE TITLE:

Pompa Fluida
DRAWN

CHK'D

APPV'D

F MFG

Q.A MATERIAL:
A4
DWG NO.

WEIGHT: SCALE:1:9 SHEET 1 OF 3


1 2 3 4 5 6

A A

1326

B B

786
C 1080 540 C

1135 595

UNLESS OTHERWISE SPECIFIED: FINISH: DEBUR AND


DO NOT SCALE DRAWING REVISION
DIMENSIONS ARE IN MILLIMETERS BREAK SHARP
SURFACE FINISH: EDGES
TOLERANCES:
LINEAR:
ANGULAR:

NAME SIGNATURE DATE TITLE:

Pompa Fluida
DRAWN

CHK'D
D
APPV'D

MFG

Q.A MATERIAL:
A4
DWG NO.

1 2 WEIGHT: SCALE:1:9 SHEET 2 OF 3


1 2 3 4 5 6

A A

B B

C C

UNLESS OTHERWISE SPECIFIED: FINISH: DEBUR AND


DO NOT SCALE DRAWING REVISION
DIMENSIONS ARE IN MILLIMETERS BREAK SHARP
SURFACE FINISH: EDGES
TOLERANCES:
LINEAR:
ANGULAR:

NAME SIGNATURE DATE TITLE:

Pompa Fluida
DRAWN

CHK'D
D
APPV'D

MFG

Q.A MATERIAL:
A4
DWG NO.

1 2 WEIGHT: SCALE:1:7 SHEET 3 OF 3


Lampiran pelaksana Penelitian
1. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian
tugas
2. Biodata ketua peneliti
3. Biodata peneliti anggota
4. Surat pernyataan ketua peneliti
Lampiran 2

SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS

No Nama /NIDN Instansi asal Bidang Alokasi Uraian


Ilmu waktu tugas
(jam/minggu)
1 Edi Widodo Universitas Teknik 30 Ketua
0704068004 Muhammadiyah Mesin peneliti
Sidoarjo
2 Indah Universitas Teknik 30 Anggota
Sulistyowati Muhammadiyah Elektro Peneliti
Sidoarjo

36
Lampiran 3

Biodata Ketua Peneliti

Identitas Diri

1 Nama Lengkap (Dengan Gelar) Edi Widodo, ST.,MT


2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Assisten Ahli
4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 210386
5 NIDN 0704068004
6 Tempat dan Tanggal lahir Semarang, 4 Juni 1980
7 E-mail ediwidodo@umsida.ac.id
8 Nomor Telepon/Hp 085645020211
9 Alamat Kantor Jl. Mojopahit 666 B Sidoarjo
10 NomorTelepon/Faks 0318945444, 8928097 Faks. 0318949333
11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 1 , S-2 = - S-3=-
12 Mata Kuliah yang diampu Mekanika Teknik
Algoritma Pemrograman Komputer
Matematika Teknik
Kinematika

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3


Nama Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya Institut Teknologi Sepuluh -
Nopember Surabaya
Bidang Ilmu Teknik Mesin Teknik Transportasi -
Kelautan
Tahun Masuk Lulus 1999 – 2005 2006-2009 -
Judul Penerapan Penjadwalan Model Analisa Jaringan -
Skripsi/Tesis/Disertasi Produksi berdasarkan Pelabuhan Ikan Studi
Prioritas Produk dengan Kasus Pantai Utara Jawa
Metode Campbell, Timur
Dudek, and Smith pada
Industri Garmen PT.
Dwi Putra Perkasa
Malang
Nama 1. Prof. Dr. Ir. 1. Dr. Ing. Ir. Setyo -
Pembimbing/Promotor Pratikto, MMT Nugroho
2. Taufiq Basjry, ST, 2. Ir. Tri Achmadi PhD
MMT

37
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Sumber Pendanaan


Sumber* Jml(Juta Rp)
2012 Membangun Investasi Produktif Penelitian 36.250.000
Jaringan Pelabuhan Ikan Jawa Timur Hibah
bersaing
2013 Optimasi Perambatan Pelapisan Proses Penelitian 15.000.000
Chromming Untuk Meningkatkan Kualitas dosen
Kekerasan Dan Ketahanan Korosi Baja St 40 pemula

2014- Pengkajian, Pembuatan Dan Produksi Box Penelitian 100.000.000


2015
Speaker Dari Material Komposit Berbasis kompetensi
Polimer Dengan Reinforcement Limbah Media Peneliti
Tanam Jamur anggota 2

D. Pengalaman pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 tahun terakhir

Judul pengabdian kepada


No Tahun Sumber Pendanaan
Masyarakat
Sumber* Jml(Juta Rp)
2014- IbM Menciptakan Tempat Kerja yang Dikti 50.000.000
2015 Sehat Untuk Industri Rumah Tangga
“Nodes” Pewarnaan Variasi Motor Di
Pasuruan

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam jurnal 5 tahun terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun

F. Pemakalah seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 tahun terakhir

Nama
No Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar
Seminar Membangun Investasi Jaringan Pelabuhan 28 September 2013
Seminar Nasional
Nasional Ikan Jawa Timur
Fakultas Teknik
Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah

38
Universitas Sidoarjo
Muhammadiyah
Sidoarjo
Seminar Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Proses 28 September 2013
Seminar Nasional
Nasional Pelapisan Nikel Khrom Terhadap Kualitas
Fakultas Teknik
Fakultas Teknik Ketebalan Dan Kekerasan Pada Baja ST-40 Universitas
Muhammadiyah
Universitas
Sidoarjo
Muhammadiyah
Sidoarjo
International Optimization Of Temperature 3 September 2014
Conference on Coating To Get Best Quality Universitas Negeri
Green Thickness Of Steel ST 40 Semarang
Technology
Universitas
Negeri
Semarang

G. Karya buku dalam 5 tahun terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit


Halaman

H. Perolehan HKI dalam 5 tahun terakhir

No Judul / Tema HKI Tahun Jumlah Penerbit


Halaman

I. Pengalaman merumuskan kebijakan Publik/Rekayasa Sosial lainnya dalam 5 tahun


terakhir

No Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Tahun Tempat Respon


lainnya yang telah diterapkan Penerapan Masyarakat

J. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir ( Dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun

39
Penghargaan

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI

40
Biodata Peneliti Anggota

a. IdentitasDiriIndetitasDiri :
1 Namalengkap (dengangelar) Indah Sulistiyowati,ST, MT
2 JenisKelamin Perempuan
3 JabatanFungsional -
4 NIK 210400
5 NIDN 0704027405
6 TempatdanTanggalLahir Malang,04 Februari 1974
7 E-mail indah_sulistiyowati@yahoo.co.id
8 NomorTelpon/ HP 081336776068
9 Alamat Kantor Jl. Raya Gelam 250 CandiSidoarjo
10 NomorTelpon / Faks 0318921938
11 Lulusan yang telahdihasilkan S1 = 15, S2 =0, S3 = 0
12 Mata Kuliah yang diampu 1. Kalkulus
2. Fisika
3. Sistem Kontrol
4. Dasar Sistem Kontrol
5. Matematika Bisnis
6. Metode Numerik

b. RiwayatPendidikan
S-1 S-2 S-3
NamaPerguruanTinggi UniversitasMuhammadiyah ITS Surabaya
Malang
BidangIlmu TeknikElektro TeknikElektro
TahunMasuk-Lulus 1993-1998 2000- 2003
JudulSkripsi/Tesis/Disertasi PerancangandanPembuatan PerancanganKontroller
Robot Knowledge Base
DuaDerajatKebebasan UntukPengaturanPosisi
Robot Scara
Ir. Ermanu AH, MT Dr Ir. Rusdianto E, MT
Pembimbing

c. PengalamanPenelitiandalam 5 tahunterakhir
No. Tahun JudulPenelitian Pendanaan
Sumber Jml
(JutaRp)
1. 2013 IbM Pembuatan dan pelatihan robot houvercraft mini Dikti
bagi siswa SD da SSMO Muhammadiyah 11 Kec.
Krembangan Surabaya untuk meningkatkan skill
ipteks di bidang maritim
2. 2014 IbM Minuman Sari Tebu Dikti
3. 2014 Penelitian Dosen Pemula: Dikti
PengembanganInstrumentasi Phonocardiography
Secara Wireless

41
DalamMendeteksiLebihDiniKelainanJantungManusia

d. PengalamanPengabdianKepadaMasyarakatdalam 5 TahunTerakhir
No. Tahun JudulPengabdianKepadaMasyarakat Pendanaan
Sumber Jml (JutaRp)
1. 2011 Tim Pengawas UN SMA/MA dan
SMK
2. 2012 Tim Pengawas UN SMA/MA dan
SMK

e. PublikasiArtikelIlmiahDalamJurnalalam 5 TahunTerakhir
No. JudulArtikelIlmiah NamaJurnal Volume/
Nomor/Tahun
1.

f. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 TahunTerakhir

No. NamaPertemuanIlmiah / JudulArtikelIlmiah Waktudan


Seminar Tempat

g. KaryaBukudalam 5 TahunTerakhir
No. JudulBuku Tahun JumlahHalaman Penerbit

h. Perolehan HKI dalam 5–10 TahunTerakhir


No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

i. PengalamanMerumuskanKebijakanPublik/RekayasaSosialLainnyadalam 5
TahunTerakhir
No. Judul/Tema/JenisRekayasaSosialLainnyayang Tahun Tempat Respon
TelahDiterapkan Penerapan Masyarakat

Semua data yang sayaisikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Dosen Pemula.

