Anda di halaman 1dari 39

1.

Pendahuluan
1.1 Latar belakang

Ciliophora merupakan protozoa yang memiliki silia sebagai alat geraknya. Protozoa
merupakan binatang yang paling banyak di dunia. Ciliophora, disebut juga Ciliata,
berperan sebagai konsumen bakteri (Prokaryotes). Dimana bakteri memainkan peranan
penting dalam menjaga bumi sebagai tempat yang cocok untuk tempat tinggal dan
protozoa memainkan peranan penting dalam mengendalikannya. Istilah Protozoa berasal
dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoon berarti hewan. Sesuai dengan
klasifikasi, Protozoa termasuk Protista yang menyerupai hewan. Kelompok ini mulanya
“dibentuk” untuk mengelompokan organisme yang bukan tumbuhan dan bukan hewan.
Itulah sebabnya Protozoa disebut organismeseperti hewan (animal like).
Filum Ciliophora meliputi hewan ciliata yang tersebar di lingkungan air tawar dan air
laut. Sebagian kecil hewan cilliata bersifat simbiotik. Karakteristik filum Ciliophora sebagai
berikut.
a. Memiliki silia yang digunakan untuk bergerak dan memperoleh makanan.
b. Relatif bentuknya tetap dan memiliki pelikel.
c. Memiliki sitostom (mulut).
d. Inti sel terdiri atas dua macam yaitu makronukleus yang berukuran besar dan
mikronukleus yang berukuran kecil.
Sebagian besar Protozoa uniseluler memiliki ukuran tubuh antara (2--1.000) μm,
protozoa termasuk eukariot. Biasanya hidup di dalam air, namun ada juga yang
ditemukan di dalam tanah bahkan di dalam tubuh organisme lain sebagai parasit. Di
perairan laut ataupun air tawar, Protozoa berperan sebagai zooplankton.
Ciliata atau Infusoria merupakan kelompok terbesar di Protozoa, dimana anggotanya
sekitar 8.000 species. Ciri khas filum ini adalah alat geraknya berupa cilia (rambut getar).
Cilia tersebut ada yang terdapat di seluruh tubuh, ada pula yang hanya di bagian tertentu.
Selain sebagai alat gerak, cilia pun berguna membantu mengumpulkan makanan. Habitat
kelompok ini adalah air tawar dan air laut yang mengandung zat organik tinggi.

1.2 Rumusan masalah


a) Bagaimana morfologi dari filum ciliophora?
b) Bagaimana struktur siila dan pelikular lainnya?
c) Apa nutrisi pada filum ciliophora?
d) Bagaimana kontrol genetik dan reproduksi pada filum ciliophora?
1.3 Tujuan
a) Mendeskrispsikan morfologi dari filum ciliophora
b) Mendeskripsikan struktur silia dan pelikular lainnya
c) Menjelakan nutrisi dari filum ciliophora
d) Mendeskrispsikan control genetic dan reproduksi pada filum ciliophora.

2. Bahasan
2.1 Deskripsi Morfologi dari Filum Ciliophora

Kehadiran silia yang menutupi sel dari organisme merupakan ciri khas utama dari
kelompok ini, oleh karena itu dinamai phylum Ciliophora. Namun, perbedaan sitologi
utama adalah kehadiran dua jenis inti, yaitu mikronukleus dan macronucleus. Radiasi
adaptif kelompok ini selama evolusi telah menghasilkan beberapa spesies sangat bagus
dan beragam. Beberapa adalah sessile (misalnya Suctorians atau Stentor) dan menangkap
makanan dengan tentakel yang menembus sitoplasma dan menarik mangsa, atau dengan
kompleks membranelles mendorong air yang membawa partikel aliran air ke dalam
rongga vakuola makanan bucal yang terbentuk. Meskipun sebagian besar ciliates
"telanjang", beberapa menghasilkan mineralisasi Lorica (Tintinnids) atau mensekresi
skala organik (misalnya Lepidotrachelophyllum). Penyusunan silia pada permukaan
tubuh dan di wilayah aparatus oral, kehadiran struktur makanan yang khusus, dan
organisasi dari pita subpellicular dari mikrotubulus adalah kriteria penting yang
digunakan dalam menciptakan kategori taksonomi (Roger, 1988). Anggota subphylum
Ciliophora memiliki silia atau derivat ciliary pada beberapa tahap siklus hidup.
Perlengkapan berkisar dari penutup lengkap dari silia sederhana untuk sebuah
membranelles yang relatif sedikit lebih atau kurang lengkap terbatas pada daerah
peristomial. Dalam rentang ini, tipe spesialisasi ciliary dan pola distribusi menjadi dasar
utama untuk membedakan taksonomi subdivisi. Ciliophore ini biasanya dibagi menjadi
dua kelas, Ciliatea dan Suctorea. Dalam ciliatea, silia atau komponen derivat mereka
terdapat dalam fase siklus dominan. Suctorea tidak bersilia pada fase dewasa dan telah
mengembangkan tentakel khusus yang berfungsi dalam mencari makan. Tahapan larva
bersilia merupakan karakteristik spesies yang paling menghubungkan kelompok ini
dengan Ciliatea dan pola larva ciliary menyiratkan bahwa Suctorea lebih erat terkait
dengan Holotrichida daripada ke ciliates yang lebih spesifik (Hall, 1961).
Kelas Ciliatea
Silia yang tersusun dari organel siliari merupakan tahap aktif dari siklus kehidupan. Siliata
dibagi ke dalam sejumlah kelompok. Kelas Ciliatea mencakup 35 Subkelas Protociliatia dan
Euciliatea. Inti Protociliatia menunjukkan kemiripan struktur dan fungsi dengan Euciliatea,
yaitu memiliki karakteristik inti yang dimorfisme (macronucleus dan mikronukleus).
Subkelas 1. Protociliatia

Merupakan siliata opalinid, kecuali untuk beberapa spesies parasit pada ikan dan ular dan
dalam usus besar amfibi. Opalinid tidak memiliki sitostom, meskipun bukan merupakan fitur
eksklusif di antara siliata. Distribusi silia seragam sehingga opalinid kadang-kadang
diklasifikasikan menyerupai siliata Holotrichous. Pola siliari agak sederhana. Seperti pada
Opalina obtrigonoidea, baris dorsal mengikuti jalur sigmoid sedangkan baris ventral relatif
lurus (Gambar 3.1, A). Sepanjang permukaan anteroventral di O. obtrigonoidea, sejumlah
silia falcular muncul dari fibril falcular (Gambar 3.1, C, E). Fibril subpericular yang
memanjang sepanjang margin anteroventral dan kemudian melebur menjadi satu fibril
tunggal. Fibril berbentuk sabit dihubungkan dengan granula basal pertama di setiap baris dari
silia somatik (Gambar 3.1, E). Pada Opalina ranarum, tidak ada hubungan antara fibril dan
spherules endoplasma yang dapat dideteksi dalam O.obtrigonoidea. Tidak adanya hubungan
tersebut juga telah dilaporkan untuk Cepedea metcalfi, Opalina coracoidea, dan O.ranarum.

Distribusi geografis

Distribusi geografis Protociliatia yang menarik. Genus Protoopalina konon merupakan genus
yang paling primitif, terdistribusi sangat luas. Genus Zelleriella terdapat di pusat Amerika,
Amerika Selatan, dan selatan Amerika Utara. Cepedea, meskipun tidak terwakili di Australia,
dinyatakan secara luas terdistribusi, sedangkan Genus Opalina belum ditemukan di Australia
atau Amerika Selatan.

Subkelas 2. Euciliatia

Merupakan siliata khas dengan macronuclei dan micronuclei. Subdivisi, ordo dan subordo
sebagian besar didasarkan pada distribusi silia dan turunannya dan pada diferensiasi struktur
seperti di daerah peristomial. Subkelas ini dibagi menjadi empat ordo, yaitu Holotrichida,
Spirotrichida, Peritrichida, dan Chonotrichida. Membranelles zona adoral pada Holotrichida
sangat kurang berkembang begitu juga karakteristik dari peristome di Spirotrichida. Silia
somatik merupakan ciri khas, meskipun umumnya silia dibatasi untuk zona tertentu atau
untuk satu permukaan tubuh. Spirotrichida menunjukkan perkembangan luas dari
membranelles dan ciri dalam kelompok tertentu telah sepenuhnya diganti silia sederhana.
Sebuah zona adoral dari membranelles muncul di kiri sitostom dan sepanjang anterior tubuh.
Kelompok ini secara keseluruhan menunjukkan kecenderungan kuat terhadap total
pengurangan area bersilia. Epistom (daerah peristomial) pada Peritrichida umumnya
merupakan daerah diskoid yang dibatasi oleh dua atau lebih baris dari silia. Mayoritas adalah
sessile dan biasanya dilengkapi dengan tangkai. Gonotrichida merupakan ektokomensal yang
melekat pada host mereka dengan disk basal atau tangkai pendek. Peristom di tiang distal,
biasanya dikelilingi oleh saluran atau kadang-kadang oleh dua saluran konsentris. Silia dapat
dibatasi ke peristom dan saluran dalam tahap dewasa. Reproduksi oleh budding adalah
karakteristik dari ordo ini. 37

ORDO 1. Holotrichida

Merupakan ordo yang besar, biasanya dianggap lebih primitif daripada Euciliatia yang
lainnya, menunjukkan diversifikasi besar daerah peristomial dan dalam satu kelompok,
sitostom telah menghilang. Spesialisasi seperti ini memberikan dasar untuk membagi ke
dalam subordo Holotrichida.

