Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN MAKAN

BAGI DIABETISI

Etik Sulistyowati
Full Day Workshop : One Step Ahead of Diabetes Melitus
Sahid Montana Dua Hotel-malang, 26 Nopember 2017
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yaitu kondisi medik yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah melebihi normal yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Secara etiologis, DM dapat diklasifikasikan menjadi DM tipe- 1, tipe- 2, tipe
lain, dan Diabetes Gestasional. Penelitian epidemiologi menunjukkan
adanya kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM
tipe-2 di berbagai penjuru dunia. DM tipe-2 merupakan salah satu jenis
penyakit diabetes dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
sebab yang bervariasi, mulai dari yang dikarenakan dominan resistensi
insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai dominan defek sekresi
insulin disertai resistensi insulin International Diabetes Federation (IDF)
memprediksi adanya kenaikan jumlah penderita DM di Indonesia dari 9,1
juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. Pada tahun 2015
Indonesia menduduki peringkat ke-7 jumlah penderita DM dan diprediksi
menjadi urutan ke-6 pada tahun 2040.
DM merupakan penyakit menahun yang akan disandang seumur hidup.
Pengelolaan penyakit ini memerlukan peran serta dokter, perawat, ahli gizi,
dan tenaga kesehatan lain agar penderita DM dapat hidup aman dan
nyaman bersama diabetes. Ada 5 pilar pengelolaan DM yaitu:
1. Edukasi
2. Perencanaan Makan/Diet
3. Aktivitas Fisik
4. Obat-Insulin
5. Pemeriksaan Gula Darah Mandiri

Perencanaan makan/diet merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan


diabetes. Hal ini dikarenakan pada diabetes terjadi gangguan metabolisme
zat gizi terutama terkait dengan produksi dan sistem kerja insulin yang
menyebabkan gangguan metabolisme karbohidrat, protein maupun lemak,
yang bermanifestasi klinis pada polifagi, polidipsi dan poliuri serta
penurunan berat badan.
Perencanaan makan merupakan bagian bagian yang essensial dalam
pengelolaan diabetes yang menyeluruh . Adapun tujuan dari perencanaan
makan yang benar adalah untuk mengendalikan glukosa darah,
mengendalikan lipid darah, menunda atau mencegah komplikasi dan
mencapai dan atau mempertahankan Berat Badan normal .
Pada prinsipnya tidak ada diet DM khusus, pengaturan makan pada
penderita DM hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat
umum, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori
dan zat gizi masing-masing individu. Penderita DM dan keluarga atau yang
berperan dalam menyediakan makan perlu diberikan penekanan mengenai
pentingnya ketepatan jumlah kalori, jenis dan keteraturan jadwal makan
(Prinsip 3 J), terutama pada penderita dengan obat-obatan yang
meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri.

Bagi Penderita DM Tipe 1


Perlu diperhatikan bahwa asupan makan pada penderita diabetes dengan
suntikan insulin merupakan dasar untuk mengintegrasikan terapi insulin
dengan pola mkan dan aktifitas fisik yang biasa dilakukan. Penderita
dianjurkan makan sesuai dengan waktu yang konsisten dan sinkron dengan
waktu kerja insulin yang digunakan.
Penderita perlu terus memantau kadar gula darah sesuai dengan dosis
insulin dan jumlah makanan yang biasa dimakan.

Bagi Penderita DM Tipe 2


Terapi gizi bagi penderita diabetes tipe 2, bertujuan untuk mengendalikan
gula darah, lipida darah dan hipertensi.
Penurunan berat badan dan diet rendah kalori (pada penderita yang
gemuk) biasanya hanya memperbaiki kontrol glikemik jangka pendek dan
berpotensi meningkatkan kontrol metabolik jangka lama.
Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10 kg), sudah terbukti
meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan ideal belum tercapai.

Prinsip Diet adalah TEPAT 3J, yaitu:


1. Tepat JUMLAH KALORI
2. Tepat JENIS BAHAN MAKANAN dan atau MAKANAN
3. Tepat/Teratur JADWAL MAKAN
TEPAT JUMLAH KALORI
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
ideal.