Sidoarjo, 29 April 2015

Anggota

42
43
Lampiran Artikel ilmiah / prosiding seminar
nasional teknologi terapan (SNTT 4) Purwokerto
Prosiding SNTT FGDT 2016

REKAYASA INSTALASI POMPA UNTUK MENURUNKAN HEAD LOSS

Edi Widodo1,*, Indah Sulistiyowati2


1,2,
Program Studi Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,
Jl. Raya Gelam No. 250 Candi Sidoarjo Jawa Timur Indonesia
*
ediwidodo@umsida.ac.id

Abstrak
Kebutuhan pompa sangat luas dalam dunia industri dan rumah tangga. Dengan banyak jenis pompa yang
beredar di pasaran penggunaan pompa disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan luasnya penggunaan pompa
dibutuhkan uji untuk mengetahui performa dari pompa. Pompa sentrifugal salah satu jenis pompa yang banyak dipakai
dalam industri. Pompa sentrifugal merupakan salah satu jenis pompa pemindah fluida, dengan prinsip kerja mengubah
energi kinetik (kecepatan ) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam
casing. Pada umumnya pompa dinilai memiliki kualitas yang bagus jika dinilai memiliki daya dorong yang kuat.
Dalam istilah yang lebih umum disebut sebagai head pompa. Semakin tinggi head maka semakin baik kualitas dari
pompa. Masyarakat awam menilai pompa yang baik jika memiliki daya hisap yang dalam dan memliki daya
angkat/dorong yang tinggi. Melihat dari penilaian yang umum dipahami oleh masyarakat, diperlukan rekayasa untuk
menaikkan daya angkat pompa dan kekuatan isapnya. Penurunan daya angkat pada pompa sering disebut head looss.
Arti fisik dari head loss adalah kehilangan energi mekanik persatuan massa fluida. Satuan head loss adalah satuan
panjang yang setara dengan satu satuan energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu satuan massa fluida setinggi
satu satuan panjang yang bersesuaian. Head loss terjadi dengan adanya belokan pada pipa. Dengan semakin banyak
belokan maka head loss yang terjadi semakin besar. Dengan penambahan tube flow conditioner head loss yang timbul
dikurangi dengan mempertahankan tekanan dan menurunkan kecepatan aliran.

Kata kunci : head loss, performansi pompa ,rekayasa

1. PENDAHULUAN
Pemanfaatan pompa sangat luas dalam menunjang proses-proses produksi mulai dari industri besar
sampai tingkat rumahan.Jenis pompa yang beredar di pasaran memiliki varian yang beragam,
penggunaan pompa pun disesuaikan dengan kebutuhan. Bahkan bisa dikatakan kehadiran pompa tidak
dapat dipisahkan dalam kehidupan industri. Dengan luasnya penggunaan pompa dibutuhkan uji untuk
mengetahui performa dari pompa. Pompa sentrifugal salah satu jenis pompa yang paling banyak
dipakai dalam rumah tangga. Pompa sentrifugal merupakan salah satu jenis pompa pemindah fluida,
dengan prinsip kerja mengubah energi kinetik (kecepatan ) cairan menjadi energy potensial (dinamis)
melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.Pada umumnya pompa dinilai memiliki kualitas
yang bagus jika memiliki daya dorong yang kuat dan daya hisap yang dalam. Dalam istilah yang lebih
umum daya dorong pompa disebut sebagai head pompa. Semakin tinggi head menunjukkan tingginya
daya yang dihasilkan pompa.
Melihat dari penilaian yang umum dipahami oleh masyarakat, diperlukan rekayasa untuk
menaikkan daya angkat pompa dan kekuatan isapnya. Penurunan daya angkat pada pompa sering
disebut head looss. Arti fisik dari head loss adalah kehilangan energi mekanik persatuan massa fluida.
Satuan head loss adalah satuan panjang yang setara dengan satu satuan energi yang dibutuhkan untuk
memindahkan satu satuan massa fluida setinggi satu satuan panjang yang bersesuaian.
Perhitungan head loss didasarkan pada hasil percobaan dan analisa dimensi. Head loss terjadi dengan
adanya belokan pada pipa. Dengan semakin banyak belokan maka head loss yang terjadi semakin
besar.
Untuk mendapatkan performa yang baik pompa diperlukan rekayasa dalam mengurangi besar head
loss pada pompa sehingga didapat daya dorong yang kuat.
Berdasarkan latar belakang di atas diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang suatu alat uji performansi pompa yang dapat memberikan out put
akurat dari daya yang dihasilkan
2. Bagaimana merancang instalasi yang memiliki efisiensi tinggi, untuk menekan adanya head
loss pada pompa.

2. TUJUAN PENELITIAN
Prosiding SNTT FGDT 2016

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:


1. Mendapatkan rancangan alat uji performansi yang akurat dalam menentukan performansi dari
pompa
2. Mendapatkan metode baru yang lebih efektif dalam mengadakan pengujian performa pompa
3. Mendapatkan model instalasi yang baik dalam menurunkan terjadinya head loss pada pompa.

3. METODE PENELITIAN
Metode eksperimental diaplikasikan untuk menentukan instalasi yang optimal dalam menurunkan
head loss pompa. Rancangan instalasi pompa sebagai berikut:

Gambar 1. Instalasi pompa

Komponen instalasi meliputi :


1. Reservoir
2. Emergency overflow
3. 5 buah katub
4. 4 buah manometer
5. 2 buah pompa sentrifugal dan peralatan pendukung

4. TAHAPAN PENELITIAN
Penelitian dilakukan sebagai berikut:
a. Pengujian head losses pada belokan pipa 1800tanpa pipa uji Pada pengujian ini tahapan yang
dilakukan adalah sebagai berikut
1. Tahap Persiapan Pengambilan Data. Persiapan meliputi uji kelayakan dan uji teknis dari setiap
alat yang akan digunakan. Meliputi uji ketepatan instalasi dengan desain rancangan penelitian,
dan visibilitas peralatan
2. Tahap pengambilan data. Untuk Pengambilan data dilakukan pengaturan kesamaankecepatan
aliran input dan out put, menghitung kecepatan fluida, mencatat kecepatan aliran air dan
mencatat tekanan input dan output.
Prosiding SNTT FGDT 2016

b. Pengujian head losses pada belokan pipa 180odengan pipa uji ukuran 0,25 inchi
1. Tahap persiapan dan pengambilan data. Menyiapkan belokan pipa 1800yang dipasang
menggunakan pipa ujidengan ukuran 0,25 inchi kemudian dilakukan percobaan atau
pengecekan terlebih alat uji.
2. Tahap pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan mengkondisikan alat uji sesuai
dengan kondisi tahap pengambilan data sebelumnya.
c. Pengujian head loss pada belokan pipa 1800dengan pipa uji ukuran 0,5 inch
1. Tahap persiapan pengambilan data
Pipa 1800dipasang menggunakan pipa uji dengan ukuran 0,25 inch
2. Tahap Pengambilan data
Setelah semua peralatan tersusun dan siap dioperasikan dilakukan pengambilan data.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN


Proses aliran fluida dalam pipa dihitung kecepatan aliran, debit dan laju aliran massa. Pipa
berdiameter 0,75 inch dan 1 inch digunakan untuk mendapatkan data pressure drop, dengan
memanfaatkan hasil pengambilan data kecepatan aliran, debit dan laju aliran massa. Aliran air di
dalam pipa menyebabkan penurunan tekanan pada sisi keluar pipa. Perbedaan tekanan air yang
masuk pipa dan keluar pipa disebabkan oleh hambatan aliran, misalnya kekasaran permukaan dalam
pipa, gesekan air dengan permukaan pipa , panjang pipa, diameter pipa dan kecepatan aliran.
Untuk menghitung perbedaan tekanan antara sisi masuk pipa dan sisi keluar pipa sering kali
menggunakan rumus Bernoulli :

(1)

Tekanan pada sisi masuk pipa disimbolkan PA dan tekanan sisi luar disimbokan dengan PB.
Penurunan tekanan terjadi karena :
Untuk aliran dalam pipa berdiameter seragam dan tidak dapat perbedaan ketinggian:
Dalam kondisi ini, diameter pipa seragam menyebabkan kecepatan aliran masuk dan keluar pipa
sama sehingga persamaan VA = VB. Dalam kasus ini tidak terdapat beda ketinggian antara sisi masuk
dan sisi keluar maka ZA = ZB. maka persamaan beda tekanan sebagai berikut:

(2)

Untuk aliran dalam pipa berdiameter seragam dan memiliki perbedaan ketinggian maka persamaan
:

(3)

Persamaan diatas diperoleh karena kecepatan aliran di dalam pipa dianggap konstan VA = VB,
serta terdapat perbedaan ketinggian z1 dan z2 , sehingga didapat .
Untuk menghitung kecepatan aliran volume digunakan rumus sebagai berikut:
Prosiding SNTT FGDT 2016

(4)
Dengan persamaan ini, menyatakan debit air yang mengalir di dalam pipa tergantung pada
kecepatan aliran (V) dan diameter dalam pipa (d).
Bilangan reynolds (Re)
Bilangan reynolds merupakan ukuan untuk menyatakan apakah modus aliran berupa aliran
laminer atau turbulen. Bilangan Reinolds dinyatakn dalam rumus:

(6)

1. Faktor gesekan
Faktor gesekan dicari dengan diagram Moody atau dihitung dengan menggunakan rumus
Colebrook ( jika aliran yang terbentuk aliran turbulen):

(7)

Tekanan keluar pipa (pB), satuan kPa.


Persamaan keluar pipa didapat dengan penurunan persamaan Bernoulli :

(8)

Beda tekanan (pressure loss, ∆p ), satuan kPa


Persamaan beda tekanan :

∆p = PA - PB (9)

2. Debit , satuan liter/detik


Persamaan debit:

Q = V. (10)

3. Laju aliran massa, satuan kg/detik

M = ρQ (11)

Penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui besarnya head pompa adalah dengan
menambahkan tube bundle setelah belokan 1800 dan 900. Penambahan tube bundle ini memberikan
penurunan head losses yang signifikan. Head loses terjadi diakibatkan pergesekan air/fluida dengan
dinding pipa. adanya belokan menyebabkan head loses yang terjadi semakin besar, disebabkan
gesekan fluida dengan dinding pipa menjadi meningkat. Dengan penambahan tube bundle setelah
belokan, dapat diketahui bahwa tube bundle memberikan pengurangan head loses yang terjadi.
Pengukuran tekanan dilakukan untuk mendapatkan nilai penurunan yang terjadi.
Penurunan tekanan drastis terjadi pada belokan pipa. Terjadi turbulensi dan kenaikan kecepatan
fluida yang menyebabkan penurunan tekanan. Turbulensi akibat belokan membuat kecepatan fluida
Prosiding SNTT FGDT 2016

menjadi naik tidak beraturan dan menurunkan tekanan. Untuk menaikkan tekanan kembali dipasang
tube bundle. Tube bundle berfungsi dalam mengurangi turbulensi fluida, mengubah aliran menjadi
lebih teratur, dan cenderung menjadi aliran laminer. Kehilangan tekanan akibat belokan distabilkan
dengan laminarisasi tube bundle. Kenaikan tekanan fluida diikuti penurunan kecepatan aliran. Sesuai
dengan hukum Bernoulli, tekanan aliran fluida yang makin tinggi maka nilai kecepatan menjadi turun.
Demikian sebaliknya.
Kecepatan fluida memberikan pengaruh head loses yang besar. Berdasarkan pengambilan data
kecepatan fluida, head loses semakin mencolok dengan adanya penambahan kecepatan aliran. Tube
bundle memiliki karakteristik yang baik jika dipasang pada aliran turbulensi. Aliran ini akan
ditranformasi menjadi lebih stabil menjadi aliran laminer, gesekan fluida dengan dinding berkurang
dengan perubahan jenis alirannya. Tumbukan fluida dengan dinding menjadi berkurang. Dengan
aliran laminer ini, head loses yang terjadi menjadi lebih rendah. Namun jika dipasang pada aliran
laminer, tube bundle memberi pengaruh yang buruk. Fluida yang mengalir akan melewati bidang
permukaan pipa yang lebih luas, memperbesar gesekan yang terjadi, dan akan menambah besarnya
headloss karena kerugian gesekan pipa.
Pemasangan tube bundle dalam pipa beraliran fluida akan menurunkan kecepatan aliran dan
menambah nilai head loses. Jika dipasang pada aliran turbulen tube bundle efektif dalam mengurangi
besarnya head losses yang timbul. Hal ini tube bundle berfungsi menghilangkan turbulensi,
mengurangi gesekan fluida dengan dinding, menstabilkan kecepatan dan tekanan fluida yang
mengalir.

Gambar 2. Penampang tube bundle


Penambahan tube bundle dalam instalasi.
Untuk menganalisa head loss, dipergunakan tuble bundle. Tube ini bekerja menstabilkan aliran
turbulen menjadi laminer. Dengan variasi ukuran tube bundle, head loss dapat dikurangi sampai angka
optimal. Tube bundle berfungsi sebagai flow conditioner. Dengan alat ini gangguan yang terjadi pada
aliran instalasi perpipaan dapat dikurangi. Aliran-aliran turbulen diminimalisir sehingga dihasilkan
aliran yang dihasilkan memiliki tekanan yang konstan. Gangguan-gangguan belokan, katup,
perubahan luas penampang dan orifice, dan gangguan lain dapat dilakukan dengan menghilangkan
vortex.
Prosiding SNTT FGDT 2016

Gambar 3. Grafik tekanan fluida dengan penambahan tube bundle 0.25 inch pada pipa 1.5 inc

Nilai tekanan tanpa pemasangan tube bundle pada titik 1 adalah 16540 N/m2 dan kecepatannya
memiliki nilai 0,5 m/s. Untuk tekanan dengan pemasangan tube bundle ukuran 0,25 inchi yang
diletakkan sebelum belokan 180o pada titik 1 adalah 17598 N/m2 dan kecepatannya memiliki nilai 0,3
m/s. Sedangkan nilai tekanan dengan pemasangan tube bundle ukuran 0,25 inchi yang diletakkan
setelah belokan 180o pada titik 1 adalah 15732 N/m2 dan kecepatannya memiliki nilai 0,4 m/s.
Untuk nilai tekanan tanpa pemasangan tube bundle pada titik 2 sampai dengan 5 memiliki karakter
sebagaimana grafik pada gambar 3. Tekanan pada tiap titik mengalami penurunan diakibatkan adanya
head loss yang terjadi sepanjang pipa..
Dari grafik 3 terjadi penurunan tekanan drastis pada titik 2 ke titik 3. Hal ini dikarenakan
terjadinya turbulensi aliran akibat belokan sehingga kecepatan meningkat. Sedangkan dengan
pemasangan tube bundle penurunan tekanan yang drastis terjadi pada titik 3 ke titik 4. Hal tersebut
dikarenakan terjadinya turbulensi aliran yang terjadi sebelum tube bundle. Meskipun demikian terjadi
kenaikan tekanan pada aliran dengan pemasangan tube bundle yang ditandai bergesernya grafik ke
arah kanan atas dari grafik aliran fluida tanpa pemasangan tube bundle. Hal ini membuktikan bahwa
dengan penambahan alat ini dapat mengurangi kehilangan tekanan yang diakibatkan adanya belokan.
Dari ketiga karakteristik tekanan fluida, pipa dengan tube bundle yang dipasang menunjukkan bahwa
tekanan fluida masih dapat dipertahankan dibandingkan pipa tanpa penambahan tube bundle. Hal ini
memberikan nilai head loss yang lebih rendah dibandingkan pipa dengan tekanan yang lebih rendah
(tanpa penambahan tube bundle). Head loss dapat dikurangi dengan pengkondisian aliran yang
timbul. Aliran turbulen setelah belokan dinetralisir dengan pipa searah homogen, yang memaksa
turbulensi melewati pipa linier/pipa lurus. Pengkondisian ini memberikan dampak partikel-partikel
fluida terkumpul dalam satu pipa dan mengurangi tumbukan antar partikel. Arah aliran menjadi linear
sesuai dengan dinding pipa. setelah fluida melewati pipa-pipa penyearah dalam tube bundle ini, aliran
akan menjadi laminer dan kecepatan akan berkurang sedangkan penurunan tekanan tidak terlalu besar.

