Anda di halaman 1dari 14

LOGO KLINIK

PEDOMAN

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA


Nomor :

Revisi Ke :

Berlaku Tgl:

KEPALA KLINIK DISI

NAMA KEPALA KLINIK


NIP

Jln. Telp. (024)

Kode Pos
Email:
PEDOMAN
PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

BAB I
Pendahuluan

a. Latar belakang:
Menurut Depkes 2014, KLINIK adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Seiring dengan era desentralisasi yang sudah digulirkan oleh Pemerintah Daerah, sangat
menuntut adanya peningkatan kualitas manajemen pengelolaan pembangunan di
daerah secara “mandiri” tidak terkecuali bidang kesehatan.
Di Kabupaten DISI dalam bidang kesehatan, hal ini sudah bisa dirasakan. Dalam hal
pengelolaan pembangunan kesehatan, telah diarahkan bahwa KLINIK tidak lagi hanya
berperan sebagai “unit pelaksana”, tetapi lebih sebagai “pengelola” pembangunan di
wilayahnya. Dalam melaksanakan fungsi sebagai “pengelola” pembangunan kesehatan
di wilayah, KLINIK harus mampu untuk menginventarisir permasalahan, faktor-faktor
yang berkait (penyebab), potensi sumber daya, juga kendala-kendala dalam
melaksanakan program/kegiatan pada tahun sebelumnya guna mewujudkan visi yang
ingin dicapai.

Fungsi KLINIK itu sendiri meliputi :


a. Fungsi pokok
Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan pusat pemberdayaan
masyarakat dan keluarganya dalam pembangunan kesehatan.
Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.
b. Peran KLINIK
Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil dalam hal
pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan
kesehatan secara mandiri.
B. Tujuan
1. Umum
Tujuan: Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi KLINIK dalam membangun
sistem manajemen pengelolaan sumber daya, baik untuk penyelenggaraan
upaya KLINIK maupun untuk penyelenggaraan pelayanan klinis

2. Khusus
a. bahwa dalam rangka mencapai kinerja yang optimal harus tersedia Sarana dan
prasarana yang berfungsi baik dan alat ukur terkalibrasi.

C. Manfaat
1. Pengelolaan sumber daya secara umum dalam rangka evaluasi program KLINIK yang
sudah dilaksanakan juga untuk dasar menyusun perencanaan program/ kegiatan tahun
yang akan datang.

b. Ruang Lingkup:
Lingkup pedoman pengelolaan sarana dan prasarana ini disusun berdasarkan
identifikasi sarana dan prasarana, Penentuan jadwal pemeliharaan dan kegiatan
untuk pelaksanaan kalibrasi alat ukur.

D. Batasan Operasional
a. Pemeliharaan sarana:

Melaksanakan identifikasi terhadap sarana dan prasarana, kemudian menentukan


penyusunan jadwal dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk melaksanakan
pemeliharan

b. Penyusunan jadwal Kalibrasi dan Pelaksanaan Kalibrasi

Melakukan identifikasi terhadap alat ukur dan melaksanakan kalibrasi serta memonitor
terhadap hasil kalibrasi

E. Landasan hukum dan acuan:


Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah:
Peraturan menteri kesehatan no 75 th 2014
BAB
II. STANDAR KETENAGAAN

a. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Struktur organisasi
1. Struktur Organisasi KLINIK
KLINIK DISI merupakan lembaga teknis daerah, secara kelembagaan sebagai UPT,
berada langsung dibawah Dinas Kesehatan Kabupaten DISI.

Dengan Status KLINIK DISI sebagai salah satu KLINIK dengan bangunan yang sudah
terstandard tentunya akan bisa memberikan pelayanan yang maksimal apalagi lokasi
KLINIK yang hampir berdekatan dengan jalan utama tentunya akan memberikan harapan
yang baik untuk mengembangkan pelayanan. Secara lengkap struktur organisasi KLINIK
DISI tergambar sbb :

KEPALA UPT

Subbagian Tata Usaha

agian Tata Usaha

Kelompok Jabatan
Fungsional
:Garis Komando
:Garis Koordinasi

2. Peta Jabatan Karyawan KLINIK DISI


Dalam peta jabatan ini memberikan gambaran selain tugas pokok juga ada tugas
integrasi masing-masing karyawan sebagai berikut (terlampir)

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


NO JABATAN KUALIFIKASI

1 Kasubag TU S1

2 Staf Pengelola Barang SMA


b. Distribusi Ketenagaan
Faktor sumber daya manusia di KLINIK sangat dominan. Dokter dan tenaga medis
lainnya berperan utama dalam pelayanan, sehingga dalam mencapai kinerja yang
telah ditentukan mengedepankan kecepatan pelayanan.

Dengan demikian strategi yang diambil yaitu dengan menyediakan dokter yang
cukup dan memadai untuk setiap hari pelayanannya.Untuk tenaga kerja medis
pokok yang tidak ada di KLINIK ditempuh dengan cara kerjasama dengan pihak
ketiga,karena dengan adanya peraturan perundang-undangan yang baru yang
melekat pada praktik kedokteran, perlu ada tenaga spesialis tertentu untuk dapat
melakukan tindakan medik tertentu, yang tidak dapat didelegasikan kewenangan
dan tanggungjawabnya ke spesialis lain atau ke tenaga ahli madya lainnya.

