Anda di halaman 1dari 27

PERSAMAAN LINIER ATURAN

CRAMER DENGAN MATLAB

Oleh
Denny Alexander Immanuel Paat
19202109006

PASCA SARJANA TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya makan kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat
waktu.
Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Sistem Persamaan Linier
Atruran Cramer dengan Menggunakan Program Matlab ”, yang menurut saya dapat memberi
manfaat untuk menambah pengetahuan kita tentang bahasa pemrograman.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin.

Penyusun

Denny Paat

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................................................... i

Daftar isi.............................................................................................................................. ii

BABA I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Aturan Cramer ............................................................................. 3


2.1.1 Penyelesaian Linear …………………………………………………. 5
2.1.2. Penyelesaian sistem persamaan linear dengan
menggunakan metode grafik …………………………………………6
2.1.3. Penyelesaian sistem persamaan linear dengan
menggunakan metode substitusi …………………………………….. 7
2.1.4. Penyelesaian sistem persamaan linear
menggunakan metode eliminasi ............................................................ 8
2.1.5. Perhitungan SPL dengan aturan cramer ………………………………11
2.2. Program Matlab …………………………………………………………… 14
2.2.1 Perintah Input pada MATLAB ……………………………………… 14
2.3. Perhitungan SPL Aturan Cramer Pada Matlab ……………………………. 17
2.3.1 Membuat Coding Program Persamaan
Linier Eliminasi Guss Coding Program ……………………………… 17
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 22

3.2 Saran ............................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 23

ii
3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari persamaan linear. Apabila berbelanja
di pasar dan dari sekumpulan barang belanjaan kita mendapatkan suatu harga tertentu, secara
tidak langsung kita telah merasakan kegunaan dari persamaan linear. Begitu juga saat kita
sedang menikmati makan di sebuah resto cepat saji dan di sana ditawarkan beberapa paket
makanan yang merupakan kombinasi dari beberapa jenis makanan. Setiap paket pasti memiliki
harga tertentu dan kita tidak tahu harga setiap makanan yang menyusun paket makanan
tersebut. Harga setiap makanan yang menyusun paket makanan tersebut dapat ditentukan
menggunakan sistem persamaan linear.

Gabriel Cramer, seorang matematikawan Swiss lahir di Jenewa pada 31 Juli 1704 dari
pasangan Jean Isaac Cramer, seorang fisikawan Swiss dan Anne Mallet. Kedua saudaranya,
yaitu Jean Antonie merupakan seorang doktor dan Jean seorang professor di bidang hukum.

Gabriel Cramer inilah salah satu tokoh yang berperan dalam pengembangan sistem persamaan
linear. Karya terbesarnya adalah Metode Cramer (Cramer's Rule) yang merupakan salah satu
metode penyelesaian dari permasalahan persamaan linear.

Pada tahun 1750, bersamaan dengan dianugrah dirinya sebagai professor filsafat di
Academic de la Rive, Cramer mempublikasikan karyanya yang berjudul Introduction a
l'analyse des lignes courbes algebriques yang memuat metode Cramer sebagai penyelesaian
permasalahan linear. Sumbangsih Cramer dalam bidang matematika mencakup analisa,
determinan, dan geometri. Meskipun konsep determinan ditemukan oleh Gottfried Wihelm
Leibniz pada tahun 1693, namun Cramerlah yang dianggap sebagai pengembang penggunaan
determinan dalam berbagai permasalahan.

Ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni semakin menunjukkan perannya seiring
dengan perkembangan zaman. Hasil dari peningkatan kemajuan (IPTEKS), maka telah menjadi
bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan manusia itu sendiri. Supaya Ilmu
pengetahuan terus berkembang dan maju maka perlu diadakan penelitian-penelitian, baik
penelitian yang memecahkan masalah–masalah baru, penelitian penemuan dan penelitian
pembenaran suatu pengetahuan.

1
Sistem Aljabar linier (SPL) merupakan cabang ilmu matematika yang bagaimana
menyelesaikan masalah teknik dengan aljabar linier. Metode-metode dalam kuliah
pemerograman komputer satu ini adalah suatu algoritma menyelesaikan suatu masalah yang
dapat dipergunakan sehingga metode-metode ini dapat diterapkan kedalam program computer.
Dalam program komputer, Matlab merupakan program visual, yaitu suatu program dalam
komputer yang dapat menampilkan matematika terapan. Peneliti terdahulu menggunakan
Delphi sebagai sofwere untuk membuat visualisasi dan menjadikanya sebagai simulasi dari
penyelesaian manual.
Dari latar belakang diatas, peneliti ingin mencoba membuat sebuah aplikasi dengan
pemrograman visual pada teori sistem persamaan linier dengan metode aturan Cramer dengan
sofwere MATLAB sebagai pembantu ilmu matematika.

