Anda di halaman 1dari 14

ISSN 2355-4721 Penerapan Good Logistic Practices Sebagai Penunjang Ekspor Buah Tropis

Penerapan Good Logistic Practices sebagai Penunjang


Ekspor Buah Tropis
Good Logistic Practices as the Main Supported
for Tropical Fruit Export

Winiati Pudji Rahayu Wibisono Adhi


Institut Pertanian Bogor (IPB) Institut Pertanian Bogor (IPB)
wini_a@hotmail.com sony_adhi@hotmail.com

ABSTRACT
One strategy that can be taken to develop the economic potential of fruits is the logistical
support that takes into account the effectiveness and eficiency commercially and pay
attention to quality and food safety requirements. Practically, logistics support can be
done with the application of Good Logistics Practices (GLP). Packaging, storage, and
handling during transportation become key activities with temperature and time handling
during processing as two critical factors in fruits logistics management that will determine
the inal quality of fruits commodity. Each commodity of tropical fruits require special
treatment which should be tailored to its nature and morphology. Understanding and the
ability of farmers and agro-industry entrepreneurs in dealing with fruits especially in
providing cold chain in the logistics process becomes a major capital to compete with
imported fruits entrepreneurs.

Keywords: Good Logistics Practices, tropical fruits

ABSTRAK
Salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk mengembangkan potensi ekonomi buah-
buahan adalah dengan dukungan logistik yang memperhatikan efektivitas dan eisiensi
secara komersial dan memperhatikan persyaratan mutu dan keamanan pangan. Dukungan
logistik secara praktis dapat dilakukan dengan penerapan Good Logistic Practices (GLP).
Kegiatan pengemasan, penyimpanan, dan penanganan selama transportasi menjadi
aktivitas kunci dengan suhu dan waktu selama penanganan dan pemrosesan menjadi dua
faktor kritis pada manajemen logistik buah-buahan yang akan menentukan kualitas akhir
buah-buahan. Setiap komoditas buah-buahan tropis memerlukan penanganan yang harus
disesuaikan dengan sifat dan morfologinya masing-masing. Pemahaman dan kemampuan
petani dan pengusaha agroindustri dalam menangani buah dengan baik khususnya dalam
menyediakan rantai dingin dalam proses logistik menjadi modal utama untuk bersaing
dengan pengusaha buah-buahan impor.

Kata kunci: good logistic practices, buah tropis

93
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 01, Maret 2015
Winiati Pudji Rahayu, Wibisono Adhi ISSN 2355-4721

Pendahuluan secara komersial dan memperhatikan


Indonesia memiliki potensi persyaratan mutu dan keamanan pangan
komoditas buah-buahan yang melimpah buah-buahan tropis tersebut. Apabila
dan semestinya dapat mengembangkan kemampuan logistik dan penanganan rantai
potensi ekonomi dan menumbuhkan dingin di Indonesia dapat ditingkatkan
kecintaan atas buah-buahan lokal tersebut. maka kedepan Indonesia akan berubah
Kondisi tingkat ekonomi dan daya beli dari negara pengimpor menjadi negara
masyarakat Indonesia yang baik saat ini, pengekspor buah buahan, khususnya buah-
mendorong semakin besarnya konsumsi buahan tropis yang tidak dimiliki negara
produk-produk hortikultura yang salah barat. Dukungan logistik secara praktis
satunya adalah buah-buahan. Namun justru dapat dilakukan dengan penerapan Good
buah-buahan yang dikonsumsi sebagian Logistic Practices (GLP). Penerapan
besar berasal dari luar negeri, sehingga GLP pada komoditas buah-buahan adalah
meningkatkan volume impor. Jeruk china, upaya menciptakan ketahanan buah-
apel selandia baru dan durian bangkok buahan dalam negeri di Indonesia yang
mudah dijumpai di pasaran Indonesia dan digambarkan oleh faktor ketersediaan,
dapat bersaing dalam hal citarasa dan harga kemudahan, kenyamanan dan keamanan
dengan jeruk berastagi, apel malang dan pangan (Rahayu, 2011).
durian lokal. Tingginya tingkat kompetisi Rodríguez (2009) memaparkan
antar kedua golongan jenis buah-buahan saat ini logistik mengacu pada prosedur
tesebut, diakibatkan salah satunya karena mulai dari pengadaan bahan baku
kekuatan logistik dan yang lebih khusus hingga pengiriman produk akhir kepada
lagi adalah pada kemampuan penanganan konsumen, termasuk perencanaan proses,
rantai dingin (Gurning, 2013). implementasi dan integrasi. Dengan kata
Komoditas hasil pertanian bersifat lain hal ini mencakup segala sesuatu dari
sensitif terhadap kondisi lingkungan dan perencanaan produksi, pengemasan dan
kamba, terlebih lagi pada komoditas buah- pengepakan, transportasi, manajemen
buahan. Mutu buah-buahan ditentukan oleh persediaan, pengolahan pesanan pembelian
banyak faktor. Keamanan buah-buahan dan manajemen informasi di seluruh rantai
ditentukan dari tingkat cemaran kimia pasokan, dengan tujuan agar produk dapat
maupun mikrobiologis selama penanganan tersedia bagi konsumen dengan cepat,
buah-buahan. Pemanenan yang dilakukan ekonomis dan andal.
pada tingkat kematangan yang cukup akan Indonesia pasti mampu mengekspor
memberikan kualitas yang baik saat buah buah-buahannya dengan volume yang lebih
dikonsumsi. Namun apabila buah tidak besar dan dengan jangkauan yang lebih
segera dikonsumsi, maka pada tingkat luas. Memenuhi hal itu, yang dibutuhkan
kematangan yang tinggi akan mempercepat agar dapat berpartisipasi dengan sukses
laju penurunan kualitasnya. Oleh karena itu di pasar internasional, perusahaan
diperlukan penanganan komoditas buah- ekspor harus memastikan bahwa mereka
buahan mulai dari proses penanganan pasca memberikan pesanan yang benar, sesuai
panen hingga komoditas sampai kepada dengan spesiikasi yang telah disepakati,
konsumen, baik konsumen dalam negeri memastikan kualitas dan memberikan
maupun konsumen luar negeri. Penanganan produk secara tepat waktu. Penerapan GLP
yang baik adalah apabila komoditas dapat akan membuat hal-hal tersebut mungkin
dipertahankan keamanan dan kualitasnya. dilakukan yang juga akan memaksimalkan
Salah satu strategi yang dapat ditempuh efektivitas proses ekspor perusahaan;
adalah dengan dukungan logistik yang menghindari pengeluaran untuk denda atau
memperhatikan efektivitas dan eisiensinya biaya tambahan oleh perusahaan kargo,