Subordo 1. Gymnostomina
Sitostom terbuka langsung di permukaan. Dalam banyak genus sitostom terletak pada atau
dekat anterior tubuh.
Subordo 2. Trichostomina
Sitostom biasanya terletak pada permukaan, biasanya dilengkapi dengan satu atau lebih silia.
Penggabungan silia peristomial ke dalam membran sederhana atau membranelles, atau
keduanya, ditemukan pada beberapa spesies.
Subordo 3. Hymenostmina
Cilia peristomial telah termodifikasi menjadi beberapa membran, mungkin berasal filogenetis
dari silia peristomial Trichostomina.
Subordo 4. Thigmotrichina
Bentuk yang paling karakteristik dari komensal ini adalah kelompok silia thigmotactic yang
terletak di anterior. Sitostom bergeser ke posisi pada atau dekat ujung posterior tubuh. Pada
beberapa Famili terdapat pengisap anterior, yang merupakan suatu organel baru.
Subordo 5. Apostomina
Sitostom ventral ukurannya sangat sedikit, mungkin terbatas pada partikel yang sangat kecil.
Di bawah sitostom terdapat "roset" (Gambar. 3.2, A, F) dengan fungsi yang belum pasti.
Siliata somatik mencakup kurang dari 22 baris lengkap silia. Siklus hidupnya cukup
kompleks.

Subordo 6. Astomina Merupakan Holotrichs endoparasitik tanpa sebuah sitostom.Tubuh


seragam, bersilia, namun mungkin terdapat daerah bebas silia di ujung anterior. Subfilum
Ciliophora memiliki klas Ciliatea, dan Suctoria. Ciliatea memiliki dua sub klas Protociliatea
dan Euciliatia, ordo Holotrichida. Pada makalah ini akan dibahas mengenai ordo
Holotrichida. Ordo tersebut memiliki 6 sub ordo, yaitu Gymnostomina, Trichostomina,
Hymenostmina, Thigmotrichina, Apostomina, Astomina.

Subordo Gymnostomina
Subordo 1. Gymnostomina

Bentuk tubuh bervariasi. Berbentuk bulat telur, buah pir, gelendong, dan umumnya yang
berjenis panjang berbentuk ulat. Di beberapa genus, silia somatik terbatas atau untuk satu
permukaan tubuh. Sitostom biasanya terbuka di permukaan. Posisi sitostom bervariasi dalam
Famili yang berbeda dan atas dasar ini, Kahl telah membagi menjadi tiga subordo suku.
Famili Actinobolinidae, Butschliidae, Colepidae, Didiniidae, Holophryidae, Metacystidae,
dan Spathidiidae merupakan kelompok yang memiliki sitostom anterior ("Familia
prostomata"). Kelompok kedua ("Familia hypostomata") memiliki sitostom yang terletak
pada permukaan ventral. Kelompok ini terdiri dari Famili

Chlamydodontidae, Dysteriidae, dan Nassulidae. Sitostom kelompok ketiga ("Familia


pleurostomata") terletak pada margin atau lateral tubuh. Kelompok ini terdiri dari Famili
Amphibotrellidae, Amphileptidae, Loxodidae, dan Tracheliidae.

Famili 1. Actinobolonidae
Tentakel pada Dactylochlamys pisciformis adalah mirip dengan banyak Suctorea (Gambar.
3.5, C). Tentakel pada Actinobolina vorax memiliki struktur ramping di meridian siliari (Gbr.
3.2, J). Ujung dari setiap tentakel dikatakan mengandung toxicyst. Berdasarkan struktur yang
berbentuk seperti sungut, Kahl telah menyarankan bahwa Actinobolinidae berhubungan
dengan moyang Holotrichs dari mana Suctorea itu berevolusi dan bahwa Dactylochlamys
mungkin merupakan tipe primitif dari Suctorea yang belum berkembang untuk tahap sessile.

Famili 2. Amphibotrellidae

Famili ini berisi genus R. amphibotrella dan L. grandori, ditandai dengan lokasi sitostom
dalam alur nonsilia anterior yang meluas hampir ke ujung tubuh. Dekat ujung posterior tubuh
juga ada alur bersilia.

Famili 3. Amphileptidae

Sitostom terletak di permukaan ventral dan biasanya dibatasi oleh zona trichocyst. Biasanya
terdapat dua atau lebih macronuclei. Kebiasaan karnivora adalah karakteristik dari Famili ini,
siliata lain dan rotifera menjadi mangsa umum dari berbagai Amphileptidae.

FamilI 4. Butschliidae
Siliata ini terdapat di saluran pencernaan herbivora seperti kuda dan unta. Tubuh kurang lebih
bulat telur dengan sitostom biasanya di ujung anterior. Sebuah anterior concretion-vakuola
(Gambar 3.3, I) yang telah dianggap sebagai statocyst dan memiliki satu atau lebih vakuola
kontraktil. Memiliki cyptopyge posterior yang khas. Silia dapat merata atau terbatas pada
daerah tertentu.

Famili 5. Chlamydodontidae

Silia terbatas pada permukaan ventral (Gambar 3.4, D). Sebuah pita lurik sempit melintang di
daerah bersilia di Chlamydodon. Sitostom adalah antero-ventral dan faring dikelilingi oleh
keranjang faring (Gambar 3.4, J). Membran adoral kadang-kadang ada namun kecil dan
kurang berkembang. Tidak ada stylus ventral bersifat protoplasma seperti yang ditemukan
dalam Dyteriidae (Gambar 3.5, I). Chlamydodontidae biasanya memakan diatom dan alga
lainnya, phytoflagellates, dan bakteri.

Famili 6. Colepidae

Memiliki bentuk agak bulat dengan korteks yang terlindungi. Bentuk dan susunan pelindung
korteks berbeda pada banyak spesies (Gambar 3.4, I). Pelindung dari colepshirtus
mengandung kalsium karbonat dan ditutupi oleh kulit tipis organik. Sebuah cincin trichites
chyrcumpharyngeal (Gambar 3.4, B, G) merupakan karakteristik dari Famili ini. Meskipun
Colepidae kadang-kadang memakan ganggang kecil, namun hewan ini karnivora.

Famili 7. Didiniidae
Merupakan siliata yang simetris radial terhadap sumbu longitudinal. Sitostom anterior
(Gambar 3.5, B, F) tidak dikelilingi oleh silia meskipun ada cincin tentakel circumoral di
mesodonium. Sebuah ciclet dari pectinellae (membranelles ramping) biasanya terletak di atau
dekat tepi tiang anterior. Sebuah pita dari trichites circumpharyngeal adalah karakteristik
Famili ini. Meskipun beberapa spesies makan ganggang, mereka adalah karnivora. Didinium
nasutum terkenal karena kebiasaan yang menangkap dan mencerna siliata seperti
Paramecium.

Famili 8. Dysteriidae

Hipostoma ini berbeda dari Chlamydodontidae dan Nassulidae stylus ventral yang bersifat
protoplasma (Gambar 3.5, I, K). Pada Dysteria, struktur ini dapat menempel pada permukaan
dan berfungsi sebagai jangkar sementara, sedangkan stylus di Trochilioides mengeluarkan
filamen ramping yang memiliki fungsi yang sama. Permukaan dorsal tidak bersilia. Sebuah
faring merupakan karakteristik Famili ini. Dysteriidae, terutama siliata laut, sebagian besar
memakan diatom, ganggang lainnya, atau bakteri.

Famili 9. Holophrydae

Sitostom terletak di atau dekat kutub anterior terbuka dan berbentuk. Terdapat zona
circumpharyngeal dari trichites (Gambar 3.6,A), dan baris adoral silia menyatu (syncilia)
kadang-kadang tampak (Gambar 3.6, F). Bentuk tubuh bulat telur atau silinder. Kebiasaan
makan sangat bervariasi. Beberapa spesies karnivora rakus, mengejar dan menangkap siliata
lain atau rotifera. Beberapa biasanya memakan flagelata kecil, makanan lain yang paling
utama ialah bakteri dan ganggang kecil, sedangkan spesies tertentu memakan berbagai
bakteri, diatom, dan nematoda kecil.

Famili 10. Loxodidae

Seperti dalam Amphileptidae, sitostom terletak di "ventral" margin tubuh dan cenderung agak
cekung. Permukaan yang tepat bersilia. Ganggang dan bakteri merupakan makananya.
Famili 11. Metacystidae

Karakteristik dari Famili ini adalah sitostom terminal. Sitostom dapat berbentuk bulat atau
seperti celah, dan dalam spesies tertentu, membuka ke rongga endoplasma ("receptable").
Makanan yang utama pada siliata ini adalah bakteri. Lorica pseudochitinous adalah contoh
spesies dalam Famili ini.

