MUSIKAL DI INDONESIA
RANTI RACHMAWANTI
SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG (STiMB)
Email: ranti02@gmail.com
ABSTRAK
Bahasa dan musik merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Di
dalam bahasa terdapat unsur musikal, seperti halnya di dalam musik yang tersusun
dari unsur-unsur bahasa. Musik sering digunakan sebagai media untuk
mempermudah bahasa untuk menyampaikan makna yang terkandung di dalamnya,
dan bahasa digunakan untuk memperjelas makna lantunan nada-nada yang
dimainkan oleh musik. Kolaborasi bahasa dan musik di dunia seni sastra dapat
muncul dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah teater. Dalam arti khusus,
teater dapat dikatakan sebagai drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang
diceritakan di atas pentas, disaksikan oleh penonton, dengan media percakapan,
gerak dan laku, dengan atau tanpa setting, didasarkan atas naskah yang tertulis
(hasil dari seni sastra), dengan atau tanpa musik, nyanyian dan tarian. Pementasan
karya sastra dalam bentuk teater dapat dikatakan sebagai pencapaian tinggi
(overlap) dari sebuah apresiasi berbahasa, karena hampir seluruh unsur bahasa dan
sastra digunakan dalam memproduksi sebuah teater. Perkembangan teater di
Indonesia saat ini meningkat cukup pesat. Terlihat dari banyaknya pertunjukan-
pertunjukan teater yang diselenggarakan, termasuk dalam bentuk teater musikal.
Pementasan teater musikal di Indonesia masih jarang dilakukan. Hal ini
dikarenakan proses produksi teater musikal membutuhkan kemampuan yang
tinggi dalam berbahasa dan juga musikalitas (sense of music) yang baik, minimal
mengolah vokal dan atau bernyanyi. Kemampuan berbahasa yang dimaksud adalah
tingkat pemahaman berbahasa Indonesia, kemudian diimplementasikan dalam
pembuatan naskah, skenario, dan pendeklamasian dalam bentuk monolog ataupun
dialog. Kemampuan dan pengetahuan musik diperlukan sebagai pendukung untuk
menginterpretasikan naskah dan skenario dari teater yang akan dipentaskan dalam
bentuk nyanyian dan lagu, sehingga maksud dan makna dari cerita tetap dapat
tersampaikan seutuhnya. Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dikatakan bahwa
dalam memproduksi sebuah pementasan teater musikal, diperlukan kolaborasi
antara kemapanan berbahasa dan musikalitas yang baik.
PENDAHULUAN
Bahasa dan musik merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain,
sebagaimana Adorno (2002: 113) menuliskan “Music resembles a language.
Expressions such as musical idiom, musical intonation, are not simply Metaphors”.
Di dalam bahasa terdapat unsur musikal, seperti halnya di dalam musik yang
tersusun dari unsur-unsur bahasa. Musik sering digunakan sebagai media untuk
mempermudah bahasa untuk menyampaikan makna yang terkandung di dalamnya,
dan bahasa digunakan untuk memperjelas makna lantunan nada-nada yang
dimainkan oleh musik.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional memiliki keunikan dan
kecanggihan tersendiri, sebagaimana diungkapkan oleh Rosidi (2009: 14) bahwa
“Bahasa Indonesia yang kita punya memiliki kemampuan untuk menyampaikan
pemikiran yang betapa rumitnya, termasuk ilmu yang betapa tingginya, dan
perasaan yang betapa halusnya sekalipun”. Di dunia teater, khususnya teater
musikal, bahasa Indonesia berperan penting dalam menyampaikan makna yang
terkandung di dalam naskah yang dipentaskan secara musikal, sehingga dapat
dipahami dan dinikmati oleh penonton.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Musikalitas
Musikalitas seringkali dipadankan dengan bakat atau kemampuan
bermusik, tetapi sesungguhnya memiliki makna dan sifat yang lain. Bakat musik
sering dikatakan sebagai “klop”-nya proses musikal, sementara musikalitas bisa
dikatakan sebagai “bakat yang terus diolah”, sehingga menjadi sebuah kepekaan
(sense) yang terukur dan disadari penuh oleh yang bersangkutan. Musikalitas pada
dasarnya dimiliki oleh setiap individu, hanya saja tidak semua menyadari bahwa
dirinya memiliki kemampuan tersebut. Seorang musisi bisa saja memiliki
kemampuan dan keahlian bermain musik, tetapi ia belum tentu memiliki
musikalitas yang baik.