94
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 01, Maret 2015
ISSN 2355-4721 Penerapan Good Logistic Practices Sebagai Penunjang Ekspor Buah Tropis

pejabat setempat dan bahkan dari klien; kebersihan dan kerusakan isik, kimia
menekan biaya seminimum mungkin atau maupun mikrobiologis (Yulianingsih et
paling tidak tetap pada anggaran yang telah al., 2009). Kerusakan atau cacat suatu
direncanakan; mendapatkan pemesanan komoditas dapat ditimbulkan oleh berbagai
kembali karena pelayanan yang baik; sebab, dan sangat berpengaruh terhadap
menjaga hubungan yang baik dengan mutu tampilan hasil hortikultura.
klien; dan membuat citra perusahaan dapat Mutu internal merupakan kondisi di
dipercaya, mapan, dan profesional. dalam komoditas, terutama menyangkut
Penerapan GLP pada komoditas mutu konsumsi (eating quality) yang
buah-buahan memberi pengaruh langsung meliputi jumlah yang dapat dikonsumsi
terhadap kinerja yang baik, baik dalam yang dipengaruhi tebal kulit, rendemen
proses produksi maupun dalam proses dan jumlah kerusakan; tekstur, citarasa dan
distribusi. Beberapa aktivitas kunci nilai gizi. Tekstur atau tingkat kekerasan
pada manajemen logistik yang akan merupakan faktor penting yang berkaitan
menentukan kualitas akhir dari suatu erat dengan tingkat kesegaran buah saat
komoditas buah-buahan diantaranya adalah dinikmati, dan juga turut menentukan
kegiatan pengemasan, penyimpanan, dan kemampuan dalam menahan tekanan pada
penanganan selama transportasi. saat dikapalkan atau transportasi. Buah
yang lunak bila dikirim hingga jarak jauh
akan mengalami kehilangan dan kerusakan
Pentingnya Menjaga Mutu pada cukup tinggi akibat pelukaan secara isik.
Manajemen Logistik Sedangkan citarasa merupakan tanggapan
Mutu adalah sesuatu hal yang atas rasa dan aroma beberapa komponen
memberikan nilai dan biasanya menjadi dalam suatu komoditas. Komponen nilai
unggulan suatu komoditas. Menurut gizi jarang berperan sebagai pertimbangan
Rahayu dan Nurosiyah (2008) mutu dapat pertama pada tahap awal, tetapi biasanya
dideinisikan sebagai seperangkat sifat akan menjadi bahan pertimbangan
atau faktor pada produk yang memberikan kemudian di tahap akhir. Komponen mutu
tingkat penerimaan konsumen terhadap aneka buah secara rinci disajikan pada
produk tersebut. Kepuasan konsumen Tabel 1.
berkaitan dengan aspek mutu yang bersifat Daya simpan juga sering
multidimensi dan mempunyai banyak dimaksudkan sebagai mutu internal yang
aspek. Untuk menilai tingkat mutu suatu mempunyai arti yang sangat penting dalam
komoditas dapat dibedakan menjadi rantai pemasaran, selain akan menjadi
komponen mutu eksternal dan mutu internal. pertimbangan bagi konsumen untuk
Komponen mutu eksternal adalah tampilan ketahanan simpan, juga akan menentukan
yang dapat terlihat langsung dan merupakan dalam distribusi dan transportasi jarak
penilaian pertama yang dapat memberi jauh. Mutu pascapanen hasil hortikultura
gambaran tingkat mutu suatu komoditas, umumnya tidak dapat diperbaiki, tetapi
walaupun tidak selalu penampakan mutu dapat dipertahankan. Mutu yang baik
dari luar merupakan releksi mutu internal merupakan kombinasi penyesuaian dari
atau kondisi di dalamnya. Namun demikian mutu komoditas yang dihasilkan produsen
di dalam pemasaran mutu tampilan dengan sesuatu yang disukai konsumen.
merupakan faktor yang sangat penting, Bagi produsen harus memperhatikan
karena konsumen akan lebih dulu menilai komoditasnya, varietas yang bernilai
hal yang terlihat langsung. Beberapa hal haruslah berdaya hasil tinggi, tahan penyakit,
yang mempengaruhi mutu eksternal terdiri mudah dipanen, dan tahan untuk dikirim
dari bentuk, ukuran, warna, kesegaran, jarak jauh. Bagi penerima dan distributor

