Pembimbing :
Drs. Budi Santoso, Apt.MT
Disusun Oleh :
Hevilya Rahmayanti 171431011
Shifa Amadea Deviana 171431025
Siti Fauziah 171431029
Syahidah Ash-Shoffi 171431030
2019
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui dan memahami prinsip penetapan kadar dengan metoda nitrimetri
2. Mengetahui dan memahami penerapan metoda nitrimetri dalam bidang farmasi
3. Mampu menetapkan kadar senyawa obat berdasarkan metoda nitrimetri
B. DASAR TEORI
Titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk menetapkan
kadar senyawa-senyawa antibiotic sulfonamide dan juga senyawa-senyawa anestika
local golongan asam amino benzoat.
Metode titrasi diazotasi disebut juga dengan nitrimetri yakni metode penetapan
kadar secara kuantitatif dngan menggunakan larutan baku natrium nitrit. Metode ini
didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatic primer dengan
asam nitrit dalam suasana asam membenuk garam diazonium.
Dalam nitrimetri, berat ekivalen suatu senyawa sama dengan berat molekulnya
karena 1 mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1 mol
garam diazonium. Dengan alasan ini pula untuk nitrimetri, konsentrasi larutan baku
sering dinyatakan dengan molaritas (M) karena molaritasnya sama dengan
normalitasnya.
Pada titrasi diazotasi, penentuan titik akhir titrasi dapat menggunakan indikator
luar dan indikator dalam
a. Indikator Luar
Indikator luar yang digunakan adalah pasta kanji-iodida atau dapat pula menggunakan
kertas kanji-iodida. Ketika larutan di goreskan pada pasta atau kertas, adanya kelebihan
asam nitrit akan mengoksidasi iodide menjadi iodium dengan adanya kanji atau amilum
akan menghasilkan warna biru segera.
b. Indikator Dalam
Indikator dalam terdiri atas campuran tropeolin OO dan metilen biru. Tropeolin OO
merupakan indikator asam basa yang berwarna merah dalam suasana asam dan
berwarna kuning bisa dioksidasi oleh adanya kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen
biru sebagai pengkontras warna sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan
dari ungu menjadi biru sampai hijau tergantung senyawa yang dititrasi.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat : Bahan :
1. Mortir dan stamper 1. Tablet sulfaguanidin
2. Ketras timbang 2. Tablet paracetamol
3. Spatula 3. Asam sulfanilat
4. Labu Erlenmeyer 100/250 ml (4 buah) 4. Larutan NaNO2 0,1 M
5. Gelas Piala 100 ml (2 buah) 5. Aquadest
6. Labu bundar 250 ml 6. Amonia 25%
7. Kondensor 7. Larutan HCl pekat dan 1N
8. Alat refluks 8. KBr padat
9. Gelas ukur 50/100 ml 9. Indikator metilen biru 0,1%
10. Buret 50 ml 10. Indikator tropeolin-OO 0,1%
11. Pipet tetes (2 buah)
12. Penangas air
13. Timbangan
14. Oven
D. LANGKAH KERJA
1. Standarisasi Natrium Nitri
Kemudian tambahkan
Titrasi dengan larutan 15 ml asam klorida
natrium nitrit 0,1 M 1N, KBr 1g, 5 tetes
sampai warna berubah larutan tropeolin OO,
dari ungu ke biru terang. dan 3 tetes larutan
metilen biru.
2. Sampel Sulfaguanidin
3. Sampel Paracetamol
Tambahkan
Timbang 600,0 Titrasi dengan
20,0 ml Tambahkan
mg sampel larutan
larutan HCl 5,0 g KBr, 5
paracetamol yang natrium nitrit
dalam air tetes indikator
telah di haluskan, 0,1 M sampai
(1:2). Refluks tropeolin OO
masukkan ke warna berubah
campuran dan 3 tetes
dalam labu dari ungu
selama 30 indikator
erlenmeyer 250 menjadi biru-
menit, lalu metilen biru.
ml. hijau.
dinginkan.
= 15,2604%
400 mg 80 mg
( ) ( )
480 mg 253,27 + 480 mg 290,32
Kesetaraan BM = = 129,72
2
1 mL NaNO2 ~ 129,72 mg
V NaNO2 × N NaNO2 × 259,45
massa =
1 mL × 0,1 N
24 × 0,0994 × 129,725
=
1 × 0,1
= 3094,6 mg
= 3,0946 g
Kadar golongan sulfat :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝑜𝑡𝑟𝑖𝑚𝑜𝑘𝑠𝑎𝑧𝑜𝑙
% kadar = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
3,0946
= x 100%
0,2506
= 1234,9 %%
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan kadar sulfaguanidin dan kadar
paracetamol dengan menggunakan metode titimetri berdasarkan reaksi diazotasi.
Metode titrasi diazotasi disebut juga nitrimetri yakni metode penetapan kadar secara
kuantitatif dengan menggunakan larutan baku natrium nitrit. Titrasi diazotasi
didasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugusan amino aromatis bebas
yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara
mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam. Hal ini dilakukan karena asam nitrit
sangat tidak stabil. Asam nitrit sangat mudah teroksidasi menjadi asam nitrat oleh
udara.
N + H 2O
Dalam nitrimetri, BE suatu senyawa sama dengan BM nya karena 1 mol senyawa
bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1 mol garam diazonium. Dari
hasil perhitungan, maka didapat konsentrasi NaNO 2 adalah 0,0994 N.
Dari hasil perhitungan di dapat kadar dari sampel obat sebesar 1234,9 %. Pada
literature kadar tablet kotrimoksazole ialah 93,0%-107,0%. Terjadi selisih yang sangat
besar antara hasil perhitungan dan literatue. Perbedaan tersebut tentunya diakibatkan
kesalahan manusia akibat kesalahan deteksi titik akhir titrasi. Ini dikarenakan ada 2
senyawa yg dititrasi, jadi kita tidak dapat mengetahui titik akhir titrasi mana yang
ditentukan.
G. KESIMPULAN
1. Kadar sampel obat kotrimoksazol adalah 1234,9 %.
2. Kadar sampel obat paracetamol adalah 15,26%.
DAFTAR PUSTAKA