Anda di halaman 1dari 68

PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS LINN)

TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA


HIPERTENSI USIA DEWASA

THE INFLUENCE OF THE CUCUMBER JUICE (CUCUMIS SATIVUS


LINN) ON THE BLOOD PRESSUR OF HYPERTENSION
PATIENTS OF ADULT AGE

ZUL FIKAR AHMAD


P1804215008

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS LINN)
TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI USIA DEWASA

Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun dan diajukan oleh

ZUL FIKAR AHMAD

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Zul Fikar Ahmad

NIM : P1804215008

Program studi : Kesehatan Masyarakat/Epidemiologi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis

ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, agar

dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Makassar, Agustus 2017

Yang menyatakan

Zul Fikar Ahmad

iv
ABSTRAK

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat


yang menyebabkan tingginya tingkat kematian dan ketidakmampuan
mencapai usia harapan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menilai
pengaruh pemberian jus mentimun (Cucumis sativus Linn) terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi pada usia dewasa di wilayah
kerja Puskesmas Parangia Kabupaten Kepulauan Selayar.
Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan
rancangan Non-Randomized Control Group Pre-test Post-test Design.
Populasi penelitian ini adalah penderita pra-hipertensi dan hipertensi
tingkat I usia dewasa di wilayah kerja Puskesmas Parangia. Sampel
sebanyak 42 orang penderita pra-hipertensi dan hipertensi tingkat I yang
memenuhi kriteria penelitian, yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok yang diberi jus mentimun tanpa biji dan kelompok yang diberi
jus mentimun dengan biji. Data dianalisis menggunakan Paired Samples t
Test dan Independent-samples t Test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberiuan jus mentimun
tanpa biji menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 18,524 mmHg (p =
0,000), dan tekanan darah diastolik sebesar 8,905 mmHg (p = 0,000).
Pemberiuan jus mentimun dengan biji menurunkan tekanan darah sistolik
sebesar 15,952 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 7,571 mmHg
(p = 0,000). Tidak ditemukan perbedaan penurunan tekanan darah sistolik
(p = 0,257) dan tekanan darah diastolik (p = 0,414) antara pemberian jus
mentimun tanpa biji dengan jus mentimun dengan biji. Dengan demikian
pemberian jus mentimun dapat menurunkan tekanan darah pada
penderita pra hipertensi dan hipertensi tingkat I.

Kata Kunci : Hipertensi, Mentimun

v
ABSTRACT

Hypertension is one of the public health problems that cause


mortality and inability to reach life expectancy. The aim of the research is
to assess the effect of cucumber (Cucumis sativus Linn) on blood
pressure of hypertension patients of adult age in the working area of
Parangia Health Centre of Selayar Islands Regency.
The research used a quasi experiment design with Non-
Randomized Control Group Pre-test Post-test Design. The populations
include pre-hypertension and hypertension grade I patients of adult age in
the working area of Parangia Health Centre. The samples were 42 pre-
hypertension and hypertension grade I patients who meet the research
criteria. They were divided into two groups, a group given cucumber juice
without seeds and another group given cucumber juice with seeds. The
data were analyzed using Paired-samples t Test and Independent-
samples t Test.
The result of the study indicate that giving cucumber juice without
seeds decrease of systolic blood pressure by 18,524 mmHg (p = 0,000)
and decrease diastolic blood pressure by 8,905 mmHg (p = 0,000). Giving
cucumber juice with seeds could decrease systolic blood pressure by
15,952 mmHg (p = 0,000) and diastolic blood pressure by 7,571 mmHg (p
= 0,000). There was no difference between giving cucumber juice without
seeds and giving cucumber juice with seeds in the decrease of systolic
blood pressure (p = 0,257) and the decrease of diastolic blood pressure
(p = 0,414). This shows that giving cucumber juice can decrease blood
pressure in pre-hypertension and hypertension grade I patients.

Key Words : Hypertension, Cucumber

vi
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kejadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan dengan seizin-Nya jualah

sehingga karya yang berjudul “Pengaruh pemberian jus mentimun

(Cucumis sativus linn) terhadap tekanan darah penderita hipertensi pada

usia dewasa” dapatan dirampungkan dengan baik. Penulis Menyadari

bahwa Tesis ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya

bantuan, petunjuk, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

kepada segenap pihak yang telah banyak membantu tiada lupa penulis

haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli,

M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat sekaligus

pembimbing I dan Ibu Dr. Nurhaedar Jafar, Apt, M.Kes selaku

pembimbing II karena kesediaan beliau membimbing, yang tiada hentinya

memberikan saran dan kritik kepada penulis guna penyusunan karya yang

sempurna. Rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

sampaikan pula kepada bapak Prof Dr. drg. Andi Arsunan A, M.Kes, Ibu

Dr. Masni, Apt., MSPH dan Ibu Dr. Ida Leida M Thaha, SKM, M.KM,

M.Sc.PH, selaku penguji yang telah memberikan arahan, saran dan

masukan demi perbaikan tesis ini

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan

kepada:

vii
1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA selaku Rektor Universitas

Hasanuddin.

2. Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin.

3. Dr. Ridwan M. Thaha, M.Sc. selaku ketua Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat Sekolah Pascasarjana Universitas

Hasanuddin.

4. Para Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS, khususnya

dosen Bagian Epidemiologi, yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang sangat berharga selama penulis mengikuti

pendidikan.

5. Bupati dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepualauan Selayar,

yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di wilayah

kerjanya.

6. Teman-teman seperjuangan Epiders 2015, yang telah memberikan

support dan semangat terhadap penulis. Semoga selalu saling

menyayangi dan silaturahim ini selalu terjaga selamanya.

Secara istimewa penulis menyampaikan penghargaan yang tinggi

dan ucapan terimakasih yang tulus dan ikhlas kepada ayahanda Nur

Ahmad, dan Ibunda Andi Kebo tercinta, yang tiada hentinya mendoakan,

mencurahkan kasih sayang dan untuk segala kerja kerasnya selama

penulis menempuh pendidikan. Kepada saudara tercinta Nur Azmi, Nur

viii
Aina dan Fadli, untuk segala dorongan semangat yang diberikan untuk

kesuksesan penulis.

Dari semua bantuan yang telah diberikan, penulis tentunya tidak

akan dapat memberikan balasan yang setimpal, kecuali berdoa semoga

Allah Subhana Wataala melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dan

melapangkan jalan hidup hambanya yang senantiasa ikhlas membantu

sesamanya. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan permohonan maaf yang tiada terhingga untuk semua

kekhilafan penulis baik lisan maupun dalam perbuatan. Oleh karena itu,

penulis senantiasa mengharapkan tanggapan, kritikan, dan saran-saran

yang konstruktif sehingga penulis dapat menghasilkan sebuah karya yang

lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Harapan dan doa penulis, semoga karya ini dapat memberikan

manfaat bagi bangsa, institusi, dan penulis sendiri. Amiin ya robbal’alamin.

Makassar, Agustus 2017

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGAJUAN TESIS ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS iv

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

DAFTAR SINGKATAN xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian 9

D. Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Mentimun 11

B. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi 17

x
C. Tinjauan Umum Tentang Mentimun Terhadap Tekanan

Darah 41

D. Kerangka Teori 49

E. Kerangka Konsep 50

F. Hipotesis Penelitian 50

G. Definisi Operasional 51

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 54

B. Waktu Dan Lokasi Penelitian 55

C. Populasi Dan Sampel 55

D. Instrumen Penelitian 58

E. Pengumpulan Data 59

F. Pengolahan dan Analisa Data 63

G. Kontrol Kualitas 65

H. Etika Penelitian 67

I. Prosedur dan Pelaksanaan 67

J. Alur Penelitian 71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 72

B. Pembahasan 83

C. Keterbatasan Penelitian 91

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 92

xi
B. Saran 92

DAFTAR PUSTAKA 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

2.1. Kandungan gizi makro dasar mentimun mentah tanpa kulit 12

2.2. Kandungan karbohidrat mentimun mentah tanpa kulit 13

2.3. Kandungan asam amino mentimun mentah tanpa kulit 13

2.4. Kandungan vitamin mentimun mentah tanpa kulit 14

2.5. Kandungan mineral mentimun mentah tanpa kulit 15

2.6. Klasifikasi hipertensi menurut NHF 18

2.7. Sintesa pengaruh mentimun terhadap tekanan darah 47

4.1 Karakteristik Umum Responden 73

4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh 75

4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi 76

4.4 Perbedaan Penurunan Tekanan Darah Berdasarkan Kategori

Hipertensi 77

4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Gizi Sebelum dan

Setelah Perlakuan 78

4.6 Gambaran Perubahan Tekanan Darah Sebelum dan Setelah

Perlakuan 80

4.7 Perbedaan Penurunan Tekanan Darah Kelompok I dan II 82

xiii
DAFTAR GAMBAR

2.1. Renin-angiostensin dalam mengatur tekanan darah 21

2.2. Faktor risiko hipertensi menurut WHO 30

2.3. Pengobatan hipertensi 32

2.4. Algoritma tatalaksana hipertensi 40

2.5. Hubungan natrium dan kalium terhadap tekanan darah 43

2.6. Hubungan magnesium dan fungsi pembuluh darah 44

2.7. Kerangka teori 49

2.8. Kerangka konsep penelitian 50

3.1. Rancangan penelitian 54

3.2 Mentimun biasa 67

3.3 Alur penelitian 71

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan menjadi responden

Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 Kuesioner Penjaringan

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 Rekomendasi Persetujuan Etik

Lampiran 7 Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran 8 Output Hasil Analisis

Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 10 Biodata Penulis

xv
DAFTAR SINGKATAN

AHA American Heart Assosiation


AKG Angka Kecukupan Gizi
ATP Adenosina trifosfat
BHA Butylated hidroksil anisol
CDC Central Disease Control
CI Confidence Interval
DASH Dietary Approaches to Stop Hypertension
DHPS Department Of Health And Human Services
DO Drop Out
FFQ Food Frequency Quetionaire
IMT Indeks Massa Tubuh
IPAQ International Physical Activity Quetionaire
JNC Joint National Comitte
Kemenkes Kementrian Kesehatan
mg Milligram
mmHg Millimeter Air raksa
NCD Non-Communicable Disease
NHANES National Health
NHF National Health Foundation
NO Nitrit Okside
OR Odd Ratio
PDSKI Persatuan Dokter Spesialis Kardiologi Indonesia
SD Standar Deviasi
Riskesdas Riset Kesehatan Dasar
USDA United State Department of Agriculture
VOCC Voltage-operated Calcium Channel
WHO World Health Organization

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian terbesar

diseluruh dunia. Disamping kematian, penyakit ini juga menyebabkan

tingginya tingkat morbiditas dan kecacatan. Prevalensi yang tinggi

umumnya terkait dengan multi-morbiditas, karena mereka membutuhkan

pengobatan dan perawatan jangka panjang yang mahal. Penyakit tidak

menular memiliki dampak sosial dan ekonomi yang mempengaruhi

individu, rumah tangga dan seluruh masyarakat (Boutayeb et al., 2013).