1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana mencari system persamaan linier (SPL) dengan aturan cramer?
2. Apakah program MATLAB dapat digunakan sebagai solusi pemrograman dalam
menghitung SPL dengan aturan cramer?.
3. Bagaimana menjalankan progam matlab untuk menghitutung nilai SPL dengan aturan
cramer.

1.3. TUJUAN
1. Untuk mencari persamaan linier dengan metode Cramer.
2. Menjalankan program Matlab dengan membuat Coding program matlab pada system
persamaan linier dengan aturan cramer.
3. Menghitung nilai system persamaan linier dengan aturan cramer pada matlab

2
BAB
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN ATURAN CRAMER

Aturan cramer adalah metode menyelesaikan persamaan matematika linier. Aturan


Cramer ini berkaitan dengan penyelesaian sebuah matriks bujur sangkar (matriks yang
baris dan kolomnya sama ). Aturan Cramer digunakan untuk mencari nilai variabel dengan
menggunakan determinan.
𝑎 𝑏 𝑐 𝐴
[𝑑 𝑒 𝑓 𝐵]
𝑔 ℎ 𝑖 𝐶
Matriks di atas dapat dipecah menjadi,
𝑎 𝑏 𝑐
[𝑑 𝑒 𝑓 ] = 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝐴
𝑔 ℎ 𝑖
𝐴 𝑏 𝑐
[𝐵 𝑒 𝑓 ] = 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝐴1
𝐶 ℎ 𝑖
𝑎 𝐴 𝑐
[𝑑 𝐵 𝑓 ] = 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝐴2
𝑔 𝐶 𝑖
𝑎 𝑏 𝐴
[𝑑 𝑒 𝐵 ] = 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝐴3
𝑔 ℎ 𝐶

Determinan matrik di atas,

𝑎 𝑏 𝑐
𝐴 = [𝑑 𝑒 𝑓 ]
𝑔 ℎ 𝑖

𝑎 𝑏 𝑐
𝑑 𝑓 𝑑 𝑒
det 𝐴 = [𝑑 𝑒 𝑓 ] = 𝑎 |𝑒 𝑓 | − 𝑏 | |+𝑐| |
ℎ 𝑖 𝑔 𝑖 𝑔 ℎ
𝑔 ℎ 𝑖

det 𝐴 = 𝑎(𝑒𝑖 − ℎ𝑓) − 𝑏(𝑑𝑖 − 𝑔𝑓) + 𝑐(𝑑ℎ − 𝑔𝑒)

𝐴 𝑏 𝑐
𝐴1 = [𝐵 𝑒 𝑓 ]
𝐶 ℎ 𝑖

3
𝐴 𝑏 𝑐
𝑒 𝑓 𝐵 𝑓 𝐵 𝑒
det 𝐴1 = [𝐵 𝑒 𝑓 ] = 𝐴 | |−𝑏| |+𝑐| |
ℎ 𝑖 𝐶 𝑖 𝐶 ℎ
𝐶 ℎ 𝑖

det 𝐴1 = 𝐴(𝑒𝑖 − ℎ𝑓) − 𝑏(𝐵𝑖 − 𝐶𝑓) + 𝑐(𝐵ℎ − 𝐶𝑒)

𝑎 𝐴 𝑐
𝐴2 = [𝑑 𝐵 𝑓 ]
𝑔 𝐶 𝑖

𝑎 𝐴 𝑐
𝐵 𝑓 𝑑 𝑓 𝑑 𝐵
det 𝐴2 = [𝑑 𝐵 𝑓 ] = 𝑎 | |−𝐴| |+𝑐| |
𝐶 𝑖 𝑔 𝑖 𝑔 𝐶
𝑔 𝐶 𝑖

det 𝐴2 = 𝑎(𝐵𝑖 − 𝐶𝑓) − 𝐴(𝑑𝑖 − 𝑔𝑓) + 𝑐(𝑑𝐶 − 𝑔𝐵)

