ABSTRAK
Thalasemmia adalah salah satu jenis penyakit kelainan darah terjadi gangguan
pembentukan hemoglobin. Penderita thalassemia memproduksi sel darah merah lebih banyak
dibandingkan orang normal, namun sel darah merah yang diproduksi tidak mencapai 120
hari. Penyakit thalassemia diturunkan melalui gen.
Untuk membantu pertumbuhan anak penderita thalasemia, peran orang tua sangatlah
penting. Oleh karena itulah orang tua penderita thalasemia dituntut memiliki dukungan sosial
yang baik agar anak dapat mempertahankan hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Penelitian ini memfokuskan pada bentuk dukungan sosial orang tua dalam proses pengobatan
dan perawatan serta hal yang melatarbelakangi orang tua menggunakan bentuk dukungan
sosial tersebut ditinjau dari teori tindakan sosial Weber dan bentuk dukungan sosial dari
Sherburne & Stewart
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma definisi sosial dengan
pendekatan kualitatif. Subjek pada penelitian ini adalah sejumlah lima orang tua yang
memiliki anak penderita thalassemia di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Metode penentuan
informan yang digunakan adalah Snowball. Dalam penelitian ini menggunakan metode
wawancara mendalam dengan menggunakan instrument penelitian pedoman wawancara.
Hasil dari penelitian ini adalah bentuk dukungan sosial yang diperankan ibu adalah
dukungan emosional, instrumental, pemberian informasi, penilaian dan menemani rekreasi
sedangkan peran ayah memberikan dukungan instrumental dalam bentuk materi. Hal yang
melatarbelakangi orang tua dalam memberikan bentuk dukungan sosial adalah dipengaruhi
oleh faktor umur penderita, pengetahuan orang tua dan kondisi sosial, ekonomi dan budaya.
Penyakit thalasemia banyak dialami memberi zat warna merah pada sel darah
(WHO), di Indonesia frekuensi pembawa namun sel darah merah yang diproduksi
gen thalasemia cukup tinggi yaitu sebesar tidak mencapai 120 hari. Sedangkan darah
6 -10 persen artinya dari seratus orang yang baru belum terbentuk maka terjadilah
antara 6-10 orang adalah pembawa gen kekurangan darah. Seorang penderita
penyakit ini setiap tahun mengalami Salah satu pengobatan yang tepat
sampai 13 persen. Ketua Yayasan dan suntikan desferal secara rutin. Pada
mengatakan bahwa seluruh penyandang pada transfusi darah serta desferal seumur
yayasan sebanyak lima ribuan orang pada samping seperti mual dan demam. Selain
tahun 2011 (Ahmad Sukri, 2016: 26) itu, apabila terjadi kelebihan zat besi
Thalasemmia adalah salah satu jenis akibat transfusi tidak baik untuk tubuh
penyakit kelainan darah terjadi gangguan penderita. Dalam hal ini permasalahan
adalah zat dalam sel darah merah yang thalasemia tidak hanya menyangkut aspek
juga aspek psikologis, sosial, dan spiritual. dengan teman sebaya maupun lingkungan
Terapi yang di lalui oleh penderita sekitar pun juga berkurang disebabkan
thalasemia, mulai dari tranfusi hingga harus menjalani perawatan medis. Oleh
meredam abnormalitas sel darah merah. sosial yang baik agar anak dapat
Namun, saat ini sudah ada cara yang tepat mempertahankan hidup dan menyesuaikan
transplantasi sumsum tulang belakang dan anak penderita thalasemia, peran keluarga
teknologi sel punca (stem cell), akan tetapi khususnya orang tua sangatlah penting.
biaya yang sangat mahal serta presentase pengalaman yang negatif dikarenakan
Dampak yang dirasakan baik bagi kecil ia harus keluar masuk rumah sakit
penderita maupun orang tua penderita pun untuk tranfusi darah. Belum lagi nyeri
fisik yang dialami penderita akan tranfusi. Selain itu, penderita cenderung
selain itu penderita thalasemia akan jarang dirinya berbeda dengan teman-teman
akan menyita banyak waktu, pada kondisi usia balita atau anak-anak. Orang tua kerap
mengalami perasaan cemas dan emosional tua juga harus memikirkan perawatan
yang tinggi dalam mendidik anak sebab jangka panjang seperti pengontrolan Hb
orang tua merasa kesulitan untuk maupun pengecekan feritin agar anak
memahami perasaan dan kondisi yang dapat bertahan hidup. Dalam merespon
dialami anak penderita thalasemia karena situasi tersebut tidak semua orang tua
Pada kondisi seperti ini orang tua berada sehingga bentuk dukungan sosial yang
diambang batas kecemasan yang tinggi diberikan orang tua pun berbeda-beda
sebab tidak tahu harus melakukan apa. sesuai dengan kebutuhan anak.
mereka harus melakukan transfusi darah yang diberikan orang tua pada anak
(Ratna, 2005). Orang tua harus dukungan sosial yang diberikan orang
menanggung beban berat dalam mengasuh tua pada anak penderita thalasemia?
obat-obatan dengan biaya tidak kecil. diberikan orang tua pada anak
agar tetap dalam keadaan stabil, dan orang belakang pemberian bentuk dukungan
sosial yang diberikan orang tua pada masyarakat dan institusi lain dalam
Manfaat Penelitian
dalam kajian ilmiah mahasiswa terkait Dukungan sosial adalah bantuan yang
dengan metode penelitian khususnya pada diberikan oleh orang lain sehingga
bidang sosiologi kesehatan. Studi ini individu yang menerima bantuan tersebut
baru dibidang kesehatan dalam perspektif diperoleh tersebut. Orang lain yang
sosiologis. Melalui studi ini akan dimaksud disini adalah orang tua, teman,
ditemukan dukungan sosial orang tua pada kerabat, pasangan hidup, anggota medis
dapat memberikan bahan referensi bagi sosial akan dinilai lebih efektif apabila
peneliti selanjutnya yang relevan dengan diberikan dari orang-orang terdekat seperti
dan wawasan bagi pembaca khususnya (Ratna, 2010:115) bentuk dukungan sosial
memberikan efek tenang pada diri Tindakan ini dilakukan secara terus
Oleh karena itu dalam pisau analisis ini oleh pengetahuan yang dimiliki oleh orang
menggunakan teori Weber yang di dukung tua mengenai penyakit tersebut, kondisi
dengan konsep teori dukungan sosial. sosial, ekonomi dan budaya dari orang tua
idealnya untuk menjelaskan makna kondisi sosial, ekonomi, dan budaya orang
tua yang berbeda-beda, dapat realitas sosial yang terjadi di RSUD DR.
dukungan sosial orang tua merupakan yang dilakukan oleh orang tua dalam
refleksi dari teori tindakan Weber yang memberi dukungan sosial di kehidupan
memiliki motif tipe tindakan rasional, sehari-hari dari, dan alasan memilih bentuk
Dalam hal ini paradigma yang digunakan pengalaman untuk menentukan keputusan
paradigma definisi sosial, peneliti dalam Prof. Dr. Moestopo, no 6-8. Dipilihnya
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo tahap. Selanjutnya orang-orang tersebut
sebagai lokasi penelitian karena akan berperan sebagai titik awal penarikan
Soetomo ini termasuk rumah sakit besar di informan selanjutnya yang terkait dengan
memiliki cabang yang berada di Surabaya, dengan masalah dan fokus penelitian.
