Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL

STUDI ANALISIS BEBAN KERJA


Pemerintah Kota Palangka Raya

Kelompok Kajian Unggulan Pemodelan Statistika Bidang


Manajemen (KKU-PSBM)
Jurusan Statistika – FMIPA
Universitas Brawijaya
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
proposal dengan judul Studi Analisa Beban Kerja pada Pemerintah Kota Palangka
Raya.

Kami sangat berharap penelitian ini dapat membantu pemerintah Kota Palangka
Raya dalam mewujudkan produktifitas dan daya saing daerah yang merata dan
berkelanjutan dan juga terwujudnya Kepuasan Masyarakat atas Layanan
Pemerintah yang Tertib Hukum, Profesional dan Akuntabel

Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.

Semoga proposal ini dapat dipahami dan ditindaklanjuti. Sebelumnya kami


mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran 4
1.3. Ruang Lingkup 5
1.4. Keluaran 5
1.5. Sistematika Pembahasan 6
KAJIAN LITERATUR..........................................................................................7
2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 7
2.2. Perencanaan Sumber Daya Manusia 7
2.3. Analisa Beban Kerja 9
2.3.1. Volume Kerja 10
2.3.2. Efektivitas dan Efisiensi Kerja 10
2.3.3. Beban Kerja 10
2.3.4. Norma Waktu 11
2.3.5. Jam Kerja Efektif 12
2.3.6. Standar Prestasi Kerja 13
GAMBARAN UMUM WILAYAH.....................................................................14
3.1. Geografis 14
3.1.1. Keadaan Geografi 14
3.1.2. Iklim 16
3.1.3. Keadaan geologi 16
3.1.4. Bencana 16
3.2. Demografis 17
PENDEKATAN DAN METODOLOGI.............................................................18
4.1. Pendekatan 18
4.2. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 18
RENCANA KERJA.............................................................................................20

ii
5.1. Rencana Kerja 20
5.2. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli 23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................24

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kota Palangka Raya dalam Angka......................................................................17

Tabel 4.1. Daftar nama kecamatan, kelurahan, dan instansi di Kota Palangka Raya.........18

Tabel 5.1 Jadwal Penugasan Tenaga Ahli..........................................................................41

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1.Peta Kota Palangka Raya 15

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kota Palangka Raya adalah satu-satunya wilayah administratif kotamadya di
Provinsi Kalimantan Tengah. Pembentukan Kota Palangka Raya berdasarkan pada
UU Darurat Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah. Data Aparatur Sipil Negara
(ASN) Kota Palangka Raya berasal dari Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Kota Palangka Raya. Sedangkan data ASN Kementerian dan Lembaga
bersumber dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan Negara Provinsi Kalimantan
Tengah, dimana data yang disajikan mencakup Kota Palangka Raya, Kabupaten
Gunung Mas, Kapuas dan Pulang Pisau.
Kota Palangka Raya membawahi lima daerah kecamatan yang terdiri atas 30
kelurahan. Anggota Dewan Perwakilan Daerah Kota Palangka Raya sebanyak 30
orang yang terdiri atas 20 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Menurut
tingkat pendidikan terdapat 16 orang lulusan S1, 7 orang lulusan SMA, dan 7
orang lulusan S2. Aparatur Sipil Negara Kota Palangka Raya didominasi oleh
perempuan dengan jumlah 3.252 orang dibanding dengan 1.839 orang laki laki.
Dari jumlah tersebut sebagian besar adalah lulusan S1 sebanyak 3.016 orang dan
terdapat 30 orang ASN lulusan SD.
Jumlah penduduk Kota Palangka Raya tahun 2017 sebanyak 275.667 orang
yang terdiri dari 141.179 orang laki- laki dan 134.488 orang perempuan.
Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Jekan Raya dengan 52,09% penduduk
Kota Palangka Raya tinggal di Kecamatan ini. Hal ini membuat Kecamatan Jekan
Raya menjadi kecamatan terpadat dimana terdapat 370 orang setiap Km2.
Rumah tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami
sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama serta
pengelolaan makanan dari satu dapur. Yang dimaksud makan dari satu dapur
adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama-sama menjadi
satu. Jumlah rumah tangga di Kota Palangka Raya tahun 2017 sebanyak 72.663
rumah tangga dimana tiap rumah tangga mempunyai rata-rata anggota rumah
tangga sebanyak tiga hingga empat orang.