Gambar 4. Pengaruh perbandingan kecepatan terhadap head losses dengan pemasangan tube bundle
0.25 inchi
Prosiding SNTT FGDT 2016

Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan tube bundle mampu menurunkan kecepatan
fluida dan penurunan nilai head loss. Tekanan fluida dapat dipertahankan serta dampak dari belokan
pipa dapat dikurangi. Disamping itu nilai penurunan head loss yang tinggi pada pemasangan
tubebundle yang dekat dengan belokan pipa. Semakin jauh head loss yang terjadi menjadi besar.
Tekanan fluida berbanding balik dengan kecepatan aliran

Referensi
Ari Wibowo, Priyo. Analisis Penurunan Head Losses pada Belokan Pipa 180 0 dengan Variasi Non
Tube Bundle, Tube Bundle 0,25 inchi dan Tube Bundle 0,5 inchi. Skripsi. Universitas Jember.
2013
Hazen-Williams Coefficients, Engineering ToolBox, retrieved 7 October 2012
Nugraha, Adiputra, Rudy Soenoko, Djoko Sutikno. Perancangan pompa sentrifugal 5 tingkat untuk
air umpan boiler di PT. Badak NGL. Jurnal Skripsi. Universitas Brawijaya Malang. 2014.
Pratikto, Slamet Wahyudi. Penurunan Kerugian Head pada Belokan Pipa dengan PeletakanTube
Bundle. Jurnal teknik mesin vol. 12. No. 1, april 2010 : 51-57
Prabowo, Agung. Instrumentasi Untuk Pengukuran Kinerja Pompa Irigasi. Balai Besar
Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Bogor.
Shu San, Gan, Gunawan Santoso. Studi Karakteristik Volume Tabung Udara dan Beban Katup
Limbah terhadap Efisiensi Pompa Hydraulic Ram. Jurnal Teknik Mesin Vol. 4, No. 2 ,
Oktober 2002: 81 – 87
Tukiman, Puji Santoso, Ari Satmoko. Perhitungan dan Pemilihan Pompa pada Instalasi Pengolahan
Air Bebas Mineral Iradiator Gamma Kapasitas 200 KCi. Prosiding Pertemuan Ilmiah
Perekayasaan Perangkat Nuklir. PRPN-BATAN, 2013
Yurianto. Karakteristik Pompa Sentrifugal dengan Sudu Impeller Streamline . Jurnal Teknik Mesin
Universitas Diponegoro Semarang - Rotasi, volume 3 nomor 2 April 2001.
Lampiran buku ajar
BUKU AJAR

OUT PUT HASIL PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENGANTAR DAN DASAR


POMPA SENTRIFUGAL

PENYUSUN

Ketua : EDI WIDODO, ST, MT

NIDN : 0704068004

Anggota : Indah Sulistyowati, ST, MT

NIDN : 0704027405

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO


NOVEMBER 2016
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan pertolonganNya,
draft buku ajar “ Pengantar dan Dasar Pompa Sentri fugal” sebagai hasil dari penelitian
dosen pemula tahun anggaran 2016 dapat terwujud. Buku ajar ini disusun untuk memperkaya
referensi dan menjadi pegangan dasar dalam topik pompa sentrifugal. Kehadiran buku ajar ini
diharapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam pengembangan penelitian,
pengembangan materi pengayaan, dan dapat menjadi pegangan mata kuliah yang
berhubungan dengan pompa.

Ucapan terimakasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang memberi dukungan atas
terselesainya draft buku ajar ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Riset
dan Teknologi Direktorat Jenderal Perguruan tinggi yang telah membiayai kegiatan penelitian
dan sebagai hasilnya dapat melahirkan draft buku ajar. Draft ini masih merupakan prototipe
yang memerlukan pengembangan dan pendalaman materi untuk disempurnakan menjadi
buku ajar. Besar harapan kami, selanjutnya draft ini dapat diterbitkan dan menjadi pegangan
keilmuan baik bagi kalangan akademisi, dosen maupun mahasiswa, juga untuk pegangan
kegiatan penelitian.

Kami menyadari, draft ini akan menjadi semakin sempurna dengan banyak mendapat
saran dan masukan dari pembaca dan pengguna. Maka kami sangat mengharap saran dan
masukan demi perbaikan draft ini untuk menjadi lebih baik pada masa yang akan datang.

Sidoarjo, November 2016

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I POMPA SENTRIFUGAL

1.1. Cara Kerja Pompa Sentrifugal .................................................................... 1


1.2. Debit Aliran ............................................................................................. 2
1.3. Diameter pipa ............................................................................................. 2
1.4. Friction Loss pipa ....................................................................................... 2

BAB II KARAKTERISTIK POMPA SENTRIFUGAL

2.1. Rumah Pompa Sentrifugal .......................................................................... 4


2.2. Head Pompa ............................................................................................. 5
2.3. Daya Pompa ............................................................................................. 10
2.4. Effisiensi Pompa ......................................................................................... 11

BAB III HEAD POMPA

3.1. Pengertian .................................................................................................. 13


3.2. Menghitung head pompa............................................................................. 13

BAB IV KLASIFIKASI POMPA

4.1. Klasifikasi berdasar cara kerja .................................................................... 20


4.2. Pompa dengan efek khusus ......................................................................... 22
4.3. Klasifikasi berdasar kapasitas ..................................................................... 23
4.4. Klasifikasi berdasar head ............................................................................ 23
4.5. Klasifikasi berdasar penggunaan ................................................................ 23
4.6. Klasifikasi berdasar jumlah/susunan impeller dan tingkat ......................... 23
4.7. Klasifikasi berdasar posisi poros ................................................................ 23
4.8. Klasifikasi berdasar jumlah suction ............................................................ 24
4.9. Klasifikasi berdasar arah aliran keluar impeller ......................................... 24

BAB V KOMPRESOR

5.1. Klasifikasi kompresor ................................................................................. 25


5.1.1. Berdasar cara kerja ...................................................................................... 25
5.1.2. Berdasarkan aliran ...................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA
Bab I

Pompa Sentri Fugal

Pompa sentrifugal adalah sebuah jenis pompa yang popular digunakan dalam dunia
industri. Pompa ini termasuk dalam jenis pompa kerja dinamis atau non positive
displacement. Pompa sentrifugal sendiri memiliki prinsip kerja yang mengubah energy
kinetis yang berawal dari kecepatan aliran sebuah fluida menjadi energi potensial atau energy
dinamis. Fluida tersebut mengalir melalui impeller yang berputar di dalam casing pompa.
Sifat dari hidrolis pompa ini adalah memindahkan energi yang terdapat pada daun (baling-
baling) pompa dengan memakai dasar pengubahan arah aliran atau yang juga disebut dengan
fluid diynamics. Kapasitas yang dihasilkan oleh pompa sentrifugal selalu sebanding dengan
putaran. Total head atau tekanan yang dihasilkan oleh pompa sentrifugal akan sebanding
dengan pangkat dua dari kecepatan putaran. Pompa sentrifugal ini dikenal akan bentuknya
yang sederhana, tidak memakan banyak tempat, ringan, serta tidak menghabiskan banyak
biaya untuk instalasi dan perawatan.

Gambar 1.1 Pompa Sentrifugal

1.1.Cara Kerja Pompa Sentrifugal


Cara kerja pompa sentrifugal adalah sebagai berikut : cairan masuk ke impeller dengan
arah aksial melalui mata impeller (impeller eye) dan bergerak ke arah radial diantara sudu-
sudu impeller (impeller vanes) hingga cairan tersebut keluar dari diameter luar impeller, zat
cair mengalir dari tengah impeller keluar melalui saluran diantara sudu dan meninggalkan
impeller dengan kecepatan tinggi. Kemudian mengalir melalui saluran yang penampangnya
semakin besar, sehingga terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Maka
zat cair yang keluar dari flens pompa head totalnya menjadi besar. Penghisapan terjadi karena
setelah zat cair yang dilemparkan impeller, ruang diantara sudu-sudu menjadi vakum
sehingga zat cair akan terhisap masuk .