95
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 01, Maret 2015
Winiati Pudji Rahayu, Wibisono Adhi ISSN 2355-4721

pasar, mutu tampilan merupakan hal yang (produksi CO2) dan produksi etilen, buah-
penting, juga tingkat kekerasan yang lebih buahan dapat dibedakan menjadi buah
tinggi dan daya simpan yang relatif lebih klimakterik dan buah non klimakterik.
panjang. Konsumen memperhatikan mutu Produksi CO2 dan produksi etilen dari
dengan didasari pada penampilan, tingkat buah klimakterik mengalami lonjakan
kekerasan, citarasa, dan nilai gizi. produksi pada saat buah matang, sementara
Perkembangan mutu dan daya untuk buah non klimakterik tidak terjadi
simpan buah-buahan sangat ditentukan lonjakan produksi baik CO2 maupun etilen.
oleh karakter isiologisnya. Oleh karena itu, Secara praktis, perbedaan antara buah
karakter isiologis menjadi pertimbangan klimakterik dan buah non klimakterik
utama bagi pelaku usaha pascapanen untuk adalah menyangkut perolehan buah matang
memperlakukan buah dalam proses logistik yaitu kematangan buah klimakterik dapat
agar mutu prima buah terjaga hingga ke diperoleh melalui pemeraman, sedangkan
tangan konsumen. Berdasarkan karakter buah non klimakterik matang hanya
isiologisnya yang mencakup pola respirasi dapat diperoleh di pohon atau tidak dapat
diperam.

Tabel 1 Komponen mutu buah


Atribut Komponen
Utama
Tampilan Ukuran: dimensi, bobot, volume
Bentuk dan kondisi: nisbah diameter panjang/lebar, kehalusan,
kepadatan, dan keseragaman
Warna: keseragaman
Kilap: sifat lapisan lilin
Cacat: morfologis, isik dan mekanis, isiologis, patologis, dan
entomologis
Tekstur Kekokohan, kekerasan, kelembutan, kerenyahan, sifat berair
(juiciness), terasa bertepung, terasa berpasir, keliatan, terasa berserat
Citarasa Kemanisan, keasaman, kesepatan, kepahitan, aroma, citarasa dan bau
asing
Nilai gizi Karbohidrat (termasuk serat makanan), protein, lemak, vitamin, dan
mineral
Keamanan Adanya cemaran (residu kimia, logam berat), mikotoksin, mikroba
Diolah dari Broto (2003)

96
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 01, Maret 2015
ISSN 2355-4721 Penerapan Good Logistic Practices Sebagai Penunjang Ekspor Buah Tropis

Pembibitan Pengembangan Persemaian Kebun


tanaman

Penyimpanan
Transportasi Eksportir Pengepakan
dingin

Penyimpanan Pelabuhan Pengapalan Pelabuhan


dingin

Rak display Distribusi Pengemasan Penerima

Gambar 1 Rantai pasok ekspor buah segar (Dyk, 2004)

Rantai ekspor produk segar cukup Penerapan Good Logistic Practices pada
rumit dengan waktu dan suhu sebagai faktor Pengemasan Buah-Buahan
kunci untuk memastikan kualitas produk Pengemasan merupakan kegiatan
dan oleh karena itu harga produk segar untuk menempatkan buah-buahan
tertinggi diperoleh di pasar internasional pada suatu wadah dengan tujuan untuk
(Dyk dan Maspero, 2004). Ada banyak melindungi buah dari kerusakan dan
peran pemain dalam rantai pasokan buah. mempermudah perlakuan selanjutnya.
Rantai pasok ekspor buah segar dapat Sebelum proses pengemasan terdapat
dilihat dalam Gambar 1. Panjangnya rantai beberapa aktivitas pra-pengemasan yang
pasok buah-buahan menjadikan potensi diperlukan. Berbagai jenis proses yang
kerusakannya selama proses logistik juga dibutuhkan harus disesuaikan dengan
menjadi besar karena banyak pihak yang kebutuhan isiologis dan kepentingan
terlibat didalamnya. Praktik yang salah bisnis. Beberapa aktivitas pra-pengemasan
di salah satu rantai dapat menyebabkan yang umum dilakukan diantaranya
kerusakan pada produk secara permanen pencucian tanpa ataupun dengan pre-
atau manajemen yang kurang baik akan cooling, trimming, pemilahan, pengukuran,
menyebabkan hilangnya nilai tambah suatu dan perlakuan khusus (seperti: pelilinan,
komoditas. Sebagai contoh, penundaan di penyemprotan/pencelupan pestisida)
suatu tempat dalam rantai pasokan dapat (Setyabudi, 2009). Semakin banyak
berdampak fatal karena memiliki efek mengalami penanganan dan semakin lama
riak di seluruh rantai pasok keseluruhan. penundaan penanganan, kehilangan dan
Jika sebuah batch buah-buahan tertinggal kerusakan yang terjadi pada buah-buahan
kapal dan tertahan untuk menunggu akan makin besar.
kapal berikutnya, maka memungkinkan
terjadi penurunan kualitas yang sangat Pemilahan merupakan pengelom-
besar sehingga mutunya menjadi tidak pokan buah-buahan hasil panen berdasarkan
sesuai dengan kebutuhan pasar atau pasar kriteria yang telah disepakati oleh produsen
mungkin akan terbanjiri produk di minggu dan konsumen. Selama pemilihan harus
tertentu. Jika pasar diletakkan di bawah diusahakan terhindar dari kontak sinar
tekanan yang tidak semestinya, harga akan matahari secara langsung. Kontak sinar
turun dan biasanya tidak akan kembali matahari langsung menyebabkan penurunan
stabil selama beberapa waktu hingga bobot, mempercepat/meningkatkan proses
musim buah berganti. metabolisme yang pada ujungnya akan

