Kelas MY
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PT ANEKA TAMBANG TBK
(Alya Zhafirah Tamin / 125160380)
PT Aneka Tambang Tbk. atau PT ANTAM didirikan pada tahun 1968 adalah perusahaan
pertambangan milik BUMN dimana sebagian besar sahamnya dimiliki Negara (65%) dan
sisanya dimiliki oleh masyarakat (35%). Kegiatan Antam mencakup eksplorasi, penambangan,
pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral ke Eropa dan Asia. Komoditas utama
Antam adalah bijih nikel kadar tinggi atau sprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit,
feronikel, emas, perak, dan bauksit. Jasa utamanya adalah pengolahan dan pemurnian logam
mulia serta jasa geologi.
Kantor pusat perusahaan berlokasi di Gedung Aneka Tambang, Jl Letjen T.B Simatupang No 1
Jakarta Selatan, dan kegiatan pertambanganya (eksplorasi dan eksploitasi) berlokasi di beberapa
daerah di Indonesia; Tayan, Lasolo, Toho, Cibaliung, Sitallo, Maniang, Pomalaa, Tambea,
Oxybil, Batu kilat, Batang Asai, dan masih banyak lagi.
Pemerintah RI 1 1 - -
ANTAM juga menjalin kerjasama dengan perusahaan tambang domestik dan internasional untuk
mengembangkan wilayah pertambangannya. Berikut entitas asosiasi dan entitas pertambangan
patungan yang bekerjasama dengan ANTAM: PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) dengan
kepemilikan ANTAM 25% ,PT Meratus Jaya Iron & Steel (MJIS) dengan kepemilikan ANTAM
34%, PT Weda Bay Nickel (WBN) dengan kepemilikan ANTAM 10%, PT Sorikmas Mining
dengan kepemilikan ANTAM 25%, PT Gorontalo Minerals dengan kepemilikan ANTAM 20%,
PT Sumbawa Timur Mining dengan kepemilikan ANTAM 20%, PT Pelsart Tembaga Kencana
dengan kepemilikan ANTAM 15%.
ANALISIS RASIO
Return on average asset tahun 2018 naik menjadi 2,76% yang sebelumnya tahun 2017
0,46% ,return on average equity 2018 naik menjadi 4,57% yang sebelumnya tahun 2017
0,74%, pertumbuhan ini terjadinya karena meningkatnya yang signifikan Laba dari Rp
136,503,269 menjadi Rp 874,426,593 dan diikuti dengan meningkatnya Net Income.
Current ratio tahun 2018 mengalami penurunan, di tahun 2017 162,13 % menjadi
154,19%, terjadi karena current asset yang menurun dari Rp 9,001,938,755 menjadi Rp
8,498,442,636, dan diikuti penurunan nilai current liabilities. Walaupun current liabilities
menurun, tapi angkanya penurunannya tidak besar.
Solvability ratio yaitu kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban mengalami
penurunan dari 260% menjadi 245%, hal ini terjadinya karena ada peningkatan hutang
namun sebenarnya kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban masih cukup
baik walaupun menurun.
Cash ratio mengalami penurunan dari 99.97% menjadi 78% terjadi karena adanya
penurunan kas dan setara kas, Rp 5,550,677,020 (2017) menjadi Rp 4,299,068,085
(2018).
LIABILITAS
Komponen liabilitas yang belum tentu ada selain di perusahaan pertambangan adalah Provisi
atas pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup yaitu dimana perusahaan memiliki kewajiban
untuk merestorasi dan merehabilitasi daerah pertambangan serta penarikan aset sesudah produk
selesai diakui ketika perusahaan memiliki kewajiban hukum dan konstruktif masa kini sebagai
akibat peristiwa masa lalu, terdapat kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut memerlukan
sumber daya, dan jumlah kewajiban tersebut dapat diukur secara andal.
Secara keseluruhan terjadi peningkatan liabilitas dari Rp 11,523,869,935 menjadi Rp
13,567,160,084. Banyak komponen yang mengalami peningkatan contohnya:
● Beban akrual , yaitu beban dari jas kontraktor dan konsultan, biaya proyek P3FH, bunga,
biaya eksploitasi, sewa, retribusi daerah, pembelian bahan baku, dan lain-lain. Beban
akrual meningkat cukup tinggi karena tahun 2018 ANTAM melakukan proyek P3FH
(Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim).
● Pinjaman investasi ( jangka panjang) yang meningkat cukup tinggi dari Rp 3,200,350,554
menjadi Rp 5,249,741,153.
Namun diikuti juga dengan penurunan, contohnya:
● Utang obligasi (jangka pendek) pada tahun 2017 Rp 899,594,174 menjadi tidak ada di
tahun 2018
Peningkatan Liabilitas terjadi karena meningkatnya non current liabilities yang angkanya cukup
signifikan dari Rp 5,971,408,300 menjadi Rp 8,055,415,940, walaupun adanya penurunan
current liabilities.
EKUITAS
Jumlah ekuitas juga mengalami peningkatan dari Rp 18.490.386.110 (2017) menjadi Rp
19.739.230.723 (2018) peningkatan terbesar yaitu pada komponen surplus revaluasi aset, dimana
pada tahun 2017 sebesar Rp 2,330,655,281 dan pada tahun 2018 menjadi Rp 2,755,178,114 dan
adanya peningkatan pada komponen kepentinagn non pengendali. Untuk komponen lainnya
seperti modal saham tahun 2017 dan 2018 sama jumlahnya yaitu modal dasarnya sebesar Rp
2,403,076,473 dan tambahan modal disetornya sebesar Rp 3,934,833,124 dan kompenen selain
modal saham mengalami penurunan.
Dari laporan keuangan ANTAM dari 2017 hingga 2018 terjadi peningkatan yang cukup baik dan
laba pun ikut meningkat, sehingga dapat dikatakan kinerja keuangan meningkat secara signifikan
di tahun 2018 yang bisa dilihat dari earning before interest, taxes, depreciation dan amortization
yang meningkat 51% menjadi Rp 3,33 T yang sebelumnya hanya Rp 2,21 T . Laba kotor
ANTAM naik menjadi Rp 3,476,436,183 atau tumbuh sebesar 111% dan diikuti naiknya laba
usaha menjadi Rp 1,852,728,851. Sehingga laba bersih ANTAM menjadi Rp 874,426,593,
dikarenakan meningkatnya penjualan lokal dan ekspor dari produk pertambangan, terutama pada
produk emas. Karena laba juga meningkat, juga mempengaruhi return on average asset ratio dan
return on average equity ratio yang juga meningkat.
Kinerja keuangan ANTAM positif karena pertumbuhan kinerja produksi dan penjualan
komoditas utama dan peningkatan yang efisien. Pada tahun 2018 penjualan bersih ANTAM
sebesar Rp 25,241,268,367 yang sebelumnya tahun 2017 sebesar Rp 12,653,619,205.
Menurut saya laporan keuangan ANTAM sudah sangat baik, dan sudah disajikan secara wajar,
dalam hal semua yang material. Kinerja keuangan pun juga sudah sangat baik.