Anda di halaman 1dari 8

MATERI KONSULTASI

PERSIAPAN PEMELIHARAAN AYAM BROILER


OLEH : Sugeha Mokoginta, S.ST

1. Maksimal 1 (satu) Minggu setelah Panen Kandang dibersihkan


2. Feces (Kotoran Ayam) di bawah kandang dibersihkan terlebih dahulu dan feces
tersebut dijauhkan dari kandang untuk menghindari tersimpanya bibit bibit penyakit
3. Bersihkan sarang laba laba di dalam kandang
4. Cuci Kandang dengan air dan detergen semua bagian bagian kandang mulai dari
lantai, atap, hingga dinding sampai benar-benar bersih
5. Kemudian Penyemprotan Insektisida.
6. Selanjutnya penyemprotan Formalin 40 % (750 ml Formalin : 50 Liter Air), Hal ini
sangat perlu dilakukan karena berfungsi untuk membasmi bibit-bibit penyakit yang
tersimpan dalam kandang.
7. Sebelum dilakukan pengapuran sebaiknya kandang disemprot dengan desinfektan
8. Pengapuran (Kapur Hidup) pada bagian lantai kandang secara merata dengan
menggunakan sapu ijuk
9. Tutup kandang tersebut secara keseluruhan dan usahakan jangan ada orang keluar
masuk kandang selama masa istirahat

Masa istirahat kandang = Masa yang dihitung sejak kandang dicuci (dibersihkan)

PEMELIHARAAN MINGGU I
- Pemanas (Kompor) sudah dinyalahkan sebelum ayam datang (minimal 2
jam sebelumnya), lebih lama lebih baik karena pemanasan liter dan ruang indukan (Broder)
harus mencapai suhu yang cukup memadai ketika ayam masuk
- Kondisi penerangan yang cukup sangat perlu diperhatikan

Umur 1 Hari
a. Pemberian air minum :
Sesaat sebelum DOC datang siapkan air gula merah konsenrtasi 2% ( 200 gr dalam 10
liter air ) – ( rasa manis-manis jambu ). Pemberian air gula tersebut diberikan selama 2
jam ( per-1000 ekor ). Setelah ayam minum air gula merah, dilanjutkan dengan pemberian
antibiotik ( cegah CRD dan Coli

b. Pemberian Makanan :
Pemberian makanan ini sebaiknya tiap 2 jam sekali, pemberian pada jam 22.00 berikan
agar cukup sampai pagi.

c. Penyalaan Pemanas : siang-menyala, Malam – menyala. Usahakan


pemanas memberikan suhu lingkungan 33 -340 C

d. Litter :
Sekam sebaiknya dijaga agar selalu kering, dan yang basah dibuang dan diganti dengan
yang baru

Umur 2 – 3 Hari
a. Pemberian air minum :
Antibiotik ( cegah CRD dan Coli )

b. Pemberian Makanan :
Diberikan tiap 2 jam sekali, pada jam 22.00 berikan cukup sampai pagi

c. Penyalaan Pemanas :
Hari Ke 2, siang – Menyala , malam – menyala Suhu lingkungan 330C – 340C) hari ke
3 mati jam 10 pagi, nyala jam 4 sore

Umur 4 Hari
a. Pemberian Air Minum :
Vitamin (untuk menghindari cekaman terhadap DOC, sebagai akibat pelaksanaan
Vaksinasi)

b. Pemberian Makanan :
Diberikan 2 Jam sekali dan pada jam 22.00 berikan cukup sampai pagi

c. Penyalaan Pemanas :
Mati jam 8 Pagi, nyala jam 6 sore, (Suhu lingkungan 320C – 330C)
d. Liter :
Lapisan Permukaan Liter (kertas Semen) dihilangkan

e. Ukuran Sekat :
Perluasan Sekat sebaiknya telah dipersiapkan sebelum ayam divaksin (perhatikan
kondisi berat badan ayam)

f. Vaksinasi :
Ayam yang divaksin harus dalam keadaan sehat (Vaksin ND = Tetes)

