Pohutu Moponika
Pohutu Moponika
1.1 Pengantar
1.2 Landasan
Meskipun masyarakat Gorontalo memiliki landasan falsafah tersendiri
dalam proses pernikahan, namun sebagai daerah yang tak terpisahkan
dari NKRI, maka landasan hukum yang mendasarinya adalah Al-Qur’an dan
Hadist, UU No. 1 Tahun 1974, UU No. 7 Tahun 1989 dan Kompilasi Hukum
Islam.
Adat pernikahan Gorontalo memiliki landasan falsafah “adat
bersendikan syara’, syara’ bersendikan Kitabullah (Qur’an). Jelaslah bahwa
adat Gorontalo, khususnya adat pernikahan Goronta o berlandaskan
agama Islam sebagaimana firman Allah dalam surah Ar-Rum ayat 21 yang
berbunyi “W amin aayaatihii an khalakalakum min anfusikum azwaajan
litaskunuu ilaihaa waja’ala bainakum mawaddatau warahma inna fiizaalika
la’aayaa til likaumii yatafakkaruun”. Artinya : dan diantara tanda - tanda
kekuasaan Allah ialah Dia menciptakan untukmu isteri - isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasakan tentram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar - benar terdapat tanda bagi kaum yang berpikir. Sabda
Rasulullah s.a.w “Annikahu sunnati famanlam ya’mal bisunnatii falaisaminni”
artinya nikah itu adalah sunnahku, barang siapa tidak melaksana an sunnahku
maka ia tidak termasuk sebagai umatku. “Tunkahul maratul liarbain limaliha
1.5 Persyaratan
Yang maksud dengan persyaratan disini ialah syarat sud h boleh
nikah, baik si gadis maupun si jejaka dan persyaratan lain ya dianggap perlu.
Biasanya kalau seorang jejaka atau anak gadis telah memperlihatkan gejala
‘bertunangan’, maka si ibu memberikan nasihat sebagai erikut :
Uuti banda pulua wahai anak kandungku
Po’opiohe momili jodo patua hati - hati memilih jodoh
Sababu de kuubulu pondolo putua sebab berpisah karena meninggal
dunia
Uuti banda tuluta wahai anakku sayang
Tulaota ta’o aagama wawu motota pilih gadis beragama dan
berpendidikan.
Sababu tio gaambangi mo ‘aawota sebab dia mudah bergaul
Wolo o ngongala’a ta ngopilopota dengan keluarga akan satu dan
saling menghormati.
Dila lipatamu u nyaamani molimomoto jangan lupa gadis yang sehat dan
cantik
Hiiyala limongoli Moopi’oto dumo’oto agar rumah tangga kamu
akan kekal dan sejahtera
E-Book Pohutu Moponika 9
Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2014
Tunggulo hilao piduduto tumoto agar pikiran terpusat
Banda ta otoli’ango wahai anak yang disayang
Debo polulaoto ta o hale motolango pilih juga gadis yang berakhlak baik
Debo polulaota ta o upango pilih juga gadis anak yang berharta
Alihu timongoli diila matelopolango agar kamu tidak mati kelaparan
Tunggulo hilawo Moali moolango sehingga hati pikiran tenang selalu
1.9 Kelengkapan
Kelengkapan tata upacara adat moponika terdiri dari :
1. Gapura/arkus ‘alikusu’ gambar, ukuran dan keterangan terlampir.
2. Tangga adat ‘tolitihu’ gambar, ukuran dan keterangan terlampir.
3. Pohon Pinang ‘luhuto’ dan mulut buaya ‘Ngango lo Huwayo’ gambar, ukuran
dan keterangan terlampir sesuai payu.
4. Bulita ‘tambibala’ gambar, ukuran dan keterangan terlampir.
5. Kola - kola gambar, ukuran dan keterangan terlampir.
Kola – kola merupakan hantaran adat yang akan dimuati dengan ayua
atau perangkat adat yang lain yang akan diantarkan kepada pihak
perempuan. Kola – kola berbolak – balik sebanyak 4 kali dalam proses
perkawinan pada masa dahulu. Yaitu empat kali itu, yakni (I) pada waktu
mengantarkan hu’o lo ngango , (II) mengantarkan mahar, (III) mengantarkan
E-Book Pohutu Moponika 15
Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2014
bahan makanan ‘dilonggato’ dan (IV) mengantarkan u kilati yakni pada hari
perkawinan. Kola– kola dihiasi dengan janur dan dimuat dalam pedati atau
truk. Pada kola – kola itu ditempatkan pula anggota rombongan pihak laki–
laki antara lain melaksanakan handalo, tinilo dan tugas–tugas lain.
1.10.3 Tonggu
Tonggu adalah salah satu syarat untuk memulai sesuatu
pembicaraan, yang terdiri dari :
1. Tonggu lo Ulipu pelaksanaan acara dalam jarak dekat (dalam satu
wilayah).
2. Tonggu lo A’ato dalalo dilaksanakan oleh yang berbeda wilayah.
1.10.4 Tapahula
Tapahula ialah suatu wadah yang terbuat dari kayu yang
modelnya berbentuk bundar dan mempunyai penutup, dimana wadah
ini digunakan sebagai tempat membawa sirih, pinang, tembakau.
Tapahula juga digunakan sebagai tempat membawa perlengkapan tata
rias calon pengantin perempuan.
Pelaksanaan :
Sesaat sebelum rombongan peminangan (tolobalango) berangkat,
salah seorang pendamping juru bicara keluarga berangkat lebih dahulu
untuk mencari tahu kesiapan (mengilalo huhuloa) pihak keluarga
wanita. Setelah tiba memberi salam lalu duduk kemudian berkata
sebagai berikut : Watia botiya bo pilopotolodulungiomai li
wutatondo………. Pe’i pongilalowa lio ma’o huhulo’a wanu aa
ledapato owwoluwo loadati lo tolobalango, tanu maa popolaahuliomayi.
(Saya ini utusan dari Bapak …… untuk mengecek kehadiran para
undangan, dan apabila sudah siap maka adat peminangan n
diberangkatkan kemari).
Dijawab oleh juru bicara wanita sebagai berikut : wanu ilalowamola
tohuhulo’a debo donggo woluwo taa tomatangalo, bo ito debo
maa wohiyala dalalo. (Bila memperhatikan kehadiran masih ada
undangan yang belum hadir namun saudara sudah dapat ka i beri
jalan).
Utusan pamit kembali setelah sampai dipihak keluarga pria langsung
memberitahukan kesiapan keluarga wanita dan kemudian r bongan
adat tolobalango (peminangan) diberangkatkan. Setelah sampai
dipintu pagar rumah keluarga wanita utusan tadi masuk lebih dahulu
untuk memberitahukan bahwa adat tolobalango sudah siap untuk
dinaikkan dengan kata – kata owolialo olando wolo mongowutatondo
adati lo tolobalango tanu mapolayio mayi, yang dijawab oleh juru
bicara pihak wanita dengan : “Bismillahirrahmanirrahim” toduwolo
(silahkan). Utusan tersebut balik ke rombongan pihak pria kemudian
bersama - sama rombongan memasuki rumah keluarga wanita sambil
memberi salam. Setelah berada dalam ruangan, maka ketiga wadah
Perincian Tonelo
N i l a i
No Jenis Dahulu Seminar Sekarang
1984
1 Tonggu f. 25,00 Rp. 160,00 Rp. 25.000,-
2 Kati (wopato kati) f. 10,00 Rp. 100,00 Rp. 10.000,-
3 Tonelo/maharu(tawu f. 100,00 Rp, 250,00 Rp.500.000,-
4 wopato) f. 25,00 Rp. 25,00 Rp. 25.000,-
5 Tutu lo piludulu f. 25,00 Rp. 25,00 Rp. 25.000,-
6 Bulua lo u moonu f. 25,00 Rp. 25,00 Rp. 25.000,-
Catatan :
- Tawu wopato Rp. 500.000,- (untuk olongia)
- Tawu totolu Rp. 375.000,- (untuk huhuhu, wulea lo lipu dan wali –
wali)
- Tawu duluwo Rp. 250.000,- (berlaku untuk tuwango lipu) sehingga
jumlah tersebut diatas akan berkurang Rp. 125.000 untuk tawu
totolu dan Rp. 250.000 untuk tawu duluwo.
- Pos adat lainnya yang diperlakukan pada tahapan – tahapan
selanjutnya :
a. Saat Akad Nikah, Baiat wopato kati = Rp. 10.000,- Wali, tawu
tuwawu = Rp. 25.000,- Du’a motaalua (ditanggung kedua belah
pihak) sesuai kesepakatan
b. Adat Malam ( mopotuluhu), Dehu lo kulambu, Pate lo tohe,
woopo ( dupito ) dan wu’adu ta’ato nilainya masing-masing
sasuku = 4 suku = dahulu 4 x f. 0,40, sekarang = 4 x Rp.
400,- = Rp. 1.600,-
- Untuk menjaga turunnya nilai mata uang rupiah, maka ketetapan
mahar tawu tuwawu disesuaikan dengan harga 1 gram emas
sesuai pasaran yang berlaku.
Pos adat / perlengkapan dan isinya untuk orang k banyakan :
1. Tonggu, tawu tuwawu f, 25,- terisi di tapalu penutup segi 3
2. Kati, dulo kati f, 5,- terisi di tapalu penutup segi 3
3. Maharu tawu duluwo f, 50,-terisi di tapalu penutup segi 4
4. Tutu lo polidulu tawu tuwawu f, 25,-terisi pada pomama diletakkan di
belakang mahar
E-Book Pohutu Moponika 65
Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2014
5. Buluwa lo umonu tawu tuwawu f, 25,-terisi pada pomama diletakkan di
belakang mahar
6. Bunggato, tawu tuwawu f, 25,-diserahkan pada aqad nikah
7. Luwalo, tawu tuwawu f, 25,-diserahkan pada aqad nikah
8. Heyi lo Huheputo, tawu tuwawu f, 25,-diserahkan pada aqad nikah
9. Dudelo dulo kati f, 5,-diserahkan pada aqad nikah
10. Wulo lo oato, sasuku f,0,40,-diserahkan di rumah pengantin pria saat
dibawa
11. Tilolo saleyali f,1,60,-diserahkan di rumah pengantin pria saat dibawa
1 buah tapahula berisi bedak tradisional dan harum - haruman
1 buah tapahula berisi kosmetik dan perlengkapan mandi
1 batu kikis dan pedupaan
3 buah pomama berisi sirih pinang dan uang
Pinang – gambir – sirih dan tembakau masing – masing 2 baki
Buah – buahan inti, jeruk bali – nenas – tebu - nangka dan tunas
kelapa serta buah buahan tambahan masing – masing 2 baki
(tidak mutlak) boleh ada, juga boleh tidak ada suai
kesepakatan.
1 Buah payung adat untuk memayungi tonggu.
Pos adat dan bahan tersebut di atas dibawa kenderaan atau jalan kaki
bila rumah keluarga calon mempelai wanita dekat. Di rumah calon
mempelai wanita disiapkan kain alas sepanjang yang diperlukan.
Pelaksanaan hantaran adat harta pernikahan dapat dikat gorikan 3
tingkatan berikut ini.
1. Secara biasa untuk orang kebanyakan sebagaimana telah
diuraikan diatas.
