Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSASAAN

A Pengertian
Keputusasaan merupakan kondisi subjek yang ditandai dengan individu
memandang hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada alternatif atau pilihan pribadi dan
tidak mampu memobilisasi energy demi kepentingannya sendiri.(Nanda, 2011 )
Keputusasaan adalah suatu kondisi yang sangat umum dialami oleh setiap
orang dalam hidupnya. Secara psikologis, keputusasaan sangat erat kaitannya
dengan harapan. Keduanya memiliki kaitan yang erat, namun merupakan dua
pengalaman yang berbeda. Orang yang putus asa, akan mampu mengatasi keputusasaan
tersebut dengan menghadirkan harapan dalam dirinya ketika menghadapi situasi sulit.
Semakin seorang individu menyadari dan memahami keputusasaannya, maka semakin
dirinya berpotensi untuk mengembangkan harapan akan situasi yang lebih baik, begitu
juga sebaliknya (Farran dkk, 1995)
B Tingkatan
1) Affective Component
Keputusasaan diekspresikan sebagai perasaan ketidakberdayaan dan kehampaan,
serta perasaan kehilangan semangat.

Cognitive Component

Akan mengalami kesulitan untuk merealisasikan rencana-rencana yang telah disusun


dan kesulitan dalam menhyadari cara-cara alternative untuk mengatasi masalahnya.
2) Behavioral Component
Individu yang putus asa akan mengalami “paralysis” atau ketidakmampuan untuk
bertindak.
C Komponen
1) Experiental Process
Individu menjalani serangkaian pengalaman hidup yang negative sehingga membuat
dirinya putus asa.
2) Spiritual/ Transcendent Process
Berkurang atau menghilangnya kemampuan seseorang untuk membayangkan
kemungkinan pertolongan yang berasal dari luar diri mereka, baik pertolongan tuhan
ataupun orang lain.
3) Irrational Process
Ketiadaan respon yang rasional terhadap kehilangan dan pengalaman hidup yang
sulit.
4) Relational Process
Individu tidak mampu mempercayai orang lain, individu sulit membayangkan bahwa
orang lain memberikan kegembiraan dan dukungan.
D Penyebab
1) Perubahan fisik sebagai akibat respons keputusasaan
2) Respons kehilangan sebagai stressor keputusasaan
3) Disfungsi proses keluarga
4) Kehilangan makna hidup
5) Dukungan dan motivasi diri sebagai sumber koping menghadapi keputusasaan,
6) Hikmah spiritual dibalik keputusasaan stroke survivor
7) dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik
E Factor Predisposisi
1) Biologis
Riwayat keluarga menderita depresi, status nutrisi, ststus kesehatan secara umum,
pembatasan aktivitas jangka panjang.
2) Psikologis
Stres jangka panjang, Retardasi mental, kemampuan komunikasi verbal kurang,
pengalaman masa lalu kurang menyenangkan dan konsep diri kurang baik.
3) Sosial kultural
Perpisahan dengan anggota keluarga, kegagalan mencapai tugas perkembangan,
pendidikan, pekerjaan kurang baik. Kegagalan menjalankan peran, pengalaman sosial
4) Faktor predisposisi secara sosial
Agama dan keyakinan, keikutsertaan dalam kelompok, sering mengalami penolakan.
F Kesimpulan Mengenai Jurnal
PENGARUH LOGOTHERAPY TERHADAP KEPUTUSASAAN PADA
NARAPIDANA WANITA DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN
WANITA KELAS IIA BANDUNG
Angka kriminalitas setiap tahunnya mengalami peningkatan. Seseorang yang
melakukan tindakan kriminalitas, dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan
yaitu kerugian materil maupun imateril. Dengan tinggal di lapas, narapidana wanita
akan mengalami loss of family, loss of control, loss of model dan lack of stimulation
sehingga dapat mengakibatkan keputusasaan. Dampak dari keputusasaan apabila tidak
segera ditangani dapat mengakibatkan depresi dan bunuh diri. Logotherapy adalah
psikoterapi yang bertujuan untuk membantu individu menemukan makna hidup pada
situasi apapun termasuk dalam situasi yang tidak menyenangkan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa usia rata-rata pada kelompok
kontrol 38,43 tahun dengan rentang usia paling muda 19 tahun dan paling tua 62
tahun dan pada kelompok intervensi usia rata-rata 39,45 tahun dengan rentang usia
paling muda 20 tahun dan paling tua 60 tahun. Sedangkan rata-rata masa tahanan
pada kelompok kontrol 3,71 tahun dengan rentang paling sedikit masa tahanan 1 tahun
dan paling lama masa tahanan 8 tahun, sedangkan pada kelompok intervensi rata-
rata masa tahanan 3,14 tahun dengan rentang paling sedikit masa tahanan 1 tahun dan
paling lama masa tahanan 8 tahun. Untuk pendidikan narapidana wanita lebih banyak
dengan pendidikan tinggi yaitu 29 (50,9%), pekerjaan narapidana wanita lebih
banyak yang bekerja yaitu 38 (66,7%), status perkawinan narapidana wanita lebih
banyak yang menikah yaitu 30 (52,6%) dan jenis kasus narapidana wanita lebih
banyak yaitu narkoba 30 orang (29,8%).
Dari hasil penelitian didapatkan hasil tidak ada perbedaan tingkat
keputusasaan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum dilakukan
logotherapy dan ada perbedaan tingkat keputusasaan antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol setelah dilakukan terapi. Pada kelompok intervensi antara sebelum
dan setelah dilakukan logotherapy didapatkan penurunan tingkat keputusasaan yang
signifikan. Penurunan skor rata-rata keputusasaan pada narapidana wanita setelah
dilakukan logotherapy adalah 3 kali lipat dibandingkan dengan sebelum dilakukan
logotherapy. Pada kelompok kontrol meskipun tidak dilakukan intervensi, terdapat
penurunan tingkat keputusasaan antara pre test dan post tes.. Penurunan skor rata-
rata keputusasaan pada narapidana wanita kelompok kontrol adalah satu kali lipat
dibandingkan dengan kelompok intervensi yang dilakukan logotherapy.Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa logotherapy ada pengaruhnya dalam menurunkan
tingkat keputusasaan pada narapidana wanita di lapas wanita Kelas IIA Bandung.
DAFTAR PUSTAKA

Farran C.J., Herth K.A.,Popovich J. (1995). Hope and Keputusasaan: Critical Clinical

Constructs. CA; Sage Publishing Company.

Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 3 No. 2, Juli 2017: 101-110

Jurnal Psikogenesis. Vol. 1, No.1/Desember 2012

NANDA.2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 9. Jakarta:EGC

Rudi Ana Keliat DKK.2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai