Oleh :
VALERIA KOES INGGRID SUKOWATI
F24102105
2007
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
APLIKASI TEKNOLOGI DAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN UNTUK
MENINGKATKAN UMUR SIMPAN MIE BASAH MENTAH
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
VALERIA KOES INGGRID SUKOWATI
F24102105
2007
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
VALERIA KOES INGGRID SUKOWATI
F24102105
Tanggal lulus :
Menyetujui :
Bogor,
Dr. Ir. Ratih Dewanti-Hariyadi, MSc. Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MSi.
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Mengetahui,
RINGKASAN
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan berkatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Aplikasi
Teknologi dan Bahan Tambahan Pangan untuk Meningkatkan Umur
Simpan Mie Basah Mentah”. Dalam kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah banyak mengajari
penulis tentang kesetiaan, cobaan, kepercayaan, kesabaran dan
kebijaksanaan dalam hidup ini dan khususnya selama penelitian ini
berlangsung.
2. Kedua orangtuaku tersayang, Mas Anton dan Iyus serta nenekku
tercinta, yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, doa,
nasehat, dorongan, serta bantuannya baik secara materi maupun moril.
3. Ibu Dr. Ir. Ratih Dewanti-Hariyadi, MSc selaku dosen pembimbing I
yang telah memberikan arahan, bimbingan, nasehat dan segala bantuan
kepada penulis selama perkuliahan, penelitian maupun penyusunan
tugas akhir.
4. Ibu Dr. Ir. Nuri Andarwulan, Msi selaku dosen pembimbing II yang
telah banyak memberikan masukan, arahan, dan kritik yang sangat
membantu penulis.
5. Ibu Dr. Ir. Lilis Nuraida, MSc selaku dosen penguji yang telah
memberikan waktu dan masukan-masukan kepada penulis.
6. Pretty, Karen, Elvina, Meilina dan Dhenok yang telah bersama-sama
menghadapi segala tantangan selama penelitian. Segala sesuatu yang
baik tidak akan datang terburu-buru.
7. Para Laboran : Pak Gatot, Bu Rubiyah, Pak Wahid, Pak Koko, Pak
Rozak, Pak Sidik, Pak Yahya, Pak Sobirin, Bu Sri, Teh Ida, Mas Edi
dan semua laboran di laboratorium Departemen ITP atas bantuan dan
kerjasamanya.
8. Sahabatku : Ratry, Ella dan Steisi yang selalu mau membagi kesedihan
dan kegembiraan persahabatan kita selama 4 tahun di IPB, Pretty yang
telah berbagi waktu, air mata dan senyuman bersama-sama selama
penelitian, Arvi yang selalu memberikan keceriaan selama praktikum,
Maria Dewi yang telah membantuku menemukan tujuan hidupku dan
Karen yang telah membantuku mengenal Tuhanku lebih dalam.
9. Shinta, Nanda, dan Ribka yang telah banyak menghibur dan
menguatkan penulis menghadapi segala cobaan. Cobaan yang kamu
alami ialah cobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatanmu sebab Allah
setia dan akan memberikan jalan keluar.
10. Tante, Tukep, Farah, Dora, Nui, Tissa dan Ina, dan Nene yang selalu
membagi cerita, gosip, jalan-jalan dan hal-hal seru lainnya selama 4
tahun ini.
11. Teman-teman TPG39 : Kelompok D1 (Te, Arvi, Woro, Stuty), Herold,
Kiki, Hansib, Hana, Yessica, Prasna, Randy, Adjeng, Didin, Ulik,
Dadik, Ijal, Adrinal, Tono, Eva, Risna, Aponk, Vivi, dan semua anak
ITP39 lainnya;
12. ITP40 khususnya Andreas dan Agus, tetangga kos ku Ayu BDP41 dan
Herdi INMT39, Rhais Prasetyo terimakasih atas pinjaman bukunya,
Greth yang telah meminjamkan kamarnya.
13. Masku, yang tanpa kau sadari kehadiranmu telah mengajariku untuk
setia dan sabar dalam doa.
14. Terima kasih untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang telah memberikan bantuan kepada penulis baik selama
kuliah maupun selama penelitian ini berlangsung.
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR .................................................................................... . v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ...................................................................... 1
B. TUJUAN ............................................................................. ............. 2
Hal
Tabel 1. Syarat mutu mie basah (SNI 01-2987-1992) ............................... 3
Tabel 2. Penggunaan pengawet pada makanan dan batas
maksimum penggunaannya .......................................................... 9
Tabel 3. Pengaruh pH pada penguraian asam asetat .................................. 11
Tabel 4. Pengaruh pH pada penguraian asam propionat............................. 12
Tabel 5. Pengaruh pH pada penguraian asam sorbat .................................. 13
Tabel 6. Syarat mutu tapioka (SNI 01-3451-1994)............ ........................ 15
Tabel 7. Faktor penghambat dan penginaktivasi C. botulinum .................. 20
Tabel 8. Resep mie yang digunakan ........................................................... 22
Tabel 9. Konsentrasi STPP dan Na2CO3 sebagai garam alkali pada
pembuatan mie............................................................................... 25
Tabel 10. Konsentrasi hidrokoloid yang ditambahkan pada pembuatan
mie................................................................................................. 25
Tabel 11. Aplikasi bahan pemupur dalam pembuatan mie .......................... 27
Hal
Gambar 1. Diagram alir pembuatan mie basah mentah secara umum ........... 5
Gambar 2. Struktur molekul asam propionat ................................................. 11
Gambar 3. Struktur molekul kalium sorbat ................................................... 13
Gambar 4. Struktur molekul Na-CMC ........................................................... 18
Gambar 5. Tahapan metode penelitian............................................................ 24
Gambar 6. Umur simpan mie berdasarkan munculnya bau asam dengan
berbagai jenis garam alkali ........................................................... 38
Gambar 7. Nilai pH larutan dan pH mie dengan berbagai jenis garam
alkali............................................................................................. 39
Gambar 8. Nilai kekerasan mie dengan berbagai jenis garam alkali............. 41
Gambar 9. Nilai kelengketan dan elastisitas mie dengan berbagai jenis
garam alkali .................................................................................. 42
Gambar 10. Warna mie dengan berbagai jenis garam alkali ............................ 43
Hal
Lampiran 1. Spesifikasi pengawet calcium propionat teknis ....................... 91
Lampiran 2. Spesifikasi pengawet kalium sorbat teknis ............................... 92
Lampiran 3. Spesifikasi hidrokoloid CMC teknis ........................................ 93
Lampiran 4. Spesifikasi hidrokoloid gum arab teknis .................................. 94
Lampiran 5. Hasil analisis kekerasan, kelengketan, elastisitas dan warna
mie dengan garam alkali .......................................................... 95
Lampiran 6. Analisis ragam kekerasan, kelengketan, elastisitas, dan
warna mie dengan garam alkali................................................ 96
Lampiran 7. Rendemen mie yang dihasilkan pada pembuatan mie
(dalam 100 g terigu)................................................................. 96
Lampiran 8. Cara perhitungan kontribusi harga garam alkali ..................... 96
Lampiran 9. Hasil analisis kekerasan, kelengketan dan elastisitas mie
dengan berbagai hidrokoloid .................................................... 97
Lampiran 9. Analisis ragam kekerasan, kelengketan dan elastisitas
mie dengan berbagai jenis hidrokoloid..................................... 98
Lampiran 10. Cara perhitungan kontribusi harga hidrokoloid ....................... 98
Lampiran 11. Hasil analisis mikrobiologis Total Plate Count (TPC)
tapioka...................................................................................... 99
Lampiran 12. Cara perhitungan kontribusi harga tapioka ............................. 100
Lampiran 13. Cara perhitungan kontribusi harga kemasan............................ 100
Lampiran 14. Warna mie dengan berbagai jenis pengawet ........................... 100
Lampiran 15. Analisis ragam warna mie dengan berbagai pengawet ........... 101
Lampiran 16. Cara perhitungan kontribusi harga pengawet .......................... 101
Lampiran 17. Analisis ragam umur simpan mie menurut GMP .................... 101
Lampiran 18. Warna mie dengan pengawet Na-asetat 25% + Ca-propionat
50%+ K-sorbat 25% dalam berbagai konsentrasi.................... 102
Lampiran 19. Analisis ragam warna mie menurut GMP ............................... 102
Lampiran 20. Perubahan kekerasan mie kontrol dan mie kombinasi terbaik
selama penyimpanan ............................................................... 103
Lampiran 21. Analisis ragam perubahan kekerasan mie kontrol dan mie
kombinasi terbaik selama penyimpanan ................................. 103
Lampiran 22. Perubahan kelengketan mie kontrol dan mie kombinasi
terbaik selama penyimpanan ................................................... 104
Lampiran 23. Analisis ragam perubahan kelengketan mie kontrol dan mie
kombinasi terbaik selama penyimpanan................................... 104
Lampiran 24. Perubahan elastisitas mie kontrol dan mie kombinasi
terbaik selama penyimpanan.................................................... 105
Lampiran 25. Analisis ragam perubahan elastisitas mie kontrol dan mie
kombinasi terbaik selama penyimpanan ................................. 105
Lampiran 26. Perubahan warna mie kontrol dan mie kombinasi terbaik
selama penyimpanan............................................................... 106
Lampiran 27. Analisis ragam perubahan warna mie kontrol dan mie
kombinasi terbaik selama penyimpanan................................. 106
Lampiran 28. Analisis ragam perubahan warna mie kombinasi terbaik
selama penyimpanan............................................................... 107
Lampiran 29. Perubahan pH mie kontrol dan pH mie kombinasi terbaik
selama penyimpanan............................................................... 107
Lampiran 30. Analisis ragam perubahan pH mie kontrol selama
penyimpanan........................................................................... 108
Lampiran 31. Analisis ragam perubahan pH mie kombinasi terbaik
selama penyimpanan............................................................... 108
Lampiran 32. Analisis mikrobiologi TPC mie kontrol selama penyimpanan 109
Lampiran 33. Analisis mikrobiologi TPC mie kombinasi terbaik selama
penyimpanan........................................................................... 111
Lampiran 34. Analisis Mikrobiologi total kapang dan khamir mie kontrol
selama penyimpanan............................................................... 114
Lampiran 35. Analisis Mikrobiologi total kapang dan khamir mie kombinasi
terbaik selama penyimpanan.................................................... 116
Lampiran 36. Formulir uji organoleptik......................................................... 119
Lampiran 37. Data uji organoleptik mie basah mentah.................................. 121
Lampiran 38. Data uji organoleptik mie basah matang.................................. 123
Lampiran 39. Analisis ragam mie basah mentah dalam uji organoleptik...... 125
Lampiran 40. Analisis ragam mie basah matang dalam uji organoleptik....... 125
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENELITIAN
A. MIE
Mie merupakan makanan yang paling populer di Asia. Sekitar 40% dari
konsumsi tepung terigu di Asia digunakan untuk pembuatan mie. Di
Indonesia pada tahun 1990, penggunaan tepung terigu untuk pembuatan mie
mencapai 60-70% (Kruger dan Robert, 1996). Hal ini menunjukkan bahwa
mie merupakan makanan yang paling populer di Asia khususnya Indonesia
hingga saat ini.