Famili 12. Nassulidae

Tubuh sepenuhnya bersilia. Keranjang faring merupakan ciri khas Famili ini tetapi tidak ada
stylus ventral seperti pada Dysteriidae. Kelompok siliata dalam Famili ini memakan diatom
dan alga lainnya.

Famili 13. Pycnothricidae

Siliata ini terdapat di sekum dan usus besar berbagai mamalia. Alur tubuh sepenuhnya
bersilia dan panjang biasanya menyebabkan sitostom yang mungkin terletak dekat bagian
tengah atau di ujung posterior tubuh. Dalam Pycnothrix monocystoide (yang mencapai
panjang 2-3 mm), tidak ada sitostom tunggal. Sebuah lapisan tebal ektoplasma di bagian
anterior tubuh adalah fitur mencolok pada Gollinella, Nicollella, dan Pycnothrix.

Famili 14. Spathidiidae

Siliata Prostomatous ini memiliki celah pada sitostom (Gambar 3.10, B, D). Dalam
Legendrea, bagian posterior tubuh beruang sejumlah tentakel, masing-masing dilengkapi
dengan trichocysts (Gambar 3.11, D). Spathidiidae merupakan karnivora yang memakan
siliata dan flagelata lainnya.

Famili 15. Tracheliidae

Sitostom sekitar melingkar, yang terletak agak jauh dari tiang anterior dan pada akhir baris
ventral trichocysts, dikelilingi oleh trichites atau trichocysts dan kadang-kadang oleh
keduanya. Tubuh benar-benar bersilia. Para Tracheliidae terdapat di air tawar dan garam dan
biasanya karnivora, memakan siliata lain dan di flagelata.
Banyak terdapat di luar ujung posterior dari cytostome. Terdapat tonjolan, jika ada, dapat
dilindungi dengan trichities atau trichocysts. Dalam legendrea, bagian posterior tubuh
mempunyai sejumlah tentakel, masing-masing dilengkapi dengan trichocysts (Gambar 3,11,
D). tidak seperti kondisi biasa, cytostome di teutophrys terletak di dasar ekstensi dari tubuh
meskipun rekonsiliasi somatik biasanya lengkap dan seragam, deretan dipipihkan "silia"
bentuknya memanjang sepanjang sisi cytostome di Spathidioides. Selain itu, sebuah kerugian
silia pada permukaan kiri telah terjadi di Homalozoon. Spathhidiidae merupakan pemakan
karnivora yang biasa memangsa ciliates dan flagelata.

Subordo 2. Trichostomina

Sitostom biasanya terletak pada permukaan, biasanya dilengkapi dengan satu atau lebih silia.
Penggabungan silia peristomial ke dalam membran sederhana atau membranelles, atau
keduanya, ditemukan pada beberapa spesies.

Subordo 3. Hymenostmina

Cilia peristomial telah termodifikasi menjadi beberapa membran, mungkin berasal filogenetis
dari silia peristomial Trichostomina.

Subordo 4. Thigmotrichina

Bentuk yang paling karakteristik dari komensal ini adalah kelompok silia thigmotactic yang
terletak di anterior. Sitostom bergeser ke posisi pada atau dekat ujung posterior tubuh. Pada
beberapa Famili terdapat pengisap anterior, yang merupakan suatu organel baru.

Subordo 5. Apostomina

Sitostom ventral ukurannya sangat sedikit, mungkin terbatas pada partikel yang sangat kecil.
Di bawah sitostom terdapat "roset" dengan fungsi yang belum pasti. Siliata somatik
mencakup kurang dari 22 baris lengkap silia. Siklus hidupnya cukup kompleks.
subordo 6. Astomina

Merupakan Holotrichs endoparasitik tanpa sebuah sitostom.Tubuh seragam, bersilia, namun


mungkin terdapat daerah bebas silia di ujung anterior.

Ciri masing-masing ordo, sub ordo, dan famili dalam phylum Ciliophora

1. Ordo Spirotrichida
Karakteristik yang paling menonjol adalah membran yang ada di daerah mulut, bagian dasar
yang sempit yang biasanya terletak di kanan atau sudut miring terhadap sumbu yang panjang
pada daerah mulut. Rangkaian membran meluas ke depan dari tepi kiri cytostome, dan dalam
genus tertentu, mungkin berubah bagian dorsal pada kutub anterior dan meluas ke kanan
untuk beberapa jarak sepanjang permukaan antero-dorsal. Pelat basal membran biasanya
terdiri dari dua baris butiran dasar/basal, walaupun tiga baris (jarang, empat) mungkin
tampak. Kelompok dapat dibagi menjadi enam sub ordo (Hall, 1961).

a. Sub ordo 1. Heterotrichina


Somatik ciliation biasanya lengkap. Namun, permukaan dorsal mungkin jarang bersilia dalam
beberapa famili dan menunjukkan penurunan lebih luas dari rekonsiliasi dalam kasus luar
biasa. Peristome, biasanya memanjang dan cukup sempit, menuju daerah mulut dari membran
sepanjang dinding kiri.Selain itu, membran yang bergelombang sering meluas untuk beberapa
jarak di sepanjang tepi kanan

b. Sub ordo 2. Oligotrichina


Meskipun membran pada mulut berkembang dengan baik, terdapat pengurangan yang
ditandai dengan rekonsiliasi somatik dan bidang peristomial, sekitar daerah mulut meluas,
bebas dari silia. Membran yang bergelombang terletak di tepi kanan area mulut dalam genus
tertentu.
c. Sub ordo 3. Tintinnina

Siliata ini kadang-kadang dikelompokkan dengan Oligotrichina, ciri khasnya berbentuk


kerucut dengan lorica. Daerah mulut dari membran mengikuti bagian spiral dan kutub mulut
yang rata/ datar.
d. Sub ordo 4. Entodiniomorphina
Kelompok ini, kadang-kadang ditempatkan dalam Oligotrichina, termasuk parasit dari rumen
dan usus herbivora. Rekonsiliasi mungkin terbatas pada daerah mulut atau tiga, mungkin
salah satu atau lebih pita tambahan atau kelompok membran.

e. Sub ordo 5. Hypotrichina


Silia somatik digantikan dengan cirri yang umumnya didistribusikan dalam bidang tertentu
dan terbatas utamanya pada permukaan ventra

f. Sub ordo 6. Ctenostomina


Bagian samping dimampatkan, siliata berbentuk baji dengan kulit tipis kaku dihiasi dengan
rusuk yang membujur. Tubuhnya jarang memiliki silia, dan peristome merupakan kantong
yang berisi delapan membran pada daerah mulut.

Sub ordo 1. Heterotrichina


Mayoritas rekonsiliasi somatik praktis lengkap, siliata ini biasanya dianggap Spirotrichida paling
primitif. Namun, ada kecenderungan menuju pengurangan silia bagian dorsal pada beberapa
genus, dan Peritromidae merupakan ciliata yang hanya memiliki silia pada permukaan ventral.
Selain membran pada daerah mulut sebelah kiri, sering terdapat membran bergelombang di
sebelah kanan peristome. Membran ini kadang-kadangdigantikan oleh sepasang baris dari silia
padat. Sebanyak tigabelas famili telah diakui.


Family 1. Balantidiidae
Famili Balantidiidae meliputi Balantidium Claparede and Lachmann (Gambar 3.29, A-E),
diwakili oleh parasit pada saluran pencernaan pada vertebrata dan invertebrata. Rekonsiliasi
somatik telah selesai dan silia tersebut diatur dalam baris membujur/ longitudinal. Peristome
merupakan kantong dengan lubang berbentuk segitiga, palung dengan pita pendek di dalam mulut
dan membran tidak mudah dikenali dari luar. Banyak fibril memanjang ke dalam endoplasma dari
granula basal pada cilia dan membran.

Gambar 3.29. A. Balantidium praenucleatum (irisan membujur) (setelah K dan M). B, C, irisan
melintang Balantidium coli; (B) daerah anterior menunjukkan peristome, (C) irisan posterior
tampak faring. D,E, Balantidium sushilii: (D) irisan membujur tampak peristome, (E) peristome di
dekat ujung anterior (setelah R). F-H, irisan melintang Bursaria truncatella O. F. M: (F)bagian
anterior dalam peristome, (G) dekat ujung posterior peristome, (H) dan pada permukaan
cytostome. I. Bursaria truncatella, tampak ventral. J. Bursaridium pseudobursaria tampak
ventral. K. Chattonidium setense, membran dan membran bergelombang, makronukleus, rongga
postero-axial (cytoproct). L. Chattonidium setense, tampak polar, membran, dasar membran
(setelah V-B.).


Family 2. Bursariidae
Karakteristik yang paling menonjol adalah peristome berbentuk corong besar, menutupi
seluruh bagian ventral atau sebagian besar panjangnya (Gambar 3.29, F-I). Penutupan daerah
ventral ini mungkinhasil dari pertumbuhan yang terlalu cepat/ berlebih dari “oral lip”,
piringan seperti memanjang dari dinding tubuh yang memanjang dari tepi kanan peristome
pada berbagai Heterotrichina. Dalam Bursariidae, pemanjangan ini mungkin telah menyatu
dengan tepi kanan peristome. Membran bergelombang telah menhilang pada sebagian besar
spesies. Tiga genus menunjuk pada famili: Bursaria Muller (Gambar.7.29, F-I), Burasidium
lauterborn (Gambar 3.29, J), dan Thylacidium Schwiakoff .

