Kalor Dan Temperatur PDF
Kalor Dan Temperatur PDF
apriliaerlita.wordpress.com
salah satu ujungnya, maka lambat laun ujung lainnya akan menjadi panas
karena adanya perpindahan kalor melalui logam tersebut. Contohnya,
apabila seseorang memasak dengan menggunakan panci, maka api dari
kompor akan memanaskan bagian dasar panci terlebih dahulu sebelum
kemudian seluruh permukaan badan panci menjadi panas.
2. Konveksi
Konveksi merupakan salah satu cara perpindahan kalor melalui suatu
zat disertai oleh perpindahan zat tersebut. Perpindahan kalor secara
konveksi hanya terjadi pada zat cair dan gas (fluida). Misalnya, ketika air
dipanaskan maka bagian air yang panas akan berkurang massa jenisnya,
sehingga akan naik ke permukaan. Tempat air panas tersebut akan
digantikan oleh air dingin yang juga akan mengalami hal serupa dengan
air panas sebelumnya. Proses seperti ini terus berulang hingga akhirnya
seluruh bagian air menjadi panas.
apriliaerlita.wordpress.com
kalor panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur suatu zat
tertentu. Maka dari itu kapasitas kalor memiliki satuan Joule/Kelvin.
2. Kalor Jenis
Kalor jenis suatu zat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1°C atau 1 K. Atau
dengan kata lain, banyaknya kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan
suhu suatu zat sebanding dengan perubahan temperatur (∆T) dan massa
(m) zat tersebut. Maka dari itu kalor jenis memiliki satuan J/kg.K . Secara
matematis hubungan tersebut dinyatakan sebagai berikut.
3. Kalor Laten
Kalor laten merupakan kalor yang diperlukan oleh suatu berubah
wujud. Kalor laten biasanya disimbolkan dengan L. Besar kalor laten
tergantung dari jenis zat, sehingga kalor laten tiap zat berbeda-beda.
Contohnya ketika merebus air maka dibutuhkan kalor laten untuk
mengubah air menjadi uap air. Besarnya kalor yang diperlukan pada
perubahan wujud suatu benda dinyatakan sebagai berikut :
Nilai kalor laten zat juga bergantung dari proses perubahan wujud
yang terjadi. Pada saat benda melebur, maka kalor laten yang digunakan
adalah kalor laten lebur yang biasanya disebut kalor lebur atau kalor
beku. Pada saat benda menguap, maka kalor laten yang digunakan adalah
kalor laten didih yang biasanya disebut kalor didih atau kalor uap.
apriliaerlita.wordpress.com
Kesetimbangan termal dicapai ketika dua sistem dalam termal kontak
dengan masing-masing berhenti untuk memperoleh net perubahan energi. Ini
berarti bahwa jika dua sistem dalam kesetimbangan termal, suhu mereka
sama. Kesetimbangan termal terjadi ketika suatu sistem termal mokroskopik
yang teramati telah berhenti untuk perubahan waktu. Misalnya kita
mendekatkan sebatang tembaga hingga bersentuhan dengan batang besi
dingin. Batang tembaga akan sedikit menyusut, yang menyatakan bahwa
bidang itu mengalami pendinginan, sedangkan batang besi yang sedikit
memuai, yang menyatakan bahwa bidang besi itu mengalami pemanasan.
Kedua batang itu dikatakan berada dalam kontak termal. Pada akhirnya
proses ini terhenti, artinya tak satu batangpun berubah panjangnya. Bila hal
ini terjadi, kedua batang itu dikatakan saling berada dalam kesetimbangan
termal.
C. Anomali Air
Pada umumnya hampir setiap zat cair akan memuai bila dipanaskan, dan
akan menyusut bila didinginkan. Tetapi tidak demikian halnya dengan air.
Pada suhu 0°C hingga 4°C, air menunjukkan perilaku yang berbeda, dimana
bila dipanaskan maka volumenya akan menyusut (berkurang) dan bila
didinginkan maka volumenya akan mengembang (memuai). Hal yang
bertentangan dengan sifat pemuaian ini dinamakan anomali air. Jadi, bila air
dipanaskan dari mulai suhu 0 °C hingga 4 °C volumenya akan berkurang, dan
pada suhu lebih dari 4 °C volumenya akan bertambah.
apriliaerlita.wordpress.com
Volume 1 g air pada tekanan atmosfer versus temperatur. Volume minimum,
yang sesuai dengan kerapatan maksimum, terjadi pada 40C
(Young, Hugh D. Sears and Zemansky, 2008 : 560)
apriliaerlita.wordpress.com
Hubungan skala suhu Celcius, Reamur, Fahrenheit, Kelvin dan Rankine
sebagai berikut (Suliyanah, 2008 : 28) :
2. Jenis Termometer
o Termometer Zat Cair dalam Gelas
Termometer zat cair dalam gelas disebut juga termometer cairan.
Cairan yang paling banyak dipakai untuk mengisi tabung termometer
adalah air raksa. Selain air raksa, dapat juga digunakan cairan alkohol
untuk mengisi tabung termometer (Suliyanah, 2008 : 19-20).
apriliaerlita.wordpress.com
Bahan, konstruksi, dan ukuran termometer ini berbeda-beda
diberbagai biro dan lembaga yang tersebar di seluruh dunia tempat
alat ini digunakan dan bergantung pada sifat gas serta kisaran daerah
suhu yang akan diukur. Gas yang biasa digunakan adalah gas hidrogen
atau helium.