Berat badan ideal (BBI) dapat dihitung dengan rumus


90% (Tinggi Badan – 100) cm

jika Tinggi badan < 150 cm, Berat Badan Ideal = Tinggi Badan - 100
Kriteria Berat Badan:
- Underweight; < 90% BBI - Ideal/Normoweight: 90% - 110% BBI
- Overweight : > 110- 120% BBI - Obesitas : > 120% BBI

Langkah-langkah perhitungan kebutuhan energi:

1. Hitung Berat ⦽ :BBI = (TB dalam m)2 x 22,5 BBI = a


Badan Ideal: ⧬ : BBI = (TB dalam m)2 x 21

2. Hitung Energi ⦽ : 30 Kkal/kgBB (b) Energi Basal = axb=c


Basal : ⧬ : 25 Kkal/kgBB (b) (c)

3. Hitung Energi Faktor Aktifitas (d): Energi aktifitas = (e) dxc=e


untuk Aktifitas: Bedrest (10%)
Ringan (20%)
Sedang (30%)
Berat (40%)
Sangat berat (50%)

4. Hitung Energi Faktor Stres (f): Energi untuk stres fxc


untuk kondisi 10% : DM Murni =(g)
Stres 13%: febris, kenaikan suhu 1oC
50%: sirosis, kanker
10-25% : Luka bakar 10%
25-50% : Luka bakar 25%
50-100%: Luka bakar 50%
10-20%: CHF, Bedah Minor, CVA
20-40%: infeksi
50-80%: sepsis, post operasi elektif

5. Hitung Energi Faktor Koreksi Umur (h): Koreksi umur = hxc


untuk koreksi 40 – 50 tahun: -5% (i)
umur 50 – 60 tahun: -10%
Dan seterusnya setiap kenaikan 10
tahun -5%
6. Kehamilan Laktasi Tambahan Energi untuk Tambahan Energi j
kehamilan, laktasi: Kehamilan, Laktasi =
- Trimester I : 150 Kkal (j)
- Trimester II-III : 350 Kkal
- Laktasi : 500 Kkal

7. Hitung Kebutuhan Energi Basal + Aktifitas + stres – Koreksi umur +


Energi Total Kehamilan/Laktasi
c+e+g–I+j

Cara lain yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan adalah dengan
menggunakan Tabel 1

Tabel 1 . Kebutuhan Kalori Penderita Diabetes


Kalori /kg Berat Badan Ideal
Status Gizi Kerja santai Sedang Berat
Gemuk 25 30 35
Normal 30 35 40
Kurus 35 40 40-50

Komposisi energi sebagai berikut:


• 45-65% dari karbohidrat, pembatasan karbohidrat total < 130 g/hari tidak
dianjurkan, sukrosa < 5% total energi dan serat dianjurkan sekitar 25
gram/1000 kalori per hari
• 10-20% dari protein, pada penderita DM dengan nefropati perlu
penurunan protein menjadi 0,8 g/kgBB perhari (65% dari protein bernilai
biologis tinggi)
• 20-25% dari lemak, dengan asam lemak jenuh < 7%, dan kandungan
kolesterol < 300 mg/hari

TEPAT JENIS BAHAN MAKANAN/MAKANAN


Ketepatan pemilihan jenis bahan makanan atau makanan perlu
diperhatikan dalam penyusunan menu makanan untuk penderita DM.
Bukan bertujuan untuk menghindari bahan makanan tertentu atau
mengkonsumsi lebih banyak makanan tertentu, namun untuk menyusun
menu yang seimbang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dan
memenuhi komposisi zat gizi yang dianjurkan sumber karbohidrat, protein
maupun lemak dan serat. Oleh karena itu supaya tidak membosankan,
dalam menyusun menu perlu memanfaatkan Daftar Bahan Makanan
penukar.