Penyakit tidak menular bertanggung jawab atas 38 juta (68%) dari

total 56 juta kematian di dunia pada tahun 2012. Lebih dari 40% dari

mereka (16 juta) berada pada kematian yang dianggap prematur yaitu di

bawah usia 70 tahun, dan hampir tiga perempat atau sekitar 28 juta

kematian dari semua kematian akibat penyakit tidak menular terjadi pada

negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2014).

Sedangkan menurut Wang et al. (2016), kematian akibat Non-

Communicable Disease (NCD) total kematian dari penyebab ini meningkat

14,1% atau sekitar 39,8 juta jiwa sejak tahun 2005 sampai tahun 2015.

Salah satu penyakit yang turut menyumbangkan angka kematian

akibat penyakit tidak menular adalah penyakit hipertensi. Di seluruh dunia,

peningkatan tekanan darah diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian,


2

sekitar 12,8% dari total seluruh kematian. Hipertensi menyumbang 57 juta

ketidakmampuan mencapai usia harapan hidup. Secara global, prevalensi

keseluruhan peningkatan tekanan darah pada orang dewasa berusia 25

dan lebih dari sekitar 40% pada tahun 2008. Proporsi penduduk dunia

dengan tekanan darah tinggi, atau hipertensi yang tidak terkontrol, jatuh

sederhana antara tahun 1980 dan 2008 (WHO, 2016).

Mills et al. (2016) menemukan bahwa hipertensi lebih banyak

terjadi pada negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah.

Prevalensi hipertensi di negara-negara berpenghasilan tinggi sebesar

28,5% atau sekitar 1,39 miliar orang mengalami hipertensi dan sedangkan

prevalensi hipertensi di nigara-negara berpenghasilan menengah ke

bawah sebesar 31,5% atau sekitar 1,04 miliar di negara-negara

berpenghasilan rendah dan menengah. Karamat et al. (2016) juga

menemukan bahwa prevalensi tinggi prehipertensi (31%) dan hipertensi

(41%) terjadi pada populasi berpenghasilan menengah perkotaan ini.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013,

prevalensi hipertensi di Indonesia menurut hasil wawancara sebesar 9,4

%. Sulawesi Utara merupakan Provinsi dengan prevalensi hipertensi

tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 15%, kemudian di urutan kedua yaitu

Kalimantan Selatan sebesar 13,1%. Sedangkan menurut hasil

pengukuran prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui

pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di


3

Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%) dan

Kalimantan Timur (29,6%) (Kemenkes, 2013d).

Prevalensi hipertensi di Sulawesi Selatan pada tahun 2013 sendiri

masih berada di atas rata-rata nasional yaitu sebesar 10,3%. Berdasarkan

hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun prevalensi hipertensi di Sulawesi

Selatan sebesar 28,1%, tertinggi terjadi di Kabupaten Enrekang (31,3%),

diikuti Bulukumba (30,8%), dan Sinjai (30,4%). Kepulauan Selayar sendiri,

prevalensi hipertensi sebesar 27,2% (Kemenkes, 2013a). Penyakit

hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan

prevalensi tertinggi di Kabupaten Kepulauan Selayar (Dinkes, 2016).

Berdasarkan hasil laporan Puskesmas Parangia, jumlah kasus

hipertensi cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun. Jumlah penderita

hipertensi di wilayah kerjanya tahun 2013 - 2015 adalah :1425,1388, dan

1434 kasus. Proporsi kelompok usia lansia (≥ 60 tahun) cenderung

mengalami peningkatan dari tahun ketahun, yaitu tahun 2013 sebesar

42,2 %, 2014 sebesar 49,7 %, tahun 2015 sebesar 55,%. Pada tahun

2016 hanya terdapat 998 kasus. Penderita hipertensi tertinggi di tahun

2016 adalah kelompok usia > 60 tahun yaitu sebanyak 58,88%, dan diikuti

kelompok usia 45 – 59 tahun sebesar 33, 06%. Hipertensi menempati

urutan kedua penyakit tertinggi yang banyak diderita di Wilayah Kerja

Puskesmas Parangia setelah penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas

(ISPA). Tingginya angka kejadian tersebut menunjukkan bahwa hipertensi


4

merupakan adanya masalah kesehatan masyarakat yang serius di

Wilayah Kerja Puskesmas Parangia.

Pernyakit hipertensi memiliki hubungan erat dengan risiko penyakit

kardiovaskuler, stroke, dan penyakit ginjal. Karamat et al. (2016)

menyebutkan bahwa 54% dari stroke dan 47% dari penyakit jantung di

seluruh dunia disebabkan karena hipertensi. Risiko komplikasi terendah

pada tekanan darah sekitar 115/75 mmHg. Lebih dari 115/75 mmHg,

untuk setiap peningkatan 20 mmHg tekanan darah sistolik atau 10 mmHg

tekanan darah diastolik, berisiko mengalami gangguan kardiovaskular dan

stroke (Weber et al., 2014). Mozaffarian et al. (2015) menemukan bahwa

tujuh dari setiap sepuluh orang yang mengalami serangan jantung, dan

gagal jantung kronis memiliki hipertensi, dan delapan orang setiap

sepuluh orang yang mengalami stroke pertama mereka memiliki

hipertensi. Selain penyakit jantung koroner dan stroke, komplikasi tekanan

darah termasuk gagal jantung, penyakit pembuluh darah perifer,

gangguan ginjal, perdarahan retina dan gangguan penglihatan. Dengan

mengobati tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik sampai

kurang dari 140/90 mmHg sama dengan mengurangi risiko komplikasi

penyakit kardiovaskular (WHO, 2013).

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan cara farmakologis

dan non farmakologis. Terapi farmakologis tentu saja dilakukan dengan

memberikan obat-obatan anti hipertensi. Sedangkan terapi non

farmakologis dapat dilakukan salah satunya dengan cara modifikasi gaya


5

hidup (Weber et al., 2014). Salah satu cara untuk melakukan modifikasi

gaya hidup pada penderita hipertensi adalah dengan pengaturan makan.

Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) adalah pendekatan

seumur hidup untuk makan sehat yang dirancang untuk membantu

mengobati atau mencegah tekanan darah tinggi (hipertensi). Diet DASH

mendorong untuk mengurangi natrium dalam diet dan makan berbagai

makanan yang kaya nutrisi yang membantu menurunkan tekanan darah,

seperti kalium, kalsium dan magnesium. Diet DASH juga sejalan dengan

rekomendasi diet untuk mencegah osteoporosis, kanker, penyakit jantung,

stroke dan diabetes (Mayo, 2016).

Pengobatan berbasis tanaman dan buah juga merupakan salah

satu bentuk terapi yang berkembang saat ini. Selain karena murah, efek

yang dihasilkan juga lebih baik daripa obat kimia meskipun memerlukan

waktu yang sedikit lebih lama bila dibandingkan dengan yang kimia

(Jouad et al., 2001). Tanaman selalu menjadi sumber umum dari obat-

obatan, baik dalam bentuk sediaan tradisional atau sebagai prinsip aktif

murni tanaman lokal tersedia atau ekstrak tumbuhan yang bisa berguna

untuk pengobatan berbagai penyakit (Farnsworth et al., 1985). Disamping

itu mengkonsumsi obat kimia (kelompok obat yang berfungsi sebagai anti

inflamasi, analgetik dan antipiretik) dalam jangka waktu lama dapat

mengakibatkan gangguan lain pada fungsi tubuh dimana mereka yang

mengkonsumsi lebih dari tiga kali / minggu berisiko enam kali untuk

menderita gagal ginjal kronis (Munandar et al., 2016).


6

Salah satu sayuran yang dapat menurunkan tekanan darah adalah

Mentimun (Cucumis sativus Linn) (Ekanto et al., 2016). Mentimun

merupakan buah yang banyak ditemukan di masyarakat dan sudah

banyak dikonsumsi sebagai pelengkap hidangan. Berdasarkan laporan

United State Department of Agriculture (USDA) Branded Food Products

Database, setiap 100 gram mentimun mengandung 147 mg Kalium dan

tidak mengandung natrium, serta masih banyak lagi kandungan nutrisi

lainnya.

Tingginya kandungan kalium, menjadikan mentimun sebagai salah

satu pilihan dalam upaya terapi nonfarmakologis penyakit hipertensi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kusumastuty et al. (2016) tentang

asupan kalium terhadap tekanan darah, menemukan bahwa asupan

kalium berhubungan dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah

diastolik dengan arah korelasi negatif, hal tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi konsumsi kalium maka dapat menurunkan tekanan darah

pada pasien hipertensi. Tidak adanya kandungan natrium juga semakin

memperjelas manfaat dari buah mentimun. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan Riyadi et al. (2016), bahwa konsumsi natrium berlebih berisiko

empat kali untuk menderita hipertensi esensial bila dibandingkan dengan

mereka yang kurang mengkonsumsi natrium.