1
Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja,
atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Jumlah
penduduk umur 15 tahun ke atas tahun 2017 sebanyak 207.493 orang dengan
129.473 orang termasuk angkatan kerja. Dari jumlah tersebut terdapat 207.493
orang yang bekerja yang terdiri dari 106.315 laki-laki dan 101.178 orang
perempuan. Dengan demikian tingkat partisipasi angkatan kerja Kota Palangka
Raya sebesar 62,40% dan tingkat pengangguran sebesar 7,26 %.
Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif menjadi tuntutan di
era globalisasi yang sarat dengan persaingan dan keterbatasan di segala bidang.
Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya aparatur dalam
pelaksanaan urusan pemerintahan. Yang terjadi saat ini profesionalisme yang
diharapkan belum sepenuhnya terwujud.
Salah satu penyebab utamanya karena terjadi ketidaksesuaian antara
kompetensi pegawai dengan jabatan yang didudukinya. Ketidaksesuaian itu
disebabkan oleh komposisi keahlian atau keterampilan pegawai yang belum
proporsional. Demikian pula, pendistribusian pegawai masih belum mengacu pada
kebutuhan nyata organisasi, dalam arti belum didasarkan pada beban kerja
organisasi. Menumpuknya pegawai di satu unit tanpa pekerjaan yang jelas dan
kurangnya pegawai di unit lain merupakan kenyataan dari permasalahan tersebut.
Di sisi lain pembentukan organisasi cenderung tidak berdasarkan kebutuhan
nyata, dalam arti organisasi yang dibentuk terlalu besar sementara beban kerjanya
kecil, sehingga pencapaian tujuan organisasi tidak efisien dan efektif.
Dalam rangka mencapai performance Departemen Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah yang diharapkan, dipandang perlu menyusun suatu Peraturan
Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di Lingkungan
Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah yang merupakan panduan
tentang uraian langkah-langkah dalam melakukan analisis beban kerja pada setiap
unit organisasi di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.
Pelaksanaan analisis beban kerja pada hakekatnya diharapkan agar
terpenuhinya tuntutan kebutuhan untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi serta
profesionalisme sumber daya manusia aparatur yang memadai pada setiap instansi
serta mampu melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan

2
secara lancar dengan dilandasi semangat pengabdian kepada masyarakat, bangsa
dan negara.
Hal dimaksud sesuai dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian yang menyatakan bahwa sebagai unsur aparatur
negara Pegawai Negeri Sipil harus memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara profesional.
Selain itu, pelaksanaan analisis beban kerja dapat menghasilkan suatu tolok
ukur bagi pegawai/unit organisasi dalam melaksanakan kegiatannya, yaitu berupa
norma waktu penyelesaian pekerjaan, tingkat efisiensi kerja, dan standar beban
kerja dan prestasi kerja, menyusun formasi pegawai, serta penyempurnaan sistem
prosedur kerja dan manajemen lainnya.
Hasil analisis beban kerja juga dapat dijadikan tolok ukur untuk
meningkatkan produktifitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam rangka
meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pendayagunaan aparatur negara
baik dari segi kelembagaan, ketatalaksanaan maupun kepegawaian.
Upaya tersebut dapat dicapai melalui pelaksanaan analisis beban kerja pada
setiap unit organisasi di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah secara konsisten dan berkesinambungan.

1.2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran


Maksud dari kegiatan ini adalah mengadakan kontrak kerja antara
konsultan, dalam hal ini adalah KKU.PSBM dengan pihak Pemerintah Kota
Palangka Raya dalam melaksanakan Studi Analisa Beban Kerja di Lingkungan
Pemerintah Kota Palangka Raya pada tahun 2018.
Kegiatan Studi Analisa Beban Kerja di Pemerintah Kota Palangka Raya ini
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang efisiensi dan prestasi kerja
jabatan/unit satuan organisasi serta pemanfaatannya dalam rangka meningkatkan
kualitas Pemerintah Kota Palangka Raya.
Berdasarkan tujuan kegiatan ini, Pemerintah Kota Palangka Raya akan
memperoleh informasi tentang:
1. Efektivitas dan efisiensi jabatan serta efektivitas dan efisiensi unit kerja
Pemerintah Kota Palangka Raya.

3
2. Prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit Pemerintah Kota Palangka Raya.
3. Jumlah kebutuhan pegawai/pejabat.
4. Jumlah beban kerja jabatan dan jumlah beban kerja unit.
5. Standar norma waktu kerja.

Sasaran dalam penelitian ini adalah :


1. Membantu pihak Pemerintah Kota Palangka Raya dalam melakukan
penataan/penyempurnaan struktur organisasi.
2. Membantu pihak Pemerintah Kota Palangka Raya dalam melakukan penilaian
prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit.
3. Membantu pihak Pemerintah Kota Palangka Raya dalam menentukan bahan
penyempurnaan sistem dan prosedur kerja.
4. Membantu pihak Pemerintah Kota Palangka Raya dalam menentukan sarana
peningkatan kinerja kelembagaan.
5. Membantu pihak Pemerintah Kota Palangka Raya dalam penyusunan standar
beban kerja jabatan/kelembagaan, penyusunan daftar susunan pegawai atau
bahan penetapan eselonisasi jabatan struktural.
6. Membantu pihak Pemerintah Kota Palangka Raya dalam penyusunan
rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai dengan beban kerja organisasi.
7. Membantu pihak Pemerintah Kota Palangka Raya dalam menentukan
kebijakan program mutasi pegawai dari unit yang berlebihan ke unit yang
kekurangan.
8. Membantu pihak Pemerintah Kota Palangka Raya dalam menentukan
kebijakan program promosi pegawai.
9. Membantu pihak Pemerintah Kota Palangka Raya dalam memberikan reward
and punishment terhadap unit atau pejabat.
10. Membantu pihak Pemerintah Kota Palangka Raya dalam penyempurnaan
program diklat.
11. Membantu pihak Pemerintah Kota Palangka Raya dalam menentukan
bahan penetapan kebijakan bagi pimpinan dalam rangka peningkatan
pendayagunaan sumber daya manusia.