𝑎 𝑏 𝐴
𝐴3 = [𝑑 𝑒 𝐵 ]
𝑔 ℎ 𝐶
𝑎 𝑏 𝐴
𝑑 𝐵 𝑑 𝑒
det 𝐴3 = [𝑑 𝑒 𝐵 ] = 𝑎 |𝑒 𝐵
|−𝑏| |+𝐴| |
ℎ 𝐶 𝑔 𝐶 𝑔 ℎ
𝑔 ℎ 𝐶
det 𝐴3 = 𝑎(𝑒𝐶 − ℎ𝐵) − 𝑏(𝑑𝐶 − 𝑔𝐵) + 𝐴(𝑑ℎ − 𝑔𝑒)

Solusinya (aturan cramer) adalah:

det 𝐴1
x=
det 𝐴

det 𝐴2
y=
det 𝐴

det 𝐴3
z=
det 𝐴

untuk matriks berordo n x n,

𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑛


𝑎21 𝑎22 𝑎23 … 𝑎2𝑛
|𝑎31 𝑎32 𝑎33 … 𝑎3𝑛 |
| : … |
: …
𝑎𝑛1 𝑎𝑛2 𝑎𝑛3 … 𝑎𝑛𝑛

Teorema-teorema yang harus diperhatikan dalam penggunaan aturan Cramer :

4
1. jika A adalah sebuah matriks bujursangkar yang mengandung paling sedikit satu
baris bilangan nol, maka det(A) = 0
2. jika A adalah sebuah matriks segitiga yang berukuran n x n maka determinan A
adalah hasil perkalian semua unsur pada kolom utama
3. jika sebuah matriks bujursangkar mempunyai dua baris yang sebanding maka nilai
determinan matriks tersebut sama dengan nol.

2.1.1 PENYELESAIAN LINEAR

Suatu sistem persamaan linear belum tentu punya solusi, keberadaan solusi ini
sangat tergantung dari sistem persamaan linear itu sendiri. Suatu sistem persamaan
linear (SPL), dalam keterkaitanya dengan solusi, mempunyai tiga kemungkinan, yaitu:
a. SPL mempunyai solusi tunggal
b. SPL mempunyai solusi tak hingga banyak
c. SPL tidak mempunyai solusi
Masalah solusi SPL ini dapat diilustrasikan dalam diagram kartesius.
Misalkan SPL terdiri dari dua persamaan dan dua peubah (x dan y). Setiap persamaan
pada SPL dapat direpresentasikan dalam bentuk suatu garis. Suatu SPL dikatakan
mempunyai solusi tunggal jika dua garis tersebut berpotongan di satu titik (lihat gambar
1.1.a). Sementara itu, SPL tersebut dikatakan mempunyai solusi tak hingga jika dua
garis tersebut berimpit (lihat gambar 1.1.b), sedangkan SPL tersebut dikatakan tidak
mempunyai solusi jika dua garis tersebut tidak pernah berpotongan/sejajar (lihat
gambar 1.1.c).

Gambar 1.1 a. SPL solusi tunggal. b. SPL solusi tak hingga. c. SPL tidak punya solusi

Jika suatu SPL memiliki solusi (tunggal atau tak hingga banyak) maka SPL
tersebut dinamakan SPL konsisten. Sementara itu, SPL yang tidak mempunyai solusi

5
dinamakan SPL yang tak konsisten. Persamaan linear homogen jika nilai persamaan
sama dengan nol, nonhomogen jika nilainya tidak sama dengan nol.
Persamaan linear atau disebut juga sebagai persamaan garis adalah persamaan
yang mengandung peubah dengan pangkat tertinggi 1. Suatu persamaan linear minimal
mengandung satu peubah. Persamaan linear dengan satu peubah bisa diselesaikan
secara langsung dengan menggunakan konsep aljabar. Sedangkan untuk persamaan
linear dua peubah atau lebih, untuk mendapatkan penyelesaiannya memerlukan
minimal persamaan sebanyak peubah pada masing-masing persamaan. Dua persamaan
linear atau lebih yang memiliki penyelesaian yang sama disebut sebagai sistem
persamaan linear. Sistem persamaan linear bisa diselesaikan dengan menggunakan
metode grafik, substitusi {saja), eliminasi (saja), campuran substitusi-eliminasi, dan
dengan menggunakan matriks.
Perhatikan contoh sistem persamaan linear dua peubah berikut ini.

3x-y = 2 ... (1)

x + y = 6... (2)

Berikut ini adalah penyelesaian sistem persamaan linear pada contoh di atas
dengan menggunakan beberapa metode.

