Oleh :
SRI EFRIYANTI HARAHAP
F152140241
a. Pendahuluan
b. Pola Distribusi
Menurut Susanti (2014) pemanenan buah pepaya dapat dilakukan pada
sore hari agar dekat dengan waktu pemasaran dan dipilih langsung oleh petani.
Petani hanya memilih pepaya yang baik dan menggabungkannya dalam satu
keranjang tanpa dikelompokkan berdasarkan kualitas standar mutu kelas buah
yang dapat masuk dalam pasar supermarmet. Setelah panen buah pepaya
dimasukkan ke dalam peti kayu atau keranjang rotan yang dilapisi koran agar
menjaga dari kerusakan fisik buah. Peti atau keranjang tersebut telah disediakan
oleh pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul membeli hasil panen sebagian
besar di kebun pepaya dan tinggal mengambil buah pepaya di malam hari yang
langsung dipasarkan ke berbagai pasar. Hambatan yang dihadapi petani dalam
memasarkan adalah jarak yang cukup jauh dari pasar sehingga memerlukan waktu
yang cukup lama, selain itu jarak kebun ke jalan besar cukup jauh dengan kondisi
jalan yang rusak dan becek jika terjadi hujan.
Faktor yang menyebabkan sistem distribusi di Indonesia kurang efisien
adalah belum memadainya sarana dan prasarana transportasi. Jaringan distribusi
yang belum mapan selama ini menyebabkan tersendatnya aliran produk, sehingga
sering terjadi kelangkaan penyediaan barang di beberapa pasar. Belum mapannya
jaringan distribusi, ditambah dengan rentannya sektor jasa transportasi dari
pengaruh ekonomi makro serta iklim seperti harga bahan bakar atau bencana
alam, secara tidak langsung akan berdampak pada kegiatan distribusi (Nurchayati
2014).
Pepaya yang berair akan memberi kondisi lingkungan yang cocok bagi
pertumbuhan kapang seperti Colletotricum gloesporides sebagai faktor yang dapat
mempercepat pembusukan, dalam waktu yang lama bakteri akan tumbuh sehingga
kerusakan buah semakin besar. Mikroorganisme yang mengkontaminasi buah
pepaya akan bertambah banyak selama masa penyimpanan, dalam waktu yang
bersamaan miroorganisme tersebut akan mengeluarkan sisa-sisa metabolismenya
yang berpangaruh pada kerja enzim dan berdampak pada lunaknya daging buah,
berair, bau alkohol dan buah mengalami pembusukan yang berat akhirnya buah
tidak dapat dikonsumsi. Pembungkusan pepaya utuh setelah panen dengan kertas,
tissu atau koran bekas yang halus dan lembut selama masa pengangkutan atau
peyimpanan di gudang perlu diperhatikan sebagai upaya menghindari terjadinya
kerusakan mekanik setelah panen (Nofriati et al. 2008).
Upaya untuk mencegah kehilangan kadar air salah satunya adalah dengan
penggunaan suhu dingin yang tepat. Suhu optimum dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses respirasi, yaitu suhu dimana proses metabolisme (termasuk
respirasi) berlangsung dengan sempurna. Pada suhu yang lebih tinggi atau lebih
rendah dari suhu optimum, metabolisme akan berjalan kurang sempurna bahkan
berhenti sama sekali. Setiap penurunan 8 0C pada suhu penyimpanan, metabolisme
berkurang setengahnya (Koswara 2009).
Ice gel memiliki karakteristik membeku pada titik suhu dingin, dan
mencair pada suhu yang rendah. Apabila dilihat berdasarkan jenis material yang
digunakan, ice gel terbagi menjadi dua jenis, yaitu ice gel yang hanya berfungsi
sebagai elemen pendingin dan ice gel yang berfungsi ganda (elemen pendingin
sekaligus elemen pemanas). Ice gel yang hanya berfungsi sebagai elemen
pendingin biasanya berwarna biru, sedangkan yang berfungsi ganda berwarna
putih, sedangkan berdasarkan jenis kemasannya, ice gel dibagi menjadi ice gel
dan ice pack. Ice gel dikemas dengan plastik biasa, sedangkan ice pack dikemas
dengan plastik yang kaku (Jaya 2013).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bic.web.id/login/inovasi-indonesia-unggulan/1176-kotak-ajaib-agar-
tahan-lama. Diambil 10 Oktober 2016.
Jaya K. 2013. Ice gel dan ice pack. [Diambil 10 Oktober 2016]. Tersedia pada:
http://icecoolpack.indonetwork.co.id/group+121831/ice-gel.html.
Medina JDLC, Gutiérrez GV, García HS. 2006. Food and Agriculture
Organization of The United Nations. PAPAW: Post-harvest Operations.
Nurchayati, Hikmah. 2014. Pola distribusi buah lokal dan buah import: studi
kasus pada pedagang buah di Kota Semarang. Seminar Nasional dan Call
for Paper Research Methods and Organizational Studies. Hal 40-50.
Rini. 2008. Pengaruh Sekat dalam Kemasan Kardus terhadap Masa Simpan dan
Mutu Pepaya IPB 9 [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Salulinggi E, Longdong IA, Kairupan SM, Rantung RA. 2014. Kerusakan
mekanis buah pepaya (Carica papaya L.) dengan menggunakan alat
simulator meja getar. Jurnal Teknologi Pertanian Universitas Sam
Ratulangi.
Tozi LA, Muller C. 2006. The Viability of Air Transportation for Perishable
Agricultural Produce. Journal of The Brazilian Air Transportation
Reseacrh Society. Vol 2.