1.3. Ruang Lingkup


Tugas konsultan adalah memproyeksikan variabel yang terkait dengan Studi
Analisa Beban Kerja berdasarkan data yang diperoleh. Adapun lingkup pekerjaan
meliputi hal-hal sebagai berikut.

4
1. Pengumpulan Data Beban Kerja
2. Pengolahan Data Beban Kerja
3. Penelaahan Hasil Olahan Data Analisis data
4. Penetapan Hasil Pengukuran Beban Kerja

1.4. Keluaran
Keluaran yang yang dihasilkan dari Studi Analisa Beban Kerja adalah
dokumen penetapan hasil pengukuran beban kerja yang dapat dijadikan rujukan
Pemerintah Kota Palangka Raya dalam rangka peningkatan pendayagunaan SDM,
yang meliputi bidang kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian.

1.5. Sistematika Pembahasan


BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, maksud,
tujuan, sasaran, ruang lingkup, keluaran, dan sistematika pembahasan
dari kegiatan penyusunan laporan mengenai Studi Analisa Beban Kerja
Pemerintah Kota Palangka Raya.
BAB II. KAJIAN LITERATUR
Dalam bagian ini akan dijelaskan materi mengenai indikator yang akan
diproyeksikan terkait Studi Analisa Beban Kerja Pemerintah Kota
Palangka Raya.
BAB III. GAMBARAN UMUM WILAYAH
Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum Kota
Palangka Raya yang merupakan lokasi Studi Analisa Beban Kerja.
BAB IV. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Dalam bagian ini akan dijelaskan alur pemikiran mengenai cara
proyeksi data Studi Analisa Beban Kerja Pemerintah Kota Palangka
Raya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix
method, yaitu gabungan antara pendekatan kualitatif dan pendekatan
kuantitatif.
BAB V. RENCANA KERJA

5
Dalam bagian ini akan dijelaskan rencana pengerjaan Studi Analisa
Beban Kerja Pemerintah Kota Palangka Raya.

6
BAB II
KAJIAN LITERATUR

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia


Manajamen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengaturproses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara
efektif untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen sumber daya manusia
merupakan penerapan pendekatan SDM dimana secara bersama-sama terdapat
dua tujuan yang ingin dicapai dan tidak dapat dipisahkan. Kedua tujuan terserbut
adalah tujuan perusahaan dan tujuan karyawan.

2.2 Perencanaan Sumber Daya Manusia


Perencanaan SDM adalah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh
manajemen guna lebih menjamin bahwa bagi organisasi tersedia tenaga kerja
yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan, dan pekerjaan yang
tepat pada waktu yang tepat, semuanya dalam rangka pencapaian tujuan dan
berbagai sasaran yang telah dan akan ditetapkan. Mangkuprawira (2004)
menyatakan perencanaan SDM adalah jumlah dari seluruh rencana yang
diformulasikan untuk rekrutmen, screening, kompensasi, pelatihan, struktur
pekerjaan, promosi dan aturan main dari SDM perusahaan. Perencanaan sumber
daya manusia merupakan sebuah proses yang dirancang untuk menerjemahkan
rencana organisasi dan tujuan ke dalam syarat-syarat pekerjaan, baik kuantitatif
maupun kualitatif. Sejalan dengan pengertian tersebut, Hasibuan (2005)
menerjemahkan perencanaan sumberdaya manusia adalah kegiatan merencanakan
tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dan efisien
dalam membantu terwujudnya tujuan. Adapun tujuan perencanaan sumberdaya
manusia adalah sebagai berikut:
1. Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi
semua jabatan dalam perusahaan.
2. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan,
sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya.

7
3. Untuk menghindari mismanajemen dan tumpang tindih
dalam pelaksanaan tugas.
4. Untuk mempermudah koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS)
sehingga produktivitas kerja meningkat.
5. Untuk menghindari kekurangan atau kelebihan karyawan.
6. Untuk menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan
dan pemberhentian karyawan.
7. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi (vertikal atau horizontal)
dan pensiun karyawan.
8. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian karyawan.
Sumarsono (2003) menyatakan sistem perencanaan tenaga kerja meliputi
kegiatan investasi persediaan sumber daya manusia, perkiraan permintaan dan
penawaran untuk masa yang akan datang dan perencanaan pengisian lowongan
melalui penarikan, seleksi penempatan dan pengembangan karyawan. Sistem
perencanaan tenaga kerja pada pokoknya meliputi peramalan permintaan dan
penawaran karyawan. Secara terperinci sistem ini terdiri dari empat kegiatan
utama yang saling berhubungan, yaitu:
1. Inventarisasi persediaan tenaga kerja, untuk menilai tenaga kerja yang
ada sekarang dan menganalisa pemanfaatannya.
2. Forecasting tenaga kerja, untuk memprediksi permintaan dan penawaran
tenaga kerja dalam perolehan tenaga kerja yang terampil.
3. Penyusunan rencana-rencana tenaga kerja untuk memadukan permintaan
dan penawaran tenaga kerja pada masa yang akan datang.
4. Pengendalian dan evaluasi, untuk memberikan umpan balik kepada
sistem dan monitor derajat pencapaian tujuan dan sasaran perencanaan
tenaga kerja.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya perencanaan sumber
daya manusia antara lain (Hasibuan, 2005):
1. Mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia yaitu menekan
terjadinya pemborosan karena tidak efektifnya penggunaan sumber daya
manusia.