2.1.2. Penyelesaian sistem persamaan linear dengan menggunakan metode grafik


Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dengan menggunakan metode
grafik adalah dengan menggambar grafik kedua persamaan pada satu koordinat
kartesius dan penyelesaiannya merupakan titik potong kedua grafik. Agar diperoleh
penyelesaian yang akurat, perlu diperhatikan ketika menggambar koordinat
kartesiusnya. Pastikan satuan pada kedua sumbu sama dan konsisten. Perhatikan
gambar grafik persamaan linear di bawah berikut ini.

6
Perhatikan bahwa kedua garis tersebut berpotongan di satu titik, yaitu titik (2,4).
Titik ini merupakan penyelesaian dari sistem persamaan linear di atas. Dengan
demikian, kita peroleh penyelesaian sistem persamaan linear di atas adalah x = 2 dan y
= 4.

2.1.3. Penyelesaian sistem persamaan linear dengan menggunakan metode


substitusi
Kenapa menggunakan kata "saja"? Karena hanya metode substitusi yang
digunakan untuk menyelelesaikan sistem persamaan ini. Penyelesaian sistem
persamaan linear dengan menggunakan metode substitusi adalah dengan mengganti
salah satu peubah pada suatu persamaan dengan peubah yang diperoleh dari persamaan
lainnya. Misalkan kita ubah peubah y pada persamaan (1) dengan peubah y yang
diperoleh dari persamaan (2). Berikut ini adalah prosesnya.

𝑥 + 𝑦 = 6; 𝑦 = 6−𝑥

3𝑥 − 𝑦 = 2 ; 3𝑥 − (6 − 𝑥) = 2 ; 3𝑥 − 6 + 𝑥 = 2

4𝑥 − 6 = 2 ; 4𝑥 = 8 ; 𝑥 = 2

7
Untuk memperoleh nilai peubah y, kita substitusi kembali nilai x yang telah
diperoleh untuk persamaan (2)

𝒚 = 6 − 𝑥 ;𝑦 = 6 − 2 = 4

Penyelesaian ini sama dengan penyelesaian yang diperoleh dengan metode grafik.

2.1.4. Penyelesaian sistem persamaan linear menggunakan metode eliminasi


Penyelesaian sistem persamaan linear dengan menggunakan metode eliminasi
adalah menghilangkan salah satu peubah dengan operasi penjumlahan atau
pengurangan dengan terlebih dahulu membuat sama koefisien peubah yang mau
dihilangkan tanpa memperhatikan tanda positif atau negatif. Jika peubah yang mau
dihilangkan bertanda sama, eliminasi dilakukan dengan menggunakan operasi
pengurangan. Sebaliknya, jika peubah yang mau dihilangkan memiliki tanda yang
berbeda, eliminasi dilakukan dengan menggunakan operasi penjumlahan.

Perhatikan bahwa pada sistem persamaan linear di atas, peubah y sama-sama memiliki
koefisien 1 namun dengan tanda yang berbeda. Berarti kita bisa langsung
mengeleminasi peubah y tersebut dengan cara menjumlahkan kedua persamaan sebagai
berikut.

3𝑥 − 𝒚 = 2

𝑥 + 𝑦 = 6+
4𝑥 + 0 =8

𝑥 = 2

Untuk mengeliminasi peubah x, perlu terlebih dahulu menyamakan koefisien


peubah x pada kedua persamaan. Caranya adalah dengan mencari KPK dari kedua
koefisien x dan jadikan koefisien peubah kedua persamaan tersebut sama dengan KPK-
nya. Pada contoh di atas, koefisien x pada persamaan (1) adalah 3 dan koefisien x pada
persamaan (2) adalah 1. KPK dari 3 dan 1 adalah 3. Berarti koefisien x pada kedua
persamaan harus menjadi 3. Agar koefisien x pada kedua persamaan tersebut menjadi
sama, yaitu 3, kalikan persamaan (2) dengan 3 sehingga persamaan (2) menjadi 3x +
3y = 18. Karena tanda koefisien x pada kedua persamaan sama-sama positif maka untuk
mengeliminasi koefisien x adalah dengan operasi pengurangan sebagai berikut.

3𝑥 − 𝑦 = 2

8
3𝑥 + 3𝑦 = 18 _
0 − 4𝑦 = −16
𝑦 = 4
Lagi-lagi hasilnya sama dengan kedua metode sebelumnya, yaitu x = 2 dan y = 4.

