Anda di halaman 1dari 14

Pembelajaran E-learning

Cara penghitungan obat


Baca modul buku farmakologi topik penghitungan dasar obat, Kemudian selesaikan soal dengan
ditulis tangan. Tugas dikumpulkan sesuai jam kuliah. Jika lebih dari pukul ini maka dianggap tidak
mengumpulkan tugas dan otomatis nilai tugas 0.
Catatan:
- Kertas kerja hanya diberi nim (nomor induk mahasiswa) tanpa nama mahasiswa.
A. MC
1. dosis maksimal obat atau batas jumlah obat maksimum yang masih dapat digunakan untuk
penyembuhan yang mempunyai efek terapeutik, tanpa gejala, atau efek toksik, disebut :
a) Dosis permulaan
b) Dosis pencegahan,
c) Dosls minimal,
d) Dosis Maksimum (maximalis dose),
e) Dosis Terapi (therapeutical dose),

2. Dosis obat yang diberikan kepada penderita dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor obat,
cara pemberian obat tersebut dan penderita, beberapa faktor obat yang dapat mempengaruhi
dosis antara lain:
1) Sifat fisika
2) Sifat kimiawi
3) Toksisitas
4) Sifat matematika

3. Aturan pemakian obat (signature), dimana ukuran 1 mg sebanding dengan:


a) 1000 g (gram)
b) 1000 mg (miligram)
c) 1000 mcg (mikrogram)
d) 1000 ml (mililiter)
e) 10 UI

4. Aturan pemakian obat (signature), dimana 1 Sendok teh, sebanding dengan : C


a) 15 cc
b) 10 cc
c) 5 cc
d) 3 cc
e) 1 cc

5. Aturan pemakaian obat yang tertulis dalam resep bdd, artinya:


a) sebelum makan
b) telinga kanan
c) sehari dua kali
d) sehari dua kali satu sendok makan
e) sendok makan, 15 ml

6. Aturan pemakaian obat yang tertulis dalam resep dtd, artinya:


a) sehari dua kali satu sendok makan
b) sendok makan, 15 ml
c) sendok teh, 5 ml
d) selagi makan
e) berikanlah dengan takaran

7. Obat Cefotaxime 1 g dan dokter memberikan resep sebanyak 500 mg berapa ml yang anda
berikan Jika cefotaxime dioplos dengan 5 cc aquades?
a) 1,5 CC
b) 2 CC
c) 2,5 CC
d) 3 CC
e) 3,5 CC

8. Obat Ampicillin 1 vial berisi 1000 mg/1 g obat kering diencerkan/dioplos dengan 4 cc pelarut/air
steril, dokter memberikan petunjuk dosis pemberiannya 3 x 1 grm. Berapa yang harus diberikan
pasien 1 kali injeksi:
a) 2 CC
b) 3 CC
c) 4 CC
d) 5 CC
e) 6 CC

9. Pasien A mendapatkan antibiotik Viccilin 500 mg inj.via IV, obat yang tersedia dalam 1 vial
ceftriaxone berisi 1 gram yang diuplos aquades 10cc . berapa jumlah yang diberikan? :
a) 2 CC
b) 3 CC
c) 4 CC
d) 5 CC
e) 6 CC

10.Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk 1x minum. Berapa dosis obat untuk
anak usia 5 tahun.?
a) 100 mg
b) 147mg
c) 150 mg
d) 152 mg
e) 154 mg

11.Dosis lazim ibuprofen untuk dewasa adalah 400 mg untuk 1x minum. Berapakah dosis untuk anak
9 tahun? C
a) 100 mg
b) 150 mg
c) 200 mg
d) 250 mg
e) 300 mg

12.Anak usia 5 bulan, mengalami demam tinggi, untuk menurunkan panas anak tersebut
mendapatkan resep obat paracetamol dimana dosis dewasa paracetamol adalah 500 mg, berapa
dosis yang diberikan untuk akan tersebut:
a) 15 mg
b) 17 mg
c) 20 mg
d) 22 mg
e) 25 mg

