Ilmu gizi di bedakan menjadi dua sifat, yakni gizi yang berkaitan dengan kesehatan
perorangan dab gizi yang berkaitan dengan gizi kesehatan masyarakat (public health nutrition).
Kedua ilmu tersebut memiliki perkembangannya masing-masing, yakni cabang ilmu gizi
kesehatan perorangan yang disebut gizi klinik (clinical nutrition) dan cabang ilmu gizi kesehatan
masyarakat yang di sebut gizi masyarakat.
Gizi klinik berkaitan dengan nasabah gizi pada individu yang sedang menderita gangguan
kesehatan akibat kekurangan atau kelebihan gizi. Oleh karna itu, gizi klinik lebih
menitikberatkan pada kuratif daripada preventiv promotif. Sedangngkan gizi masyarakat
berkaitan dengan gangguan gizi pada kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, sifat dari gizi
masyarakat lebih ditekankan pada pencegahan (preventiv) dan peningkatkan (promotif).
Gizi klinik berhubungan dengan masalah klinis pada individu yang mengalami gangguan
gizi. Maka profesi kedokteranlah yang lebih tepat untuk menanganinya. Sebaliknya, gizi
masyarakat berkaitan dengan gangguan gizi pada masyarakat, dimana masyarakat mempunyai
aspek yang sangat luas, maka penanganannya harus secara multisektor dan multidisiplin. Profesi
dokter saja belum cukup untuk menangani masalah gizi masyarakat.
Penanganan gizi masyarakat tidak cukup dengan upaya terapi para penderita saja, karena
apabila setelah mereka sembuh akan kembali ke masyarakat. Oleh karena itu, terapi penderita
gangguan gizi masyarakat tidak ditunjukkan pada penderitanya saja, tetapi seluruh masyarakat
tersebut.