97
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 01, Maret 2015
Winiati Pudji Rahayu, Wibisono Adhi ISSN 2355-4721

mempercepat/meningkatkan aktivitas penanganan pra-pengemasan yang kurang


respirasi dan pematangan, pelayuan, baik, sehingga sebelum buah-buahan
bahkan pembusukan. dikemas harus dipastikan bahwa buah-
Sortasi merupakan kegiatan buahan telah bersih dan kering.
pemisahan secara visual berdasarkan Dalam pemilihan kemasan hal penting
tampilan isik (warna dan bentuk) antara yang harus diperhatikan adalah fungsi dasar
yang baik, tidak rusak, tidak cacat, sehat, kemasan. Fungsi dasar dari kemasan adalah
ataupun benda asing lainnya. Sortasi harus melindungi dan memfasilitasi penanganan
dilakukan segera setelah bahan berada buah-buahan sehingga tidak boleh
dalam bangsal penanganan karena akan dikorbankan hanya untuk kepentingan
menentukan proses selanjutnya. Perlakuan penampilan. Kemasan harus dirancang
sesegera mungkin dalam sortasi dapat untuk melindungi sejumlah produk dengan
membatasi kerusakan/kehilangan hasil eisien dan memastikan produk tetap dalam
panen, juga kontaminasi mikroba ataupun kondisi sempurna hingga sampai kepada
benda asing lainnya. konsumen akhir. Kemasan juga digunakan
Teknologi pengemasan buah- untuk membantu proses penanganan dan
buahan yang berkembang saat ini adalah distribusi. Desain kemasan harus dapat
inovasi dalam kemasan, coating buah, dan memberi kemudahan dalam penanganan,
pengendalian pematangan agar produk penyimpanan dan penumpukan produk.
tidak mudah rusak dan dapat meluaskan Pada buah-buahan, kemasan juga
jangkauan pemasaran. Salah satu alternatif digunakan sebagai alat diferensiasi pasar
untuk memperpanjang masa simpan dan konsolidasi. Pengemasan yang kurang
buah-buahan adalah melalui pelilinan baik dalam kargo dapat mengakibatkan
(wax coating) menggunakan emulsi lilin. terjadinya kerusakan selama transportasi,
Umumnya buah-buahan mempunyai sehingga kemasan harus mampu menahan
lapisan lilin alami pada permukaan kulitnya penanganan yang kasar selama bongkar
yang dapat hilang pada proses pencucian. muat. Kemasan harus dapat melindungi
Pemakaian lilin buatan digunakan buah-buahan dari tekanan yang besar dari
untuk meningkatkan kilap sehingga produk lain; benturan dan getaran selama
penampakannya menjadi lebih menarik. Di transportasi; kehilangan kelembaban;
samping itu luka atau goresan dapat ditutupi eksposur suhu yang lebih tinggi atau lebih
dengan lilin (Muchtadi et al., 2010). Lilin rendah dan dari eksposur bau dari produk
untuk komoditas pertanian segar harus lain.
memenuhi beberapa persyaratan, yaitu Berbagai jenis bahan digunakan
tidak berpengaruh terhadap bau dan rasa untuk keperluan kemasan, diantaranya
komoditas, tidak beracun, mudah kering adalah bahan dari logam, kayu, gelas,
dan tidak lengket, tidak mudah pecah, kertas, plastik, ilm, foil, karung goni dan
mengkilap, licin, mudah diperoleh dan kain. Pengemasan yang banyak digunakan
murah harganya. untuk buah-buahan antara lain adalah
Proses pengemasan dapat dimulai plastik, kertas/karton dan kayu. Tabel 2
dengan menentukan semua potensi menunjukkan bahan yang paling umum
kerusakan yang dapat terjadi. Apabila digunakan untuk memproduksi kemasan,
potensi kerusakan telah diidentiikasi, bersamaan dengan deskripsi singkat
maka dapat diambil tindakan untuk tentang kelebihan dan kekurangannya.
menghilangkan atau setidaknya mengurangi
risiko terjadinya kerusakan. Kerusakan
komoditas juga dapat diakibatkan karena

98
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 01, Maret 2015
ISSN 2355-4721 Penerapan Good Logistic Practices Sebagai Penunjang Ekspor Buah Tropis

Tabel 2 Bahan yang umum digunakan untuk memproduksi kemasan,


bersamaan dengan kelebihan dan kekurangan

• Resistensi yang kuat terhadap • Kelembaban dapat men-


Material Kelebihan utama Kekurangan utama
Papan ber-

• Mudah diprint
gelombang keretakan gubah sifat mekanik; Risiko

• Bisa dilipat untuk penyimpanan,


ini dapat dikurangi dengan

• Paling tidak tahan tekanan


melapisi papan dengan lilin.