Untuk metode campuran eliminasi - substitusi


Cara eliminasi dan substitusi adalah dengan mencari salah satu peubah terlebih
dahulu dengan salah satu metode, misalnya eliminasi. Setelah diperoleh nilai salah satu
peubah, lakukan metode substitusi nilai peubah yang telah diketahui tersebut ke salah
satu persamaan sehingga diperoleh nilai peubah lainnya.

Sistem Persamaan Linear Tiga Peubah (SPLTP)


Sistem persamaan linear tiga peubah atau sering disingkat sebagai SPLTP
adalah sistem persamaan linear yang dibangun oleh tiga persamaan linear yang masing-
masing memiliki maksimal 3 peubah. Permasalahan SPLTP bisa diselesaikan dengan
menggunakan metode campuran eliminasi - substitusi atau dengan menggunakan
matriks (aturan cramer), Cukup sulit untuk menyelesaikan SPLTP dengan
menggunakan grafik, karena kita perlu menggambar masing-masing grafik persamaan
linear tiga peubah pada koordinat kartesius yang memiliki 3 sumbu koordinat. Cara
paling mudah, seperti dijelaskan sebelumnya adalah dengan metode campuran
eliminasi - substitusi. Jika kita hanya menggunakan satu metode, eliminasi saja atau
substitusi saja akan membutuhkan proses yang cukup panjang. Berikut ini adalah proses
penyelesaian SPLTP yang paling efektif. Cukup dengan lima langkah.

1. Eliminasi salah satu peubah dengan menggunakan dua persamaan.


2. Lakukan kembali eliminasi terhadap peubah yang sama dengan peubah
yang dieliminasi pada nomor 1, tapi untuk dua persamaan linear yang
berbeda.
3. Eliminasi salah satu peubah dari sistem persamaan linear dua peubah yang
diperoleh dari hasil eliminasi pada nomor 1 dan nomor 2.
4. Substitusi peubah yang diperoleh dari hasil eliminasi nomor 3 untuk peubah
pada salah satu persamaan linear dua peubah.
5. Substitusi dua nilai peubah yang diperoleh dari nomor 3 dan nomor 4 pada
salah satu persamaan linear tiga peubah pada soal.

9
Perhatikan contoh berikut ini.

Tentukan nilai x, y, dan z pada sistem persamaan linear tiga peubah berikut ini.

𝑥 − 𝑦 + 𝑧 = −1 . . . (1)

2𝑥 + 𝑦 + 3𝑧 = 2 . . . (2)

3𝑥 + 4𝑦 − 𝑧 = 0 . . . (3)

Kita ikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan sebelumnya untuk menyelesaikan


sistem persamaan linear tiga peubah di atas.

Langkah 1:

Eliminasi salah satu peubah, misalnya peubah z dengan menggunakan persamaan


(1) dan (2).

Sebelumnya, kita samakan dulu koefisien z (tanpa tanda) pada kedua


persamaan, yaitu dengan cara mengalikan persamaan (1) dengan bilangan 3.

3𝑥 − 3𝑦 + 3𝑧 = −3

2𝑥 + 𝑦 + 3𝑧 = 2 _

𝑥 − 4𝑦 = −5 . . . (4)

Langkah 2:

Eliminasi peubah z (peubah yang juga dieliminasi pada langkah 1) dengan


menggunakan persamaan (1) dan (3)

𝑥−𝑦 + 𝑧 = −1

3𝑥 + 4𝑦 − 𝑧 = 0 +

4𝑥 + 3𝑦 = −1 . . . (5)

Langkah 3:

Eliminasi sal ah satu peubah dari persamaan (4) dan (5), misalnya peubah x

10
Untuk bisa mengeliminasi peubah x dari persamaan (4) dan (5) kalikan
persamaan (4) dengan bilangan 4.

4𝑥 – 𝑙6𝑦 = −20

4𝑥 + 3𝑦 = −1 _

− 19𝑦 = −19

−19
𝑦= = 1 … (6)
−19

Langkah 4:

Substitusi nilai y = 1 yang diperoleh dari langkah 3 pada salah satu dari
persamaan (4) atau (5), misalnya pada persamaan (4)

𝑥 − 4𝑦 = −5

𝑥 − 4(1) = −5

𝑥 = −5 − 4 = −1 . . . (7)

Langkah 5:

Substitusi nilai y = 1 dan x = -1 pada salah satu dari persamaan (1), (2), atau (3),
misalnya pada persamaan (1)

𝑥 − 𝑦 + 𝑧 = −1 − 1 − 1 + 𝑧 = −1 𝑧 = 2 − 1 = 1

Jadi, penyelesaian dari sistem persamaan linear tiga peubah di atas adalah 𝑥 = −1, 𝑦 =
1, 𝑑𝑎𝑛 𝑧 = 1

2.1.5. Perhitungan SPL dengan aturan cramer

Jika AX = B adalah sistem yang terdiri dari n persamaan linier dalam n bilangan
tak diketahui sehingga det(A) 0, maka sistem tersebut mempunyai pemecahan yang
unik. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini.

