ABSTRACT
One of the fast food sold by small and medium businesses is noodles. Noodles are preferred by
consumers because they are cheap, affordable for all levels of society, can be processed into a variety of
cuisines, and can be served quickly. One of the most common culinary noodles consumed by the people of
Bogor city and its surroundings is the glutinous noodles which are widely served with various variations.
However, in buying, sometimes people do not know whether the glossy noodles they consume are suitable
foods to consume. This research aims to know the making of glossy noodles by the glossy noodles maker
in Bogor city, based on good food production methods so that we can know the shelf life of glossy
noodles in the laboratory by analyzing the total plate count and organoleptic test with packaging
technique of HDPE plastic bags stored for 5 days, heat-resistant HDPE plastic sealed stored for 10 days
and heat-resistant HDPE plastic which was vacuum stored for 15 days with no dyeing and with
immersion treatments in water of 100 oC for 1 minute. Data on good food production methods is obtained
by means of surveys that reveal case studies of a problem with a qualitative approach. The results of
research showed that the results of observation of small and medium business in CV Taruna have four
major activities, namely procurement of materials, production process, packaging, and marketing or
delivering. Small and medium businesses of CV Taruna have 37 process flows. The conditions of
implementing good food production methods are currently at level 4. The number of serious
nonconformities of 3 elements and critical mismatches of 2 elements. The results of the analysis of the
total plate numbers with packaging technique of HDPE plastic bags stored for 5 days, heat-resistant
HDPE plastic sealed stored for 10 days and heat-resistant HDPE plastic which was vacuum stored for 15
days with no dyeing treatment and with immersion in water of 100 oC for 1 minute meet SNI requirements
< 1x10-6 at room temperature for 72 hours. The results of organoleptic test with packaging technique of
HDPE plastic bags stored for 5 days, heat-resistant HDPE plastic sealed stored for 10 days and heat-
resistant HDPE plastic which was vacuum stored for 15 days with no dyeing treatment and with
immersion in water of 100 oC for 1 minute for color, aroma, texture, and appearance on the score from
dislike to very like.
Keywords: small and medium enterprises, gloss noodles, shelf life, total plate count, organoleptic test.
Jurnal Pangan Halal Volume 1 Nomor 1, April 2019 23
berbagai teknik kemasan melalui analisis Angka - plastik HDPE tahan panas sil yang di
Lempeng Total (ALT) dan Uji Organoleptik. vakum 3-15 hari
Pengamatan pengemasan sampel mi
2. METODE PENELITIAN glosor tanpa dan dengan pencelupan ke
dalam air panas 100ºC selama 1 menit.
1. Penerapan Cara Produksi Pangan yang Semua dilakukan pada suhu ruang
Baik (CPPB) perusahaan mi glosor CV. dengan dua kali ulangan.
Taruna. - Tahap Pembuatan Media
a. Penelitian observasional deskriptif, Pembuatan media Nutrient Agar (NA) :
bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi ditimbang 39 g dalam 1000 mL akuades
penerapan CPPB perusahaan mi glosor. kemudian disterilisasi dengan
b. Proses identifikasi gap dilakukan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC,
cara membuat check list kesesuaian antara 1 atmosfir, selama 15 menit. Setelah
persyaratan CPPB dengan kondisi pabrik ditunggu sekitar 30 menit NA dituang
mi glosor. kedalam cawan petri steril ± 15 mL.
2. Tahap Pengambilan Sampel (SNI 19-0428- - Tahap Pengenceran
1998) Sampel mi glosor masing-masing
Pengambilan sampel mi glosor hasil ditimbang kedalam faktor pengenceran
produksi pabrik di Pancasan dilakukan dua 10-1 dan dihomogenkan. Selanjutnya
kali. dimasukkan sampel 100 µL sebanyak 1 g
Mi glosor dimasukkan ke dalam kemasan kemudian dimasukkan ke dalam tabung
plastik HDPE tahan panas ukuran 2 kg, reaksi berisi 9 mL larutan akuades steril
kemudian dimasukkan ke dalam cool box atau larutan NaCl fisiologis (0,85%) lalu
berisi ice replacement (suhu dingin). Dibawa dihomogenkan dengan menggunakan
ke laboratorium kantor di Cibinong vortex. Kemudian dipipet sebanyak 100
berkendara motor supaya cepat. Pengemasan µL sampel dari faktor pengenceran 10-1
di lakukan di laminar air flow di laboratorium, ke faktor pengenceran 10-2 dan
sebanyak 25 g mi masing-masing dimasukkan melakukan hal yang sama pada faktor
ke dalam kemasan. pengenceran berikutnya. Faktor
3. Pengemasan sampel mi glosor tanpa dan pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, 10-4 dan 10-5
dengan pencelupan ke dalam air panas masing- masing berisi akuades steril atau
suhu 100ºC selama 1 menit larutan NaCl fisiologis (0,85%) sebanyak
1. Tas plastik HDPE warna putih ukuran 900 µL ke dalam tabung mikro ukuran
terkecil, untuk 1,5 mL.
