Anda di halaman 1dari 5

KRIDA BINA GIZI

1.SKK Perencanaan Menu


Tujuan SKK Perencanaan Menu
Untuk mencapai TKK Plan Menu, maka ditetapkan SKK bagi Siaga, Penggalang, Penegak dan
Pandega sbb:
1. Golongan Siaga :
o Menjelaskan 3 fungsi makanan
o Menjelaskan zat-zat gizi makanan
o Menjelaskan bagamana golongan. bahan makanan
o Memahami cara menyusun hidangan.sehat dan seimbang
2. Golongan Penggalang :
o Menguraikan 3 fungsi makanan
o Menguraikan penggolongan bahan makanan & dengan zat gizinya
o Menguraikan cara menyusun hidangan Sehat & Seimbang
o Menjelaskan cara memasak makanan sehat
3. Golongan Penegak:
o Menguraikan penggolongan bahan makanan menurut fungsi
o Menguraikan cara penyusunan menu Seimbang dengan benar
o Menjelaskan cara memasak makanan sehat
o Menguraikan proses pemaskan yang memenuhi syarat gizi dan kesehatan
o Mampu menyusun menu seimbang untuk 3 hr
4. Golongan Pandega :
o Mampu meragakn cara penyusunan menu Seimbang
o Mampu menguraikan proses pemasakan yang memenuhi syarat gizi dan kesehatan
o Mampu menilai makanan seimbang di lingkungan
o Mampu mengarahkan menu seimbang di lingkungan

2.SKK Dapur Umum Makanan Darurat


TUJUAN SKK DAPUR UMUM MAKANAN DARURAT

1. Menguraikan persyaratan menu makanan darurat.


2. Menyusun penyelenggaraan dapur umum untuk kegiatan pramuka tingkat nasional.
3. Menilai makanan darurat.
4. Membimbing kelompok pramuka di bawahnya dalam pelaksanaan makanan darurat.