Daftar Bahan Makanan Penukar

Daftar bahan makanan penukar adalah suatu daftar nama bahan makanan
dengan ukuran tertentu dan dikelompokkan berdasarkan kandungan kalori,
protein, lemak dan karbohidrat. Setiap kelompok bahan makanan dianggap
mempunyai nilai gizi yang kurang lebih sama. Dengan menggunakan daftar
bahan makanan penukar, akan memudahkan di dalam penyusunan menu
khususnya variasi bahan makanan dengan tetap memperoleh nilai gizi yang
kurang lebih setara.

Golongan I. Sumber Karbohidrat


(1 satuan penukar mengandung: 175 kalori, 4 g protein, 40 g karbohidrat)
Bahan Makanan Berat URT Bahan Makanan Berat URT
(g) (g)
Nasi tim 200 1 gelas Maizena 40 8 sdm
Bubur beras 400 2 gelas Tepung beras 50 8 sdm
Nasi jagung 100 ¾ gelas Tepung singkong 40 8 sdm
Kentang 200 2 biji sedang Tepung sagu 40 7 sdm
Singkong 100 1potong sedang Tepung terigu 50 8 sdm
Talas 200 1 biji besar Tepung hunkwee 40 8 sdm
Ubi 150 1 biji sedang Mie basah 200 1 ½ gelas
Biskuit meja 50 4 buah Mie kering 50 1 gelas
Roti putih 80 2 iris Havermout 50 6 sdm
Kraker 50 5 buah besar Bihun 50 ½ gelas
Golongan II. Sumber Protein Hewani
(1 satuan penukar mengandung: 50 kalori, 7 g protein, 5 g lemak)
Bahan Makanan Berat URT Bahan Berat URT
(g) Makanan (g)
Daging ayam 50 1potong sedang Telor bebek 60 1 butir
Hati sapi 50 1potong sedang Ikan segar 50 1potong sdg
Babat 60 2potong sedang Ikan asin 25 2potong sdg
Usus sapi 75 3 bulatan Ikan teri 25 2 sdm
Telor ayam biasa 75 2 butir Udang basah 50 ¼ gelas
Telor ayam kampung 60 1 butir Bakso daging 100 10 biji sdg
Telor puyuh 60 6 butir

Golongan III. Sumber Protein Nabati


(1 satuan penukar mengandung: 75 kalori, 5 g protein, 3 g lemak, 7 g karbohidrat)
Bahan Makanan Berat URT Bahan Berat URT
(g) Makanan (g)
Kacang ijo 25 2 ½ sdm Kacang tolo 25 2 ½ sdm
Kacang kedele 25 2 ½ sdm Oncom 50 2 potong sedang
Kacang merah 25 2 ½ sdm Tahu 100 1 biji besar
Kacang tanah kupas 20 2 sdm Tempe 50 2 potong sedang
Keju kacang tanah 20 2 sdm

Golongan IV. Sayuran


Sayuran A : bebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikan
- Baligo - Lobak
- Gambas (oyong) - Letucce
- Jamur kuping segar - Slada air
- Ketimun - Slada
- Labu air - Tomat

Sayuran B: 1 satuan penukar 1 gelas (100 g)


mengandung 25 kalori, 1 g protein, 5 g karbohidrat
- Bayam - Labu siam
- Bit - Sawi
- Buncis - Taoge kacang hijau
- Brokoli - Terong
- Genjer - Kangkung
- Jagung muda - Kacang panjang
- Kol - Labu siam
- Kembang kol - Pare
- Wortel - Rebung
- Daun pakis - Pepaya muda
- Daun waluh, jantung pisang - Kecipir, kol, kucai
Sayuran C: 1 satuan penukar 1 gelas (100 g)
mengandung 50 kalori, 3 g protein, 10 g karbohidrat
- Bayam merah - Daun tales
- Daun katuk - Kacang kapri
- Daun mlinjo - Kluwih
- Daun pepaya - Mlinjo
- Daun singkong - Nangka muda
- Taoge kacang kedele

Golongan V. Buah-buahan
(1 satuan penukar mengandung: 50 kalori, 12 g karbohidrat)
Bahan Berat URT Bahan Makanan Berat URT
Makanan (g) (g)
Apukat 50 1 bh bsr Mangga 50 ½ bh bsr
Apel 75 1 bh sdg Nenas 75 1/6 bh sdg
Anggur 75 10 bj Nangka masak 50 3 bj
Belimbing 125 1 bh bsr Pepaya 100 1 ptg sdg
Jambu biji 100 1 bh bsr Pir 100 ½ bh
Jambu air 100 2 bh sdg Pisang ambon 75 1 bh sdg
Duku 75 15 bh Rambutan 75 8 bh
Durian 50 3 bj semangka 150 1 ptg bsr

Golongan VI. Susu


1 satuan penukar Susu Tanpa Lemak mengandung 75 kalori, 7 g protein, 10 g karbohidrat
1 satuan penukar Susu Rendah Lemak mengandung 125 kalori,7 g protein,5 g lemak,10 g karbohidrat
1 satuan penukar Susu Tinggi Lemak mengandung: 150 kalori, 7 g protein, 10 g lemak, 10 g karbohidrat

Bahan Makanan Berat URT Bahan Makanan Berat URT


(g) (g)
Susu Tanpa Lemak Susu Rendah Lemak
Susu skim cair 2001 gls Keju 351 potong kcl
Tepung susu skim 204 sdm Susu kambing 165¾ gls
Yogurt non fat 1202/3 gls Susu sapi 2001 gls
Yogurt susu penuh 2001gls
Susu Tinggi Lemak Yogurt 2001 gls
Susu kerbau 100½ gls
Tepung susu penuh 306 sdm
Golongan VII. Minyak
(1 satuan penukar mengandung: 50 kalori, 5 g lemak)
Bahan Makanan Berat URT Bahan Makanan Berat URT
(g) (g)
Minyak goreng 5 ½ sdm Kelapa parut 30 5 sdm
Minyak ikan 5 ½ sdm Santan 50 ¼ gelas
Margarin 5 ½ sdm Lemak sapi 5 1 ptg kcl
Kelapa 30 1 ptg kcl Lemak babi 5 1 ptg kcl

Golongan VIII. Makanan Tanpa Kalori


- Agar-agar - gula alternatif: aspartam, sakarin
- Air kaldu - kecap
- Air mineral - kopi
- Cuka - teh

Selain dari komposisi zat gizi, penderita DM juga dianjurkan memilih jenis
bahan makanan maupun makanan yang tidak cepat meningkatkan kadar
glukosa darah. Bahan makanan atau makanan yang cepat meningkatkan
kadar glukosa darah dikatakan memiliki indeks glikemik (IG) tinggi. Jika
ingin mengkonsumsi bahan makanan atau makanan dengan Indeks
Glikemik tinggi, maka jumlahnya yang harus dibatasi. Kriteria indeks
glikemik disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kriteria Indeks Glikemik


Kategori Rentang Indeks Glikemik
IG rendah <55
IGsedang (intermediate) 55-70
IG tinggi >70