13.Seorang anak umur 4 – 7 tahun, dengan rumus gaubius berapa dosis yang diberikan :
a) 0 – 1 tahun : 1/12 dosis dewasa
b) 1 – 2 tahun : 1/8 dosis dewasa
c) 2 – 3 tahun : 1/6 dosis dewasa
d) 3 – 4 tahun : 1/4 dosis dewasa
e) 4 – 7 tahun : 1/3 dosis dewasa

14.Rumus fred digunakan pada :


a) khusus bayi
b) anak > 8 thn
c) anak < 8 thn
d) anak 7 - 8 thn
e) anak 8 - 9 thn

15.Rumus Young digunakan pada :


a) khusus bayi
b) anak > 8 thn
c) anak < 8 thn
d) anak 7 - 8 thn
e) anak 8 - 9 thn

16.serbuk yang berupa granul kecil yang mengandung asam sitrat dan natrium bikarbonat. Cara
penggunaannya dilarutkan terlebih dahulu dalam segelas air, terjadi reaksi antara asam dan
natrium bikarbonat dengan mengeluarkan CO2 dan akan menimbulkan rasa seperti limun:
a) Serbuk terbagi
b) Serbuk tak terbagi
c) Serbuk efervesen
d) Pulveres
e) Pil (pilulae)

17.pengobatan untuk menghilangkan atau meringankan gejala penyakit, sedangkan penyebab yang
lebih mendalam tidak dipengaruhi, misalnya analgetik pada rematik, obat hipertensi pada
jantung jantung disebut:
a) terapi kausal
b) terapi simtomatis
c) terapi subtitusi
d) terapi infeksi
e) terapi analgesik

18.pengobatan dengan cara menggantikan zat-zat yang seharusnya dibuat oleh organ tubuh yang
sakit, misalnya insulin pada penderita diabetes dan tiroksin pada penderita hipotiroid, disebut: C
a) terapi kausal
b) terapi simtomatis
c) terapi subtitusi
d) terapi infeksi
e) terapi analgesik

19.dosis obat yang dberikan dalam jumlah yang dibutuhkan untuk melindungi agar pasien tidak
terkena penyakit, takaran obat ini dsebut:
a) Dosis permulaan
b) Dosis pencegahan,
c) Dosls minimal,
d) Dosis Maksimum (maximalis dose),
e) Dosis Terapi (therapeutical dose),

20.Dokter meminta memberikan paracetamol tablet 125 mg, satu kaplet paracetamol memiliki
sediaan 500 mg, berapa yang harus diberikan pada pasien:
a) 1/4 tablet
b) 1/3 tablet
c) ½ tablet
d) 1/5 tablet
e) 1/6 tablet

B. Essai

Tulis cara perhitungan dan jawabanya

1. Dokter membuat resep Sanmol Forte syrup 120 mg prn. Sediaan obat Sanmol Forte syrup ialah
240 mg tiap 5 mL (mililiter), berapa yang harus diberikan pada paien: ...............................
2. Dosis lazim parasetamol utk dewasa adalah 500 mg untuk 1x minum. Berapa dosis untuk anak
dengan bobot 50 kg menggunakan Rumus Thremick-Fier : ...............................
3. Dosis lazim parasetamol utk dewasa adalah 500 mg untuk 1x minum. Berapa dosis untuk anak
dengan bobot 50 kg menggunakan Rumus Black : ...............................
4. Jika dosis yang direkomendasikan adalah 500 mg/m2 3 kali per hari, maka pada anak dengan
berat antara 10 – 14 kg dosis tersebut menurut normogram adalah : ...............................
5. Dokter meminta memberikan paracetamol tablet 125 mg, satu kaplet paracetamol memiliki
sediaan 500 mg, berapa yang harus diberikan pada pasien: ...............................
DOSIS OBAT

Setelah pembelajaran peserta mampu :


1) Menjelaskan dosis obat
2) Menjelaskan aturan pemberian obat
3) Menyebutakan cara menghitung dosis pada orang dewasa
4) Menjelaskan penghitungan dosis pada anak