1
1.2.Debit Aliran
Debit pompa menunjukan kapasitas fluida yang mampu dialirkan pompa dalam satu
satua waktu. Untuk menentukan debit yang dihasilkan oleh pompa dilakukan secara analitis.
Panjang dan diameter pipa akan mempengaruhi kinerja pompa sehingga di butuhkan desain
instalasi yang dapat memberikan data antara variasi-variasi yang diberikan. Untuk
mengetahui karakteristik kenaikan dan penurunan head dilakukan dengan memberikan orifice
pada pipa. Disamping itu dibutuhkan penambahan belokan-belokan guna mengukur pengaruh
perubahan head yang terjadi. Panjang dan diameter pipa juga akan mempengaruhi kinerja
pompa sehingga perlu diberikan variasi panjang dan diameter pompa untuk mengukur
tekanan pompa. Perhitungan yang dilakukan meliputi perhitungan friction loss pipa , friction
loss fitting dan NPSHA pompa.
Pengukuran debit dengan persamaan

A=

Dimana :
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
Q = kapasitas m3/jam atau liter/menit
A = luas penampang (m2)

1.3. Diameter pipa


Diameter pipa dihitung dengan menggunakan persamaan :

Dimana
Di = diameter dalam pipa (mm atau inh)
Q = kapasitas/debit aliran m3 /jam atau liter/menit]
(ρ) = berat jenis fluida (kg3/m3)

1.4. Friction Loss pipa


Friction loss pipa terjadi karena gesekan air didalam permukaan pipa dan belokan,
sehingga menimbulkan gaya gesek. Friction loss merupakan hambatan aliran, yang akan
mengurangi tekanan pompa. Jenis material penyusun pipa , kekasaran permukaan pipa yang
dilewati aliran air, diameter pipa, banyaknya belokan dan panjang pipa akan mempengaruhi

2
besarnya friction loss. Dengan menggunakan metode Hazen Willian , persamaan friction loss
adalah sebagai berikut :
Hf = Hl . Lpipa

( )

Hf pipa = friction loss pipa m


Lpipa = panjang pipa (m)
HL =head loss pipa (m/100)
D =diameter dalam pipa (mm)
C = constanta Hazen William

3
BAB II
KARAKTERISTIK POMPA SENTRIFUGAL

2.1. Rumah Pompa Sentrifugal


A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa
menembus casing. Stuffing ini sebagai sekat yang membatasi antara fluida dengan
poros yang terhubung mesin penggerak.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa
melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon. Packing akan menutup celah –
celah kebocoran yang mungkin terjadi.
C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi
dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya. Poros
dihubungkan dengan bantalan yang menjadi tumpuan untuk berputar. Diperlukan
bantalan yang kuat dan memiliki gesek yang rendah sehingga loses energi akibat
gesek dapat dikurangi.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada
stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan
interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller. Sudu berfungsi
untuk mengkonversi energi putaran / energi kinetik menjadi energi potensial fluida.
Sudu-sudu pompa/vane didesain untuk dapat memiliki permukaan yang halus, rendah
gesekan untuk mengurangi gesekan dengan fluida. Bentuk kountur/profil vane yang
aerodinamik berfungi membentuk aliran fluida yang stabil. Walaupun tidak dapat
dihindari akibat putaran tinggi vane, akan membentuk aliran turbulen. Dengan desain
sudu rendah gesek dan memiliki sifat aerodinamik yang baik, akan menghasilkan
konversi energi yang baik dari kinetik fluida menjadi potensial.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen

4
yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta
tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan
cairan menjadi energi dinamis (single stage).
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi
isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari
cairan yang masuk sebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian
depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah
antara casing dengan impeller.
J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar
dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga
memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya,
sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen
yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta
tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan
cairan menjadi energi dinamis (single stage).
Kapasitas Pompa
Kapasitas pompa adalah banyaknya cairan yang dapat dipindahkan oleh pompa setiap satuan
waktu . Dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu, seperti :

a. Barel per day (BPD)


b. Galon per menit (GPM)
c. Cubic meter per hour (m3/hr)
2.2. Head Pompa
Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi pompa, atau tekanan

5
untuk mengalirkan sejumlah zat cair,yang umumnya dinyatakan dalam satuan panjang.
Menurut persamaan Bernauli, ada tiga macam head (energi) fluida dari sistem instalasi aliran,
yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan energi potensial. Karena energi itu kekal, maka
bentuk head (tinggi tekan) dapat bervariasi pada penampang yang berbeda. Namun pada
kenyataannya selalu ada rugi energi (losses).

Pada kondsi yang berbeda seperti pada gambar di atas maka persamaan Bernoulli adalah
sebagai berikut :

6
1. Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada
sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi isap. Head
tekanan dapat dinyatakan dengan rumus : (Pd-Ps) / γ
2. Head Kecepatan
Head kecepatan adalah perbedaan antar head kecepatan zat cair pada saluran tekan dengan
head kecepatan zat cair pada saluran isap. Head kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus
:

7
3. Head Statis Total
Head statis total adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat cair pada sisi tekan dengan
permukaan zat cair pada sisi isap.
Head statis total dapat dinyatakan dengan rumus :
Z = Zd – Zs(5)
Dimana :
Z : Head statis total
Zd : Head statis pada sisi tekan
Zs : Head statis pada sisi isap
Tanda + : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih rendah dari sumbu pompa
(Suction lift).
Tanda – : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih tinggi dari sumbu pompa (Suction
head).
4. Kerugian head (head loss)
Kerugian energi per satuan berat fluida dalam pengaliran cairan dalam sistem perpipaan
disebut sebagai kerugian head (head loss).
Head loss terdiri dari :
a. Mayor head loss (mayor losses)
Merupakan kerugian energi sepanjang saluran pipa yang dinyatakan dengan rumus :

8
Harga f (faktor gesekan) didapat dari diagram Moody (lampiran – 6) sebagai fungsi dari
Angka Reynold (Reynolds Number) dan Kekasaran relatif (Relative Roughness – ε/D ),
yang nilainya dapat dilihat pada grafik (lampiran) sebagai fungsi dari nominal diameter
pipa dan kekasaran permukaan dalam pipa (e) yang tergantung dari jenis material pipa.
Sedangkan besarnya Reynolds Number dapat dihitung dengan rumus :

b. Minor head loss (minor losses)

9
Merupakan kerugian head pada fitting dan valve yang terdapat sepanjang sistem
perpipaan.
Dalam menghitung kerugian pada fitting dan valve dapat menggunakan tabel pada
lampiran 4. Besaran ini menyatakan kerugian pada fitting dan valve dalam ukuran
panjang ekivalen dari pipa lurus.
c. Total Losses
Total losses merupakan kerugian total sistem perpipaan, yaitu :

2.3. Daya Pompa


Daya pompa adalah besarnya energi persatuan waktu atau kecepatan melakukan kerja.
Ada beberapa pengertian daya, yaitu :
a. Daya hidrolik (hydraulic horse power)
Daya hidrolik (daya pompa teoritis) adalah daya yang dibutuhkan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair.

b. Daya Poros Pompa (Break Horse Power)


Untuk mengatasi kerugian daya yang dibutuhkan oleh poros yang sesungguhnya
adalah lebih besar dari pada daya hidrolik. Besarnya daya poros sesungguhnya
adalah sama dengan effisiensi pompa atau dapat dirumuskan sebagai berikut :

10
c. Daya Penggerak (Driver)
Daya penggerak (driver) adalah daya poros dibagi dengan effisiensi mekanis
(effisiensi transmisi). Dapat dihitung dengan rumus :

2.4. Effisiensi Pompa


Effisiensi pada dasarnya didefinisikan sebagai perbandingan antara output dan input atau
perbandingan antara HHP Pompa dengan BHP pompa.
Harga effisiensi yang tertinggi sama dengan satu harga effisiensi pompa yang didapat
dari pabrik pembuatnya.
Effisiensi pompa merupakan perkalian dari beberapa effiaiensi, yaitu:

11
12
BAB III
HEAD POMPA

3.1. Pengertian
Head artinya kemampuan tekanan maksimum titik kerja pompa sehingga pompa tersebut
mampu mengalirkan air dari suatu tempat ke tempat lainnya. Parameter yang diperlukan untuk
menentuka dan total head pompa adalah friction loss pipa, friction loss fitting dan valve, pressure
drop peralatan.