Mie pertama kali dibuat dari bahan baku beras dan tepung kacang-
kacangan. Menurut SNI 01-2987-1992, mie basah adalah produk pangan yang
terbuat dari terigu dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan
bahan tambahan pangan yang diizinkan, berbentuk khas mie yang tidak
dikeringkan. Mutu mie basah berdasarkan SNI dapat dilihat pada Tabel 1.
Sebagian besar pengawet hampir tidak aktif dalam suasana netral dan
aktivitasnya meningkat jika pH diturunkan. Dalam mempertahankan
hidupnya, mikroorganisme berusaha untuk menjaga pH internal sitoplasmik
berada pada kisaran pH 6.5 hingga pH 7. Nilai pH internal (pHi) sitoplasmik
ini sangat dipengaruhi oleh pH lingkungan sel (pHo) (Ray, 2001).
Prinsip mekanisme asam organik lemah sebagai senyawa antimikroba
adalah jumlah molekul yang tidak terdisosiasi dan ion yang terdisosiasi.
Pada saat asam organik lemah ditambahkan ke dalam bahan pangan,
beberapa molekul asam organik lemah akan terdisosiasi menjadi ion-ion dan
sebagian tidak terdisosiasi, tergantung dari pH bahan pangan, pKa asam
organik lemah dan suhu. Pada pH 5 hingga pH 8, sebagian besar asam
organik lemah akan terdisosiasi. Pada pH di bawah 5, jumlah molekul asam
organik yang tidak terdisosiasi akan meningkat (Ray, 2001).
Kondisi pH rendah pada bahan pangan dan adanya ion-ion yang
terdisosiasi akan meningkatkan jumlah ion H+ di lingkungan dan
mempengaruhi pertukaran proton dalam sel mikroba. Molekul asam organik
yang tidak terdisosiasi akan masuk ke dalam sel mikroba karena perbedaan
konsentrasi sel dengan lingkungannya. Akibatnya, nilai pHi sel semakin
meningkat dan nilai pHi sel lebih besar dari pKa asam organik lemah
tersebut, sehingga molekul asam organik yang tidak terdisosiasi akan
terdisosiasi menjadi ion-ion di dalam sel dan dapat membuat sel menjadi
tidak stabil karena sel mentranspor proton secara berlebihan dan
membutuhkan banyak energi untuk menyeimbangkan keadaan ini. Transpor
proton yang secara berlebihan ini dapat menurunkan nilai pHi sel.
Pengeluaran energi yang besar ini dapat menyebabkan sel tidak dapat
berkembang dengan baik dan dapat menyebabkan sel mikroba mati (Ray,
2001).
Na-asetat, Ca-propionat, dan K-sorbat merupakan bahan pengawet
sintetik yang termasuk dalam Generally Recognized As Safe (GRAS).
GRAS merupakan daftar yang dikeluarkan oleh FDA tentang bahan
tambahan pangan yang aman dikonsumsi dalam jangka panjang. Akan
tetapi, penggunaan bahan tambahan pangan ini tidak boleh berlebihan
karena akan menimbulkan racun jika dikonsumsi berlebihan. Oleh karena
itu, FDA mengeluarkan aturan perkiraan jumlah maksimal suatu bahan
tambahan pangan yang dapat dikonsumsi harian oleh seseorang sepanjang
hidupnya tanpa memberikan pengaruh yang buruk. Aturan ini disebut
dengan Acceptable Daily Intake (ADI).
Pengawet yang memiliki nilai ADI yang tinggi lebih aman dikonsumsi
dibandingkan dengan pengawet yang memiliki nilai ADI rendah. Akan
tetapi, penggunaan bahan pengawet ini harus seiring dengan aturan menurut
GMP, yaitu penggunaan seminimal mungkin dengan hasil maksimal.
a. Natrium asetat (Na-asetat)
Asam sorbat memiliki nilai pKa 4.76 pada suhu 25oC. Pada pH 4,
jumlah ion yang tidak terdisosiasi sebesar 82% sedangkan pada pH 6,
jumlah ion yang tidak terdisosiasi hanya sebesar 4,1%. Oleh karena itu,
asam sorbat beserta garamnya efektif pada pH rendah (Ray, 2001).
Pengaruh pH pada penguraian asam sorbat dapat dilihat pada Tabel 5.
2. Tapioka
Agar untaian mie basah mentah tidak saling melekat satu sama lain,
maka dilakukan penaburan atau pemupuran dengan tapioka. Tapioka
merupakan pati (amilum) yang berasal dari umbi singkong (Manihot
utilissima POHL atau Manihot uscelenta Crantz). Menurut SNI 01-3451-
1994, tapioka adalah pati (amilum) yang diperoleh dari umbi kayu segar
(Manihot utilissima POHL/Manihot usulenta Crantz) setelah melalui cara
pengolahan tertentu (Badan Standarisasi Nasional, 1994).
Secara umum, syarat mutu tapioka dibagi menjadi 2 syarat yaitu
syarat organoleptik dan syarat teknis. Syarat organoleptik tapioka yaitu
sehat (sound), tidak berbau apek atau bau asam, murni, dan tidak kelihatan
ampas dan/atau benda asing, sedangkan syarat teknis tapioka menurut
SNI 01-3451-1994 dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.
3. Garam Alkali
4. Hidrokoloid
a. Gum Arab
Gum Arab atau sering juga disebut gum akasia adalah kompleks
heteropolisakarida yang berasal dari getah alami pohon Acacia. Molekul
gum Arab terdiri dari 6 gugus karbohidrat yaitu galaktosa,
Arabinopiranosa, Arabinofuranosa, ramnosa, asam glukuronat, dan asam
4-0-metilglukuronat (Glicksman, 1983).
Gum Arab merupakan hidrokoloid yang unik karena gum Arab
dapat membentuk larutan yang sangat kental pada konsentrasi yang
tinggi (sekitar 50%). Kekentalan maksimum gum Arab yaitu pada pH
4.5-5.5. Pada pH kurang dari 4.5 dan lebih besar dari 5.5 kekentalannya
menjadi rendah (Fardiaz, 1989). Kelarutan gum Arab sangat tinggi
terhadap air tetapi gum Arab tidak dapat larut dalam minyak dan pelarut
organik. gum Arab sering dikombinasikan dengan hidrokoloid lainnya
yang bersifat kompatibel karena mempunyai sifat daya gabung dan
kekentalannya sangat rendah (Fardiaz, 1989). Gum Arab juga dapat
berfungsi sebagai pengemulsi, pembentuk tekstur, dan pencegah
kristalisasi gula pada produk pangan.
b. Karagenan
2. Pengemasan Vakum
1. Bahan
2. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah dibagi menjadi dua bagian, yaitu alat
untuk membuat mie dan alat untuk analisis, baik analisis mikrobiologi, fisik,
kimia ataupun sensori. Alat-alat yang digunakan dalam produksi mie adalah
noodle machine, mixer, timbangan, baskom, gelas ukur, gelas piala, dan
pisau. Alat-alat yang digunakan untuk analisis adalah stomacher, cawan
petri steril, tabung reaksi, tabung Durham, pipet, mikropipet, ose, inkubator,
bunsen, erlenmeyer, gelas ukur, otoklaf, hot plate, refrigerator merek
Toshiba tipe GR-M66ED Plasma & Ion deodorizer (6oC) dan refrigerator
cool room (13oC), sealer, nampan, gelas sampel, sendok, aluminium foil,
sudip, aw-meter, pH-meter, texture analyzer, Chromameter.
B. METODE
5. Aplikasi
kombinasi terbaik
Analisis Mutu :
• Mikrobiologi
• Kimia
• Fisik
• Organoleptik
I Na2CO3 0,6
II STPP 0,2
2. Penambahan Hidrokoloid
Tapioka bermerek -
C. METODE ANALISIS
Keterangan :
A = jumlah BTP yang digunakan dalam 100 g terigu (g)
B = rendemen mie yang dihasilkan dari 100 g terigu (g)
C = harga BTP dalam 1 kg (Rp/kg)
5. Uji Organoleptik (Soekarto, 1985)
Uji organoleptik yang dilakukan menggunakan uji kesukaan (hedonik)
dengan 5 skor, yaitu 1 (sangat tidak suka), 2 (tidak suka), 3 (netral), 4 (suka)
dan 5 (sangat suka). Ada tiga jenis mie yang digunakan dalam uji ini, yaitu
mie pasar, mie yang menggunakan Na2CO3 dan mie kombinasi terbaik. Mie
pasar diperoleh dari pasar Merdeka, Bogor. Nilai kesukaan mie pasar dan
mie yang menggunakan Na2CO3 yang digunakan merupakan hasil rata-rata
dari lima kali pengambilan sampel. Uji ini juga mengamati pengaruh
pemasakan terhadap tingkat kesukaan mie. Mie yang digunakan merupakan
mie basah mentah yang dimatangkan. Parameter yang diamati adalah aroma,
tekstur, warna, rasa dan secara keseluruhan (overall). Analisis data
dilakukan dengan menggunakan ANOVA dengan uji lanjut Duncan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
50 44
umur simpan (jam
40
30 24
20
10
0
Na2CO3 0,6% STPP 0.2%
jenis mie
Gambar 6. Umur simpan mie berdasarkan munculnya bau asam dengan
berbagai jenis garam alkali
12 11.4
10 8.81 9.2
8
6.13
pH
6
4
2
0
Na2CO3 0.6% STPP 0.2%
pH larutan garam alkali Sampel
pH mie
Gambar 7. Nilai pH larutan dan pH mie dengan berbagai jenis garam alkali
2. Mutu Fisik
Tabel 14. Hasil analisis mutu fisik mie yang menggunakan Na2CO3, mie
yang menggunakan STPP dan mie pasar
Parameter Satuan Mie Pasar* Na2CO3 0,6% STPP 0,2%
Kekerasan gf 6736,63 10291,75 6410,57
Kelengketan gf 202,62 14,26 11,76
Elastisitas gf 25,74 12,91 14,53
o
Warna Hue 77,19 83,47 83,15
*) Indrawan (2005)
a. Tekstur
12000 10291.75
10000
kekerasan (gf)
8000 6410.57
6000
4000
2000
0
Na2CO3 0.6% STPP 0.2%
jenis mie
kelengketan
20 elastisitas
14.26 14.53
15 12.91 11.76
10
gf
0
Na2CO3 0.6% STPP 0.2%
jenis mie
Gambar 9. Nilai kelengketan dan elastisitas mie dengan berbagai jenis
garam alkali
b. Warna
83.47
83.5
derajat warna (oHue)
83.4
83.3
83.2 83.15
83.1
83
82.9
Na2CO3 0.6% STPP 0.2%
jenis mie
Gambar 10. Warna mie dengan berbagai jenis garam alkali
Tabel 15. Daftar harga dan kontribusi harga Na2CO3 dan STPP pada
pembuatan mie
Harga (Rp/Kg) Kontribusi Harga (Rp/kg mie)
Na2CO3 STPP Na2CO3 0,6% STPP 0,2%
4000 15000 19,20 24,00
2. Tekstur
Penambahan hidrokoloid ke dalam mie ternyata dapat mempengaruhi
mutu fisik mie. Hasil analisis kekerasan mie dengan berbagai jenis
hidrokoloid ditunjukkan pada Gambar 12 berikut dan Lampiran 9.
6000
4000
2000
0
kontrol CMC 0.2% Gum Arab Karagenan
0.5% 0.5%
jenis mie
50 41.96 Kelengketan
40 Elastisitas
30 23.45
18.43 19.11
gf
2.00
0.00
TTB0 TTB15 TTB30 TTB60 TGA
jenis mie
Keterangan :
TTB0 : tapioka tidak bermerek yang tidak disangrai
TTB15 : tapioka tidak bermerek yang disangrai pada suhu 80oC selama 15 detik
TTB30 : tapioka tidak bermerek yang disangrai pada suhu 80oC selama 30 detik
TTB60 : tapioka tidak bermerek yang disangrai pada suhu 80oC selama 60 detik
TGA : tapioka bermerek
Gambar 14. Total Plate Count (TPC) tapioka dengan berbagai waktu
penyangraian
60 52 52
48
50 44 44
umur simpan (am
40
30
20
10
0
TTB0 TTB15 TTB30 TTB60 TGA
jenis mie
Keterangan :
TTB0 : tapioka tidak bermerek yang tidak disangrai
TTB15 : tapioka tidak bermerek yang disangrai pada suhu 80oC selama 15 detik
TTB30 : tapioka tidak bermerek yang disangrai pada suhu 80oC selama 30 detik
TTB60 : tapioka tidak bermerek yang disangrai pada suhu 80oC selama 60 detik
TGA : tapioka bermerek
Gambar 15. Umur simpan mie dengan berbagai jenis bahan pemupur
1. Umur Simpan
Mie yang disimpan pada suhu 13oC hanya bertahan hingga 13 hari
saja, baik itu dengan kemasan LDPE atau dengan kemasan PP. Indikator
kerusakan yang pertama kali terjadi pada kondisi ini adalah timbulnya
bintik-bintik hitam dan merah pada permukaan mie meskipun bau asam
belum terbentuk. Bintik-bintik hitam dan merah ini diduga merupakan
miselium dari mikroorganisme jenis kapang. Jenis-jenis kapang yang
banyak terdapat pada tepung antara lain Aspergillus, Rhizopus, Mucor,
Fusarium dan Penicillium (Christensen, 1974). Timbulnya kapang pada
permukaan mie disebabkan karena refrigerator yang digunakan sebagai
tempat penyimpanan mie telah terkontaminasi oleh berbagai macam bahan
penelitian lain yang juga terdapat dalam refrigerator tersebut. Oleh karena
itu, kebersihan tempat penyimpanan sangat mempengaruhi umur simpan
mie.
Untuk selanjutnya, mie disimpan pada suhu yang lebih rendah yaitu
suhu 6oC dan diletakkan pada tempat yang tidak mudah terkontaminasi
oleh bahan lain. Mie yang disimpan pada suhu 6oC memiliki umur simpan
yang dapat mencapai lebih dari 4 minggu baik itu dengan kemasan LDPE
atau dengan kemasan PP. Sedangkan umur simpan mie yang disimpan
pada suhu ruang hanya mencapai 44 jam. Hal ini disebabkan karena pada
suhu rendah, aktivitas enzim dan pertumbuhan mikroorganisme terhambat
bahkan terhenti. Semakin rendah suhu yang digunakan semakin lambat
terjadi aktivitas enzim dan pertumbuhan mikroorganisme (Buckle et. al.,
1985).
Pengunaan dua jenis kemasan LDPE atau kemasan PP tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap umur simpan mie karena
kedua jenis kemasan ini memberikan umur simpan yang sama baik itu
pada suhu ruang (30oC) atau pada suhu rendah (13oC dan 6oC). Hal ini
dapat disebabkan karena LDPE dan PP memiliki permeabilitas gas uap air
yang hampir sama. Permeabilitas gas uap air LDPE mencapai
800 x 1011 (cc/cm/cm2/cmHg) sedangkan permeabilitas gas uap air PP
mencapai 600 x 1011 (cc/cm/cm2/cmHg) (Syarief et. al., 1989).
Pengemasan vakum dapat memperpanjang umur simpan mie hingga
mencapai lebih dari satu bulan. Pengemasan vakum dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme karena kandungan oksigen yang rendah
sehingga sebagian besar mikroorganisme aerobik (memerlukan oksigen)
tidak dapat tumbuh (Johnson, 1999 Aplikasi teknologi kemas vakum harus
disertai dengan penyimpanan pada suhu rendah karena untuk mencegah
pertumbuhan bakteri Clostridium botulinum yang bersifat anaerob. Bakteri
ini sangat berbahaya karena dapat menghasilkan toksin yang berbahaya
bagi manusia.
Ada tiga jenis bahan pengawet yang digunakan pada tahapan ini, yaitu
natrium asetat (Na-asetat), kalsium propionat (Ca-propionat) dan kalium sorbat
(K-sorbat). Ketiga jenis bahan pengawet ini digunakan secara kombinasi
sehingga menghasilkan tujuh kombinasi dengan berbagai konsentrasi.
Pemakaian tiga jenis pengawet ini berdasarkan pada hasil penelitian
Chamdani (2005) yang dimodifikasi. Penelitian Chamdani menggunakan 4
jenis pengawet, yaitu parabens, Ca-propionat, Na-asetat dan monolaurin.
Berdasarkan penelitian Chamdani (2005), mie yang diberi pengawet
Ca-propionat 0,075% + parabens 0,025% + Na-asetat 2,5% dari bobot tepung
dapat memperpanjang umur simpan mie hingga 76 jam. Parabens dan
monolaurin tidak digunakan pada penelitian ini karena parabens sedang dikaji
ulang oleh FDA tentang keamanannya bagi kesehatan, sedangkan monolaurin
sangat langka di pasar dan harganya sangat mahal sehingga akan sulit
diterapkan di industri kecil.
Pengamatan yang dilakukan meliputi pengaruh bahan pengawet terhadap
umur simpan mie dengan parameter bau asam serta pengaruh bahan pengawet
terhadap mutu fisik mie, yaitu kekerasan, kelengketan, elastisitas dan warna
yang dilakukan secara obyektif.