Selain Kalium, mentimun juga mengandung magnesium yang

berperan dalam menurunkan tekanan darah. Magnesium adalah elektrolit

penting bagi organisme hidup dan merupakan mineral yang paling


7

berlimpah keempat dalam tubuh manusia. Magnesium dalam tubuh

manusia memainkan peran penting dalam pencegahan dan pengobatan

banyak penyakit (Grober et al., 2015). Rendahnya tingkat magnesium

dikaitkan dengan sejumlah penyakit kronis seperti alzheimer, asma,

Attention Defisit Hyperactivity Disorder (ADHD), resistensi insulin, dibetes

mellitus tipe 2, hipertensi, penyakit kardiovaskuler, sakit kepala dan

osteoporosis (Song et al., 2005). Penelitian yang dilakukan Zhang et al.

(2016) menunjukkan suplementasi magnesium (Mg) dengan dosis median

dari 368 mg/hari untuk durasi rata-rata tiga bulan pada orang dewasa

normotensif dan hipertensi secara signifikan mengurangi tekanan darah

sistolik 2,00 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 1,78 mmHg.

Melihat permasalahan hipertensi yang kompleks, dan

perkembangan produk dari bahan makanan dan tumbuhan yang semakin

nyata dirasakan manfaatnya bagi kesehatan khususnya dalam

pengobatan hipertensi berbasis buah dan sayur sebagai alteratif

pengobatan dan pencegahan yang tanpa efek samping, maka penulis

bermaksud untuk melakukan penelitian untuk menilai pengaruh pemberian

jus mentimun (Cucumis sativus Linn) terhadap tekanan darah pada

penderita hipertensi usia dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Parangia,

Kabupaten Kepulauan Selayar.

Wilayah kerja Puskesmas Parangia dipilih karena penyakit

hipertensi menempati urutan pertama sebagai masalah kesehatan akibat

penyakit tidak menular. Usia dewasa yaitu usia 26 - 45 tahun menurut


8

Kemenkes (2009) dipilih karena berdasarkan laporan puskesmas,

prevalensi hipertensi 3,15% pada tahun 2014, 3,23% pada tahun 2015,

dan pada tahun 2016 sebesar 4,21%. Mentimun dipilih karena merupakan

sayuran yang jarang dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat Kepulauan

Selayar, mengingat hasil Riskesdes tahun 2013, tentang frekuensi dan

porsi asupan sayur/buah penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar yang

mengkonsumsi kurang dari lima porsi per hari selama tujuh hari proporsi

penduduk yang mengkonsumsi sayur dan buah mengalami peningkatan

dari 96% pada tahun 2007 menjadi 99,6 % pada tahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Melihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh penyakit hipertensi

dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh pemberian jus

mentimun (Cucumis sativus Linn) terhadap tekanan darah pada penderita

pra-hipertensi dan hipertensi tingkat I usia dewasa di Wilayah Kerja

Puskesmas Parangia Kabupaten Kepulauan Selayar”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai pengaruh pemberian

jus mentimun (Cucumis sativus Linn) terhadap tekanan darah pada


9

penderita hipertensi usia dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas

Parangia Kabupaten Kepulauan Selayar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk melihat gambaran perubahan tekanan darah berdasarkan

kategori hipertensi usia dewasa.

b. Untuk melihat gambaran perubahan tekanan darah pada penderita

hipertensi usia dewasa.

c. Untuk menilai efficacy mentimun untuk menurunkan tekanan darah

penderita hipertensi usia dewasa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Dapat menjadi data dan informasi bagi bidang kesehatan

masyarakat serta dapat menjadi acuan bagi pengembangan penelitian

tentang upaya pengobatan dan pencegahan hipertensi melalui pola

konsumsi, khususnya konsumsi mentimun.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan imu pengetahuan tentang pengobatan

dan pencegahan hipertensi, serta menjadi pengalaman bagi peneliti

sehingga dapat diaplikasikan dalam upaya mengatasi masalah

kesehatan masyarakat yang ada di lingkungan peneliti.


10

b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

tambahan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya mengobati

penyakit hipertensi.

c. Bagi Pemerintah

Menjadi bahan evaluasi / masukan untuk pengambilan

keputusan strategis dan intervensi terhadap penyakit hipertensi,

serta menyusun kebijakan pelayanan kesehatan berbasis bukti

(Evidence-based Policy) khususnya di Kabupaten Kepulauan

Selayar.
11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum tentang Mentimun (Cucumis sativus Linn)

1. Definisi

Mentimun atau ketimun atau timun (Cucumis sativus Linn)

merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan

(Cucubitaceae) yang berasal dari kawasan India, lereng pegunungan

Himalaya, Sumber genetik mentimun yang lain ditemukan terdapat di

Afrika Selatan (Rukmana, 1994). Mentimun secara alami berkembang

di kedua lingkungan beriklim sedang dan tropis, dan umumnya

memerlukan suhu antara 60-90 °F / 15-33 °C, sehingga mentimun

dapat tumbuh di banyak tempat di dunia (Mateljan, 2016).

2. Jenis

Umumnya jenis mentimun dikelompokkan menjadi empat jenis,

yaitu mentimun biasa, wuku, krai, dan suri (Amin, 2015).

a. Mentimun biasa ditandai dengan penampilan kulit buah yang tipis,

lunak, dan pada saat buah muda berwarna hijau keputih

putihan, namun setelah tua menjadi berwarna cokelat. Mentimun

biasa merupakan jenis mentimun yang sudah berkembang pesat

diberbagai daerah di Indonesia.

b. Mentimun wuku mempunyai ciri kulit buah agak tebal, agak

keras, dan warna buah mudanya agak cokelat.


12

c. Mentimun krai memiliki ciri buah yang besar, dengan cita rasa

seperti mentimun biasa.

d. Mentimun suri atau mentimun puan memiliki ciri dengan buah besar

sekali, bentuknya lonjong, rasanya manis renyah, dan umumnya

dipanem saat buahnya tua (Amin, 2015).

3. Kandungan Mentimun

Mentimun biasa merupakan mentimun yang banyak tumbuh

diberbagai wilayah di Indonesia (Amin, 2015). Nilai gizi buah mentimun

biasa cukup bervariasi tergantung cara konsumsinya, yaitu konsumsi

mentah dengan kulit, ataupun konsumsi mentah dengan mengupas

kulitnya. Kandungan gizi mentimun mentah tanpa kulit dengan biji

menurut laporan United State Department of Agriculture (USDA)

Branded Food Products Database, mei 2016 berturut-turut dalam

tabel berikut:

Tabel 2.1
Kandungan Gizi Makro Dasar Mentimun Mentah Tanpa Kulit
Nilai per Std.
Kandungan Satuan
100 g Error
Air g 96.73 0.286
Energi kcal 12 --
Energi kj 52 --
Protein g 0.59 0.077
Total lemak g 0.16 0.029
Ash g 0.36 0.009
Lemak g 0,013 -
Sumber : USDA (2016)
13

Tabel 2.2
Kandungan Karbohidrat Mentimun Mentah Tanpa Kulit
Nilai per Std.
Kandungan Satuan
100 g Error
Karbohidrat g 2.16 --
Serat g 0.7 --
Total Gula g 1.38 --
Sukrosa g 0 0
Glukosa (dextrose) g 0.63 0.089
Fruktosa g 0.75 0.061
Laktosa g 0 0
Maltosa g 0 0
Galaktosa g 0 --
Starch g 0.08 --
Sumber : USDA (2016)

Tabel 2.3
Kandungan Asam Amino Mentimun Mentah Tanpa Kulit
NIlai per
Kandungan Satuan
100 g
Tryptophan g 0.007
Threonine g 0.012
Isoleucine g 0.012
Leucine g 0.025
Lysine g 0.025
Methionine g 0.012
Cystine g 0.007
Phenylalanine g 0.031
Tyrosine g 0.002
Valine g 0.012
Arginine g 0.031
Histidine g 0.002
Alanine g 0.031
Aspartic acid g 0.037
Glutamic acid g 0.204
Glycine g 0.025
Proline g 0.012
Serine g 0.025
Sumber : USDA (2016)
14

Tabel 2.4
Kandungan Vitamin Mentimun Mentah Tanpa Kulit
Nilai per Std.
Kandungan Satuan
100 g Error
Vitamin C, total ascorbic acid mg 3.2 0.74
Thiamin mg 0.031 0.008
Riboflavin mg 0.025 0.003
Niacin mg 0.037 0
Pantothenic acid mg 0.24 0.041
Vitamin B-6 mg 0.051 0.018
Folate, total µg 14 3.749
Folic acid µg 0 --
Folate, food µg 14 3.749
Folate, DFE µg 14 --
Choline, total mg 5.7 --
Betaine mg 0.1 --
Vitamin B-12 µg 0 --
Vitamin A, RAE µg 4 --
Retinol µg 0 --
Carotene, beta µg 31 --
Carotene, alpha µg 8 --
Cryptoxanthin, beta µg 18 --
Vitamin A, IU iu 72 --
Lycopene µg 0 --
Lutein + zeaxanthin µg 16 --
Vitamin E (alpha-tocopherol) mg 0.03 0.008
Vitamin E, added mg 0 --
Tocopherol, beta mg 0 0
Tocopherol, gamma mg 0.02 0.004
Tocopherol, delta mg 0 0
Vitamin D (D2 + D3) µg 0 --
Vitamin D iu 0 --
Vitamin K (phylloquinone) µg 7.2 0.45
Sumber : USDA (2016)
15

Tabel 2.5
Kandungan Mineral Mentimun Mentah Tanpa Kulit
Nilai per Std.
Kandungan Satuan
100 g Error
Kalsium (Ca) mg 14 1.018
Zat Besi (Fe) mg 0.22 0.008
Magnesium (Mg) mg 12 0.664
Fosfor (P) mg 21 0.664
Kalium (K) mg 136 8.21
Natrium (Na) mg 2 0.137
Zinc (Zn) mg 0.17 0.013
Copper (Cu) mg 0.071 0.017
Mangan (Mn) mg 0.073 0.009
Selenium (Se) µg 0.1 0.068
Fluoride (F) µg 1.3 0.65
Sumber : USDA (2016)

4. Manfaat Mentimun

a. Antioksidan & Anti-inflamasi

Mentimun adalah sumber berharga nutrisi antioksidan

konvensional termasuk vitamin C, beta-karoten, dan mangan.