Berikut ini adalah contoh bahan makanan atau makanan dengan kandungan
indeks glikemiknya.
Bahan Makanan/ Nilai Indeks Bahan Makanan/ Nilai Indeks
Makanan Glikemik makanan Glikemik
Sumber Karbohidrat Makanan jajanan
- Beras Ketan 87,06 - Nasi soto ayam 47,57
- Beras merah 70,20 - Ketoprak ketupat 68,49
- Beras pera 52,84 - Mi bakso 50,05
Bahan Makanan/ Nilai Indeks Bahan Makanan/ Nilai Indeks
Makanan Glikemik makanan Glikemik
Sumber Karbohidrat Makanan jajanan
- Beras pulen 51,80 - Gado-gado lontong 52,63
- Kentang 40-67,71 - Nasi soto babat 30,69
- Nasi Cianjur 50,07
- Roti 67,25
- Singkong 94,46
Sumber Protein Makanan Jadi
- Kacang tanah 8,46 - Diabetasol 52,1
- Kacang kedele 17,53 - Indomie rasa ayam 27,06
- Kacang hijau 28,87 spesial
- Kacang merah 4,34 – 9,46 - Indomie goreng 49,72
- Kacang tolo 30,39 - Indomie bihun kuah 77,66
- Indomie bihun goreng 81,46
Buah-buahan
- Bubur ayam cerebos 95,56
- Pisang raja 57,10
- Juice alpokat 14
- Pepaya lokal 37
- Cookies coklat 19,4
- Sawo 43,86
- Nangka 63,97 (tropicana)
- Roti dan selai 46,4
- Nenas 61,61
- Jeruk Pontianak 40,32 strawberry (tropicana)
- Ice cream (tropicana) 9,2
- Fruktosa murni 22
- Madu Sumbawa 77
- Laktosa murni 10

Selain dari bahan makanan yang memiliki Indeks Glikemik Tinggi,


perlu pula diperhatikan cara pengolahan makanan, karena beberapa cara
pengolahan dapat meningkatkan nilai Indeks Glikemik, yaitu:
merebus/mengukus dan menghaluskan bahan (bubur, juice, dll). Persentase
protein dan lemak dalam menu akan menurunkan nilai Indeks Glikemik
termasuk jumlah serat dan zat anti gizi (tanin dan fitat). Tepat jumlah lebih
utama dibandingkan tepat jenis. Oleh karena itu, dalam menu makanan
sehari-hari, penderita diabetes dapat makan sesuai dengan menu keluarga.
Disamping indeks glikemik pangan, perlu pula diperhatikan
kandungan karbohidrat dari makanan, karena akan mempengaruhi beban
glikemik. Beban glikemik merupakan suatu parameter untuk menilai
kecepatan glukosa dari suatu makanan memasuki peredaran darah dan
menilai banyaknya glukosa yang terkandung dari makanan tersebut,
sehingga beban glikemik dapat digunakan untuk menilai pengaruh
makanan terhadap peningkatan kadar glukosa darah. Perhitungan beban
glikemik adalah dengan mengalikan indeks glikemik pangan dengan
kandungan karbohidrat pangan yan disajikan dibagi 100. Beban glikemik
pangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: beban glikemik rendah: < 10,
beban glikemik sedang: 11-19 dan beban glikemik tinggi: > 20. Contoh
perhitungan indeks glikemik dan beban glikemik menu disajikan pada Tabel
3 dan Tabel 4.

Tabel 3 . Contoh Menu dan Perhitungan Indeks Glikemik Menu


Menu Bahan Berat Kandugan % Total Indeks Sumbangan
Makanan (g) Karbohi Karbohi- Glikemik Indeks
drat (g) drat Glikemik
Nasi putih Beras giling 50 39,8 73,7 32,7 24,10
Bacem ayam Ayam 50 0,0 0,0 0,0 0,00
Perkedel tahu Tahu 50 0,9 1,7 -2,0 -0,03
Cah jamur tiram + Jamur tiram 25 1,3 2,4 15,0 0,36
wortel + sawi ijo Wortel 25 1,2 2,2 28,7 0,64
Sawi ijo 50 1,0 1,9 15,0 0,28
Pepaya Pepaya 100 9,8 18,5 49,2 8,92
54,0 100,0 34,27
Keterangan:
 Kandungan karbohidrat per gram bahan sumber DKBM/TKPI
 % KH Total  (kandungan karbohidrat pangan: total kandungan karbohidrat menu) x
100%
 Indeks Glikemik (IG)  nilai indeks glikemik pangan (dari daftar)
 Sumbangan terhadap IG/IG Campuran  % KH Total x IG