Proses pembelajaran pada topiK ini dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran teori dan aplikatif
praktek yang mengacu pada Sistem Kredit Semester (SKS) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Baca bab buku dengan seksama, yang dibagi dalam beberapa bagian meliputi penguasaan
pengetahuan dan keterampilan maupun sikap yang mendasari penguasaan kompetensi sampai Anda
merasa yakin telah menguasai kemampuan dalam bab ini.
2) Diskusikan dengan teman sejawat/instruktur/pelatih anda bagaimana cara anda untuk menguasai
materi ini dengan benar
3) Jika anda latihan diluar jam tatap muka atau di luar jam kerja (Jika anda sedang Praktik Kerja) dapat
menggunakan buku ini sebagai panduan belajar bersama dengan materi yang telah disampaikan di
kelas.
4) Bicarakan dan komunikasikan melalui presentasi pengalaman-pengalaman kerja yang sudah anda
lakukan dan tanyakan langkah-langkah lebih lanjut.
5) Kegiatan pelajaran tatap muka yang terjadwal dan terprogram, akan dilaksanakan didalam kelas
dalam membahas teori dan atau dilaksanakan dilaboratorium dalam menerapakan atau
mempraktekan teori.
6) Kegiatan mandiri yang mendalami, mempersiapkan atau untuk tujuan suatu tugas akademik lain,
seperti membaca dan mengkaji buku sumber lainnya diperbolehkan untuk mendukung pemahaman
terhadap modul ini
7) Sumber Informasi yang dapat di temukan untuk memperdalam materi buku ini antara lain Jurnal dan
Majalah Dasar – dasar Farmakologi, Website dan/Internet sites, Buku-buku yang relevan, Personal
experience, Kementerian Kesehatan, Koran/Newspaper

A. Pendahuluan
Pada hakekatnya obat adalah zat kimia bersifat racun, namun dalam jumlah yang tepat dapat
memberikan manfaat untuk pengobatan. Dengan demikian, dalam melakukan pengobatan sendiri
harus memperhatikan aturan penggunaan obat, baik jumlah maupun waktu minum. Tujuan dari
penetapan dosis obat ini adalah untuk mendapatkan efek terapeutis dari suatu obat. Namun tidak
semua obat bersifat betul-betul menyembuhkan penyakit, banyak diantaranya hanya meniadakan
atau meringankan gejalanya.
Terapi obat dapat dibedakan dalam tiga jenis pengobatan, yaitu :
2. Terapi Kausal adalah pengobatan dengan cara meniadakan atau memusnahkan penyebab
penyakitnya, khususnya pemusnahan mikroorganisme yang merugikan, misalnya obat
kemoterapeutika, antibiotik, fungisida, obat-obat malaria, dan sebagainya).
3. Terapi Simptomatis adalah pengobatan untuk menghilangkan atau meringankan gejala penyakit,
sedangkan penyebab yang lebih mendalam tidak dipengaruhi, misalnya analgetik pada rematik,
obat hipertensi pada jantung jantung.
4. terapi Subtitusi adalah pengobatan dengan cara menggantikan zat-zat yang seharusnya dibuat
oleh organ tubuh yang sakit, misalnya insulin pada penderita diabetes dan tiroksin pada
penderita hipotiroid
Ada juga yang disebut sebagai terapi PLASEBO, yaitu sebuah pengobatan yang tidak
berdampak atau penanganan palsu yang bertujuan untuk mengontrol efek dari pengharapan. Tujuan
dari Plasebo antara lain adalah :
1. Pengobatan sugesti, kadangkala memberikan efek yang mengagumkan pada pasien yang
kecenduan maupun obat-obat narkotika dan psikotropika lainnya maupun penderita kanker
stadium akhir
2. Uji klinis, digunakan pada tahap akhir dalam rangkaian penelitian suatu obat baru yang akan
dinilai efek farmakologisnya