Selain itu, mentimun mengandung banyak antioksidan flavonoid,

termasuk quercetin, apigenin, luteolin, dan kaempferol (Mateljan,

2016). Penelitian yang dilakukan Kumar et al. (2010) yang

membandingkan mentimun dengan asam askorbat, BHA

(Butylated Hidroksil Anisol) untuk melihat efek terhadap radikal

bebas, dan mentimun dibandingkan dengan Diklofenak Sodium (50

mg/kg) terhadap efek analgesik pada hewan percobaan. Ekstrak

mentimun menunjukkan antioksidan maksimum dan efek analgesik

masing-masing pada 500 µg/ml dan 500 mg/kg. Kehadiran

flavonoid dan tanin dalam mentimun yang bertanggung jawab atas


16

radikal bebas dan efek analgesik. Mentimun menghambat aktivitas

enzim pro-inflamasi dan mencegah kelebihan produksi nitrat oksida

yang bisa meningkatkan kemungkinan peradangan yang

berlebihan.

b. Anti Kanker

Cucurbitacins milik keluarga besar fitonutrien disebut

triterpen. Cucurbitacins A, B, C, D dan E semuanya telah

diidentifikasi dalam mentimun segar. Beberapa jalur sinyal untuk

perkembangan sel kanker dan kelangsungan hidup sel kanker

dapat diblokir oleh aktivitas cucurbitacins (Lee et al., 2010).

Kelompok kedua fitonutrien mentimun dikenal dapat

memberikan manfaat anti-kanker yaitu lignan. Lignan pinoresinol,

lariciresinol, dan secoisolariciresinol semuanya telah diidentifikasi

dalam mentimun. Ketika kita mengkonsumsi lignan tanaman seperti

yang ditemukan di mentimun, bakteri dalam saluran pencernaan

kita menahan lignan dan mengubahnya menjadi enterolignans

seperti enterodiol dan enterolactone. Enterolignans memiliki

kemampuan untuk mengikat ke reseptor estrogen dan dapat

memiliki keduanya efek pro-estrogenik dan anti-estrogenik.

Mengurangi risiko kanker yang berhubungan dengan estrogen,

termasuk kanker payudara, ovarium, rahim, dan prostat telah

dikaitkan dengan asupan lignan makanan dari makanan nabati

seperti mentimun (Mateljan, 2016).


17

c. Anti Aging

Mentimun adalah sumber makanan yang kaya asam

askorbat dan secara rasional dapat digunakanan untuk

kepentingan kosmetika. Mentimun menunjukkan efek anti-

hyaluronidase yang kuat dan aktivitas anti-elastase pada

konsentrasi 6,14 ± 1,74µg /mL (Nema et al., 2011).

B. Tinjauan umum tentang hipertensi

1. Definisi

Tekanan darah merupakan tekanan pembuluh darah yang

dihasilkan oleh pompa jantung untuk mengalirkan darah keseluruh

tubuh. Tekanan darah dibagi menjadi dua yaitu tekanan darah sistolik

dan diastolik. Tekanan darah Sistolik adalah tekanan pembuluh darah

ketika jantung memompa darah keseluruh jaringan, dan tekanan darah

diastolik adalah tekanan pembuluh darah ketika darah kembali ke

jantung dari seluruh jaringan tubuh. Hipertensi menurut Kemenkes

(2014) adalah suatu keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari

140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.

Peningkatan tekanan pembuluh darah tersebut dapat terjadi karena

jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi

kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.


18

2. Klasifikasi Hipertensi

Tekanan darah umumnya berbeda pada setiap individu,

tergantung aktivitas sehari-hari dan usia. Peningkatan tekanan darah

sistolik dan diastolik sering dikaitkan dengan peningkatan penuaan

karena kekakuan progresif sirkulasi arteri (Weber et al., 2014).

Sehingga penetuan kriteria hipertensi berbeda-beda berdasarkan

kelompok umur. Klasifikasi hipertensi pada usia dewasa (≥18 tahun)

menurut National Health Foundation of Australia (NHF)

mengklasifikasikan hipertensi sebagai berikut:

Tabel 2.6
Klasifikasi Hipertensi Menurut NHF
Tekanan Darah (mmHg)
Kategori
Sistolik Diastolik
Optimal < 120 < 80
Normal 120 -129 80 – 84
Pra-Hipertensi 130 - 139 85 – 89
Tingkat 1, Hipertensi Ringan 140 – 159 90 – 99
Tingkat 2, Hipertensi Sedang 160 – 179 100 – 109
Tingkat 3, Hipertensi Berat > 190 > 110
Hipertensi Isolasi Sistolik > 140 < 90
Sumber : NHF (2016)

3. Patofisiologi Hipertensi

Patofisiologi hipertensi disebabkan oleh banyak faktor yang

saling berhubungan dan berkontribusi terhadap peningkatan tekanan

darah dan berbeda-beda pada setiap individu (Beevers et al., 2001).

Berdasarkan patofisiologinya, hipertensi dibedakan menjadi Weber et

al. (2014):
19

a. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder merupakan hipertensi dengan jumlah

kasus yang relatif kecil, sekitar 5% dari semua hipertensi, di mana

penyebab tekanan darah tinggi dapat diidentifikasi.

Jenis utama dari hipertensi sekunder adalah penyakit kronis

ginjal, stenosis arteri ginjal, sekresi aldosteron berlebihan,

pheochromocytoma, dan apnea.

b. Hipertensi essensial / primer

Sekitar 95% dari orang dewasa dengan tekanan darah tinggi

memiliki hipertensi primer (kadang-kadang disebut hipertensi

esensial). Penyebab hipertensi primer tidak diketahui, meskipun

faktor genetik dan lingkungan yang mempengaruhi regulasi

tekanan darah.

Faktor lingkungan termasuk kelebihan asupan garam,

obesitas, dan gaya hidup mungkin menetap. Beberapa faktor yang

berhubungan secara genetik dapat mencakup aktivitas tinggi dari

sistem renin-angiotensin-aldosteron dan sistem saraf simpatik dan

kerentanan terhadap efek dari diet garam pada tekanan darah.

Penyebab umum lainnya dari hipertensi adalah kekakuan aorta

seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini menyebabkan hipertensi

disebut hipertensi sistolik terisolasi atau dominan ditandai dengan

tekanan tinggi sistolik (sering dengan tekanan diastolik normal),

yang ditemukan terutama pada orang tua.


20

Mekanisme fisiologis yang terlibat dalam peningkatan

tekanan darah pada hipertensi essential menurut Beevers et al.

(2001) adalah :

1) Curah jantung dan resistensi perifer

Kebanyakan pasien dengan hipertensi esensial memiliki

curah jantung normal tetapi resistensi perifer meningkat.

resistensi perifer ditentukan bukan oleh arteri besar atau kapiler

tetapi oleh arteriol kecil, dinding yang mengandung sel-sel otot

polos. Kontraksi sel otot polos diduga terkait dengan kenaikan

konsentrasi kalsium intraseluler, yang dapat menjelaskan efek

vasodilatasi obat yang memblokir saluran kalsium. Penyempitan

otot polos menyebabkan perubahan struktural dengan

penebalan dinding pembuluh arteriol mungkin dimediasi oleh

angiotensin, yang menyebabkan kenaikan ireversibel resistensi

perifer. Hipertensi pada awalnya resistensi perifer tidak

mengalami kenaikan dan tekanan darah yang tinggi disebabkan

oleh curah jantung yang meningkat, dan berhubungan dengan

overaktivitas simpatis. Peningkatan resistensi arteriol perifer

dikirim ke kapiler dimana secara substansial akan

mempengaruhi homeostasis sel.

2) Sistem renin dan angiostension

Renin bertanggung jawab untuk mengubah renin substrat

(angiotensinogen) menjadi angiotensin I, zat fisiologis tidak aktif


21

yang cepat dikonversi menjadi angiotensin II di paru-paru oleh

Angiotensin Converting Enzyme (ACE). Angiotensin II adalah

vasokonstriktor kuat dan dengan demikian menyebabkan

peningkatan tekanan darah. Selain itu merangsang pelepasan

aldosteron dari zona glomerulosa kelenjar adrenal, yang

menghasilkan peningkatan lebih lanjut tekanan darah yang

berhubungan dengan retensi natrium dan air.

Renin

Renin substrat Angiostensin I


(Angiostensinogen)

Konversi enzim
(Paru-paru)

Angiostensin II
Angiostensinase

Retensi garam Dilemahkan


Vasokonstriksi
dan air (ginjal)

Peningkatan
tekanan darah

Gambar 2.1 Renin-angiostensin Dalam Mengatur Tekanan Darah

Sistem renin-angiotensin tidak sepenuhnya dianggap

langsung bertanggung jawab atas naiknya tekanan darah pada

hipertensi esensial. Secara khusus, banyak pasien hipertensi


22

memiliki tingkat rendah renin dan angiotensin II (terutama orang

tua dan orang kulit hitam), dan obat yang menghalangi sistem

renin-angiotensin tidak terlalu efektif. Sirkulasi renin-

angiotensin epicrine atau sistem parakrin, yang juga mengontrol

tekanan darah dapat ditemukan di ginjal, hati, dan

pohon arteri dan memiliki peran penting dalam mengatur aliran

darah daerah.

3) Sistem syaraf otonom

Simpatik stimulasi sistem saraf dapat menyebabkan baik

penyempitan arteriolar dan arteriol dilatasi. Dengan demikian

sistem saraf otonom memiliki peran penting dalam menjaga

tekanan darah normal. Hal ini juga penting dalam mediasi

perubahan jangka pendek tekanan darah dalam respon

terhadap stres dan latihan fisik. Masih sedikit bukti yang

menunjukkan bahwa epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin

(noradrenalin) memiliki peran yang jelas apapun dalam etiologi

hipertensi. Namun demikian, efek mereka adalah penting, paling

tidak karena obat yang menghalangi sistem saraf simpatik

melakukan tekanan darah yang lebih rendah dan memiliki peran

terapi mapan.