Umur 5 – 6 Hari
a. Pemberian Air Minum : Vitamin

b. Pemberian Makanan :
Tempat Pakan yang telah terpasang diisi secukupnya (Pemberian ini
tetap mengacu pada prinsip pemberi makanan tak terbatas dimana
prinsip ini berlaku hingga ayam dipanen

c. Penyalaan Pemanas :
Mati jam 8 pagi, nyala jam 6 sore, (suhu Lingkungan 320C – 330C)

d. Litter ;
Sekam sebaiknya dijaga agar selalu kering, dan yang basah dibuang dan diganti
dengan yang baru

e. Baki :
Jumlah baki dikurangi setengan, diganti dengan tempat pakan 4 Kg

Umur 7 Hari
a. Pemberian air minum ; Vitamin

b. Penyalaan Pemanas :
Mati jam 8 pagi, nyala jam 7 malam, (suhu lingkungan 320C – 330C)

c. Ukuran Sekat :
Perluasan Sekat sebaiknya telah dipersiapkan sebelum ayam divaksin ( Perhatikan
kondisi berat badan ayam )

d. Vaksinasi :
Ayam yang divaksin harus dalam keadaan sehat (Vaksin ND =Suntik)

e. Baki ;
Jumlah baki yang ada dikurangi setengah , diganti dengan tempat pakan
(4 Kg)

f. Tempat Minum :
Khusus Untuk pemakai tempat minum otomatis, tempat minum bias diganti dengan
tempat minum otomatis sebanyak 10 buah

PEMELIHARAAN MINGGU KE II
Baki yang ada secara keseluruhan diganti dengan tempat pakan (4 Kg)

Umur 8 Hari
a. Pemberian Air minum : Vitamin

b. Penyalaan Pemanas :
Mati jam 6 Pagi, nyala jam 9 malam (Suhu linkungan 320C)

Umur 9 Hari
a. Pemberian Air Minum : Air Putih

b. Litter :
Ketebalan Sekam dikurangi, dan sebaiknya sekam dijaga agar selalu
kering, dan yang basah dibuang dan diganti dengan yang baru

c. Penyalaan Pemanas :
Mati jam 6 pagi, nyala jam 9 malam (suhu lingkungan 320C)
Umur 10 – 12 Hari
a. Pemberian Air Minum :
Antibiotik (Cegah CRD dan Snot)

b. Penyalaan Pemanas :
Perhatkan keadaan cuaca khususnya pada kondisi ayam.

c. Penyalaan pemanas :
Mati jam 6 pagi, nyala jam 9 malam (suhu lingkungan 320C)

Umur 13 Hari
a. Pemberian Air Minum :
Vitamin (Pemberian Vitamin hendaknya diberikan sebelum dan
sesudah ayam di Vaksin)

b. Penyalaan Pemanas :
Mati jam 6 pagi, nyala jam 9 malam (suhu lingkungan 320C)
c. Vaksinasi ;
Gumboro (tetes Mulut)
d. Litter :
sekam yang ada dibuang setengah

Umur 14 Hari
a. Pemberian Air Minum : Vitamin
b. Temperatur :
(Suhu lingkungan 240C) perhatikan keadaan cuaca khususnya
pada kondisi ayam

PEMELIHARAAN MINGGU III


Umur 15 Hari
a. Pemberian Air Minum : Vitamin
b. Penyalaan Pemanas :
Perhatikan Keadaan Cuaca, Khususnya kondisi ayam (suhu Lingkungan 240C)
c. Litter :
Sekam yang ada dibuang semua, dan sekam yangtelah digunakan sebagai litter
dijauhkan dari kandang

Umur 16 – 18 Hari
a. Pemberian Air Minum :
Air putih (Minimal digunakan 6 jam setelah pemberian desinfektan)

Umur 19 – 20 Hari
a. Pemberian air minum :
Antibiotik (Cegah Coli dan Colera)

b. Pelebaran Sekat :
Khusus untuk hari ke 20, kadang penuh (keseluruhan kandang terpakai)