MATERI

1. Arti dapur umum makanan darurat.


2. Syarat – syarat makanan darurat.
3. Perlengkapan dapur umum makanan darurat.
4. Tenaga.
a. Tenaga – tenaga yang bekerja di dapur umum makanan darurat
b. Tenaga yang dikerjakan harus memiliki sikap tenang, tangkas dan cekatan.
c. Untuk memperlancar pekerjaan dan mempermudah pengawasan, petugas – petugas di Dapur
umum makanan darurat.
d. Sikap bekerja.
5. Perencanaan menu makanan darurat.
6. Pembagian makanan.
7. Administrasi dapur umum makanan darurat.
8. Persiapan dapur umum makanan darurat.
a. Menentukan lokasi dapur umum makanan darurat.
b. Menyiapkan dapur umum makanan darurat.
9. Gangguan gizi menggambarkan suatu keadaan akibat ketidak seimbangan
antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat
gizi tersebut.
10. Gizi buruk menggambarkan suatu keadaan pathologis yang terjadi akibat tidak
terpenuhinya kebutuhan tubuh akan berbagai zat gizi dalam jangka waktu
yang relatif lama.
11. Penyakit gangguan gizi yang masih sering ditemukan di negara kita dan
merupakan masalah gizi utama adalah :
12. a) gangguan gizi akibat kekurangan kalori dan protein (KKP)
b) gangguan gizi akibat kekurangan vitamin A (Xerophtalmia)
c) gangguan gizi akibat kekurangan zat besi (Anemia gizi)
d) gangguan gizi akibat kekurangan zat yodium (Gondok endemik)
a) Gangguan gizi akibat kekurangan kalori dan protein (KKP)
- Ada dua bentuk KKP berat yaitu marasmus dan kwashiorkor.
13. Baik marasmus maupun kwashiorkor keduanya disebabkan oleh kekurangan
protein. Akan tetapi, pada marasmus disamping kekurangan protein juga juga
terjadi kekurangan kalori sedangkan pada kwashioner yang kekurangan adalah
hanya protein sedangkan kalori cukup. Marasmus dapat terjadi pada usia yang
sangat muda aitu pada bulan pertama setelah lahir, sedangkan kwashiorkor
umumnya ditemukan pada usia di atas 6 bulan sampai 4 tahun.
14. - Ada empat tanda klinis utama yang selalu ditemukan pada penderita
kwasiorkor yaitu sebagai berikut :
a) Adanya oedeem (abuh) yaitu kaki, tumit dan bagian tubuh lain seperti
bengkak karena ada cairan tertumpuk.
b) Gangguan pertumbuhan tubuh. Berat dan panjang badan anak tidak dapat
mencapai berat dan panjang yang semestinya sesuai dengan umurnya.
c) Perubahan kejiwaan, yaitu anak kelihatan melemas, cengeng, lemah, dan
tidak ada nafsu makan
d) Otot tubuh terlihat lemah dan tidak berkembang dengan baik sungguhpun
masih tampak adanya lapisan lemak di bawah kulit.
15. Tanda-tanda lain disamping empat tanda utama tersbeut adalah warna rambut
berubah akibat hilangnya pigmen pada rambut, anak menderita anemia gizi
dan tinja anak biasanya encer.
16. - Benda klinis utama pada marasmus gizi ini adalah sebagai berikut :
a) Anak tampak sangat kurus dan kemunduran pertumbuhan otot tampak jelas
sekali, apabila anak dipegang pada ketiaknya dan diangkat. Berat badan anak
kurang dari 60% dari berat badan seharusnya menurut umur.
b) Wajah anak tampak seperti muka orang tua. Jadi berlawanan dengan tanda
yang tampak pada kwashiorkor, pada penderita marasmus muka anak tampak
keriput dan cekung sebagaimana layaknya wajah seorang yang telah berusia
agak lanjut. Oleh karena tubuh anak sangat kurus, maka kepala anak seolah-
olah terlalu besar jika dibandingkan dengan tubuhnya.
c) Biasanya pada penderita marasmus ditemukan juga tanda-tanda defisiensi
gizi yang lain seperti kekurangan vitamin C, vitamin A, dan zat besi. Sering
juga anak menderita diare dan ini membuat anak mengalami dehidrasi
(kehabisan cairan tubuh).
17. Penyebab utama dari KKP adalah tidak sesuainya zat gizi yang diperoleh dari
makanan dengan kebutuhan tubuh. Akan tetapi bisanya kejadian KKP bukanlah
akibat satu sebab saja, melainkan juga ada penyebab-penyebab lain yang
mendorong terjadinya KKP. Adanya berbagai penyakit infeksi pada anak
seperti campak, diare yang hebat akan mendorong anak menjadi KKP.
18. Oleh karena itu langkah-langkah untuk mencegah terjadinya KKP pada anak
usia Balita (bawah lima tahun) merupakan gabungan dari beberapa tindakan
pencegahan, seperti berikut ini :
19. a) Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara baik dan tepat disertai pengawasan
berat badan bayi secara teratur dan terus menerus.
b) Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti ASI
sepanjang ibu masih mampu menghasilkan ASI, terutama pada usia di bawah 4
bulan.
c) Dimulainya pemberian makanan tambahan mengandung berbagai zat gizi
(kalori, protein, vitamin dan mineral) secara lengkap sesuai dengan kebutuhan,
guna menambah ASI mulai bayi mencapai 5 bulan.
d) Pemberian kekebalan melalui imunisasi guna melindungi anak dari
kemungkinan menderita penyakit infeksi tertentu seperti tuberkulosa,
difteri, polio, tetanus, batu krejan, campak dan sebagainya.
e) Melindungi anak dari kemungkinan menderita diare (muntaber) dan
kekurangan cairan (dehidrasi) dengan jalan memelihara kebersihan,
menggunakan air masak untuk minum dan mencuci alat pembuat susu dan
makanan bayi dan penyediaan oralit.
f) Mengatur jarak kehamilan ibu agar ibu cukup waktu untuk merawat dan
