Disusun Oleh :
1. Muhammad Albern Zabriyan (Nomer Absen : 17)
2. Muhammad Fachri Ramlih (Nomer Absen : 18)
3. Muhammad Fatih Al Fatwa (Nomer Absen : 19)
4. Muhammad Rizqi Naufal Wijaya (Nomer Absen :
20)
5. Yahya Indra Kelana (Nomer Absen : 33)
KELAS : X IPS 1
MAN 14 JAKARTA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………….. i
Daftar isi……………………………………………………………………………….. ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………….. 1
Rumusan Masalah……………………………………………. 1
Tujuan………………………………………………………… 1
BAB 2 : PEMBAHASAN
GEJALA SOSIAL DALAM MASYARAKAT (GIZI BURUK)
a) Pengertian gizi buruk…………………………………. 2
b) Gejala gizi buruk……………………………………… 2
c) Penyebab gizi buruk…………………………………... 3
d) Solusi untuk mengatasi gizi buruk……………………. 4
e) Pencegahan terhadap gizi buruk………………………. 4
BAB 3 : PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………….. 5
Saran…………………………………………………………… 5
ii
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang :
Masalah gizi buruk pada balita merupakan masalah kesehatan masyarakat
sejak dahulu. Krisis ekonomi yang terjadi akulturasi beragam budaya yang terjadi
sejak tahun 1997 sampai saat ini masih belum dapat ditanggulangi dengan baik.
Hal ini menyebabkan jumlah keluarga miskin semakin banyak dan daya beli
terhadap pangan menurun. ketersediaan bahan makanan dalam keluarga menjadi
terbatas yang pada akhirnya berpotensi menimbulkan terjadinya gizi kurang
bahkan gizi buruk.
Kekurangan gizi merupakan factor utama yang menyebabkan kematian
bayi dan balita. Masalah gizi umumnya disebabkan oleh dua faktor utama, yakni
infeksi penyakit dan rendahnya asupan gizi akibat kekurangan ketersediaan
pangan ditingkat rumah tangga atau pola asuhan yang salah. Masalah gizi buruk
dan gizi kurang pada anak balita merupakan masalah yang perlu ditanggulangi.
Balita merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap masalah
kesehatan, terutama masalah gizi kurang atau buruk. Hal ini disebabkan karena
pada saat fase balita akan terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat. Balita juga cenderung susah makan dan asupan zat gizi yang tidak baik.
B.Rumusan Masalah :
1. Apa pengertian gizi buruk?
2. Apa gejala yang terjadi pada gizi buruk?
3. Apa penyebab gizi buruk?
4. Bagaimana solusi yang tepat untuk penderita gizi buruk?
5. Apa pencegahan yang tepat untuk mengatasi gizi buruk?
C.Tujuan :
1. Mengetahui pengertian tentang gizi buruk.
2. Mengetahui gejala-gejala pada penderita gizi buruk.
3. Mengetahui penyebab-penyebab pada penderita gizi buruk.
4. Mengetahui solusi untuk mengatasi gizi buruk.
5. Mengetahui pencegahan untuk mengatasi gizi buruk.
1
Pembahasan
Penyebab gizi buruk atau kwashiorkor adalah karena anak tidak memeroleh
makanan dengan kandungan energi dan protein yang cukup. Umumnya hal ini
sering dikaitkan dengan tingkat perekonomian yang rendah.
Itulah sebabnya kasus gizi buruk atau kwashiorkor banyak terjadi di negara
berkembang. Selain dikarenakan rendahnya tingkat perekonomian, kurangnya
pengetahuan orangtua akan nutrisi yang diperlukan tubuh anak juga turut
memengaruhi.
Pada dasarnya gizi buruk atau kwashiorkor bukanlah gangguan yang terjadi
secara mendadak. Kondisi ini berlangsung secara perlahan. Karena itu penting
untuk mencegah agar anak tidak mengalami kondisi ini dengan cara memberikan
asupan makanan cukup gizi.
3
Kesimpulan :
Persoalan gizi buruk pada bayi di Indonesia masih menjadi salah satu
masalah yang serius. Masalah gizi menghambat perkembangan anak dengan
dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan kedepannya. Terdapat
1,3 juta balita sangat kurus di Indonesia, sementara 1,6 juta balita masuk kategori
kurus (moderat).
Indonesia termasuk dalam 5 besar negara di dunia untuk jumlah gizi buruk
pada anak-anak. Kurang lebih satu dari tiga orang anak Indonesia atau 37,2%
anak Indonesia menderita gizi buruk. Hal ini berarti 9,5 juta anak di bawah umur
lima tahun menderita kekurangan gizi (WFP, 2014). Kekurangan gizi pada usia
dini dapat merusak sistem kekebalan dan meningkatkan durasi atau tingkat
keparahan penyakit menular, pada akhirnya jika tidak ditangani dapat
menyebabkan kematian.
Saran :
Sebaiknya ibu balita dengan anak gizi buruk dan kurang lebih rajin berkunjung
ke Posyandu, sehingga kondisi berat badannya dapat terpantau dengan baik.
Selain itu, pihak Kesehatan perlu memberikan pengetahuan atau penyuluhan pada
ibu tentang penyebab status gizi balita terutama pada ibu yang tidak tamat SD
atau tidak pernah sekolah, karena semakin tinggi pendidikan ibu maka
pengetahuan tentang gizi semakin banyak. Serta perlu fasilitas kesehatan yang
baik dan terjangkau pada daerah yang paling banyak balita dengan status gizi
buruk dan kurang.