• Memiliki rasio biaya/kualitas


menghemat ruang penyimpanan
dibanding jenis kotak lainnya

• Dapat didaur ulang


yang baik

• Resistensi yang kuat terhadap • Mahal


• Resistensinya tidak konsisten
Kayu

• Dapat digunakan kembali • Membutuhkan lebih banyak


guncangan, air, dan kelembaban.

tenaga dan ruang untuk peny-

• Kekuatan resistensi mekanis yang • Biaya penyimpanan transpor-


impanan.
Logam

• Interaksi senyawa kimia mini-


baik tasi dan penyimpanan lebih
tinggi karena volumenya

• Memiliki standar khusus yang


mum antara kemasan logam besar

• Stabil dan tidak tembus air


dengan produk.

• Opasitas yang naik (memblok


harus diikuti

• Ideal untuk di print • Pelindung terhadap cairan,


cahaya)

• Mudah dibentuk
Kertas

• Mudah disimpan
minyak dan lemak yang

• Dapat didaur ulang • Memiliki kapasitas penyera-


buruk

• Interaksi senyawa kimia mini- • Memiliki sifat yang permea-


pan yang tinggi (higroskopik)
Plastik

• Tidak stabil oleh pengaruh


mum antara kemasan plastik bel terhadap gas dan radiasi

• Ringan, leksibel, dan serbaguna


dengan produk.

• Resistensi mekanis yang baik


suhu

• Dapat didaur ulang


Kaca • Material yang bersih, murni, hi- • Berat dan volumenya besar,

• Resisten terhadap tekanan internal masalah pada penyimpanan


gienis; inert dan tahan air sehingga dapat menyebabkan

• Mudah pecah
• Dapat ditumpuk.
dan suhu tinggi.

• Pelanggan dapat melihat

• Dapat disesuaikan dengan kebutu-


isi kemasan
Komposit
han spesiik produk,
Diolah dari Rodríguez (2009)

99
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 01, Maret 2015
Winiati Pudji Rahayu, Wibisono Adhi ISSN 2355-4721

Penerapan Good Logistic Practices pada degradasi asam-asam organik dan dapat
Penyimpanan Buah-Buahan memproduksi asetaldehid dan asam yang
Selama proses penyimpanan, menimbulkan bau yang tidak diinginkan.
keamanan dan kestabilan buah-buahan Mikroba yang mengontaminasi
perlu dipertahankan untuk memastikan buah-buahan dapat berasal dari berbagai
bahwa buah-buahan telah disimpan pada sumber, sejumlah mikroba memang sudah
lingkungan yang tepat dan terlindungi dari terdapat pada seluruh bagian buah sejak
kontaminasi dan kerusakan. Setiap buah buah tersebut dipetik. Mikroba juga dapat
membutuhkan kondisi penyimpanan yang mengontaminasi peralatan pemanenan dan
spesiik. Buah harus disimpan dengan tempat penyimpanan buah. Buah yang
kondisi suhu, kelembaban, cahaya dan busuk merupakan sumber mikroba jika
komposisi udara tertentu untuk mencegah disimpan bersama dengan buah-buahan lain
buah menjadi tidak aman atau rusak. yang masih normal. Penyebab kerusakan
Kestabilan buah sangat dipengaruhi lainnya pada buah-buahan yang diakibatkan
oleh kondisi penyimpanan begitu pula oleh suhu tinggi adalah pelunakan karena
dengan dengan umur simpan dan tingkat aktivitas enzim pektinesterase yang akan
kematangan buah yang dapat dikendalikan mendegradasi pektin sebagai komponen
dari kondisi penyimpanannya. Kemasan struktur buah.
pada umumnya memberikan perlindungan Penyimpanan yang umum dilakukan
dari kondisi lingkungan yang tidak untuk meminimalisasi kerusakan pada
menguntungkan. Akan tetapi, kemasan buah-buahan adalah penyimpanan pada
tidak dapat mencegah kerusakan. suhu dingin, yaitu suhu penyimpanan
Kondisi pada suhu penyimpanan diatur di atas suhu titik beku dan di
yang tidak sesuai selain akan mempercepat bawah suhu ruang. Penyimpanan dingin
kerusakan buah-buahan juga dapat dapat mengurangi: a. aktivitas respirasi
menyebabkan buah-buahan menjadi dan metabolisme, b. proses penuaan
tidak aman. Suhu tinggi akan mendorong karena proses pematangan, pelunakan
pertumbuhan mikroba sehingga dapat dan perubahan warna serta tekstur, c.
merusak struktur buah. Rahayu dan kehilangan air dan pelayuan, d. kerusakan
Nurwitri (2012) menjelaskan secara umum, karena aktivitas mikroba (bakteri, kapang,
kerusakan mikrobiologis pada buah- kamir), e. proses pertumbuhan yang tidak
buahan disebabkan oleh kapang. Beberapa dikehendaki, misalnya pertunasan. Setiap
kapang yang menyebabkan kerusakan pada jenis buah memiliki kebutuhan suhu yang
buah-buahan diantaranya adalah kapang berbeda selama penyimpanan (Tabel 3).
biru (blue mould spoilage) dan kapang abu- Setiap jenis buah juga memiliki sifat
abu (grey mould spoilage). Kedua kapang sensitivitas yang berbeda terhadap suhu
tersebut akan menghasilkan miselium dan dan kelembaban (Tabel 4).
spora yang berwarna abu-abu dan biasanya
menyerang anggur dan stroberi pada
kondisi lembab dan suhu hangat. Buah- Penerapan Good Logistic Practices pada
buahan juga dapat terserang busuk kapang Transportasi Buah-Buahan
hitam yang biasanya menyerang alpukat Kluster komoditas ini dalam proses
dan apel. Kerusakan lain yang terjadi pengangkutannya lewat moda transportasi
pada buah-buahan selain disebabkan oleh sering kali dilakukan dengan menggunakan
kapang, juga dapat disebabkan oleh kamir pola angkutan kontainer pendingin
dan bakteri. Sebagian kamir dapat hidup (reefer container) atau refrigerated cargo
pada kondisi anaerobik dan pH rendah. bersamaan dengan proses pendinginan
Selain itu, kamir juga dapat menyebabkan dan pembekuan produk guna menghindari