- ALT 1, 2, 3, 4, 5 hari - Tahap Isolasi
- Uji organoleptik 1, 2, 3, 4, 5 hari Tahap isolasi dilakukan dengan
2. Plastik HDPE tahan panas yang disil, menggunakan metode tuang, yaitu sebanyak
- ALT 2, 4, 6, 8, 10 hari 0,1 mL untuk tiap faktor pengenceran dituang
- Uji organoleptik 2, 4, 6, 8, 10 hari ke dalam cawan petri berisi media nutrient
3. Plastik HDPE tahan panas disil yang agar. Isolasi mikroba dari mi glosor dilakukan
divakum secara duplo dengan faktor pengenceran 10-1,
- ALT 3, 6, 9, 12, 15 hari 10-2, 10-3, 10-4 dan 10-5. Setelah itu sampel
- Uji organoleptik 3, 6, 9, 12, 15 hari diisolasi dan diinkubasi pada suhu ruang 25 –
4. Penelitian Umur Simpan Mi Glosor 27oC selama 72 jam.
Penelitian umur simpan mi glosor - Tahap Pengamatan
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Koloni mikroba yang tumbuh pada tiap
Pangan di Pusat Penelitian Biologi LIPI cawan sampel dihitung, jumlah koloni
Cibinong-Bogor. mikroba yang dianalisis rentang jumlah antara
a. Parameter mutu yang digunakan untuk 30-300 koloni cfu/g. Apabila jumlah koloni
pendugaan umur simpan dalam tiap sampel lebih dari 300 cfu/g dikategorikan
penelitian ini adalah Angka Lempeng turbidimetri (TBUD).
Total (ALT) mi glosor dalam kemasan - Analisis Data Angka Lempeng (BPOM RI.,
- tas plastik HDPE 1-5 hari 2012)
- plastik HDPE tahan panas yang disil Jumlah colony forming units per gram
(seal) 2-10 hari untuk setiap sampel 1, sampel 2, dan sampel 3
Jurnal Pangan Halal Volume 1 Nomor 1, April 2019 25
membersihkan lubang angin atau ventilasi Dengan kemasan yang sederhana ini maka umur
kotor, berdebu dan terdapat sarang laba-laba, simpan mi glosor yang ada di pasaran saat ini
tidak dilengkapi dengan kasa untuk mencegah kurang lebih selama 1-3 hari dengan kondisi
masuknya serangga dan mengurangi penyimpanan pada suhu ruang.
masuknya kotoran. Mi sagu termasuk makanan basah, sehingga
3. Peralatan produksi terbuat dari bahan yang selama penyimpanan mi akan mengalami
kuat, tahan lama, tidak beracun, mudah penurunan mutu seperti kehilangan rasa dan
dipindahkan atau dibongkar pasang sehingga citarasa, perubahan tekstur serta berpotensi
mudah dibersihkan dan dipelihara, tidak tumbuhnya jamur atau mikroorganisme lain.
berkarat dan tidak menyerap air, tidak Kehilangan zat-zat gizi dan perubahan warna,
menimbulkan pencemaran terhadap produk tekstur, aroma dan rasa, mengakibatkan tidak
pangan oleh jasad renik. Setiap selesai disukai dan tidak diterima oleh konsumen.
produksi peralatan yang langsung Salah satu cara untuk mencegah atau
berhubungan dengan produk dicuci bersih menghambat kerusakan tersebut, antara lain
dengan sabut bersabun khusus untuk mencuci. dengan membungkusnya dengan bahan kemasan
4. Pada saat produksi memang tidak banyak tas plastik, plastik tahan panas (HDPE) yang disil
menghasilkan sampah dikarenakan semua dan plastik tahan panas (HDPE) yang disil yang
bahan yang digunakan diolah menjadi produk kedap udara dengan cara divakum (Foto 1).