11
Tentukan solusi dari Sistem Persamaan Linear (SPL) di bawah ini

4𝑥1 + 3𝑥2 + 𝑥3 = 35
3𝑥1 + 11𝑥2 + 2𝑥3 = 85
2𝑥1 + 8𝑥2 + 5𝑥3 = 79
Penyelesaian:

Bentuk SPL di atas menjadi persamaan matriks


4 3 1 𝑥1 35
[3 11 2 ] [ 𝑥2 ] = [ 85 ]
2 8 5 𝑥3 79
Tentukan masing-masing nilai determinan dari matriks A, A1, A2, dan A3
4 3 1
det 𝐴 = [ 3 11 2 ]
2 8 5

= a11C11 + a12C12 + a13C13

= a11(-1)1+1M11 + a12(-1)1+2M12 + a13(-1)1+3M13

= a11M11 – a12M12 + a13M13

11 2 3 2 3 11
= 4[ ] − 3[ ] + 1[ ]
8 5 2 5 2 8

= 4[11(5) - 8(2)] – 3[3(5) - 2(2)] + 1[3(8) - 2(11)]

= 156 – 33 +2

= 125

35 3 1
det 𝐴1 = [ 85 11 2 ]
79 8 5

= a11C11 + a12C12 + a13C13

= a11(-1)1+1M11 + a12(-1)1+2M12 + a13(-1)1+3M13

= a11M11 – a12M12 + a13M13

11 2 85 2 85 11
= 35 [ ]− 3[ ] + 1[ ]
8 5 79 5 79 8

= 35[11(5) - 8(2)] – 3[85(5) - 79(2)] + 1[85(8) - 79(11)]

12
= 1365 – 801 +167

= 375

4 35 1
det 𝐴2 = [ 3 85 2 ]
2 79 5

= a11C11 + a12C12 + a13C13

= a11(-1)1+1M11 + a12(-1)1+2M12 + a13(-1)1+3M13

= a11M11 – a12M12 + a13M13

85 2 3 2 3 85
= 4[ ] − 35 [ ] + 1[ ]
79 5 2 5 2 79

= 4[85(5) - 79(2)] – 35[2(5) - 2(2)] + 1[3(79) - 2(85)]

= 1068 – 385 + 67

= 750

4 3 35
det 𝐴3 = [3 11 85 ]
2 8 79

= a11C11 + a12C12 + a13C13

= a11(-1)1+1M11 + a12(-1)1+2M12 + a13(-1)1+3M13

= a11M11 – a12M12 + a13M13

11 85 3 85 3 11
= 4[ ] −3[ ] + 35 [ ]
8 79 2 79 2 8

= 4[11(79) - 8(85)] – 3[2(79) - 2(85)] + 35[3(8) - 2(11)]

= 756 – 201 + 70

= 625

Berdasarkan teorema di atas, maka diperoleh :

det 𝐴1 375
𝑥1 = = =3
det 𝐴 125

13
det 𝐴2 750
𝑥1 = = =6
det 𝐴 125

det 𝐴3 625
𝑥1 = = =5
det 𝐴 125

Sehingga solusi dari SPL di atas adalah 𝑥1 = 3, 𝑥2 = 6, dan 𝑥3 = 5.

2.2 PROGRAM MATLAB


Sofwere Matlab versi pertamanya ditulis di Universitas Mexico dan Stanford
University pada akhir tahun 1970-an. Versi tersebut ditunjukkan untuk digunakan pada kuliah
teori matriks, Aljabar Linier dan Analisis numberik. Saat ini kemampuan MATLAB jauh
melebihi ‘Matrix Laboratory’ yang semula. MATLAB adalah bahasa canggih untuk
komputasi teknik dengan elemen dasar basis data array. didalamnya terdapat kemampuan
menghitung, visualisasi, dan pemerograman dalam suatu lingkungan yang mudah untuk
digunakan karena permasalahannya dinyatakan dalamnotasi matematika biasa. Kegunaan
MATLAbB secara umum adalah untuk matematika dan komputasi, pengembangan algoritma,
pemodelan, simulasi dan pembuatan prototype, analisis data, ekplorasi dan visualisasi serta
pembuatan aplikasi anatar muka grafis.