3.2. Menghitung head pompa


Penerapan persamaan Bernoulli dapat digunakan untuk mendapatkan head pompa.
Persamaan Bernouli dalam bentuk energi head terdiri dari empat bagian , yaitu : head elevasi, head
kecepatan, head tekanan, dan head kerugian.

Persamaan bernoulli dalam bentuk energi head :

( ) ( )

( )

( )

1. Head statis adalah penjumlahan dari head elevasi dan head tekanan. Head statis terdiri
dari head statis sisi masuk (head statis hisap) dan sisi keluar (head statis buang).head
statis diperoleh dengan skema berikut :

13
14
15
2. Kerugian head loss
Head kerugian /head loss adalah kerugian yang terdiri dari kerugian gesek aliran dalam
perpipaan, belokan pipa, percabangan, dan katub.
Hloss = H gesekan + H sambungan
3. Head kerugian gesek dalam pipa
Aliran fluida cair yang mengalir dalam pipa adalah fluida viskos sehingga faktor gesekan
fluida dengan dinding pipa tidak dapat diabaikan. Untuk menghitung kerugian gesek
pada aliran fluida dengan menggunakan perumusan sebagai berikut:

16
Dimana:
V= kecepatan rata-rata aliran didalam pipa (m/s)
C, p, q = koefisien
λ = koefisien
g = percepatan gravitasi (m/s2)
l= panjang pipa (m)
d= diameter dalam pipa (m)
perhitungan kerugian pipa berupa kerugian gesek dengan dinding dalam dipengaruhi
oleh pola aliran. Untuk aliran laminar dan turbulen akan menghasilkan nilai koefisien
yang berbeda, hal ini karena karakteristik dari aliran tersebut. Adapun perumusan
sebagai berikut :

17
4. Kerugian head dalam jalur pipa (H sambungan)
Kerugian head ini terjadi karena aliran fluida mengalami gangguan aliran sehingga
mengurangi energi alirnya, secara umum persamaannya sebagai berikut:
Hf = f.v2/ 2g
Dengan f = koefisien gesekan

B. Pada perkatupan sepanjang jalur pipa

18
Pemasangan katup pada instalasi pompa adalah untuk pengontrolan kapasitas, tetapi
dengan pemasangan katup tersebut akan mengakibatkan kerugian energi aliran karena
aliran dicekik:

f. Head total
Head total pompa yang dibutuhkan untuk mengalirkan air dengan kapasitas yang telah
ditentukan dapat ditentukan dari kondisi insatalsi pompa yang akan dilayani. Pada
gambar diatas head total pompa dapat dirumuskan sebagai berikut :

19
BAB IV
KLASIFIKASI POMPA

Pompa diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, adapun klasifikasi pompa adalah


sebagai berikut:
4.1. Klasifikasi berdasarkan Cara Kerja
Berdasarkan cara kerjanya, pompa diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pompa Perpindahan Positif
Pompa perpindahan positif dikenal dengan caranya beroperasi. Cairan diambil dari salah
satu ujung dan pada ujung lainnya dialirkan secara positif untuk setiap putarannya.
Pompa perpindahan positif digunakan secara luas untuk pemompaan fluida selain air,
biasanya fluida kental.
Pompa perpindahan positif selanjutnya digolongkan berdasarkan cara perpindahannya,
yaitu sebagai berikut:
1) Pompa Rotari
Pompa rotary adalah pompa perpindahan positif dimana energi mekanis
ditransmisikan dari mesin penggerak ke cairan dengan menggunakan elemen yang
berputar (rotor) di dalam rumah pompa (casing). Pada waktu rotor berputar di dalam
rumah pompa, akan terbentuk kantong-kantong yang mula-mula volumenya besar
(pada sisi isap) kemudian volumenya berkurang (pada sisi tekan) sehingga fluida
akan tertekan keluar.
Adapun jenis pompa rotary masih dibedakan menjadi beberapa jenis, sebagai
berikut:
a) Pompa Roda Gigi Luar
Pompa ini merupakan jenis pompa rotari yang paling sederhana. Apabila gerigi
roda gigi berpisah pada sisi hisap, cairan akan mengisi ruangan yang ada di
antara gerigi tersebut. Kemudian cairan ini akan dibawa berkeliling dan
ditekan keluar apabila giginya bersatu lagi.
b) Pompa Roda Gigi Dalam
Jenis ini mempunyai rotor yang mempunyai gerigi dalam yang berpasangan
dengan roda gigikecil dengan penggigian luar yang bebas (idler). Sebuah sekat
yang berbentuk bulan sabit dapatdigunakan untuk mencegah cairan kembali ke
sisi hisap pompa.
c) Pompa Cuping (Lobe Pump)
Pompa cuping ini mirip dengan pompa jenis roda gigi dalam hal aksinya dan
mempunyai 2 rotoratau lebih dengan 2,3,4 cuping atau lebih pada masing-
masing rotor. Putaran rotor tadidiserempakkan oleh roda gigi luarnya.
d) Pompa Sekrup (Screw Pump)
Pompa ini mempunyai 1,2 atau 3 sekrup yang berputar di dalam rumah pompa
yang diam.Pompa sekrup tunggal mempunyai rotor spiral yang berputar di
dalam sebuah stator atau lapisanheliks dalam (internal helix stator). Pompa 2

20
sekrup atau 3 sekrup masing-masing mempunyaisatu atau dua sekrup bebas
(idler).
e) Pompa Baling Geser (Vane Pump)
Pompa ini menggunakan baling-baling yang dipertahankan tetap menekan
lubang rumah pompaoleh gaya sentrifugal bila rotor diputar. Cairan yang
terjebak diantara 2 baling dibawa berputardan dipaksa keluar dari sisi buang
pompa.
2) Pompa Resiprokating
Pompa Reciproating adalah pompa dimana energi mekanik dari penggerak pompa
diubah menjadi energi aliran dari cairan yang dipompa dengan menggunakan elemen
yang bergerak bolak-balik di dalam silinder.
Pompa resiprokating banyak digunakan pada:
a. Proses yang memerlukan head tinggi
b. Kapasitas fluida yang rendah
c. Liquid yang kental (viscous liquid and slury)
d. Liquid yang mudah menguap
Kelebihan dan kekurangan pompa resiprokating:
a) Kelebihan
 Tekanan yang dihasilkan tinggi, karena hanya dibatasi oleh tenaga dari unit
pompa dan bagian dari unit pompa.
 Pompa dapat bekerja dengan pengisapan kering
b) Kekurangan
 Tekanan yang dihasilkan tinggi, karena hanya dibatasi oleh tenaga dari
unit pompa dan bagian dari unit pompa.
 Pompa dapat bekerja dengan pengisapan kering

Macam-macam pompa reciprocating adalah sebagai berikut:


a) Pompa torak
Pompa torak merupakan suatu cakram yang tipis (plat disk) di mana terdapat
packing pada ujungnya dan packing ring pada badan dari pompa torak itu
sendiri.
b) Pompa plunger
Pompa plunger merupakan suatu silinder baja yang panjang, packingnya
terletak constant (stasionary) pada bagian dalam silindernya. Perbedaan
dengan torak adalah bentuk yang lebih panjang dan packing menempel pada
silinder. Sedangkan torak, packing menempel pada torak itu sendiri.
c) Pompa diafragma
Pompa diafragma merupakan salah satu jenis pompa reciprocating yang
memanfaatkan diafragma sebagai elemen pompanya. Diafragma ini berupa
lembaran plat tipis yang bersifat fleksibel, yang dimanfaatkan untuk
menghisap dan menekan fluida.