8
2. Membantu meyakinkan bahwa, aktivitas sumber daya manusia bersifat
proaktif dengan cara mengantisipasi dan tanggap terhadap perubahan
lingkungan internal maupun eksternal.
3. Memusatkan aktivitas pada tujuan organisasi dan sumber daya manusia.
4. Pengadaan tenaga kerja baru secara ekonomis.
5. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya manusia.

2.3. Analisa Beban Kerja


Analisa Beban Kerja adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara
sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi
kerja organisasi berdasarkan volume kerja. Analisa ini merupakan proses untuk
menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk
merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu. Dengan kata lain, analisa
beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia dan berapa
jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang
petugas.
Analisa beban kerja dilakukan dengan cara membagi isi pekerjaan yang
mesti diselesaikan oleh hasil kerja rata-rata satu orang, sehingga diperoleh waktu
yang dibutuhkan untuk merampungkan pekerjaan tersebut atau akan memperoleh
jumlah pegawai yang dibutuhkan melalui jumlah jam kerja setiap pegawai
tersebut.
Dalam manajemen kepegawaian, kegiatan penerimaaan dan penempatan
pegawai mutlak harus dilakukan didalam satu unit organisasi, baik organisasi
pemerintah maupun swasta. Kegiatan manajemen kepegawaian adalah kegiatan
untuk mendapatkan landasan guna penerimaan dan penempatan pegawai yang
pada awalnya dilakukan terlebih dahulu melalui analisis jabatan (job analysis),
yang berarti suatu kegiatan untuk memberikan gambaran tentang syarat-syarat
jabatan (job specification) yang diperlukan bagi setiap pegawai yang akan
diterima dalam menduduki suatu jabatan didalam suatu organisasi.
Perencanaan kebutuhan pegawai suatu instansi mutlak diperlukan dalam
rangka memenuhi kebutuhan pegawai yang tepat baik jumlah dan waktu, maupun
kualitas. Melalui studi analisis beban kerja yang dilakukan akan dapat

9
memberikan gambaran pegawai yang dibutuhkan baik kuantitatif maupun
kualitatif yang dirinci menurut jabatan dan unit kerja.

2.3.1 Volume Kerja


Volume kerja adalah sekumpulan tugas/pekerjaan yang harus diselesaikan
dalam waktu 1 tahun. Volume kerja diperoleh dari target pelaksanaan tugas untuk
memperoleh hasil kerja/produk. Setiap volume kerja yang berbeda-beda antar
unit/jabatan merupakan variabel tidak tetap dalam pelaksanaan analisa beban
kerja.

2.3.2 Efektivitas dan Efisiensi Kerja


Efektivitas dan efisiensi kerja adalah perbandingan antara bobot/beban kerja
dengan jam kerja efektif dalam rangka penyelesaian tugas dan fungsi organisasi,
atau bila dirumuskan adalah sebagai berikut :

2.3.3 Beban Kerja


Beban Kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu
jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma
waktu. Beban kerja seseorang sudah ditentukan dalam bentuk standar kerja
perusahaan menurut jenis pekerjaannya. Kebutuhan SDM dapat dihitung dengan
mengidentifikasi seberapa banyak output perusahaan pada divisi tertentu yang
ingin dicapai. Pada akhirnya analisis beban kerja sangat erat kaitannya dengan
fluktuasi permintaan pasar akan barang dan jasa perusahaan sekaligus dengan
pemenuhan SDM yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar komoditi
(Mangkuprawira, 2004).
Menurut BKN (2001), beban kerja adalah frekuensi rata-rata masing-masing
jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Memperkirakan beban kerja dari
masing-masing satuan organisasi dapat dilakukan berdasarkan perhitungan atau
berdasarkan pengalaman. Adapun menurut Hasibuan (2005), analisis beban kerja
adalah penentuan jumlah pekerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu

10
pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Menurut Simamora (1995), analisis beban
kerja adalah mengidentifikasi baik jumlah karyawan maupun kualifikasi karyawan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut PAN
(2004) beban kerja merupakan aspek pokok yang menjadi dasar untuk
perhitungan formasi dari pekerja. Caranya berdasarkan perhitungan tingkat
produktivitas pekerja.
Beban kerja juga merupakan sejumlah target pekerjaan atau target hasil
yang harus dicapai dalam suatu rata-rata pekerjaan pegawai. Dalam penetapan
jumlah pegawai diperlukan suatu pengukuran beban kerja. Pengukuran beban
kerja (Biro Organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995) adalah
teknik yang diciptakan untuk menetapkan waktu bagi seorang pekerja yang
memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu pada suatu
tingkat prestasi yang telah ditetapkan.

