Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Teknologi Pengemasan Dan Penyimpanan Hasil Pertanian

KUNJUNGAN KE PERUM BULOG ACEH


(ACEH BESAR, 29 MARET 2022)

Di susun oleh :

Hazal Mihrab 1905105010095


Mutia Syahputri Sipayung 1905105010074
Niken Syah Fitri 1905105010062
Riska Zahara 1905105010047
Rizka Muliyana 1905105010090
Suci Diah Anggraini 19051050100084

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYAH KUALA
2022
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bi
bidang logistik pangan. Ruagan lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha
logistik/pergudangan, seruvei dan pemberantasan hama, penyediaan karung
plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan dan usaha eceran. Sebagai
perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari pemerintah, BULOG tetap
melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian untuk gabah, stabilisasi
harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin (Raskin)
dan pengelolaan stok pangan.
Untuk menjaga stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan
beras untuk orang miskin (Raskin) dan pengelolaan stok pangan khususnya daerah
Sumatera Selatan dan Bangka Belitung maka dibentuknya Perum BULOG Divisi
Regional Sumsel dan Babel. BULOG menjual berbagai kebutuhan pangan tidak
hanya beras tapi juga kebutuhan pokok yang lain seperti gula, minyak sayur, dll.
Namun pemesanan barang dan pemberian info harga dan stok terhadap konsumen
masih manual.Untuk membeli barang dan mendapatkan informasi barang
konsumen diharuskan datang langsung ke kantor/gudang atau mendatangi outlet
BULOG yang biasanya terdapat di bazar-bazar yang cenderung konsumen kurang
mengetahui letak bazar dan berapa lama berlangsungnya bazar.

1.2 Tujuan Kunjungan


Adapun Tujuan dilakukannya kunjungan yaitu untuk melihat situasi dan
kondisi gudang bulog agar mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajarinya.

1.3 Kondisi Yang Dikunjungi


Pada saat kunjungan lokasi gudang sangat luas karena terdapatdua gudang
yaitu gudang gula dan beras dan juga terdapat lab mini yang ada di gudang bulog
tersebut. Untuk gudang yang dikunjungi ada gudang beras.Pada gudang beras
memiliki warna kemasan yang sangat bervariasi, memiliki kapasitas yang dapat
menampung beras hingga 3500 ton.Kondisi beras yang terdapat digudang disusun
menggunakan alas palletyang terbuat dari kayuagar tidak dapat bersentuhan
langsung dengan lantai karena dapat menyebabkan kelmbaban.Karyawan yang
bekerja pada gudang bulog sangat ramah, sehingga ketika adanya kunjungan dan
pertanyaan dari pengunjung akan dijawab dengan baik.

1.4 Urgensi Dalam Kunjungan


Lahan dari gudang bulog sangat luas dan memiliki kapasitas yang dapat
menampung beras hingga 3500 ton, dan dapat menerima kunjungan mahasiswa
+/- 130 orang. Dikarenakan mahasiswa yang ramai sehingga protokol kesehatan
tidak terjalankan dengan benar.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Penyimpanan adalah suatu tahapan yang didapatkan dalam menentukan