100
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 01, Maret 2015
ISSN 2355-4721 Penerapan Good Logistic Practices Sebagai Penunjang Ekspor Buah Tropis

masa destruki komoditas tersebut karena buahan dapat dimuat dan disimpan secara
karakteristik bahan yang terbatas periode bersama-sama saat transportasi, namun
kesegarannya. Keterpaduan antara harus dari jenis buah-buahan yang memiliki
berbagai pelaku usaha terkait rantai dingin sifat yang serupa. Produk yang diangkut
sangat diperlukan di Indonesia mulai dari sebagai kargo campuran atau disimpan
produsen hingga lokasi retail dan kios dan secara bersama-sama harus mempunyai
tentunya eksportir. persyaratan suhu optimal, kelembaban
Transportasi buah-buahan harus relatif, produksi etilen, sensitivitas etilen,
mampu menjaga agar buah-buahan tetap produksi bau, dan penyerapan bau yang
terlindungi dari benturan dan getaran ketika sama. Biasanya buah-buahan dikirim
dalam perjalanan. Beberapa jenis buah- dengan sesama buah-buahan lainnya
seperti dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 3 Suhu optimum penyimpanan beberapa buah


Jenis Buah Umur simpan (hari) Suhu optimum (oC)
Apel 90-240 0
Pisang 7-28 13.5
Jeruk, jeruk nipis, lemon 21-90 7
Stroberi 5-10 0.6
Tomat 7-14 12
Alpukat - 3
Jambu - 7.5
Mangga - 8
Nanas - 12
Pepaya - 10
Diolah dari Sze (2013) dan PPECB (2003) dalam Ortmann (2005)

Tabel 4 Daftar produk dengan sensitivitasnya


Sensitivitas Jenis buah
Kerusakan karena suhu Alpukat, pisang, melon, jeruk, lemon, mangga, mang-
dingin (chiling injury) gis, markisa, pepaya, tomat, semangka, sirsak, rambutan,
nanas, delima
Tingkat kehilangan Melon, anggur, mangga, pepaya, nanas, stroberi
kelembaban yang tinggi
Tingkat kehilangan Alpukat, pisang, kelapa, lemon, jeruk, tomat
kelembaban yang sedang
Tingkat kehilangan Apel, melon
kelembaban yang rendah
Produk penghasil etilen Apel, alpukat, pisang, melon, jambu biji, mangga, mang-
gis, pepaya, pisang, rambutan, tomat.
Produk yang sensitif ter- Pisang (hijau), semangka
hadap etilen
Diolah dari USDA (1987) dalam Rodríguez (2009)
101
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 01, Maret 2015
Winiati Pudji Rahayu, Wibisono Adhi ISSN 2355-4721

Tabel 5 Buah yang kompetibel disimpan bersama


pada suhu dan kelembaban tertentu
Kelompok Suhu (oC) Kelembaban Buah Keterangan
relatif (%)
1 0-2 90-95 Apel, mete, kelapa, Kebanyakan
anggur, delima, jeruk memproduksi
etilen
2 4.5 90-95 Melon, lemon, jeruk
3 13-15 85-90 Alpukat, pisang, Kebanyakan
melon, kelapa, apel, sensitif terhadap
jeruk, jambu biji, etilen dan chill-
lemon, jeruk nipis, ing injury.
mangga, manggis,
pepaya, markisa,
nanas, tomat, rambu-
tan, sirsak, belimbing
4 18-21 65-70% Tomat (matang hijau),
semangka
Diolah dari USDA (1987) dalam Rodríguez (2009)