70 64 60 66
u m u r sim p an (jam
60 52 52
50 44 44 44
40
30
20
10
0
kontrol NC 11 NC 31 NK 11 CK 11 CK 31 NCK NCK
jenis mie 121 211
Keterangan :
NC 11 : mie dengan pengawet Na-asetat 50% + Ca-propionat 50%
NC 31 : mie dengan pengawet Na-asetat 75% + Ca-propionat 25%
NK 11 : mie dengan pengawet Na-asetat 50% + K-sorbat 50%
CK 11 : mie dengan pengawet Ca-propionat 50% + K-sorbat 50%
CK 31 : mie dengan pengawet Ca-propionat 75% + K-sorbat 25%
NCK 121 : mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25%
NCK 211 : mie dengan pengawet Na-asetat 50%+Ca-propionat 25%+K-sorbat 25%
Gambar 16. Umur simpan mie dengan berbagai jenis pengawet
Na-asetat yang digunakan pada penelitian ini berspesifikasi PA
sedangkan Ca-propionat dan K-sorbat yang digunakan berspesifikasi
teknis. Ketidakseragaman jenis pengawet ini disebabkan karena
kelangkaan Na-asetat berspesifikasi teknis. Tujuan penggunaan pengawet
teknis adalah agar mudah diaplikasikan ke dalam industri kecil.
Dari Gambar 16, mie terbaik diperoleh dari hasil kombinasi
pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25% karena
memiliki umur simpan yang paling lama dibandingkan dengan kombinasi
pengawet lainnya yaitu dapat mencapai 66 jam. Sedangkan, kombinasi
pengawet yang tidak memberikan pengaruh yang cukup nyata dengan
mie kontrol adalah kombinasi pengawet Ca-propionat 50%+ K-sorbat
50% dan kombinasi pengawet Ca-propionat 75%+K-sorbat 25% karena
keduanya memiliki umur simpan yang sama dengan mie kontrol, yaitu 44
jam. Selanjutnya, mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat
50%+K-sorbat 25% akan digunakan pada tahapan berikutnya sebagai
mie dengan pengawet terbaik.
Berdasarkan hasil pengamatan, ternyata penambahan Na-asetat
meskipun dalam jumlah kecil dapat memperpanjang umur simpan mie.
Sedangkan penambahan Ca-propionat atau K-sorbat tanpa penambahan
Na-asetat tidak dapat memperpanjang umur simpan mie. Na-asetat
efektif terhadap bakteri dan khamir sedangkan Ca-propionat dan K-
sorbat efektif terhadap kapang (Ray, 2001; Fields, 1979; Desrosier,
1977). Penambahan Ca-propionat teknis sebanyak 0.3% dari bobot
tepung pada mie hanya dapat memperpanjang umur simpan mie hingga
45 jam, sedangkan penambahan Na-asetat (PA) sebanyak 5% dari bobot
tepung dapat memperpanjang umur simpan mie hingga 49 jam
(Chamdani, 2005). Efektivitas bahan pengawet dapat dipengaruhi oleh
pH awal bahan dan nilai pKa bahan pengawet tersebut. Hasil analisis pH
mie dengan berbagai formula pengawet dapat dilihat pada Gambar 17
berikut ini.
10 9.28 9.17 9.05 8.9 8.95 8.85 9.11
8.81
9
8
7
pH 6
5
4
3
2
1
0
kontrol NC 11 NC 31 NK 11 CK 11 CK 31 NCK 121 NCK 211
jenis mie
Keterangan :
NC 11 : mie dengan pengawet Na-asetat 50% + Ca-propionat 50%
NC 31 : mie dengan pengawet Na-asetat 75% + Ca-propionat 25%
NK 11 : mie dengan pengawet Na-asetat 50% + K-sorbat 50%
CK 11 : mie dengan pengawet Ca-propionat 50% + K-sorbat 50%
CK 31 : mie dengan pengawet Ca-propionat 75% + K-sorbat 25%
NCK 121 : mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25%
NCK 211 : mie dengan pengawet Na-asetat 50%+Ca-propionat 25%+K-sorbat 25%
Mutu fisik yang diamati pada tahapan ini hanya parameter warna
karena penambahan bahan pengawet dapat mempengaruhi pH mie yang
dapat mempengaruhi warna mie. Sedangkan penambahan bahan
pengawet tidak mempengaruhi kekerasan, kelengketan atau elastisitas
mie. Hasil analisis warna mie dengan berbagai jenis pengawet dapat
dilihat pada Gambar 18 dan Lampiran 15.
100
83.47 86.295 85.726 85.029 83.803 84.353 83.551 85.713
90
80
Derajat warna ( Hue)
70
60
o
50
40
30
20
10
0
kontrol NC 11 NC 31 NK 11 CK 11 CK 31 NCK 121 NCK 211
jenis mie
Keterangan :
NC 11 : mie dengan pengawet Na-asetat 50% + Ca-propionat 50%
NC 31 : mie dengan pengawet Na-asetat 75% + Ca-propionat 25%
NK 11 : mie dengan pengawet Na-asetat 50% + K-sorbat 50%
CK 11 : mie dengan pengawet Ca-propionat 50% + K-sorbat 50%
CK 31 : mie dengan pengawet Ca-propionat 75% + K-sorbat 25%
NCK 121 : mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25%
NCK 211 : mie dengan pengawet Na-asetat 50%+Ca-propionat 25%+K-sorbat 25%
Gambar 18. Warna mie dengan berbagai jenis pengawet
Tabel 20. Harga dan konsentrasi maksimal pengawet terhadap harga mie
Pengawet Jenis Harga/kg Konsentrasi
(Rp/kg) Maksimal (%)
Na-asetat PA 962.000 0,06
Ca-propionat Teknis 30.000 0,2
K-sorbat Teknis 90.000 0,2
a. Umur simpan
70 66 60 56 56 52
60
umur simpan (jam
50 44
40
30
20
10
0
kontrol NCK 121 NCK 121 NCK 121 NCK 121 NCK 121
100% 50% 25% 10% 5%
jenis mie
Keterangan :
NCK 121 100% : mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+ K-sorbat 25% dengan
konsentrasi 100%
NCK 121 50% : mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25% dengan
konsentrasi 50%
NCK 121 25% : mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25% dengan
konsentrasi 25%
NCK 121 10% : mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25% dengan
konsentrasi 10%
NCK 121 5% : mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25% dengan
konsentrasi 5%
4
2
0
kontrol NCK 121 NCK 121 NCK 121 NCK 121 NCK 121
100% 50% 25% 10% 5%
jenis mie
Keterangan :
NCK 121 100% : mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25% dengan
konsentrasi 100%
NCK 121 50% :mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25% dengan
konsentrasi 50%
NCK 121 25% :mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25% dengan
konsentrasi 25%
NCK 121 10%:mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25% dengan
konsentrasi 10%
NCK 121 5% :mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25% dengan
konsentrasi 5%
b. Warna
60
o
40
20
0
kontrol NCK 121 NCK 121 NCK 121 NCK 121 NCK 121
100% 50% 25% 10% 5%
jenis mie
Keterangan :
NCK 121 100% : mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25% dengan
konsentrasi 100%
NCK 121 50% : mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25% dengan
konsentrasi 50%
NCK 121 25% : mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25% dengan
konsentrasi 25%
NCK 121 10% : mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25% dengan
konsentrasi 10%
NCK 121 5% : mie dengan pengawet Na-asetat 25%+Ca-propionat 50%+K-sorbat 25% dengan
konsentrasi 5%
1. Mutu Fisik
a. Tekstur
4000 2480.84
2000 2881.01
220.44
0
0 24 44 60
jam ke-
mie kontrol mie kombinasi terbaik
18 14.94 16.02
16 12.91 16.27
elastisitas (gf) 14
12 14.54 14.07
12.91
10
8
6
4
2
0
0 24 jam ke- 44 60
mie kontrol mie kombinasi terbaik
Gambar 25. Perubahan elastisitas mie selama penyimpanan pada suhu
ruang (30oC)
b. Warna
Warna ( Hue)
60 72.82 70.31 71.45 69.58
o 45
30
15
0
0 12 24 36 44 60
Jam ke-
a. Nilai pH
0
0 12 24 Jam ke-36 44 60
mie kontrol mie kombinasi terbaik
Gambar 27. Perubahan pH mie selama penyimpanan pada suhu ruang
(30oC)
0.905 0.9
0.9
0.895
0.89
aw
0.885 0.88
0.88
0.875
0.87
Na2CO3 0,6% mie kombinasi terbaik
sampel
Gambar 28. Nilai aw mie
3. Mutu Mikrobiologi
9.00
8.00
7.00
Log CFU/g
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
jam ke-
mie kontrol mie kombinasi terbaik SNI
Gambar 29. Grafik Total Plate Count (TPC) mie selama penyimpanan pada
suhu ruang (30oC)
4.50
4.00
3.50
3.00
Log CFU/g
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
jam ke-
mie kontrol mie kombinasi terbaik SNI
Gambar 30. Grafik total kapang dan khamir mie selama penyimpanan pada
suhu ruang (30oC)
Menurut Gambar 30, selama penyimpanan total kapang dan khamir
pada mie mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena pH mie
mengalami penurunan selama penyimpanan yang dapat memicu
pertumbuhan kapang dan khamir yang memiliki pH optimal antara 4-7
(Lund et. al., 2000).
