Anda di halaman 1dari 3

Firelia de Kock 17IDIP 01307170063

Pandangan Kristiani terhadap Pembentukan Kurikulum

Pendidikan berkaitan erat dengan kurikulum. ”Kurikulum adalah satu perangkat rencana

pendidikan formal yang teratur dan yang didokumentasikan bertujuan untuk mencapai sasaran

yang sudah ditentukan sebelumnya” (Brummelen, 2008). Dari pernyataan tersebut dapat

diketahui bahwa kurikulum harus disusun dan dirancang dengan matang agar tujuan yang

dirancang untuk pembelajaran di kelas dapat tercapai. Tetapi tidak jarang dari beberapa

pendidikan yang ada di Indonesia menyalahgunakan wewenang dan tanggung jawab mereka

dalam menyusun kurikulum. Tidak sedikit para pendidik di Indionesia merancang kurikulum

hanya untuk sebuah formalitas agar mendapatkan akreditasi yang baik dari pemerintah. Hal ini

tentu bertentangan dengan pandangan Kristiani dalam pembentukan kurikulum. Amsal 15 : 22

mengatakan bahwa “Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau

penasihat banyak”. Jika di dalam pembentukan kurikulum tidak mempertimbangkan segala

sesuatunya dengan tidak matang, maka hal tersebut akan membawa sebuah kegagalan. “Alkitab

menyampaikan bahwa seluruh pendidikan harus digunakan untuk menumbuhkembangkan

kehidupan yang taat”[CITATION Bru081 \t \l 1033 ]. Sehingga ketika kita menyusun kurikulum,

hendaklah kita renacanakan untuk pertumbuhan siswa, bukan semata-mata hanya untuk

kepentingan sekolah dan nama baik sekolah.

Alkitab menegaskan kepada umat-Nya untuk takut akan Tuhan sebagai permulaan dari

pengetahuan (Amsal 1 : 7). Secara tidak langsung, ayat tersebut memeberikan teguran kepada

setiap guru Kristen untuk melibatkan Allah dalam perencanaannya untuk membentuk kurikulum.

Hal inilah yang membuat para guru Kristen saat ini harus berpikir secara radikal untuk

membentuk kurikulum yang sesuai dengan pandangan Kristiani. Sebagai calon guru Kristen, kita

memiliki tugas bukan hanya untuk mengajarkan materi pada umumnya, tetapi harus mampu
Firelia de Kock 17IDIP 01307170063

memberikan pemahaman kepada murid tentang kebesaran Allah dan keselamatan yang Allah

anugerahkan kepada setiap umat manusia. Pendidikan Kristen harus mampu memberikan

dampak yang berbeda dan unik dari pendidikan-pendidikan pada umunya. Membentuk

kurikulum berdasarkan pandangan Kristiani merupakan tugas dan tanggung jawab para pendidik

Kristen, sebab pendidik Kristen harus mampu mentransformasikan muridnya untuk menjadi

serupa dengan Kristus.

Sebagai awal pembelajaran untuk mempersiapkan pembentukkan kurikulum berdasarkan

pandangan Kristen, saya akan memandang segala aktifitas yang saya lakukan di asrama dan

Teachers College sebagai sebuah pelayanan kepada Allah. Ketika saya mengangapnya sebagai

sebuah pelayanan kepada Allah, saya akan merasa bahwa kesusahan yang ada bukanlah sebuah

beban di dalam diri saya. Melainkan hal tersebut merupakan cara Tuhan untuk semakin

membentuk saya hidup di dalam Kristus. Hal tersebut dapat saya terapkan ketika saya sudah

menjadi guru. Meskipun membentuk kurikulum yang sesuai dengan pandangan Kristen adalah

hal yang tidak mudah, tetapi saya percaya Tuhan akan memampukan setiap orang yang berseru

kepada-Nya. “Karena pengajaran Kristen dapat didefinisikan sebagai menemukan cara-cara kerja

Allah dan bekerjasama dengan Dia”[CITATION LLe95 \p 22 \l 1033 ]. Dari pernyataan tersebut,

saya juga semakin belajar untuk melibatkan Allah dalam setiap perencanaan yang saya lakukan.

Sebab sangat penting bagi saya untuk melibatkan Allah dalam pembentukan kurikulum, agar

semua yang telah di rancang dapat seturut dengan kehendak Allah.


Firelia de Kock 17IDIP 01307170063

Daftar Pustaka

Brummelen, H. V. (2006). Berjalan dengan Tuhan di dalam kelas. Jakarta: Universitas Pelita

Harapan Press.

Brummelen, H. V. (2008). Batu loncatan kurikulum. Jakarta: Universitas Pelita Harapan Press.

L, L. (1995). Pendidikan yang benar-benar Kristen. Wheaton: Victor books.

Anda mungkin juga menyukai