B. Dosis Obat
Dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat (gram,
milligram,mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya. jumlah atau ukuran yang
diharapakan dapat menghasilkan efek terapi pada fungsi tubuh yang mengalami gangguan. Dosis
obat harus diberikan pada pasien untuk menghasilkan efek yang diharapkan tergantung dari banyak
faktor, antara lain usia, bobot badan, kelamin, luas permukaan tubuh, berat penyakit dan keadaan
daya tahan tubuh. Hampir semua obat pada dosis yang cukup besar menimbulkan efek toksik dan
pada akhirnya dapat mengakibatkan kematian
Dosis takaran obat dikelompokkan menjadi :
1. Dosis permulaan yaitu initial dose, dimana obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan
(initial dose) atau dosis awal (loading dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan
(maintenance dose). Dengan memberikan dosis permulaan yang lebih tinggi dari dosis
pemeliharaan (misalnya dua kali), kadar obat yang dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih
awal. Hal ini dilakukan antara lain pada pemberian oral preparal Sulfa (Sulfisoxazole,Trisulfa
pyrimidines), diberikan dosis permulaan 2 gram dan diikuti dengan dosis pemeliharaan 1 gram
tiap 6 jam.
2. Dosis pencegahan, yaitu jumlah yang dibutuhkan untuk melindungi agar pasien tidak terkena
penyakit.
3. Dosis Terapi (therapeutical dose), yaitu dosis obat yang dapat digunakan untuk terapi atau
pengobatan suatu penyakit. Dosis terapeutik dipengaruhi oleh umur, berat badan, jenis kelamin,
waktu pemberian obat, cara pemberian obat, kecepatan pengeluaran obat, kombinasi obat, jenis
bangsa, spesies dan temperamen.
4. Dosls minimal, adalah dosis paling kecil yang masih mempunyai efek terapeutik.
5. Dosis Maksimum (maximalis dose), yaitu dosis maksimal obat atau batas jumlah obat maksimum
yang masih dapat digunakan untuk penyembuhan yang mempunyai efek terapeutik, tanpa gejala,
atau efek toksik.
6. Dosis toxica, adalah dosis yang menimbulkan gejala keracunan
7. Dosis Lethalis (lethal dose), yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila dikonsumsi.
Bila mencapai dosis ini orang yang mengkonsumsi akan over dosis (OD)
8. Dosis Khusus, yaitu dosis penderita yang obesitas dimana harus diperhitungkan lemak dan
persentase BB tanpa lemak (BBTL). BBTL = BB x (100 - % lemak)
9. Dosis penderita geriatrik (>65 tahun), dosis diturunkan ( ± 75 % DD), Perubahan fisiologis dan
patologis diperhatikan (cardivaskuler, ginjal, DM)
Pertimbangan Pengaturan Dosis Khusus untuk pasien geriatrik dan pediatrik
- Geriatrik : berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis terkait usia
- Pediatrik: memiliki bobot lebih kecil dari pasien dewasa dan sistem tubuh tertentu belum
berkembang sepenuhnya
10.Dosis penderita ginjal, dimana ekskresi obat terganggu → obat lebih lama di peredarah darah.
Dosis dan interval obat harus diatur
Dosis obat yang diberikan kepada penderita dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor obat, cara
pemberian obat tersebut dan penderita.
1. Faktor Obat
- Sifat fisika : daya larut obat dalam air/lemak, kristal/amorf, dsb.
- Sifat kimiawi : asam, basa, garam, ester, garam kompleks, pH, pKa.
- Toksisitas : dosis obat berbanding terbalik dengan toksisitasnya.
2. Faktor Cara Pemberian Obat Kepada Penderita:
- Oral : dimakan atau diminum
- Parenteral : subkutan, intramuskular, intravena, dsb
- Rektal, vaginal, uretral
- Lokal, topikal
- Lain-lain : implantasi, sublingual, intrabukal, dsb
3. Faktor Penderita:
- Umur : neonatus, bayi, anak, dewasa, geriatrik
- Berat badan : biarpun sama-sama dewasa berat badan dapat berbeda besar
- Jenis kelamin : terutama untuk obat golongan hormon
- Ras : “slow & fast acetylators”
- Toleransi
- Obesitas : untuk obat-obat tertentu faktor ini harus diperhitungkan
- Keadaan pato-fisiologi : kelainan pada saluran cerna mempengaruhi absorbsi obat, penyakit
hati mempengaruhi metabolisme obat, kelainan pada ginjal mempengaruhi ekskresi obat