Dalam setiap kelompok, produk yang produk. Oleh karena itu, sebelum memuat
lebih berharga harus menentukan kondisi palet ke dalam kontainer, petugas harus
trasportasi komoditas lainnya. Muatan yang memeriksa peralatan yang akan digunakan
lebih besar harus dimuat terlebih dahulu, untuk memastikan tidak menimbulkan
sedangkan muatan yang lebih ringan dapat kerusakan pada buah-buahan dan
ditempatkan diatas atau disamping muatan membahayakan keamanan pekerja.
yang lebih berat. Untuk memudahkan Buah-buahan harus diperhitungkan
pemeriksaan di Pelabuhan, sampel yang periode kesegarannya selama perjalanan
representatif dari setiap komoditas harus dan proses penjualan. Produk yang
tersedia di dekat pintu. Setelah proses panas, terlalu matang, rusak, memar dan
pemuatan selesai seringkali dilakukan berserangga tidak dapat dijual sehingga
pengaturan atmosfer (modiied atmosphere lingkungan selama proses transportasi
storage) dengan pengurangan oksigen dan harus benar-benar diperhatikan. Ketika
penambahan karbondioksida dan nitrogen. pendingin mekanis tidak tersedia atau
Kondisi ini dapat mempertahankan agar terlalu mahal, maka dapat dipertimbangkan
buah-buahan tetap segar sampai tempat untuk menggunakan selimut insulated,
tujuan. Hal yang juga harus diperhatikan wadah styrofoam, dan es (apabila
selama transportasi adalah pelabelan yang kompatibel dengan produk).
jelas untuk setiap kontainer.
Produk yang memerlukan
Area bongkar muat kargo harus pendinginan harus benar dalam
memiliki ventilasi yang baik dan bongkar penanganan selama proses pra-pengiriman
muat harus dilakukan pada siang hari dan dingin. Pengangkutan dingin dalam ruang
dalam area yang tertutup. Hal ini dilakukan penyimpanan/kontainer selama transportasi
untuk mencegah serangga, karena adanya dengan kendaraan berpendingin merupakan
cahaya lampu dimalam hari akan menarik suatu keharusan untuk mempertahankan
serangga. Kondisi peralatan transportasi mutu dan menekan kehilangan (susut bobot)
sangat penting untuk menjaga kualitas

102
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 01, Maret 2015
ISSN 2355-4721 Penerapan Good Logistic Practices Sebagai Penunjang Ekspor Buah Tropis

pascapanen. Pengangkutan dengan suhu kontaminasi pada buah-buahan tersebut


yang optimum akan mengurangi kerusakan (ANZFA, 2001). Saat menangani buah-
buah-buahan yang disebabkan suhu rendah buahan petugas sebisa mungkin mengurangi
yang tidak cocok (chilling injury). Sebagai kontak langsung terhadap produk. Petugas
contoh buah mangga mentah memerlukan yang menangani buah-buahan secara
suhu adaptasi agar dapat disimpan pada langsung dengan menggunakan tangan,
suhu di bawah suhu optimumnya. Mangga berpotensi menyebabkan kerusakan dan
mentah harus melalui suhu adaptasi 12, 15, ketidakamanan buah apabila pekerja
dan 20 °C berturut-turut selama 1, 2, 3 hari tersebut tidak higienis. Petugas tidak
agar tahan pada penyimpanan pada suhu 7 dizinkan bersin, batuk kearah buah-
°C selama 45 hari tanpa mengalami chilling buahan atau meniup buah-buahan. Jika
injury (Lam dan Ng, 1984). Kontainer buah dikemas dalam plastik petugas tidak
juga perlu didinginkan sesuai dengan diperbolehkan meniup plastik tersebut.
suhu transportasi atau penyimpanan yang Petugas tidak boleh meludah dan merokok
direkomendasikan sebelum dilakukan pada saat bertugas, dan harus mencuci
pemuatan. Transportasi buah-buahan tangan dengan benar sebelum bekerja dan
dengan pendingin dapat dilakukan dengan setelah kembali dari toilet atau menyentuh
menggunakan lemari pendingin, box es hal lain yang mungkin mengakibatkan
atau bahan lainnya. Metode apapun yang kontaminasi pada buah-buahan. Petugas
digunakan dalam transportasi buah dengan tidak diizinkan bekerja apabila sedang
pendingin harus memperhatikan bahwa sakit.
suhu tidak naik selama proses transportasi.
Petugas harus memastikan bahwa tempat
penyimpanan sudah dalam suhu yang tepat Penutup
sebelum buah dimasukkan. Praktik-praktik terbaik pada rantai
Suhu yang digunakan selama logistik buah-buahan dapat diterapkan
pengiriman dapat disesuaikan dengan suhu melalui sejumlah langkah-langkah praktis
penyimpanan optimal. Sebagai contoh, di setiap unit pemrosesan yang dilalui
suhu yang dibutuhkan pada penyimpanan oleh produk. Kegiatan pengemasan,
buah pisang adalah sebesar 13°C. penyimpanan dan transportsi merupakan
Penyesuaian suhu pengiriman dipengaruhi tiga kegiatan utama yang perlu dikendalikan
pada beberapa hal diantaranya suhu asal secara penuh. Suhu dan waktu selama
produk, kisaran suhu yang diinginkan, penanganan dan pemrosesan merupakan
durasi transit, ukuran pengiriman, sifat dua faktor kritis pada manajemen logistik
alami produk, pengemasan yang digunakan, buah-buahan. Dengan menganalisis segala
suhu ambient, dan suhu akhir produk di potensi yang dapat menimbulkan kerusakan
tempat tujuan yang diinginkan (Sze, 2013). pada produk dan mengantisipasinya
dengan benar maka kerusakan pada produk
Sebelum siap dipasarkan, buah- dapat diminimalisasi. Keamanan produk
buahan yang baru datang dari distributor dapat dijamin dengan memastikan bahwa
harus ditangani secara hati-hati. Selama mutu produk dalam keadaan baik dan tidak
pembongkaran dan penurunan buah-buahan terjadi kontaminasi selama penanganan
dari kendaraan diupayakan dilakukan di dan pemrosesan produk.
tempat yang sejuk, dan dijaga tidak terjadi
lonjakan suhu. Kemampuan Indonesia dalam
menyediakan produk buah-buahan yang
Higienitas petugas yang bekerja di bermutu dan dapat bersaing secara global
sepanjang rantai penanganan buah-buahan dapat ditingkatkan dengan peran dari
harus berada dalam level meminimalisasi berbagai pihak di seluruh rantai pasok buah

