Anda di halaman 1dari 3

A.

Reassurance (penguatan/pendukung)
Menurut Wulwarman (2006:33) mengemukakan bahwa reassurance adalah ketrampilan
atau teknik yang digunakan oleh konselor untuk memberikan dukungan atau penguatan
terhadap pernyataan positif klien agar ia menjadi yakin dan percaya diri. Ketrampilan ini juga
dapat digunakan untuk mendorong diri klien agar dapat lebih tabah dan tegar dalam
menghadapi situasi atau hal-hal yang tidak menyenangkan bagi dirinya.
Menurut Fauzan (2008:43) menyatakan bahwa reassurance adalah pemberian kata
ganjaran oleh konselor kapanpun konseli menunjukkan kemajuan yang berarti baik sekedar
perencanaan kognitif maupun kemajuan nyata dalam perubahan perilaku. Menurur Fauzan
(2008:44) menyatakan bahwa reassurance memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1) terbangkitnya semangat konseli kearah positif
2) Teredakannya keraguan, kecemasan, dan ketegangan konseli untuk
melaksanakan perilaku.
3) Semakin menguatnya perilaku baru
4) terdorongnya konseli untuk memperluas perilaku baru yang berhasil
5) terbebaskannya konseli dari emosi yang menyakitkan, memalukan, ataupun
menekan.

Adapun jenis-jenis reassurance menurut Fauzan (2008:44), yaitu:

1) Approval
Merupakan pemberian dukungan atas rencana tindakan positif. Pemberian
dukungan dilakukan apabila perbuatan konseli jelas-jelas menguntungkan diri
konseli. Misalnya semula konseli enggan membicarakan masalah tetapi ia tiba-
tiba memutuskan untuk bicara.
contoh:
konseli: “sungguh…tadi saya merasa malu untuk mengatakannya, tapi baiklah
saya akan menceritakan semuanya”
konselor: “bagus sekali, anda sudsh mulai terbuka…”
2) Posdiction Reassurance
Merupakan penguatan atau pendukung konselor terhadap tingkah laku positif
yang telah dilakukan klien dan tampak hasil yang diperoleh dari apa yang
dilakukan oleh klien tersebut. Posdiction ini dilakukan karena konselor yakin
bahwa konseli jujur, maka konselor memperkuat kesan positif dari perilaku baru
yang menguntungkan konseli. Struktur khas yang menandai bentuk posdiction
adalah kata kausalitas. Misalnya: “setelah… maka…” ; “dengan upaya….
Ternyata….”.
contoh:
konseli: “Pak dua hari yang lalu saya bertengkar dengan adik saya gara-gara saya
secara tidak sengaja menumpahkan air di kertas pekerjaan rumahnya dan
semenjak itu dia tidak mau menyapa ataupun tersenyum pada saya meskipun
kami satu rumah, tetapi saya berusaha menjelaskan kepada adik dan meminta
maaf atas kesalahan saya itu. Syukurlah Pak sekarang adik saya mulai menyapa
saya dan tidak marah lagi kepada saya”.
konselor: ”Bagus sekali, setelah anda berusaha menjelaskan dan meminta maaf
atas kesalahan yang anda perbuat ternyata adik anda sekarang dapat
memaafkan dan bersikap baik kepada anda”.
3) Prediction Reassurance (penguatan prediksi)
Penguatan prediksi adalah penguatan yang dilakukan oleh konselor terhadap
pernyataan/rencana positif yang akan dilaksanakan klien. Prediksi diberikan
ketika konseli menyatakan rencana tindakan yang maju, diperkirakan dapat
menguntungkan diri konseli, tetapi konseli kurang yakin akan keberhasilannya
atas rencana itu. Struktur khas bentuk ini ditandai pernyataan hipotesis.
Misalnya: “seandainya…. ada peluang…..” ; “jika…. maka….”.
Prediksi ditandai dengan kata modalita, dugaan atau harapan yang intensitasnya
berjenjang. Seperti: pasti, hamper pasti, sangat mungkin, ada kemungkinan,
besar harapan, ada harapan.
Contoh:
konseli: “Pak nilai semester ini bagi saya adalah nilai yang sangat
mengecewakan, hal ini terjadi karena saya memang malas belajar, namun
semester depan saya akan belajar dengan giat dan selalu belajar walaupun tidak
ada ulangan”.
konselor: “Bagus sekali, jika anda mulai semester depan akan belajar lebih giat
dan selalu belajar walaupun tidak ada ulangan, tidak mustahil nilaimu akan lebih
baik dari semester ini”.
4) Factual Reassurance
Penguatan factual merupakan penguatan yang dilakukan konselor untuk
mengurangi beban penderitaan secara psikis klien dengan cara mengumpulkan
bukti-bukti atau fakta bahwa kejadian yang tidak diharapkan yang menimpa
klien bila dialami oleh oranglain akan memberi dampak yang sama atau relatif
sama dengan apa yang dialami oleh klien. Dukungan factual merupakan teknik
peyakinan yang sangat halus, hanya tersirat, dengan maksud meringankan
perasaan duka konseli dan bahwa konseli “tidak sendiri”. Dengan demikian
harapan akan mengurangi rasa penderitaan menghadapi situasi yang tidak
diharapkan.
contoh:
konseli: ”Bu,selama ini saya dan adik saya selalu dekat dan saya sangat
menyayanginya, tetapi Bu saya tidak mengira kemarin sya dapat telfon dari ayah
kalau adik saya meninggal karena jatuh dari sepeda motor. Kejadian ini sangat
memukul dan membuat saya sedih”.
konselor: “ Setiap kaka yang menyayangi adiknya sudah pasti merasa terpukul
dan sedih ketika mendengar kabar adik yang sangat dia sayanginya meninggal”.

Anda mungkin juga menyukai