2.2.1 Perintah Input pada MATLAB


digunakan untuk memberikan nilai suatu variabel secara dinamis. Perintah
input berfungsi untuk menghasilkan program yang efisien. Program yang dibuat
dalam bentuk script file dengan perintah input atau fungsi masukan
memungkinkan anda melakukan perhitungan matematika yang sama untuk nilai
variabel yang berbeda.
Terdapat 3 cara melakukan input variabel pada MATLAB menggunakan Script
File.

A. Membuat Variabel di Script File Dengan membuat variabel pada script file,
anda dapat melakukan eksekusi langsung menampilkan output final di command
window. Namun saat anda ingin menyelesaikan permasalahan yang berbeda dengan
program tersebut, anda harus merubah nilai variabel lagi melalui script file editor.

14
B. Menggunakan Variabel Melalui Command Window Anda dapat
mendefinisikan variabel melalui command window untuk kemudian digunakan
oleh program script file anda. Anda hanya perlu menyamakan nama variabel yang
didefinisikan di command window dengan nama variabel yang akan dioperasikan
pada script file.

C. Menggunakan Fungsi Input Pada Script File Dengan menggunakan


fungsi input, anda perlu mendefinisikan variabel dengan nilai sebagai fungsi input.
Sehingga nilai variabel tersebut akan didefinisikan melalui command windows
setelah program script file anda dijalankan.

15
Implementasinya di Matlab
PROGRAM ELIMINASI GAUSS PADA MATLAB

%Program Eliminasi Gauss


function x = GAUSS(n, A, b)
% fungsi untuk melakukan eliminasi Gauss
% untuk menyelesaikan SPL Ax = b
% n = dimensi matriks
% A = matriks koefisien
% b = vektor ruas kanan
n=input(‘masukkan dimensi matriks: ‘)
A=[3 -0.1 -0.2;0.1 7 -0.3;0.3 -0.2 10];
b=[7.85;-19.3;71.4];
vb = (1:n);
for i=1:n-1
% proses vipoting
ib = vb(i);
maxi = abs(A(ib,i));
bar = i;
ibx = ib;
for bars=i+1:n
ib=vb(bars);
if (abs(A(ib,i))) > maxi
maxi = abs(A(ib,i));
bar = bars;
ibx = ib;
end
end
ib = vb(i);
vb(i) = ibx;
vb(bar) = ib;
% proses eliminasi
ib = vb(i);

16
for j=i+1:n
ibx = vb(j);
m = -A(ibx,i) / A(ib,i);
for k=i:n
A(ibx,k) = A(ibx,k) + m*A(ib,k);
end
b(ibx) = b(ibx) + m*b(ib);
end
end
%subsitusi balik
ib = vb(n);
x(n) = b(ib)/A(n,n);
for i=n-1:-1:1
ib = vb(i);
sum = b(ib);
for j=i+1:n
sum = sum – A(ib,j)*x(j);
end
x(i) = sum /A(ib,i);
end
return

2.3 PERHITUNGAN SPL ATURAN CRAMER PADA PROGRAM MATLAB

Bentuk SPL di atas menjadi persamaan matriks


4𝑥1 + 3𝑥2 + 𝑥3 = 35
3𝑥1 + 11𝑥2 + 2𝑥3 = 85
2𝑥1 + 8𝑥2 + 5𝑥3 = 79
Tentukan masing-masing nilai determinan dari matriks A, A1, A2, dan A3
Tentukan masing-masing nilai determinan dari matriks A, A1, A2, dan A3

4 3 1 𝑥1 35
[3 11 𝑥
2 ] [ 2 ] = [ 85 ]
2 8 5 𝑥3 79

2.3.2 Membuat Coding Program Persamaan Linier Eliminasi Guss Coding


Program
clc;
clear;
a = input('Matrik a = ');
b = input('Matrik b = ');
clc;

17
disp('Matrik a = ');
disp(a);
disp('Matrik b = ');
disp(b);
da = det(a);
fprintf ('Determinan a = %d\n\n', da);
[ba, ka]= size(a);
[bb, kb]= size(b);
if (ba==ka) & (bb==ba) & (kb==1)
if da~=0
mb = a;
for j=1:ba
for i=1:ba
mb(i,j)= b(i,1);
end
dmb = det(mb);
p = dmb/da;
fprintf('Matrik bantu ke %d =\n',j);
fprintf('Determinan = %d\n', dmb);
disp(mb);
fprintf('\nPenyelesaian ke %d = %.1f\n\n',j,p);
mb = a;
end
else
disp('Tidak ada penyelesaian');
end
else
disp('Matrik Salah');
end