21
b. Pompa Dinamis
Pompa dinamik juga dikarakteristikkan oleh cara pompa tersebut beroperasi. Impeller
yang berputar mengubah energi kinetik menjadi tekanan atau kecepatan yang
diperlukan untuk memompa fluida. Terdapat dua jenis pompa dinamik:
1) Pompa Sentrifugal
Pada pompa sentrifugal, energi penggerak dari luar diberikan kepada poros yang
kemudian digunakan untuk menggerakkan baling-baling yang disebut impeller.
Impeller memutar cairan yang masuk ke dalam pompa sehingga mengakibatkan
energi tekanan dan energi kinetik cairan bertambah. Cairan akan terlempar ke luar
akibat gaya sentrifugal yang ditimbulkan gerakan impeler. Cairan yang keluar dari
impeller ditampung oleh saluran berbentuk volut (spiral) di keliling impeller dan
disalurkan ke luar pompa melalui difuser. Di dalam difuser ini sebagian energi
kecepatan akan diubah menjadi energi tekanan.
Prinsip Kerja Pompa sentrifugal :
 Gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi luar
sehingga kecepatan fluida meningkat
 Kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau diffuser)
menjadi tekanan atau head
Selain itu, pada gambar memperlihatkan bagaimana pompa jenis ini beroperasi
 Cairan dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan atmosfir, atau dalam hal
jet pump oleh tekanan buatan
 Baling-baling impeler meneruskan energi kinetik ke cairan, sehingga
menyebabkan cairan berputar. Cairan meninggalkan impeler pada kecepatan
tinggi.
 Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa turbin digunakan
cincin diffuser stasioner. Volute atau cincin diffuser stasioner mengubah
energi kinetik menjadi energi tekanan.
4.2. Pompa Dengan Efek Khusus
Pompa dengan efek khusus merupakan pompa yang bekerja secara khusus.
Khususnya pada Industri besar, termasuk pompa setrifugal Tipe khusus, terutama
digunakan untuk kondisi khusus di lokasi industri.
Adapun jenis-jenis pompa dengan efek khusus antara lain adalah sebagai berikut:
a. Jet Pump (Pompa Sembur) digunakan untuk memompa fluida yang sangat dalam.
Pada pompa ini dilengkapi dengan venture guna menambah kevakuman pada sisi
hisap pompa sehingga fluida pada kedalaman yang cukup besar tetap dapat
tershisap ke sisi hisap pompa untuk kemudian dipompakan melalui sisi discharge
pompa.
b. Pompa Viscous digunakan untuk memompa fluida cair yang terdifusi dengan gas-
gas atau udara atau juga digunakan untuk memompa zat-zat cair yang di dalamnya
terkandung padatan. Pada pompa ini, impeller dibuat dengan bentuk disk, sehinga
bisa menghilangkan gelembung-gelembung udara.

22
c. Pompa Choper digunakan untuk instalasi pengolahan limbah rumh tangga. Pada
pompa jenis ini, impeller dilengkapi dengan pisau, guna menghancurkan partikel-
partikel atau sampah-sampah limbah rumah tangga.
d. Pompa Slury digunakan untuk memompa fluida cair yang bercampur dengan
lumpur atau zat lain yang bersifat korosif. Untuk mengatasi hal itu, pada pompa
jenis ini dilengkapi dengan impeller yang dilapisi dengan bahan karet.

4.3. Klasifikasi berdasarkan Kapasitas


Berdasarkan kapasitas kerjanya, pompa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Klasifikasi Kapasitas
Rendah 20 m³/jam
Sedang 20 m³/jam -60 m³/jam
Tinggi > 60 m³/jam

4.4. Klasifikasi berdasarkan Head


Berdasarkan head pada pompa, pompa juga diklasifikasikan sebagai berikut:

Klasifikasi Head
Rendah 1m - 40 m
Sedang 41m - 100 m
Tinggi > 100 m

4.5. Klasifikasi berdasarkan Penggunaan


Pompa berdasarkan aplikasi yang ada kita bisa sebutkan antara lain :
a) Pompa rumah umum
b) Pompa untuk perusahaan atau industri

4.6. Klasifikasi berdasar Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat :


Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing
Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu casing.
Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel dalam satu
casing.
Multi Impeller – Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage.
4.7. Klasifikasi berdasar Posisi Poros :
Poros tegak
Poros tegak pada pompa maksudnya pompa dalam kondisi antara suction dan
discharge terletak pada garis lurus horisontal, sedangkan poros pompa dipasang
vertikal. Pemasangan ini diperuntukkan pada pompa dengan fungsi memindahkan dari
suatu tempat ke tempat lain dengan ketinggian yang sama.
Poros mendatar

23
Poros mendatar maksudnya pompa dalam kondisi mendatar dalam sumbu horisontal,
discharfe terletak vertikal demikian juga dengan suction. Pompa ini berfungsi
memindahkan fluida dari kedalaman tertentu ke reservoir/penampung.
4.8. Klasifikasi berdasar Jumlah Suction :
 Single Suction
 Double Suction
4.9. Klasifikasi berdasar Arah aliran keluar impeller :
 Radial flow
 Axial flow
 Mixed fllow

C.

24
BAB V
KOMPRESOR

Kompresor merupakan mesin untuk menaikkan tekanan udara dengan cara


memampatkan gas atau udara yang kerjanya didapat dari poros. Kompresor biasanya bekerja
dengan menghisap udara atmosfir. Jika kompresor bekerja pada tekanan yang lebih tinggi
dari tekanan atmosfir maka kompresor disebut sebagai penguat (booster), dan jika kompresor
bekerja dibawah tekanan atmosfir maka disebut pompa vakum. Gas mempunyai kemampuan
besar untuk menyimpan energi persatuan volume dengan menaikkan tekanannya, namun ada
hal-hal yang harus diperhatikan yaitu : kenaikan temperatur pada pemampatan, pendinginan
pada pemuaian, dan kebocoran yang mudah terjadi.
Secara garis besar kompresor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian,
yaitu Positive Displacement compressor dan Dynamic compressor (Turbo). Positive
Displacement compressor, terdiri atas Reciprocating dan Rotary. Sedangkan Dynamic
compressor (turbo) terdiri atas Centrifugal, axial dan ejector.
5.1. Klasifikasi Kompresor
Kompresor akan diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
5.1.1. Berdasarkan Cara Kerja
Berdasarkan cara kerjanya, kompresor diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Kompresor Torak Resiprokal (reciprocating compressor)
Kompresor ini dikenal juga dengan kompresor torak, karena dilengkapi dengan torak
yang bekerja bolak-balik atau gerak resiprokal. Pemasukan udara diatur oleh katup
masuk dan dihisap oleh torak yang gerakannya menjauhi katup. Pada saat terjadi
pengisapan, tekanan udara di dalam silinder mengecil, sehingga udara luar akan masuk
ke dalam silinder secara alami. Pada saat gerak kompresi torak bergerak dari titik mati
bawah ke titik mati atas, sehingga udara di atas torak bertekanan tinggi, selanjutnya di
masukkan ke dalam tabung penyimpan udara. Tabung penyimpanan dilengkapi dengan
katup satu arah, sehingga udara yang ada dalam tangki tidak akan kembali ke silinder.
Proses tersebut berlangsung terus-menerus hingga diperoleh tekanan udara yang
diperlukan. Gerakan mengisap dan mengkompresi ke tabung penampung ini berlangsung
secara terus menerus, pada umumnya bila tekanan dalam tabung telah melebihi
kapasitas, maka katup pengaman akan terbuka, atau mesin penggerak akan mati secara
otomatis.

25
Kompresor reciprocating tersedia dalam berbagai konfigurasi. Terdapat empat jenis yang
paling banyak digunakan yaitu horizontal, vertical, horizontal balance-opposed, dan
tandem. Jenis kompresor reciprocating vertical digunakan untuk kapasitas antara 50 –
150 cfm. Kompresor horisontal balance opposed digunakan pada kapasitas antara 200 –
5000 cfm untuk desain multi tahap dan sampai 10,000 cfm untuk desain satu tahap.
Kompresor udara reciprocating biasanya merupakan aksi tunggal dimana penekanan
dilakukan hanya menggunakan satu sisi dari piston. Kompresor yang bekerja
menggunakan dua sisi piston disebut sebagai aksi ganda. Sebuah kompresor dianggap
sebagai kompresor satu tahap jika keseluruhan penekanan dilakukan menggunakan satu
silinder atau beberapa silinder yang paralel. Beberapa penerapan dilakukan pada kondisi
kompresi satu tahap. Rasio kompresi yang terlalu besar (tekanan keluar absolut/tekanan
masuk absolut) dapat menyebabkan suhu pengeluaran yang berlebihan atau masalah
desain lainnya. Mesin dua tahap yang digunakan untuk tekanan tinggi biasanya
mempunyai suhu pengeluaran yang lebih rendah (140 to 160oC), sedangkan pada mesin
satu tahap suhu lebih tinggi (205 to 240oC).
b) Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara
Kompresor udara bertingkat digunakan untuk menghasilkan tekanan udara yang lebih
tinggi. Udara masuk akan dikompresi oleh torak pertama, kemudian didinginkan,
selanjutnya dimasukkan dalam silinder kedua untuk dikompresi oleh torak kedua sampai
pada tekanan yang diinginkan. Pemampatan (pengkompresian) udara tahap kedua lebih
besar, temperatur udara akan naik selama terjadi kompresi, sehingga perlu mengalami
proses pendinginan dengan memasang sistem pendingin. Metode pendinginan yang
sering digunakan misalnya, dengan sistem udara atau dengan sistem air
bersirkulasi. Batas tekanan maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal antara
lain, untuk kompresor satu tingkat tekanan hingga 4 bar. Sedangkan dua tingkat atau
lebih tekanannya hingga 15 bar.
c) Kompresor Diafragma (diaphragma compressor)
Jenis Kompresor ini termasuk dalam kelompok kompresor torak. Namun letak torak
dipisahkan melalui sebuah membran diafragma. Udara yang masuk dan keluar tidak
langsung berhubungan dengan bagian-bagian yang bergerak secara resiprokal. Adanya
pemisahan ruangan ini udara akan lebih terjaga dan bebas dari uap air dan pelumas/oli.
Oleh karena itu kompresor diafragma banyak digunakan pada industri bahan makanan,
farmasi, obat – obatan dan kimia.