4) Disfungsi endotel

Sel endotel vaskular memainkan peran kunci dalam

regulasi kardiovaskular dengan memproduksi sejumlah agen


23

vasoaktif lokal yang ampuh, termasuk molekul vasodilator nitrat

oksida dan endotelin vasokonstriktor peptida. Disfungsi endotel

telah terlibat dalam hipertensi esensial manusia.

5) Zat vasoaktif

Banyak sistem vasoaktif lainnya dan mekanismenya

yang mempengaruhi transportasi natrium dan tonus pembuluh

darah yang terlibat dalam pemeliharaan tekanan darah normal.

Endotelin merupakan vasokonstriktor endotel, yang dapat

menghasilkan kenaikan terhadap sensitif garam dalam

pembuluh darah dan dapat mengaktifkan sistem renin-

angiotensin lokal. Faktor endotel yang berasal relaksan,

sekarang dikenal sebagai oksida nitrat, diproduksi oleh arteri

dan endotelium vena dan berdifusi melalui dinding pembuluh ke

dalam otot polos menyebabkan vasodilatasi. Atrial natriuretic

peptide adalah hormon yang disekresikan dari atrium jantung

yang menanggapi penigkatan volume darah. Efeknya adalah

untuk meningkatkan natrium dan ekskresi air dari ginjal sebagai

semacam diuretik alami. Sebuah cacat dalam sistem ini dapat

menyebabkan retensi cairan dan hipertensi.

Transportasi garam di seluruh dinding sel otot polos

pembuluh darah juga diduga mempengaruhi tekanan darah

melalui keterkaitan dengan transportasi kalsium (Beevers et al.,

2001).
24

6) Hiperkoagulablitas

Penderita hipertensi menunjukkan kelainan dari dinding

pembuluh darah (disfungsi endotel atau kerusakan), konstituen

darah (kadar normal dari faktor hemostatik, aktivasi trombosit,

dan fibrinolisis), dan aliran darah (reologi, viskositas, dan

cadangan aliran), menunjukkan hipertensi yang memberikan

efek hiperkoagulasi. Komponen-komponen ini tampaknya terkait

dengan kerusakan target organ dan prognosis jangka panjang,

dan beberapa dapat diubah dengan pengobatan antihipertensi.

7) Retensi Insulin

Epidemiologis ada pengelompokan beberapa faktor

risiko, termasuk obesitas, hipertensi, intoleransi glukosa,

diabetes mellitus, dan hiperlipidemia. Sindrom metabolik tunggal

merupakan jalur akhir yang menyebabkan peningkatan tekanan

darah dan kerusakan pembuluh darah.

8) Faktor Genetik

Meskipun gen terpisah dan faktor genetik telah dikaitkan

dengan pengembangan hipertensi esensial, beberapa gen yang

paling mungkin berkontribusi terhadap perkembangan

gangguan dalam individu tertentu. Risiko meningkat ketika

ketika memiliki gaya hidup tidak sehat.


25

4. Tanda dan Gejala

Hipertensi sering disebut sebagai pembunuh diam-diam (Silent

Killer). Tekanan darah adalah kekuatan darah mendorong terhadap

dinding arteri, yang membawa darah dari jantung ke bagian lain dari

tubuh. Tekanan darah normal naik dan turun sepanjang hari. Tapi jika

tetap tinggi untuk waktu yang lama, dapat menyebabkan masalah

kesehatan (CDC, 2017a). Tanda dan gejala seseorang menderita

hipertensi adalah (Sutomo, 2009):

a. Pusing, migran (sakit kepala sebelah) ataupun sakit kepala secara

keseluruhnya, berdenyut-denyut seperti ditusuk-tusuk jarum, dan

vertigo.

b. Kaki mengalami pembengkakan

c. Mimisan

d. Mual dan muntah

e. Pandangan mata menjadi kabur

f. Komplikasi berat seperti sesak nafas, gagal jantung, pingsan

karena stroke.

5. Faktor Risiko Hipertensi

a. Prehipertensi

Prehipertensi adalah tekanan darah yang sedikit lebih tinggi

dari normal. Prehipertensi meningkatkan risiko tekanan darah tinggi

yang yang bersifat kronis. Prehipertensi merupakan kondisi dimana

tekanan darah berada antara 120/80 mmHg dan 139/89 mmHg,


26

dan merupakan situasi yang tepat untuk mengambil langkah-

langkah modifikasi gaya hidup dengan mengontrol tekanan darah

agar tetap dalam kisaran yang sehat (CDC, 2017b).

b. Diabetes

Tubuh manusia membutuhkan glukosa (gula) untuk energi

dan insulin merupakan hormon yang dibuat oleh pankreas yang

membantu glukosa bergerak dari makanan yang manusia makan

untuk sel-sel tubuh. Jika seseorang memiliki diabetes, tubuhnya

tidak dapat memproduksi cukup insulin, dan tidak dapat

menggunakan insulin sendiri serta sebagaimana mestinya, atau

keduanya (CDC, 2017b). Kegagalan insulin menyebabkan

tingginya kadar gula di dalam darah. Sekitar 60% dari orang yang

menderita diabetes juga memiliki pressure darah tinggi (DPHS,

2003).

Insiden hipertensi meningkat pada individu dengan diabetes

mellitus. Hal ini terutama berlaku pada pasien dengan diabetes tipe

2. Pada pasien dengan tekanan darah tinggi secara umum juga

diagnosis diabetes, tetapi perkembangan diabetes sering didahului

oleh periode di mana hiperinsulinemia dan resistensi insulin sudah

ada. Diabetes merupakan dengan sendirinya risiko morbiditas dan

mortalitas kardiovaskular, dan risiko meningkat jauh apabila

menderita hipertensi (Waeber et al., 2001).


27

c. Pola konsumsi

Pola konsumsi dapat meningkatkan risiko tekanan darah

tinggi. Sebaiknya seseorang memperbanyak mengkonsumsi buah,

sayuran dan makanan rendah lemak. Diet yang terlalu tinggi

natrium dan terlalu rendah kalium dapat meningkatkan risiko

hipertensi. Asupan natrium dalam satu hari tidak boleh lebih dari

2400 mg (AHA, 2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Puspita et al. (2016)

tentang hubungan asupan lemak, asupan natrium dan status gizi

dan tekanan darah sistolik pada wanita lanjut usia di Pemalang.

Menemukan ada hubungan antara asupan tinggi lemak, asupan

tinggi natrium berhubungan dengan peningkatan tekanan darah

darah sistolik (p =0,048 dan p =0,000).

d. Kelebihan berat badan dan obesitas

Obesitas adalah kelebihan lemak tubuh. Obesitas dikaitkan

dengan kolesterol "jahat" dan tingkat trigliserida yang lebih tinggi

yang menurunkan kadar kolesterol "baik". Selain tekanan darah

tinggi, obesitas juga dapat menyebabkan penyakit jantung dan

diabetes. Berat badan normal menurut AHA (2013) adalah mereka

yang memiliki indeks massa tubuh 18,5 – 24,9 kg/m2.

e. Kurangnya aktivitas fisik

Kurangnya aktivitas fisik yang dapat membuat berat badan

bertambah, yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.


28

Mereka yang memiliki pekerjaan yang aktif, hidup aktif di rumah

tangga, dan berolahraga / latihan memiliki risiko hipertensi bila

dibandingkan dengan merka yang cenderung kurang beraktivitas

(Diaz et al., 2017). Sebaiknya seseorang melakukan olahraga

minimal 40 menit sehari, dan empat hari dalam seminggu untuk

mengurangi risiko hipertensi (James et al., 2014).

f. Manajemen stress yang buruk

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang di berbagai

negara berkembang dan cenderung dikaitkan dengan faktor stres

dan psikososial. Reaksi tubuh terhadap stresor, bahaya atau

tantangan dimulai dengan reaksi awal di hipotalamus yang memulai

reaksi rantai melalui serabut saraf dan reaksi biokimiawi,

selanjutnya melalui sistem saraf otonom simpatik menimbulkan

berbagai perubahan diseluruh tubuh. Terjadi peningkatan tekanan

darah, intake oksigen, dan aliran darah ke otot, untuk

mengumpulkan energi dan konsentrasi dalam berfikir yang

diperlukan. Menurut penelitian yang dilakukan (Tadvi & Bandi,

2017) stres berat dikaitkan dengan perkembangan hipertensi,

dimana sekitar 16,2% yang memiliki gangguan psikososial (stress)

memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.

g. Konsumsi alkohol

Minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tekanan

darah. Batasan konsumsi alkohol menurut CDC (2017b) untuk


29

perempuan tidak lebih dari satu gelas sehari tidak lebih dari dua

gelas sehari untuk pria.

h. Penggunaan tembakau

Penggunaan tembakau meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.

Merokok dapat merusak jantung dan pembuluh darah dimana

nikotin meningkatkan tekanan darah, dan karbon monoksida

mengurangi jumlah oksigen dalam darah (CDC, 2017b).

i. Riwayat keluarga

Anggota keluarga berbagi gen, perilaku, gaya hidup, dan

lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka dan

risiko penyakit. Faktor genetik mungkin memainkan beberapa

peran dalam tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan kondisi

terkait lainnya. Risiko tekanan darah tinggi dapat meningkatkan

bahkan lebih ketika keturunan menggabungkan dengan pilihan

gaya hidup yang tidak sehat (Rahajeng & Tuminah, 2009).

j. Determinan sosial kesehatan, misalnya pendapatan, pendidikan

dan perumahan, memiliki merugikan dampak pada faktor risiko

perilaku dan dengan cara ini memengaruhi perkembangan

hipertensi

Secara umum WHO (2013) menggambarkan faktor risiko hipertensi

dan komplikasinya sebagai berikut:


30

Determinan Sosial Faktor Perilaku

Globalisasi, Diet tidak sehat


Urbanisasi, Penggunaan Temabkau
Usia, Kurangnya Aktifitas Fisik
Pendapatan, Konsumsi Alkohol
Pendidikan,dan
Tempat tinggal
Faktor Risiko Metabolik
Obesitas
Gagal Jantung
Diabetes
Stroke
Serangan Jantung Peningkatan Lemak dalam
Gagal Ginjal darah
Hipertensi

Gambar 2.2 Faktor Risiko Hipertensi menurut WHO

6. Komplikasi

Tekanan darah tinggi dapat merusak kesehatan dan menyebabkan

gangguan pada organ-organ penting seperti jantung dan otak.

