PEDOMAN
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:
Kode Pos
Email:
PEDOMAN
PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA
BAB I
Pendahuluan
a. Latar belakang:
Menurut Depkes 2014, KLINIK adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Seiring dengan era desentralisasi yang sudah digulirkan oleh Pemerintah Daerah, sangat
menuntut adanya peningkatan kualitas manajemen pengelolaan pembangunan di
daerah secara “mandiri” tidak terkecuali bidang kesehatan.
Di Kabupaten DISI dalam bidang kesehatan, hal ini sudah bisa dirasakan. Dalam hal
pengelolaan pembangunan kesehatan, telah diarahkan bahwa KLINIK tidak lagi hanya
berperan sebagai “unit pelaksana”, tetapi lebih sebagai “pengelola” pembangunan di
wilayahnya. Dalam melaksanakan fungsi sebagai “pengelola” pembangunan kesehatan
di wilayah, KLINIK harus mampu untuk menginventarisir permasalahan, faktor-faktor
yang berkait (penyebab), potensi sumber daya, juga kendala-kendala dalam
melaksanakan program/kegiatan pada tahun sebelumnya guna mewujudkan visi yang
ingin dicapai.
2. Khusus
a. bahwa dalam rangka mencapai kinerja yang optimal harus tersedia Sarana dan
prasarana yang berfungsi baik dan alat ukur terkalibrasi.
C. Manfaat
1. Pengelolaan sumber daya secara umum dalam rangka evaluasi program KLINIK yang
sudah dilaksanakan juga untuk dasar menyusun perencanaan program/ kegiatan tahun
yang akan datang.
b. Ruang Lingkup:
Lingkup pedoman pengelolaan sarana dan prasarana ini disusun berdasarkan
identifikasi sarana dan prasarana, Penentuan jadwal pemeliharaan dan kegiatan
untuk pelaksanaan kalibrasi alat ukur.
D. Batasan Operasional
a. Pemeliharaan sarana:
Melakukan identifikasi terhadap alat ukur dan melaksanakan kalibrasi serta memonitor
terhadap hasil kalibrasi
Dengan Status KLINIK DISI sebagai salah satu KLINIK dengan bangunan yang sudah
terstandard tentunya akan bisa memberikan pelayanan yang maksimal apalagi lokasi
KLINIK yang hampir berdekatan dengan jalan utama tentunya akan memberikan harapan
yang baik untuk mengembangkan pelayanan. Secara lengkap struktur organisasi KLINIK
DISI tergambar sbb :
KEPALA UPT
Kelompok Jabatan
Fungsional
:Garis Komando
:Garis Koordinasi
1 Kasubag TU S1
Dengan demikian strategi yang diambil yaitu dengan menyediakan dokter yang
cukup dan memadai untuk setiap hari pelayanannya.Untuk tenaga kerja medis
pokok yang tidak ada di KLINIK ditempuh dengan cara kerjasama dengan pihak
ketiga,karena dengan adanya peraturan perundang-undangan yang baru yang
melekat pada praktik kedokteran, perlu ada tenaga spesialis tertentu untuk dapat
melakukan tindakan medik tertentu, yang tidak dapat didelegasikan kewenangan
dan tanggungjawabnya ke spesialis lain atau ke tenaga ahli madya lainnya.
c. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan Pemeliharaan alat dilakukan secara berkala, harian,
mingguan dan bulanan disesuaikan dengan kondisi peralatan
2. Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan oleh unit terkait dan petugas pelaksana
pemeliharaan
3. Pelaksanaan jadwal Kalibrasi dilaksanakan minimal 1 tahun sekali
BAB III.
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruang
II. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pemeliharaan sarpras secara rutin adalah:
BAB IV
TATA LAKSANA
4. 1 Tata laksana pemeliharaan alat sebagai berikut
1. Mengidentifikasi sarana & prasarana (KIR)
2. Membuat jadwal dan jenis pemeliharaan sarana dan prasarana
3. Menyampaikan jadwal dan jenis pemeliharaan sarana dan prasarana ke
koordinator unit
4. Mengajukan usulan pengadaan kebutuhan barang ke Tim Belanja.
5. Berkoordinasi dengan kordinator unit untuk pemeliharaan sarana dan
prasarana yang dilakukan sendiri
6. Melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana sesuai jadwal
7. Melakukan pemeriksaan hasil pemeliharaan sarana dan prasarana
8. Membuat laporan hasil pemeliharaan
Mulai
Tidak
Apakah disetujui ?
Ya
Diberikan ke Tim Belanja
Melakukan pemeriksaan
hasil perawatan
Tidak
Apakah sesuai?
Ya
Membuat laporan hasil pemeliharaan
Memeriksa Kerusakan
Bisa diperbaiki
sendiri?
Ya Tidak
Selesai
c. Tata Laksana Kalibrasi
1. Menerima data alat yang akan dikalibrasi dan jadwal kalibrasi dari tiap-tiap
unit
2. Membuat surat permohonan persetujuan kalibrasi kepada Kepala KLINIK
3. Melampirkan data alat pada permohonan persetujuan kalibrasi
4. Menyerahkan kepada Kepala KLINIK untuk meminta persetujuan
5. Menyerahkan surat permohonan ke Dinas Kesehatan Kab Banyumas
6. Pelaksanaan kalibrasi dilakukan oleh pihak ke III
7. Mencatat hasil kalibrasi dan menyimpan bukti kalibrasi
Mulai
Apakah
sesuai?
Ya
Selesai
BAB V
LOGISTIK/PEMENUHAN SUMBER DAYA
Untuk menunjang terselenggaranya pengelolaan Prasarana KLINIK, maka perlu
didukung oleh penyediaan logistik yang memadai dan optimal, melalui perencanaan
yang baik dan berdasarkan kebutuhan pegawai , pasien dan usulan pemegang
program yang sudah berdasarkan hasil pemetaan masalah. Ketersediaan logistik
harus dijamin kecukupannya dan pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan
dijadwalkan. Pengadaan kebutuhan pemeliharaan dan kalibrasi dilaksanakan sesuai
anggaran
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana KLINIK membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindaklanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
IX. PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan dan staf pengelola barang KLINIK
dalam pelaksanaan pedoman pengelolaan Sarana dan prasarana dengan tetap
memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan Pengelolaan
sarana dan prasarana ini tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak
terkait dalam upaya meningkatkan kompetensi petugas.