Tabel 4. Contoh Menu dan Perhitungan Beban Glikemik Menu


Menu Bahan Berat (g) Kandungan Indeks Beban
Makanan Karbohidrat Glikemik Glikemik
(g)
Nasi putih Beras giling 50 39,8 32,7 23,01
Bacem ayam Ayam 50 0,0 0,0 0,00
Perkedel tahu Tahu 50 0,9 -2,0 -0,02
Cah jamur tiram + Jamur tiram 25 1,3 15,0 0,20
wortel + sawi ijo Wortel 25 1,2 28,7 0,35
Sawi ijo 50 1,0 15,0 0,15
Pepaya Pepaya 100 9,8 49,2 4,82
54,0 18,51
Keterangan:
 Beban Glikemik: (Kandungan karbohidrat x Indeks Glikemik): 100
Gula dan produk-produk lain dari gula dikurangi, kecuali pada keadaan
tertentu, misalnya penderita dengan diet rendah protein dan yang
mendapatkan makanan cair, gula boleh diberikan untuk mencukupi
kebutuhan kalori, dalam jumlah terbatas. Penggunaan gula sedikit dalam
bumbu diperbolehkan. Ajuran penggunaan gula tidak lebih dari 5% total
kebutuhan kalori.
Metode diet baru yang berkembang adalah metode Carbohydrate
Counting yaitu suatu pendekatan dalam perencanaan makanan yang
menekankan konsistensi konsumsi karbohidrat pada suatu saat khusus
dalam suatu hari untuk 1 x jadwal makan, bukan hanya sekedar jenis
karbohidrat. Bagi penderita DM dengan terapi insulin, metode ini
diperlukan untuk mengimbangi jumlah insulin yang dikonsumsi. Pada
metode ini dihitung jumlah karbohidrat yang terdapat pada berbagai
makanan yang akan dikonsumsi dengan satuan Sajian Karbohidrat (SK)
yang setara dengan 15 g karbohidrat. Dari asupan makan per kali makan
atau makan makanan selingan dapat dijumlah asupan karbohidratnya dan
dapat diketahui jumlah Sajian Karbohidrat nya, sebagai contoh disajikan
pada Tabel 5.

Tabel 5. Sajian, Jumlah dan Kisaran Total Karbohidrat


Sajian Jumlah Karbohidrat Kisaran Total Karbohidrat
Karbohidrat (SK) (g) (g)

1 15 8 – 22
2 30 23 – 37
3 45 38 – 52
4 60 53 – 65
5 75 66 – 80

Dengan sistem Carbohydrate Counting yang dihitung hanya bahan


makanan yang mengandung karbohidrat. Makanan dengan kandungan
karbohidrat yang sama, tidak selalu mengandung zat gizi lain yang sama,
seperti disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Contoh Menu, Kandungan Energi dan Zat gizi serta Sajian Karbohidrat
Menu I II III
Hidangan Nasi 100 g Coleslow 71,8 g Martabak manis 150 g
Pepes ikan 40 g French fries 108 g Teh panas
Tempe bacem 50 g Fried chicken 130 g
Sayur asem Coca cola
Papaya 110 g
Protein (g) 15 24,5 11
Lemak (g) 19 48 10
KH (g) 64 (4 SK) 65 (4 SK) 64 (4 SK)
Energi (kkal) 487 790 390

Kelebihan carbohydrate counting salah satunya memberikan


jumlah total karbohidrat yang disesuaikan dengan dosis insulin serta
memberikan pilihan makanan yang lebih mudah dibandingkan dengan
pengaturan diet ketat yang sering gagal. Keuntungan lainnya adalah
kontrol glikemik lebih baik karena lebih dapat disesuaikan dengan dosis
insulin dan mudah menentukan pilihan makanan yang bervariasi. Di
samping itu carbohydrate counting memberikan keleluasaan terhadap
aktivitas jasmani tanpa disertai risiko hipoglikemia atau hiperglikemia.
Namun demikian, penderita tetap harus bijaksana untuk memilih
makanan sehat dengan kandungan zat gizi yang seimbang.