Family 3. Chattonidiidae
Siliata ini menunjukkan kemiripan ke Oligotrichina dalam peristome yang tergeser ke kutub
anterior. Membran membentuk spiral yang hampir lengkap di sekitar tepi dari corong
peristomial, pada bagian dasar dimana terletak cytostome (Gambar 3.29. K). Dalam cincin
membran, membran bergelombang memanjang untuk beberapa jarak di sekitar peristome.
Rekonsiliasi somatik adalah sama/ seragam. Genus Chattinidium Villeneuve (Gambar 3.29,
K,L), adalah satu-satunya yang ditempatkan dalam famili.

Family 4. Clevelandellidae
Merupakan ciliata heterotrichs yang meruncing ke arah kutub anterior (aboral). Daerah
membran memanjang menjadi peristome berbentuk corong menuju faring (Gambar 3.30,
G,N). Famili ini meliputi dua genus, keduanya diwakili oleh spesies dalam saluran
pencernaan kecoak (Panesthia): Clevelandella Kidder (112; Gambar 3.30, E,f,n) and
Paraclevelandia Kidder (Gambar 3.30, G).

Family 5. Condylostomidae
Peristome yang luas berbatasan di sebelah kiri daerah adoral membran (Gambar 3.30, D). di
sebelah kanan, membran bergelombang yang panjang muncul dari alur yang tersembunyi
oleh ventral ledge (“oral lip”). ventral ledge ini diperluas ke kiri dalam beberapa spesies
untuk membentuk bagian dasar dari rongga peristomial. Pada permukaan anteroventral,
kadang-kadang terdapat penggantian progresif dari sebuah silia sederhana oleh kelompok silia
yang berfusi, mencapai puncak pada daerah cirri pada tepi kanan peristome (Gambar 3.30, C).
Genus Condylostoma Bory (Gambar 3.30, A,C,D) adalah satu-satunya yang ditempatkan dalam
famili.
Gambar 3.30 A. Irisan melintang Condylostoma vorax dengan membran bergelombang dan
membran; B. Lorica Parafolliculina hirundo; C. Daerah antero-ventral Condylostoma arenarium
menunjukkan membran bergelombang dan transisi dari silia somatik menjadi cirri. D.
Condylostoma vorax tampak ventral. E, F. irisan melintang Clevelandella elongata; (E) faring, (F)
peristome. G. Paraclevelandia brevis tampak ventral; karyophore merapat dengan
makronukleus anterior. H. Lorica Microfolliculina limnoriae. I. Migrasi larva Folliculina aculeata.
J. Folliculinopsis producta spesimen panjang menunjukkan ikatan makronuklear. K. Lorica
Folliculina viridis. L. tampak polar dari peristome Folliculinopsis producta, menunjukkan dasar
membran adoral dan baris silia somatik. M. Lorica Pseudofolliculina arctica. N. Clevelandella
elongata tampak ventral.


Family 6. Folliculinidae
Famili ini distribusinya luas pada siliata laut yang hidup menempel pada berbagai tanaman
dan hewan.tubuhnya ditutupi dalam lorica yang relatif tipis “pseudochitinous”. Pada kutub
oral, tubuh meluas ke dalam dua lobus yang aktif melintasi daerah spiral dari membran yang
meluas ke sitostome (Gambar 3.30, L). Tubuh berbentuk sama/ seragam dengan silia. Setelah
menyelesaikan fisi Folliculina, anak daun anterior lorica seperti larva yang berenang bebas
(Gambar 3.30, I), setelah periode migrasi yang singkat, menjadi terikat dan mengeluarkan
lorica. Genus yang dibedakan oleh perbedaan dalam bentuk umum dari lorica telah diakui:
Folliculina Lamarck (Gambar 3.30, K), Folliculinopsis Faure-Fremiet (Gambar 3.30, J,L),
Metafolliculina Dons, Microfolliculina Dons (104; Gambar 3.30,H), Parrafolliculina Dons
(Gambar 3.30, B), Pebrilla Giard, and Pseudofolliculina Dons (Gambar 3.30, M).

Family 7. Lichnophoridae
Kedua ujung dari tubuh memanjang discoidal, saat willayah tengah mengerut. Daerah
membran mengelilingi sebagian besar antero-ventral, atau mulut, disk dan memanjang ke
dalam bagian peristome tersebut. Disk posterior (disk basal) dikelilingi oleh beberapa
membran bergelombang konsentris, dan hanya anterior ini yang mengarah fleksibel, atau
velum (bagian belakang langit-langit). Disk basal berbentuk seperti cangkir dan berfungsi
sebagai pelekat pada host. Dengan satu atau dua pengecualian, Lichnophoridae adalah
ektocommensal laut. Hanya satu genus yang diketahui, Lichnophora Claparede (Gambar
3.31, J)
Gambar 3.31. A-C irisan melintang Metopussigmoides tampak bagian anterior peristome dan
permukaan posterior, menunjukkan beberapa membran (A, B) dan membran bergelombang.
D, E. Peritromus kahli: tampak ventral. F. Plagiotoma lumbrici, menunjukkan adoral
ciliation, silia somatik, dan vakuola kontraktil. G. Caenomorpha medusula, menunjukkan
pola silia dan dasar membran. H. Spirorhynchus verrucosa. I. Metopus mathiastampak
ventral. J. Lichnophora macfarlandi, menunjukkan basal dan peristomial disk, adoral
ciliation, pemanjangan membran lateral ke arah cytostome.

Family 8. Metopidae
Banyak siliata heterotrichs yang tidak seragam/ sama dimana peristome cenderung membelok
ke posterior kanan. Daerah membran lebih lurus pada Metopidae primitif tetapi torsi spiral
mungkin ditandai, seperti pada Caenomorpha (Gambar 3.31, G). Membran bergelombang
relatif pendek dan sering melebar di sepanjang tepi kanan peristome. Trichocysts mungkin
tampak, kadang-kadang mendasari daerah pellicular atau pita yang memisahkan baris silia.
Metopidae, diwakili di air tawar dan air asin, meliputi genus berikut: Bryometopus Kahl,
Caenomorpha Perty (Gambar 3.31, G), Copemetopus Villeneuve Brachon, Ludio Penard ,
Metopus Claparede and Lachmann (Gambar 3.31, A-C,I), Palmarium Gajevskaia,
Spirorhynchus da Cunha (Gambar 3.31, H), Trochella Penard, dan Tropidoatractus
Levander.

Family 9. Peritromidae
Siliata laut yang menyerupai hypotrichs dalam tubuh dorsoventral mereka yang rata dan
pengurangan silia pada permukaan ventral. Permukaan dorsal kadang terdapat bulu-bulu yang
disebut trichocysts mucilagi. Pita membran meluas di ujung anterior atau permukaan antero
ventral dan kemudian posterior sepanjang tepi ventral kiri menuju sitostome, biasanya dekat
dengan bagian tengah tubuh. Hanya dua genus yang ditempatkan dalam famili: Pediostomum
Kahl (104) dan Peritromus Stein (Gambar 3.31, D,E).

Family 10. Plagiotomidae


Kelompok ini mencakup parasit dari oligochaeta dan invertebrata yang lain dan berbagai
vertebrata. Tubuh padat bersilia, pita membran berkembang baik (Gambar 3.32, A,B,L,M),
dan membran bergelombang terletak di tepi kanan peristome (Gambar 3.32, L). Siliata
cytoproct dideskripsikan dalam Nyctotherus (Gambar 3.32, C). Tiga genus dirujuk dalam
famili ini. Nyctotherus Leidy (Gambar 3.32, A-C, F-H, L, M) diwakili oleh parasit pada usus
vertebrata dan invertebrata. Paranyctotherus Sandon (Gambar 3.32, I-K), didirikan untuk
siliata dari Afrika Selatan yang mirip dengan Nyctotherus tetapi menunjukkan deretan
membran di sepanjang tepi kanan peristome. Plagiotoma Dujardin (Gambar 3.31, F) meliputi
parasit pada rongga selom cacing.

Family 11.Reichenowellidae
Famili didirikan oleh Kahl untuk Reichenowella Kahl (fig. 7.32, E) dan Balantidioides
Penard (Gambar 3.32, D). siliata ini disebut berbeda dari Heterotrichina lain dalam adanya
bentukan seperti celah pada mulut, biasanya tertutup dan tidak mudah terdeteksi, dan
kekurangannya dari lubang mulut. Terdapat pita membran, tetapi tidak ada membran
bergelombang.

