Anda di halaman 1dari 4

ACARA 2

PERAPIHAN UMUR QUADRATIC

I. Latar Belakang

Data kependudukan merupakan salah satu aspek penting di sebuah wilayah


khususnya bagi para perencana dan pengambil kebijaksanaan. Seperti diketahui bahwa
hampir semua rencana pembangunan perlu ditunjang dengan data jumlah penduduk,
persebaran dan susunannya menurut umur penduduk yang relevan dengan rencana
tersebut. Data kependudukan tersebut dapat diperoleh dari sensus penduduk, survei
penduduk dan registrasi penduduk.

Data yang diperoleh dari hasil sensus dan survei biasanya masih mengandung
kesalahan. Kesalahan yang paling sering ditemukan adalah kurang tepatnya pelaporan
umur. Hal ini sering terjadi, antara lain karena banyak penduduk yang tidak
melaporkan umur dengan benar. Untuk mengatasi masalah di atas maka diperlukan
perapihan distribusi penduduk.

Salah satu cara untuk merapikan data distribusi penduduk adalah


pengelompokkan umur lima tahunan. Namun pengelompokkan umur tersebut
terkadang tidak berdasarkan aturan yang lazim di gunakan karena alasan tertentu.
Sehingga diperlukan suatu cara lain. Salah satunya dengan age splitting coefficient
yaitu metode yang digunakan untuk mengelompokkan kembali umur menjadi
kelompok umur lima tahunan yang lazim digunakan.

II. Tujuan

Menentukan distribusi penduduk melalui metode splitting

III. Alat dan Bahan


1. Data penduduk menurut umur tunggal provinsi Jawa Timur tahun 2000, dan 2010.
2. Perangkat lunak Ms. Office Excel
3. Perangkat lunak Ms. Office Word

IV. Langkah Kerja

- Data penduduk menurut umur tunggal provinsi Jawa


Timur tahun 2000, dan 2010.
- Perangkat lunak Ms. Office Excel
- Perangkat lunak Ms. Office Word

Menyiapkan data penduduk menurut umur tunggal


provinsi Jawa Timur tahun 2000 dan 2010
Lanjutan…

Menjumlahkan penduduk umur tunggal sesuai


kelompok umur yang terdapat pada rumus
splitting

Mengalikan jumlah penduduk kelompok umur


yang sudah dicari dengan koefisien quadratic
Keterangan : seperti pada rumus
Input :
Proses :
Output : Mengelompokkan jumlah penduduk hasil
perhitungan menjadi kelompok umur lima
tahunan yang lazim digunakan

Tabel perhitungan distribuasi Contoh perhitungan distribusi


penduduk dengan metode penduduk dengan metode
splitting Jawa Timur tahun splitting
2000 dan 2010

V. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel perhitungan distribuasi penduduk dengan metode splitting Jawa Timur tahun
2000 dan 2010 (terlampir)
2. Contoh perhitungan distribusi penduduk dengan metode splitting (terlampir)

VI. PEMBAHASAN

Data kependudukan merupakan komponen yang sangat penting dalam sebuah


negara. Data kependudukan memiliki peran yang strategis untuk menentukan
kebijakan, perencanaan pembangunan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan, baik bagi
pemerintah maupun pihak lain. Ketersediaan data perkembangan kependudukan
menjadi faktor kunci keberhasilan pelaksanaan program kependudukan. Secara umum
terdapat tiga sumber data kependudukan, yaitu sensus penduduk. Registrasi penduduk
dan survei penduduk (Mantra, 2000).

Usia dan jenis kelamin adalah dua unsur pada basis data kependudukan yang
selalu dikumpulkan, ditabulasi, dianalisis dan disesuaikan dalam semua kajian
demografis (Ramachandran, 1989). Data umur yang akurat merupakan informasi
dasar yang sangat penting. Kesalahan dalam pencatatan data umur akan
berdampak serius dan luas, karena struktur umur menjadi dasar dalam
perhitungan berbagai indikator kependudukan. Oleh karena itu data dasar yang
mengandung kesalahan-kesalahan tersebut perlu dievaluasi kemudian dilakukan
perapihan secara cermat dengan tujuan untuk menghapus atau memperkecil berbagai
kesalahan yang ditemukan.

Salah satu metode yang digunakan untuk merapikan data distribusi penduduk
adalah pengelompokkan umur lima tahunan. Namun pengelompokkan umur tersebut
terkadang tidak berdasarkan aturan yang lazim di gunakan karena alasan tertentu.
Sehingga diperlukan suatu cara lain. Salah satunya dengan age splitting coefficient
yaitu metode yang digunakan untuk mengelompokkan kembali umur menjadi
kelompok umur lima tahunan yang lazim digunakan.

Contoh perapihan umur dilakukan pada data sensus penduduk Jawa Timur tahun
2000 dan 2010. Dari hasil perapihan umur menggunakan metode age splitting
coefficient terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah penduduk sebelum
perapihan dan sesudah perapihan. Terdapat beberapa kelompok umur yang mengalami
penurunan jumlah penduduk dan yang mengalami kenaikan jumlah penduduk. Namun
diantara semua kelompok umur, perbedaan yang paling mencolok adalah pada
kelompk umur 40-49, 50-54, dan kelompok umur 65-69. Hal ini terjadi di tahun 2000
maupun 2010.

Sebelum perapihan jumlah penduduk kelompok umur 40-49 Jawa Timur tahun
2000 adalah 1.960.652 jiwa sedangkan setelah perapihan 1.039.977. Tahun 2010
sebelum perapihan berjumlah 2.610.911 dan setelah perapihan berjumlah 1.230.716.
bila diperhatikan telah terjadi penurunan jumlah penduduk yang cukup tanjam pada
kelompok umur tersebut setelah perapihan. Hal ini berarti banyak terjadi kesalahan
penulisan umur pada kelompok umur ini. Penduduk dengan usia lain dimasukkan
dalam kelompok umur ini, sehingga jumlah penduduk menjadi banyak. Sehingga
setelah perapihan jumlah penduduk menjadi berkurang.

Pada kelompok umur 50-54 dan 65-59 terjadi peningkatan jumlah penduduk
yang cukup tajam pula. Tahun 2000 jumlah penduduk kelompok umur 50-54 sebelum
perapihan adalah 1.524.524 sedangkan setelah perapihan berjumlah 2.437.785. Tahun
2010 distribusi penduduk berjumlah 2.229.583 sebelum perapihan dan berjumlah
3.363.225. Begitupun pada kelompok umur 65-69.

Bila diperhatikan perubahan jumlah penduduk yang signifikan tersebut banyak


terjadi di kelompok umur tua. Hal ini berarti banyak kesalahan pencatatan umur di
kelompok umur tersebut. Penyebabnya mungkin karena pada usia itu kebanyakan
penduduk lupa dengan usianya sehingga pencacah yang bertugas hanya mengira-ngira
umurnya yang menyebabkan terjadi kesalahan pencatatan umur.

Perapihan umur pada sensus Jawa Timur Tahun 2000 dan 2010 tidak hanya
dilakukan sekali tapi sebanya dua kali. Hal ini terjadi karena pada perapihan pertama
jumlah total penduduk tidak sama dengan jumlah penduduk sebelum perapihan.
Sehingga dilakukan perapihan kedua untuk memperoleh jumlah total penduduk yang
sama dan data yang dihasilkan dapat dianggap benar.
VII. KESIMPULAN
Salah satu cara untuk merapikan data distribusi penduduk menjadi kelompok umur
lima tahunan yang lazim digunakan adalah splitting coefficient. Hasil perapihan umur
data sensus Jawa Timur tahun 2000 dan 2010 menunjukkan perubahan yang signifikan
di beberapa kelompok umur yaitu 45-49, 50-54dan, 65-69. Hal tersebut menjukkan
bahwa terjadi banyak kesalahan pencatatan umur di kelompok umur tersebut yang
dipengaruhi oleh penduduk lupa dengan umurnya sehingga pencacah mengira-ngira
umur peduduk itu.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

BAPPENAS. Proyeksi Penduduk Indonesia Umur Tertentu dan Umur Satu Tahunan
2010-2025. Jakarta: BAPPENAS.

BPS. 2000. Penduduk Jawa Timur Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000. Jakarta: BPS.

BPS. 2010. Penduduk Jawa Timur Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010. Jakarta: BPS.

Mantra, Ida, Bagus. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta: Putera Pelajar.

Ramachandran, R. 1989. Urbanization and Urban Systems in India. Britania Raya:


Oxford University Press.

Anda mungkin juga menyukai