103
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 01, Maret 2015
Winiati Pudji Rahayu, Wibisono Adhi ISSN 2355-4721

Indonesia. Sudah saatnya bagi Kementerian, Logistics Infrastructure. Orion 20


Lembaga, dan instansi bergerak bersama- (1): 55–72.
sama menangani manajemen logistik buah- Gurning, S. 2013. Persoalan-Persoalan
buahan di Indonesia. Desain atau cetak biru Umum Rantai Dingin Produk Pangan
dari tata kelola logistik diperlukan untuk Indonesia Khususnyanya Pelabuhan
memfasilitasi petani-petani kecil agar dapat dan Angkutan Laut. Makalah pada
menyediakan produk yang berkualitas. Publikasi Ilmiah-ITS [terhubung
Hal ini diperlukan karena selama ini berkla]. http://personal.its.ac.id/ [10
ketidakpahaman dan ketidakmampuan Desember 2014].
petani dan pengusaha agroindustri dalam
menangani buah-buahan dengan baik Lam, P.F. dan KH. Ng. 1984. Inluence
khususnya dalam menyediakan rantai of Temperature Adaption and
dingin di dalam proses logistik menjadi Physiological Stage on the Storage
kendala utama untuk bersaing dengan of Harumanis Mango Research
pengusaha buah-buahan impor yang sudah Workshop. Cairn, Queensland,
mengaplikasikan GLP sehingga memiliki Australia. 274-278.
mekanisme pengendalian mutu yang sangat Muchtadi, T.R, Sugiyono dan A. Fitriyono.
baik. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan
Pangan. Bandung: Alfabeta.
Daftar Pustaka Ortmann, F.G. 2005. Modelling the South
African Fresh Fruit Export Supply
[ANZFA] Australia New Zealand Food Chain [Tesis]. Afrika Selatan:
Authority. 2001. A Guide to the Food Department of Applied Mathematics
Safety Standards. Australia New University of Stellenbosch.
Zealand Food Authority Safe Food
Australia. Rahayu, WP., dan Nurosiyah S. 2008.
Evaluasi Sensori. Jakarta: Universitas
[PPECB] Perishable Products Export Terbuka.
Control Board. 2003. Carrying
Temperature Regimes of Fresh Rahayu, WP., 2011. Keamanan Pangan
Produce for Sea Export: Oficial Peduli Kita Bersama. Bogor: IPB
PPECB Instructions — Rev22, Press.
[Online]. [terhubung berkala]. htp:// Rahayu, WP., dan Nurwitri. 2012.
www.ppecb.co.za/Community/ Mikrobiologi Pangan. Bogor: IPB
Procedures.asp [10 Desember 2014]. Press.
[USDA] United States Department of Rodríguez, D., C. Cruz dan F. Lam. 2009.
Agriculture. 1987. Agricultural Export Logistics for Fresh and
Handbook No. 668. Tropical Products Processed Products. San Jose: Inter-
Transport Handbook. United States: American Program for the Promotion
Ofice of Transportation, United of Trade, Agribusiness and Food
States Department of Agriculture. Safety.
Setyabudi, DA. 2009. Bangsal Penanganan
Broto, W. 2003. Agribisnis Mangga: Pascapanen Buah dalam Teknologi
Budidaya, Penanganan Pascapanen Penanganan Pascapanen Buah untuk
dan Tata Niaganya. Jakarta: Pasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Agromedia Pustaka. Pengembangan Pertanian.
Dyk, F.E., van dan E. Maspero. 2004. An Sze, A. 2013. Cold Chain Logistic.
Analysis of the South African Fruit Makalah pada CFCFA Logistics

104
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 01, Maret 2015
ISSN 2355-4721 Penerapan Good Logistic Practices Sebagai Penunjang Ekspor Buah Tropis

Management Training. [terhubung


berkala] http://www.carecprogram.
org [10 Desember 2014].
Yulianingsih, D. Amiarsi, R. Thahir,
dan Broto W. 2009. Mutu
Buah dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya dalam Teknologi
Penanganan Pascapanen Buah untuk
Pasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.

105
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 01, Maret 2015
Winiati Pudji Rahayu, Wibisono Adhi ISSN 2355-4721

Halaman ini sengaja dikosongkan.

106
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 02 No. 01, Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai