Anda di halaman 1dari 9

GEJALA SOSIAL DALAM

MASYARAKAT (GIZI BURUK)

Disusun Oleh :
1. Muhammad Albern Zabriyan (Nomer Absen : 17)
2. Muhammad Fachri Ramlih (Nomer Absen : 18)
3. Muhammad Fatih Al Fatwa (Nomer Absen : 19)
4. Muhammad Rizqi Naufal Wijaya (Nomer Absen :
20)
5. Yahya Indra Kelana (Nomer Absen : 33)

KELAS : X IPS 1

MAN 14 JAKARTA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh

Alhamdulillah-alhamdulillah hirobbil 'alamin washolatu washalamu 'ala


asrofil ambiya'i walmursalin, wa'ala 'alihi washohbihi ajmain ammab’adu. Puji
dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang di mana telah
memberikan rahmat dan taufiknya serta hidayahnya kepada kita semua,
sehingga kita dapat membaca artikel atau tugas yang kami buat ini dengan
keadaan sehat wal'afiat.
Tidak lupa juga sholawat serta salam kita curahkan kepada junjungan kita
nabi Muhammad SAW, semoga yang membaca artikel ini mendapatkan suri
tauladan dari beliau aamiin,aamiin,ya rabbal ‘alamin.
Pertama-tama yang kami hormati Ibu Guru beserta teman-temanku
sekalian, yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, tetapi insyaallah tidak
mengurangi rasa kecintaan kami terhadap kalian semuanya aamiin.
Izinkan kami disini, ingin mengeluarkan sebuah artikel atau makalah yang
sudah kami buat ini, semoga ibu guru dan teman-temanku semuanya dapat
menyukainya dan bisa menjadi bahan referensi ilmu pengetahuan kita semua
aamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Depok, 10 Januari 2020

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………….. i
Daftar isi……………………………………………………………………………….. ii

BAB 1 : PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………….. 1
Rumusan Masalah……………………………………………. 1
Tujuan………………………………………………………… 1

BAB 2 : PEMBAHASAN
GEJALA SOSIAL DALAM MASYARAKAT (GIZI BURUK)
a) Pengertian gizi buruk…………………………………. 2
b) Gejala gizi buruk……………………………………… 2
c) Penyebab gizi buruk…………………………………... 3
d) Solusi untuk mengatasi gizi buruk……………………. 4
e) Pencegahan terhadap gizi buruk………………………. 4

BAB 3 : PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………….. 5
Saran…………………………………………………………… 5

ii
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang :
Masalah gizi buruk pada balita merupakan masalah kesehatan masyarakat
sejak dahulu. Krisis ekonomi yang terjadi akulturasi beragam budaya yang terjadi
sejak tahun 1997 sampai saat ini masih belum dapat ditanggulangi dengan baik.
Hal ini menyebabkan jumlah keluarga miskin semakin banyak dan daya beli
terhadap pangan menurun. ketersediaan bahan makanan dalam keluarga menjadi
terbatas yang pada akhirnya berpotensi menimbulkan terjadinya gizi kurang
bahkan gizi buruk.
Kekurangan gizi merupakan factor utama yang menyebabkan kematian
bayi dan balita. Masalah gizi umumnya disebabkan oleh dua faktor utama, yakni
infeksi penyakit dan rendahnya asupan gizi akibat kekurangan ketersediaan
pangan ditingkat rumah tangga atau pola asuhan yang salah. Masalah gizi buruk
dan gizi kurang pada anak balita merupakan masalah yang perlu ditanggulangi.
Balita merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap masalah
kesehatan, terutama masalah gizi kurang atau buruk. Hal ini disebabkan karena
pada saat fase balita akan terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat. Balita juga cenderung susah makan dan asupan zat gizi yang tidak baik.

B.Rumusan Masalah :
1. Apa pengertian gizi buruk?
2. Apa gejala yang terjadi pada gizi buruk?
3. Apa penyebab gizi buruk?
4. Bagaimana solusi yang tepat untuk penderita gizi buruk?
5. Apa pencegahan yang tepat untuk mengatasi gizi buruk?

C.Tujuan :
1. Mengetahui pengertian tentang gizi buruk.
2. Mengetahui gejala-gejala pada penderita gizi buruk.
3. Mengetahui penyebab-penyebab pada penderita gizi buruk.
4. Mengetahui solusi untuk mengatasi gizi buruk.
5. Mengetahui pencegahan untuk mengatasi gizi buruk.
1

Pembahasan

Pengertian Gizi Buruk


Gizi buruk atau yang dikenal sebagai kwashiorkor dalam dunia medis,
merupakan salah satu bentuk malnutrisi. Malnutrisi itu sendiri dapat dipahami
sebagai kesalahan dalam pemberian nutrisi. Kesalahan bisa berupa kekurangan
maupun kelebihan nutrisi.
Pada dasarnya kwashiorkor bisa diartikan sebagai kondisi dimana
seseorang kekurangan asupan yang mengandung energi dan protein. Padahal
protein dibutuhkan tubuh dalam proses pembentukan sel-sel baru. Selain itu,
asupan ini juga turut membantu proses perbaikan sel-sel yang rusak.
Washiorkor kebanyakan menyerang anak-anak di negara-negara
berkembang termasuk Indonesia. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan sebanyak 54% kematian bayi dan balita disebabkan kondisi gizi
buruk. Bahkan risiko kematian anak dengan gizi buruk 13 kali lebih besar
dibandingkan dengan anak normal.

Gejala dan Ciri-Ciri Gizi Buruk


1. Pucat, kurus, perut cembung, dan kehilangan massa otot pada keempat
anggota geraknya.
2. Penurunan berat badan yang tidak disengaja. Kehilangan 5-10% berat
tubuh dalam waktu 6 bulan merupakan tanda utama dalam gizi buruk.
3. Anak terlihat sering gelisah.
2
4. Terjadi gangguan pertumbuhan meliputi berat badan dan tinggi badan.
5. Rambutnya menjadi mudah tercabut, tampak kusam, kering, dan sering
terjadi perubahan warna
6. Dapat pula terjadi perubahan pada kulit, kulit menjadi bersisik, terdapat
bercak-bercak putih dan merah muda dengan tepi kehitaman.
7. Anak juga akan menderita anemia akibat kekurangan nutrien seperti zat
besi dan vitamin B kompleks.
8. Pada anak, tidak tumbuh seperti yang diharapkan atau tidak menambah
berat badan seperti yang diharapkan.
9. Sering sakit dan membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh.
10. Merasa lelah dan lemah sepanjang waktu.

Penyebab gizi buruk

Penyebab gizi buruk atau kwashiorkor adalah karena anak tidak memeroleh
makanan dengan kandungan energi dan protein yang cukup. Umumnya hal ini
sering dikaitkan dengan tingkat perekonomian yang rendah.
Itulah sebabnya kasus gizi buruk atau kwashiorkor banyak terjadi di negara
berkembang. Selain dikarenakan rendahnya tingkat perekonomian, kurangnya
pengetahuan orangtua akan nutrisi yang diperlukan tubuh anak juga turut
memengaruhi.
Pada dasarnya gizi buruk atau kwashiorkor bukanlah gangguan yang terjadi
secara mendadak. Kondisi ini berlangsung secara perlahan. Karena itu penting
untuk mencegah agar anak tidak mengalami kondisi ini dengan cara memberikan
asupan makanan cukup gizi.
3

Solusi Untuk Mengatasi Gizi Buruk

Untuk mengatasi gizi buruk atau kwashiorkor dibutuhkan asupan nutrisi


berupa kalori dan protein yang mencukupi. Namun, pemberian nutrisi tersebut
harus dilakukan secara bertahap. Penanganan dirumah bisa dilakukan dengan
mencukupkan kebutuhan gizi seimbang bagi anak. Makanan yang dikonsumsi
harus lengkap mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
Namun ingatlah untuk memberikannya secara perlahan dan terkontrol.
Untuk tahap awal, pastikan Anda melibatkan bantuan dokter dalam mengontrol
kondisi anak dengan gizi buruk atau kwashiorkor yang Anda rawat. Sumber
protein yang bernilai tinggi bisa didapatkan dari produk hewani seperti susu, keju,
daging, telur, dan ikan. Anda juga bisa juga memanfaatkan protein nabati yang
didapat dari kacang hijau dan kacang kedelai

Pencegahan Terhadap Gizi Buruk


1. Mencari tau penyebab dan gejala awal gizi buruk.
2. Meningkatkan pemahaman tentang asupan nutrisi dari makanan dan
minuman yang dikonsumsi anak.
3. Rutin periksa kesehatan di Posyandu atau Puskesmas, terutama mengukur
tinggi dan berat badan anak
4. jika memungkinkan, sediakan pula makanan tambahan dan suplemen gizi
agar tumbuh kembang anak semakin optimal.
5. Orang tua khususnya ibu harus terampil menyesuaikan menu MPASI bagi
anak yang sudah tidak bergantung pada ASI.
4

Kesimpulan :
Persoalan gizi buruk pada bayi di Indonesia masih menjadi salah satu
masalah yang serius. Masalah gizi menghambat perkembangan anak dengan
dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan kedepannya. Terdapat
1,3 juta balita sangat kurus di Indonesia, sementara 1,6 juta balita masuk kategori
kurus (moderat).
Indonesia termasuk dalam 5 besar negara di dunia untuk jumlah gizi buruk
pada anak-anak. Kurang lebih satu dari tiga orang anak Indonesia atau 37,2%
anak Indonesia menderita gizi buruk. Hal ini berarti 9,5 juta anak di bawah umur
lima tahun menderita kekurangan gizi (WFP, 2014). Kekurangan gizi pada usia
dini dapat merusak sistem kekebalan dan meningkatkan durasi atau tingkat
keparahan penyakit menular, pada akhirnya jika tidak ditangani dapat
menyebabkan kematian.

Saran :
Sebaiknya ibu balita dengan anak gizi buruk dan kurang lebih rajin berkunjung
ke Posyandu, sehingga kondisi berat badannya dapat terpantau dengan baik.
Selain itu, pihak Kesehatan perlu memberikan pengetahuan atau penyuluhan pada
ibu tentang penyebab status gizi balita terutama pada ibu yang tidak tamat SD
atau tidak pernah sekolah, karena semakin tinggi pendidikan ibu maka
pengetahuan tentang gizi semakin banyak. Serta perlu fasilitas kesehatan yang
baik dan terjangkau pada daerah yang paling banyak balita dengan status gizi
buruk dan kurang.

Petani sibuk menanam padi


Menanam padi di tengah sawah
Kami tutup presentasi ini
Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
5

Anda mungkin juga menyukai