Anda di halaman 1dari 6

PETUNJUK TEKNIS

PEMBENTUKAN POSDAYA

Posdaya dibentuk, dibina dan dikembangkan sebagai lembaga masyarakat berupa


forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, edukasi dan wadah kegiatan penguatan fungsi-
fungsi keluarga secara terpadu yang dibentuk dan dilaksanakan dari, oleh dan untuk keluarga
dan masyarakatnya. Pembentukan posdaya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Penentuan Cakupan Wilayah Posdaya.
Wilayah ini bisa sempit, misalnya satu RT, satu RW/Dukuh maupun Desa/Kelurahan
dan bisa luas atau diperluas di kemudian hari.
2. Penjajagan, Pendekatan, Advokasi, Sosialisasi, Pemberdayaan Masyarakat.
Kegiatan ini merupakan awal kegiatan yang dilakukan oleh Tim Persiapan pada
suatu desa/dukuh atau kelurahan/RW untuk menjajagi tanggapan masyarakat,
terutama para pemukanya melalui rapat atau pertemuan terbatas. Jika respon positif,
maka proses pembentukan dilanjutkan, tetapi jika negatif, maka dianjurkan pindah
ke desa/dukuh atau kelurahan/RW lainnya dan memulai proses serupa
3. Pemetaan Sasaran Kegiatan Posdaya
 Untuk melakukan pemetaan perlu dilakukan pendataan seluruh keluarga yang
berada dalam cakupan Posdaya yang bertanggung jawab di wilayah yang
bersangkutan.
 Pendataan keluarga adalah upaya untuk melihat jumlah, persebaran dan
klasifikasi keluarga sesuai tahap kesejahteraan.
 Peta yang dihasilkan adalah peta keluarga, bukan peta pasar, atau peta sekolah,
atau peta Puskesmas atau fasilitas lainnya.
 Peta itu menghubungkan keluarga dengan akses fasilitas untuk membangun
keluarga sejahtera berdasarkan MDGs atau penguatan fungsi-fungsi keluarga.
 Indikator untuk menempatkan keluarga dalam kategori keluarga pra sejahtera,
keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III, dan keluarga
sejahtera III Plus (terlampir).
 Sasaran dipusatkan pada usaha bagaimana membantu keluarga muda dengan anak
balita atau anak usaia sekolah tetapi miskin atau tertinggal agar secara bertahap
dan makin mandiri bisa menyelesaikan masalahnya
4. Identifikasi Potensi Wilayah Kegiatan Posdaya
observasi lapangan juga dilakukan untuk mengidentifikasi masalah berdasarkan hasil
pendataan dan menginventarisasi kelembagaan dengan melihat status atau
kondisinya serta kegiatan yang dilaksanakan, termasuk dukungan serta sumber-
sumber yang bisa dimanfaatkan.
Secara lebih teknis identifikasi masalah dan inventarisasi potensi Posdaya ini
menyangkut di bidang kesehatan melihat cakupan pelayanan kesehatan dan aktivitas
Posyandunya, bidang ekonomi terkait kegiatan usaha bersama dari keluarga tidak
mampu dengan kondisi lembaga yang menjadi sarana organisasi seperti UPPKS,
Koperasi, Kelompok UKM Binaan dsb
5. Penentuan Tujuan Dan Sasaran Pembangunan Dalam Setiap Pembentukan
Posdaya
Kesepakatan dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat di wilayah sasaran Posdaya yang akan dibentuk. Namun
akan lebih baik apabila tujuan pembangunan dan pemberdayaan tersebut didasarkan
atas target atau sasaran yang nasional maupun secara global seperti sasaran MDGs.
8 (delapan) tujuan MDGs yang sekaligus menjadi tujuan pembangunan Millennium