dan menjamin ketersediaan beras yang berkualitas. Selama proses penyimpanan
berlangsung, beras akan mengalami penyusutan kualitas serta kuantitas yang
disebabkan oleh perubahan fisik, kimia, dan biologi. Faktor utama dalam
menentukan kualitas beras adalah kadar air, bentuk fisik seperti menir, patah, dan
kuning, serta water uptake dan aktivitas pertumbuhan kutu beras (Sitophilus
oryzae). Saat proses penyimpanan, akan terjadi perubahan kandungan pati, protein
dan lemak dalam beras yang mengakibatkan adanya perubahan dari segi tekstur,
rasa serta aroma yang dihasilkan dari nasi (Millati, 2017).
Suatu kegiatan merancang serta memproduksi suatu wadah atau
pembungkus pada suatu produk dapat diartikan sebagai pengemasan. Kemasan
yang ditampilakn secara menarik maka akan mendapatkan daya tarik tersendiri
yang tinggi pada konsumen, dimana konsumen akan membedakan beberapa
macam produk dalam hal bentuk, bahkan mutunya. Dari perbedaan tersebut dapat
dilihat pada label yang terdapat dalam kemasan produk. Kemasan dan
pengemasan ini memiliki perbedaan dari segi pengertiannya, pengemasan adalah
bentuk dari kegiatan sedangkan kemasan memiliki artian lebih mengacu pada
objek fisik itu sendiri, seperti botol dan karton (Kaihatu, 2015).
Penyimpanan merupakan suatu proses menyimpan dan memelihara suatu
produk pada tempat yang aman agar terhindar dari gangguan fisik yang dapat
merusak mutu dari suatu produk. Kondisi penyimpanan yang baik dalam
menyimpan beras adalah memastikan area penyimpanan kering serta
kelembabannya juga rendah sehingga wadah dan produk tidak mudah rusak. Suhu
antara 29-30℃ merupakan suhu yang baik dalam melakukan penyimpanan beras.
Jika suhu yang berada pada level tinggi maka dapat mengakibatkan uap air akan
terabsorbsi kedalam beras, sementara jika suhu pada level yang rendah maka air
akan terdesorbsi keluar dari beras (Kurniawan, 2021).
Beberapa faktor dapat mempengaruhi proses dari penyimpanan dan
pengemasan pada bahan pangan, salah satunya merupakan kadar air. Kandungan
air adalah banyaknya air yang terdapat pada suatu bahan pangan yang dapat
dinyatakan dalam bentuk persen. Tingginya kadar air dalam suatu bahan pangan
akan mengakibatkan adanya peningkatan intensitas serangga hama gudang yang
akan menjadikan bahan pangan berupa biji-bijian menjadi relatif lebih lunak dan
akan mudah patah. Selain itu faktor lainnya adalah tingginya kelembaban dan
temperatur yang tidak sesuai akan memicu adanya perkembangbiakan dari
serangga hama gudang, apabila dalam proses pengemasan yang tidak dilakukan
secara tepat juga maka dapat menimbulkan penurunan mutu serta kualitas nilai
gizi bahan pangan dan daya simpannya (Bilyaro, 2021).
Hama merupakan suatu jenis serangga perusak yang menyerang suatu
produk yang berada pada penyimpanan atau komoditas yang disimpan digudang
serta dapat bertahan didalamnya. Hama gudang sendiri terbagi menjadi dua jenis
yaitu hama gudang yang dikenal, yaitu hama primer dan hama sekunder. Hama
primer yaitu hama yang mampu merusak produk atau bahan yang masih dalam
keadaan utuh. Sedangkan hama sekunder hanya mampu merusak produk yang
sudah dirusak terlebih dahulu oleh serangga primer seperti retak dalam proses
penyimpanan. Tingginya tingkat serangan hama ini dapat diakibatkan oleh
keadaan iklim, teknik budidaya, fenologi tanaman, dan juga aplikasi pestisida
secara terus menerus (Lumi, 2021).
BAB III. PENGAMATAN LAPANGAN