2. Secara adat pohu - pohuli maupun pohu - pohutu untuk wali - wali,
Camat dan wedana. Pos adat sama dengan untuk orang
kebanyakan hanya bahan / buah - buahan bertambah 1 baki
sehingga menjadi 3 baki setiap jenis dari pomama serta apahula
bertambah 1 buah. Sedang di rumah keluarga calon mempelai
wanita alas kain warna adat dan personilnya harus
Catatan:
1. Ketentuan jumlah pos adat adalah sesuai pola adat dahulu saat
wilayah adat Gorontalo masih menggunakan mata uang Gol n
dan pada seminar adat tahun 1984 telah disepakati untu tidak ada
lagi perbedaan mahar / mas kawin bagi masyarakat Gorontalo
yakni rata - rata Rp. 250,- dan sekarang ini disesuaikan
(Yindlayinga liyo) dengan perhiasan emas dan pakaian sholat
bahkan uang pun wanggaaliyo (ditambah) dari jumlah ketentuan
tersebut. Perlu pula sekedar diketahui bahwa dahulu ada istilah
OLONGIA MOTIMBULI artinya raja kawin dengan puteri raja,
maharnya tawu mopula duluwo = f. 300,- atau 12 orang
budak.
2. Pada pelaksanaan hantaran adat harta pernikahan ategori
kedua ketiga dimuat dengan kola - kola yakni kenderaan yang
dibentuk model perahu dari bahan bambu kuning yang diramu dan
dihiasi janur, pohon pinang dan ngango lo huayo serta pada
pelaksanaannya diiringi lagu Tinilo kola - kola dan dirumah keluarga
calon pengantin Pria (CPP) maupun dirumah keluarga Cal n
pengantin wanita (CPW) dilengkapi Tolitihu (tangga adat lengkap).
Apabila yang akan kawin putri taa tombuluwo dalam hal ni, camat,
E-Book Pohutu Moponika 67
Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2014
wedana atau gubernur/bupati/walikota serta mantan harus
dibuatkan alikusu (arkus) 3 susun dan tambibala (tempat
persidangan adat) atau bulita lo aadati . Demikian pula dengan
putera-puteri para penyandang pulanga kehormatan.
Pelaksanaan :
Sebagaimana pelaksanaan peminangan apabila penghantaran adat
harta pernikahan dilaksanakan beberapa hari sesudah acara
peminangan, maka harus dilaksanakan baalanga lo dutu 2 hari
sebelumnya.
Adat hantaran dipaparkan dahulu dirumah keluarga CPP sebagai
gambaran, nanti pada pemaparan dirumah CPW.
Contoh pemaparan untuk katageri I,II, dan III baik dir mah keluarga
CPP maupun CPW lihat gambar.
Pada pelaksanaan hantaran adat harta pernikahan kategori II, penutup
tonggu dan kati segi 4 dan penutup mahar segi 6, sedan untuk
kategori III, penutup tonggu dan kati segi 4 dan penut p mahar segi 8,
demikian pula halnya dengan buah - buahan inti untuk kategori II,
nenas dan jeruk bali setiap 1 baki 4 buah, nangka 1 baki 1 buah dan
tunas kelapa 1 baki 4 buah.
Selesai pemaparan, untuk kategori I disampaikan oleh utoliya kepada
Taa udaa bahwa adat hantaran harta pernikahan akan dit runkan dari
rumah keluarga CPP, kemudian akan diberangkatkan kerum h
keluarga CPW, sedang untuk kategori II dan III dimaklumkan Wuu dan
seorang Taa Udaa kepada Taa Tombuluwo (Pembesar Negeri).