2.3.4 Norma Waktu


Norma Waktu adalah waktu yang wajar dan nyata-nyata dipergunakan
secara efektif dengan kondisi normal oleh seorang pemangku jabatan untuk
menyelesaikan pekerjaan. Norma waktu yang dipergunakan untuk
menghasilkan/menyelesaikan produk/hasil kerja adalah relatif tetap sehingga
menjadi variabel tetap dalam pelaksanaan analisa beban kerja. Norma waktu perlu
ditetapkan dalam Standar Norma Waktu Kerja dengan asumsi tidak ada perubahan
yang menyebabkan norma waktu tersebut berubah.
Perubahan norma waktu dapat terjadi karena :
a. Perubahan kebijakan
b. Perubahan peralatan
c. Perubahan kualitas SDM
d. Perubahan organisasi, sistem, dan prosedur.
Manfaat standar norma waktu adalah :
a. Mempercepat dan mempermudah pelaksanaan analisis beban kerja pada
masa akan datang.
b. Meningkatkan objektivitas pelaksanaan ABK.
c. Meningkatkan pelayanan kepada stakeholders khususnya kepastian
waktu.
Norma waktu yang telah ditetapkan wajib dievaluasi apabila :

11
a. Terjadi penyempurnaan sistem dan prosedur kerja
b. Terjadi penyempurnaan organisasi.
c. Adanya perubahan peralatan yang sangat mempengaruhi pencapaian
hasil kerja.
d. Adanya perubahan kebijakan pemerintah.

2.3.5 Jam Kerja Efektif


Jam Kerja Efektif adalah jam kerja yang harus dipergunakan untuk
berproduksi/menjalankan tugas. Jam Kerja Efektif merupakan jumlah jam kerja
formal dikurangi dengan waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja
(allowance) seperti istirahat makan. Allowance rata-rata sekitar 25% dari jumlah
jam kerja formal.
Dalam Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah ditentukan bahwa
jam kerja instansi pemerintah 37 jam 30 menit per minggu, baik untuk yang 5
(lima) hari kerja ataupun yang 6 (enam) hari kerja sesuai dengan yang ditetapkan
Kepala Daerah masing-masing. Berdasarkan ketentuan tersebut, dapat dihitung
jam kerja efektif yang akan digunakan sebagai alat ukur dari beban kerja yang
dihasilkan setiap unit kerja/jabatan.
Perhitungan jam kerja efektif yang akan digunakan sebagai alat ukur dalam
melakukan analisis beban kerja adalah :
Jam kerja formal per minggu :
Senin s.d Kamis 07.30 – 12.15 4 jam 45 menit X 4 = 19 jam
13.00 – 17.00 4 jam X 4 = 16 jam
Jumat 07.30 – 11.30 4 jam = 4 jam
13.15 – 17.00 3 jam 45 menit = 3 jam 45 menit
Total = 42 jam 45 menit
= 2.565 menit
Jam kerja efektif per minggu dengan allowance (waktu luang)
25% : 75/100 x 2.565 menit = 1.923,75 menit = 32 jam
Jam kerja efektif per hari :
5 hari kerja = 1.923,75 menit : 5 = 384,75 menit = 6 jam 25 menit/hari
Jumlah hari kerja per tahun :
Jumlah hari per tahun 365 hari

12
Libur Sabtu – Minggu 104 hari
Libur resmi 14 hari
Hak cuti 12 hari
130 hari
235 hari
Jam kerja efektif per tahun :
5 hari kerja = 235 x 384,75 menit = 90.416,25 menit = 1507 jam.

2.3.6 Standar Prestasi Kerja


Standar Prestasi Kerja adalah nilai baku kemampuan hasil kerja pejabat/unit
kerja secara normal.

13
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.1. Geografis
3.1.1. Keadaan Geografi
Kota Palangka Raya terletak pada : 113,30-114,07 Bujur Timur dan 1,35-
2,24 Litang Selatan. Kota Palangka Raya terdiri dari 5 wilayah kecamatan yaitu
Kecamatan yaitu Pahandut, Sabangau, Jekan Raya, Bukit Batu dan Rakumpit
dengan luas masing-masing 117,25 Km2, 583,50 Km2, 352,62 Km2, 572 Km2 dan
1.053,14 Km2, yang terdiri dari 30 kelurahan, dengan batas wilayah sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara : Kabupaten Gunung Mas
b. Sebelah Timur : Kabupaten Gunung Mas
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Pulang Pisau
d. Sebelah Barat : Kabupaten Katingan
Menurut Permendagri RI No. 137 Tahun 2017 tentang kode dan data
wilayah administrasi pemerintah luas wilayah pemerintah kota Palangka Raya
adalah sebesar 2.399,50 Km2.

14
Berikut ini merupakan peta administrasi Kota Palangka Raya, Provinsi
Kalimantan Tengah.

Gambar 3.1 Peta Kota Palangka Raya

15
3.1.2. Iklim
Kondisi iklim Kota Palangka Raya tercatat rata-rata suhu udara berkisar
antara 27 – 28,1 derajat celcius. Sedangkan suhu tertinggi tercatat 28,10 derajat
celcius pada bulan Mei dan September 2017 dan suhu terendah tercatat 27,00
derajat celcius pada bulan Juli. Rata-rata kelembaban udara berkisar 79% -84.9%
dengan kelembaban maksimum terjadi di bulan November dan minimum terjadi
pada bulan September. Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim
hujan, dan musim kemarau. Curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan
Maret dan Mei. Sedangkan pada bulan September curah hujan relatif rendah.