akhir berupa mi glosor. Sistem pembuangan Plastik mempunyai nilai permeabilitas tertentu
limbah didesain dan dikonstruksi untuk dapat yang memberikan gambaran tentang mudah atau
mencegah resiko pencemaran pangan dan air tidaknya gas, uap air, cairan, ion-ion, dan
bersih. Hasil produksi mi yang tercecer jatuh molekul terlarut yang menembus bahan pangan.
tidak banyak dan tidak langsung diambil Indonesia adalah negara yang beriklim tropis
untuk dibuang tetapi pada saat produksi dengan kelembaban udara yang cukup tinggi,
berakhir semuanya disapu dengan bersih dan sehingga bila kemasan yang digunakan tidak
dikumpulkan di tempat sampah. Pada saat cukup kedap air maka produk akan
produksi mi berakhir ke tempat sampah terkontaminasi oleh air yang diikuti oleh
khusus yang terbuat dari bahan yang kuat. berbagai jenis kerusakan lainnya (Syarief dkk.
Semua sampah dibuang dengan kondisi 1989).
tempatnya tertutup rapat untuk menghindari
terjadinya tumpahan sampah yang dapat
mencemari pangan maupun sumber air.
Beberapa bahan yang akan tidak terpakai
pada saat itu adalah karung tepung sagu aren.
Karung ini dikumpulkan untuk nantinya
dipakai kembali sebagai karung sagu saat Foto 1. Pengemasan dengan plastik HDPE dan
pembelian sagu dari pemasok sagu. teknik pengemasan kantong plastik,
5. Semua kegiatan produksi mi bersatu pada disil, disil divakum
satu ruangan besar. Ruangan produksi
dibersihkan pada saat produksi hari itu Menurut Buckle et al. (2013) aplikasi
selesai. Tempat penyimpanan bahan mi teknologi pengemasan dapat memberikan
berupa sagu aren ditempatkan di tempat yang keuntungan baik produsen maupun konsumen.
kering. Ruangan bebas dari binatang pengerat Keuntungan bagi produsen adalah dapat
namun tidak dilengkapi dengan perangkap memperpanjang lama penyimpanan produk,
tikus. Terpisah dari bahan pencuci, pelumas menghindari kontaminasi dari mikroorganisme
dan oli. Suhu ruangan produksi berkisar sehingga dapat meningkatkan kualitas.
antara 27oC - 30oC. Keuntungan bagi konsumen adalah jaminan mutu
terhadap produk yang dibeli serta keamanan
produk yang dikonsumsi.
2. Pengemasan Tujuan pokok pengemasan adalah
Saat ini mi sagu merupakan mi yang dijual melindungi produk dari kontaminasi, kerusakan
di pasar tradisional dengan kemasan yang sangat fisik, memudahkan penanganan selama distribusi
sederhana. Pada umumnya kemasan mi sagu dan kepraktisan penggunaannya, serta fungsi
glosor adalah kantong keresek. Sebagian besar pemasaran/promosi (Rahayu et al., 2003).
mi sagu ini diproduksi oleh industri kecil.
Jurnal Pangan Halal Volume 1 Nomor 1, April 2019 27
Menurut Dwiari dkk. (2008) kemasan halnya dengan faktor kelembaban, dimana
plastik banyak digunakan dengan pertimbangan tingkat kelembaban suatu lingkungan berbanding
bahan tersebut mudah dibentuk sesuai dengan lurus dengan tingkat kecepatan tumbuh
keinginan, tidak bersifat korosif (mudah mikroorganisme (Martin, 2005).
berkarat), tidak memerlukan penanganan khusus. Batas maksimum ALT semua produk pada
Dalam dunia perdagangan dikenal ada plastik 30°C selama 72 jam yang berbeda. Pengujian
khusus untuk mengemas bahan pangan (food ALT pada suhu tersebut hanya dapat menguji
grade) dan plastik untuk mengemas bahan bukan bakteri mesofilik, tetapi tidak mikroba pembusuk
pangan (non-food grade). Oleh karena itu, bila termofilik dan mesofilik dari pangan berasam
akan memilih plastik untuk mengemas bahan dan rendah atau asam/diasamkan (Martoyo dkk.,
produk pangan maka harus dipilih yang food 2014).