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengurangan Kemiskinan dan Kelaparan.
2. Pencapaian Pendidikan Dasar Umum
3. Mempromosikan Persamaan Gender dan Lebih Memperkuat Kaum Perempuan
4. Mengurangi Kematian Anak
5. Meningkatkan Kesehatan Ibu Hamil
6. Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular lainnya
7. Memastikan Kelangsungan Lingkungan Hidup
8. Mengembangkan Kerjasama Global untuk Pembangunan
6. Penyusunan Program Kerja Posdaya
 Disusun berdasarkan hasil observasi, pendataan dan pemetaan sasaran.
Substansinya adalah pokok-pokok kegiatan sesuai arahan unsur-unsur dalam HDI
atau IPM, yang secara praktis dapat dilakukan oleh masyarakat setempat secara
bertahap
 Program kerja yang disusun tersebut bersifat sementara karena masih perlu
dikonfirmasikan kepada seluruh anggota masyarakat melalui sarasehan atau
lokakarya mini
 Lembaga masyarakat yang dijadikan pintu masuk atau akan ditingkatkan
peranannya sebagai Posdaya adalah lembaga yang bergerak dibidang ekonomi,
seperti UPPKS, KUBE, Pra Koperasi atau Koperasi. Kalau tidak terdapat
lembaga seperti itu, dipilih kelompok yang bisa dikembangkan menjadi sarana
pemberdayaan ekonomi, seperti Pengajian Ibu-Ibu, Pokja II PKK, kelompok
arisan ibu-ibu dan sebagainya. Selanjutnya kelompok tersebut dikembangkan
menjadi lembaga pemberdayaan ekonomi seperti kelompok Ekonomi, Pokja
Ekonomi, atau pra koperasi. Prioritas dalam bidang ekonomi tersebut dilakukan
agar program pemberdayan lebih menarik dan hasilnya menjadi sumber
pembeayaan bidang lainnya. Semua program dilaksanakan dengan sasaran utama
keluarga muda.
 Jika sulit membentuk Posdaya dari lembaga ekonomi atau yang memiliki potensi
menjadi lembaga ekonomi, maka dapat dikembangkan lembaga lain yang telah
terbentuk dan cukup baik untuk dikembangkan menjadi penggerak Posdaya
seperti misalnya Posyandu (KB dan Kesehatan), BKB atau BKR (KB dan
Pendidikan) atau kelompok fungsional seperti kelompok Remaja (Karang Teruna)
atau kelompok Lansia (Karang Wreda) atau kelompok lain yang ada di desa
tersebut
7. Lokakarya Mini/Musyawarah Pembentukan Posdaya
Kegiatan ini merupakan sarasehan antara mahasiswa dibawah bimbingan Dosen
Pembimbing dengan masyarakat bersama para pemukanya untuk membuat
perencanaan program kedepan serta menyepakati kegiatan, sasaran dan program
kerja, termasuk kepengurusan yang dibentuk.
8. Legalitas Organisasi Kegiatan Posdaya yang Dibentuk
 Berdasarkan musyawarah dalam point 6, maka ditetapkan struktur kepengurusan
Posdaya baru dalam cakupan wilayah tertentu. Untuk menguatkan kedudukan
organisasi Posdaya tersebut maka Pendirian Organisasi Posdaya baru harus
disahkan atau dilegalkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah setempat
 Data organisasi Posdaya baru wajib diisikan dalam format data basis Posdaya.
Databasis Posdaya dapat di unduh di kkn.unnes.ac.id
9. Pelaksanaan Program Posdaya
 Pelatihan Pengurus/Kader.
-Pelatihan Pengurus menyangkut pemberian materi organisasi dan manajemen
Posdaya, ruang lingkup tugas pengelolaan, utamanya pengertian bahwa program-