Gambar 3.32. A-C. Nyctotherus kyphodes: A. Spesimen menunjukkan nukleus, karyophore,


vakuola kontraktil, cytoproct. B. Irisan melintang menunjukkan peristome dan nukleus. C.
Silia cytoproct dimana vakuola kontraktilnya kososng. D. Balantidioides muscicola. E.
Reichenowella nigricans, menunjukkan membran adoral tetapi tanpa membran
bergelombang atau faring yang jelas. F-H. irisan melintang Nyctotherus macropharingeus
tampak anterior, tengah, dan daerah posterior dari peristome. I-K. Paravyctotherus kirbhy:
tampak dari sebelah kiri. (I) menunjukkan fibril endoplasmik, makronukleus, dan peristome;
(J) daerah antero-ventral; (K) menunjukkan peristomial siliature dan fibril endoplasmik. L,
M. Irisan melintang Nyctotherus cordiformis. (L) menunjukkan membran, membran
bergelombang, vakuola kontraktil dan makronukleus; (M) menunjukkan nukleus,
karyophore, peristome, dan cytostome.

Family 12.Spirostomidae
Beberapa Spirostomidae memanjang, dengan tubuh lebih atau kurang kontraktil; yang lain
adalah bagian dorsoventralnya rata sampai batas tertentu. Pita membran yang panjang
(Gambar 3.33, L, M), atau baris ganda silia yang homolog meluas ke cytostome. Membran
bergelombang kadang-kadang cukup pendek, atau baris yang sesuai atau silia memanjang di
sepanjang tepi kanan peristome. Peristome ini mungkin agak lurus atau dapat menunjukkan
beberapa tingkat torsi spiral. Setidaknya dalam spesies tertentu, pita dari trichocysts
digantikan dengan deretan silia.
Genus berikut ditempatkan dalam famili: Blepharisma Perty (Gambar 3.33, G,I), Gruberia
Kahl (Gambar 3.33, F), Paraolepharisma Kahl (Gambar 3.33, L), Phacodinium Prowaze,
Protocrucia da Cunha (Gambar 3.33, H), Pseudoblepharisma Kahl, Spirostomina Gruber,
and Spirostomum Ehrbg. (Gambar 3.33, A-C,M).

Gambar 3. 33. A-C irisan melintang Spirostomum ambiguum tampak anterior dan daerah
tengah peristome dan dekat permukaan sytostome. D. Stentor felici menunjukkan rantai
makronuklear, membran, pola silia somatik. E. Fabrea salina; dasar membran, peristomial
striation, pola silia somatik. F. Gruberia calkinsi. G. Blepharisma hyalinum. H. Protocrucia
tuzeti. I. Blepharisma lateritium. J. Stentor auriculatus. K. Climacostomum virens dengan
peristome yang luas. L. Parablepharisma bacteriophora. M. Spirostomum teres
menunjukkan membran dan pola silia somatik.

Family 13. Stentoridae


Daerah membran cenderung meluas di sekeliling kutub anterior tubuh, dan dalam beberapa
kasus peristome itu sendiri telah bergeser ke kutub (Gambar 3.33, D, J, K). Membran
bergelombang telah menghilang. Rekonsiliasi somatik relatif sama dengan silia diatur secara
longitudinal atau sedikit baris spiral. Stentoridae, diwakili dalam air tawar dan air asin,
termasuk dalam genus berikut: Climacostomum Stein (Gambar 3.33, K), Fabrea Hennegui
(Gambar 3.33, E), dan Stentor Oken (Gambar 3.33, D, J).

Subordo 2 : Oligotrichina
Subordo ini ditandai dengan silia di bagian somatik mulai mereduksi dan menghilang. Zona
membran biasanya dibedakan ke dalam ikatan pendek bagian oral dan ikatan spiral bagian
anterior, dimana memiliki peran lebih dalam pergerakan hewan ini.

Subordo ini dibedakan menjadi 2 family :


Family 1: Halteriidae. Peristom dan ikatan membranella di bagian posterior di permukaan
ventral. Contoh :Halteria , Meseres, Metastrombidium, Strombidium, Tontonia.

Family 2 : Strombiidae. Zona membranela membentuk sebuah spiral di ujung anterior.


Contohnya : Cephalotrichium, Ciliospina, Lohmaniella, Strombilidium, Parastrombidium,
dan Sphaerotricium.

Subordo 3 : Tintinnina

Ciri dari anggota subordo ini adalah adanya sebuah konikal atau trumpet bebrbentuk siliata
yang berisi sebuah lorika dimana tertahan oleh adhesive aboral tip pada badannya. Bagian
peristomial menutupi lebih pada bagian lubang oraldan lebih funnel berbentuk area leading
sebuah sitostoma. Ada juga zona untuk 12-24 membranela yang berbentuk sebuah spiral
sekitar peristom. Di bagian adoral biasanya disebut tentakuloid, satu di antara sepasang
membranella. Masing-masing tentakuloid adalah sebuah bola yang membentuk struktur di
tangkai, dimana dasar dari sebuah konikal “accessory comb” bertahan pada area peristomal.
Belum diketahui fungsi dari tentakuloid, beberapa siliata terlihat jarang ada, beberapa
terbatas pada tubuh bagian anterior ketiga, kadang-kadang juga terlihat di bagian posterior
akhir.

Subordo 4 : Entodiniomorphina
Siliata ini terdapat pada rumen dari lembu, domba, maupun hewan ruminansia lainnya, dan
juga pada intestin pada herbivora. Bentuk siliata mereduksi dan sebagian besar
Ophryoscolecidae, yaitu Entodinium, terbatas pada membranella pada zona adoral. Pada
sebagian besar Ophryoscolecidae, tetapi ada juga sebuah bagian dorsal membran, terbentang
dari ikatan anterior pendek hingga panjang dan sedikitnya mendekati garis akuator. Membran
adoral muncul dari sebuah alur yang terbentuk oleh sebuah lipatan ektoplasmik dan perluasan
spiral ke sitostom yang terletak di lempeng oral di lubang anterior. Sedikitnya di zona adoral,
dan di beberapa yang lain juga ada zona dorsal, yang dapat mungkin terjadi lagi. Antara zona
adoral dan dorsal ada sebuah sudut, membentuk operculum. Makronukleus, mikronukleus,
vakuola kontraktil, dan skeletal juga terletak di zona, yang terpisah dari endoplasma oleh
membran berlanjut pada bagian anterior ke faring dan bagian posterior berlanjut ke rektum.
Subordo Entodiniomorphina dibedakan 2 famili:
Ophryoscolecidae dengan tidak lebih dari satu „dorsal‟ gabungan membran di zona adoral,
dan

Cycloposthiidae, yang memiliki lebih dari grup caudal di bagian posterior.


Subordo 5. Hypotrichina
Silia somatic digantikan oleh cirri yang hampir selalu terbatas pada permukaan ventral.
Permukaan dorsal sering terdapat garis yang disebut bulu sensor (sensory bristle) yang
kadang-kadang muncul pada permukaan ventral berdekatan dengan cirri. Letak cirri pada
berbagai spesies :
2. Frontal cirri : terletak diantara peristome dan pada sisi kanan tubuh.

3. Ventral cirri : memanjang pada posterior sampai frontal cirri

4. Marginal cirri : timbul dari sisi kanan dan kiri hingga batas permukaan ventral

5. Caudal cirri : muncul dari batas posterior:

6. Anal cirri : timbul secara tranversal atau diagonal dari posterior hingga ujung tubuh.

Daerah peristomial berukuran luas dan berbentuk kurang lebih segitiga pada banyak spesies
tapi ukurannya berkurang dan sempit pada spesies lainnya. Pada zona mebranelles
(semacam membran) sering memanjang dari cystome bagian anterior lalu secara transversal
menuju daerah antero-dorsal atau antero-ventral pada permukaan tubuh.

Famili 1. Aspidiscidae

Ciri-ciri : a. Memiliki silia yang rata b. Memiliki pelllicle seperti armor (baju) c. Pada
bagian anterior terdapat membranelles yang menandakan adral primitive zone
Family 2 Euplotidae

Ciri-ciri :a. Ventral cirri mereduksi, dan kehilangan pada bagian batas kanan. b. Anal cirri
berkembang dengan pesat c. Bagian peristome dan membranelles berkembang.

Family 3. Oxytrichidae

Ciri-ciri : a. susunan dari cirri mengikuti pola umum. b. Pada batas kanan dan kiri selalu
memiliki cirri c. Adoral-membranelles berkembang dengan baik.

Family 4. Paraeuplotidae

Ciri-ciri : a. Pada daerah adoral-membranelles berkembang dengan baik b. Cirri menjulur


secara berkelompok sekitar 5 sampai 6 grup dari posterios hingga ujung tubuh.

Subordo 6. Ctenostomina
Pada subordo ini ditandai dengan ciliata yang wedge-shaped (berbentuk terjepit) yang
biasanya ditemui pada permukaan ventral (oral). Batas (bentuk) dorsal biasanya bulat
mungkin juga semi bulat atau hampir mendekati bulat. Tubuhnya diselimuti oleh frim pellicle
yang terbentuk dari diferensiasi mejadi piringan longitudinal. Sebagian besar spesies somatik
siliatanya mengalami reduksi.