Pertumbuhan kapang dan khamir pada mie kombinasi terbaik dan mie
kontrol sudah mulai terlihat dari jam ke-0. Akan tetapi, pertumbuhan kapang
dan khamir ini sangat lambat. Hingga sampai jam ke-44, pertumbuhan
kapang dan khamir pada mie kontrol masih memenuhi syarat SNI yaitu
standar total kapang dan khamir maksimal sebesar 1,0 x 104 CFU/g (log CFU
= 4). Setelah 44 jam, pertumbuhan kapang dan khamir pada mie kontrol
hanya mencapai 6,8 x 101 CFU/g. Hal ini juga terjadi pada mie kombinasi
terbaik. Pertumbuhan kapang dan khamir pada mie kombinasi terbaik hingga
jam ke-60 masih memenuhi syarat SNI. Setelah 60 jam, pertumbuhan
kapang dan khamir mie kombinasi terbaik hanya mencapai 3,0 x 103 CFU/g.
Dapat disimpulkan bahwa, mie kontrol dan mie kombinasi terbaik masih
memenuhi syarat SNI untuk parameter total kapang-khamir hingga 44 jam
untuk mie kontrol pada 60 jam untuk mie kombinasi terbaik.
Berdasarkan hasil penelitian Chamdani (2005), umur simpan mie
dengan penambahan pengawet Ca-propionat 0,225%+parabens 0,025% dari
bobot tepung dapat meningkat karena jumlah kapang-khamir yang tumbuh
pada mie ini hingga penyimpanan selama 60 jam masih memenuhi syarat
SNI. Total kapang-khamir mie dengan penambahan pengawet Ca-propionat
0,225%+parabens 0,025% pada jam ke-60 sebesar 2,5 x 103 CFU/g. Begitu
pula dengan mie dengan penambahan pengawet Ca-propionat
0,075%+parabens 0,025%+Na-asetat 2,5%. Hingga penyimpanan selama
60 jam, mie dengan penambahan pengawet Ca-propionat 0,075%+parabens
0,025%+Na-asetat 2,5% ini masih memenuhi syarat SNI. Total kapang-
khamir mie dengan penambahan pengawet Ca-propionat 0,075%+parabens
0,025%+Na-asetat 2,5% pada jam ke-60 sebesar 6,8 x 101 CFU/g.
Penghitungan jumlah kandungan bakteri E. coli pada mie dilakukan
untuk melihat kondisi sanitasi pada proses pembuatan mie yang dapat
mempengaruhi umur simpan mie. Menurut SNI, jumlah maksimal E. coli
sebesar 10 MPN/g. Jumlah E. coli pada mie yang menggunakan Na2CO3
atau mie kombinasi terbaik pada jam ke-0 sebesar 0 MPN/g. Oleh karena itu
tidak dilakukan uji penduga dan penguat. Hal ini mengindikasikan bahwa
kondisi sanitasi pada proses pembuatan mie cukup baik.
4. Mutu Organoleptik
a. Aroma
5.00
3.86 3.87 3.77 3.67 3.4
4.00 3.11
3.00
skor
2.00
1.00
0.00
mie pasar kontrol mie kombinasi
jenis mie terbaik
mie basah mentah mie basah matang
Gambar 31. Skor uji hedonik terhadap aroma mie basah mentah dan mie
basah mentah yang dimatangkan
b. Tekstur
5
3.85 3.92 3.89 3.67 3.9
4
3 2.64
skor
2
1
0
pasar kontrol terbaik
jenis mie
mie basah mentah mie basah matang
Gambar 32. Skor uji hedonik terhadap tekstur mie basah mentah dan mie
basah mentah yang dimatangkan
Menurut Gambar 32, panelis tidak suka dengan tekstur mie pasar
dibandingkan dengan tekstur mie kontrol dan terbaik karena tekstur mie
pasar mudah putus dan kering. Panelis bersikap netral terhadap tekstur mie
h kontrol dan mie kombinasi terbaik. Berdasarkan analisis ragam pada
selang kepercayaan 95%, tekstur mie pasar berbeda nyata dengan tekstur
mie kontrol dan mie kombinasi terbaik (Lampiran 40).
Proses pemasakan dapat mempengaruhi tingkat kesukaan tekstur
mie khususnya mie pasar yang dimatangkan. Setelah dimasak, tingkat
kesukaan tekstur mie pasar meningkat. Hal ini terlihat dari penilaian
panelis terhadap mie pasar yang dimatangkan yaitu menjadi netral dan
tidak berbeda nyata dengan mie kontrol yang dimatangkan dan mie
kombinasi terbaik (Lampiran 41).
c. Warna
3.8 3.63
3.6
3.4
3.2
pasar kontrol terbaik
jenis mie
mie basah mentah mie basah matang
Gambar 33. Skor uji hedonik terhadap warna mie basah mentah dan mie
basah mentah yang dimatangkan
Sebagian besar panelis menilai netral terhadap warna mie pasar, mie
kontrol dan mie kombinasi terbaik. Nilai warna ketiga mie tersebut tidak
berbeda nyata pada selang kepercayaan 95% (Lampiran 40). Nilai warna
mie pasar lebih tinggi dibandingkan dengan warna mie kontrol dan mie
kombinasi terbaik. Warna mie pasar terlihat menarik dan kuning terang
sedangkan warna mie kontrol dan mie kombinasi terbaik terlihat kuning
pucat. Warna yang menarik dan kuning terang diduga karena adanya
penambahan pewarna seperti orange yellow.
Setelah dimatangkan, tingkat kesukaan panelis terhadap warna mie
kontrol yang dimatangkan dan mie pasar yang dimatangkan meningkat
menjadi suka. Berdasarkan analisis ragam pada selang kepercayaan 95%,
warna mie yang dimatangkan terbaik berbeda nyata dengan warna mie
kontrol yang dimatangkan dan mie pasar yang dimatangkan (Lampiran
41).
d. Rasa
4.00 3.83
3.80 3.67
3.60
skor
3.33
3.40
3.20
3.00
pasar kontrol terbaik
sampel
Gambar 34. Skor uji hedonik terhadap rasa mie basah mentah yang
dimatangkan
e. Overall (Keseluruhan)
2.00
1.00
0.00
pasar kontrol terbaik
jenis mie
mie basah mentah mie basah matang
Gambar 35. Skor uji hedonik secara keseluruhan mie basah mentah dan
mie basah mentah yang dimatangkan
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Bredholt, S., T. Nesbakken dan A. Holck. 1999. Protective cultures inhibit growth
of Listeria monocytogenes and Eschericia coli O157:H7 in cooked,
sliced, vaccum and gas-packed meat. Int. J. Food Microbiol. 53:43-52.
CFNP (Center for Food and Nutrition Policy (). 2002. Calcium Propionate.
Virginia Tech-Alexandria.
Chamdani. 2005. Pemilihan Bahan Pengawet yang Sesuai pada Produk Mie
Basah. Skripsi. Fakultas Teknologi Pangan, IPB. Bogor.
Glicksman, M. 1983. Food Hidrocoloids II. CRC Press, Boca Rotan, Florida.
Gracecia, D. 2005. Profil Mie Basah yang Diperdagangkan di Bogor dan Jakarta.
Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.
Lund, B. M., Tony C., Grahamme W. Gould. 2000. The Microbiological Safety
and Quality of Food. Aspen Publishers, Inc.
Merck Index. 1989. Preservation and Preservatives. 11th edition. Susan B (ed.).
Merck&Cg., Inc. Rahway, N. J. USA.
Naidu, A. S. 2000. Natural Food Antimicrobial Systems. CRC Press, Boca Raton.
Oktaviani. 2005. Perubahan Karakteristik dan Kualitas Protein pada Mie Mentah
yang Mengandung Formaldehide dan Boraks. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.
Pagani, M. A. 1985. Pasta product from non conventional raw material. P:52-68.
Di dalam: C. H. Mercier dan C. Centrarellis (eds.). Pasta and Extrusion
Cooked Foods. 1985. Proceeding of An International Symposium.
Milan, Italy.
Ray, B. 2001. Fundamental Food Microbiology. 2nd edition. CRC Press, Boca
Raton.