PEMELIHARAAN MINGGU KE IV

Suhu lingkungan yang dibutuhkan untuk minggu ke IV 220C

Umur 21 – 23 Hari
a. Pemberian Air minum : Vitamin

Umur 24 Hari – Panen


a. Pemberian Air Minum :
Air putih, dan pada hari ke 24 berikan gula merah (perhatikan kondisi ayam)
b. Pemberian Pakan :
Lakukan Pencampuran pakan mulai umur 24 – 26 hari ( 1:3, 2:2, 3:1)
MATERI KONSULTASI
PEMBUATAN KANDANG AYAM YANG BAIK
OLEH : SUHEHA MOKOGINTA, S.ST

Kandang, selain berfungsi sebagai tempat tinggal ayam dan pusat terselenggaranya
proses produksi,juga memiliki fungsi lain sbg berikut:

- Untuk melindungi ternak ayam dari hewan pemangsa.


- Untuk melindungi ternak dari cuaca yang buruk,seperti teriknya sinar matahari,hujan,udara
malam yang dingin,dan angin kencang.
- Untuk menghindari pencurian oleh manusia.
- Mencega hilangnya ternak akibat diunbar bebas.
- Memudahkan pemeliharaan,seperti: pemberian pakan dan minum, pengawasan
kesehatan ternak, serta pemungutan hasil.
-
A. Konstruksi Kandang
Untuk pemeliharaan ayam ras pedaging hanya di perlukan dua macam kandang, yaitu
kandang pembesaran dan kandang indukan
Konstruksi kandang untuk indukan berupa kandang kotak sedangkan kandang postal untuk
pembesaran/pemeliharaan selanjutnya.
Konstruksi kandang harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Kandang harus kuat dan tahan lama
- Kandang kotak berbentuk empat persegi panjang dengan ukaran bervariasi,
misalnya 1 m x 1 m, 1 m x 2 m, atau 0,5 m x 0,5 m.
Atap kandang, terutama untuk kandang postal maupaun kandang ren dapat dibuat
berbentuk huruf A yang memiliki dua kemiringan kanan dan kiri (system monitor), atau dapat
pula hanya dengan satu kemiringan (semi-monitor). Dari segi teknis, atap system monitor lebih
baik dari pada semi-monitor. Atap system monitor memberi sirkulasi udara yang baik di dalam
kandang, maupun menahan teriknya cahaya matahari, dan dapat menahan air hujan sehingga
suhu dan kelembapan di dalam kandang terkontrol. Tepi atap hendaknya cukup lebar, yakni
sekitar 1,25 m dari dinding kandang. Hal ini bertujuan untuk menahan teriknya cahaya matahari
dan air hujan.
- Dinding kandang tidak rapat, tetapi berupa celah-celah yang terbuat dari anyaman bambu,
atau kawat ram.
- Tinggi lantai kandang antara 1,5 - 2 m. tinggi kandang sangat berpengaruh terhadap sirkulasi
udara, semakin tinggi kandang akan semakin baik peredaran udaranya sehingga akan
semakin sejuk udaranya.
- Lebar kandang antara 6-8 m. lebar kandang juga berpengaruh terhadap sirkulasi udara di
dalam kandang. Kandang yang terlalu lebar dapat menghambat peredaran udara, yakni
gerakan udara dapat berhenti di tenggah sehingga pertukaran udara tidak lancar. Untuk
ukuran panjang kandang dapat disesuaikan dengan kondisi tanahnya dan jumlah ayam yang
akan di pelihara.
- Di sekitar kandang harus di buat parit atau selokan. Pembuatan selokan atau parit bertujuan
untuk pembuangan air agar tidak menggenang, terutama pada waktu musim hujan.