3.1.3. Keadaan Geologi


Formasi geologi yang ada di wilayah Kota Palangka Raya tersusun atas
formasi Aluvium (Qa) (tersusun daribahan-bahan liat kaolinit dan debu bersisipan
pasir, gambut, kerakal dan bongkahan lepas, merupakan endapansungai dan rawa)
dan formasi Batuan Api (Trv) (tersusun dari batuan breksi gunung api berwarna
kelabukehijauan dengan komponennya terdiri dari andesit, basalt dan rijang.
Selain kedua formasi tersebut, wilayahKota Palangka Raya juga termasuk ke
dalam formasi Dahor (TQd) (tersusun atas sebagian besar pasir kuarsadengan
dasar lempung, pada beberapa tempat terdapat sisipan konglomerat yang
komponennya berupa batuanmalihan, granit dan lempung).
Berdasarkan kerangka tektonik regional Kalimantan, daerah Provinsi
Kalimantan Tengah termasuk dalam cekungan Barito yang terletak disisi tenggara
lempeng mikro Sunda. Bagian Utara dipisahkan dengan cekungan Kutai oleh
“Paternoster Fault System” dan “Barito – Kutai Crose Heigh”. Sebelah Timur
dipisahkan dengan cekungan asem-asem dan cekungan pasir oleh pegunungan
Meratus. Disebelah Selatan merupakan batas tidak tegas dengan cekungan Jawa
Timur dan disebelah Barat oleh tinggian Sunda.

3.1.4. Bencana
Kota Palangka Raya memilik empat jenis bencana yang terjadi pada tahun
2017 yaitu Angin Puyuh, tanah longsor, banjir dan kebakaran. Namun pada tahun

16
2017 bencana alam yang terjadi di Kota Palangka Raya yaitu tercatat hanya
Kebakaran. Bencana alam berupa kebakaran terjadi pada Kota Palangka Raya
menurut Badan Pusat Statistika terjadi sebanyak 11 kejadian. Dimana pada tahun
ini tercatat bahwa kota Palangka Raya mengalami kejadian bencana alam paling
sedikit pada 10 tahun terkahir.

3.2. Demografis
Jumlah penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan
perpindahan penduduk baik masuk maupun keluar. Jumlah penduduk Kota
Palangka Raya pada tahun 2017 sebanyak 267.757 jiwa. Angka ini meningkat dari
tahun 2016 dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 2,95%. Dengan luas
wilayah sekitar 2.853,5 km2 penambahan penduduk 0tersebut meningkatkan pula
kepadatan penduduk Kota Palangka Raya yaitu menjadi sebanyak 97 jiwa setiap
satu km2.
Angka sex ratio selama tiga tahun terakhir levelnya tidak mengalami
perubahan signifikan, yaitu sebesar 104,98 pada tahun 2017. Artinya bahwa masih
lebih banyak penduduk berjenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan jumlah
penduduk perempuan. Angka tersebut mengindikasikan bahwa setiap 100
penduduk perempuan terdapat 105 penduduk laki-laki.
Tabel 3.1 Kota Palangka Raya dalam Angka
Uraian 2015 2016 2017
Jumlah Penduduk (jiwa) 259,865 267,757 275,667
Pertumbuhan Penduduk (%) 3,08 3,04 2,95
2
Kepadatan Penduduk (jiwa/Km ) 91 94 97
Jumlah Laki – Laki (Jiwa) 132,980 137,057 141,179
Jumlah Perempuan (Jiwa) 126,885 130,700 134,488
Sex Ratio (%) 104,80 104,86 104,98
Sumber: Kota Palangka Raya dalam Angka

17
BAB IV
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

4.1. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method, yaitu
gabungan antara pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Data penelitian
bisa berupa data sekunder.

4.2. Tempat, Waktu, dan Lokasi


Lokasi Penelitian ini adalah di wilayah Kota Palangka Raya yang
dilaksanakan mulai Jumat, 26 Oktober 2018—Rabu, 26 Desember 2018. Kota
Palangka Raya membawahi 38 SKPD. Berikut nama SKPD di Kota Palangka
Raya beserta total pegawai.
Tabel 4.1. Daftar Dinas dan Jumlah Pegawai
No Jenis Dinas/Instansi Total ASN
1 Sekretariat Sekretariat Daerah Kota 132
2 Sekretariat DPRD 35
3 Sekretariat KPU Kota 5
4 Inspektorat Kota Inspektorat Kota 39
5 Badan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan 45
6 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 33
7 Badan Penelitian dan Pengembangan 30
8 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 24
9 Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah 56
10 Badan Pengelola Keuagnand an Aset Daerah 54
11 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 45
12 Dinas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan 41
13 Dinas Sosial 38
14 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 44
15 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 49
16 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 60
17 Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman 207
18 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 55
19 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian 101
20 Dinas Perikanan 42
21 Dinas Pendidikan 118
22 Dinas Lingkungan Hidup 49
23 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 26

18
No Jenis Dinas/Instansi Total ASN
24 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 32
25 Dinas Tenaga Kerja 40
26 Dinas Kepemudaan dan Olahraga 33
Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan
27 Perempuan dan Perlindungan Anak 69
28 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu 45
Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan
29 Persandian 30
30 Dinas Kesehatan 572
31 Dinas Perhubungan 52
32 Satuan Satuan Polisi Pamong Praja 72
33 Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D 48
34 Kecamatan Kecamatan Pahandut 61
35 Kecamatan Bukit Batu 15
36 Kecamatan Jekan Raya 24
37 Kecamatan Sabangau 22
38 Kecamatan Rakumpit 15
Jumlah 2458