TEPAT JADWAL/WAKTU MAKAN


Salah satu tujuan khusus untuk penderita diabetes adalah
menghindari kadar glukosa dan lemak darah yang tinggi, atau dengan kata
lain mengendalikan diabetesnya. Apa, kapan, dan berapa banyak yang
dimakan penderita perlu diperhatikan. Makan dengan porsi kecil dalam
waktu tertentu membantu memperbaiki kadar gula darah. Makan teratur
(makan pagi, makan siang dan makan malam serta snack antar makan)
akan memungkinkan gula darah turun sebelum makan berikutnya. Porsi
yang besar akan mengakibatkan lebih banyak glukosa dalam tubuh,
sehingga tubuh akan mungkin tidak dapat memberikan cukup insulin yang
efektif untuk menurunkan kadar gula darah.
Berikut disajikan standar diet dengan menggunakan porsi makanan dan
contoh menu serta jadwal makan yang teratur untuk penderita diabetes.
Standar Diet Diabetes Melitus
(Dalam Satuan Penukar Versi 1997)

Energi (Kalori) 1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500

Pagi
Nasi ½ 1 1 1 1½ 1½ 1½ 2
Ikan 1 1 1 1 1 1 1 1
Nabati - - ½ ½ ½ 1 1 1
Sayur A s s s s s s s s
Minyak 1 1 1 1 2 2 2 2
10.00
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Susu - - - - - - 1 1
Siang
Nasi 1 1 2 2 2 2½ 3 3
Daging 1 1 1 1 1 1 1 1
Nabati 1 1 1 1 1 1 1 2
Sayur A s s s s s s s s
Sayur B 1 1 1 1 1 1 1 1
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Minyak 1 2 2 2 2 3 3 3
16.00
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Malam
Nasi 1 1 1 2 2 2½ 2½ 2½
Daging 1 1 1 1 1 1 1 1
Nabati 1 1 1 1 1 1 1 1
Sayur A s s s s s s s s
Sayur B 1 1 1 1 1 1 1 1
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Minyak 1 1 1 1 2 2 2 2
Keterangan: s = sekehendak
Contoh Menu Berdasarkan Daftar Bahan Makanan Penukar
KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN DALAM PENUKAR DIET 1700 KALORI

Sehari Pagi Siang Sore Snack


(P) (P) (P) (P) (P)
Nasi/penukar 5 1 2 2 -
Ikan/penukar 2 - 1 1 -
Daging/penukar 1 1 - - -
Tempe/penukar 2½ - 1 1 -
Sayuran A S S S S -
Sayuran B 2 - 1 1 -
Buah/penukar 4 - 1 1 2
Minyak/penukar 4 1 2 1 -
Kepustakaan:

Askandar, T. 2006. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Melitus. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Evert, A.B., Boucher, J.L., Cypress M, et al. 2014. Nutrition therapy recommendations for the
management of adults with diabetes. Diab Care. 37( 1): S120-S143
Shaw J.E.,, Sicree, R.A., and Zimmet, P.Z. 2010. Global estimates of the prevalence of diabetes for 2010
and 2030. Diabetes Research and Clinical Practice. 87 (1).
Kulkarni, K. 2003. Carbohydrate counting for pump therapy: insulin to carbohydrate ratios. In A Core
Curriculum for Diabetes Education. Diabetes Management Therapies. 5th ed. Chicago,
American Association of Diabetes Educators
PB Perkeni. 2015. Konsensus Pengelolaan dan pencegahan Diabetes Melitus Tipe di Indonesia.
Jakarta:PB Perkeni
Rimbawan dan Albiner S. 2004. Indeks Glikemik Pangan. Jakarta : Penebar Swadaya
Sarwono W., Slamet S., Kartini S. 2007. Daftar Bahan Makanan Penukar. Petunjuk Praktis
Perencanaan Makan Sehat, Seimbang dan Bervariasi. Pusat Diabetes dan Lipid Jakarta,
RSCM/FKUI Metabolik-Endokrin RSCM & Instalasi Gizi RSCM
Standards of Medical Care in Diabetes, Diabetes Care Volume 38, Supplement 1, January 2015

Anda mungkin juga menyukai