B. Tata Letak Kandang


Tata letak kandang berpengaruh terhadap kesehatan kandang. Tata letak kandang
minimal memenuhi syarat letak sebagia berikut.
- Kandang dibangun di tempat yang tinggi dari lahan sekitarnya agar udara dapat berputar dan
bergerak bebas melintasi kandang. Dengan demikian akan tercipta peredaran udara yang
baik. Di samping itu, kandang terhindar dari genangan air.
- Kandang harus mendapat sinar matahari. Agar cahaya matahari pagi dapat masuk ke dalam
kandang secara merata maka arah kandang hendaknya membujur arah timur barat. Dengan
masuknya cahaya matahari pagi dapat memebantu pembentukan vitamin D pada ternak.
- Kandang minimal 15 meter dari rumah.
- Letak kandang sebaiknya jauh dari jalan tempat orang lalu lalang
C. Bahan pembuatan kandang
Bahan kandang dapat menggunakan bambu, kayu, kawat ram, dan bahan bangunan lain,
seperti semen, pasir, dan batu bata. Penggunaan bahan untuk pembuatan kandang mempunyai
pengaruh terhadap efesiensi modal. Pada usaha yang berskala besar danbersifat komersial maka
penggunaan bahan yang bersifat permanen akan lebih menguntungkan.
Sedang untuk usaha skala kecil atau bagi pemula bahan bangunan dari bambu sangat
dianjurkan. Hal ini untuk menekan pengeluaran biaya yang lebih besar Karen belum bersifat
jangka panjang.
Untuk bahan atap sebaiknya menggunakan genteng, hindarkanlah penggunaan atap
dari bahan seng, sebab bahan tersebut dapat nmeningkatkan suhu di dalam ruangan kandang
dan menimbulkan suara bising , terutama saat hujan atau angin kencang.

Untuk usaha peternakan yang berorientasi keuntungan maka pemilihan lokasi


merupakan hal yang sangat penting. Pemikiran yang matang terhadap penentuan lokasi
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses produksi peternakan dan kesinambunagan
hidup perusahaan.

Untuk mencegah dampak negativ dari penentuan lokasi peternakan, ada tiga aspek yang
perlu diperhatikan yaitu tinjauan dari aspek teknis, aspek sosial dan ekonomi, serta aspek
hukum.

a. Aspek Teknis

Dari segi teknis faktor – faktor yang harus diperhatikan adalah factor lingkungan
hidup yang akan mempengaruhi dan mendukung kehidupan ternak. Lingkungan yang
sesuai untuk pertumbuhan ayam buras adalah yang memenuhi syarat-syarat berikut :

1. Lokasi harus terbuka dan cukup luas sehingga udaranya segar, bersih, dan tidak
lembab.
2. Lokasi tidak berdekatan dengan keramaian yang dapat menimbulkan kebisingan, seperti
keramaian lalulintas dan lapangan tembak. Lokasi yang berdekatan dengan keramaian
dapat menyebabkan ayam stress, dan ini berpengaruh terhadap produksi.
3. Lokasi harus bersih atau tidak berdekatan dengan tanaman atau bangunan tinggi yang
dapat menghalangi sinar matahari masuk kedalam kandang.
4. Lokasi harus lebih tinggi dari sekitarnya, terutama pada daerah yang topografinya miring
atau bergelombang.

b. Aspek Sosial dan Ekonomi


Faktor sosial yang harus diperhitungkan adalah lokasi harus jauh dari pemukiman,
dan bukan lokasi pemukiman. Hal ini karena bau kotoran ayam yang cukup menyengat dan
debu kandang dapat mengganggu kesehatan penduduk di sekitarnya.
Faktor ekonomi yang perlu dipertimbangkan adalah potensi sumberdaya alam yang
mendukung,usaha peternakan dilokasi tersebut. Contoh : Dekat dengan persawahan,
tempat penggilingan padi, dan saran transportasi, untuk pengangkutan pakan, bibit, dan
hasil panen.

c. Aspek Hukum
Bagi peternakan besar, masalah izin pendirian badan usaha dan penggunaan tanah
menurut rencana induk (master plan) yang telah ditentuka oleh pemerintah daerah
setempat merupakan keharusan yang mutlak dilakukan oleh peternak.
MATERI KONSULTASI
SELEKSI BIBIT AYAM BROILER
OLEH : SUGEHA MOKOGINTA, S.ST