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Lampiran 5. Hasil analisis kekerasan, kelengketan, elastisitas dan warna mie dengan garam alkali
Kekerasan Kelengketan Elastisitas Warna
(gforce) (gforce) (gforce) (oHue)
Ulangan
Na2CO3 STPP Na2CO3 STPP Na2CO3 STPP Na2CO3 STPP
0,6% 0,2% 0,6% 0,2% 0,6% 0,2% 0,6% 0,2%
9570,3 6893,6 67,6 16,5 12,3 13,9 87,78 83,54
10751,8 6650,8 3,7 12,8 11,9 11,7 82,87 83,38
Lampiran 7. Rendemen mie yang dihasilkan pada pembuatan mie (dalam 100 g
terigu)
Ulangan Bobot mie yang dihasilkan Rendemen mie (%)
(g)
1 124,6 124,6
2 125,5 125,8
Rata-rata 125,05 125,05
1 9951,5 10393,9 10252,8 7241,8 6,9 52,3 159,9 4,3 11,7 15,2 11 12,8
10787 10652,9 10893,6 8508,8 18,6 23,8 83,7 2,5 13,2 16,3 11,2 15,4
10277,1 10254,7 9778,7 8238,8 15,6 15,1 10 3,4 13,1 22,9 12,2 20,1
10301,4 9350,2 10383,4 10571,7 5,5 3 3,3 3,4 12,5 24,9 12 16,1
9871,8 10110,9 9459,7 7131,8 6 4,3 4 53,9 11,6 42,4 11,9 17,9
2 10724,7 10638,1 9412,6 6122,5 3,9 18 9,8 23,5 14,4 19,8 12,1 15,2
9979,3 9989,7 10466,7 7032,4 4,2 4,1 4,8 11,5 14,8 32,5 13,3 18,4
10702,6 10514,2 9343,7 7130,5 10,6 25,9 6,1 28,2 13,6 14,1 12,3 17,6
Rata-rata 10291,75 10310,43 9821,58 7513,43 14,26 18,43 41,96 19,11 12,91 23,45 12,06 16,8
Lampiran 10. Analisis ragam kekerasan, kelengketan dan elastisitas mie dengan
berbagai hidrokoloid
Uji Lanjut Subset for alpha = .05
Hidrokoloid N
Tukey 1 2
KA 0.5% 10 7513.4300
GA 0.5% 10 9821.5800
Kekerasan Tanpa hidrokoloid 10 10291.7500
CMC 0.2% 10 10310.4300
Sig. 1.000 .522
Tanpa hidrokoloid 10 14.2600
CMC 0.2% 10 18.4300
Kelengketan KA 0.5% 10 19.1100 -
GA 0.5% 10 41.9600
Sig. .219
GA 0.5% 10 12.0600
Tanpa hidrokoloid 10 12.9100
Elastisitas KA 0.5% 10 16.8000
CMC 0.2% 10 23.4500
Sig. .112 1.000
# kemasan PP
Harga kemasan PP untuk 1 kg mie =
Rp. 12.000,- X 1000 gram = Rp.1.200,- / kg mie
100 buah 100 gram
Cara Perhitungan :
Harga pengawet Na-asetat 50% untuk 1 kg mie :
0,03 g X Rp.962000,- = Rp.230,88 / kg mie
125 g mie
Harga pengawet Na-asetat 50% + Ca-propionat 50% (NC 11) untuk 1 kg mie:
Rp. 230,88 + Rp. 24,- = Rp. 254,88/kg mie
Lampiran 22. Analisis ragam perubahan kekerasan mie Na2CO3 dan mie kombinasi terbaik selama penyimpanan
Tukey kekerasan
Jam ke- N Subset for alpha = .05
Sampel
1 2 3 4
jam ke-44 10 2480.84
jam ke-24 10 8450.08
Na2CO3 -
jam ke-0 10 10291.75
Sig. 1.0 1.0 1.0
jam ke-60 10 220.44
jam ke-44 10 2881.01
Mie Kombinasi
jam ke-24 10 7772.28
Terbaik
jam ke-0 10 8861.29
Sig. 1.0 1.0 1.0 1.0
Lampiran 23. Perubahan kelengketan mie Na2CO3 dan mie kombinasi terbaik selama penyimpanan
Ulangan Kelengketan Na2CO3 (gforce) Kelengketan Mie Kombinasi Terbaik(gforce)
Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-44 Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-44 Jam ke-60
1 67,6 16,5 707,9 26,5 67,1 854,2 838,1
3,7 24,3 648,3 45,0 26,5 656,4 598,9
6,9 16,6 647,6 26,9 76,7 555,2 578,0
18,6 11,1 772,8 50,9 49,8 679,1 486,0
15,6 23,5 816,9 21,2 51,8 654,8 801,1
2 5,5 37,1 649,6 25,0 42,8 654,5 678,2
6 34,4 803,7 40,9 45,0 771,3 937,5
3,9 14,9 642,3 22,0 48,4 866,6 670,1
4,2 14,7 604,7 59,6 68,2 981,7 699,5
10,6 33,9 871,9 29,0 31,4 598,3 1055,0
Rata-rata 14,26 22,7 716,57 34,7 50,77 727,21 734,24
Lampiran 24. Analisis ragam perubahan kelengketan mie Na2CO3 dan mie kombinasi terbaik selama penyimpana
Tukey Kelengketan
N Subset for alpha = .05
Sampel Jam Ke-
1 2
jam ke-0 10 14.2600
jam ke-24 10 22.7000
Na2CO3
jam ke-44 10 716.5700
Sig. .997 1.000
jam ke-0 10 34.7000
jam ke-24 10 50.7700
Mie Kombinasi Terbaik jam ke-44 10 727.2100
jam ke-60 10 734.2400
Sig. .988 .999
Lampiran 25. Perubahan elastisitas mie Na2CO3 dan mie kombinasi terbaik selama penyimpanan
Elastisitas Na2CO3 (gforce) Elastisitas Mie Kombinasi Terbaik (gforce)
Ulangan
Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-44 Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-44 Jam ke-60
12,3 11,4 16,7 14,7 12,8 12,5 14,9
11,9 11,3 15,0 15,9 13,4 11,3 16,0
1 11,7 14,2 15,0 16,1 17,1 15,1 17,4
13,2 14,7 16,1 14,7 14,6 13,9 15,4
13,1 15,0 17,5 16,2 13,1 15,6 17,1
12,5 13,3 17,0 17,9 18,4 15,3 18,6
11,6 15,9 15,1 12,7 14,1 13,1 16,0
2 14,4 20,3 15,7 17,1 11,6 11,1 15,2
14,8 17,0 15,6 16,5 16,1 19,6 16,2
13,6 16,3 16,5 14,9 14,2 13,2 15,9
Rata-rata 12,91 14,94 16,02 12,91 14,54 14,07 16,27
Lampiran 26. Analisis ragam perubahan elastisitas mie Na2CO3 dan mie kombinasi terbaik selama penyimpanan
Tukey Elastisitas
Subset for alpha = .05
Sampel Jam ke- N
1 2
jam ke-0 10 12.9100
jam ke-24 10 14.9400 14.9400
Na2CO3
jam ke-44 10 16.0200
Sig. .090 .575
jam ke-44 10 14.0700
jam ke-24 10 14.5400
Mie Kombinasi Terbaik jam ke-0 10 15.6700 -
jam ke-60 10 16.2700
Sig. .058
Lampiran 27. Perubahan warna mie Na2CO3 dan mie kombinasi terbaik selama penyimpanan
Warna Na2CO3 Warna Mie Kombinasi Terbaik
(oHue) (oHue)
Ulangan
Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam
ke-0 ke-12 ke-24 ke-36 ke-44 ke-0 ke-12 ke-24 ke-36 ke-44 ke-60
87.78 72.68 72.01 72.01 70.84 83.78 74.83 73.07 71.87 69.77 66.61
82.87 73.45 72.15 71.45 70.47 83.76 73.29 73.58 71.28 69.78 67.11
1 82.91 72.23 71.96 71.89 70.92 83.67 73.24 70.24 70.72 69.64 66.77
83.07 74.71 72.22 70.97 70.31 83.73 73.82 72.41 71.81 69.71 66.73
82.99 73.59 73.02 70.91 69.66 83.64 72.69 72.29 70.46 69.69 66.21
83.23 72.55 68.45 72.01 69.34 83.50 73.98 70.94 70.85 69.54 67.17
83.27 72.35 66.78 71.45 68.04 83.47 72.42 70.12 71.21 69.42 67.37
2 82.98 71.63 69.89 71.89 69.53 83.36 72.98 73.45 70.95 69.35 66.71
82.8 72.50 69.18 70.97 68.36 83.77 74.22 73.80 70.20 69.70 67.15
82.76 72.49 67.48 70.91 68.34 83.67 74.23 72.75 71.25 69.65 66.61
Rata-rata 83.47 72.818 70.314 71.446 69.581 83.63 73.57 72.26 71.06 69.62 66.84
Lampiran 28. Analisis ragam perubahan warna mie Na2CO3 selama penyimpanan
Tukey Warna
Na2CO3 N Subset for alpha = .05
1 2 3 4
jam ke-44 10 69.5810
jam ke-24 10 70.3140 70.3140
jam ke-36 10 71.4460 71.4460
jam ke-12 10 72.8180
jam ke-0 10 83.4660
Sig. .757 .365 .188 1.000
Lampiran.29. Analisis ragam perubahan warna mie kombinasi terbaik selama penyimpanan
Tukey Warna
mie kombinasi Subset for alpha = .05
N
terbaik 1 2 3 4 5 6
jam ke-60 10 66.844
jam ke-44 10 69.625
jam ke-36 10 71.060
jam ke-24 10 72.265
jam ke-12 10 73.570
jam ke-0 10 83.635
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Lampiran 30. Perubahan pH mie Na2CO3 dan mie kombinasi terbaik selama penyimpanan
pH Na2CO3 pH Mie Kombinasi Terbaik
Ulangan Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke-
0 12 24 36 44 0 12 24 36 44 60
8.93 8.78 9.04 8.70 8.32 9.10 8.79 8.62 8.65 7.91 6.95