program Posdaya diutamakan pada program yang bisa diikuti oleh partisipasi
sebanyak mungkin anggota
-Pelatihan kader ditujukan untuk menyiapkan tenaga yang akan melaksanakan
penguatan fungsi-fungsi keluarga dengan membentuk atau memperkuat lembaga
atau kelompok fungsional dengan tujuan memperkuat fungsi-sungsi keluarga
seperti:
a. Fungsi Wirausaha dengan mengembangkan Kelompok usaha bersama atau
usaha kelompok, misalnya dimulai dengan usaha simpan pinjam modal seperti
Kube/UPPK/P2K, Pra Koperasi atau Koperasi.
b. Fungsi Pendidikan dengan mengembangkan Kelompok Bina Keluarga Balita
(BKB), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Bina Keluarga Remaja (BKR),
Kegiatan Belajar Masyarakat (KBM), Pemberantasan Buta Aksara, pelatihan
ketrampilan usaha, atau kegiatan ekonomi sosial lainnya.
c. Fungsi kesehatan dengan mengembangkan Posyandu, PHBS, Karang Werda,
Bina Keluarga Lansia (BKL) dan lainnya.
d. Fungsi Lingkungan dengan mengembangkan Balai Latihan Kerja (BLK)
dengan program dan kegiatan mengembangkan Kebun Bergizi, yaitu menanami
halaman dengan tanaman sayur, peternakan atau kolam ikan yang mudah dimasak
untuk meningkatkan gizi keluarga serta pengolahan sampah menjadi pupuk
organik/kompos.
 Musyawarah di desa atau kelurahan.
Musyawarah di desa/kelurahan biasanya dilakukan apabila diperlukan suatu
upacara peresmian Posdaya dan Pelantikan Pengurus yang perlu dilakukan oleh
Kepala Desa atau Camat. Melalui Rapat Koordinasi tersebut diharapkan diperoleh
komitmen, dukungan serta diterimanya Posdaya sebagai lembaga desa yang
didukung aparat pemerintah. Peresmian dan pelantikan Pengurus Posdaya
merupakan pengakuan adanya forum rakyat yang akan dibina dan dikembangkan
dengan fasilitas pemerintah secara penuh
 Pelaksanaan kegiatan Posdaya
-Dalam tahap pelaksanaan kegiatan, mahasiswa mendorong pengurus Posdaya
untuk melaksanakan rencana kegiatan/program Posdaya yang mencakup 4 bidang
dan dimulai sesuai prioritas dengan melibatkan sebanyak mungkin partisipasi
masyarakat dan menjangkau sasaran prioritas untuk memberdayakan keluarga.
-Jika Posdaya dibentuk dengan mengembangkan Posyandu, maka kegiatan
Posyandu tersebut harus lebih ditingkatkan dan pengurusnya kalau perlu
ditambah dengan tenaga muda yang ada di sekitarnya. Kegiatan awal otomatis
kegiatan Posdaya yang dikembangkan adalah memperluas kegiatan Posyandu
dengan pengembangan kegiatan bidang wirausaha agar kelangsungan dan
kemandirian Posyandu dapat dijamin. Apabila keluarga bisa membantu secara
mandiri kegiatan Posyandu yang ada, maka kegiatan bisa dilanjutkan ke bidang
kesehatan lainnya, atau ke bidang pendidikan seperti pembentukan PAUD.
10. Pengembangan Program Posdaya Secara Bertahap.
Untuk memperkuat fungsi-fungsi keluarga secara paripurna, maka dalam
melaksanakan program dengan memperkuat lembaga yang yang ada, maka Tim
Mahasiswa bersama masyarakat tidak perlu sekaligus membentuk dan membina
semua lembaga, tetapi dapat dimulai yang paling mudah dan memilih yang paling
diperlukan masyarakat, selanjutnya Posdaya dikembangkan secara bertahap.

4 (Empat) Bidang Garapan Kegiatan Posdaya

Kegiatan/program Posdaya mencakup 4 bidang, yaitu: bidang pendidikan, kesehatan,


kewirausahaan, dan lingkungan.
1. Bidang Pendidikan
- dibentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dengan adanya PAUD di daerah
pedesaan, maka sejak dini anak-anak diharapkan telah mengenal pendidikan
formal,
- para ibu muda juga mempunyai kesempatan untuk meningkatkan dirinya
menghadiri berbagai macam kegiatan, seperti: belajar membuat berbagai macam
“handy craft” yang pada gilirannya akan bisa dimanfaatkan untuk menambah
penghasilan.
- Bina Keluarga Balita (BKB),
- Bina Keluarga Remaja (BKR), dan
- Bina Keluarga Lansia (BKL).
- Pemberian jam belajar tambahan;
- pembelajaran dan pelatihan TPQ;
- pelatihan program komputer
2. Bidang Kesehatan
- Posyandu dan Puskesmas, agar bayi dan anak balita serta ibu hamil secara teratur
mengunjungi posyandu, puskesmas atau bidan-bidan yang telah tersebar di daerah
pedesaan untuk mengurangi jumlah kematian bayi dan ibu yang melahirkan.
- Digiatkan pula kegiatan-kegiatan untuk menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
- Kerja bakti bersih lingkungan;
- pelatihan pembuatan makanan pendamping ASI
3. Bidang kewirausahaan
- UKM-UKM, anggota posdaya dapat didorong untuk saling belajar melakukan
usaha-usaha yang produktif yang memanfaatkan sumber daya yang terdapat di
daerah tempat tinggalnya, misalnya: dengan membuat kripik pisang di daerah
yang menghasilkan banyak pisang, membuat selai mangga di daerah yang
menghasilkan mangga, membuat telur asin, dstnya.
- Pembentukan kelompok tani ternak; pembentukan kelompok penjahit;
- pembuatan webblog
4. Bidang lingkungan hidup
- kebun bergizi, dalam upaya memperbaiki lingkungan hidup daerah pedesaan
- memanfaatkan petak-petak tanah yang kurang produktif yang berada disekitar
rumahnya untuk ditanami tanaman yang bermanfaat, seperti: terung-terungan,
cabe, tomat, bayam, kecipir serta tanam-taman obat, misalnya: jahe, kunyit,
kencur
- memperbaiki sanitasi rumah dan lingkungan
- Penanaman Tanaman Obat Keluarga

INDIKATOR PENGKATEGORI KELUARGA SEJAHTERA

Indikator untuk menempatkan keluarga dalam kategori keluarga pra sejahtera, keluarga
sejahtera I, keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III, dan keluarga sejahtera III Plus adalah
sebagai berikut :
1. Keluarga Pra Sejahtera adalah sebuah keluarga yang salah satu dari kondisi
dibawah ini tidak terpenuhi :
a. Keluarga itu makan dua kali sehari
b. Mempunyai pakaian layak untuk keperluan yang berbeda
c. Bila ada anak atau anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana atau petugas
kesehatan
d. Bila pasangan usia subur ingin ber-KB pergi ke sarana pelayanan KB
e. Semua anak berusia 7-15 tahun yang ada dalam keluarga bersekolah
2. Keluarga Sejahtera I adalah sebuah keluarga yang seluruh kondisi pada keluarga pra
sejahtera diatas telah dapat dipenuhi.
3. Keluarga Sejahtera II adalah sebuah keluarga yang selain memenuhi kondisi keluarga
sejahtera II juga memenuhi kondisi lain sebagai berikut :
a. Anggota keluarga melaksanakan ibadah menurut agamanya masing-masing
b. Anggota keluarga makan daging/telor/ikan paling kurang sekali dalam satu
minggu
c. Anggota keluarga memperoleh satu setel pakaian baru dalam satu tahun
d. Luas lantai rumah paling kurang 8m2 untuk setiap penghuni rumah
e. Dalam tiga bulan terakhir seluruh anggota keluarga dalam keadaan sehat
f. Terdapat seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja
g. Seluruh anggota keluarga berumur 10-60 tahun bisa baca tulis tulisan latin
h. Pasangan usia subur dengan dua anak atau lebih mempergunakan kontrasepsi
4. Keluarga Sejahtera III adalah sebuah keluarga yang selain memenuhi kondisi keluarga
sejahtera II juga memenuhi kondisi lain sebagai berikut:
a. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agamanya
b. Sebagian penghasilan keluarga bis Sebagian penghasilan keluarga bisa ditabung
c. Keluarga makan bersama paling kurang sekali dalam satu minggu
d. Keluarga ikut kegiatan masyarakat di lingkungannya
e. Keluarga memperoleh informasi dari media massa
5. Keluarga Sejahtera III Plus adalah sebuah keluarga yang selain memenuhi kondisi
keluarga sejahtera III juga memenuhi kondisi lain sebagai berikut :
a. Keluarga secara teratur memberikan sumbangan materiel untuk kegiatan sosial
b. Ada anggota keluarga yang aktif dalam kegiatan kemasyarakatan

Anda mungkin juga menyukai