C. Aturan pemakian obat (signature)


Setiap perawat diwajibkan harus bisa menghitung dosis obat, baik mengitung dosis obat
tablet, obat kaplet, obat syrup, obat serbuk, baik yang akan diberikan melalui mulut, melalui
subkutan atau melalui intravena (IV). Jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan
berat atau satuan isi atau unit-unit lainnya, antara lain :
Satuan obat
- Satuan berat
f) 1 kg = 1000 g (gram)
g) 1 g = 1000 mg (miligram)
h) 1 mg = 1000 mcg (mikrogram)
- Satuan isi
i) 1 L (liter) = 1000 ml (mililiter)
- Satuan unit = UI

Alat Penakar Dosis


- Dalam Bentuk Sendok
f) Sendok makan = 15 cc
g) Sendok teh = 5 cc
Karena ada variasi volume dalam bentuk sendok yang digunakan, maka idealnya :
h) tiap wadah obat minum dilengkapi dengan sendok yang sesuai (ada batas ukurannya)
i) tiap penderita memiliki gelas-obat yang diberi tanda dengan garis untuk sendok makan dan
untuk sendok teh
- Berupa Obat Tetes
j) Penetes yang digunakan adalah penetes baku
k) Penetes baku = penetes internasional yang sudah memenuhi syarat-syarat khusus
- Aturan pemakaian obat yg tertulis dalam resep
l) ac ante coenam sebelum makan
m) ad auris dextra telinga kanan
n) bdd bis de die sehari dua kali
o) bddc bis de die cochlear sehari dua kali satu sendok makan
p) c cohclear sendok makan, 15 ml
q) cth cochlear these sendok teh, 5 ml
r) dc durante coenam selagi makan
s) dtd da tales dosis berikanlah dengan takaran

Arti % dalam Campuran Obat antara lain adalah :


- % berat / berat = gram/gram %
misal : Boorzalf 10% = tiap 100 g zalf mengandung 10 g acidum boricum
- % berat / volume = gram / ml %
misal : 1% morphine HCl = 1 g morphine HCl dalam 100 ml larutan / injeksi
- % vol / vol = ml / ml %
misal : alkohol 70% = tiap 100 ml campuran mengandung 70 ml ethylalkohol murni
- % vol / berat = ml / gram %
misal : kadar minyak 10% dalm suatu simplisia berarti terdapat 10 ml minyak dalam 100 g
simplisia

D. Cara Menghitung Obat


Diperlukan beberapa pengetahuan untuk dapat menghitung dosis secara benar dengan :
- Memahami perhitungan dosis individual bagi bayi, anak-anak, lansia, org dg BB berlebih
(obesitas), atau pd pasien dg fungsi ginjal/hati yg terganggu
- Memahami satuan- satuan dosis yg digunakan dlm bidang farmasi dan cara konversinya
- Memahami perhitungan dosis yg harus diberikan berdasarkan sediaan obat yg ada (tersedia)
- Memahami cara menghitung luas permukaan tubuh
- Menghitung sediaan obat

1. Perhitungan dosis dewasa


a. Menghitung Dosis Obat Tablet atau Pil atau Kaplet
Obat tablet adalah adalah obat bubuk yang terdiri dari satu atau lebih macam obat yang
dipadatkan dalam bentuk lonjong atau lempengan yang hanya dapat biberikan melalui oral atau
mulut dan sublingual (bawah lidah).
adapun rumus yang dapat digunakan untuk menghitung dosis obat tablet atau pil atau kaplet ini
sangatlah mudah yaitu:
Order dokter
Dosis Obat Tablet= X 1 tablet
Sediaan obat
Contoh 1:
Dokter meminta memberikan paracetamol tablet 250 mg, satu kaplet obat memiliki sediaan
500mg.
Jawab:
250 mg / 500 mg X 1 tablet = 1/2 tablet

Contoh 2 :
Berapa tablet digoxin diperlukan untuk mendapatkan dosis 0,125 mg? 1 tablet = 62,5 mcg
digoksin.
Jawab:
0,125 mg = (0,125 x 1000) mcg = 125 mcg
= (125 mcg/ 62,5 mcg) x 1 tablet = 2 tablet

b. Menghitung Dosis Obat Sirup


Obat sirup adalah satu atau lebih macam obat yang dilarutkan dalam air yang diberikan
tambahan eliksir atau pemanis yang hanya dapat diberikan melalui mulut atau oral. Beberapa
jenis obat sirup adalah obat drop, obat suspensi, dan tentunya obat sirup.
Untuk menghitung dosis obat sirup kita menggunakan rumus:
Order dokter
Dosis sirup = X pelarut
Sediaan obat