1
8.92 8.78 9.06 8.69 8.34 9.10 8.77 8.60 8.63 7.89 6.95
8.90 8.81 8.96 8.49 8.34 9.12 8.75 8.59 8.55 7.86 6.84
2
8.89 8.81 8.98 8.48 8.37 9.12 8.77 8.61 8.54 7.84 6.82
Rata-rata 8.91 8.79 9.01 8.59 8.34 9.11 8.77 8.60 8.59 7.87 6.89
Lampiran 31. Analisis ragam perubahan pH mie Na2CO3 selama penyimpanan
Tukey pH mie
Na2CO3 N Subset for alpha = .05
1 2 3 4
jam ke-44 4 8.3425
jam ke-36 4 8.5900
jam ke-12 4 8.7950
jam ke-0 4 8.9100
jam ke-24 4 9.0100
Sig. 1.000 1.000 .100 .182
Lampiran 34. Analisis mikrobiologi TPC mie kombinasi terbaik selama penyimpanan
Jam Rata- Log
ulangan 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 10-7 10-8 CFU/g
ke- rata CFU/g
25 5 0
1 2,6 x 102
27 5 0
0 2,7 x 102 2,43
28 0 0 2
2 2,8 x 10
23 1 1
38 1 1
1 3,6 x 102
34 1 1
4 3,4 x 102 2,53
30 1 0 2
2 3,2 x 10
35 1 1
27 8 2
1 2,7 x 102
17 7 2
8 2,8 x 102 2,45
28 8 1 2
2 2,8 x 10
24 8 1
26 1 19
1 2,7 x 103
28 5 1
12 2,8 x 103 3,45
27 3 17 3
2 2,8 x 10
29 1 1
49 29 7
1 7,8 x 103
69 25 7
16 8,0 x 103 3,90
54 30 10
2 8,3 x 103
64 35 8
153 52 13
1 2,1 x 104
198 58 12
20 2,2 x 104 4,34
194 48 10
2 2,2 x 104
196 46 10
Lampiran 34 (Lanjutan). Analisis mikrobiologi TPC mie kombinasi terbaik selama penyimpanan
Jam Rata- Log
ulangan 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 10-7 10-8 CFU/g
ke- rata CFU/g
111 26 1
1 1,2 x 105
118 23 0
24 1,2 x 105 5,08
112 28 0
2 1,2 x 105
115 20 0
127 60 5
1 1,6 x 105
123 52 5
28 1,5 x 105 5,18
128 21 6
2 1,4 x 105
125 47 4
165 56 11
1 2,0 x 105
138 83 12
32 2,1 x 105 5,32
164 44 24
2 2,2 x 105
179 97 19
205 192 90
1 3,6 x 105
215 185 83
36 3,6 x 105 5,57
219 188 54
2 3,7 x 105
211 190 72
230 17 1
40 1 2,4 x 106 2,5 x 106 6,39
249 22 1
235 57 1
2 2,6 x 106
227 60 1
248 160 13
1 3,6 x 106
236 158 14
44 1,1 x 107 7,04
TBUD 148 30 7
2 1,8 x 10
250 176 31
Lampiran 34 (Lanjutan). Analisis mikrobiologi TPC mie kombinasi terbaik selama penyimpanan
Jam Rata- Log
ulangan 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 10-7 10-8 CFU/g
ke- rata CFU/g
185 27 3
1 1,9 x 107
198 29 1
48 2,0 x 107 7,30
168 73 1
2 2,2 x 107
175 72 1
226 115 17
1 3,1 x 107
217 119 15
52 3,2 x 107 7,50
229 159 19
2 3,4 x 107
231 125 15
153 99 0
1 2,2 x 108
162 78 0
56 1,9 x 108 8,28
156 32 5
2 1,6 x 108
132 30 3
124 22 1
1 1,3 x 108
120 26 2
60 1,3 x 108 8,11
114 27 1
2 1,3 x 108
129 25 1
Lampiran 35.Analisis Mikrobiologi total kapang dan khamir mie Na2CO3 selama penyimpanan
Jam Rata- Log
ulangan 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 10-7 10-8 CFU/g
ke- rata CFU/g
1 0 0
1 1,0 x 101
0 0 0
0 1,0 x 101 1
0 0 0
2 1,0 x 101
1 0 0
1 0 0
1 1,0 x 101
1 0 0
4 1,0 x 101 1
1 0 0
2 1,0 x 101
0 0 0
1 0 0
1 1,0 x 101
0 0 0
8 1,0 x 101 1
0 0 0
2 1,0 x 101
1 0 0
1 0 0
12 1 1,0 x 101 1,0 x 101 1
0 0 0
1 0 0
2 1,0 x 101
1 0 0
1 0 0
1 1,5 x 101
2 0 0
16 1,3 x 101 1,11
1 0 0 1
2 1,0 x 10
1 0 0
1 0 0
1 1,0 x 101
1 0 0
20 1,0 x 101 1
1 0 0 1
2 1,0 x 10
1 0 0
Lampiran 35 (Lanjutan). Analisis Mikrobiologi total kapang dan khamir mie Na2CO3 selama penyimpanan
Jam Rata- Log
ulangan 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 10-7 10-8 CFU/g
ke- rata CFU/g
2 0 0
1 2,0 x 101
0 0 0
24 1,5 x 101 1,17
1 0 0 1
2 1,0 x 10
0 0 0
3 0 0
1 2,0 x 101
1 0 0
28 5,5 x 101 1,74
2 0 0 1
2 3,5 x 10
5 0 0
0 0 0
1 1,0 x 101
1 0 0
32 1,0 x 101 1
1 0 0
2 1,0 x 101
0 0 0
13 6 0
1 1,0 x 101
3 0 0
36 8,3 x 101 1,91
8 1 0
2 6,6 x 101
5 0 0
13 0 0
1 1,1 x 101
9 0 0
40 8,5 x 101 1,92
7 0 0 1
2 6,0 x 10
5 0 0
6 0 0
1 3,5 x 101
1 0 0
44 6,8 x 101 1,83
10 2 0
2 1,0 x 102
10 0 0
Lampiran 36. Analisis Mikrobiologi total kapang dan khamir mie kombinasi terbaik selama penyimpanan
Jam Rata- Log
ulangan 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 10-7 10-8 CFU/g
ke- rata CFU/g
1 0 0
1 1,0 x 101
0 0 0
0 1,0 x 101 1
0 0 0
2 1,0 x 101
1 0 0
1 0 0
1 1,0 x 101
0 0 0
4 1,0 x 101 1
1 0 0 1
2 1,0 x 10
0 0 0
1 0 0
8 1 1,0 x 101 1,0 x101 1
1 0 0
1 0 0
2 1,0 x 101
1 0 0
2 0 0
1 2,0 x 101
0 0 0
12 1,5 x 101 1,17
1 0 0 1
2 1,0 x 10
0 0 0
1 0 0
1 1,0 x 101
0 0 0
16 1,3 x 101 1,11
1 0 0 1
2 1,5 x 10
2 0 0
1 0 0
1 1,0 x 101
0 0 0
20 1,0 x 101 1
1 0 0 1
2 1,0 x 10
1 0 0
Lampiran 36 (Lanjutan). Analisis Mikrobiologi total kapang dan khamir mie kombinasi terbaik selama penyimpanan
Jam Rata- Log
ulangan 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 10-7 10-8 CFU/g
ke- rata CFU/g
1 0 0
1 1,0 x 101
1 0 0
24 1,3 x 101 1,11
1 0 0 1
2 1,5 x 10
2 0 0
1 0 0
1 1,5 x 101
2 0 0
28 1,3 x 101 1,11
1 0 0
2 1,0 x 101
1 0 0
2 0 0
1 2,0 x 101
2 0 0
32 1,3 x 101 1,11
1 0 0
2 5,0 x 101
0 0 0
10 0 0
1 7,5 x 101
5 0 0
36 6,8 x 101 1,83
9 0 0 1
2 6,0 x 10
3 0 0
8 0 0
1 6,5 x 101
5 0 0
40 5,8 x 101 1,76
4 0 0
2 5,0 x 101
6 0 0
8 0 0
1 7,5 x 101
7 0 0
44 7,8 x 101 1,89
6 0 0 1
2 8,0 x 10
10 0 0
Lampiran 36 (Lanjutan). Analisis Mikrobiologi total kapang dan khamir mie kombinasi terbaik selama penyimpanan
Jam Rata- Log
ulangan 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 10-7 10-8 CFU/g
ke- rata CFU/g
12 0 0 2
1 1,3 x 10
14 0 0
48 1.2 x 102 2,07
11 0 0 2
2 1,1 x 10
11 0 0
10 1 0
52 1 1,9 x 102 1,9 x 102 2,28
19 0 0
18 1 0
2 1,8 x 102
11 1 0
16 0 0
1 1,7 x 103
17 0 0
56 1.9 x 103 3,28
20 5 0 3
2 2.1 x 10
22 3 0
24 1 0
1 2,7 x 103
30 5 0
60 3,0 x 103 3,48
34 2 0 3
2 3,3 x 10
32 2 0
Lampiran 37. Form uji organoleptik
UJI KESUKAAN
Sampel : Mie Basah Mentah
Nama :
Kode Sampel
Instruksi :
♠ Amati sampel yang disajikan
♠Berikan penilaian terhadap aroma, warna, tekstur dan produk secara
keseluruhan (overall) dengan cara memberikan tanda check list (√) pada
kolom peringkat kesukaan terhadap sampel
♠ Atribut tekstur pada mie basah mentah meliputi kekerasan, kelengketan dan
elastisitas dan tidak dimakan (diukur menggunakan tangan)
♠ Jangan membandingkan antar sampel
Tingkat kesukaan
Aroma Warna Tekstur Overall
Sangat suka
suka
Agak suka
Netral
Agak tidak suka
Tidak suka
Sangat tidak suka
Komentar :
Lampiran 37 (Lanjutan). Form uji organoleptik
Instruksi :
♠ Cicipilah sampel yang disajikan
♠ Netralkan lidah dengan meminum air putih
♠ Berikan penilaian terhadap rasa, aroma, warna, tekstur dan produk secara
keseluruhan (overall) dengan cara memberikan tanda check list (√) pada
kolom peringkat kesukaan terhadap sampel
♠ Jangan membandingkan antar sampel
Tingkat kesukaan
Aroma Warna Tekstur Rasa Overall
Sangat suka
suka
Agak suka
Netral
Agak tidak suka
Tidak suka
Sangat tidak suka
Komentar :
Lampiran 38. Data uji organoleptik mie basah mentah
Panelis SKOR mie basah mentah
Na2CO3 Terbaik Pasar
Aroma Warna Tekstur Overall Aroma Warna Tekstur Overall Aroma Warna Tekstur Overall