Family 1. Epalcidae

Gambar Pelodinium , Lauterborn 1908. Ciri-ciri: a. Pada ujung posterior tubuh tidak terlapisi,
tetapi dikelilingi oleh duri pada piringan pelindung. b. Pada daerah frontal band, dan empat
primitive posterior selalu muncul pelapis (armor). c. Bagian ventral dan dorsal juga
terlindungi oleh lapisan pelindung (armor). Family 2. Mylestomidae Ciri-ciri: a. Pada kanan
dan kiri dorsal, ciliatanya telah hilang atau mereduksi dalam jumlah tertentu b. Ciliata pada
daerah posterior yang terssisa mungkin membentuk satu atau dua “rudder cirri”. Family 3.
Discomorphidae Ciri-ciri : a. Daerah perlekatan pada dorsal yang merupakan akhir dari
bagian anterior yang berbentuk duri. b. Cilia pada daerah somatic terbatas menjadi dua arah
ventral , dua posterior pada sebelah kiri dan berkembang baik pada frontal band.

2. Ordo Peritrichida
Protozoa dewasa biasanya melekatkan diri secara langsung dengan lainnya menggunakan
ujung bagian aboral tubuh atau dengan tangkai hasil sekresi, maupun menempel pada
permukaan benda padat. Beberapa tangkai bertipe koloni.

Hanya sedikit spesies yang berenang bebas dan rupanya tidak memiliki tahap sesil. Pada ordo
ini, peristom atau epistom merupakan suatu lempeng polar yang tampak dari bagian oral pada
ujung tubuh dan diperkirakan berbentuk melingkar. Selain itu, terdapat dua baris atau lebih
silia yang biasanya mengelilingi peristom searah jarum jam sebelum melewati sitostom ke
dalam vestibula. Dua baris silia adoral digambarkan pada Telotrochidium dan Cyclochacta,
sedangkan tiga baris pada Vorticella. Dari ketiganya, setiap baris silia terlihat bebas pada
bagian distal namun megalami penggabungan di bagian basal hingga masuk ke dalam
membran. Setiap baris silia berlanjut masuk ke dalam vestibula pada Cyclochacta dan
Vorticella, namun hanya baris silia yang lebih dalam pada Telotrochidium. Di dalam vestiula,
suatu membran dapat terbentuk oleh penggabungan silia (baris lebih luar dari Votricella).
Batas luar permukaan peristomial meliputi suatu daerah sempit, hingga sebuah sebuah rak
proyeksi seringkali membentuk suatu lingkaran kontraktil yang dapat mengkerut untuk
melingkupi peristom dan siliatur. Vestibula menerima isi vakuola kontraktil, terkadang
melalui suatu “penampungan” sementara, dan juga bahan yang belum tercerna dari vakuola
makanan lama. Selama di dalam faring, partikel makanan yang masuk juga melewati
vestibula masuk ke dalam vakuola makanan yang sedang berkembang sebagai sumbernya.
Nolan dan Fin telah mencatat pemisahan yang jelas mengenai saluran masuk dan keluar di
dalam vestibula. Scopula merupakan suatu daerah berbeda pada ujung aboral, seringkali
ditunjukkan sebagai suatu invaginasi, dinding yang terkadang memperlihatkan fibril atau
bentukan seperti tongkat. Pada banyak spesies sesil tidak bertangkai, scopula tampak
mensekresikan beberapa materi yang melekat pada substratum, sedangkan pada spesies yang
bertangkai, scopula mensekrresikan sedikit matriks dari tangkai. Tangkai non-kontraktil pada
Epistylidae seluruhnya terdiri atas bahan sekresi. Tangkai dari Vorticellidae mengandung
setidaknya sebuah myoneme spiral bebas atau “stalk-muscle” yang

tumbuh ke arah luar tubuh. Stalk-muscle pada koloni Vorticellidae dapat terbentuk terus-
menerus sepanjang koloni, kecuali mungkin pada bagian basal tangkai utama atau pada
myoneme tangkai individu yang independen. Pada mulanya, keseluruhan koloni mungkin
dapat kembali menuju pusat perlekatan, pada Carchesium, kontraksi dari tangkai
mempengaruhi masing-masing individu secara terpisah.
Siklus hidup Peritrichida umumnya dimorfik dan terkadang polimorfik. Mengenai reproduksi
sepertinya harus dipertimbangkan pada pembelahan daripada budding, meskipun salah satu
keturunan seringkali lebih kecil daripada lainnya. Metamorfosis menjadi dewasa disertai
penempelan scopula pada permukaan tertentu. Peritrich muda disebut Scyphidia, yang hanya
memiliki tangkai dalam jumlah sangat sedikit. Meski begitu, tahap Scyphidia pada Vorticella
terjadi pada waktu yang sangat singkat. Segera setelah penempelan, dimulailah sekresi
sebuah tangkai dan silia aboral menghilang dalam beberapa menit. Pada pembelahan selama
perkembangan tipe koloni, seperti Zoothamnium, organisme baru (keturunan) akan
membentuk tangkai baru yang akan menjadi cabang dari tangkai utama. Telotroch merupakan
tahapan umum dalam siklus hidup dan tidak terbatas hanya pada spesies bertangkai karena
terdapat bentuk seperti Scyphidia. Transformasi secara langsung bentukan tangkai menjadi
sebuah telotroch kadang-kadang terjadi pada Vorticella dan merupakan cara yang normal
dalam perkembangan aseksual pada beberapa genus seperti Zoothamnium. Setelah terlepas
dari koloni induk, tahap perpindahan dilakukan dengan berenang menjauh kemudian
menempatkan diri pada suatu objek untuk berkembang menjadi koloni baru. Urceolariidae
terkadang dinilai memiliki telotroch tetap yang sangat khusus. Hal ini yang menarik dari
telotroch Epistylis horizontalis adalah kemiripannya dengan Urceolariidae pada ukuran serta
perbandingan kemampuan pergerakan di atas permukaan. Telotrochidium juga menunjukkan
telotroch tetap walaupun bukannya tidak mungkin bahwa pada genus ini terdapat telotroch
yang memiliki tahap sesil yang tidak jelas.
Siklus hidup dari komensalis, Ellobiophrya donacis lebih rumit daripada sebagian besar
Peritrichida lainnya. Organisme dewasa hodup di dalam sebuah lamellibranch, Donax
vittatus, yang menempel pada lembaran/filamen insang. Pada tahap akhir pembelahan,
organisme baru (keturunan) tetap menempel pada organisme yang lebih besar (induk)
menggunakan bagian isthmus sempit dari sitoplasma. Sebuah scopula segera berkembang di
dalam telotroch embrionik mensekresikan suatu tangkai yang memanjang beberapa jarak
untuk dapat menempel pada organisme lainnya. Pemanjangan telotroch yang sedang
berkembang dan diferensiasi silia aboral terjadi selanjutnya. Telotroch kemudian berenang
bebas, biasanya menerobos ikatan tangkai dan scopula, namun terkadang justru membawa
tangkainya hingga saat akan dilepaskan nanti. Setelah mencapai filamen insang, tahap
perpindahan ini akan menempel dengan ujung bagian aboral dan mengembangkan lengan
protoplasmik yang akan menjadi pengait terhadap inangnya. Homologi aksial antara
Peritrichida dan ciliate lainnya adalah adanya sedikit ketidakpastian, meskipun peristom
biasanya terletak di bagian anterior, Telotrochidium henenguyi dan Cyclochaeta domerguei,
keduanya berenang dengan ujung aboral di bagian depan. Famili 1. Astylozoonidae. Peritrich
dalam family ini aktif berenang berpindah dengan peristom di bagian depan. Selain tangkai,
satu atau dua thigmotactic bristle tampak dikembangkan pada ujung aboral. Famili 2.
Epistylidae. Pada tahapan sesil, scopula menghasilkan sebuah tangkai yang tidak
mengandung myoneme (stalk-muscle). Beberapa spesies bersifat soliter sedangkan lainnya
berkoloni. Famili 3. Lagenophryidae. Merupakan ciliata berlorica yang memiliki lempeng
peristomial pada ujung leher yang kokoh, biasanya berupa bagian tubuh yang dipanjangkan
melalui mulut dari lorica.
Famili 4. Ophrydiidae. Mulut pada ujung tubuh diperpanjang hingga ke dalam leher
kontraktil. Di beberapa spesies, ujung aboral meruncing pada satu titik namun membulat
lebar pada lainnya. Scopula dapat atau tidak dapat menghasilkan sebuah tangkai pendek.
Famili 5. Scyphidiidae. Peritrich sesil berscopula yang berfungsi sebagai organ penempel.
Tubuhnya terkadang memipih lebar pada ujung aboral, namun terkadang meruncing ke
daerah basal stalk-like. Famili 6. Urceolariidae. Famili ini meliputi ektoparasit dan
endoparasit khusus yang sumbu oral-aboralnya sering memendek. Ujung aboral berupa
lempeng pipih yang dilengkapi dengan cincin kutikular. Contoh organisme dalam famili ini
adalah Cyclochaeta domerguei. Famili 7. Vaginicolidae. Merupakan peritrich berlorica yang
berbeda dari Lagenophryidae dalam keseluruhan mulut (oral) pada ujung tubuh dipanjangkan
melebihi mulut pada lorica. Famili 8. Vorticellidae. Famili ini meliputi empat genus dengan
bentuk sesil yang khas dengan berkembangnya tangkai kotraktil.