yaitu Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk
Perkumpulan Orang Tua Penderita oleh peneliti secara lebih terbuka, dimana
Ball Sampling, cara penarikan sampel ini akurat dan benar. Penelitian ini terdapat 5
dimulai dengan jumlah yang sedikit informan yang memiliki anak penderita
AS, Ibu RA, dan Ibu SR. dengan dukungan sosial yang diberikan
Teknik analisis data dari penelitian ini yang telah dterima dari para informan dan
adalah seperti Model Miles dan Huberman telah dikategorisasikan sesuai fokus
interaktif yang berlangsung secara terus akhir dalam analisis data. Peneliti akan
1. Reduksi data yang tujuan utamanya atas bentuk-bentuk dukungan sosial orang
menajamkan, menggolongkan,
dan mengorganisasi tentang data terkait Fokus utama dalam temuan ini adalah
orang tua pada anak penderita thalasemia. dukungan sosial yang diberikan oleh orang
2. Penyajian data disajikan dari dari data- tua penderita thalasemia dalam proses
data penting sesuai dengan topik pengobatan, yang dapat dilihat melalui
penelitian. Pada penelitian ini data tindakan sosial yang diambil oleh orang
disajikan dalam bentuk uraian teks yang tua tersebut. Dalam melakukan sebuah
bersifat naratif. Dalam hal ini peneliti dukungan sosial tentunya seseorang akan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari memenuhi semua kebutuhan anak
faktor dalam diri maupun dari luar diri penderita thalassemia. Sebaliknya keluarga
budaya juga mempengaruhi orang tua terkadang tidak seperti dalam menemani
memiliki hb yang rendah. Namun tidak Berdasarkan hasil wawancara dari tiga
hanya sebatas pengetahuan itu saja yang dari lima orang informan . Yang dapat
dimiliki orang tua penderita. Setiap memenuhi semua bentuk dukungan sosial
individu memiliki pengetahuan yang adalah informan MA, AS, dan SR. Seperti
thalasemia, akan tetapi pencegahan dan (Ratna, 2010:115) bentuk dukungan sosial
perawatan yang diberikan orang tua ada 5 yaitu: Dukungan emosional, bentuk
hampir sama yaitu setiap bulan melakukan dukungan ini diekspresikan melalui cinta
tranfusi, melakukan pengontrolan hb agar dan empati yang bersifat membangun atau
tidak rendah, beristirahat yang cukup dan memberikan sebuah dukungan, dengan
tidak melakukan aktivitas fisik yang berat. menunjukan kasih sayang dapat menjadikan
yang kondisi ekonomi menengah keatas tentram. Dalam konteks ini orang tua
dan orang tuanya memiliki pengetahuan memberikan kasih sayang misalnya dalam
yang cukup mengenai thalassemia dapat bentuk mengantarkan anak ke rumah sakit
untuk kontrol. Tindakan tersebut didasari dampaknya apabila tidak minum obat, dan
oleh tindakan kasih sayang. Yang kedua pantangan berbagai macam makanan dan
ini dapat berupa benda, kebutuhan pangan, alternatif. Yang keempat yaitu dukungan
sandang maupun jasa yang diperlukan saat penilaian, dukungan berupa saran maupun
mengalami masa-masa sulit seperti stress nasehat dari keluarga, teman maupun
perawatan luka yang diberikan pada pasien penting agar dalam pengambilan keputusan
korban bencana alam. Dalam konteks yang sudah sesuai atau tepat. Dan yang terakhir,
untuk anaknya yaitu seperti makan, minum, dapat memberikan efek tenang dalam diri
informasi yang tepat akan memberikan sangatlah penting. Ibu sebagai salah satu
kemudahan dan manfaat bagi pasien. dari orang tua anak penderita thalasemia
Karena informasi yang tidak jelas tentang sangat berberan penting dalam mengetahui
penyakit yang dideritanya akan memberikan tumbuh kembang anak. Hal ini berkaitan
efek stress pada pasien. Pada konteks ini, dengan pengetahuan dan kondisi sosial,
informasi yang diberikan orang tua pada ekonomi dan budaya ibu terhadap anak
pada anak penderita thalassemia. Dan dua pengobatan. Kesimpulan yang dapat
yang dimiliki orang tua. Hasil seluruh sebagian besar melakukan semua
umur anak penderita thalassemia yang anak merasa nyaman. Sebaliknya jika
bervariasi dan latar belakang orang tua tidak terpenuhi anak akan mengalami
yang kondisi ekonomi menengah dan dapat hidup mandiri layak anak-
makan, minum dan obat, pemberian tertangani dengan cepat dan tepat
PendekatanKualitatif, Jurnal
PustakaPelajar :PermasalahandanPenanganannya.
TeksPengantardanTerapan. Jakarta:
Kencana. Skripsi
SosiologidanAntropologiKesehatan TindakanSosialPenderitaGagalGinjaldala
Kencana tama
SosiologiKlasikSampaiPerkembanganTerk Surabaya
Surabaya. Skripsi:UniversitasAirlangga
PengalamanKeluargadenganAnak yang
MenderitaPenyakitKronis.Skripsi
Website
http://www.thalassaemia-
yti.org/p/view/2/tentang-popti
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Sura
bayadiaksespadatanggal 12 Desember2016
http://rsudrsoetomo.jatimprov.go.iddiakses
http://majalahbidan.com/kartu-popti-
permudah-penderita-thalassemia-
berobatdiaksespadatanggal 10 November
2016
thalasemia.org/diaksespadatanggal 9 Maret
2016
http://mediskus.com/penyakit/thalasemiadi