3.1 Hasil Pengamatan Lapangan


Hasil yang didapatkan pada saat pengamatan di pabrik Bulog Banda Aceh
yaitu desain bangunan gudang terbuat dari setengah beton dan setengah seng.
Gudang Bulog memiliki kapasitas untuk menampung beras hingga 3500 ton.
Kemudian terdapat dua gudang beras bulog yang berada di Banda Aceh yaitu
GBB (Gudang Beras Baru) dan GBL (Gudang Beras Lama). Gudang beras baru
memiliki kapasitas besar yang dapat menampung beras hingga 3000 ton,
sedangkan gudang beras lama memiliki kapasitas hanya 1000 ton beras. Gudang
beras bulog ini masih menggunakan kontrol suhu yang manual dengan suhu rata-
rata 33-34⁰C.
Beras yang disusun tersebut menggunakan alas pallet agar tidak dapat
bersentuhan langsung dengan lantai karena akan mengakibatkan kelembaban.
Pallet yang digunakan tersebut terbuat dari kayu dan plastik, pallet plastik adalah
bahan yang lebih tahan lama dan kuat dari pada pallet kayu. Kemudian beras-
beras bulog tersebut akan disusun di atas pallet dengan penyusunan kunci 5 dan
kunci 8. Penyusunan kunci 5 beras yaitu dengan meletakkan 2 karung melintang
dan 3 karung membujur, sedangkan kunci 8 beras disusun 8 tingkat ke atas.
Penyusunan tersebut dilakukan untuk perhitungan yang lebih mudah dan tidak
mudah jatuh/ambruk.
Mekanisme perawatan yang dilakukan pada beras bulog di Banda Aceh
yaitu dengan cara spraying dan fumigasi. Dimana spraying dilakukan untuk
menjaga temperatur beras dengan proses penyemprotan dan dilakukan setiap 3
bulan sekali, sedangkan fumigasi dilakukan untuk mematikan hama-hama yang
ada pada beras dan dilakukan secara bertahap. Saat fumigasi dilakukan, gudang
akan ditutup selama 10-15 hari. Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap
keberhasilan dari mematikan hama tersebut.
3.2 Data Jumlah Produksi
Beras yang berada gudang diperoleh dari beras impor dan mandiri. Beras
impor diperoleh dari vietnam dan thailand, sedangkan beras mandiri diperoleh
dari petani. Beras impor diangkut menggunakan kapal dan dikemas dalam karung
polos putih serta karung berwarna.Pengadaan beras 3 tahun sebelumnya lebih
banyak diperoleh dari petani.Penyediaan beras tergantung kebutuhan konsumen
setiap tahunnya.Terdapat dua macam kualitas beras yang tersedia, yaitu beras
kualitas medium dan premium.Untuk kualitas beras medium derajat sosohnya
adalah 95% dan kualitas beras premium derajat sosohnya lebih tinggi dari pada
medium. Syarat beras bulog yang dipastikan untuk menjamin kualitas beras, yaitu
kadar air maksimal 14%, butir patah 20%, menir 2%, dan derajat sosohnya 90%.
Selain itu tidak boleh terdapat hama dan harus dipastikan bahwa berasnya baru.
Sebelum beras masuk ke gudang terdapat pemeriksaan pada beras, sampel diambil
5% dari 20 ton.
3.3 Faktor Kendala
Beberap faktor yang menjadi kendala dalam persediaan beras di bulog di
gudang yaitu derajat sosoh, butir patah, menir, kadar air, dan hama. Derajat sosoh
adalah persentase tingkat terlepasnya lembaga dan lapisan kulit ari yang melapisi
biji beras.Derajat sosoh ini penting untuk melihat kualitas beras. Butir patah
menunjukkan ketidak utuhan beras, beras akan terlihat seperti hancur. Menir
merupakan butir beras patah, baik sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran
lebih kecil dari 2/10 bagian butir utuh.Kadar air juga berperan penting dalam
kualitas beras dan merupakan faktor mutu utama karena menentukan masa simpan
beras. Hama yang menyerang beras juga mempengaruhi beras karena beras akan
teroksidasi dan menjadi bau tengik.
3.4 Peralatan yang Digunakan
Timbangan beras berkapasitas 500 kg pada setiap pintu gudang minimal 1
buah timbangan. Untuk gudang berkapasitas 10.000 ton sebaiknya diusahakan
satu jembatan timbang berkapasitas 20 ton.  Alat-alat penanganan (handling)
diantaranya kereta dorong, tangga, forklift, beltconveyor, dan flonder. Alat-alat
pelengkap diantarannya, karung, jarum karung, tali karung, sapu, alat pemadam
kebakaran, persediaan PPPK, alat pembersih (vacuum cleaner), alat pengukur
kadar air, sample probe, dan termohygrometer.
Penerangan di dalam gudang harus cukup dan sedapat mungkin merata ke
segala penjuru ruangan. Tempat-tempat yang gelap lebih disukai oleh hama
serangga. Ruangan gudang harus tetap dalam keadaan bersih dan terhindar dari
bau-bau yang tidak sedap. Peralatan yang digunakan dalam perawatan dan
pengukuran kualitas beras di bulog yaitu spraying dan fumigasi untuk
menyemprot gudang membasmi hama menggunakan Alfatore dan Storin. Meter
kadar air yang dilakukan untuk mengukur kadar air beras dengan 3x pengulangan
sampel yang sama dan maksimal 14%. Broken rice alat untuk menyaring beras
yang patah. Alat lainnya yaitu alat ukur derajat sosoh beras (rice milling degree
meter).
3.5 Metode Penanggulangan Hama
Penanggulangan hama dapat dilakukan dengan spraying secara rutin setiap
sebulan sekali, dan fumigasi untuk membasmi hama. Selain itu suhu atau
kelembaban ruang penyimpanan harus selalu berada di suhu dengan kelembaban
yang baik yaitu 33-34oC.Cara lain untuk menanggulangi hama adalah membuat
kemasan beras menggunakan metode vakum. Penyimpanan beras dengan
kemasan  vakum merupakan salah satu solusi yang dapat diterapkan dalam
menekan berkembangnya hama gudang (kutu) pada beras, karena dengan metode
vakum, jumlah oksigen di dalam kemasan akan ditekan, sehingga menghambat
perkembangbiakan hama (larva  hama) (Rahman dkk., 2018).
3.6 Jenis Hama
Beras sangat rentan terhadap kerusakan akibat serangan hama pascapanen
pada saat penyimpanan. Jenis hama yang sering terdapat pada beras yaitu
Tribolium dan Sitophilus. Serangga Tribolium castaneum merupakan hama
penting yang menyerang berbagai komoditas beras dan serealia serta bahan pakan
yang rusak akibat penanganan pascapanen yang kurang tepat. Hama T. castaneum
dapat menimbulkan perubahan warna serta aroma yang tidak sedap pada bahan
simpan ketika terjadi peningkatan infestasi yang tinggi. Selain mengalami
perubahan warna, tingkat infestasi yang tinggi juga mengakibatkan terjadinya
kontaminasi pada bahan simpan akibat adanya telur, larva, pupa, sisa kulit
(exuviae) dan kotoran dari hama T. castaneum (Wandansari dkk., 2022).
Serangga Sitophilus oryzae juga merupakan hama utama yang menyerang
beras. Beras yang mengalami kehancuran hingga menjadi bubuk adalah akibat
adanya hama ini. Untuk beras butir yang mengapur, dapat terjadi karena granula
pati yang kurang padat/rapat, sehingga tekstur menjadi lebih rapuh. Kekerasan
beras pecah kulit berkolerasi positif dengan ketahanan beras terhadap Sitophilus
sp. Beras yang lunak akan lebih banyak dikonsumsi oleh serangga dibandingkan
beras yang bening, hal ini memungkinkan peningkatan populasi S. oryzae apabila
butir beras besar dan mengapur. Apabila kelembapan relatif melebihi 15%
kumbang bubuk ini sudah akan berkembang cepat. Hal yang disenangi oleh
kumbang ini adalah jenis beras pecah kulit, sedangkan beras yang sudah digiling
sampai putih kurang disukai.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bulog didirikan berdasarkan KEPPRES No. 114/KEP tahun 1967 sebagai