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan


a) Teknik Pengumpulan Data
1. Penyampaian/penyebaran kuesioner beban kerja dan petunjuk
pengisiannya kepada responden sebagai data primer.
2. Analis aktif melakukan wawancara dan observasi untuk memperoleh
gambaran lengkap data primer di lapangan dengan menggunakan
kuesioner yang telah dipersiapkan disertai penjelasan kepada para
responden.
3. Formulir yang digunakan adalah form A, form B, dan form C.

b) Teknik Pengolahan Data


Setelah pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan form A, form B,
dan form C, maka teknik pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Menghitung beban kerja setiap jabatan yang berada pada satu unit organisasi
sesuai dengan produk-produk/hasil kerjanya pada form A, form B, dan form
C dengan menggunakan rumus :

19
2. Membuat rekapitulasi beban kerja jabatan (menggunakan form FP2) untuk
menghitung jumlah beban kerja per jabatan dengan menjumlahkan beban
kerja seluruh produk pada masing-masing jabatan.
3. Menghitung kebutuhan pegawai dan efektivitas dan efisiensi kerja jabatan
dengan formulir FP3 dengan menggunakan rumus:

PJ (Prestasi Kerja Jabatan)


a. EJ diatas 1,00 = A (Sangat Baik)
b. EJ antara 0,90 – 1,00 = B (Baik)
c. EJ antara 0,70 – 0,89 = C (Cukup)
d. EJ antara 0,50 – 0,69 = D (Sedang)
e. EJ dibawah 0,50 = E (Kurang)
4. Membuat rekapitulasi kebutuhan pegawai unit dengan cara menjumlahkan
kebutuhan pegawai/pejabat dalam satu unit organisasi serta
efektivitas/efisiensi unit dengan menggunakan rumus :

PU (Prestasi Kerja Unit)


a. EU diatas 1,00 = A (Sangat Baik)
b. EU antara 0,90 – 1,00 = B (Baik)
c. EU antara 0,70 – 0,89 = C (Cukup)
d. EU antara 0,50 – 0,69 = D (Sedang)
e. EU dibawah 0,50 = E (Kurang)
5. Menghitung jumlah kelebihan/kekurangan pegawai dengan menggunakan
rumus :

20
BAB V
RENCANA KERJA

5.1. Rencana Kerja


Pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konsultan Manajemen dalam Rangka Studi
Analisis Beban Kerja terbagi dalam beberapa tahapan dengan tujuan kegiatan
pekerjaan ini dapat dilaksanakan tepat waktu, tepat mutu dan tepat administrasi.
Secara umum tahapan pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data Beban Kerja
2. Pengolahan Data Beban Kerja
3. Penelaahan Hasil Olahan Data
4. Penetapan Hasil Pengukuran Beban Kerja
Adapun rincian dari masing-masing kegiatan pekerjaan tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Pengumpulan Data Beban Kerja
Sebelum melakukan pengumpulan data, para analis harus melakukan
pengkajian organisasi sehingga memperoleh kejelasan mengenai:
1) tugas pokok dan fungsi;
2) rincian tugas; dan
3) rincian kegiatan.
Setelah melakukan pengkajian organisasi, pelaksanaan pengumpulan data
dapat dilakukan dengan :
1) menyebarkan formulir isian (Form A);
2) wawancara; dan
3) observasi.

2. Pengolahan Data Beban Kerja


3. Penelaahan Hasil Olahan Data
Hasil pengukuran beban kerja perlu ditelaah lebih lanjut untuk
memperoleh hasil yang akurat dan obyektif serta menggambarkan kondisi
senyatanya. Dari hasil pengukuran beban kerja sering dijumpai
kecenderungan yang bervariasi dengan kemungkinan tidak rasional :

21
a. Di atas normal, yang disebabkan adanya mark up pada data volume
kerja dan atau norma waktu yang dapat dicatat Analis/dilaporkan oleh
responden atau sebaliknya.
b. Di bawah normal, yang disebabkan kurang lengkapnya produk dan
kecilnya norma waktu yang dapat diinventarisir oleh Analis atau
dilaporkan oleh responden.
Untuk mengurangi deviasi yang dapat terjadi, maka hasil yang diperoleh
perlu dievaluasi dengan unit yang beban kerjanya dianalisis dengan
mengecek :
 Apakah unit tersebut sering/rata-rata sepanjang tahun melakukan kerja
lembur yang nyata (tidak fiktif).
 Perlu dilakukan pengamatan secara acak atas kesibukan harian unit
yang dianalisis.

4. Penetapan Hasil Pengukuran Beban Kerja


Penetapan hasil pengukuran beban kerja di lingkungan pemerintah Kota
Palangka Raya adalah sebagai berikut :
1) Setelah selesai melakukan pengolahan data beban kerja, Tim Analisis
Beban Kerja yakni KKU.PSBM menyampaikan hasilnya kepada
pimpinan satuan kerja Perangkat Daerah Kota Palangka Raya;
2) Apabila dinilai sudah memadai, hasil tersebut dibuatkan surat pengantar
yang ditujukan kepada Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya untuk
memperoleh keputusan penetapannya;
3) Berdasarkan surat pengantar tersebut, Sekretaris Daerah Kota Palangka
Raya menugaskan unit kerja yang membidangi analisis beban kerja
untuk melakukan penelaahan guna pemberian penetapan atas hasil
pengukuran beban kerja;
4) Dalam melakukan penelaahan unit kerja yang membidangi analisis
beban kerja wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi baik dalam satuan kerja Perangkat Daerah Kota Palangka
Raya maupun antar unit lain yang terkait baik di dalam maupun di luar
lingkungan Pemerintah Kota Palangka Raya;