 Buka Program MatlabTampilan Pada Aplikasi Pilih Menu File, Kemudian Pilih
M-file. Masukkan Coding Program dalam Command Window . Pilih
Menukemudian Save and Run, Seperti gambar dibawah:

18
 Hasil dari kita me RAN akan muncul Command Window seperti dibawah ini:

 Selanjutnya memasukan memasukan elemen matriks A dan elemen Matrits B


A = [ 4 3 1; 3 11 2; 2 8 5] dan matrik B = [35; 85; 79] Tekan Enter.

Hasil :

Matrik a =

4 3 1

3 11 2

2 8 5

Matrik b =

35

85

79

Determinan a = 1e+02

Matrik bantu ke 1 =
Determinan = 3.750000e+02

19
35 3 1

85 11 2

79 8 5

Penyelesaian ke 1 = 3.0

Matrik bantu ke 2 =
Determinan = 7.500000e+02
4 35 1

3 85 2

2 79 5

Penyelesaian ke 2 = 6.0

Matrik bantu ke 3 =
Determinan = 6.250000e+02
4 3 35

3 11 85

2 8 79

Penyelesaian ke 3 = 5.0

 Output programnya didapatkan :


Pada nilai A , A1, A2, dan A3 adalah nilai dari dari Penyelesaian ke 1 = 3.0,
Penyelesaian ke 2 = 6.0,Penyelesaian ke 3 = 5.0. Sama dengan nilai 𝑥1 = 3, 𝑥2 = 6,
dan 𝑥3 = 5. Seperti Pada gambar dibawah

20
21
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

1. Pada dasarnya penyusunan program di MATLAB terdiri dari dua bagian utama yakni
program utama dan sub-sub program (subrutin) yang kesemuanya ditulis dalam
MATLAB editor dengan ekstensi m.file.
2. MATLAB menggunakan fundamental f(x), yang dapat mengasosiasikan setiap nilai
numerik pada variable x. Function juga didefinisikan sebagai y=f(x) dalam ilmu
matematika. Pengguna dapat membuat function yang disebut dengan User Defined
Function.

2.2. SARAN
Dalam menyelesaikan sistem persamaan dengan aturan cramer pada program matlab
harus memahami :
a. Fungsi tanda % (baca comment), seperti yang telahdijelaskan sebelumnya (pada
point 2.3.1 di atas) tanda %digunakan untuk menulis komentar yang tidak
akanpernah diproses pada saat dieksekusi (running) programdan dapat digunakan
juga sebagai informasi programyang dibuat atau dikerjakan. Misalnya:
b. Fungsi clear all, digunakan untuk mengosongkan memoriMATLAB dari semua
variabel yang pernah diproses ataudiolah sebelumnya dan penulisannya huruf kecil
semua
c. Fungsi clc, statemen ini digunakan untuk membersihkanlayar pada command
window dan penulisannya huruf keci.
d. Fungsi input, fungsi ini digunakan dengan argumenbertipe karakter (string) tetapi
memiliki argumen outputbertipe varian (dapat berupa angka ataupun karakter).
Dibawah ini adalah contoh argumen output adalah numerik
e. Fungsi disp, digunakan dengan argumen input bertipekarakter (string) yang ditandai
dengan tanda petik.
f. Fungsi num2str, digunakan untuk mengubah tipenumerik (angka) menjadi karakter
(string).
g. Fungsi pause (x), digunakan untuk menghentikan selamax detik. Fungsi pause,
digunakan untuk menghentikan programsampai user menekan perintah ENTER.

22
DAFTAR PUSTAKA

- http://www.budiutomo.com/2010/11/aturan-cramer.html. Diakses pada tanggal 16


Agustus 2015 pukul 06:07 WITA.
- http://diarykuliahsiijo.blogspot.com/2013/07/aturan-cramer-determinan-matriks.html.
Diakses pada tanggal 17 Agustus 2015 pukul 14:00 WITA.
- http://belajar-share.blogspot.com/2008/10/metode-cramer-untuk-penyelesaian-
spl.html
- https://www.youtube.com/watch?v=40T-XcvrXmY&feature=youtu.be

23

Anda mungkin juga menyukai