suatu lembaga pangan di Indonesia. Bulog memperoleh statusnya menjadi Perum
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 2003, dengan tujuan agar
kinerja Bulog menjadi lebih baik terutama dalam hal pelayanan publik. Badan
Urusan Logistik (BULOG) memiliki tugas Public Service Obligation (PSO)
dengan menjaga harga dasar pembelian untuk gabah, stabilisasi harga khususnya
harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin (Raskin) serta pengelolaan
persediaan pangan. Pelaksanaan tugas PSO diharapkan mampu menjaga
ketersediaan dan keterjangkauan beras bagi masyarakat (Kristyaningrum et al.,
2017).
Kunjugan dilakukan pada hari selasa tanggal 29 Maret 2022 di gudang
bulog yang berlokasi di Siron, kecamatan Ingin Jaya, kabupaten Aceh Besar.
Kunjugan ini bertujuan untuk melihat situasi dan kondisi gudang bulog dalam hal
menyimpan, perawatan, serta keluar masuknya komoditi ke dalam gudang.
Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa gudang bulog yang berlokasi di siron
ini terdiri dari dua gudang beras yaitu GBB (Gudang Beras Baru) dan GBL
(Gudang Beras Lama). Gudang beras baru memiliki kapasitas besar yang dapat
menampung beras hingga 3000 ton, sedangkan gudang beras lama memiliki
kapasitas hanya 1000 ton beras. Penerimaan beras di gudang diawali dengan
survei pemeriksaan kualitas dan kuantitas sebelum masuk oleh petugas pemeriksa
kualitas. Bila kualitas dan kuantitas sesuai dengan kesepakatan maka gudang
menerima beras dan membuat laporan penerimaan barang. Penyimpanan
komoditas beras dan gabah di Perum BULOG ini dilakukan metode konvensional
yaitu beras dan gabah ditumpuk diatas flonder dengan sistem kunci 5 atau 8 agar
menjamin tumpukan tersebut dapat berdiri kokoh dan menjamin keselamatan
pekerja di gudang.
Selama dalam penyimpanan, beras mengalami penyusutan, baik kualitas
maupun kuantitas. Penyusutan ini disebabkan oleh proses yang sangat kompleks,
umumnya disebabkan oleh hama gudang yang melibatkan perubahan fisik, kimia,
dan biologi yang mengakibatkan perubahan tekstur, rasa, dan aroma yang
dihasilkan (Ratnawatia et al., 2013). Kumbang beras (Sitophilus oryzae L) dan
Tribolium castaneum merupakan hama yang paling banyak ditemukan dalam
gudang penyimpanan beras. Beras yang terkena hama ini biasanya berlubang dan
dalam serangan berat bisa menjadi bubuk (Pohan, 2021). Pegontrolan beras di
gudang dilakukan oleh Seksi Pest Quality Control (PQC) sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan administrasi sebelum dilakukan. Perawatan
kualitas beras di dalam gudang dilakukan dengan mengedepankan kebersihan
gudang, kemudian monitoring pelaksanaan perawatan komoditas dan gudang, lalu
kegiatan preventif (spraying) dan kegiatan kuratif pengendalian hama seperti
fumigasi apabila terjadi serangan hama. Hal ini dikarenakan tingkat keawetan
kualitas bahan pangan selama penyimpanan sangat dipengaruhi oleh kualitas awal
bahan baku yang disimpan, sistem penyimpanan, serta adanya introduksi
pengawet selama penyimpanan baik dengan penyemprotan insektisida, gas fosfin,
maupun karbon dioksida (Ratnawatia et al., 2013).
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai
berikut.
1. Terdapat dua gudang beras bulog yaitu GBB (Gudang Beras Baru) dan GBL
(Gudang Beras Lama).
2. Beras disusun diatas alas pallet agar tidak dapat bersentuhan langsung dengan
lantai.
3. Penyusunan dilakukan dengan kunci 5 dan kunci 8 agar beras dapat tersusun
dengan kokoh serta mempermudah dalam menghitung jumlah beras.
4. Mekanisme perawatan yang dilakukan pada beras bulog di Banda Aceh yaitu
dengan cara spraying dan fumigasi.
5. Jenis hama yang sering terdapat pada beras yaitu Tribolium dan Sitophilus.

5.2 Saran
Mekanisme selama ini sudah bagus dan efektif namun mungkin perlu
penyempurnaan pelaksanaan di lapangan sesuai dengan kondisi lingkungan serta
memaksimalkan perawatan beras yang disimpan agar kualitas dan kuantitas beras
tetap terjaga hingga sampai ke tangan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Bilyaro, W., D. Lestari, dan Endayani, A. S. 2021.  Identifikasi Kualitas Internal


Telur dan Faktor Penurunan Kualitas Selama Penyimpanan. Journal of
Agriculture and Animal Science. 1(2) : 55-62.
Kaihatu, Thomas, S. 2015. Manajemen Pengemasan. ANDI, Yogyakarta.
Kristyaningrum, E.Y.D., Ekowati, T., Setiadi, A. Analisis Persediaan Beras Pada
Perusahaan Umum Bulog Divisi Regional Jawa Timur. Jurnal
Agrisocionomics. 1(1) : 11-17
Kurniawan, Y. R., N. Pakpahan, Y. A. Purwanto, N. Purwanti, dan S. Budijanto.
2021. Stabilitas Beras Analog Berdasarkan Pola Kadar Air
Kesetimbangan. Jurnal Pangan. 30(2) : 87-98.
Lumi, M. A.,Lengkong, M dan Palealu, J. 2021. Jenis dan Populasi Serangga-
serangga Hama Gudang Biji Pala di Kecamatan Timinting Kota
Manado. Jurnal Cocos. 5(5) : 2-9.
Millati, T., Y. Pranoto, N. Bintoro, dan Utami. 2017. Pengaruh Suhu
Penyimpanan Pada Gabah Basah yang Baru Dipanen Terhadap Perubahan
Mutu Fisik Beras Giling. Jurnal Agritech. 37(4) : 477-485.
Pohan, S. N. F. 2021. Analisis Efektivitas Ekstrak Daun Jeruk Nipis Ada Bahan
Simpan Beras Terhadap Guna Mengendalikan Hama Gudang Sitophilus
Oryzae L. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian JIMTANI. 1(4) : 1-11
Rahman, A. N., M. M. Tahir, Zainal, M. Mahendratta, dan P. Diansari. 2018.
Penyimpanan dan Pengemasan Beras Dengan Metode Vakum Di
Kabupaten Takalar. Jurnal Dinamika Pengabdian. 3(2) : 140-146.
Ratnawatia, Djaenia, M., Hartono, D. 2013. Perubahan Kualitas Beras Selama
Penyimpanan. PANGAN. 22(3) : 199-208
Wandansari, T. A., L. P. Astuti, dan T. Widjayanti. 2022. Pertumbuhan Populasi
dan Perkembangan Tribolium castaneum (Herbst) (Coleoptera:
Tenebrionidae) Pada Beberapa Varietas Beras. Jurnal Hama Penyakit
Tumbuhan. 10(1): 12-20.
LAMPIRAN

A. Dokumentasi

Gambar 1. Proses pengemasan Gambar 2. Derajat sosoh beras


beras

Gambar 3. Pallet yang digunakan Gambar 4. Beras yang sudah


dikemas
sebagai alas beras

Gambar 5. Wawancara terhadap Gambar 6. Kondisi gudang Bulog


petugas gudang

Anda mungkin juga menyukai