grade. Menurut Astawan (2009) mi basah pada
umumnya dikemas dengan plastik polipropilen Tabel 2. ALT tas plastik tanpa dan dengan
(PP) atau polietilen (PE). Pengemasan dengan pencelupan di dalam air 100ºC
menggunakan dengan plastik diharapkan mampu selama 1 menit
membantu atau mengurangi kerusakan bahan,
melindungi dari pencemaran dan gangguan fisik, Hari ALT ALT
memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan ke tanpa dengan
dan distribusi, serta berfungsi sebagai daya tarik pencelupan pencelupan
bagi pembeli. 1 x 41,0 . 10 5
y 0,5 . 105
b a
3. Angka Lempeng Total (ALT) 2 x 12,5 . 105 y 2,5 . 105
Standar Codex di Wilayah Asia Tenggara a a
WHO untuk Indonesia dipimpin oleh Badan 3 x 0,5 . 105 x 1,5 . 105
Standardisasi Nasional (BSN). Standar yang a a
ditetapkan oleh BSN disebut Standar Nasional 4 x 35,5 . 105 y 21,5 . 105
Indonesia (SNI) yang bersifat sukarela. b b
Berdasarkan PP 28/2004 pasal 30, dengan 5 x 44,5 . 105 y 2,0 . 105
mempertimbangkan aspek keamanan, SNI dapat b a
diberlakukan wajib oleh Menteri atau Kepala Keterangan :
Badan POM sesuai tugas dan kewenangan Huruf abc dibelakang angka merupakan tanda
masing-masing. Persyaratan cemaran mikroba nyata atau tidaknya
umumnya tercantum dalam unsur persyaratan perbandingan antara lamanya waktu
SNI (Sparringa dan Sihombing, 2012). penyimpanan dalam setiap
Prinsip-prinsip penetapan kriteria perlakuan. Huruf x dan y di depan angka
mikrobiologi pada produk pangan dalam merupakan tanda nyata
perumusan dan pengembangan standar cemaran atau tidaknya perbandingan antara perlakuan
mikroba perlu diterapkan lebih efektif. tanpa dan dengan
Diperlukan data cemaran mikroba yang valid pencelupan dalam waktu penyimpanan yang
sehingga diharapkan standar dan peraturan sama.
memiliki keberterimaan yang tinggi dan dapat
meningkatkan jaminan keamanan pangan Hasil uji statistik Anova yang dilanjutkan
(Martoyo dkk., 2014). dengan uji Duncan diperoleh untuk perlakuan
Perbedaan jumlah koloni mikroba tiap ALT tas plastik tanpa pencelupan (Tabel 2)
sampel juga dapat dipengaruhi oleh suhu dan terjadi perbedaan yang cukup signifikan
kelembaban, baik pada waktu penyimpanan berdasarkan lama waktu penyimpanan dimana
maupun pada proses distribusinya. Menurut penimpanan hari ke 2 terjadi penurunan secara
Lawrie (2003) meningkatnya jumlah signifikan dari hari ke 1 dan mengalami
mikroorganisme pada suatu sampel juga penurunan kembali dihari ke 3 walaupun
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, penurunannya tidak berbeda nyata kemudian
kelembapan, dan ketersediaan oksigen. Suhu terjadi kenaikan yang cukup signifikan dihari ke
merupakan salah satu faktor penting dalam 4 dan hari ke 5 walaupun kenaikan hari ke 4 dan
perkembangan mikroba, suhu normal atau suhu ke 5 tidak berbeda nyata dengan hari ke 1. Begitu
ruang adalah suhu yang paling baik untuk juga pada perlakuan ALT tas plastik dengan
perkembangan mikroorganisme. Demikian pencelupan terjadi perbedaan yang nyata
28 Soeka and Jumiono Produksi CPPB Mi Glosor di Kota Bogor
walaupun tidak begitu signifikan, hanya pada pencelupan dalam waktu penyimpanan yang
hari ke 4 terjadi kenaikan yang cukup berbeda sama.
nyata dengan hari ke 1, 2, 3, dan 5.