Contoh 1:
Dokter membuat resep Sanmol Forte syrup 120 mg prn. Sediaan obat Sanmol Forte syrup ialah
240 mg tiap 5 mL (mililiter)
Jawab:
120 mg / 240 mg X 5 ml = 2,5 ml = 1/2 cth

Rumus ini juga berlaku untuk menghitung obat intravena atau serbuk yang tidak harus
menggunakan batas waktu atau alat mesin syringe pump.

Contoh 2 :
Metronidazole injeksi 3 dd x 150 mg. Sediaan obat Metronidazole injeksi untuk setiap 100 mL
adalah 500 mg
Jawab:
150 mg/ 500 mg X 100 ml = 30 ml

Contoh 3:
Obat Cefotaxime 1 g dan dokter memberikan resep sebanyak 200 mg berapa ml yang anda
berikan ?
Jawab:
1 g = 1000 mg
Jika mengoplos cefotaxime dengan 5 cc aquades maka kandungan cefotaxime 1000 mg/ 5 ml
Cari dosis per ml= 1000/5= 200 mg/ml. Jadi jika dosis yang diminta 200 mg maka hanya butuh 1
ml=1cc.
200 mg
X 5 ml = 1 cc
1000 mg
c. Menghitung Dosis Obat Serbuk
Obat serbuk adalah satu atau lebih jenis obat yang berbentuk bubuk dan harus dilarutkan dengan
air dan hanya dapat diberikan melalui intravena. Beberapa jenis obat serbuk antara lain adalah
obat-obat antibiotik, seperti ceftriaxone, cefotaxim, dan lainnya. Untuk menghitung dosis obat
serbuk, dibutuhkan kreatifitas dalam menambahkan pelarutnya, walau pada umumnya obat
antibiotik serbuk dilarutkan dengan 10 cc aquabides sebelum diberikan kepada pasien atau
sebelum dicampur dengan cairan pelarut yang lebih banyak lagi jumlahnya. Rumus untuk
menghitung dosis obat serbuk sama saja dengan rumus menghitung dosis obat sirup.
Order dokter
Dosis Obat serbuk= X pelarut
Sediaan obat
Kita memiliki kebebasan dalam melarutkan obat serbuk, namun hal yang perlu diingat adalah
jumlah pelarut jangan terlalu pekat atau sedikit. Jika jumlah pelarut terlalu sedikit, maka pada
saat diberikan akan terasa sangat sakit.
Jenis obat dalam vial selalu kita temukan berbentuk bubuk, padahal setiap pasien terkadang
membutuhkan dosis berbeda setiap orangnya. Maka untuk mempermudah berikut berbagai
caranya:
- Parameter persamaan
o 1 liter air = 1000 cc
o 1 cc = 1 mili liter
o 100 cc = 100 ml
o mg = cc
Contoh 1 :
Ceftriaxone vial berisi 1000 mg/1 g pesan dokter inj 3 dd 330 mg IV.
Jawab: 330 mg / 1000 mg X 10 cc = 3,3 cc
Pada kasus ini, kurang baik jika kita menggunakan pelarut sebanyak 10 cc, karena jika kita akan
menarik cairan sebanyak 3,3 cc susah mengukurnya. Maka akan lebih baik jika kita menggunakan
pelarut sebanyak 9 cc.
Solusi Jawaban: 330 mg/ 1000 mg X 9 = 3 cc.