mengatur makanan bayinya terutama pemberian ASI, yang apabila ibu mulai
hamil produksi ASI akan terhenti.
b) Gangguan gizi akibat kekurangan vitamin A
20. Tanda awal dari kekurangan vitamin A adalah turunnya kemampuan untuk
dapat melihat dalam cahaya samar. Penderita kekurangan vitamin A sama
sekali tidak dapat melihat apabila memasuki ruangan yang agak gelap secara
tiba-tiba. Karena umumnya penderita tidak dapat melihat dengan baik pada
waktu senja maka penyakit itu disebut Rabun senja. Penyakit ini umumnya
diderita oleh anak-anak. Apabila di waktu senja anak sering menabrak meja
atau benda lain jika berjalan, maka orang tuanya haruslah sudah waspada
terhadap tanda awal dari kekurangan vitamin A itu.
21. Terjadinya kekurangan vitamin A adalah akibat berbagai sebab seperti
tersebut di bawah ini :
22. a) Tidak adanya cadangan vitamin A dalam tubuh anak sewaktu lahir karena
merasa dalam kandungan, ibunya menderita kekurangan vitamin A atau tidak
memakan bahan makanan yang banyak mengandung vitamin A dalam jumlah
yang sesuai.
b) Kadar vitamin A yang rendah dalam ASI, oleh karena itu tidak cukup makan
makanan yang banyak mengandung vitamin A semasa menyusui anaknya.
c) Anak diberi makanan pengganti ASI yang kadar vitamin A nya sangat
rendah. Anak yang diberi susu skim (susu tidak berlemak) atau susu kental
manis, akan menderita kekurangan vitamin A karena dalam kedua jenis susu
itu kadar vitamin A rendah sekali.
d) Anak-anak yang tidak menyenangi bahan makanan sumber vitamin A
terutama sayur-mayur, akan menderita kekurangan vitamin A
e) Gangguan penyerapan vitamin A oleh dinding usus oleh karena berbagai
sebab, seperti rendahnya konsumsi lemak atau minyak.
23. Kelompok usia tertentu yang sering menderita kekurangan vitamin A adalah
sebagai tersebut di bawah ini :
24. a) Bayi yang berusia kurang dari 6 bulan, yang lahir dari ibu yang menderita
kekurangan vitamin A sehingga dalam tubuhnya tidak terdapat cadangan
vitamin A.
b) Anak yang berusia di atas satu tahun yang menderita kwasiorkor biasanya
juga menderita kekurangan vitamin A
c) Anak-anak yang berusia lebih tua yaitu sampai usia 5 tahun.
25. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika memberikan vitamin A dalam
dosis tinggi kepada anak-anak yaitu sebagai berikut :
26. a) Jangan memberikan vitamin A dosis tinggi kepada anak-anak dalam jangka
waktu atau jarak waktu dari 6 bulan. Pemberian vitamin A dosis tinggi dengan
jarak waktu kurang dari 6 bulan dapat mengakibatkan anak keracunan vitamin
A.
b) Anak yang sedang menderita demam atau mencret atau anak yang sedang
menderita penyakit campak hendaknya tidak diberi vitamin A.
c) Gangguan gizi akibat kekurangan zat besi (anemia gizi)
27. Anemia gizi ada dua macam yaitu sebagai berikut :
28. a) Anemia hipokromik mikrositik, yaitu anemia yang disebabkan oleh
kekurangan zat besi.
b) Anemia megaloblastik, yaitu anemia yang disebabkan oleh kekurangan asam
folat dan vitamin B12.
29. Anemia gizi dapat terjadi akibat rendahnya kadar zat besi dalam makanan.
Tetapi dapat juga terjadi akibat pendarahan yang banyak atau akibat peyakit
kronis seperti malaria. Bayi yang lahir sebelum waktunya (prematur) akan
dapat menderita anemia karena cadangan zat besi dalam tubuhnya sewaktu
lahir sangat sedikit.
30. Pada anemia megaloblastik, pembentukan sel darah merah dalam sumsum
tulang terganggu akibat kurangnya vitamin B12 dan asam folat.
31. Zat besi terutama banyak sekali terdapat dalam sayur-mayur. Demikian juga
asam folat, sedangkan vitamin B12 hanya terdapat dalam bahan makanan
berasal dari hewan.
32. Pencegahan anemia akibat kekurangan zat besi dapat dilakukan dengan jalan
memberikan zat besi dalam bentuk tablet kepada wanita hamil terutama
dalam masa tiga bulan terakhir menjelang anak lahir.
33. d) Gangguan gizi akibat kekurangan yodium
34. Kekurangan iodium akan mengakibatkan membesarnya kelenjar gondok. Karena
itu, penyakit yang timbul akibat kekuirangan iodium disebut penyakit gondok.
Karena penyakit pembesaran kelenjar gondok itu ditemukan di daerah-daerah
tertentu untuk jangka waktu yang lama, maka disebut penyakit gondok
endemik.
35. Penyakit gondok endemik ditemukan terutama di daerah-daerah sebagai
berikut:
a) Di daerah pegunungan dan di Indonesia di daerah sepanjang bukit barisan
yang terbentang mulai dari Propinsi Aceh di bagian utara Pulau Sumatra
sampai di daerah Pegunungan Jayawijaya di Irian Jaya.
b) Di daerah yang menggunakan air minum yang berasal dari sumber air di
daerah yang tanahnya terdiri dari batu kapur.
36. Pencegahan penyakit gondok dengan menggunakan suntikan larutan iodium
dalam minyak mulai dicobakan di Irian Jaya pada tahun 1955. Setiap orang
sesuai dengan umurnya akan mendapat sejumlah tertentu (dosis) larutan 40%
iodium dalam minyak. Suntikan dilakukan ke dalam otot.
37. Suntikan diberikan setiap 5 tahun sekali terutama kepada kelompok umur
penduduk antara 0-20 tahun bagi pria dan 0-45 tahun untuk wanita.
Penyuntikan lipidol kepada pria atau wanita yang berumur lebih dari 45 tahun
kurang baik pengaruhnya.

Anda mungkin juga menyukai