3.Ordo Chonotrichida
Merupakan ektokomensal yang sebagian besar aktif berenang pada Crustacea, kecuali
Trichochona lecythoides yang dilaporkan berasal dari perairan Eropa. Tubuhnya kurang lebih
seperti bentuk vas dan menempel pada inang dengan lempeng basal atau tangkai yang
pendek. Peristom terletak di ujung atas tubuh dan biasanya dikelilingi oleh bentukan corong
tipis. Umumnya, permukaan tubuh tidak bersilia. Vakuola kontraktil terbuka ke dalam faring
(vestibula) seperti pada Peritrichida (Hall, 1961). Budding dan konjugasi merupakan cara
reproduksi organisme seperti yang telah dilaporkan. Kaitan antara anggota Chonotrichida
meninggalkan ketidakpastian dan pekerjaan lebih lanjut mengenai morfologi dan siklus
hidup. Walaupun begitu, bebrapa informasi yang telah dipercaya saat ini oleh beberapa
pekerja/ilmuwan dapat mengindikasikan bahwa kelompok ini memiliki hubungan lebih dekat
dengan Holotrichida daripada ciliata lainnya. Tiga family dalam ordo ini yang telah
ditemukan oleh Mohr antara lain: Chilodochonidae, Stylochonidae, dan Spirochonidae (Hall,
1961).
2. Kelas Suctorea

Bentuk tubuh pada berbeda pada spesies, seperti spherical, conical, seperti tongkat, silindris,
vermiform, atau tidak bercabang. Ciri-ciri jelas dari kelompok yang memilki tentakel dan
tidak adanya cilia pada tahap dewasa. Terjadi pengurangan tentakel pada Endosphaera, yang
meliputi endoparasit pada ciliata tertentu.

Tentakel mungkin terletak pada permukaan atau mereka muncul pada dalam bentuk ikatan
atau bentuk cuping atau lengan yang panjang. Dua variasi dapat diketahui, salah satu tipe
adalah capitate (Gambar 3.50, c-f) distally berakhir pada perluasan yang rata atau bulat. tipe
lain adalah tipe lilin yang lebih atau kurang dari titik (A,B). Pada beberapa spesies, tentakel
mengandung tabung di dalam (gambar C,E), perluasan kedalam endoplasma dari jarak yang
dekat. Tentakel melekat pada ciliata yang cocok yang melakukan kontak dengan mereka dan
tenaganya cukup untuk menangkap mangsa yan lebih besar dari captor (gambar H,I).
Kelumpuhan yang cepat dari organisme yang ditangkap telah diketahui. Secara singkat
setelah kontak, protoplasma mangsa mulai mengalir kebawah tentakel ke dasar tabung,
dimana vakuola makanan terbentuk. Pellicle mangsa dipecah oleh hisapan lisis alami pada
saat kontak dengan tentakel tidak tentu. dicerna dengan cepat. Tokophyra lemnarum, sebagai
contoh, pencernaan Euplotes patella sekitar 15 menit. Aliran material ke tentakel selama
makan menggunakan hisapan, sumber yang tersisa memunculkan masalah. Mungkin aktivitas
signifikan dari vakuola kontraktil meningkat sekitar lima fold pada Tokophrya infusionum
untuk organisme yang memulai makan.
Tangkai suctorian, diperlihatkan pada beberapa spesies, tidak selalu kontraktil tidak
seharusnya homogen pada struktur. Akhir tangkai mungkin diperluas dengan cangkir kecil
yang menjadi dasar dari sisa tubuh, atau pada kasus lain, akhir distal dari tangkai ke dasar
tubuh (gambar G). Pada metamorfosis larva ciliata, tangkai muncul dari analog organela ke
scopula dari Peritrichida (Gambar 3.51 L). Beberapa Suctorea yang dilengkapi dengan sekret
lorica yang terbuka pada bagian distally, yang meninggalkan akhir apikal dari tubuh (Gambar
3.56 A) atau mungkin dinding tebal yang dekat pada tubuh Squalophrya macrostyla (Gambar
3.53, H, I). Hubungan antara Suctorea ke ciliata ditunjukkan pada siklus hidup pada sebagian
spesies. Secara tipical reproduksi melibatkan pertunasan secara internal (Gambar 3.51, N-P)
atau eksternal. Walaupun terlihat tidak biasa, kedua pertunasan internal dan eksternal
mungkin terjadi pada spesies tunggal, yang diperlihatkan pada Anarma multiruga. Tunas
berkembang menjadi larva ciliata (Gambar 3.51, A-K), dalam waktu singkat akan berenang,
dan mengalami metamorfosis alami. Setelah tahap larva, Tokophrya lemnarum menjadi
terikat (Gambar 3.51, L-M), sebuah tangkai keluar dalam beberapa menit, lengan tentakel
tumbuh normalsekitar 15 menit setelah mereka melakukan deteksi pertama, dan bentuk
dewasa berkembang secara penuh sekitar satu jam. Kejadian metamorfosis yang cepat
dimiliki pada Tokophrya infusionum.
Penghilangan cilia selama metamorfosis tidak termasuk granula basal mereka, yang
dilakukan pada tahap dewasa Podophrya fixa. Pada reproduksi, tunas mendapatkan
beberapagranula basal parental, kemudian berlipat dan memberikan kenaikan pada larva cilia.
Jika pada kasus ini mungkin dipertimbangkan tentang representatif, adanya kelestarian
genetic dari granula basal sepanjang siklus hidup.

Pada siklus hidup Podophrya fixa, pertengahan tahap intervensi antara larva dan dewasa,
parasit pada Nassula ornata (Gambar 3.65, F). Hasil dari metamorfosis Sphaerophrya pada
tahap mengapung sampai membuat kontak dengan inang ciliata. endhosphaerajuga termasuk
tipe yang tidak biasa dengan endoparasitik dewasa, dilekatkan pada citoplasma dari inang
ciliata. Pada reproduksinya, hasil dari parasit larva ciliata yaitu hasil bebas dari tahap migrasi
dan menempel pada inang baru (Gambar 3.53, A-D).

Tambahan pada kejadian umum larva ciliata, transformasi dari dewasa ke tahap migrasi juga
mungkin terjadi, pada Podophrya parsitica (Gambar 3.56, D). Tahap migrasi ini, secara
bertahap ditambah oleh perkembangan tangkai, cilia, dan perkembangan tentakel diatas
permukaan menjadi tahap Paracineta (Gambar 3.56, G). Tahap ini tidak makan dan nampak
pada tahap sementara didahului ekistasis (Gambar 3.56, H).

Konjugasi, dapat dibandingkan pada tipe ciliata, yang dijelaskan pada beberapa jenis,
termasuk Acineta, Dendrocometes dan Tokophrya. Perbedaan konjugasi pada Tokophrya
lemnarum, pada dua konjugan terpisah pada ciliata. fusi lengkap dan produksi dari
sinkronisasi tunggal yang ditunjukkan pada Lernaeophrya capitata. Ekistasis diketahui pada
jumlah spesies. Pada Tokophrya lemnarum , ekistasis melibatkan deposisi dari sekresi
transparan pada basal pertama, dan yang terakhir adalah akhir apical tubuh. Spesimen awal
ekistasis yang menyerupai loricate suctorea. Precistic dengan drawal tentakel yang tidak
dapat djelaskan. Sebagai gantinya, struktur yang tersisa pada permukaan apical dan ditelah
oleh sekresi material ke bentuk membran kista.
Taxonomy

Suctorea, berkaitan dekat dengan gymnostoma Holotrichida kemudian ke ciliata yang lain,
tampak memiliki dasar defersivikasi pada evolusinya. Sejak tidak ada dasar logical dalam
perbedaan tingkatan, suatu kelompok yang dibagi kedalam nomer famili. Bahkan pengaturan
sederhana menjadi lebih berguna jika beberapa famili mendefinisikan secara jelas untuk
memperhatikan jenis yang memperlihatkan kombinasi intermediet pada karakteristik.
Mungkin dilakukan studi yang intensif pada siklus hidup, dengan komparasi yang rinci dari
migrasi larva, yang mungkin menghasilkan informasi yang berguna. Sebagai contoh, hal yang
menarik pada larva Podophrya soliformis dan Parapodophrya denticula famili
Podophryidae) yang dapat dijelaskan dengan polar circlet dari cilia yang serupa yang dilihat
dengan sabuk equatorial dari cilia yang sama pada spesies Tokophrya (famili Acinetidae );
larva Podophrya globulifera, P.fixa dan P. parasitica, dengan baris cilia yang pararel pada
panjang poros.
1. Famili acinetidae

famili ini dikarekteristikan oleh tunas endogen dan kepemilikan tentakel , biasanya disusun
pada kelompok. Sebuah lorica sering hadir dan tangkai mungkin hadir atau tidak. Famili
Dendrocometidae. bentukan tanpa tangkai pada pertunasan endogen. Kepala tentakel
didistribusikan ke permukaan atau tempat yang sedikit besar dari tubuh.
2. Famili Dendrosomidae

badan tanpa tangkai yang memiliki bentuk tidak teratur dan bercabang. dan permukaan basal
yang biasanya berada di substratum. Tentakel yang disusun pada cluster. Tipe reproduksi
melibatkan tunas endogen, yang tunggal maupun berlipat.
3. Famili Discophryidae