Adat hantaran harta pernikahan dimuat pada kenderaan biasa untuk
kategori I dan pada kola - kola untuk kategori II dan III, seratus meter
sebelum pintu pagar halaman rumah keluarga CPW, utoliya akan
menyampaikan kepada Taa Udaa dan Utoliya wolato (juru bicara yang
menunggu) bahwa adat hantaran harta pernikahan akan diturunkan
dari kenderaan dan akan dinaikkan kerumah keluarga CPW sedang
1. Payung / Tonggu
2. Kati
3. Maharu
4. Buluwalo umonu
Ta ilo pohilulu
5. Tapahula
6. Botu pongila
Pedupaan
7. Pinang
8. Gambir
9. Sirih
10. Tembakau
11. Jeruk Bali
12. Nenas
13. Tebu
14. Nangka
15. Tunas Kelapa
Maksudnya :
Hormat bagi tuanku memperhatikan segala uraian t nku dan
saudaranda tuanku, kami para kakek tuanku pemang u adat
negeri ini mengamati keberadaan tuanku, sebagaimana keadaan
pada saat dan pada hari ini sudah sempurnalah cara
……………… kalau masih ada yang patut dibicarakan s lahkan
diteruskan. Jika sudah tidak ada yang dibicarakan, kami para
pemangku adat negeri ini mohon diri untuk pamit.
1.13.8 Mopotilandahu
Mopotilandahu ‘malam pertunangan’ adalah tahapan ke delapan
dari acara adat pernikahan suku Gorontalo. Acara ini
dilaksanakan dirumah calon pengantin wanita pada lam hari, H
– 1 terdiri dari tiga kegiatan :
a. Hatamu ‘khatam Qur’an’
b. Molapi saronde ‘tari saronde’
c. Motidi ‘tarian tidi’
Untuk acara pernikahan pohu – pohuli maupun pohu – pohutu
tahapan ini mutlak dilaksanakan dan pada saat modepita
dilanggato disertai dengan sebuah tapahula yang berisi selendang
4 warna adat yakni : 1 lembar warna merah dan 3 lembar
lainnya warna ungu, hijau dan kuning, sedang pa pelaksanaan
secara biasa tidak harus dilaksanakan dan kadang kala hanya
khatam Qur’an saja yang dilaksanakan.
Dari ketiga acara yang dilaksanakan pada acara mopotilandahu,
ada yang pelaksanaan dan pengadaan personilnya oleh keluarga
calon pengantin pria berikut biayanya yakni molapi saronde, ada
yang pelaksanaan dan pengadaan personil serta biaya ditanggung
bersama yakni khatam Qur’an serta ada yang pelaksanaan dan
biayanya ditanggung oleh keluarga calon pengantin wanita yakni
E-Book Pohutu Moponika 88
Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2014
tidi. Ketiga acara tersebut diatas merupakan satu paket yang
dilaksanakan dengan uraian sebagai berikut :
a. Khatam Qur’an
b. Saronde
c. Tidi
Persiapan
a. Dirumah keluarga calon pengantin pria (CPP)
1. Personil pemangku adat / taa tombuluwo
2. Personil pembawa lagu saronde ( turunani )
3. Personil pendamping pengantin pria dan keluarga
4. Rebana
b. Dirumah keluarga calon pengantin wanita (CPW)
1. Personil taa tombuluwo
2. Personil pemangku adat lengkap dan keluarga
3. Bolsak yang beralaskan blodul warna merah tua atau hijau
untuk tempat duduk calon pengantin pria
4. Sebuah Al – Qur’an
5. Perlengkapan tarian tidi
Pelaksanaan
a. Dirumah keluarga calon pengantin pria (CPP)
1. Mopobulito / mengatur urutan tempat duduk untuk
persidangan adat
2. Mopoma’alumu ‘memaklumkan’ bahwa calon pengantin pria
akan diberangkatkan kerumah calon pengantin wanit
dengan prosesi adat, tuja’i ‘sajak’ :
- Mopolengge ‘mempersilahkan berdiri’
- Mopodiyambango ‘mempersilahkan melangkah’
- Mopoluwalo ‘mempersilahkan keluar pintu rumah’)
- Mopolaahu ‘mempersilahkan turun tangga adat’
- Mopondalengo ‘mempersilahkan berjalan’
7. Tidi
Tidi ‘tari klasik’ adalah tari kebesaran adat Gorontalo khu s
untuk pengantin wanita yang mengandung nasihat ba a
dalam mengarungi bahtera rumah tangga, harus sabar, saling
percaya (jujur), hemat dan menjaga kehormatan demi
terwujudnya rumah tangga bahagia, sejahtera, sakinah
mawaddah dan warahmah.