Gas dimasukkan dalam tabung B (biasanya terbuat dari platina atau
lakur platina) yang dihubungkan oleh pipa kapiler dengan kolom air
raksa M. Volume gas dipertahankan tetap dengan mengatur tinggi
kolom air raksa M sampai permukaan
air raksa menyentuh ujung jarum penunjuk dalam ruang di atas M
yang dikenal sebagai ruang buntu. Kolom air raksa M diatur dengan
menaikkan atau menurunkan tandon. Perbedaan tinggi h antara kedua
kolom air raksa M dan M’ diukur ketika tabung B dikelilingi oleh
sistem yang suhunya akan diukur dan ketika dikelilingi oleh air pada
titik tripelnya. Pengukuran suhu pada termometer gas volume tetap
dirumuskan (Suliyanah, 2008 : 20-21) :
( )
o Pirometer
Pirometer khusus untuk mengukur suhu yang sangat tinggi,
misalnya suhu cairan logam di pabrik pengelolaan logam. Di dunia
industri, selain pirometer hambatan, dikenal juga yang disebut
pirometer optik (optical pyrometer). Pirometer optik terdiri atas
sebuah teleskop T. Di dalam tabung teleskop ini ada filter F dari gelas
merah dan sebuah lampu listrik L berukuran kecil.
apriliaerlita.wordpress.com
Jika pirometer diarahkan ke api suatu tungku, pengamat dapat
melihat melalui teleskop, filamen lampu yang gelap dengan latar
belakang api tungku yang terang.
Filamen lampu ini dihubungkan dengan baterai B dan reostat R.
Dengan cara memutar tombol reostat, arus di dalam filamen lampu L
dapat diatur sedemikian rupa sehingga terang cahaya lampu L dapat
ditambah berangsur-angsur sampai terang filamen sama dengan terang
latar belakangnya, yaitu api tungku yang terang, berfungsi sebagai
obyek yang akan diukur suhunya. Pengukuran suhu pada pirometer
optik dirumuskan sebagai berikut (Suliyanah, 2008 : 22-23) :
( )
o Termocopel
Bila dua logam yang berbeda jenisnya (terutama berbeda
pemuaiannya) disentuhkan, maka saat suhu berubah timbul gaya gerak
listrik (ggl). Besarnya ggl yang timbul bergantung pada selisih suhu
kedua titik sambung dan jenis pasangan logam.
apriliaerlita.wordpress.com
menghubungkan A dengan tembaga dan yang satu lagi
menghubungkan B dengan tembaga. Kedua hubungan itu dibuat
konstan pada suhu yang disebut suhu patokan. Sifat termometrik pada
termometer ini adalah gaya gerak listrik (ggl) yang dapat diukur
dengan potensiometer.
Besaran ini dikaliberasi dengan mengukur elektromotansi termal
pada berbagai suhu yang diketahui, dengan sambungan patokan dijaga
tetap pada suhu 0oC. Kisaran daerah suhu yang diukur suatu
termokopel bergantung pada bahan yang digunakan. Termokopel
platina, 10%rodium/platina berkisar antara 0oC sampai 1600oC.
Yang sering dipakai adalah termokopel yang salah satu
hubungannya terbuat dari platina murni dan yang satu lagi 90%
platina dan 10% radium. Keuntungan termokopel terletak pada
cepatnya mencapai kesetimbangan termal dengan sistem yang akan
diukur suhunya. Jadi termokopel dapat mengikuti perubahan suhu
dengan cepat tetapi tidak begitu cermat seperti termometer hambatan
platina. Pengukuran suhu pada termokopel dirumuskan sebagai
berikut (Suliyanah, 2008 : 23-25) :
( )
apriliaerlita.wordpress.com
Arus dibuat tetap dengan cara mengatur hambatan geser sehingga
beda potensial kedua ujung hambat baku yang terpasang seri dengan
termometer, seperti terlihat pada potensiometer pemonitor, tetap sama.
Termometer hambatan platina dapat dipakai untuk pekerjaan yang
sangat cermat dalam kisaran antara -253oC sampai 1200oC.
Pengukuran suhu pada termometer hambatan listrik dirumuskan
sebagai berikut (Suliyanah, 2008 : 25-26) :
( )
10
apriliaerlita.wordpress.com
Model pergerakan molekul dalam benda padat, cair, dan gas
(Young, Hugh D. Sears and Zemansky, 2008 : 557)
11
apriliaerlita.wordpress.com
Pemuaian panjang
(Young, Hugh D. Sears and Zemansky, 2008 : 557)
( )
2. Pemuaian Luas
Benda padat yang berbentuk bidang seperti pelat-pelat besi atau
lembaran kaca, lebih tepat ditinjau muai luasnya atau muai bidangnya
Pemuaian luas berbagai zat bergantung pada koefisien muai luasnya.
( )
3. Pemuaian Gas/Volume
Benda padat yang berbentuk ruang seperti kubus besi, lebih tepat
ditinjau muai volumenya. Pemuaian volume berbagai zat bergantung
pada koefisien muai volumenya.
Koefisien muai volume suatu zat (γ) adalah perbandingan antara
pertambahan volume zat (∆V) dengan volume semula (Vo), untuk setiap
kenaikkan suhu sebesar satu satuan suhu (∆T).
( )
12
apriliaerlita.wordpress.com
DAFTAR PUSTAKA
13
apriliaerlita.wordpress.com