26
Prinsip kerjanya hampir sama dengan kompresor torak. Perbedaannya terdapat pada
sistem kompresi udara yang akan masuk ke dalam tangki penyimpanan udara bertekanan.
Torak pada kompresor diafragma tidak secara langsung menghisap dan menekan udara,
tetapi menggerakkan sebuah membran (diafragma) dulu. Dari gerakandiafragma yang
kembang kempis itulah yang akan menghisap dan menekan udara ke tabung penyimpan.
d) Kompresor Putar (Rotary Compressor)
Kompresor putar ini memiliki sepasang rotor berbentuk sekrup. Pasangan ini berputar
serempak dalam arah yang berlawanan dan saling mengait seperti roda gigi. Putaran
serempak ini dapat berlangsung karena kaitan gigi-gigi rotor itu sendiri atau dengan
perantaraan sepasang roda gigi penyerempak putaran. Karena gesekan antar rotor sangat
kecil, kompresor ini mempunyai performansi yang baik untuk umur kerja yang panjang.
Perbedaan tekanan maksimum yang diizinkan pada kompresor ini ditentukan oleh
defleksi lentur rotor dan besarnya biasanya adalah 30 kg/cm2 (2900 kPa). Mekanisme
kerja kompresor rotary, udara masuk dimampatkan melalui Blade (Mata Pisau) yang
berputar cepat. Blade tersebut digerakkan untuk memampatkan udara yang masuk.
Kompresor beroperasi pada kecepatan tinggi dan umumnya menghasilkan hasil keluaran
yang lebih tinggi dibandingkan kompresor reciprocating. Biaya investasinya rendah,
bentuknya kompak, ringan dan mudah perawatannya, sehingga kompresor ini sangat
popular di industri. Biasanya digunakan dengan ukuran 30 sampai 200 hp atau 22 sampai
150 kW.
Jenis dari kompresor putar adalah:
a) Kompresor lobe (roots blower)
b) Kompresor ulir (ulir putar helical-lobe, dimana rotor putar jantan dan betina
bergerak berlawanan arah dan menangkap udara sambil mengkompresi dan bergerak
ke depan.
c) Jenis baling-baling putar/ baling-baling luncur, ring cairan dan jenis gulungan.

Kompresor ulir putar menggunakan pendingin air. Jika pendinginan sudah dilakukan
pada bagian dalam kompresor, tidak akan terjadi suhu operasi yang ekstrim pada bagian-
bagian yang bekerja. Karena desainnya yang sederhana dan hanya sedikit bagian-bagian
yang bekerja, kompresor udara ulir putar mudah perawatannya, mudah operasinya dan
fleksibel dalam pemasangannya. Kompresor udara putar dapat dipasang pada permukaan
apapun yang dapat menyangga berat Statiknya.

27
e) Kompresor Sekrup (Screw)
Kompresor Sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertautan (engage),
yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk cembung, sehingga
dapat memindahkan udara secara aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor itu identik dengan
sepasang roda gigi helix yang saling bertautan. Jika roda-roda gigi tersebut berbentuk
lurus, maka kompresor ini dapat digunakan sebagai pompa hidrolik pada pesawat-
pesawat hidrolik. Roda-roda gigi kompresor sekrup harus diletakkan pada rumah-rumah
roda gigi dengan benar sehingga betul-betul dapat menghisap dan menekan fluida.
f) Kompresor Root Blower (Sayap Kupu-kupu)
Kompresor jenis ini akan mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi yang lain tanpa ada
perubahan volume. Torak membuat penguncian pada bagian sisi yang bertekanan.
Prinsip kompresor ini ternyata dapat disamakan dengan pompa pelumas model kupu-
kupu pada sebuah motor bakar. Beberapa kelemahannya adalah: tingkat kebocoran yang
tinggi. Kebocoran terjadi karena antara baling-baling dan rumahnya tidak dapat saling
rapat betul. Berbeda jika dibandingkan dengan pompa pelumas pada motor bakar, karena
fluidanya adalah minyak pelumas maka film-film minyak sendiri sudah menjadi bahan
perapat antara dinding rumah dan sayap-sayap kupu itu.
5.1.2. Berdasarkan Aliran

Berdasarkan alirannya, kompresor diklasifikasikan sebagai berikut:


a. Kompresor Aliran (turbo compressor)
Jenis kompresor ini cocok untuk menghasilkan volume udara yang besar.
Kompresor aliran udara ada yang dibuat dengan arah masuknya udara secara
aksial dan ada yang secara radial. Arah aliran udara dapat dirubah dalam satu
roda turbin atau lebih untuk menghasilkan kecepatan aliran udara yang
diperlukan. Energi kinetik yang ditimbulkan menjadi energi bentuk tekanan.
b. Kompresor Aliran Radial
Percepatan yang ditimbulkan oleh kompresor aliran radial berasal dari ruangan ke
ruangan berikutnya secara radial. Pada lubang masuk pertama udara dilemparkan
keluar menjauhi sumbu. Bila kompresornya bertingkat, maka dari tingkat pertama
udara akan dipantulkan kembali mendekati sumbu. Dari tingkat pertama masuk
lagi ke tingkat berikutnya, sampai beberapa tingkat sesuai yang dibutuhkan.
Semakin banyak tingkat dari susunan sudu- sudu tersebut maka akan semakin
tinggi tekanan udara yang dihasilkan. Prinsip kerja kompresor radial akan
menghisap udara luar melalui sudu-sudu rotor, udara akan terisap masuk ke
dalam ruangan hisap lalu dikompresi dan akan ditampung pada tangki
penyimpanan udara bertekanan hingga tekanannya sesuai dengan kebutuhan.

28
c. Kompresor Aliran Aksial
Pada kompresor aliran aksial, udara akan mendapatkan percepatan oleh sudu
yang terdapat pada rotor dan arah alirannya ke arah aksial yaitu searah (sejajar)
dengan sumbu rotor. Jadi pengisapan dan penekanan udara terjadi saat rangkaian
sudu-sudu pada rotor itu berputar secara cepat. Putaran cepat ini mutlak
diperlukan untuk mendapatkan aliran udara yang mempunyai tekanan yang
diinginkan. Teringat pula alat semacam ini adalah seperti kompresor pada sistem
turbin gas atau mesin-mesin pesawat terbang turbo propeller. perbedaannya, jika
pada turbin gas adalah menghasilkan mekanik putar pada porosnya. Tetapi, pada
kompresor ini tenaga mekanik dari mesin akan memutar rotor sehingga akan
menghasilkan udara bertekanan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Bimo. Makalah Klasifikasi Pompa dan Kompresor. 2015


Ir. Sularso, MSME dan Prof. Dr. Haruo Tahara, Pompa dan Kompresor, PT Pradnya
Paramita, Jakarta, 1983.
www.cheresources.com/centrifugal...s3.shtml
http://bpompa.blogspot.com/2009/09/sejarah-pompa-sentrifugal_04.html
http://www.scribd.com/doc/27804524/pompa-sentrifugal#
Sularso, Tahara, Pompa dan Kompresor, PT Pradnya Paramita, Jakarta,2004
Nur Ali Mahmudi, Muhammad.Skripsi. "Perancangan Pompa “Lean Amine Pump”
Berkapasitas 1500 Gpm Tekanan 700 Psi" .Semarang,Januari 2006

30

Anda mungkin juga menyukai