Adapun secara lengkap tenaga (SDM) KLINIK DISI sebagai berikut :

 Dokter : 4 orang ( 3 PNS dan 1 BLUD)


 Dokter gigi : 1 orang
 Ass Apoteker : 1 Orang
 Pranata Lab : 1 orang
 Bidan : 5 orang ( 2 PNS dan 2 PTT, 1 BLUD)
 Perawat : 5 orang
 Perawat gigi : 2 orang
 Nutrisionis : 1 orang
 Sanitarian : 1 orang
 Rekam Medis : 1 orang
 Fisioterapi : 1 orang (BLUD)
 Tata Usaha : 7 orang
 Akuntan : 1 orang (BLUD)
 Psikologi : 1 orang (BLUD)
Distribusi Ketenagaan
Pada jam kerja (7.30 – 14.15) distribusi ketenagaan adalah sbb:

Petugas Pengelola Barang: Bp Anwar

c. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan Pemeliharaan alat dilakukan secara berkala, harian,
mingguan dan bulanan disesuaikan dengan kondisi peralatan
2. Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan oleh unit terkait dan petugas pelaksana
pemeliharaan
3. Pelaksanaan jadwal Kalibrasi dilaksanakan minimal 1 tahun sekali

BAB III.
STANDAR FASILITAS

A. Denah ruang

I. Fasilitas dan sarana


Ruang pelayanan Pengelola Barang bersama dengan ruang T

II. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pemeliharaan sarpras secara rutin adalah:
BAB IV
TATA LAKSANA
4. 1 Tata laksana pemeliharaan alat sebagai berikut
1. Mengidentifikasi sarana & prasarana (KIR)
2. Membuat jadwal dan jenis pemeliharaan sarana dan prasarana
3. Menyampaikan jadwal dan jenis pemeliharaan sarana dan prasarana ke
koordinator unit
4. Mengajukan usulan pengadaan kebutuhan barang ke Tim Belanja.
5. Berkoordinasi dengan kordinator unit untuk pemeliharaan sarana dan
prasarana yang dilakukan sendiri
6. Melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana sesuai jadwal
7. Melakukan pemeriksaan hasil pemeliharaan sarana dan prasarana
8. Membuat laporan hasil pemeliharaan
Mulai

Mengidentifikasi Sarana prasarana

Membuat jadwal pemeliharaan


sarana prasarana

Menentukan jadwal & jenis pemeliharaan


sarana dan prasarana ke koordinator unit

Mengajukan ke bagian anggaran

Tidak
Apakah disetujui ?

Ya
Diberikan ke Tim Belanja

Tim Belanja menghubungi rekanan/


koordinasi dengan koordinator unit

Rekanan melakukan pemeliharaan


sesuai jadwal

Melakukan pemeriksaan
hasil perawatan

Tidak
Apakah sesuai?

Ya
Membuat laporan hasil pemeliharaan

Menerima laporan Kerusakan Barang

Memeriksa Kerusakan

Bisa diperbaiki
sendiri?

Ya Tidak

Memperbaiki Alat Menghubungi Rekanan

Menyerahkan Hasil Perbaikan

Selesai
c. Tata Laksana Kalibrasi

1. Menerima data alat yang akan dikalibrasi dan jadwal kalibrasi dari tiap-tiap
unit
2. Membuat surat permohonan persetujuan kalibrasi kepada Kepala KLINIK
3. Melampirkan data alat pada permohonan persetujuan kalibrasi
4. Menyerahkan kepada Kepala KLINIK untuk meminta persetujuan
5. Menyerahkan surat permohonan ke Dinas Kesehatan Kab Banyumas
6. Pelaksanaan kalibrasi dilakukan oleh pihak ke III
7. Mencatat hasil kalibrasi dan menyimpan bukti kalibrasi

Mulai

Mengidentifikasi alat dan jadwal


kalibrasi

Membuat penawaran kalibrasi

Membuat surat permohonan


persetujuan kalibrasi ke Kapus

Membuat kesepakatan kalibrasi


dengan pihak ke tiga

Melakukan pengecekan hasil


Kalibrasi
Tidak

Apakah
sesuai?
Ya

Mencatat hasil kalibrasi dan


menyimpan bukti kalibrasi

Selesai
BAB V
LOGISTIK/PEMENUHAN SUMBER DAYA
Untuk menunjang terselenggaranya pengelolaan Prasarana KLINIK, maka perlu
didukung oleh penyediaan logistik yang memadai dan optimal, melalui perencanaan
yang baik dan berdasarkan kebutuhan pegawai , pasien dan usulan pemegang
program yang sudah berdasarkan hasil pemetaan masalah. Ketersediaan logistik
harus dijamin kecukupannya dan pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan
dijadwalkan. Pengadaan kebutuhan pemeliharaan dan kalibrasi dilaksanakan sesuai
anggaran

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana KLINIK membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindaklanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.

VIII. KESELAMATAN KERJA


Keselamatan Kerja petugas adalah suatu sistem dimana KLINIK membuat
keselamat kerja petugas agar lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko petugas,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindaklanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
VIII. PENGENDALIAN MUTU

Kepala KLINIK berkewajiban menyediakan sarana yang dibutuhkan untuk


penyelenggaraan pelayanan di KLINIK. Pengendalian Mutu terhadap SDM KLINIK
mencakup:

1. Ketepatan pemeliharaan prasarana

2. Ketepatan Pelaksanaan Kalibrasi

IX. PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan dan staf pengelola barang KLINIK
dalam pelaksanaan pedoman pengelolaan Sarana dan prasarana dengan tetap
memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan Pengelolaan
sarana dan prasarana ini tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak
terkait dalam upaya meningkatkan kompetensi petugas.

Anda mungkin juga menyukai