Belerang Dan Asam Sulfat
Belerang Dan Asam Sulfat
PENDAHULUAN
Asam sulfat adalah suatu bahan penting untuk berbagai proses produksi,
antara lain industri pupuk, bahan kimia maupun untuk analisa labotarorium.
Asam sulfat merupakan asam anorganik yang bisa diproduksi secara massal
dan dalam kapasitas besar. Pada umumnya setiap pabrik memiliki unit
pabrik pengolahan asam sulfat agar mengurangi biaya pembelian bahan
baku. Oleh karena itu, agar kita lebih memahami mengenai industri belerang
1
dan asam sulfat, maka makalah ini akan membahas mengenai industri
belerang dan asam sulfat.
2
2. Mengetahui karakteristik bahan baku yang digunakan dalam industri
belerang dan asam sulfat.
3. Memahami proses industri asam sulfat.
4. Mengetahui produk dalam industri belerang dan asam sulfat
5. Mengetahui kapasitas produk yang dihasilkan pada industri belerang
dan asam sulfat.
6. Memahami manfaat produk yang dihasilkan dalam industri belerang
dan asam sulfat.
3
II. PEMBAHASAN
4
bentuknya, berjumlah 54,6 x 106 t di antaranya 26,1% diproduksi
dengan cara frasch, 32,2% merupakan hasil pulihan, 5,5% belerang-unsur
lainnya, dan 36,2% didapatkan dari sumber-sumber bukan unsur seperti
pirit dan gas pabrik logam.
2. Asam Sulfat
Asam sulfat pertama kali ditemukan di Iran oleh Al-Razi pada abad ke-9.
Pembuatannya melalui pembakaran belerang dengan saltpeter, pertama
kali dijelaskan oleh Valentinus pada abad kelima belas. Pada tahun 1746,
Roebuck dari Birmingham (Inggris) memperkenalkan proses kamar
timbal. Proses yang menarik, namun sekarang sudah kuno.
Proses kontak pertama kali ditemukan pada tahun 1831 oleh Phillips,
seorang Inggris, yang patennya mencakup aspek – aspek penting dari
proses kontak yang modern, yaitu dengan melewatkan campuran sulfur
dioksida dan udara melalui katalis, kemudian diikuti oleh absorpsi sulfur
trioksida di dalam asam sulfat 98,5 % sampai 99 %.
5
dikendalikan secara otomatis. Semua pabrik asam sulfat yang baru
menggunakan proses kontak.
6
Berikut daerah yang memiliki sumber belerang, antara lain:
Dari total jumlah sulfur yang diproduksi tersebut, sekitar 70-85% digunakan
untuk pembuatan asam sulfat. Sedangkan asam sulfat banyak digunakan
untuk industri pupuk (37%), industri bahan kimia (18%), industri bahan
warna (8%), pulp dan kertas (7%), besi baja, serat sintetis, minyak bumi dan
lain-lain.
pupuk
Refining minyak bumi
Proses kontak Asam fosfat
Sulfur alam pyrite SO2 H2SO4 Alumunium sulfat
Proses bilik Rayon dan serat
timbal Pulp
Bahan warna dan lain-lain
7
Karakteristik Bahan baku dari Industri Belerang dan Asam Sulfat
a. Mineral Sulfida
1. Bijih Pyrit (FeS2)
Sistem kristal: isometrik seperti dadu atau kubus (striated)
Kekerasan : 6 – 6,5 mohs
Berat jenis : 4,95 – 5,10
Warna : emas pucat
2. Sfalerit (ZnS)
Sistem kristal : isomeristik
Kekerasan : 3,5 – 4 mohs
Berat Jenis : 4,0
Sifat : submetalik
Keberadaan : Joplin, Missouri, Rosiclare, Illinois, Elmwood,
Tennessee, Amerika Serikat, Broken Hill,
Australia, Italia, Spanyol, Burma, Peru, Maroko,
Jerman, dan Inggris.
3. Kalkoprit (CuFeS2)
8
Sistem kristal : tertragonal
Sifat : logam
4. Galena (PbS)
Sistem Kristal : isometrik heksoktahedral
Kekerasan : 2,5 – 2,75 mohs
Berat jenis : 7,58
Warna : abu – abu timah
Sifat : semikonduktor
Keberadaan : Perancis,
Romania, Austria, Belgium, Italia,
Spanyol, Scotland, Inggris, Australia,
Mexico, Gunung Hermon (Israel
sebelah utara), Amerika Serikat (lembah Mississippi, di bagian
tenggara Missouri dan di Illinois, Iowa dan Wisconsin).
9
Sifat : gas beracun, korosif, dan tidak berwarna
10
2.3 Proses Industri Belerang dan Asam Sulfat
11
di bagian atas anhidrat yang tidak mengandungnya, seperti pada
gambar.