Bibit ayam yang baik harus berasal dari induk yang produktif, Yang memiliki

pertumbuhan badan yang cepat, tahan terhadap penyakit, mudah beradaptasi dengan

lingkungan serta memiliki produksi daging yang tinggi. Dari iduk yang memiliki sifat

sifat yang unggul, diharapkan akan mampu memberikan hasil produksi daging yang

maksimal dalam pemeliharannya, serta efisien dalam pemanfaatan pakan (FCR) yang

baik . Pada saat ini hampir semua perusahaan (Breeder) pembibitan telah melakukan

seleksi yang ketat terhadap bibit ayam broiler. Adapun Cirri-ciri bibit baik antara lain :

1. Kondisi fisik yang sehat

2. Kaki normal dan dapat berdiri dengan sempurna

3. Tampak segar

4. Aktif dan tidak dehidrasi

5. Tidak ada kelainan-kelainan bentuk fisik

6. Bulu kapas mengembang, atau tidak lengket

7. Mata cerah dan gerakan lincah

8. Sekitar pusar, dubur kering dan

9. Pusar tertutup.
MATERI KONSULTASI
VAKSINASI ND PADA TERNAK AYAM
OLEH SUGEHA MOKOGINTA, S.ST

a. Perlakuan Vaksin
Vaksin dapat diperoleh dari poultrishop yang menjual berbagai jenis
perlengkapan ternak di toko maupun di dinas peternakan. Dalam menangani vaksin
harus hati hati sebab vaksin tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Vaksin
yang dibawa dari toko atau dinas sebaiknya dibungkus dengan kantong plastiK yang
berwarna hitam dan disi dalam termos es. Setelah vaksin dimasukkan kedalam
termos es, jangan lupa diberi es batu secukupnya hal ini untuk menjaga agar suhu
tetap stabil hingga vaksin tersebut digunakan.
Bila vaksin tiba di rumah, sebaiknya segera di masukan kedalam kulkas, agar
kualitas vaksin tetap terjaga.
b. Penggunaan Vaksin
Vaksin hendaknya digunakan sebelum tanggal kedarluasa sebab vakasin yang
sudah lewat kedarluasa tidak lagi dapat menimbulkan kekebalan tubuh pada ternak
ayam. Dalam melarutkan vaksin sebaiknya menggunakan pelarut dari air yang steril
dan bukan berasal dari air PAM.
Vaksinasi yang diberikan dan dilakukan adalah Vaksin ND, AI (Flu Burung),
Umur 4 hari (Tetes) bisa juga dengan Subkutan dengan dosis 0,2 cc/ekor. Pada
umur 37 hari diberi Vaksin AI dengan dosis 0,5 cc begitu seterusnya dilakukan tiap
bulan satu kali. Untuk vaksinasi ND dapat dilakukan pada umur 4 hari, 4 minggu, dan
tiap 4 bulan sekali, pada ayam Petelur dan Ayam Buras sedangkan untuk ayam
Broiler (pedaging Cukup 2 kali vaksin selama Masa Pemeliharaan) Untuk vaksinasi
ND dosis satu ekor 1 tetes pada umur 4 hari dan 1 CC satu ekor untuk ayam yang
berumur 7-8 hari
c. Cara melakukan pengisian suntikan, diusahakan agar tabung tidak terdapat
gelembung udara.
d. Waktu melakukan injeksi usahakan tembus daging dan jangan kena tulang sebab hal
ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam.

Vaksinasi harus memenuhi beberapa ketepatan :

1. Tepat Dosis

2. Tepat Sasaran

3. Tepat Aplikasi dan

4. Tepat Waktu

Ternak ayam sebaiknya dilakukan Vaksinasi secara berkala setip 4 bulan sekali
hal ini dikarenakan pada kondisi akhir waktu 4 bulan setelah divaksinasi kekebalan
tubuh ayam mulai menurun oleh sebab itu pada waktu tesebut sangat tepat untuk
melakukan vaksinasi.
Bila vaksinasi dilakukan secara kontinu maka daya tahan tubuh ayam tetap stabil
sehingga ketika diserang oleh penyakit maka ayam tidak mudah sakit karena
adanya sistim kekebalan tubuh ayam yang yang cukup tinggi.

Anda mungkin juga menyukai