Anda di halaman 1dari 3

RESUME JURNAL

On the Development and Implementations of the New Semi-


Dynamic Datum for Indonesia
Susilo SUSILO, Hasanuddin Z. ABIDIN, Irwan MEILANO, Benyamin SAPIIE,
Indonesia.
Dibuat oleh
Bela Karbela (21110117140015)
Pendahuluan Aktivitas lempeng tektonik di Indonesia cukup aktif, hal
tersbeut akan menghasilkan deformasi permukaan yang akan
mengubah koordinat geosentrik dari banyak tolok ukur dan
monumen geodetik di Indonesia. Dengan demikian, datum
geodetik di Indonesia harus mempertimbangkan efek deformasi
permukaan dari aktivitas tektonik. DGN 1995 merupakan datum
statis, sehingga saat ini akan menyebabkan koordinat monumen
DGN 1995 tidak memadai untukbeberapa kegiatan penentuan
posisi. Pada 11 Oktober 2013, BIG meluncurkan datum geosentris
baru bernama Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013 (IGRS
2013) yang merupkan datum semi dinamis.

Gambar 1. Batas tektonik dan aktifitas tektonik di Indonesia

Gambar 2. perubahan koordinat dalam rangkaian waktu dari cGPS SAMP


Datum 1. Datum Toposentris
Geodesi di Mulai dari 1862 hingga 1960, penentuan posisi dan pemetaan di
Indonesia Indonesia menggunakan triangulasi kontrol jaringan geodetik. Koordinat
jaringan kontrol geodetik ditentukan berdasarkan data toposentrik lokal
dengan referensi ellipsoid Bessel 1841.
Tabel 1. sebaran jaringan triangulasi di Indonesia

Sejak 1974, Indonesia menggunakan datum toposentrik nasional


pertama, bernama Indonesia Datum 1974 (ID 1974). Datum ini
direalisasikan menggunakan Satelit Doppler atau Sistem
Satelit Navigasi Angkatan Laut (NNSS) yang mengadopsi GRS 1967
sebagai rujukan ellipsoid dan menggunakan monumen di Padang,
Sumatera Barat sebagai titik asal datum.

2. Datum Geosentris
National Geodetic Datum 1995 (DGN 1995), adalah datum
geosentris statis yang direalisasikan menggunakan pengamatan GPS
yang tepat dan menggunakan WGS84 sebagai referensi ellipsoid. DGN
1995 merupakan datum statis yang tidak memperhitungkan deformasi
yang ada, padahal wilayah Indonesia akan selalu dipengaruhi oleh
gerakan tektonik dan gempa bumi, datum geodetik statis tidak cocok
untuk Indonesia.

Gambar 3. Besarnya perpindahan horisontal akibat gempa bumi sejak 1996 hingga 01
Januari 2012;
skala vertikal pada kesopanan logaritmik Susilo (BIG)

3. Datum Semi-Dinamis
Badan Informasi Geospasial Indonesia (BIG) meresmikan datum
geosentris baru bernama Indonesia Geospatial Reference System 2013
(IGRS 2013) pada 11 Oktober 2013 Datum ini adalah datum semi-
dinamis dan koordinat yang ditentukan pada kerangka referensi ITRF
2008. Perubahan koordinat yang menggabungkan gerakan pelat / balok
dan gempa bumi diwakili oleh model kecepatan / deformasi. Dimana
model kecepatan diamati melelui GPS yang dikumpulkan dari 2007
hingga 2009 untuk stasiun sGPS dan 2010 hingga 2013 untuk data
cGPS.

Gambar 4. Distribusi stasiun GPS yang termasuk dalam pemrosesan ke model deformasi
yang ditentukan.

Melalui pengolahan kembali data GPS 1996 hingga 2013


menggunakan perangkat lunak GAMIT / GLOBK diperoleh informasi
bidang kecepatan linier horisontal yang diturunkan (dengan elips
kepercayaan 95%) sehubungan dengan ITRF2008. Medan kecepatan
menunjukkan banyak pola berbeda yang mengindikasikan banyak blok
tektonik di wilayah Indonesia.

Gambar 5. Bidang kecepatan di Indonesia

Kesimpulan Datum geosentris semi-dinamis Indonesia yang baru diluncurkan


pada 11 Oktober 2013 oleh Badan Informasi Geospasial Indonesia
(BIG). Data GPS baru dari stasiun BIG, stasiun BPN dan
stasiun SUGAR dari tahun 1996 hingga 2013 telah digunakan untuk
memperbarui model kecepatan di wilayah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai