Pengantar QC Lab Dan Ketertelusuran Bahan Kontrol Sby Juli 2019 PDF
Pengantar QC Lab Dan Ketertelusuran Bahan Kontrol Sby Juli 2019 PDF
Surya Ridwanna
Disampaikan pada:
Workshop “QUALITY CONTROL BASED ON RISK” DPW PATELKI Jawa Timur
Jum’at 12 Juli 2019, Hotel Bumi Surabaya
BIO DATA
SURYA RIDWANNA
BANDUNG 10 JUNI 1967
0818618438
surya_blk@yahoo.com
NA PATELKI: 32730100022
1. PENDIDIKAN:
1. AKADEMI ANALIS KESEHATAN BANDUNG 1989
2. POST GRADUATE DIPLOMA IN SCIENCE UNIVERSITY OF
QUEENSLAND, AUSTRALIA, 1998 (Analisis Lingkungan)
3. SEKOLAH FARMASI PASCA SARJANA ITB 2008. (Peminatan: Analisis Kimia
Farmasi)
2. PEKERJAAN: PRANATA LAB KES MADYA / IV B
BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROV. JAWA BARAT
3. AKTIFITAS:
1. KETUA LSP PATELKI
2. ASESOR KEPALA (ISO 151893), TENAGA AHLI 17043, LAB MEDIK-KAN-BSN
3. DOSEN MATAKULIAH PENGENDALIAN MUTU, SISTEM MANAJEMEN MUTU
DAN INSTRUMENTASI
SASARAN POKOK PEMBANGUNAN Meningkatnya
KESEHATAN DALAM RPJMN 2015 -2019 Akses & Mutu
(PERPRES N0. 2 TAHUN 2015) Fasyankes
A. PENINGKATAN AKSES
B. KUALITAS FASYANKES
MUTU, KESELAMATAN PASIEN & AKREDITASI
PROSES: OUTPUT
INPUT: OUTCOME
1. MANAJEMEN PELAYANAN
SUMBER DAYA
Fokus pada kebutuhan pasien dan
SARANA KEPUASAN PE ↑ STATUS
PRASARANA keselamatan pasien
2. MANAJEMEN MUTU PELANGGAN KESEHATAN
ALAT
a. Manaj. Peningkatan Kinerja MASYARAKAT
TENAGA
b. Manaj. Keselamatan Pasien
PEMBIAYAAN
3. MANAJEMEN SUMBERDAYA
STANDARISASI
1. KEBIJAKAN PUSAT
1. KERANGKA 1. INDIKATOR
(NSPK) 1. INDEKS
ACUAN MUTU (IND.
2. KEBIJAKAN MANAJ, IND.
2. PROSEDUR KESEHATAN
DAERAH UKP, IND. UKM)
3. KEBUTUHAN 3. MANUAL MASY
2. SPM KAB/KOTA
FASKES
SEMBUH
PASEN DOKTER / RS
MENINGGAL
LABORATORIUM
TUGAS ATLM BAGAIMANA
ITU DILAKUKAN
Menjamin
KUALITAS/ MUTU
hasil pemeriksaan QC
agar dapat QA
memuaskan
kebutuhan QMS
pengguna jasa AKREDITASI
(ASESMEN PASEN)
DEFINISI MUTU
Totalitas dari karakteristik suatu Segala sesuatu yang memuaskan
produk [barang / jasa] yang pelanggan atau konformans
menunjang kemampuannya untuk terhadap persyaratan atau
memenuhi kebutuhan yang kebutuhan.
dispesifikasikan. [ Vincent Gaspersz ]
[ Vincent Gaspersz ]
• Suatu pendekatan
manajemen yang
merupakan suatu sistem CONTINUOUS TOTAL INVOLVEMENT
yang berstruktur untuk IMPROVEMENT & EMPOWERMENT
menciptakan partisipasi
total [ menyeluruh ] pada
jajaran organisasi dalam
merencanakan dan
menerapkan proses
peningkatan mutu yang EVIDENCE BASED
berkesinambungan untuk MANAGEMENT
memenuhi harapan dan
kepuasan pelanggan
MODEL OF PROCESS-BASED QUALITY MANAGEMENT SYSTEM
CONTINUAL IMPROVEMENT
OF THE QUALITY MANAGEMENT SYSTEM
COSTEMERS COSTEMERS
MANAGEMENT
RESPONSBILITY
RESOURCE MEASUREMENT,
MANAGEMENT ANALYSIS
AND IMPROVEMENT
• Pengukuran kinerja harus berada pada unit atau satuan yang sama
dengan kriteria yang telah ditentukan.
• Unit/satuan atau tolak ukur harus terdefinisi dengan baik dan
seragam sepanjang proses pengukuran atau penilaian ini.
• Misalnya, jika kita menentukan standar produktivitas adalah dalam
bentuk satuan persentasi (%), kita harus tetap menggunakan
persentasi (%) untuk mengukurnya dan tidak boleh menggunakan
satuan lain seperti biaya (Rupiah) untuk mengukurnya.
3. Membandingkan kinerja aktual dengan
Standar yang ditentukan
(Comparison of actual and standard performance)
• REKAMAN DATA
• PEMINDAHAN DATA PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN (kesalahan • LAPORAN HASIL
clerical) PEMERIKSAAN
• VERIFIKASI DATA • VERIFIKASI DATA (LOOG
• VALIDASI HASIL BOOK)
• PENYERAHAN HASIL • VALIDASI HASIL
• dll • DATA PENERIMA HASIL
• dll
PENGENDALIAN PROSES
• HASIL PME
• PARTISIPASI • HASIL INVSTIGASI DAN
PERBAIKAN PME
• ALTERNATIF
• DATA EVALUASI KINERJA
• ANALISIS DATA
• DATA PELAKSANAAN
• EVALUASI KINERJA LAB
METODE ALTERNATIF
(JIKA ADA)
KOMPARIBILITAS
• Indikator mutu
• Pra Pemeriksaan, Data Evaluasi
• Pemeriksaan dan pengukuran Indikator
• Paska Pemeriksaan
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 129/Menkes/SK/II/2008 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT
S PRA
V
T I PEMERIK I P
SAAN E E M EFEKTIVITAS
A N S N E
S R V A SISTEMS
N D T D DATA L U
E M I U A K N
D I A I A L
T U PEMERIK F K L A J
A K SAAN N K P A SUMBER DAYA
I T I U U J E
R A D A O N
N U K R LAPOR A I M
T A T R G
G A S E PENINGKATAN
D O PASKA R O A PELAYANAN
PEMERIK S I N
A R R N
SAAN I
N
DATA
EVALUASI
PELAPORAN
Corrective And Preventive Action
C
A
P
A
Root Cause Analysis (RCA)
Problem solving
1. Solusi Harus Berhubungan dengan Akar Penyebab
Masalah
• Define and Measure the Problem – pertanyaannya, apa
yang ingin perusahaan lakukan untuk mencegah masalah
yang sama terjadi lagi di waktu mendatang ? Kapan dan
dimana masalah itu terjadi ? Apa arti penting masalah
bagi perusahaan ? Langkah pertama dalam proses ini
adalah untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah.
• Analyze cause-and Effect Relationship – Ketika
permasalahan yang ada sudah berhasil didefinisikan, maka
penting untuk mencaritahu akar penyebab masalah dan
pahami bagaimana masalah itu saling berhubungan satu
sama lainnya. Kumpulkan sampel data yang terkait dengan
masalah dan lakukan analisa root cause untuk
mengidentifikasi alasan kenapa masalah itu muncul.
Analisis ini akan membentuk dasar untuk menentukan
solusi yang mampu mencegah terulangnya kembali
masalah yang sama.
Root Cause Analysis (RCA)
Problem solving
2. Terapkan Teknik 5
Whys untuk
Menemukan Akar
Penyebab Masalah
Root Cause Analysis (RCA)
Problem solving
3. Gunakan Cause & Effect Diagram
• Man (Tenaga Kerja) : hal ini berkaitan
dengan kekurangan pengetahuan dan
Man Machine Methods
keterampilan dari sumber daya manusia
• Mesin/peralatan : tidak adanya sistem qualified calibrated characterised
perawatan preventif terhadap mesin,
kesesuaian mesin dengan spesifikasi,
mesin tidak dikalibrasi, dan beberapa hal
lainnya robust documented
• Metode Kerja : berkaitan dengan skilled qualified suitable
prosedur dan metode kerja yang tidak
benar, tidak jelas, tidak diketahui, tidak Quality of the
transaparan, tidak cocok, dan lain
sebagainya
Reference analytical method
• Material : ketiadaan spesifikasi kualitas Vibrations Time
bahan baku yang digunakan standards Irradi- Analysts´
• Tempat&Lingkungan Kerja : tidak ations support
memerhatikan kebersihan, lingkungan Tempe-
kerja tidak kondusif, kurangnya lampu
penerangan, ventilasi yang buruk, bising, Qualityrature Humidity Supplies
dan lain sebagainya
• Motivasi : sikap kerja yang benar dan
professional, misal sulit bekerja
sama.***RR/RR
Material Milieu Management
CAPA
PERKEMBANGAN PENGENDALIAN MUTU
(Equivalent QC , Individual QC Plan dan Risk management)
PENGENDALIAN MUTU
• Penggunaan : PENGENDALIAN PROSES STAT QC
• Keuntungan
• Memonitor hasil sebagai produk dari sistem.
• Jika memenuhi nilai target semua proses dianggap stabil ( instrumen,
reagen, operator, sample).
• Kekurangan
• Jika terdeteksi ada kesalahan, pemeriksaan harus diulang.
• Jika hasil sudah dikeluarkan harus dilakukan koreksi.
• REFERENCE MATERIAL
• Ketertelusuran
• Untuk validasi atau verifikasi
metode
• CALIBRATOR
• Kalibrasi peralatan
Control Material (IFCC) Matriks
• Specimen or solution which is analyzed solely for ASTM,
quality control purposes, not for calibration.
• Matrix: “ the principal
• Biasanya tersedia dipasaran dalam bentuk: element or element in
• Liquid sampel”
• Frozen • Matrix interference: “an
• Lyophylized effect due to the presence of
• Dalam wadah kecil untuk penggunaan sehari-hari a constituent or
• Bahan kontrol seharusnya memiliki matrik yang characteristic”
sesuai dengan specimen asli • Komposisi matrik harus
• dibuat dari “bovine” karena alasan resiko infeksi sesuai atau mendekati sifat
dan komposisi bahan uji
• Ada dari human blood
Kualitas Bahan Kontrol
• Kontrol kualitas bahan kontrol dilakukan dengan melakukan pengujian
homogenitas dan stablitas.
• Penentuan Homogenitas Bahan Kontrol
• Dilakukan dengan menghitung nilai F dan membandingkannya pada nilai F
table dengan tingkat kepercayaan 95 %.
• Penentuan Stabilitas Bahan Kontrol
• Uji ini dilakukan untuk melihat stabilitas bahan kontrol dengan cara
melakukan pengujian pada waktu proses pengepakan, pengiriman, dan
pemeriksaan oleh peserta dan selanjutnya data diuji dengan menghitung nilai
t dan membandingkannya terhadap nilai t table dengan tingkat kepercayaan
95 %.
Homogenitas & Stabilitas
• Bahan kontrol harus homogen untuk satu periode kontrol, proses
pelarutan bahan kontrol harus dijaga agar tidak terjadi variasi antar
bahan kontrol
• Bahan cair mengurangi efek variasi, tapi biasanya lebih mahal dan
mengandung pengawet (mengakibatkan interferensi)
• Bahan kontroI cair biasanya lebih mahal tapi tahan 14-30 hari setelah
dibuka
• Bahan kontrol harus stabil untuk periode kontrol yang akan dilakukan,
biasanya setahun.
VIAL TO VIAL PROSEDUR PENANGANAN
VARIABILITY BAHAN KONTROL
• Berkontribusi terhadap pengendalian • Konsistensi dalam melarutkan
mutu
• Volume pipet
• Bahan kontrol komersial biasanya • Mencampurkan
dalam bentuk beku kering yang harus
di larutkan (SUMBER KESALAHAN) • Penyimpanan bahan kontrol
• 2-8ºC
• Sangat penting untuk membuat SOP • Hindari cahaya matahari
rekonstitusi (standardize the
reconstitution step).
• Gunakan pipet volum klas A
• Air deionisasi (Tipe 1) • Stabilitas setelah pelarutan
• Ikuti prosedur preparasi sesuai
petunjuk pabrik ( cara dan waktunya) • 12-25ºC4 jam
TRUE VALUE / PENENTUAN TRUE
TARGET VALUE VALUE ????...
• Assayed:
• Lebih mahal
• METODE REFERENCE
• Keperluan akurasi dan presisi
• PABRIKAN
• PEER GROUP
• Unassayed:
• Mean
• memerlukan kemampuan untuk
menentukan nilai sendiri • Median
• Mudah dibuat dan murah
• Biasa digunakan untuk kontrol • …..
harian
LEVEL ANALITIK Medical Decision Level
• Kadar bahan kontrol sebaiknya Reference
Test Units Decision Levels
dipilih pada level medical decision Interval
atau pada batas liniaritas metode ELECTROLYTES 1 2 3 4 5
(working range)
Calcium mg/dL 9.0-10.6 7.0 11.0 13.5
• Dua atau 3 konsentrasi analit Chloride mmol/L 98-109 90 112
biasanya digunakan dalam
CO2 Content mmol/L 23-30 6.0 20 33
pengendalian kualitas
Magnesium mEq/L 1.2-2.4 1.2 2.0 5.0
• Pemilihan level bahan kontrol akan
mmol/L 0.6-1.2 0.6 1.0 2.5
memungkinkan untuk menganalisa
random error atau critical Phosphorus mg/dL 2.5-5.0 1.5 2.5 5.0
concentration selama berada Potassium mmol/L 3.7-5.1 3.0 5.8 7.5
dalam prosedur yang stabil Sodium mmol/L 138-146 115 135 150
Pemilihan Bahan Kontrol
• Pemilihan bahan kontrol harus merupakan bagian dari proses
perencanaan pengendalian mutu
• Pemilihan akan semakin komplek saat menentukan kontrol material
untuk analisa multiconstituent
• Petimbangan lain dalam memilih bahan kontrol adalah biaya,
stabilitas, kemudahan penggunaan, pengaruh matrik dan
konsentrasinya
Ketertelusuran
• International Vocabulary of
Basic and General Terms in
Metrology (VIM 1993)
• adalah "sifat dari hasil
pengukuran atau nilai dari
standar acuan yang dapat
dihubungkan ke acuan
tertentu, biasanya berupa
standar nasional atau
internasional melalui rantai
perbandingan yang tidak
terputus dimana dalam
setiap tahap perbandingan
tersebut mempunyai
ketidakpastian tertentu".
6 elemen dasar
Jalur Ketertelusuran
ketertelusuran
1. Rantai perbandingan yang
tidak terputus
2. Ketidakpastian
pengukuran
•Metode
3. Dokumentasi •Reference
4. Kompetensi Material
5. Mengacu pada SI
6. Rekalibrasi
SI unit
RESULT
Pemeriksaan Kolesterol
NCCLS mengelompokan berdasar penurunan
akurasi dan kompleksitas pemeriksaan adalah:
1. metode definitif, sebagai metode analitik Metode Definitif
yang mempelajari secara mendalam sumber
inakurasi dan nonspecificity ID MS yang
dikembangkan oleh NIST
2. metode reference adalah metode analitik Metode Referen
yang akurasi dan presisinya mencukupi
seperti yang ditunjukan dengan
perbandingan terhadap metode definitif
metode “Abbel Kendal” yang dimodifikasi
oleh “Centers for Disease Control” (CDC)
3. metode rutin dipakai untuk pengukuran rutin Metode Rutin
dalam laboratorium klinik yang
dikembangkan oleh pabrikan CHOD PAP
(enzimatik)