Mengontrol tekanan darah dapat menurunkan risiko untuk masalah

kesehatan yang serius. Dampak dari penyakit hipertensi adalah (CDC,

2017a):

a. Aliran darah menurun ke jantung

Tekanan darah tinggi dapat mengeraskan arteri, yang

berakibat berkurangnya aliran darah dan oksigen ke jantung

sehingga menyebabkan penyakit jantung. Kenyataanya tujuh dari

setiap sepuluh orang mengalami serangan jantung pertama mereka

memiliki memiliki tekanan darah tinggi (Mozaffarian et al., 2015).

Selain itu, penurunan aliran darah ke jantung dapat menyebabkan:


31

1) Nyeri dada, juga disebut angina.

2) Gagal jantung,yang merupakan kondisi saat jantung tidak dapat

memompa cukup darah dan oksigen ke organ lain.

3) Serangan jantung, merupakan kondisi yang terjadi ketika

pasokan darah ke jantung diblokir dan otot jantung mulai mati

karena kekurangan oksigen. Semakin lama aliran darah

tersumbat, semakin besar kerusakan pada jantung.

b. Otak

Tekanan darah tinggi dapat meledak atau memblokir arteri

yang memasok darah dan oksigen ke otak, menyebabkan stroke.

Sel-sel otak mati selama stroke karena mereka tidak mendapatkan

cukup oksigen. Stroke dapat menyebabkan cacat serius dalam

kemampuan berbicara, gerakan, dan kegiatan dasar lainnya, dan

yang utama stroke dapat menyebabkan kematian. Mozaffarian et

al. (2015) menemukan delapan dari setiap sepuluh orang yang

mengalami stroke pertama menderita tekanan darah tinggi.

c. Ginjal

Orang dewasa dengan diabetes, tekanan darah tinggi, atau

keduanya memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ginjal kronis

dibandingkan mereka yang tanpa penyakit ini. Sekitar satu dari tiga

orang dewasa dengan diabetes, dan satu dari lima orang dewasa

dengan tekanan darah tinggi memiliki penyakit ginjal kronis (CDC,


32

2017a), dan seseorang yang menderita hipertensi berisiko tiga kali

untuk menderita gagal ginjal (Crews et al., 2017).

7. Pengobatan

Hal ini penting untuk menginformasikan pasien bahwa

pengobatan hipertensi biasanya diharapkan menjadi komitmen seumur

hidup dan bisa berbahaya bagi mereka untuk mengakhiri pengobatan

mereka dengan obat-obatan atau perubahan gaya hidup.

Pengobatan terhadap hipertensi menurut Weber et al. (2014)

adalah:

Pemilihan jenis obat

Terapi Memulai pengobatan


Farmakologi

Pengobatan regimen
Hipertensi

Mengontrol berat badan

Non- Memperbaiki pola


Farmakologi konsumsi

Meningkatkan aktivitas fisik

Berhenti merokok dan


konsumsi alkohol

Gambar 2.3 Pengobatan Hipertensi


33

a. Terapi Nonfarmakologis

Beberapa intervensi gaya hidup telah terbukti mengurangi

tekanan darah. Terlepas dari kontribusi untuk pengobatan

hipertensi, strategi ini bermanfaat dalam mengelola sebagian besar

faktor risiko kardiovaskular lainnya. Pada pasien dengan hipertensi

yang tidak lebih parah dari tahap I dan tidak terkait dengan bukti

temuan kardiovaskular normal atau risiko kardiovaskular lainnya,

enam sampai 12 bulan dari perubahan gaya hidup dapat dicoba

dengan harapan bahwa mereka mungkin cukup efektif untuk

membuatnya tidak perlu untuk menggunakan obat-obatan. Secara

umum, perubahan gaya hidup harus dianggap sebagai pelengkap

terapi obat bukan alternatif.

1) Mengontrol berat badan

Pada pasien yang kelebihan berat badan atau obesitas,

penurunan berat badan sangat membantu dalam mengobati

gangguan hipertensi, diabetes, dan lipid. Menggantikan buah-

buahan segar dan sayuran untuk diet yang lebih tradisional

mungkin memiliki manfaat luar penurunan berat badan.

2) Memperbaiki pola konsumsi

Pengurangan konsumsi garam dianjurkan karena dapat

mengurangi tekanan darah dan mengurangi kebutuhan akan

obat. Seringkali, pasien tidak menyadari bahwa ada sejumlah


34

besar garam dalam makanan seperti roti, makanan kaleng,

makanan cepat, acar, sup, dan daging olahan.

Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH)

merupakan suatu program diet yang berkembang di Negara-

negara maju dengan maksud memperbaiki pola konsumsi

masyarakat guna mengurangi risiko hipertensi. Diet DASH

adalah pendekatan seumur hidup untuk makan sehat yang

dirancang untuk membantu mengobati atau mencegah tekanan

darah tinggi (hipertensi). Diet DASH mendorong untuk

mengurangi natrium dalam diet dan makan varietas makanan

yang kaya akan nutrisi yang membantu menurunkan tekanan

darah, seperti kalium, kalsium dan magnesium.

Berikut adalah melihat porsi yang direkomendasikan

untuk setiap kelompok makanan untuk 2.000 kalori per hari diet

DASH (Mayo, 2016):

a. Bij-bijian: enam sampai delapan porsi sehari

Biji-bijian termasuk roti, sereal, nasi dan pasta.

Contoh satu porsi biji-bijian termasuk satu ons sereal kering,

atau 1/2 cangkir dimasak sereal, nasi atau pasta. Biji-bijian

secara alami rendah lemak. Membuat mereka seperti ini

dengan menghindari mentega, krim dan keju saus.


35

b. Sayuran: empat sampai lima porsi sehari

Tomat, wortel, brokoli, ubi jalar, hijau dan sayuran

lainnya yang penuh serat, vitamin, dan mineral seperti

kalium dan magnesium. Contoh satu porsi meliputi satu

cangkir berdaun mentah sayuran hijau atau 1/2 cangkir cut-

up sayuran mentah atau dimasak.

c. Buah: empat sampai lima porsi sehari

Banyak buah-buahan perlu sedikit persiapan untuk

menjadi bagian yang sehat dari makanan atau snack.

Seperti sayuran, mereka dikemas dengan serat, kalium dan

magnesium dan biasanya rendah lemak - kelapa adalah

pengecualian.

d. Susu: dua sampai tiga porsi sehari

Susu, yogurt, keju dan produk susu lainnya

merupakan sumber utama kalsium, vitamin D dan protein.

satu porsi meliputi satu cangkir susu skim atau satu persen

susu, satu cangkir yogurt rendah lemak, atau satu setengah

ons keju.

e. Daging tanpa lemak, unggas dan ikan: enam porsi atau lebih

sedikit per hari

Daging bisa menjadi sumber yang kaya protein,

vitamin B, zat besi dan seng. Mengurangi porsi daging akan

memungkinkan ruang untuk lebih banyak konsumsi sayuran.


36

f. Kacang-kacangan, biji-bijian dan kacang-kacangan: empat

sampai lima porsi seminggu

Almond, biji bunga matahari, kacang merah, kacang

polong, lentil dan makanan lain dalam keluarga ini

merupakan sumber yang baik dari magnesium, kalium dan

protein. Kacang juga mengandung serat dan fitokimia, yang

merupakan senyawa tanaman yang dapat melindungi

terhadap beberapa jenis kanker dan penyakit kardiovaskular.

g. Lemak dan minyak: dua sampai tiga porsi sehari

Lemak membantu tubuh menyerap vitamin penting

dan membantu sistem kekebalan tubuh. Tapi terlalu banyak

lemak meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes dan

obesitas. Konsumsi yang sehat dengan membatasi lemak

total kurang dari 30 persen dari kalori harian dari lemak,

dengan fokus pada lemak tak jenuh.

h. Gula: lima porsi atau lebih sedikit seminggu

Tidak perlu untuk menghindari gula, sukup dengan

mengurangi jumlah yang dikonsumsi. Contoh satu porsi

meliputi satu sendok makan gula, jelly atau selai, 1/2 cangkir

sorbet, atau satu cangkir limun.

3) Meningkatkan aktivitas fisik

Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu mengurangi

tekanan darah, dan meningkatkan kesehatan jantung.


37

4) Berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol

Berhenti merokok tidak akan mengurangi tekanan darah,

tapi karena merokok dengan sendirinya adalah suatu faktor

risiko penyakit kardiovaskular, pasien harus sangat mendesak

untuk menghentikan kebiasaan ini. Mengkonsumsi alkohol

hingga dua gelas sehari dapat membantu dalam melindungi

terhadap kejadian kardiovaskular, tetapi jumlah yang lebih besar

dari alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan karenanya

harus berkecil hati. Pada wanita, alkohol harus dibatasi untuk

satu gelas sehari.

b. Terapi Farmakologis

Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai

bila pada pasien hipertensi derajat satu yang tidak mengalami

penurunan tekanan darah setelah lebiih dari enam bulan menjalani

pola hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥ 2

(PDSKI, 2015). Langkah-langkah terapi farmakologi menurut

Weber et al. (2014) adalah:

1) Memulai pengobatan

Pengobatan dengan obat harus dimulai pada pasien

dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mm Hg di antaranya

perawatan gaya hidup tidak efektif. Pengobatan dapat ditunda

untuk beberapa bulan pada pasien dengan hipertensi tingkat

satu, tidak memiliki bukti temuan dengan system kardiovaskular


38

normal atau faktor risiko lain. Pada pasien dengan standar

hipertensi (tekanan darah ≥ 160/100 mmHg), terapi obat harus

dimulai segera setelah diagnosis, biasanya dengan kombinasi

dua obat, tanpa menunggu untuk melihat efek dari perubahan

gaya hidup. Terapi obat juga dapat segera dimulai pada semua

pasien hipertensi di antaranya, untuk alasan praktis logistik atau

lainnya, praktisi percaya bahwa itu perlu untuk mencapai kontrol

lebih cepat dari tekanan darah. Kehadiran faktor risiko

kardiovaskular lain juga harus mempercepat awal pengobatan

hipertensi.