22
5) Hasil penelaahan kemudian diajukan kepada Sekretaris Daerah Kota
Palangka Raya dalam bentuk telaahan staf, dan apabila sudah dianggap
memadai, dibuatkan surat keputusan penetapan oleh Sekretaris Daerah
Kota Palangka Raya; dan
6) Penetapan hasil pengukuran beban kerja kemudian disampaikan
kembali kepada pimpinan satuan kerja Perangkat Daerah Kota Palangka
Raya.
Penetapan hasil pengukuran beban kerja disampaikan kepada unit kerja
yang ada di lingkungan organisasi yang dinilai dengan disertai petunjuk yang
harus dilaksanakan dalam rangka peningkatan pendayagunaan SDM, yang
meliputi bidang kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian.

23
5.2. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Tabel 5.1 Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
26 Okt – 26 Desember 2018
Minggu ke -
No. Nama Posisi
I II III IV V VI VII VIII

1 Dr. Adji Achmad Rinaldo Fernandes, S.Si, M.Sc Ketua Tim / Ahli Statistika

2 Dr. Ir. Solimun, MS Ahli Statistika Terapan

3 Nurjannah, S.Si., M.Phil., Ph.D Ahli Komputasi Statistika

4 Dr. Dra. Ani Budi Astuti, MS Ahli Statistika Teori

5 Indah Yanti, S.Si., M.Si. Ahli Komputasi Pemodelan

6 Dwi Mifta Mahanani,S.Si., M.Si Ahli Matematika Terapan

7 Unita Werdi Rahajeng, S.Psi., M.Psi. Ahli Psikologi

8 Wisynu Ari Gutama, SP, MMA Ahli Manajemen

9 Djoko Pramono, S.T., M.Kom Ahli Teknik Informatika

10 Darmanto, S.Si., M.Si. Ahli Statistika Ekonomi

41
26 Okt – 26 Desember 2018
Minggu ke -
No. Nama Posisi
I II III IV V VI VII VIII

11 Dewi Kurnia Sari, S.Si, M.Si Ahli Statistika Ekonomi

12 Satria Mulya Iman, S.Stat Asisten Tenaga Ahli

13 Rosyada Hasna Aulia, S.Stat Asisten Tenaga Ahli

14 Fitriyan Suprayogi, S.Stat Asisten Tenaga Ahli

15 Tiara Putri Anggini, S.Stat Asisten Tenaga Ahli

16 Rifan Darmawan, S.Stat Asisten Tenaga Ahli

17 Kaniggia Peratama, S.Stat Asisten Tenaga Ahli

18 Yeni Putriyanti, S.Stat Asisten Tenaga Ahli

19 Muhammad Imron Al Ghozali, S.Si Tenaga Entry Data

20 Sonny Bangkit Wijaya, S.Si Tenaga Entry Data

21 Mukhammad Fahmi Adi, S.Stat Tenaga Entry Data

42
26 Okt – 26 Desember 2018
Minggu ke -
No. Nama Posisi
I II III IV V VI VII VIII

22 Aprillia Sukma Wanti, S.Stat Tenaga Entry Data

23 Hazrina Ishmah, S.Stat Tenaga Entry Data

24 Erdian Santiwijaya, S.Stat Tenaga Entry Data

25 Riana Dany, S.Si Tenaga Entry Data

26 Shinta Kumala Dewi, S.Stat Tenaga Entry Data

27 Khabib Wahyu Himawan, S.Stat Tenaga Entry Data

28 Hasanah, S.Stat Tenaga Entry Data

29 Suci Fitriana, S.Si Tenaga Entry Data

30 Iqbal Julianto Surveyor

31 Trias Octa Prawita Surveyor

32 Annisa Tri Ayu Surveyor

43
26 Okt – 26 Desember 2018
Minggu ke -
No. Nama Posisi
I II III IV V VI VII VIII

33 Hanny Wulan Mentari Surveyor

34 Usamah Hujjatul Islam Surveyor

44
DAFTAR PUSTAKA

Arep, I. dan H. Tanjung. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta [ID]:
Penerbit Universitas Trisakti.
Azwar. 2010.Metode Penelitian. Yogyakarta [ID]: Pustaka Pelajar.
Departemen Dalam Negeri. 2008. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 12 Tahun
2008 Tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di Lingkungan Dalam Negeri
dan Pemerintah Daerah.
Departemen Dalam Negeri. 2017. Permendagri RI No. 137 Tentang Kode dan
Data Wilayah Administrasi Pemerintah.
Gunawan, IJ L. 2014. Analisa Pekerjaan dan Desain Pekerjaan Pada PT.
CHANDRA ELC. Skripsi pada Fakultas Manajemen Bisnis, Program Studi
Manajemen, Universitas Kristen Petra. Sidoarjo
Hasibuan M. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. Jakarta [ID]:
PT. Bumi Aksara.
Undang-undang. 1999. Nomor 43 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
Yulantami Y. 2010. Analisis Pekerjaan dan Beban Kerja Karyawan PT.
Ekanindya Karsa. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.

42

Anda mungkin juga menyukai