1 2.80 3.60 3.40 3.40 4.00 4.00 4.00 4.00 2.20 3.80 2.80 2.60
2 3.60 3.80 3.20 3.60 5.00 2.00 4.00 4.00 3.60 4.00 1.60 2.80
3 3.60 3.40 3.20 2.80 4.00 4.00 2.00 3.00 3.60 3.40 3.60 3.40
4 4.20 4.00 3.60 4.00 5.00 4.00 3.00 4.00 3.60 4.40 3.60 4.00
5 3.20 3.60 4.20 4.20 3.00 4.00 2.00 4.00 4.00 3.80 2.40 3.00
6 4.00 4.20 4.00 4.00 4.00 4.00 2.00 3.00 3.60 4.60 4.20 4.40
7 3.80 4.00 3.60 3.60 4.00 4.00 4.00 4.00 2.60 3.80 3.40 3.20
8 3.60 3.40 3.40 3.60 4.00 3.00 4.00 4.00 3.20 4.40 2.00 2.00
9 4.40 3.60 3.80 4.20 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.80 2.80 3.80
10 3.60 2.80 4.20 3.60 5.00 2.00 4.00 4.00 2.00 3.20 2.40 3.00
11 3.80 4.00 3.60 3.80 2.00 2.00 4.00 2.00 3.80 3.20 3.00 3.40
12 3.20 4.00 4.20 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 2.00 3.60 3.00 2.60
13 3.60 3.40 4.40 3.80 4.00 5.00 5.00 5.00 2.40 4.20 3.40 3.40
14 3.60 3.80 3.00 3.60 4.00 4.00 2.00 3.00 3.20 3.20 1.60 3.00
15 4.60 4.60 4.80 4.60 4.00 5.00 4.00 4.00 3.40 3.80 2.20 3.40
16 4.40 3.80 4.00 4.20 2.00 3.00 3.00 3.00 3.20 4.00 1.80 2.60
17 3.80 4.00 3.40 3.60 3.00 4.00 4.00 4.00 3.40 3.80 3.40 2.60
18 4.20 4.20 4.60 4.20 5.00 4.00 4.00 4.00 2.00 4.80 2.40 2.20
19 4.20 4.00 4.60 4.40 3.00 2.00 4.00 2.00 4.00 4.60 3.00 4.60
20 3.60 3.80 4.20 4.20 4.00 4.00 4.00 4.00 3.80 4.40 2.40 4.00
21 4.20 4.00 3.80 3.80 4.00 3.00 4.00 4.00 3.20 4.20 2.40 2.80
22 4.60 3.80 4.20 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.60 1.80 2.00
23 3.40 2.80 3.40 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.20 3.00 1.60 2.80
Lampiran 38 (Lanjutan). Data uji organoleptik mie basah mentah
Panelis SKOR mie basah mentah
Na2CO3 Terbaik Pasaran
Aroma Warna Tekstur Overall Aroma Warna Tekstur Overall Aroma Warna Tekstur Overall
24 3.80 3.80 4.40 4.20 2.00 3.00 4.00 3.00 3.40 3.40 2.60 3.00
25 4.60 3.80 4.40 4.40 4.00 4.00 4.00 4.00 2.60 4.20 2.60 2.60
26 3.80 3.60 4.00 3.80 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.60 1.80 2.60
27 4.00 3.00 4.00 4.00 1.00 5.00 4.00 3.00 3.00 4.20 2.20 2.80
28 4.20 3.00 3.80 3.60 4.00 4.00 4.00 5.00 2.60 2.80 2.60 2.20
29 4.40 4.20 4.40 4.20 4.00 4.00 5.00 4.00 3.60 3.80 3.80 3.80
30 3.20 3.40 3.80 3.60 3.00 4.00 4.00 4.00 2.00 3.60 2.80 3.00
Rata-rata 3.87 3.71 3.92 3.87 3.67 3.63 3.67 3.70 3.11 3.84 2.64 3.05
Lampiran 39. Data uji organoleptik mie basah matang
Skor mie basah mentah yang matang
Panelis Na2CO3 Terbaik Pasaran
Rasa Warna Aroma Tekstur Overall Rasa Warna Aroma Tekstur Overall Rasa Warna Aroma Tekstur Overall
1 3.80 4.40 2.80 3.80 3.60 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.60 4.20 3.80 3.80 4.60
2 3.80 4.60 3.60 4.40 4.00 2.00 5.00 5.00 5.00 4.00 3.00 5.00 4.00 4.40 4.20
3 3.00 3.20 3.60 3.00 3.20 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.20 4.40 3.40 2.80 3.60
4 3.60 3.80 3.60 4.20 4.00 2.00 3.00 2.00 4.00 4.00 4.40 4.40 3.80 3.60 4.00
5 4.00 4.40 3.40 4.20 4.20 2.00 3.00 2.00 4.00 4.00 3.80 4.80 3.60 3.80 4.20
6 3.60 3.20 3.40 3.40 3.80 3.00 4.00 2.00 2.00 3.00 4.40 3.80 4.00 3.60 4.20
7 4.20 4.80 4.20 4.60 4.60 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.40 3.80 3.80
8 3.60 4.80 4.80 4.20 4.40 3.00 5.00 4.00 3.00 3.00 3.40 4.00 3.80 3.40 3.80
9 3.60 4.40 4.20 3.60 3.80 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.40 4.40 4.00 4.40
10 3.80 4.20 3.40 4.00 3.80 2.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.80 3.80 3.60 3.40 3.60
11 3.00 4.80 3.80 3.60 3.80 3.00 4.00 2.00 4.00 4.00 3.80 4.60 3.60 4.40 3.80
12 3.80 4.40 4.20 4.80 4.60 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.20 4.00 4.20 3.60 3.80
13 3.00 4.80 4.40 3.80 3.80 2.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.60 4.20 4.20 4.40
14 3.60 4.00 3.40 4.20 4.00 3.00 5.00 4.00 5.00 4.00 3.60 3.80 4.40 4.20 3.80
15 5.00 5.00 4.40 4.80 5.00 3.00 4.00 3.00 4.00 3.00 4.40 4.60 3.60 4.40 4.00
16 4.20 4.20 3.80 4.00 4.20 4.00 3.00 2.00 4.00 4.00 3.60 4.40 4.40 3.80 4.00
17 4.00 4.00 3.60 4.00 3.80 4.00 5.00 3.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.40 3.60 4.00
18 3.60 4.20 4.00 4.00 4.20 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.40 2.80 3.00 3.00 3.00
19 4.00 4.00 4.00 4.20 4.40 4.00 4.00 3.00 5.00 4.00 3.00 4.20 3.00 3.20 3.40
20 2.80 4.40 3.40 3.40 3.60 3.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.60 4.60 4.20 3.60 4.20
21 3.40 3.40 3.40 3.60 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.20 4.00 4.20 3.80 4.20
22 3.60 3.80 4.20 3.00 3.80 2.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.80 3.80 4.00 3.20 4.00
23 3.80 4.00 4.00 4.20 3.80 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.20 4.00 3.20 3.80 3.60
Lampiran 39 (Lanjutan). Data uji organoleptik mie basah matang
Skor mie basah mentah matang
Panelis Na2CO3 Terbaik Pasaran
Rasa Warna Aroma Tekstur Overall Rasa Warna Aroma Tekstur Overall Rasa Warna Aroma Tekstur Overall
24 3.20 3.40 2.60 3.20 3.60 3.00 3.00 2.00 3.00 4.00 4.20 4.60 3.40 4.40 4.20
25 3.80 4.00 3.60 3.40 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00 3.60 4.60 4.20 4.20 4.20
26 3.80 4.00 3.80 3.80 3.20 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.80 4.40 4.00
27 4.00 3.60 3.80 3.80 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.20 4.00 3.00 4.20 4.40
28 3.20 3.80 4.20 3.00 4.20 4.00 4.00 5.00 4.00 3.00 3.60 4.40 4.20 4.00 4.00
29 3.80 4.40 4.20 4.20 3.80 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 2.80 3.80 3.80 4.40 3.00
30 3.60 3.80 3.20 4.20 4.60 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.20 4.60 4.20 4.60 4.60
Rata-
3.67 4.13 3.77 3.89 3.91 3.33 3.93 3.40 3.90 3.77 3.83 4.21 3.86 3.85 3.97
rata
Lampiran 40. Analisis ragam mie basah mentah dalam uji organoleptik
Duncan
Subset
Atribut Sampel N
1 2
Pasaran 30 3.1067
Terbaik 30 3.6667
Aroma
Na2CO3 30 3.8667
Sig. 1.000 .284
Pasar 30 2.6400
Terbaik 30 3.6667
Tekstur
Na2CO3 30 3.9200
Sig. 1.000 .148
Terbaik 30 3.6333
Na2CO3 30 3.7133
Warna -
Pasar 30 3.8400
Sig. .228
Pasar 30 3.0533
Terbaik 30 3.7000
Overall
Na2CO3 30 3.8667
Sig. 1.000 .288
Lampiran 41. Analisis ragam aroma mie basah matang dalam uji organoleptik
Duncan
SAMPEL N Subset
1
terbaik 30 3.4000
Na2CO3 30 3.7667
Aroma
pasar 30 3.8600
Sig. 1.000
pasar 30 3.8533
Na2CO3 30 3.8867
Tekstur -
terbaik 30 3.9000
Sig. .767
terbaik 30 3.9333
Na2CO3 30 4.1267 4.1267
Warna
pasar 30 4.2067
Sig. .141 .540
terbaik 30 3.3333
Na2CO3 30 3.6733
Rasa
pasar 30 3.8333
Sig. 1.000 .311
terbaik 30 3.7667
Na2CO3 30 3.9600
Overall pasar 30 3.9667 -
Sig. .086