Sedangkan untuk perbandingan perlakuan Sama halnya dengan perlakuan ALT dengan
ALT tas plastik tanpa pencelupan dan ALT tas pencelupan dimana nilai ALT mengalami naik
plastik dengan pencelupan dari tiap-tiap lamanya turun sehingga terjadi perbedaan yang nyata
penyimpanan terlihat sangat nyata perbedaannya antara lamanya penyimpan, sama seperti
antara perlakuan tanpa dan dengan pencelupan perlakuan ALT tanpa pencelupan pada ALT
dimana ALT tanpa pencelupan lebih tinggi dengan pencelupan terjadi kenaikan ALT dari
dibandingkan dengan ALT dengan pencelupan. hari ke 2 ke hari ke 4 turun kembali hari ke 6
Hanya pada hari ke 3 perlakuan tanpa dan naik kembali pada hari ke 8 dan turun kembali
dengan penyimpanan tidak berbeda nyata dimana pada hari ke 10. sehingga dapat terlihat pada
pada hari ke 3 nilai ALT tanpa pencelupan turun tabel bahwa pada hari ke 2, 6 dan 10 tidak
secara drastis hampir menyamai nilai ALT berbeda nyata dan berbeda nyata dengan hari
dengan pencelupan. dimana ALT mengalami kenaikan yaitu hari ke 4
Hasil uji statistik Anova yang dilanjutkan sedangkan untuk hari ke 8 relatif tidak berbeda
dengan uji Duncan diperoleh hasil untuk perlakuan nyata dengan semua lamanya penyimpanan.
ALT plastik disil tanpa pencelupan (Tabel 3) Sedangkan untuk perbandingan perlakuan
terjadi perbedaan yang cukup signifikan ALT plastik disil tanpa dan dengan pencelupan
berdasarkan lama waktu penyimpanan dimana dari tiap- tiap lamanya penyimpanan terlihat
terjadi naik turun nilai ALT tanpa pencelupan dari tidak terjadi perbedaan yang nyata antara
hari ke 2 naik pada hari ke 4 turun kembali pada perlakuan tanpa dan dengan pencelupan.
hari ke 6 naik kembali pada hari ke 8 dan turun Hasil uji statistik Anova yang dilanjutkan
kembali pada hari ke 10, sehingga dapat terlihat dengan uji Duncan diperoleh hasil untuk
pada tabel bahwa pada hari ke 2, 6 dan 10 tidak perlakuan ALT plastik disil yang divakum (Tabel
berbeda nyata dan berbeda nyata dengan hari 4) tanpa pencelupan terjadi perbedaan yang
dimana ALT mengalami kenaikan yaitu hari ke 4 cukup signifikan berdasarkan lama waktu
dan 8. penyimpanan dimana terjadi naik turun nilai
ALT tanpa pencelupan dari hari ke 3 naik pada
Tabel 3. ALT sil tanpa dan dengan pencelupan di hari ke 6 turun kembali pada hari ke 9 naik
dalam air 100ºC selama 1 menit kembali pada hari ke 12 dan turun kembali pada
hari ke 15, sehingga dapat terlihat pada tabel
Hari ALT ALT bahwa pada hari ke 2, 9 dan 15 tidak berbeda
ke tanpa dengan nyata dan berbeda nyata dengan hari dimana
pencelupan pencelupan ALT mengalami kenaikan yaitu hari ke 6 dan 12.
2 x 11,5 . 105 x 0,0 . 106
a a Tabel 4. ALT vakum tanpa dan dengan pencelupan
5
4 x 64 . 10 x 14,5 . 106 di dalam air 100ºC selama 1 menit
b b Hari ALT ALT
6 x 20,5 . 105 x 2,0 . 106 ke tanpa dengan
a a pencelupan pencelupan
8 x 65 . 10 5
x 6,5 . 106 3 x 2.0 . 105 x 2.5 . 105 a
b ab a
10 x 9 . 105 x 0,0 . 106 6 x 39.5 . 105 y 4.5 . 105 a
a a c
Keterangan : 9 y 0.5 . 105 x 1.5 . 106
Huruf abc dibelakang angka merupakan tanda a b
5
nyata atau tidaknya 12 x 9.5 . 10 y 14.0 . 104 a
perbandingan antara lamanya waktu b
penyimpanan dalam setiap Keterangan :
perlakuan. Huruf x dan y di depan angka Huruf abc dibelakang angka merupakan tanda
merupakan tanda nyata nyata atau tidaknya
atau tidaknya perbandingan antara perlakuan perbandingan antara lamanya waktu
tanpa dan dengan penyimpanan dalam setiap
Jurnal Pangan Halal Volume 1 Nomor 1, April 2019 29