2) Untuk pasien yang lebih tua dari 80 tahun, ambang batas yang

disarankan untuk memulai pengobatan adalah pada tingkat ≥

150/90 mmHg. Dengan demikian, target pengobatan harus

<140/90 mmHg untuk sebagian besar pasien tetapi <150/90

mmHg untuk pasien yang lebih tua (kecuali pasien memiliki

penyakit ginjal kronis atau diabetes, saat <140/90 mm Hg dapat

dianggap).

3) Pengobatan regimen

Kebanyakan pasien akan membutuhkan lebih dari satu

obat untuk mencapai kontrol tekanan darah mereka. Secara

umum, meningkatkan dosis obat atau menambahkan obat baru

sekitar dua sampai interval tiga minggu. Frekuensi ini bisa lebih

cepat atau lebih lambat tergantung pada penilaian dari praktisi.


39

Secara umum, dosis awal obat yang dipilih harus setidaknya

setengah dari dosis maksimal sehingga hanya satu

penyesuaian dosis diperlukan setelahnya. Hal ini umumnya

diantisipasi bahwa kebanyakan pasien harus mencapai rejimen

pengobatan yang efektif, apakah terdiri dari satu, dua, atau tiga

obat dalam enam sampai delapan minggu.

4) Pemilihan obat

Pemilihan obat dipengaruhi oleh usia, etnis / ras, dan

karakteristik klinis lain dari pasien. Pilihan obat juga akan

dipengaruhi oleh kondisi lain (misalnya, diabetes dan penyakit

koroner) terkait dengan hipertensi, termasuk kehamilan. Pilihan

obat akan lebih dipengaruhi oleh ketersediaan dan

keterjangkauan mereka. Dalam banyak kasus, perlu untuk

menggunakan obat mana telah disediakan oleh pemerintah atau

lembaga lain, meskipun kadang-kadang hanya golongan obat

alternatif akan tersedia. Penggunaan obat-obatan untuk

mengurangi tekanan darah lebih mungkin untuk membantu

melindungi pasien dari stroke dan kejadian serius selain tidak

memberikan obat pasien sama sekali.

Pada kebanyakan pasien hipertensi, intervensi farmakologis

menjadi perlu jika tekanan darah menurunkan adalah untuk menjadi

substansial dan berkelanjutan. Obat-obatan untuk tekanan darah

diresepkan sendiri atau dalam kombinasi, dan bertujuan untuk mengontrol


40

tekanan darah dan meminimalkan efek samping atau toksisitas. Algoritma

tatalaksana hipertensi yang direkomendasikan berbagai guidelines

memiliki persamaan prinsip, dan berikut algoritma tatalaksana hipertensi

secara umum, menurut Weber et al. (2014):

Tekanan Darah ≥ 140/90, dewasa 18 tahun


Usia > 80 tahun dengan tekanan darah ≥150/90 atau
≥140/90 jika berisiko tinggi (diabetes dan ginjal)

Memulai perubahan gaya hidup (menurunkan berat


badan, diet rendah garam, meningkatkan aktivitas fisik,
berhenti merokok dan minum alcohol)

Terapi
100(Pertimbangan tingkat 1
untuk ditunda yang tidak memiliki Memulai terapi
komplikasi dan mengutamakan (pada semua pasien)
perubahan gaya hidup)

Tingkat 1 Tingkat 2 Kasus


140-159/90-99 ≥ 160/100 Khusus

Target penurunan tekanan darah belum Gagal Ginjal


tercapai Diabetes
Stroke
Gagal jantung

Optimalisasi dosis dan kombinasi obat

Gambar 2.4 Algoritma Tata Laksana Hipertensi


41

C. Tinjauan umum tentang Mentimun terhadap Tekanan Darah pada

penderita Hipertensi

Mentimun (Cucumis sativus) merupakan buah yang banyak

ditemukan dimasyarakat dan sudah banyak dikonsumsi sebagai

pelengkap hidangan. Kandungan kalium, magnesium dan fosfor yang

terdapat pada mentimun ini mampu membantu menurunkan tekanan

darah. Mentimun juga memiliki sifat diuretik alami karena memiliki

kandungan air yang tinggi yang menurunkan efek negatif dari natrium

sehingga membantu menurunkan tekanan darah (Kusumastuty et al.,

2016).

Kalium (Potassium) yang terkandung pada mentimun bersifat

vasoaktif. Kalium dapat menimbulkan vasodilatasi sebagai hasil dari

hiperpolarisasi sel otot polos vascular yang terjadi akibat stimulasi kalium

pada pompa natrium (Na+) / kalium (K+) dan juga mengaktifkan Kir

channels. Ion kalium juga dilepaskan oleh sel endotel sebagai respon

terhadap mediator neurohumoral dan stress fisik, hasilnya akan terjadi

relaksasi endotel. Kalium yang terkandung pada mentimun juga

menghindari terjadinya retensi natrium sehingga memberikan efek

penurunan tekanan darah (Dongfeng et al., 2013).

Asupan natrium dan kalium memiliki hubungan yang signifikan

terhadap kejadian hipertensi esensial. Asupan tinggi natrium (OR: 3,43; CI

95%: 1,09-10,77), stres dan obesitas merupakan faktor risiko pada

terjadinya hipertensi esensial di wilayah kerja Puskesmas Curup dan


42

Perumnas, Kabupaten Rejang Lebong. Di sisi lain, asupan tinggi kalium

yang mengurangi risiko pada terjadinya hipertensi esensial (OR: 0,24; CI

95%: 0,07-0,84) (faktor protektif) (Riyadi et al., 2016).

Penelitian menunjukkan natrium yang tinggi dan asupan kalium

yang rendah dapat meningkatkan tekanan darah 10.563 partisipan berusia

≥20 tahun 2005-2010 dalam Survei Kesehatan Nasional dan Pemeriksaan

Gizi yang tidak minum obat anti-hipertensi atau pada diet rendah natrium

dengan intake rata-rata natrium sebesar 3.569 mg/hari, dan kalium 2745

mg / hari. Konsumsi natrium yang tinggi secara signifikan terkait dengan

tekanan darah sistolik dengan kenaikan 1,04 mmHg (95% CI, 0,27-1,82)

dan mengkonsumsi konsumsi kalium 1.000 mg / hari menurunkan tekanan

darah sebear 1,24 mmHg (95% CI, 0,31-2,70) (Zhang et al., 2013).

Hasil yang sama diperoleh dari penelitian yang dilakukan Zhao et

al. (2014) tentang pengaruh konsumsi rendah natrium dan tinggi kalium

pengganti pada menurunkan tekanan darah pada warga Tibet yang

tinggal di dataran tinggi (4300 meter). Sebanyak 282 orang Tibet berusia

40 atau lebih tua dengan hipertensi diketahui (sistolik ≥140 mmHg)

direkrut dan acak untuk intervensi. Penurunan pada tekanan darah

sistolik/ diastolik pada -7,6 / -3,5 mmHg dengan beberapa imputations

(semua p<0,05).

Hubungan konsumsi mineral seperti natrium dan kalium terhadap

tekanan darah digambarkan sebagai berikut (Kaplan et al., 2015):


43

Asupan natrium Asupan kalium


rendah tinggi

Retensi natrium
tidak terjadi

Volume Glikosida
plasma jantung

Tekanan Tonus pembuluh


darah darah

Gambar 2.5 Hubungan Natrium dan Kalium Terhadap


Tekanan Darah

Selain kalium, kadungan mentimun yang dianggap berpengaruh

terhadap penurunan tekanan darah adalah magnesium (Geiger & Wanner,

2012). Magnesium adalah mineral yang paling berlimpah keempat dalam

tubuh. Ini telah diakui sebagai kofaktor untuk lebih dari 300 reaksi

enzimatik, di mana sangat penting untuk metabolisme adenosin trifosfat

(ATP). Magnesium diperlukan untuk sintesis Deoxiribou Nukleat Acid

(DNA) dan Ribou Nukleat Acid (RNA), reproduksi, dan sintesis protein

(Grober et al., 2015). Magnesium merupakan mineral dengan fungsi

penting dalam tubuh seperti efek antiaritmia, tindakan tonus vaskular,

kontraktilitas, metabolisme glukosa, dan homeostasis insulin. Selain itu,

konsentrasi yang lebih rendah dari magnesium yang berhubungan dengan


44

stres oksidatif, negara proinflamasi, disfungsi endotel, agregasi platelet,

resistensi insulin, dan hiperglikemia.

Hubungan magnesium dengan tekanan darah digambarkan oleh

Euser & Cipolla (2009) sebagai berikut:

Magnesium

Magnesium dan pembuluh darah

PGI2 VOCC Retikulum


NO
Sarkoplasma

Vasodilatasi Ca

Pengaruh Endothelium Pengaruh Otot Polos


Vasodilatasi Relaksasi

Vasodilatasi

Agregasi Platelet Penurunan resistansi


pembuluh darah
Mekanisme Mekanisme
Fungsi endotel Aktivitas kalsium

Penurunan aktivitas Voltage-


Inflamasi operated Calcium Channel
(VOCC)

Prostaglandin I2 Penurunan pelepasan [Ca2+]I


dari retikulum sarkoplasma

Gambar 2.6 Hubungan Magnesium dan Fungsi Pembuluh Darah


45

Peningkatan konsumsi magnesium dapat meningkatkan Nitrit

Okside (NO) yaitu melekul sinyal intraseluler yang memodulasi aliran

darah sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah. Selain itu,

magnesium dapat menurunkan aktivitas kalsium dalam darah sehingga

terjadi relaksasi otot polos yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh

darah (Euser & Cipolla, 2009). Fungsi lain dari magnesium yaitu sebagai

anti-inflamasi, antioxidion, dan modulasi sifat pertumbuhan sel. Bahkan,

produksi oksigen biasanya cenderung meningkat di pembuluh darah

pasien dengan hipertensi, dan keterlibatan magnesium dapat terjadi

melalui pengurangan peradangan dan stres oksidatif. Magnesium memiliki

sifat antioksidan yang bisa melemahkan efek merugikan dari stres

oksidatif pada pembuluh darah, sehingga mencegah tonus pembuluh

darah meningkat dan berkontraksi (Rosa et al., 2012).