Kolaborasi
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk
menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu.
6
Pengertian kolaborasi yang dikemukakan oleh para ahli memiliki sudut pandang
beragam, namun intinya adalah yaitu kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas,
kesetaraan, dan tanggung jawab. Dalam konteks lain, kolaborasi juga dapat di
katakan sebagai “Cooperation” (kooperasi), “co-working” (bekerja bersama),
“teamwork” (kerja kelompok), “join effort” (upaya bersama), “mutual assistance”
(saling membantu), bahkan diartikan sebagai “gotong-royong” (Brown, 2002: 9).
Setiap personal dalam proses berkolaborasi (dari dua belah pihak) memiliki
kebebasan dalam mengungkapkan ekspresinya, sehingga kadang-kadang
kesepakatan kerja sama itu tidak ditentukan oleh format yang dirancang secara
khusus, akan tetapi masing-masing pihak boleh menentukan peranannya secara
“bebas” sesuai dengan ukuran keindahan mereka. Unsur improvisasi, toleransi (dari
dua belah pihak), dan penonjolan dari masing-masing karakter musikal adalah hal
yang mewarnai karya kolaborasi.
Teater
Teater berasal dari bahasa Inggris theater atau theatre, bahasa
Perancis théâtre dan dari bahasa Yunani theatron (θέατρον). Secara etimologis,
kata “teater” dapat diartikan sebagai tempat atau gedung pertunjukan. Sedangkan
secara istilah kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas
pentas untuk konsumsi penikmat. Istilah teater pun dapat diartikan menjadi dua,
yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater dalam arti sempit
dideskripsikan sebagai sebuah drama (perjalanan hidup seseorang yang
dipertunjukkan di atas pentas, disaksikan banyak orang dan berdasarkan
atas naskah yang tertulis). Sedangkan dalam arti luas, teater adalah segala adegan
peran yang dipertunjukkan di depan orang banyak, seperti ketoprak, ludruk,
wayang, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya.
Track; (6) Musik tema; (7) Musik penokohan; (8) Musik aksentuasi; (9) Musik
latar; dan (10) musik pelebur emosi.
Naskah
Artistik Sutradara
Teater
Musikal
Penata
Musisi musik/
composer
Aktor/
Aktris
Kolaborasi unsur bahasa dan musik dalam sebuah produksi teater musikal terjadi di
setiap unsur-unsur penyusun teater. Namun demikian, bentuk kolaborasi utama
antara bahasa dan musik berada di wilayah naskah dan lakon, serta pemain
(aktor/aktris).
Ikal dan Lintang pergi ke toko Sinar Harapan untuk membeli kapur
Ikal : Kong, kami disuruh ambil kapur oleh Bu Mus
Penjual kapur : Aling ,kapur SD Muhammadiyah
Ikal masuk ke dalam ruangan, dan kapur pun muncul beserta jari jemari
indah yang membuatnya terpesona. Kemudian Ikal keluar dengan perasaan
berbunga-bunga sambil membawa kapur.
Segmen 5
{ Ikal , Lintang , Aling , }
[tiba di toko Sinar Harapan]
Ikal : cantik sekali Jari Jari nya ..ya Allah , baru kali ini aku
melihat Jari secantik itu ,,
Lintang : Jari Jari apa maksud kamu Ikal ,, Kamu sudah gila yaah ,
masa kamu suka sama Jari Jari ?