Contoh 2:
Obat Ampicillin 1 vial berisi 1000 mg/1 g obat kering diencerkan/dioplos dengan 4 cc pelarut/air
steril, dokter memberikan petunjuk dosis pemberiannya 3 x 1 grm.
1000 mg
X 4 cc = 4 cc
1000 mg
Contoh 3:
Seorang perawat diinstruksikan untuk menyuntik 150 mg penisilin V. tersedia flakon dg label 125
mg/5 ml. berapa ml harus diberikan?
Jawab : (150 mg/125 mg) x 5 ml = 6 ml

Contoh 4:
Pasien A mendapatkan antibiotik ceftriaxone 250 mg inj.via IV, obat yang tersedia dalam 1 vial
ceftriaxone berisi 1 gram = 1000 mg yang diuplos aquades 10cc . berapa jumlah yang diberikan?
Jawab:
250 mg
X 10 cc = 2,5 cc
1000 mg

d. Menghitung Dosis Obat Menggunakan Alat


Kadang kala obat-obatan yang akan diberikan melalui intravena perlu waktu yang lama dalam
pemberiannya dan berkesinambungan atau jumlahnya sangat sedikit dan berkesinambungan,
dalam pemberiannya perlu menggunakan alat infus pump atau syringe pump.
Contoh : lasix (Furosemid), heparin (Inviclot), cordaron (Amiodaron), dobutamin, dopamin.
Rumus untuk mencari dosis obat menggunakan alat ialah:
Order dokter 60 mgtt pelarut
X X (kg/BB) X
jam CC Sediaan obat

Atau

Order dokter 60 mgtt pelarut


X X (kg/BB) X
menit CC Sediaan obat

Perhatian:
Dalam menghitung dosis obat yang akan diberikan menggunakan alat, perlu diperhatikan
kesamaan satuan dosis yang digunakan dengan sediaan obat. Misal: Order dokter 0,05
mikrogram tetapi sediaan obat ialah 200 mg. Maka kita harus mengubah 200 mg menjadi
200.000 mcg
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menghitung obat adalah waktu pemberian. Misalnya:
Dobutamin 0,1 mcg/kg BB/jam, maka kita harus mengubah jam 60 menit. Namun Jika order
dokter 0,01 /kg BB/ menit, maka menit adalah 1 menit.
Contoh 1:
Heparin 1000 IU/jam. Sediaan obat 1 ml Heparin adalah 5000 IU, Jumlah pelarut 100 cc, berat
badan pasien 50 kg
Jawab:
Order dokter 60 mgtt pelarut
X X (kg/BB) X
menit CC Sediaan obat

1000 60 mgtt 100


X X (50kg/BB) X
60 CC 5000

1000 IU/60 menit X 60 mggtt/cc X 100 cc / 5000 IU = 1000 unit/jam

Contoh 2:
Dopamin 0,1 mcg /kg BB/ menit, sediaan obat adalah adalah 200 mg. berat badan pasien 60 kg,
Obat akan dilarutkan dalam 50 cc NS.
Jawab:
Order dokter 60 mgtt pelarut
X X (kg/BB) X
menit CC Sediaan obat

0,1 60 mgtt 50
X X (60kg/BB) X
1 CC 200.000mcg

0,1 mcg/ 1 menit X 60 mgtt/cc X 60 kg X 50 cc / 200.000 mcg= 0,09 ml

2. Perhitungan dosis anak


a. Berdasarkan Umur anak
Perhitungan dosis berdasarkan umur anak kurang akurat karena tidak mempertimbangkan
beragamnya bobot dan ukuran anak-anak dalam satu kelompok usia.
Persamaan yang digunakan adalah :
- Rumus Young (anak dibawah 8 tahun)
- Rumus Dilling (anak diatas 8 tahun)
- Rumus Cowling
- Rumus Fried (khusus untuk bayi)

1) Rumus Young (anak < 8 thn)


Usia (tahun)
Rumus Young = X Dosis dewasa
Usia + 12

Latihan 1:
Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500mg untuk 1x minum. Berapa dosis obat
untuk anak usia 7 tahun?
7
184 = X 500
7 + 12

Latihan 2:
Dosis (dws) obat X 100-200mg/kali, maka dosis untuk anak 4 thn :
4
25-50 = X 100-200
4 + 12
2) Rumus Dilling (anak > 8 thn)
Rumus Usia (tahun)
= X Dosis dewasa
Dilling 20
Latihan 1:
Dosis lazim ibuprofen untuk dewasa adalah 400mg untuk 1x minum. Berapakah dosis untuk
anak 11 tahun?
11
220 = X 400
20

3) Rumus Cowling
Usia (tahun) +
Rumus
= 1 X Dosis dewasa
cowling
24
Latihan :
Dosis lazim ibuprofen untuk dewasa adalah 400mg untuk 1x minum. Berapakah dosis untuk
anak 11 tahun?
11 + 1
200 = X 400
24