Penelitian observasional menunjukkan bahwa magnesium

cenderung protektif terhadap risiko kejadian hipertensi (Joosten et al.,

2013). Penelitian lain menunjukan bahwa asupan magnesium dari 500 mg

/hari dan 1000 mg /hari dapat mengurangi tekanan darah sebanyak 5,6

mmHg untuk tekanan darah sistolik dan 2,8 mmHg untuk tekanan darah

diastolik. Magnesium mengurangi natrium intraseluler dan kalsium sambil

meningkatkan magnesium intraselular dan kalium meningkatkan respon

terhadap tekanan darah (Houston, 2011).

Penelitian lainnya yang dilakukan Hatzistavri et al. (2009) tentang

pengaruh supplemen magnesium Mg2+ dan rekomendasi gaya hidup


46

terhadap tekanan darah pasien dengan hipertensi ringan menemukan

bahwa terjadi penurunan pada rata-rata 24 jam tekanan darah sistolik dan

diastolik dimana kelompok yang mengkonsumsi Mg2+ mengalami

penurunan sebesar 5,6 (± 2,7) dan 1,3 (± 2,4) mmHg, (p<0,001),

sedangkan pada kelompok kontrol mengalami penurunan sebesar 2,8 (±

1,8) mmHg untuk tekanan darah sistolik, dan 1 (± 1,2) mmHg untuk

tekanan darah diastoliknya (p=0,002).


47

Tabel 2.7
Sintesa pengaruh mentimun terhadap penurunan tekanan darah
Karakteristik
Judul Peneliti Instrumen
No Hasil dan Temuan
Penelitian (Tahun) Metode Subjek /
Perlakuan
1. Clinical and Lu et al. Experi 389 Tablet Uji toksikologi
Experiment (1991) ment orang mentimun membuktikan
al Study of dengan dengan bahwa senyawa
Tablet hipertensi senyawa anggur tablet
Cucumber esensial : anggur mentimun tidak
Vine 241 dan tablet memiliki toksisitas
Compound dengan senyawa dan tidak memiliki
in Treating tablet hipotensi beberapa efek
Essential mentimun samping dan bahwa
Hypertensi , dan 148 itu adalah efektif,
on dengan obat yang aman
tablet untuk hipertensi
penurun esensial. Tablet
tekanan mentimun dan
darah. tablet penurun
tekanan darah
secara signifikan
menurunkan
tekanan darah
masing- masing
sebesar 52,7%;
90,9% dan 58,1%;
92,6% (P > 0,05).

2. Pemberian Ekanto et Pra- Sebanyak 200 gram Tekanan darah


Mentimun al. (2016) eksperi 11 wanita mentimun sistolik setelah
Terhadap men/ lansia dan 150 cc minum jus
Tekanan one air. mentimun adalah
Darah group Diminum 136, 82 mmHg
Sistolik dan pretest jam 09.00 (±9,816mmHg),
Diastolik posttest dan 21.00. lebih rendah dari
pada design tekanan darah
Wanita sistolik sebelum
Lansia minum jus
Hipertensi mentimun adalah
167, 27 mmHg (±
6,068 mmHg)
dengan p < 0,01).
48

Karakteristik
Judul Peneliti
No Instrumen Hasil dan Temuan
Penelitian (Tahun)
Metode Subjek /
Perlakuan
3. Pengaruh Aisyah & Quasi 30 orang 1 gelas Ditemukan
Pemberian Probosari Experi wanita (250ml) penurunan yang
Jus (2014) ment / berusia yang bermakna pada
Mentimun Pre 40-60 mengandu tekanan darah
(Cucumis Post tahun ng 100 sistolik (p = 0,000)
sativusl) Test gram dan tekanan darah
terhadap Control mentimun diastolik (p = 0,002)
Penurunan Group (Cucumis kelompok
Tekanan Design sativus perlakuan. Setelah
Darah linn) konsumsi jus
pada ,80 ml air mentimun, tekanan
Penderita dan 20 ml darah sistolik
Hipertensi sirup yang kelompok perlakuan
Wanita iberikan mengalami
Usia selama 7 penurunan 16,00 +
40-60 hari 8,062 SD mmHg
Tahun berturut- dan diastolik
turut menurun 6,67 +
sebanyak 6,726 SD mmHg.
2 kali
pemberian
dalam
sehari.

4. Pengaruh Ilma & True – 38 orang Kelompok Kelompok


Pemberian Wirawan Experi mahasisw perlakuan perlakuan
Jus ni (2015) ment / a dengan mendapat mengalami
Mentimun Control tekanan jus penurunan tekanan
dan Tomat Group darah mentimun darah sistolik dan
terhadap Pre diastolik dan tomat diastolik sebesar
Tekanan Post ≥ 120 yang 17,84±9,09 mmHg
Darah Test mmHg terbuat (p=0,000) dan
Perempuan Design dan dari 11,34±4,02 mmHg
Overweight sistolik ≥ masing- (p=0,000),
dan 80 masing dibandingkan pada
Obesitas mmHg. 100 gram kelompok kontrol
Terdiri sebanyak yang tidak terdapat
dari 19 200 ml/hari penurunan tekanan
orang selama 7 darah sistolik
kelompok hari. maupun diastolik
perlakuan secara signifikan.
dan 19
orang
kontrol
49

D. Kerangka Teori Penelitian

Kerangka teori dalam penelitian ini adalah:

Determinan Sosial Terapi non-


Famakologis
Globalisasi,
Urbanisasi, Modifikasi gaya hidup:
Faktor Risiko 1. Mengontrol Berat
Usia,
Metabolik Badan
Pendapatan,
Pendidikan,dan 2. Memperbaiki Pola
Obesitas konsumsi
Tempat tinggal Diabetes 3. Meningkatkan
Peningkatan Lemak aktivitas fisik
dalam darah 4. Berhenti merokok
Faktor Perilaku
dan konsumsi
Hipertensi alkohol
Diet tidak sehat,
Penggunaan
Tembakau,
Kurangnya Aktifitas Terapi Famakologis
Fisik,
dan Konsumsi Alkohol

Asupan Kalium Asupan


Magnesium

Retensi natrium Aktivitas


tidak terjadi Nitric Oxide kalsium

Glikosida
Jantung Volume Plasma Relaksasi

Tonus Pembuluh Vasodilatasi


Darah

Tekanan
darah

Gambar 2.7 Kerangka Teori

Sumber : Diadaptasi dan dimodifikasi dari WHO (2013), Weber et al.


(2014), Euser & Cipolla (2009), dan Kaplan et al. (2015).
50

E. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep merupakan struktur penyederhanaan kerangka

teori yang menjelaskan hal utama terkait penelitian. Kerangka konsep

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tekanan
Jus Mentimun
Darah

Variabel Kontrol:
Umur
Derajat Hipertensi
Diabetes, GGk, Jantung,
Stoke.
Terapi Farmakologi
Terapi Non-narmakologi

Gambar 2.8 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Variabel yang dikontrol

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual

penelitian, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:


51

1. Hipotesis Null (Ho)

Pemberian jus mentimun (Cucumis sativus Linn) tidak berpengaruh

terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi usia dewasa.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Pemberian jus mentimun (Cucumis sativus Linn) berpengaruh terhadap

tekanan darah pada penderita hipertensi usia dewasa.

G. Definisi Operasional

Definisi opresional penelitian ini adalah:

1. Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan tekanan pembuluh darah yang

dihasilkan oleh pompa jantung untuk mengalirkan darah keseluruh

tubuh yang diukur menggunakan tensimeter. Pengukuran tekanan

darah dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan setelah

perlakuan diberikan. Penilaian perubahan tekanan darah didasarkan

pada kriteria:

a. Ada perubahan : Ketika tekanan darah responden

mengalami perubahan setelah

mengkonsumsi jus mentimun.

b. Tidak ada perubahan : Ketika tekanan darah responden tidak

mengalami perubahan setelah

mengkonsumsi jus mentimun.


52

2. Pemberian Jus Mentimun

Pemberian jus mentimun merupakan pemberian mentimun

biasa kepada responden dalam bentuk jus dengan jumlah mentimun

yang bervariasi pada masing-masing kelompok penelitian. Untuk

masing-masing kelompok diberikan jus dengan jumlah mentimun

sebanyak 600 gram. Pemberian dilakukan dua kali sehari, yakni pada

pagi hari (300 gram) dan malam hari (300 gram). Responden dibagi

dalam dua kelompok, yaitu Kelompok I yang diberikan jus mentimun

dengan mentimun yang telah dikupas tanpa biji, sedangkan untuk

kelompok II diberikan jus mentimun dengan biji.

Penentuan berat mentimun didasarkan pada rata-rata asupan

magnesium perhari penderita hipertensi dari penelitian sebelumnya,

dengan asumsi terpenuhinya asupan magnesium dan peningkatan

asupan kalium harian dalam menurunkan tekanan darah penderita pra-

hipertensi dan hipertensi tingkat I. Rata-rata asupan kalium harian

penderita hipertensi yaitu sebesar 280,71 mg/hari (Aisyah & Probosari,

2014), dan standar asupan magnesium harian berdasarkan Angka

Kecukupan Gizi harian (Kemenkes, 2013c) untuk usia > 19 tahun yaitu

sebesar 350 mg/hari. Sehingga diperoleh kekurangan asupan

magnesium sebesar 69,29 mg/hari, dengan kandungan magnesium

mentimun mentah yang kulitnya dikupas sebesar 12 mg/ 100 gram

mentimun. Jadi jumlah mentimun yang diperlukan adalah:

Anda mungkin juga menyukai