Sedangkan air ditarik keluar dari formasi itu dengan laju aliran kira-
kira sama dengan laju injeksinya, agar tidak terjadi peningkatan
tekanan yang dapat menyebabkan pemasukannya terhenti. Setelah
sampai dipermukaan, belerang cair itu dialirkan melalui pipa-pipa
yang dipanaskan dengan uap ke dalam pemisah (separator), dimana
12
udara dikeluarkan. Belerang itu kemudian dibiarkan memadat di
dalam tong-tong penimbunan atau tetap dalam keadan cair di dalm
tangki penimbunan yang dipanaskan dengan uap.
13
Dari gambar di atas terlihat bahwa pada proses flotasi mineral yang
akan dipisahkan bersama dengan reagen akan menempel pada
gelembung udara dan naik ke permukaan, sedangkan sisanya berupa
pasir halus dan air yang disebut tailing. Sedangkan dalam
benefication proses, sulfur setelah ditambahkan air dan reagen-
reagen dipanaskan dalam autoklaf selama ½ - ¾ jam pada tekanan 3
atm, sehingga setiap partikel kecil sulfur terkumpul, kemudian
dilakukan pencucian dengan air untuk menghilangkan tanah, lalu
dipanaskan kembali dalam autoklaf sehingga sulfur terpisah sebagai
lapisan sulfur dengan kadar 80 – 90%.
14
Pada thermal step, sebagian gas H2S akan teroksidasi dengan udara,
ini dilakukan dalam tungku reaksi pada suhu tinggi (1000 – 1400oC ).
Sehingga sulfur akan terbentuk dan akan dihasilakan pula gas SO2,
namun beberapa gas H2S tetap tidak bereaksi. Dengan reaksi sebagai
berikut:
H2S + 3O2 2SO2 + 2H2O - 24,89 kcal
Kemudian pada catalityc step, gas H2S yang belum teroksidasi pada
thermal step direaksikan dengan SO2 pada suhu yang lebih rendah
(sekitar 200 – 350oC) selama katalis untuk memperoleh belerang.
Dengan reaksi sebagai berikut:
15
Gambar 5. Proses Clause dalam industri pada pabrik okotoks
16
2. Asam Sulfat
a. Proses kontak
Salah satu cara pembuatan asam sulfat melalui proses industri
dengan produk yang cukup besar adalah dengan proses kontak.
Prinsip proses kontak adalah reaksi oksidasi gas SO2 dengan oksigen
dari udara dengan memakai katalis padat dilanjutkan dengan
absorpsi gas SO3 yang dihasilkan untuk membentuk asam sulfat.
Reaksi Utama :
17
a. Belerang dibakar di udara, sehingga bereaksi dengan oksigen
dan menghasilkan gas belerang dioksida.
18
Gambar 6. Diagram alir proses kontak absorpsi tunggal
19
Gambar 7. Diagram alir asam sulfat dengan menggunakan
absorpsi ganda
20
dramatis memperluas manufaktur asam sulfat. Produk dari bejana
tanah liat yang kuno itu hanya beberapa gram, dan botol kaca Ward
dapat menghasilkan beberapa kilogram. Sebaliknya, bilik-timbal
dapat memproduk asam sulfat dalam jumlah ratusan pound hingga
berton-ton, menurunkan harga produk karena skalanya yang besar
serta menurunkan biaya tenaga kerja. Dalam proses bilik-timbal,
campuran sulfur dan kalium nitrat diletakan dalam cedok (ladle) dan
dibakar di dalam bilik besar yang dilapisi timbal, lantainya digenangi
dengan air. Gas mengembun pada dinding dan diabsorpsi oleh air.
Sesudah proses ini diulang beberapa kali, asam sulfat encer diambil
dan dididihkan untuk memekatkannya lebih lanjut. Pengembangan
terakhir meliputi penghembusan uap air untuk mempercepat reaksi
dengan air dan menyebarkan gas serta memisahkan bilik pembakar
dari bilik absorpsi.
Joseph Gay Lussac mengambil langkah maju yang nyata pada tahun
1835 ketika ia membangun menara untuk mengambil kembali NO
yang sebelumnya telah dihembuskan keluar dan dan
mengkonversinya kembali menjadi NO2 melalui reaksi dengan
oksigen. Tepatnya, dalam menara Gay Lussac, NO dikonversikan
menjadi asam Nitrit (HNO2) yang dilarutkan dalam asam sulfat
berair;
21
Pendaur ulangan oksida nitrogen sangat mengurangi konsumsi
natrium nitrat atau kalium nitrat, yang hanya sekarang diperlukan
untuk menggantikan dalam kehilangan dalam proses. Disamping itu,
menara Glover memproduksi asam sulfat yang lebih pekat 75 sampai
85 persen H2SO4 berdasar massa dibandingkan 60 sampai 70 persen
yang diperoleh dengan metode terdahulu. Berikut adalah proses
mendapatkan asam sulfat dengan cara bilik timbal.
22
masuk ke dalam kompartemen kedua, bersama dengan sebagaian gas
panas dari tanur pembakaran. Kemudian gas yang dihasilkan ini
akan keluar pada suhu 170oC sampai 180oC, dan masuk ke dalam
drum pendingin gas, dimana gas tersebut didinginkan lagi menjadi
100oC sampai 125oC sambil menaikkans uhu asam encer ke titik
didihnya. Oleh karena sebagian asam sulfat itu terbawa ikut sebagai
kabut, gas panas dilewatkan melalui pembasuh venture dan separator
siklon, kemudian dicuci dengan asam umpan dan air untuk
menyingkirkan kabut asam, sebelum dibuang ke udara. Cara ini
dapat menurunkan kabut asam sampai sekitar 35 mg/m3 dengan
biaya investor yang lebih rendah dari pada bila menggunakan
prisipitator-kabut elektrostatik. Prosedur ini akan menghasilkan asam
dengan konsentrasi akhir 93%.
23
2.4 Produk dalam Industri Asam Sulfat
Produk asam sulfat yang dihasilkan oleh PT. Dunia Kimia Utama memiliki
konsentrasi 98,5%. Sifat fisik asam sulfat yang dihasilkan yaitu:
1. Bentuk Cairan
2. Warna Jernih
3. Bau Menyengat
4. Titik Didih 340oC
5. Titik Leleh 10,49oC
1 Tekanan 1 atm -
24
3 Konversi Mencapai 99,5% (dari Konversi mencapai
SO2 menjadi SO3) 78%
2.5 Kapasitas Produk yang dihasilkan pada Industri Belerang dan Asam
Sulfat
25
menjadi 841.000 ton/tahun pada tahun 1988. Jumlah kebutuhan pada
tahun 1983/1984 238.000 ton dan pada tahun 1988 diperlukan 800.000
ton. Pemakai dan penghasil terbesar adalah PT. Petrokimia Gresik
yaitu 170.000 ton/tahun untuk unit pupuk ZA((NH4)2SO4)) dan akan
dipoles menjadi 698.000 ton/tahun dengan mulai beroperasinya unit
asam phosport.
2.6 Manfaat Dan Bahaya Produk yang dihasilkan dalam Industri Belerang
dan Asam Sulfat
Selain berkhasiat bagi tubuh manusia, lebih dari 90% belerang yang
digunakan dikonversi menjadi asam sulfat, tetapi penggunaan di
industri pun banyak. Di antaranya adalah pembuatan pulp kertas,
karbon disulfida, insektisida, fungisida, bahan pemutih, karet
vulkanisasi, detergen, produk farmasi dan zat warna.
2. Asam Sulfat
Kegunaan asam sulfat adalah untuk pembuatan aluminium sulfat.
Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah kecil sabun pada
serat pulp kertas untuk menghasilkan aluminium karboksilat yang
membantu mengentalkan serat pulp menjadi permukaan kertas yang
keras. Aluminium sulfat juga digunakan untuk membuat aluminium
hidroksida.
26
Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai
contoh, asam sulfat merupakan katalis asam yang umumnya digunakan
untuk mengubah sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang
digunakan untuk membuat nilon. Ia juga digunakan untuk membuat
asam klorida dari garam melalui proses Mannheim. Banyak H2SO4
digunakan dalam pengilangan minyak bumi, contohnya sebagai katalis
untuk reaksi isobutana dengan isobutilena yang menghasilkan
isooktana.
2. Asam Sulfat
Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya.
Resiko utama asam sulfat adalah kontak dengan kulit yang
menyebabkan luka bakar dan penghirupan aerosol asap. Paparan
dengan aerosol asam pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan
iritasi mata, saluran pernafasan, dan membran mukosa yang parah.
Iritasi akan mereda dengan cepat setelah paparan, walaupun terdapat
risiko edema paru apabila kerusakan jaringan lebih parah. Pada
27
konsentrasi rendah, simtom-simtom akibat paparan kronis aerosol
asam sulfat yang paling umumnya dilaporkan adalah pengikisan gigi.
28
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh mengenai Industri Belerang dan asam
sulfat antara lain sebagai berikut.
1. Belerang merupakan salah satu bahan dasar yang paling penting dalam
industri pengolahan kimia.
2. Bahan baku yang digunakan dalam industri asam sulfat adalah belerang.
3. Proses industri asam sulfat terdiri dari proses kontak (absorpsi tunggal
dan ganda) dan proses bilik timbal.
4. PT. Dunia Kimia Utama yang terletak di Palembang menggunakan
proses kontak.
5. Proses kontak dan bilik timbal memakai bahan dasar SO2 dari
pembakaran belerang.
6. Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Resiko
utama asam sulfat adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan luka
bakar dan penghirupan aerosol asap.
7. Kegunaan asam sulfat adalah untuk pembuatan aluminium sulfat.
29
DAFTAR PUSTAKA
Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Diawati, Chansyanah. 2010. Diktat Kimia Industri. Bandar Lampung : Universitas
Lampung.
Oxtoby, David W. 2003. Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
30