4) Rumus Fried (khusus bayi)


Usia (bulan)
Rumus Fried = X Dosis dewasa
150

Latihan 1 :
Dosis lazim amoksisilin untuk dewasa adalah 500mg untuk 1x minum. Berapakah dosis untuk
bayi 5 bulan?
5 (bulan)
16,7 = X 500
150

Latihan 2 :
Anak usia 6 bulan, mengalami demam tinggi, untuk menurunkan panas anak tersebut
mendapatkan resep obat paracetamol, berapa dosisi yang diberikan untuk akan tersebut
Jawab:
Dosis dewasa paracetamol adalah 500 mg
6 (bulan)
20 mg = X 500mg
150

5) Rumus Gaubius
 0 – 1 tahun : 1/12 dosis dewasa
 1 – 2 tahun : 1/8 dosis dewasa
 2 – 3 tahun : 1/6 dosis dewasa
 3 – 4 tahun : 1/4 dosis dewasa
 4 – 7 tahun : 1/3 dosis dewasa
 7 – 14 tahun : 1/2 dosis dewasa
 14 – 21 tahun : 2/3 dosis dewasa
 21 – 60 tahun : dosis dewasa
b. Perhitungan dosis berdasarkan Bobot anak
Dosis lazim obat umumnya dianggap sesuai untuk individu dengan bobot 70kg (154pon). Rasio
antara jumlah obat yang diberikan dan ukuran tubuh mempengaruhi konsentrasi obat di tempat
kerjanya. Oleh karena itu, dosis obat mungkin perlu disesuaikan dari dosis lazim untuk pasien
kurus atau gemuk yg tidak normal.
Persamaan yang digunakan:
 Rumus Clark (AS)
 Rumus Thremick-Fier (Jerman)
 Rumus Black (Belanda)
1) Rumus Clark
bobot (pon)
Rumus Clark = X Dosis dewasa
150
Latihan :
Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk 1x minum. Berapa dosis untuk
anak dengan bobot 40kg?
Catatan 1kg = 2,2pon
(40 X 2,2) 88 pon
293,3 = X 500
150

2) Rumus Thremick-Fier
bobot (kg)
Rumus Thremick-Fier = X Dosis dewasa
70
Latihan :
Dosis lazim parasetamol utk dewasa adalah 500 mg untuk 1x minum. Berapa dosis untuk anak
dengan bobot 40kg?
40
285,7 = X 500
70

3) Rumus Black
Rumus bobot (kg)
= X Dosis dewasa
Black 62

Latihan :
Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500mg untuk 1x minum. Berapa dosis untuk
anak dengan bobot 40kg?
40 (kg)
322,6 = X 500
62

c. Perhitungan dosis berdasarkan Luas Permukaan Tubuh


Perhitungan model ini disebut juga dengan rumus BSA (Body Surface Area). Dengan perhitungan
dosis ini paling akurat karena mempertimbangkan tinggi dan bobot pasien dengan menggunakan
rumus Du Bois dan Du Bois
Model ini terutama digunakan untuk :
- Pasien kanker yg menerima kemoterapi
- Pasien pediatrik pada semua usia anak-anak, kecuali bayi prematur dan bayi normal yang
fungsi hati dan ginjalnya belum sempurna sehingga memerlukan penilaian tambahan dalam
pengaturan dosis.
- Rumus:

Misalnya anak yang mempunyai berat 10 kg dan tinggi 72 cm memiliki luas permukaan tubuh
sebesar:

- BSA dewasa rata-rata = 1,73, beberapa literatur menyebut 1,75m², sehingga bisa juga
menghitung dosis anak seperti rumus ini:
BSA anak
Dosis anak = X Dosis dewasa
1,73
- Bisa juga menggunakan nomogram

Latihan 1:
Jika dosis yang direkomendasikan adalah 400mg/m2 dua kali per hari, maka pada anak dengan
berat antara 15 – 19 kg dosis tersebut adalah:
Jawab:
(0.6–0.8) x 400 = 244 – 316 mg dua kali sehari

Anda mungkin juga menyukai