Konseling ASI
Konseling ASI merupakan upaya atau usaha yang dilakukan dengan cara
memberikan informasi, melalui tatap muka antara dua orang atau lebih tentang
pentingnya ASI.
Air Susu Ibu ( disingkat ASI ) adalah susu yang diproduksi oleh manusia
untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat
mencerna makanan padat.
a. Pengertian Konseling
Bukan suatu kebetulan bila urutan dari suatu proses konseling adalah
seperti diatas ini, karena tanpa melakukan yang nomor 1 dengan baik dan benar,
seorang Konselor Laktasi belum bisa melakukan yang nomor 2. Seringkali inilah
bagian dari proses konseling yang paling berat bagi seorang Konselor Laktasi.
Lah, wong pendapatnya si ibu sudah jelas-jelas salah, bagaimana kita bisa
menerima pendapat tersebut apalagi sampai harus menahan diri agar tidak
menghakimi si ibu dengan menyebutkan kesalahannya.
1. Ada tatap muka antara ibu dan Konselor Laktasi – dalam hal ini, konseling
melalui telepon dan email mungkin bisa katakan kurang efektif karena
sebagian besar teknik berkomunikasi tidak dapat dilakukan;
2. Kegiatan yang dilakukan satu lawan satu atau one on one, artinya seorang
Konselor Laktasi melakukan satu kesempatan konseling dengan hanya satu
ibu. Kegiatan konseling tidak dapat dilakukan secara berkelompok, karena
hal tersebut akan mengarah pada kegiatan penyuluhan dan pengajaran;
3. Dalam proses konseling selalu ada komunikasi dua arah, dengan porsi
berbicara yang lebih banyak pada si ibu menyusui – Konselor Laktasi tidak
mendikte, memerintah, menyuluh, mengajar atau menasihati;
4. Konselor Laktasi mempraktekkan semua ketrampilan dan kompetensi yang
seharusnya dimiliki olehnya, terutama ketrampilan berkomunikasi
sebagaimana yang telah diuraikan diatas;
5. Konselor Laktasi dan ibu menyusui bersama-sama berdiskusi dan
memutuskan hal terbaik yang akan dilakukan oleh si ibu sesuai dengan
informasi relevan serta saran-saran yang telah diberikan oleh Konselor
Laktasi terkait dengan kondisi menyusui ibu tersebut.
1. Kepala dan badan bayi dalam satu garis lurus, Jadi biasanya bila menyusui
sambil duduk, bisa letakkan seluruh tubuh bayi di atas bantal agar posisinya
tidak terlalu rendah.
2. Badan bayi didekap dekat dengan badan ibu hingga menempel. Bila
menggunakan posisi tidur miring, berarti indikatornya dimana perut bayi
menempel di perut ibu
3. Tangan ibu harus menopang seluruh badan bayi, bukan hanya kepala dan bahu
1. Mulut terbuka lebar. Jangan buru-buru memasukkan payudara ke mulut bayi jika
mulutnya belum terbuka lebar.Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar dengan
lidah di bawah. ibu dapat mengajari bayi membuka mulut lebar dengan cara:
a. Arahkan bayi menuju payudara, sentuhlah bibir atas bayi pada puting pelan-
pelan mundurkan mulut bayi
b. Sentuhkan kembali bibir atas bayi pada puting, mundurkan kembali mulut
bayi
c. Ulangi hingga bayi membuka mulut lebar-lebar dan lidahnya maju
Bayi akan membuka mulutnya lebar untuk mencakup puting dan lingkaran
gelap di sekitar puting (areola), puting ibu sebaiknya berada pada langit-langit
mulut bayi
2. Daerah gelap di sekitar puting (aerola) masuk banyak ke mulut bayi, terutama
yang terletak di bagian bibir bawah bayi. Dengan kata lain, Areola yang masih
nampak (setelah payudara masuk mulut), lebih banyak di bagian atas daripada
bagian bawah. Jadi ketika memasukkan payudara ke dalam mulut, lakukan dari
bagian bawah mulut bayi agar areola bagian bawah banyak yang masuk.
3. Bibir bawah bayi harus melengkung keluar. Jangan sampai mulut bayi berbentuk
kuncup (mecucu).
Sumber:
https://aimi-asi.org/layanan/lihat/posisi-menentukan-prestasi
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/posisi-dan-perlekatan-menyusui-dan-
menyusu-yang-benar
http://kellymom.com/parenting/parenting-faq/ear-infection-nursing/