Ikal : Jari Jari Cantik … Aku Jatuh Cintaaaaaaaaaaaaaaa
Segmen 7
{ Bu Muslimah , Pak Harfan }
[keesokkan harinya di kantor]
Bu Mus : Pak , ayo kita pulang ,,, Pak , Pak Harfan , Pak Harfan , Pak …
Astaghfirullah . Innalilahi Wainnailaihi Raajiun .. *nangis*
11
“ HILANGNYA HARAPAN “
ku tak percaya, aku merasa tak percaya
dia telah pergi tinggalkan ku sendiri
ku tak berdaya, aku merasa tak berdaya
mengapa cobaan datang tiada henti
Ooo Tuhanku.. cobaanmu kali ini
terlalu berat bebanku
tak mungkin bisa ku tanggung sendiri
Ooo tuhanku.. mengapa kau lakukan ini
aku tak sekuat setegar yang engkau kira
ku tak bisa sendiri
kini bagaimana ?
Aku kini harus melangkah
tanpa orang yang menjadi sinar jalanku
Ooo Tuhanku.. cobaanmu kali ini
terlalu berat bebanku
tak mungkin bisa kutanggung sendiri
Ooo Tuhanku.. mengapa kau lakukan ini
aku tak sekuat setegar yang engkau kira
ku tak bisa sendiri
ku takkan mampu sendiri
ku takkan mampu sendiri
Proses interpretasi naskah oleh sutradara dan penata musik adalah bentuk
kolaborasi antara bahasa dan musik. Masing-masing pihak memiliki “kebebasan”
dalam mengungkapkan ekspresinya, akan tetapi kebebasan ekspresi tersebut
menghasilkan suatu “kesepakatan” dari keduabelah pihak yang terlibat. Hal ini
sejalan dengan pernyataan Herdini (2001: 62) bahwa kolaborasi mampu
menghasilkan karya dalam bentuk persenyawaan, dialog, dan penempelan.
12
Kemampuan
Berbahasa
Aktor/aktris
teater
musikal
Seni
Musikalitas
peran
SIMPULAN
Proses produksi teater musikal membutuhkan kemapanan berbahasa dan
musikalitas yang baik dari setiap unsur penyusunnya. Kesepakatan dan toleransi
antar unsur teater musikal menjadi kerangka dalam berproses, sehingga dapat
dikatakan teater musikal adalah kolaborasi bahasa dan musik sebagai hasil
persenyawaan dari dua karakter berbeda dalam satu kesatuan.
14
PUSTAKA ACUAN
Adorno, Theodore. 2002. Essay on Music. Los Angeles: University of California
Press.
Dewojati, Cahyaninrum. 2010. Drama: Sejarah, Teori, dan Penerapannya.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Herdini, Heri. 2001. Wacana Musik Kolaborasi: Dialektika Antara Kebebasan
Berekspresi Dan Kebutuhan Kultural. Jurnal Seni STSI
Bandung, No 19/2001.
Jervis Brown, Ian. 2002. Kolaborasi: Permasalahannya dan Prospek..
Dialog ArtSummit Indonesia III. Jurnal Seni Pertunjukan
Indonesia, TH,XI-2001-2002: 9.
Rosidi, Ajip. 2009. Bahasa Indonesia Bahasa Kita. Bandung: Pustaka Jaya.
Supanggah, Rahayu. 2002. Kolaborasi dan Prospek Masalhnya. Kasus Gamelan
Jawa. Menimbang Praktek Pertukaran Budaya:
Kolaborasi, Misi, Sumber, & Kesempatan. Dialog
Art Summit Indonesia III. Jurnal Seni Pertunjukan
Indonesia, TH,XI-2001-2002: 49.
Seitz, Jay. A. 2005. Dalcroze, The Body, Movement and Musicality. Psycology of
Music Journal. 2005 Vol. 33, page. 419. DOI:
10.1177/0305735605056155