Urutan kegiatan :
- Mopomaalumu ‘memaklumkan’
- Menjemput calon pengantin wanita dari kamar pengantin e
pelaminan
I. Persiapan
a. Di rumah keluarga pengantin pria
- Untuk acara adat biasa
1) Sarana adat tidak ada
2) Uang untuk wali dengan nilai f. 1,60 sekarang Rp.
16.000,-
3) Uang untuk Bae’at dengan nilai f. 0,80 sekarang Rp.
10.000,-
4) Uang untuk Doa sesuai kesepakatan
5) Uang adat lainnya : bunggato – luwalo – bunggala –
heyi lo huheputo – dudelo – wulo lo o’ato – tilolo – pate
lotohe – dehu lo kulambu – wo’opo (dupito) – wuadu
ta’ato. Pos tersebut mulai dari bunggato s/d heyi lo
huheputo masing – masing f. 25,- dudelo 2 kati f. 5,-
wulo lo o’ato f. 0,40,- tilolo f. 1,60,- pate lo tohe dehu
lo kulambu, woopo dan wuade loato masing– masing 1
kati f. 0,70,- ( masing–masing dikali Rp. 1.000-)
6) 1 buah payung adat
7) Personil pengiring : utoliya dan keluarga
- Untuk acara adat pohu – pohuli
1) Sarana adat : 1 buah tolitihu ‘tangga adat’
2) Uang untuk pos adat sama dengan diatas hanya
untuk pos adat dudelo menjadi tolo kati = f. 7,50,-
sekarang Rp. 7.500,-
E-Book Pohutu Moponika 98
Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2014
3) 1 buah payung adat
4) 1 buah pomama yang berisi tonggu lo ulipu, den n
nilai tawu tuwawu f. 25,- sekarang Rp. 25.000,-
5) Personil pengiring : Baate atau Wuu atau Kimalaha
dan keluarga
II. Pelaksanaan
a. Di rumah keluarga pengantin pria
- Secara adat biasa
1) Pengantin pria setelah berwudhu, ganti pakaian
dengan pakaian akaji yakni takowa kiki, memakai
etango dan keris yang dipasang terbalik (tangkai /
bengkoknya keatas), serta tambe ‘selempang yang
dipasang dibahu kanan’ dan payunga tilabatayila
‘destar empat warna’.
ii) Palebohu
a. Wu’u lo Suwawa
i. Bismillah momale bohu Dengan nama Allah
memberi nasihat
Banta banta podungohu Kedua ananda dengarkan
Lo aadati mopiyohu Dengan upacara adat
nan sempurna
Banta banta pototawala Kedua kamu memadu
cinta
b. Baate lo Limutu
i. Bismillah momale bohu Dengan nama Allah mulai
menasihati
Wombu duluwo podungohu Kedua cucunda dengarlah
Ajali palebohu Pengajaran nasihat adat
Lo dile bikiri bohu Ananda sebagai pengantin
baru
To adati mopiyohu Dengan adat istiadat nan
baik
Agama pilo lolohu Dasar agama sebagai
dasarnya
Catatan :
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Pelaksanaan acara pernikahan tidak mengganggu waktu shalat.
2. Resepsi pernikahan dilaksanakan pukul 19.10 wita.
3. Selalu menggunakan nama hari (Ahad) dalam setiap kali encantuman nama
hari.
Tim Edit/Penyunting :
1. Prof. Dr. Hi. Masyur Pateda
2. Hi. D. K. Usman
3. K.H. Drs. Abd. Rasyid Kamaru, M.Ag
4. Hi. A. W. Lihu
5. Usman Miolo, SE