Pertunasan endogen dan karakteristik kepala tentakel, walaupun beberapa spesies demgan
tetakel yang tepat yang berperan dalam famili. Sebuah lorica yang berkurang dan sebuah
tangkai yang mungkin atau tidak ada.
4. Famili Ephilotidae

Tangkai pada suctorea laut dengan kepala atau titik tentakel. Pertunasan adalah tipe exogen
dan mungkin multiplet. Sebuah lorica mungkin atau tidak mungkin ada.
5. Famili Ophryodendridae
Di laut bentukan tentakel dikonsetrasikan pada satu atau lebih gerakan proboscis seperti
pemanjangan. Pada penambahan yang tidak wajar pada tipe larva, jadi disebut tunas
verniform, yang tidak memilki tentakel atau probocis, yang mungkin dihasilkan oleh
pertunasan exogen.
6. Famili Podophryiade

reproduksi melibatkan pertunasan eksternal atau beberapa kasus “pembelahan” yang


memiliki dua organisme sesaudara hampir sama jumlahnya. Sebuah tangkai dan sebuah lorica
mungkin hadir atau tidak ada.

2.2 Deskripsi Struktur Silia dan Pelikular lainnya

Silia secara umum sama dengan flagel, namun lebih pendek, lebih banyak jumlahnya,
dan tersebar secara luas di atas permukaan tubuh hewan ( Gambar 1.25). Pergerakan silia
terkoordinasi sehingga gerakan bergelombang silia melewati permukaan tubuh hewan.
Beberapa silia dapat bergerak berlawanan arah sehingga menyebabkan sel bergerak.
Basal body (kinetosom) terletak di dekat silia menghubungkan dengan jaringan
melalui benang-benang dan diperkirakan sebagai tempat akhir silia dan memberikan
bentuk tubuh organisme. Beberapa anggota Cilliata memiliki silia yang terspesialisasi
secara khusus. Silia yang menutupi permukaan tubuh protozoa, selanjutnya bergabung
membentuk cirri yang digunakan untuk bergerak. Akibatnya akan kehilangan silia pada
daerah temapt terbentuknya cirri tersebut.
Trichokist merupakan struktur pelikular utama yang digunakan untuk perlindungan
diri. Bentuk trikokist seperti batang atau organella berbentuk oval yang letaknya tegak
lurus terhadap membran plasma. Pelikel dapat melepaskan trikokist, namun tetap
dihubungkan ke tubuh melalui benang yang lengket (Gambar 1.26).
2.2 Deskrispsi Nutrisi dari Filum Ciliophora

Beberapa Cilliata seperti Paramaecium memiliki celah mulut (oral groove) yang terletak
di salah satu sisi tubuhnya (Gambar 1.27). Celah mulut tersebut dikelilingi silia. Peranan
silia yang terletak pada celah mulut adalah mengarahkan makanan menuju sitofarink,
tempat terbentuknya vakuola makanan. Ketika ukuran vakuola makanan mencapai ukuran
tertentu maka akan melepaskan diri dan beredar di dalam endoplasma.
Makanan hewan Cilliata yang hidup bebas adalah protista lain atau hewan-hewan kecil.
Genus Didinium yang ukurannya kecil memakan Paramaecium yang ukurannya lebih
besar dari Didinium. Didinium akan membentuk lubang sementara yang berukuran besar
untuk memakan mangsanya (Gambar 1.28).
Suctoria merupakan Ciliata yang hidupnya menempel pada substratnya. Hewan tersebut
memiliki tentakel yang menghasilkan bahan pelumpuh mangsanya, juga Ciliata lain dan
amoeba. Tentakel tersebut akan mencerna dinding tubuh mangsanya sehingga terbentuk
lubang pada tubuh mangsanya. Selanjutnya sitoplasma mangsanya akan disedot melalui
saluran kecil dalam tentakelnya. Mekanisme tersebut termasuk juga pembentukan
mikrotubulus tentakuler ( Gambar 1.29).
2.4 Deskripsi Kontrol Genetik dan Reproduksi PADA Filum Ciliophora

Cilliata memiliki dua macam inti sel yaitu makronukleus yang berukuran besar dan
mikronukleus yang berukuran kecil. Makronukleus berperanan untuk mengatur aktivitas
metabolisme, sedangkan mikronukleus sebagai sumber genetik sel.
Hewan Cilliata melakukan reproduksi aseksual melalui pembelahan binary transversal
dan kadangkala melalui pembentukan tunas. Pembentukan tunas berlangsung pada
kelompok hewan suktoria dan hasil tunas tersebut akan berenang bebas, selanjutnya
akan menempel pada substrat dan berkembang menjadi hewan dewasa.
Hewan Ciliata juga melakukan reproduksi seksual terjadi melalui proses konjugasi
(Gambar 1.30). Pasangan untuk melakukan konjugasi disebut konjugan. Beberapa
Cilliata memiliki sejumlah tipe perkawinan, tidak semua cocok satu dengan lainnya.
Proses konjugasi diawali dengan adanya kontak antar individu secara acak dan
selanjutnya disekresikan bahan pelekat untuk tempat melekatnya pelikel kedua hewan
tersebut. Kemudian membran plasma berfusi selama beberapa jam.
Makronukleus tidak ikut terlibat dalam pertukaran materi genetik. Sebagai gantinya
makronukleus hilang selama atau sesudah proses pertukaran mikronukleus, dan
terbentuk kembali dari mikronukleus pada sel anak.

Gambar 5

Simbiosis pada ciliata


Sebagian besar Cilliata hidup bebas, namun beberapa diantaranya bersifat
komensalistik, mutualistik, dan sebagian kecil bersifat parasitik (Gambar 26). Spesies
Balantidium coli adalah hewan Cilliata yang parasit di dalam usus besar manusia, babi,
dan hewan mammlia lainnya. Pada suatu waktu hewan tersebut mekan dengan
menggunakan silianya dan pada waktu lainnya akan menghasilkan enzym proteolitik
yang digunakan untuk mencerna sel epitelium inangnya yang menyebabkan timbulnya
borok. B. coli berpindah dari satu hospes ke hospes lainnya dalam bentuk kista.
Penyebarannya melalui makanan atau minumam yang terkontaminasi kista B. coli .
Hewan tersebut penyebarannya di seluruh dunia, namun umumnya ditemukan di
Filipina.

Gambar 6
3. Penutup
3.1 Kesimpulan

a) Karakterisasi morfologi Filum Ciliophora yang paling utama, yakni memiliki silia
pada beberapa tahap dalam siklus hidupnya. Silia membungkus seluruh tubuh
organisme hingga batas area peristomial. Silia terdapat di permukaan sel yang
memiliki bentuk menyerupai rambut. Ciliophora memiliki dua jenis nukles, yakni
makronukleus dan mikronukleus. Filum ini dibedakan dua kelas, yaitu Ciliatea
dan Suctorea. Pada Ciliatea, silia ada pada sebagian besar tahap dari siklus hidup,
sedangkan dalam Kelas Suctorea memiliki tahap non-ciliated pada tahap dewasa
serta memiliki tentakel khusus yang berfungsi mencari makan. Ciliophora
merupakan protozoa kosmopolitan yang ditemukan pada bermacam-macam
habitat, khususnya di perairan.
b) Ordo Holotrichida memiliki 6 subordo, yaitu Gymnostomina, Trichostomina,
Hymenostmina, Thigmotrichina, Apostomina, Astomina. Subordo Gymnostomina
memiliki sitostom terbuka di permukaan sentral bagian anterior. Pada Subordo
Trichostomina sitostom terletak di sentral permukaan. Subordo Hymenostima
memiliki cirri pada ciliature peristomial telah termodifikasi menjadi beberapa
membran. Pada Thigmotrichina sitostom bergeser ke posisi pada atau dekat ujung
posterior tubuh. Subordo Apostomin sitostom perut sangat berkurang. Pada
Subordo Astomina tidak memiliki sitostom. Masing-masing ordo dalam Filum
Ciliophora memiliki ciri khas yang berbeda-beda tergantung pada ordonya.
Sebagian besar memiliki silia di permukaan tubuhnya, meski begitu pada kelas
Suctorea terdapat tahapan dewasa yang tidak memiliki silia serta memiliki
tentakel khusus untuk menangkap mangsa
Daftar Rujukan
Ehrenberg. 1830. Loxodes, (Online), (http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/Cilio
phora/Loxodes/index.html) diakses 29 Oktober 2011
Hall. 1961. Protozoology. Japan: Prentice-Hall, Inc.
Lynn, D.H. and Small, E.B. 1991. Handbook of Protoctista (Philum
Ciliophora).Boston: Jones and Bartlett Publishers.
Roger, A.O. 1988. Comparative Protozoology, Ecology, Physiology, and Life History.
NewYork: Sringer- Verlag New York Inc.

Anda mungkin juga menyukai